Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Dosen Pengampu : Khairuna, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 6

Dinda Syafitri (0310192033)


Tadris Biologi 1

PRODI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
I. Judul Praktikum : Pertumbuhan dan Perkembangan

II. Tujuan

1. Mengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan organ akar.


2. Mengetahui pengaruh cahaya terhadap perkecambahan tanaman (tinggi, jumlah
akar, dan klorofil)
3. Membandingkan perkecambahan di tempat gelap dan tempat terang
4. Mengamati pengaruh cahaya terhadap arah tumbuh batang.

III. Tinjauan Pustaka

Pertumbuhan dan Perkembangan

Stek adalah proses memisahkan organ vegetatif tanaman (akar, batang, daun) dari
pohon induknya. tumbuh agar terbentuk akar dan kemudian tunas. Stek merupakan metode
perbanyakan tanaman dengan menggunakan potongan tubuh tanaman (akar, daun, batang).
Setiap bagian tubuh tanaman memiliki sifat totipotensi di mana satu sel dapat membelah
menjadi sel lain. Sehingga meski Streptocarpus ditumbuhkan dari potongan daun, sel akar
dan batang dapat terbentuk. Begitu juga dengan ketela pohon yang ditumbuhan dari potongan
batang, dan lemon dari potongan akar.

Beberapa jenis tumbuhan memiliki kondisi tersendiri dalam mempercepat propagasi


setek. Intensitas cahaya yang tinggi dapat membuat potongan setek membentuk akar lebih
cepat, tetapi temperatur harus dijaga karena dapat menyebabkan stres. Sebuah studi yang
dilakukan USDA terhadap Azalea memperlihatkan bahwa disinfeksi dengan air hangat dapat
mencegah pertumbuhan jamur yang mengganggu propagasi. Tanaman teh pun sebaiknya
tidak diperbanyak dari potongan tubuh tanaman teh tua karena calon sel vegetatif tidak lagi
banyak tersedia dan posisinya digantikan oleh calon sel generatif. Setek dari potongan
tanaman teh tua menyebabkan tanaman hasil setek berbunga dini. Jenis tumbuhan yang dapat
diperbanyak dengan metode setek ialah ubi kayu, tebu dan tanaman pagar.

 Tahapan Perkembangan Stek


1. Fase awal pertumbuhan tanaman pada penyetekan diawali dari pemisahan bagian
tanaman seperti akar, batang, dan daun.
2. Fase awal ini kemudian diakhiri oleh fase pembentukan akar dan kemudian tunas.
3. Setelah tanaman hasil penyetekan dipindahtanam, tanaman memasuki fase
yuwana (fase belia = juvenile) hingga kurun waktu tertentu.
4. Fase pertumbuhan belia sering pula disebut sebagai fase vegetatif, dan akan
diakhiri oleh fase pertumbuhan yg sangat lambat untuk beberapa saat sebelum
memasuki fase generatif atau fase dewasa.

 Macam-macam Stek
1. Stek Akar

Disebut sebagai stek akar karena bahan stek berasal dari organ akar. Potongan akar
dipisahkan dari tanaman induknya dan kemudian ditumbuhkan pada medium tanam. Setelah
beberapa waktu, stek akar tersebut akan membentuk sistim perakaran adventif dan kemudian
membentuk tunas. Stek akar membentuk batang dari tunas-tunas adventif. Kemudahan stek
akar membentuk tunas sangat tergantung pada posisi peletakan bahan stek. Bila bahan stek
ditanam vertical, maka bagian yg dekat dengan pangkal akar/batang harus di bagian atas. Bila
posisi bagian yg terdekat dgn pangkal akar/batang meragukan, maka sebaiknya bahan stek
akar diletakan secara horizontal.

2. Stek Batang

Stek batang adalah macam stek yang bahannya berupa potongan batang ataupun
jaringan batang yg telah mengalami modifikasi (perubahan) dalam bentuk dan fungsi.
Potongan batang ini akan membentuk akar-akar adventif pada dasar potongan batang (stek)
dan sekaligus tunas-tunas dari mata-mata tunas yg biasanya masih dorman. Terdapat dua
macam stek batang, yaitu stek batang yg telah mengalami modifikasi seperti rhizome atau
tuber stek batang itu sendiri yg dapat berupa batang lunak, setengah lunak, dan batang keras.

Stek batang disini merupakan stek yg berasal dari batang sebenarnya dari suatu
tanaman. Stek batang dpt berupa batang berkayu lunak maupun berkayu keras. Namun
secara umum stek batang dapat juga terbagi ke dlm 3 macam stek, yaitu stek ujung batang,
stek batang tengah, dan stek pangkal batang.

