Anda di halaman 1dari 23

Universitas Pendidikan Indonesia Peta Geologi

BAB XIV Peta Geologi

A. Pengantar dan Tujuan Pembelajaran


Mata kuliah geologi merupakan mata kuliah dasar yang terdapat dalam kurikulum
Program Studi Pendidikan Geografi yang memiliki kontribusi dalam kompetensi lulusan
yang berkualitas baik sebagai calon guru geografi atau seorang analis sistem informasi
geografis, penginderaan jauh dan kewilayahan nantinya. Diharapkan hasil dari
pembelajaran mahasiswa mampu memahami secara keseluruhan tentang peta geologi
dan kegunaannya secara teori dan praktek di lapangan.
Adapun tujuan pembelajaran dari bab ini adalah:
1. Memberi pemahaman dan penjelasan kepada mahasiswa tentang peta geologi dan
informasinya.
2. Memberi pemahaman dan penjelasan kepada mahasiswa tentang kegunaan dari
peta geologi.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran di atas, mahasiswa diharapkan membaca dan
menyimak uraian materi dengan seksama, mengerjakan tugas, dan mengerjakan latihan.
Selamat belajar!

B. Uraian Materi
1. Pengertian Peta Geologi
Apa yang dimaksud dengan peta? Peta merupakan gambaran kecil dari permukaan
bumi. Sedikit banyak jika dibandingkan dengan peta pada umumnya, peta geologi merupakan
gambaran mengenai informasi mengenai sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur, struktur,
tektonika dan lain sebagainya yang behubungan dengan sumber daya. Peta geologi ialah salah
satu dari bentuk data dan informasi geologi dari suatu wilayah atau daerah dengan tingkat
kualitas yang berdasarkan skala.
Biasanya peta geologi ditampilkan berupa gambar dengan warna, simbol dan beberapa
corak atau gabungan dari ketiganya. Untuk menggambarkan kondisi geologi tersebut harus

Totok DP, Yakub M & Hendro M 309


Universitas Pendidikan Indonesia Peta Geologi

menggunakan beberapa aturan teknis seperti batas – batas satuan batuan ataupun struktur
yang berupa garis dan juga penyebarannya harus mengikuti bentuk tubuh batuan beku. Untuk
perbedaan jenis yang terdapat pada batuan, diberikan tanda atau warna. Sedangkan untuk
batuan sedimen tergantung dari hasil jurus (stike) dan kemiringan (dip).
Peta geologi secara SNI didefinisikan dalam penyusunan peta geologi adalah sebagai berikut:
a) Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu
daerah/wilayah/kawasan dengan tingkat kualitas berdasarkan skala.
b) Peta geologi menggambarkan informasi sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur,
stratigrafi, stuktur, tektonika,fisiografi dan sumberdaya mineral serta energi.
c) Peta geologi disajikan berupa gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan
ketiganya. Penjelasan berisi informasi, misalnya situasi daerah, tafsiran dan rekaan
geologi, dapat diterangkan dalam bentuk keterangan pinggir.
Pembuatan peta kali ini memang merupakan bagian dari sejarah pemetaan geologi yang
dimulai pada 1921. Saat itu pemetaan geologi lebih banyak dimanfaatkan untuk menemukan
bahan tambang dan galian. Mengutip situs Badan Geologi, sejarah pemetaan geologi di
Indonesia dibagi menjadi empat periode:
• Periode I: Antara 1921-1968. Pemetaan dilakukan secara setempat-setempat
terutama di wilayah Jawa dan Sumatera.
• Periode II: Dari tahun 1969 sampai 1995. Pemetaan Geologi dilakukan secara
sistematik pada skala 1: 100.000 untuk wilayah pulau Jawa dan 1:250.000 untuk
wilayah Pulau Jawa.
• Periode III: Antara tahun 1996 sampai 2008, pemetaan geologi sudah dilakukan
dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dan yang juga mendukung
pelaksanan dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dan juga mendukung
pelaksanaan geologi tematik.
• Periode IV: Dari tahun 2009 sampai saat ini pemetaan dilalkukan dengan pemantapan
dengan teknologi penginderaan jauh resolusi tinggi untuk melakukan pemetaan
dengan skala yang lebih besar 1:50.000.
Pada sisi pembangunan nasional, peta geologi ini dipandang strategis karena berposisi
sebagai penunjang dan pendukung program pembangunan di suatu wilayah yang meliputi
tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Peta geologi yang menyajikan beragam

