B. Uraian Materi
1. Pengertian Peta Geologi
Apa yang dimaksud dengan peta? Peta merupakan gambaran kecil dari permukaan
bumi. Sedikit banyak jika dibandingkan dengan peta pada umumnya, peta geologi merupakan
gambaran mengenai informasi mengenai sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur, struktur,
tektonika dan lain sebagainya yang behubungan dengan sumber daya. Peta geologi ialah salah
satu dari bentuk data dan informasi geologi dari suatu wilayah atau daerah dengan tingkat
kualitas yang berdasarkan skala.
Biasanya peta geologi ditampilkan berupa gambar dengan warna, simbol dan beberapa
corak atau gabungan dari ketiganya. Untuk menggambarkan kondisi geologi tersebut harus
menggunakan beberapa aturan teknis seperti batas – batas satuan batuan ataupun struktur
yang berupa garis dan juga penyebarannya harus mengikuti bentuk tubuh batuan beku. Untuk
perbedaan jenis yang terdapat pada batuan, diberikan tanda atau warna. Sedangkan untuk
batuan sedimen tergantung dari hasil jurus (stike) dan kemiringan (dip).
Peta geologi secara SNI didefinisikan dalam penyusunan peta geologi adalah sebagai berikut:
a) Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu
daerah/wilayah/kawasan dengan tingkat kualitas berdasarkan skala.
b) Peta geologi menggambarkan informasi sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur,
stratigrafi, stuktur, tektonika,fisiografi dan sumberdaya mineral serta energi.
c) Peta geologi disajikan berupa gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan
ketiganya. Penjelasan berisi informasi, misalnya situasi daerah, tafsiran dan rekaan
geologi, dapat diterangkan dalam bentuk keterangan pinggir.
Pembuatan peta kali ini memang merupakan bagian dari sejarah pemetaan geologi yang
dimulai pada 1921. Saat itu pemetaan geologi lebih banyak dimanfaatkan untuk menemukan
bahan tambang dan galian. Mengutip situs Badan Geologi, sejarah pemetaan geologi di
Indonesia dibagi menjadi empat periode:
• Periode I: Antara 1921-1968. Pemetaan dilakukan secara setempat-setempat
terutama di wilayah Jawa dan Sumatera.
• Periode II: Dari tahun 1969 sampai 1995. Pemetaan Geologi dilakukan secara
sistematik pada skala 1: 100.000 untuk wilayah pulau Jawa dan 1:250.000 untuk
wilayah Pulau Jawa.
• Periode III: Antara tahun 1996 sampai 2008, pemetaan geologi sudah dilakukan
dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dan yang juga mendukung
pelaksanan dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dan juga mendukung
pelaksanaan geologi tematik.
• Periode IV: Dari tahun 2009 sampai saat ini pemetaan dilalkukan dengan pemantapan
dengan teknologi penginderaan jauh resolusi tinggi untuk melakukan pemetaan
dengan skala yang lebih besar 1:50.000.
Pada sisi pembangunan nasional, peta geologi ini dipandang strategis karena berposisi
sebagai penunjang dan pendukung program pembangunan di suatu wilayah yang meliputi
tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Peta geologi yang menyajikan beragam
informasi berupa jenis dan sebaran batuan, struktur, morfologi dan kemiringan lereng,
kerentanan tanah, serta runtunan variasi batuan misalnya, sangat diperlukan untuk bekal
pengambilan keputusan pengembangan wilayah.
Peta geologi dalam hal kebencanaan akan berperan besar dalam mengantisipasi
jatuhnya korban. Pada bencana longsor misalnya, jika pemerintah daerah memiliki peta
geologi berikut data geologi yang baik, akan terlihat daerah yang berpotensi longsor untuk
kemudian menginformasikan ke masyarakat di kawasan berisiko tinggi.
Peta geologi juga bermanfaat untuk menjadi modal awal dalam menganalisis
keberadaan sumber daya alam, baik itu berupa air, mineral pertambangan, maupun sumber
energi seperti geothermal, minyak, dan gas.
Peta yang dibuat berdasarkan citra satelit masih banyak keterbatasan, karena itu Badan
Geologi terus melakukan pemutakhiran data dan informasi. Meski begitu setidaknya dalam
dari peta geologi ini bisa diketahui sebaran batuan, lewat gambar 3 Dimensi juga bisa melihat
lembah dan gunung, struktur geologi (lipatan, sesar, maupun kelurusan) sebagaimana
layaknya peta geologi, dan tentu juga terlihat pola drainase, tekstur dan sebagainya.