3. Stek Daun

Stek daun diartikan sebagai bahan perbanyakan tanaman berupa daun dengan atau
tanpa kelengkapan organ penyusunnya seperti tangkai daun. Karena itu stek daun dapat
digolongkan menjadi beberapa tipe stek daun Bahan stek terdiri atas helaian daun beserta
tangkainya. Contoh tanaman yang dibiakkan dengan stek daun bertangkai adalah iler-iler
(Coleus) dan African Violet (Saintpaulia). Bahan stek ini hanya berupa helaian daun saja.
Contoh tanamannya adalah Begonia, tanaman hias golongan sukulen, dan jeruk nipis.1

 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Stek

Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa inisiasi akar dapat merangsang
sintesis protein dan roduksi RNA (Baraer, 1972). Dalam perkembangbiakan vegetaatif secara
stek memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan stek pada tanaman antara
lain sebagai berikut: Faktor endogenus Faktor hormon Faktor lingkungan Faktor dari nutrisi
tanaman stok Faktor dari food reserve Faktor darikemampuan memobilisasi food reserve
Tanaman induk yang dimaksud dalam melakukan proses penyetekan adalah berupa bahan
tanam yang akan digunakan untuk perbanyakan tanaman.

Bahan tanam berasal dari pohon induk yang sehat dan telah diketahui asal-usulnya,
mudah dibiakkan, tahan terhadap hama dan penyakit, produktivitas tinggi, bercabang kekar,
tumbuh normal, serta memiliki perakaran yang kuat dan rimbun. Tanaman induk dapat
berupa tanaman lokal atau tanaman yang diintroduksi yaitu tanaman unggulan dari dalam
negeri (lokal) atau dodatangkan dari luar negeri yang dilakukan oleh para hobiss yang ingin
mendapatkan pohon induk secara cepat. Selain itu, dapat juga dilakukan secara eksplorasi
atau melacak keberbagai tempat yang diduga merupakan sentra atau banyak terdapat tanaman
unggul atau tanaman unik. Perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan perkembangbiakan
vegetatif secara stek dapat dipengaruhi faktor fisiologi tanaman yang merupakan zat tumbuh
tanaman.

Seperti Auksin, Giberelin, Cytokinin, dsb. Auksin secara spesifik aktivitasnya dapat
merangsang perpanjangan sel. Auksin merupakan zat pengatur tumbuh pertama yang
diisolasi dari alam yang dikenal dengan Indole acetic acid (IAA) yang termasuk IAA adalah
2,4 D. NAA (Naptaline acetie acid) dan precursor IAA adalah asam amino triptopan. Auksin
dihasilkan pada jaringan meristem yang aktif seperti bud, kuncup, daun muda, dan buah yang
dimobilisasi oleh enzim IAA oksidase disamping enzim peroksidasi dan beberapa enzim
oksidase lainnya. Auksin ditransportasikan secara besipetal dan symplastik melalui floem.
Auksin dalam berbagai aktivitasnya tanaman seperti pertumbuhan batang, pembentukan akar,

1
Mangoendijojo W. (2007). Dasar-dasar Pemuliaan Tanaman, Kanisius.hal. 17
membantu untuk menginduksi tunas lateral, pengaktifan sel-sel- kambium dsb. Secara alami,
auksin mempunyai kerja yang sangat kuat dan dapat memacu pembentukan akar adventif.

 Aspek Anatomi dan Fisiologi Stek

Beberapa fase dalam proses pembentukan akar adventif antara lain sebagai berikut:
Diferensiasi seluler yang diikuti oleh inisiasi yaitu permulaan pertumbuhan dari sekelompok
sel-sel merismatik, keadaan ini biasanya disebut dengan inisiasi akar. Diferensiasi dari
kelompok sel-sel tersebut menjadi promodia akar (bakal akar) yang dapat dilihat.
Pertumbuhan dan pemunculan akar-akar baru yang meliputi pelebaran dari jaringan batang,
dan pembentukan hubungan vaskular dengan jaringan penghubung yang menghubungkan
batang yang distek dengan jaringan vaskular. Menurut Winners (1975), akar adventif adalah
akar yang muncul kerna adanya perlukaan, dimana pada stek batang berasala dari
sekelompok sel yang berbeda-beda untuk setiap jenis tanaman yang kemudian kelompok sel
berkembang menjadi sel merismatik.