Totok DP, Yakub M & Hendro M 310


Universitas Pendidikan Indonesia Peta Geologi

informasi berupa jenis dan sebaran batuan, struktur, morfologi dan kemiringan lereng,
kerentanan tanah, serta runtunan variasi batuan misalnya, sangat diperlukan untuk bekal
pengambilan keputusan pengembangan wilayah.
Peta geologi dalam hal kebencanaan akan berperan besar dalam mengantisipasi
jatuhnya korban. Pada bencana longsor misalnya, jika pemerintah daerah memiliki peta
geologi berikut data geologi yang baik, akan terlihat daerah yang berpotensi longsor untuk
kemudian menginformasikan ke masyarakat di kawasan berisiko tinggi.
Peta geologi juga bermanfaat untuk menjadi modal awal dalam menganalisis
keberadaan sumber daya alam, baik itu berupa air, mineral pertambangan, maupun sumber
energi seperti geothermal, minyak, dan gas.
Peta yang dibuat berdasarkan citra satelit masih banyak keterbatasan, karena itu Badan
Geologi terus melakukan pemutakhiran data dan informasi. Meski begitu setidaknya dalam
dari peta geologi ini bisa diketahui sebaran batuan, lewat gambar 3 Dimensi juga bisa melihat
lembah dan gunung, struktur geologi (lipatan, sesar, maupun kelurusan) sebagaimana
layaknya peta geologi, dan tentu juga terlihat pola drainase, tekstur dan sebagainya.
Peta geologi berdasarkan interpretasi indera jarak jauh itu mesti diperlakukan sebagai
peta pendahuluan. Peta tersebut perlu di-upgrade terus dengan data-data lapangan riil agar
bisa dimanfaatkan di sektor riil baik eksplorasi, pembangunan infrastuktur, mitigasi bencana,
maupun kepentingan lain.

2. Jenis – Jenis Peta Geologi


Peta geologi identik dengan peta topografi, namun peta geologi memiliki beberapa
simbol yang lebih banyak jumlahnya. Peta geologi terbagi menjadi beberapa macam antara
lain:
1. Peta Geologi Permukaan (Surface Geological Map)
Peta geologi ini merupakan peta yang memberikan informasi – informasi geologi
secara langsung terletak di bawah permukaan. Skala peta geologi permukaan
bervariasi yaitu antara 1 : 50.000 hingga lebih dari skala tersebut. Peta ini bermanfaat
untuk menentukan lokasi bahan bangunan, drainase, pencarian sumber air dan juga
pembuatan jalan.

Totok DP, Yakub M & Hendro M 311


Universitas Pendidikan Indonesia Peta Geologi

Gambar 1. Peta geologi permukaan daerah Samarinda yang menunjukan sebagai


punggungan bukit (Septama, 2017)

2. Peta Singkapan (Outcrop Map)


Merupakan peta yang umumnya berskala besar dan juga mencantumkan lokasi
ditemukannya batuan padat. Peta ini memberi informasi yang berasal dari pemboran
serta sifat batuan dan kondisi strukturalnya. Peta singkapan berguna untuk
menentukan lokasi ditemukannya batuan tertentu.
3. Peta Ikhtisar Geologis
Peta yang memberikan informasi langsung mengenai formasi – formasi yang
tersingkap atau ekstrapolasi terhadap beberapa formasi yang masih tertutup dengan
lapisan endapan Holosen. Umumnya, peta ini menerapkan skala sedang hingga kecil
sehingga kadang dianggap sebagai peta yang skematis.