Peta geologi berdasarkan interpretasi indera jarak jauh itu mesti diperlakukan sebagai
peta pendahuluan. Peta tersebut perlu di-upgrade terus dengan data-data lapangan riil agar
bisa dimanfaatkan di sektor riil baik eksplorasi, pembangunan infrastuktur, mitigasi bencana,
maupun kepentingan lain.
5. Peta Isopach
Peta yang menggambarkan garis – garis yang menghubungkan titik – titik sebuah
formasi ataupun lapisan dengan ketebalan yang sama. Pada peta ini tidak ditemukan
konfigurasi struktural.
6. Peta Fotogeologi
Peta yang dibuat berdasarkan pada interpretasi dari foto udara. Peta ini harus
diberdasarkan keadaan yang sebenarnya di lapangan.
Gambar 5. Peta fotogelogi berdasarkan citra satelit Patahan Palu Koro, Sulawesi Tengah
(Valkaniotis, 2018)
7. Peta Hidrogeologi
Peta yang menunjukkan kondisi air tanah yang terdapat pada daerah yang
dipetakan. Peta ini dapat diketahui juga lapisan kedap air dan tidak kedap air.
b. Legenda
Legenda pada peta berupa kolom yang berisi keterangan mengenai simbol – simbol
yang terdapat pada peta. Legenda menjadi bagian yang penting, sebab pembaca dapat
mengetahui objek yang terdapat pada peta.
c. Skala
Perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak yang terdapat pada peta. Skala dibagi
menjadi 2 yaitu skala garis dan skala nominal.
d. Garis Astronomis
Yaitu garis khayal yang terdiri atas bujur dan lintang. Garis bujur digunakan untuk
menentukan zona waktu, sedangkan garis lintang digunakan untuk melihat penyebaran
iklim.
e. Garis Kontur
Garis yang menunjukan suatu ketinggian yang sama di dalam peta. Garis kontur biasa
ditemukan pada peta geologi dan juga peta topografi.
f. Tahun Pembuatan
Merupakan tahun terakhir peta dibuat. Sebuah peta paling sedikit diperbaharui
setidaknya 5 tahun sekali.
g. Deklinasi
Garis keterangan yang memberikan penunjuk arah utara peta dengan utara
magnetik. Untuk sudut deklinasi akan direvisi 5 tahun sekali. Arah utara bumi selalu
berada di kutub utara pada peta, sedangkan sumbu magnet bumi berada di dekat
Greenland. Dan sumbu magnet bumi selalu bergeser sekitar 0,02 detik ke arah barat atau
timur, hal ini disebabkan oleh pengaruh rotasi bumi.
Skala peta merupakan skala perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya yang
dinyatakan dengan angka atau garis atau gabungan keduanya. Peta geologi berskala
1:250.000 dan yang lebih besar (1:100.000 ; 1:50.000 dan seterusnya) disebut peta geologi
skala besar, bertujuan menyediakan informasi geologi. Untuk peta geologi berskala 1:50.000
menyajikan informasi yang lebih rinci dari peta geologi berskala 1:100.000 dan seterusnya.
Sedangkan peta geologi berskala 1:500.000 dan yang lebih kecil (1:1.000.000; 1:2.000.000 dan
1:5.000.000) disebut peta geologi berskala kecil, bertujuan menyajikan tataan geologi
regional dan sintesisnya.