Totok DP, Yakub M & Hendro M 312


Universitas Pendidikan Indonesia Peta Geologi

Gambar 2. Peta ikhtisar geologis Pongkor (Azurit, 2011)


4. Peta Struktur
Peta yang memilik garis – garis kedalaman yang dikonstruksikan pada permukaan
sebuah lapisan yang terletak di bawah permukaan.

Gambar 3. Peta struktur daerah Tompo, Sulawesi Selatan (Fridolin, 2013)

Totok DP, Yakub M & Hendro M 313


Universitas Pendidikan Indonesia Peta Geologi

5. Peta Isopach
Peta yang menggambarkan garis – garis yang menghubungkan titik – titik sebuah
formasi ataupun lapisan dengan ketebalan yang sama. Pada peta ini tidak ditemukan
konfigurasi struktural.

Gambar 4. Peta isopach Formasi Tanjung, Cekungan Barito (Ridwan, 2014)

6. Peta Fotogeologi
Peta yang dibuat berdasarkan pada interpretasi dari foto udara. Peta ini harus
diberdasarkan keadaan yang sebenarnya di lapangan.

Totok DP, Yakub M & Hendro M 314


Universitas Pendidikan Indonesia Peta Geologi

Gambar 5. Peta fotogelogi berdasarkan citra satelit Patahan Palu Koro, Sulawesi Tengah
(Valkaniotis, 2018)

7. Peta Hidrogeologi
Peta yang menunjukkan kondisi air tanah yang terdapat pada daerah yang
dipetakan. Peta ini dapat diketahui juga lapisan kedap air dan tidak kedap air.

Totok DP, Yakub M & Hendro M 315


Universitas Pendidikan Indonesia Peta Geologi

Gambar 6. Peta hidrogeologi DAS Cimanuk, Indramayu (Sutrisno, 1985)

3. Komponen Peta Geologi


Sebuah peta akan terlihat lebih informatif jika di dalamnya memuat berbagai macam
kelengkapan berupa komponen. Setidaknya ada sekitar 7 komponen yang harus dimiliki
sebuah peta terutama peta geologi, komponen tersebut yaitu:
a. Judul Peta
Judul peta ini menggambarkan informasi yang terdapat di sebuah peta. Biasanya
judul peta terletak di samping atau bawah jika mengikuti standar Badan Informasi
Geospasial. Judul peta ditulis menggunakan huruf kapital.

Totok DP, Yakub M & Hendro M 316


Universitas Pendidikan Indonesia Peta Geologi

b. Legenda
Legenda pada peta berupa kolom yang berisi keterangan mengenai simbol – simbol
yang terdapat pada peta. Legenda menjadi bagian yang penting, sebab pembaca dapat
mengetahui objek yang terdapat pada peta.
c. Skala
Perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak yang terdapat pada peta. Skala dibagi
menjadi 2 yaitu skala garis dan skala nominal.
d. Garis Astronomis
Yaitu garis khayal yang terdiri atas bujur dan lintang. Garis bujur digunakan untuk
menentukan zona waktu, sedangkan garis lintang digunakan untuk melihat penyebaran
iklim.
e. Garis Kontur
Garis yang menunjukan suatu ketinggian yang sama di dalam peta. Garis kontur biasa
ditemukan pada peta geologi dan juga peta topografi.
f. Tahun Pembuatan
Merupakan tahun terakhir peta dibuat. Sebuah peta paling sedikit diperbaharui
setidaknya 5 tahun sekali.
g. Deklinasi
Garis keterangan yang memberikan penunjuk arah utara peta dengan utara
magnetik. Untuk sudut deklinasi akan direvisi 5 tahun sekali. Arah utara bumi selalu
berada di kutub utara pada peta, sedangkan sumbu magnet bumi berada di dekat
Greenland. Dan sumbu magnet bumi selalu bergeser sekitar 0,02 detik ke arah barat atau
timur, hal ini disebabkan oleh pengaruh rotasi bumi.
Skala peta merupakan skala perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya yang
dinyatakan dengan angka atau garis atau gabungan keduanya. Peta geologi berskala
1:250.000 dan yang lebih besar (1:100.000 ; 1:50.000 dan seterusnya) disebut peta geologi
skala besar, bertujuan menyediakan informasi geologi. Untuk peta geologi berskala 1:50.000
menyajikan informasi yang lebih rinci dari peta geologi berskala 1:100.000 dan seterusnya.
Sedangkan peta geologi berskala 1:500.000 dan yang lebih kecil (1:1.000.000; 1:2.000.000 dan
1:5.000.000) disebut peta geologi berskala kecil, bertujuan menyajikan tataan geologi
regional dan sintesisnya.

Totok DP, Yakub M & Hendro M 317


Universitas Pendidikan Indonesia Peta Geologi

Kualitas peta geologi dapat dibedakan atas:


• Peta geologi standar adalah peta geologi yang dalam penyajiannya memenuhi seperti
persyaratan teknis yang tercantum dalam uraian sub bab persyaratan teknis dengan
proses pembuatan mengikuti seperti dalam unsur tambahan utama uraian tersebut.
• Peta geologi tinjau/permulaan adalah peta geologi yang dalam penyajian dan
pembuatannya belum seluruhnya mengikuti kaidah-kaidah peta geologi standar.
Peta geologi dibedakan atas peta geologi sistematik dan peta geologi tematik. Peta
geologi sistematik adalah peta geologi yang menyajikan data dasar geologi dengan nama dan
nomor lembarnya mengacu pada SK Ketua Bakosurtanal No. 019.2.2/1/1975 atau SK
Penggantinya. Sedangkan peta geologi tematik adalah peta geologi yang menyajikan data
geologi untuk tujuan tertentu, misalnya peta geologi teknik, peta geologi kuarter. Seluruh
wilayah daratan Indonesia tercakup dalam peta geologi sistematik dari berbagai skala sebagai
berikut :
a. 1007 lembar peta geologi skala 1:100.000.
b. 198 lembar peta geologi skala 1:250.000.
c. 76 lembar peta geologi skala 1:500.000.
d. 16 lembar peta geologi skala 1:1.000.000.
e. 2 lembar peta geologi skala 1:2.000.000.
f. 1 lembar peta geologi skala 1:5.000.000.
Peta geologi diterbitkan oleh instansi pemerintah atau badan usaha yang ditunjuk
pemerintah. Instansi yang berwenang menerbitkan peta geologi sistematik adalah Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi (disingkat P3G), Direktorat Jenderal Geologi dan
Sumberdaya Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi Republik Indonesia.

4. Persyaratan Teknis Dalam Peta Geologi


Simbol adalah tanda yang dipakai untuk menggambarkan sesuatu pada peta geologi,
berupa singkatan huruf, warna, simbol dan corak, atau gabungannya.
• Singkatan Huruf
Satuan kronostratigrafi pada peta geologi ditunjukkan dengan singkatan huruf
(Gambar 7). Sebagai dokuman/acuan satuan kronostratigrafi adalah tabel (chart) yang