dibuat oleh Elsevier (1989) atau revisinya. 1). Huruf pertama (huruf besar)
menyatakan jaman, misalnya P untuk Perem, TR untuk Trias, T untuk Tersier. 2). Huruf
kedua (huruf kecil) menyatakan seri, misalnya Tm berarti kala Miosen dalam jaman
Tersier. 3). Huruf ketiga (huruf kecil) menyatakan nama formasi atau satuan litologi,
misalnya Tmc berarti Formasi Cipluk berumur Miosen. 4). Huruf Keempat (huruf kecil)
menyatakan jenis litologi atau satuan peta yang lebih rendah (anggota), misalnya Tmcl
berarti anggota batugamping Formasi Cipluk yang berumur Miosen. 5). Hurup kelima
digunakan hanya untuk batuan yang mempunyai kisaran umur panjang, misalnya
Tpokc berarti Anggota Cawang Formasi Kikim berumur Paleosen-Oligosen. 6). Hurup
pT (p kecil sebelum T besar ) digunakan untuk singkatan umur batuan sebelum Tersier
yang tidak diketahui umur pastinya. 7). Untuk batuan yang mempunyai kisaran umur
panjang, urutan singkatan umur berdasarkan dominasi umur batuan, misalnya QT
untuk batuan berumur Tersier hingga Kuarter yang didominasi batuan berumur
Quarter; JK untuk batuan berumur Jura hingga Kapur yang didominasi batuan berumur
Jura. 8). Batuan beku dan malihan yang tak terperinci susunan dan umurnya cukup
dinyatakan dengan satu atau dua buah hurup, misalnya a untuk andesit, b untuk basal,
gd untuk granodiorit, um untuk ultramafik atau ofiolit dan s untuk sekis. 9). Batuan
beku dan malihan yang diketahui umurnya menggunakan lambang hurup jaman,
misalnya Kg berarti granit berumur Kapur.10). Pada peta geologi skala kecil, himpunan
batuan cukup dinyatakan dengan hurup di belakang lambang era, jaman atau sub-
jaman; misalnya Pzm berarti batuan malihan berumur Paleozoikum, Ks berarti
sedimen berumur Kapur, Tmsv berarti klastika gunungapi berumur Miosen, Tpv
berarti batuan gunungapi berumur Paleogen, Tni berarti batuan terobosan berumur
Neogen. Satuan bancuh dinyatakan dengan notasi m.
Gambar 7. Singkatan Hurup satuan kronostratigrafi yang digunakan pada peta geologi
(http://psdg.bgl.esdm.go.id)
• Tata Warna
Tata warna digunakan untuk membedakan satuan peta geologi dan dipilih berasaskan
jenis batuan, umur satuan dan satuan geokronologi.
a) Warna dasar yang dipakai yaitu kuning, magenta (merah) dan sian (biru) serta
gabunganya. Untuk setiap warna dinyatakan dengan menggunakan sandi 0, 1, 3,
5, 7 dan x, yang merupakan sandi ferajat kekuatan warna atau prosentase
penyaringan pada proses kartografi.
b) Warna yang dipilih untuk membedakan satuan batuan sedimen dan endapan
permukaan sepenuhnya menganut sistem warna berdasarkan jenis dan umur.
Untuk membedakannya, beberapa satuan seumur dapat digunakan corak.
c) Batuan malihan dapat dibedakan berdasarkan (1) derajat dan fasies serta (2)
umur nisbi batuan pra malihan dan litologi. Tata warna batuan malihan sama
dengan batuan sedimen atau menggunakan bakuan warna khusus.
d) Warna batuan beku menyatakan susunan kimianya: asam, menengah, basa, dan
ultrabasa. Untuk dapat membedakannya dipilihlah warna yang berdekatan dan
singkatan huruf atau menurut kunci warna yang sudah dibakukan. Namun, bila
diperlukan dapat menggunakan corak dengan bakuan khusus.
e) Batuan gunung api yang berlapis dan diketahui umurnya, akan mengikuti tata
warna untuk batuan sedimen. Perbedaan litologi untuk lahar, breksi gunung api
dan tuf, dinyatakan dengan corak. Beberapa satuan batuan gunung api yang
terdapat pada suatu lembar peta geologi dapat dibedakan berdasarkan susunan
kimianya dengan bakuan warna khusus.
f) Satuan tektonik dinyatakan dengan corak khusus.
g) Atas dasar pertimbangan keilmuan atau prospek ekonomi, terdapat beberapa hal
yang menonjol seperti batuan terubah, derajat pemalihan atau persifatan khusus
lainnya. Pada peta geologi dapat disajikan secara khusus, di luar yang telah
diuraikan.
• Simbol dan Corak Geologi
Simbol dan notasi (corak) yang tertera pada peta geologi harus tertera pada
legenda dan sebaliknya. Bentuk dan ukurannya harus sama.
• Istilah
a) Keilmuan, karena data dan informasinya dapat dipakai sebagai titik tolak
pembuatan hipotesis dan sintesis.
b) Terapan, karena dapat digunakan sebagai landasan petunjuk awal dalam
prospeksi dan eksplorasi mineral & sumberdaya energi dan pengembangan
wilayah.