Totok DP, Yakub M & Hendro M 318


Universitas Pendidikan Indonesia Peta Geologi

dibuat oleh Elsevier (1989) atau revisinya. 1). Huruf pertama (huruf besar)
menyatakan jaman, misalnya P untuk Perem, TR untuk Trias, T untuk Tersier. 2). Huruf
kedua (huruf kecil) menyatakan seri, misalnya Tm berarti kala Miosen dalam jaman
Tersier. 3). Huruf ketiga (huruf kecil) menyatakan nama formasi atau satuan litologi,
misalnya Tmc berarti Formasi Cipluk berumur Miosen. 4). Huruf Keempat (huruf kecil)
menyatakan jenis litologi atau satuan peta yang lebih rendah (anggota), misalnya Tmcl
berarti anggota batugamping Formasi Cipluk yang berumur Miosen. 5). Hurup kelima
digunakan hanya untuk batuan yang mempunyai kisaran umur panjang, misalnya
Tpokc berarti Anggota Cawang Formasi Kikim berumur Paleosen-Oligosen. 6). Hurup
pT (p kecil sebelum T besar ) digunakan untuk singkatan umur batuan sebelum Tersier
yang tidak diketahui umur pastinya. 7). Untuk batuan yang mempunyai kisaran umur
panjang, urutan singkatan umur berdasarkan dominasi umur batuan, misalnya QT
untuk batuan berumur Tersier hingga Kuarter yang didominasi batuan berumur
Quarter; JK untuk batuan berumur Jura hingga Kapur yang didominasi batuan berumur
Jura. 8). Batuan beku dan malihan yang tak terperinci susunan dan umurnya cukup
dinyatakan dengan satu atau dua buah hurup, misalnya a untuk andesit, b untuk basal,
gd untuk granodiorit, um untuk ultramafik atau ofiolit dan s untuk sekis. 9). Batuan
beku dan malihan yang diketahui umurnya menggunakan lambang hurup jaman,
misalnya Kg berarti granit berumur Kapur.10). Pada peta geologi skala kecil, himpunan
batuan cukup dinyatakan dengan hurup di belakang lambang era, jaman atau sub-
jaman; misalnya Pzm berarti batuan malihan berumur Paleozoikum, Ks berarti
sedimen berumur Kapur, Tmsv berarti klastika gunungapi berumur Miosen, Tpv
berarti batuan gunungapi berumur Paleogen, Tni berarti batuan terobosan berumur
Neogen. Satuan bancuh dinyatakan dengan notasi m.

Totok DP, Yakub M & Hendro M 319


Universitas Pendidikan Indonesia Peta Geologi

Gambar 7. Singkatan Hurup satuan kronostratigrafi yang digunakan pada peta geologi
(http://psdg.bgl.esdm.go.id)

Totok DP, Yakub M & Hendro M 320


Universitas Pendidikan Indonesia Peta Geologi

• Tata Warna
Tata warna digunakan untuk membedakan satuan peta geologi dan dipilih berasaskan
jenis batuan, umur satuan dan satuan geokronologi.
a) Warna dasar yang dipakai yaitu kuning, magenta (merah) dan sian (biru) serta
gabunganya. Untuk setiap warna dinyatakan dengan menggunakan sandi 0, 1, 3,
5, 7 dan x, yang merupakan sandi ferajat kekuatan warna atau prosentase
penyaringan pada proses kartografi.
b) Warna yang dipilih untuk membedakan satuan batuan sedimen dan endapan
permukaan sepenuhnya menganut sistem warna berdasarkan jenis dan umur.
Untuk membedakannya, beberapa satuan seumur dapat digunakan corak.
c) Batuan malihan dapat dibedakan berdasarkan (1) derajat dan fasies serta (2)
umur nisbi batuan pra malihan dan litologi. Tata warna batuan malihan sama
dengan batuan sedimen atau menggunakan bakuan warna khusus.
d) Warna batuan beku menyatakan susunan kimianya: asam, menengah, basa, dan
ultrabasa. Untuk dapat membedakannya dipilihlah warna yang berdekatan dan
singkatan huruf atau menurut kunci warna yang sudah dibakukan. Namun, bila
diperlukan dapat menggunakan corak dengan bakuan khusus.
e) Batuan gunung api yang berlapis dan diketahui umurnya, akan mengikuti tata
warna untuk batuan sedimen. Perbedaan litologi untuk lahar, breksi gunung api
dan tuf, dinyatakan dengan corak. Beberapa satuan batuan gunung api yang
terdapat pada suatu lembar peta geologi dapat dibedakan berdasarkan susunan
kimianya dengan bakuan warna khusus.
f) Satuan tektonik dinyatakan dengan corak khusus.
g) Atas dasar pertimbangan keilmuan atau prospek ekonomi, terdapat beberapa hal
yang menonjol seperti batuan terubah, derajat pemalihan atau persifatan khusus
lainnya. Pada peta geologi dapat disajikan secara khusus, di luar yang telah
diuraikan.
• Simbol dan Corak Geologi
Simbol dan notasi (corak) yang tertera pada peta geologi harus tertera pada
legenda dan sebaliknya. Bentuk dan ukurannya harus sama.
• Istilah

Totok DP, Yakub M & Hendro M 321


Universitas Pendidikan Indonesia Peta Geologi

Peristilahan geologi yang digunakan mengacu pada Glossary of Geology


(American Geological Institute, 1972); Peristilahan geologi dan ilmu berhubungan
(M.M. Purbo Hadiwidjojo, 1975) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
• Keterangan peta
Keterangan peta ditulis dalam bahasa Indonesia dan terjemahannya dalam
bahasa Inggris yang dicetak dengan hurup miring.

5. Pengemasan Peta Geologi


Peta geologi dilipat menurut kaidah yang ada, yang hakekatnya memudahkan pemakai
melihat nama dan nomor lembar peta, dan dimasukkan di dalam kantong yang disediakan.
Peta geologi yang disajikan dalam bentuk gambar, setelah melalui proses kartografi, dicetak
diatas kertas HVS dengan berat 115 g atau kertas konstruk yang tahan cuaca. Peta geologi
berskala besar dicetak di atas kertas berukuran 100 cm x 65 cm dan peta geologi berskala
kecil menggunakan kertas berukuran 115 cm x 85 cm.
Spesifikasi
1) Peta geologi skala besar menggunakan peta dasar topografi dengan proyeksi UTM
(Universal Transverse Mercator).
2) Peta geologi skala kecil menggunakan peta dasar topografi dan batimetri dengan
proyeksi kerucut sama bentuk Lambert.
3) Pencantuman batimetri atau kedalaman laut pada peta geologi berskala besar bukan
merupakan keharusan.
4) Peta geologi skala besar dilengkapi dengan penampang geologi.
5) Peta geologi digolongkan menjadi peta geologi standar dan peta geologi
tinjau/permulaan.
a) Peta geologi standar mempunyai data dan informasi yang lengkap dan akurat
setara dengan besar skala.
b) Peta geologi tinjau/permulaan masih memerlukan pemutakhiran data. Peta ini
dapat hanya dibuat dari hasil penafsiran citra inderaan jauh.
6) Peta geologi seyogyanya menyajikan data dasar dan informasi geologi selengkap
mungkin untuk pemakainya, dan berguna untuk tujuan keilmuan dan terapan.

Totok DP, Yakub M & Hendro M 322


Universitas Pendidikan Indonesia Peta Geologi

a) Keilmuan, karena data dan informasinya dapat dipakai sebagai titik tolak
pembuatan hipotesis dan sintesis.
b) Terapan, karena dapat digunakan sebagai landasan petunjuk awal dalam
prospeksi dan eksplorasi mineral & sumberdaya energi dan pengembangan
wilayah.
- Peta geologi mencantumkan adanya petunjuk keterdapatan sumberdaya
mineral dan energi.
- Peta geologi menggambarkan adanya sebaran gunungapi dan jalur lemah di
permukaan bumi, yang dapat memberikan informasi dasar bagi kerekayasaan
sipil, pertanian, perkebunan, kehutanan, dan kepariwisataan.

6. Teknik Membaca Peta Geologi

Gambar 8. Indeks Peta Geologi Seluruh Indonesia (http://psg.bgl.esdm.go.id)

Berikut merupakan contoh peta geologi yang bisa didapatkan secara online maupun
datang langsung ke Badan Geologi bagian Pusat Survei Geologi ESDM . Peta Geologi Regional

Totok DP, Yakub M & Hendro M 323


Universitas Pendidikan Indonesia Peta Geologi

Seluruh Indonesia format JPG yang dibuat oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Skala peta adalah 1:100.000 untuk peta Geologi yang berada di wilayah pulau jawa, dan
1:250.000 untuk peta yang berada di luar pulau jawa. Peta Geologi Seluruh Indonesia ini
dibagi per pulau dan di beri nomor lembar serta nama lembar peta sesuai dengan yang ada
di dalam Indeks Peta Geologi Seluruh Indonesia. Misal untuk nama lembar Ujung Kulon Pulau
Jawa nomor lembarnya adalah 1109-1, nama lembar Jayawijaya Papua nomor lembarnya
adalah 3411, dan seterusnya.
Salah satu lembar peta geologi dapat dilihat pada gambar 9 berikut dengan contoh
nama lembar adalah Bogor Pulau Jawa dengan nomor lembar 209-1 dengan skala 1 : 100.000
dan dibuat oleh A.C. Effendi, Kusnama dan B. Hermanto dengan pembacaan informasi
diketahui dari judul peta dan legenda yang berada di bawah gambar peta.