- Peta geologi mencantumkan adanya petunjuk keterdapatan sumberdaya
mineral dan energi.
- Peta geologi menggambarkan adanya sebaran gunungapi dan jalur lemah di
permukaan bumi, yang dapat memberikan informasi dasar bagi kerekayasaan
sipil, pertanian, perkebunan, kehutanan, dan kepariwisataan.
Berikut merupakan contoh peta geologi yang bisa didapatkan secara online maupun
datang langsung ke Badan Geologi bagian Pusat Survei Geologi ESDM . Peta Geologi Regional
Seluruh Indonesia format JPG yang dibuat oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Skala peta adalah 1:100.000 untuk peta Geologi yang berada di wilayah pulau jawa, dan
1:250.000 untuk peta yang berada di luar pulau jawa. Peta Geologi Seluruh Indonesia ini
dibagi per pulau dan di beri nomor lembar serta nama lembar peta sesuai dengan yang ada
di dalam Indeks Peta Geologi Seluruh Indonesia. Misal untuk nama lembar Ujung Kulon Pulau
Jawa nomor lembarnya adalah 1109-1, nama lembar Jayawijaya Papua nomor lembarnya
adalah 3411, dan seterusnya.
Salah satu lembar peta geologi dapat dilihat pada gambar 9 berikut dengan contoh
nama lembar adalah Bogor Pulau Jawa dengan nomor lembar 209-1 dengan skala 1 : 100.000
dan dibuat oleh A.C. Effendi, Kusnama dan B. Hermanto dengan pembacaan informasi
diketahui dari judul peta dan legenda yang berada di bawah gambar peta.
Gambar 9. Contoh tampilan peta geologi lembar Bogor Pulau Jawa (Effendi dkk, 1998)
Gambar 10. Contoh tampilan penampang stratigrafi E – F peta geologi lembar Bogor Pulau Jawa
(Effendi dkk, 1998)
Gambar 11. Contoh tampilan simbol peta geologi lembar Bogor Pulau Jawa (Effendi dkk, 1998)
batuan beku atau batuan gunungapi, berbeda dengan formasi batuan sedimen yang sifatnya
menyebar dan tersedimentasi salah satunya melalui mekanisme transportasi baik air/hujan
atau angin. Contoh keterangan formasi batuan dapat dilihat pada gambar 12 dibawah ini.
Gambar 12. Contoh tampilan keterangan formasi batuan peta geologi lembar Bogor Pulau Jawa
(Effendi dkk, 1998)
Gambar 13. Contoh tampilan korelasi satuan peta geologi lembar Bogor Pulau Jawa (Effendi dkk,
1998)
C. Latihan
1. Carilah lembar peta geologi untuk daerah Tumbanghiram.
a. Berada di pulau manakah daerah Tumbanghiram tersebut?
b. Berapa kode nomor lembar peta geologinya?
c. Uraikan secara terpisah unsur-unsur peta yang ada di dalam peta geologi
lembar Tumbanghiram tersebut?
d. Berapa skala peta yang ditampilkan dalam lembar peta geologi tersebut?
e. Sebutkan dan jelaskan struktur geologi yang nampak pada lembar peta geologi
tersebut!
f. Formasi jenis batuan apa saja yang ditampilkan dalam lembar peta geologi
tersebut?
g. Adakah lintasan-lintasan penampang yang ditampilkan dalam lembar peta
geologi tersebut, jelaskan jika ada!
D. Tugas
1. Berikut ini adalah sebuah peta geologi.
a. Gambarkan penampang melintang geologinya sepanjang A-A’ pada penampang yang
telah disediakan di bawah peta.
b. Bagaimanakah urutan pembentukan batuannya?
E. Referensi
1. Borrero, F., Hess, F. S., Hsu, J., Kunze, G., Leslie, S. A., Letro, S., Manga, M., Sharp, L.,
Snow, T., Zike, D., and National Geographic. 2008. Earth Science: Geology, the
Environment, and the Universe, Mc Graw Hill, Columbus, OH.
2. Smith, Gary dan Pun, Aurora. 2006. How Does Earth Work? Physical Geology and the
Process of Science. Pearson Education, Inc. USA.