Gambar 9. Contoh tampilan peta geologi lembar Bogor Pulau Jawa (Effendi dkk, 1998)

Totok DP, Yakub M & Hendro M 324


Universitas Pendidikan Indonesia Peta Geologi

Terdapat lintasan-lintasan yang menjadi fokus pengamatan daerah lokasi tersebut


untuk dijadikan penampang stratigrafi secara interpretasi dilapangan dan penemuan
singkapan oleh geologist sehingga dalam gambar 10 dibawah ini bisa terlihat lintasan E – F
yang mewakili penampang bentuk struktur lapisan dan jenis batuan yang ada serta ketinggian
atau ketebalan lapisan.

Gambar 10. Contoh tampilan penampang stratigrafi E – F peta geologi lembar Bogor Pulau Jawa
(Effendi dkk, 1998)

Kemudian di dalam peta geologi juga terdapat simbol-simbol peta yang


menginformasikan bentuk atau tanda lambang geologi maupun geografi seperti pada gambar
11 dibawah ini pada titik lokasi tertentu sebagai hasil temuan di lapangan maupun hasil
pengukuran dan interpretasi lapangan sebagai sampel, contohnya seperti : jurus dan
kemiringan lapisan batuan, mata air panas, jenis fosil, prospek mineral, galian, struktur
lapisan, kaldera gunung api dan lain-lain.

Totok DP, Yakub M & Hendro M 325


Universitas Pendidikan Indonesia Peta Geologi

Gambar 11. Contoh tampilan simbol peta geologi lembar Bogor Pulau Jawa (Effendi dkk, 1998)

Formasi batuan merupakan informasi uama yang menjadi warna-warni di dalam


tampilan peta geologi dan di wakili dengan kode huruf jenis litologi dan formasi batuan
berdasarkan skala umur batuan. Dan merupakan gambaran yang jelas untuk tiap-tiap formasi
batuan yang sama atau saling berhubungan dengan daerah yang lain dalam wilayah tersebut,
formasi yang umumnya bersifat tidak menyebar atau insitu biasanya didominasi oleh formasi

Totok DP, Yakub M & Hendro M 326


Universitas Pendidikan Indonesia Peta Geologi

batuan beku atau batuan gunungapi, berbeda dengan formasi batuan sedimen yang sifatnya
menyebar dan tersedimentasi salah satunya melalui mekanisme transportasi baik air/hujan
atau angin. Contoh keterangan formasi batuan dapat dilihat pada gambar 12 dibawah ini.

Gambar 12. Contoh tampilan keterangan formasi batuan peta geologi lembar Bogor Pulau Jawa
(Effendi dkk, 1998)

Keterangan korelasi dapat ditunjukkan dalam gambar 13 berikut sebagai contoh


hubungan dari keseluruhan wilayah kajian peta geologi dengan skala umur geologi dan urutan
stratigrafi lapisan batuan dari yang berumur tua (paling bawah) sampai umur lebih muda
atas). Terdapat litologi batuan berbeda namun tergolong pada umur yang sama, dengan
batasan gambar yang menyatu adanya indikasi penyisipan, intrusi atau adanya
unconformities, banjir besar dijaman dahulu.

Totok DP, Yakub M & Hendro M 327


Universitas Pendidikan Indonesia Peta Geologi

Gambar 13. Contoh tampilan korelasi satuan peta geologi lembar Bogor Pulau Jawa (Effendi dkk,
1998)

Totok DP, Yakub M & Hendro M 328


Universitas Pendidikan Indonesia Peta Geologi

C. Latihan
1. Carilah lembar peta geologi untuk daerah Tumbanghiram.
a. Berada di pulau manakah daerah Tumbanghiram tersebut?
b. Berapa kode nomor lembar peta geologinya?
c. Uraikan secara terpisah unsur-unsur peta yang ada di dalam peta geologi
lembar Tumbanghiram tersebut?
d. Berapa skala peta yang ditampilkan dalam lembar peta geologi tersebut?
e. Sebutkan dan jelaskan struktur geologi yang nampak pada lembar peta geologi
tersebut!
f. Formasi jenis batuan apa saja yang ditampilkan dalam lembar peta geologi
tersebut?
g. Adakah lintasan-lintasan penampang yang ditampilkan dalam lembar peta
geologi tersebut, jelaskan jika ada!

D. Tugas
1. Berikut ini adalah sebuah peta geologi.
a. Gambarkan penampang melintang geologinya sepanjang A-A’ pada penampang yang
telah disediakan di bawah peta.
b. Bagaimanakah urutan pembentukan batuannya?

Totok DP, Yakub M & Hendro M 329


Universitas Pendidikan Indonesia Peta Geologi

E. Referensi
1. Borrero, F., Hess, F. S., Hsu, J., Kunze, G., Leslie, S. A., Letro, S., Manga, M., Sharp, L.,
Snow, T., Zike, D., and National Geographic. 2008. Earth Science: Geology, the
Environment, and the Universe, Mc Graw Hill, Columbus, OH.
2. Smith, Gary dan Pun, Aurora. 2006. How Does Earth Work? Physical Geology and the
Process of Science. Pearson Education, Inc. USA.

Totok DP, Yakub M & Hendro M 330


Universitas Pendidikan Indonesia Peta Geologi

3. Malik, Y. dan Murtianto, H. 2016. Rencana Pembelajaran Semester Geologi. Prodi


Pendidikan Geografi Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI. Bandung.
4. Noor, D., 2013. Pengantar geologi. Deepublish. Yogyakarta
5. Katili, J.A dan P. Marks. 1963. Geologi. Bandung : Kiat Madju.
6. Blatt, H. Middleton, G.Murray, R., 1979. Origin of Sedimentary Rock Prentice Hall,
Englewood, Dlifs
7. Duff, P. McL. D., 1996. Principles of Physical Geology:Holmes
8. Jackson K.C., 1970, Text Book of Litology, New York:Mc Graw Hill Book Company
9. Thompson, G. R., dan Turk, J., 1997, Introduction to Physical Geology, Brooks Cole, 2
Edition.
10. Grotzinger, J., Jordan, T. H., Press, F., Siever, R., 2007, Understanding Earth-fifth
edition, W.H. Freemanand company, New York.
11. Maria, R., dkk. 2018. Hidrogeologi Dan Potensi Cadangan Airtanah Di Dataran Rendah
Indramayu. Pusat Penelitian Geoteknologi, LIPI. Bandung.
DOI: 10.14203/risetgeotam2018.v28.803
12. http://psdg.bgl.esdm.go.id/kepmen_pp_uu/susun-peta-geologi%20(1).pdf
13. http://psg.bgl.esdm.go.id/pameran/index.php?kategori=indeks-
peta&halaman=ididx&title=Indeks%20Peta%20Geologi
14. https://ilmugeografi.com/kartografi/peta-geologi
15. https://www.iagi.or.id/peta-geologi-dari-sabang-sampai-merauke.html
16. http://www.info-geospasial.com/2015/06/peta-geologi-seluruh-indonesia.html
17. https://www.researchgate.net/figure/Surface-geological-map-of-Samarinda-area-
shows-major-anticlinal-ridge-exposed-in_fig3_321759459
18. http://thegurandil.blogspot.com/2011/07/peta-geologi.html
19. http://dearthurjr.blogspot.com/2014/04/struktur-geologi-daerah-tompo-
kecamatan_20.html
20. https://media.neliti.com/media/publications/183252-ID-analisis-sikuen-stratigrafi-
dan-pemodela.pdf
21. https://geologi.co.id/2018/10/05/patahan-palu-koro-membentuk-pecahan-baru/

Totok DP, Yakub M & Hendro M 331

Anda mungkin juga menyukai