Pada kebanyakan tanaman, inisiasi akar dan akar adventif terjadi setelah stek dibuat,
yang disebut dengan akar yang diinduksi (induced root) atau akar yang muncul karena
adanya perlukaan. Pembentukan akar adventif dibatasi oleh faktor-faktor inherent (faktor
bawaan dari tanaman) yang tidak ditranslokasikan didalam jaringan tanaman. Namun,
pembentukan akar adventif dapat dikatakan bahwa interaksi antara faktor-faktor yang tidak
bergerak (immobile) yang terletak didalam sel yang berupa enzim-enzim tertentu dan nutrien
serta faktor-faktor endogen yang mudah ditranslokasikan yang saling berinteraksi untuk
menciptakan kondisi yang favorable untuk perakaran. 2

IV. Alat dan Bahan

Pengaruh Auksin Terhadap Pertumbuhan Akar

1. 4 stek tanaman 5. Alkohol 70%


2. Auksin (Rapid root) 6. Kertas label
3. Media tanam pasir berhumus 7. Air untuk menyiram
4. 4 polybag 17 cm x 25 cm 8. Pupuk kandang

2
Hartman,et al, cara pengerjaan stek terhadap tanaman, ( Jakarta : gramedia pustaka utama, 1997),
hal 11
V. Prosedur Kerja
1. Bersihkan tanah dari berbagai sisa akar, pisahkan bila mengumpal, dan homogenkan
semuanya

2. Isi polybag dengan media tanam pasir berhumus yang sudah dihomogenkan
sampai sekitar 7 cm dari permukaan atas, lalu siram dengan air hingga basah.
3. Ambil stek tanaman dan potong sedikit ujung bawahnya sehingga diperoleh ujung
potongan yang segar, lalu celupkan dalam alkohol 70% beberapa detik untuk
mematikan mikroba pathogen diujung potongan tadi.
4. Celup ujung potongan bawah stek tanaman pada botol auksin (Rapid root), lalu
masukkan dalam media tanam dengan hati-hati agar auksinnya tidak terkikis oleh
tanah. (satu stek dibiarkan tidak diolesi oleh auksin sebagai kontrol atau
pembanding)
5. Simpan di rumah kaca pada bagian yang tidak kena sinar langsung, atau di tempat
ternaung.
6. Amati setiap hari dan siram secukupnya bila kelihatan kering, dan setelah 4
minggu kemudian anda bisa mengamati akar yang muncul dari setiap perlakuan.
VI. Hasil Pengamatan

Minggu Ke-1 Tanaman Stek

Minggu ke-2 Tanaman Stek


VII. Pembahasan

Pada praktikum kali ini, pemgamatan dilakukan dengan cara memilih 4 stek tanaman
yangg berbeda kemudian diberi perlakukan yang berbeda yaitu dengan memberikan hormon
auksin dan media tanah yang berbeda dengan kondisi terhindar dari paparan matahari
langsung, hal ini karenaPada tumbuhan homonauksin sendiri akan pecah jika terpapar cahaya
sehingga kerja auksin dapat terhambat.Pada tanaman sendiri, hormon auksin yang berada
pada bagian yang terkena cahayaakan berpindah ke bagian yang tidak terkena cahaya,
sehingga bagian yang tidakterkena cahaya tersebut akan tumbuh lebih panjang. Kalus tidak
terbentuk pada percobaan Pada praktikum ini dilakukan percobaan mengenai pengaruh
auksin terhadap pertumbuhan dan perkembangan.

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa terdapat Penumbuhan akar pada


tanama yang diberi auksin, sementara pada tanama yangg tidak diberi auksin penumbuhan
akar tumbuh tetap praktikum ini dilakukan percobaan mengenai pengaruh auksin terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tidak begitu signifikan. Pada Minggu pertama tumbuhan yg
diberi hormon auksin mengamami pemanjangan akar begitu juga Minggu Minggu
selanjutnya. Hal itu dikarenakan sel terus membelah dan berdiferensiasi dan merupakan
akibat dari aktivitas meristem lateral. Ukuran akar yang semakin panjang dikarenakan pada
ujung akar sel – selnya selalu membelah karena adanya aktifitas meristem apikal.

Sementara pada jaringan akar tumbuhan yang tidak diberi hormon auksi juga
menunjukkan adanya pemanjangan walaupun tidak seefektif pada hormon atau zat pengatur
tumbuh. Peristiwa ini disebabkan pada jaringan tersebut masih terdapat kadar auksin,
sehingga proses pemanjangan masih bejalanwalaupun tidak maksimal. Pemanjangan tersebut
juga dapat disebkan adanya osmosis yang dilakukan oleh jaringan tersebut, sebagai akibatnya
air akan masuk kedalam jaringan dan menyebabkan pertambahan panjang pada jaringan.

Auksin merupakan hormon terhadap tumbuhan yang mempunyai peranan luas


terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Auksin berperan penting dalam
pertunbuhan dan pemanjangan sel baik sel akar dll.Sifat auksin berdasarkankonsentrasinya,
dapat merangsang dan menghambat pertumbuhan. Auksin bersifatmemacu perkembangan
meristem akar adventif sehingga sering digunakan sebagai zatperangsang tumbuh akar pada
stek tanaman. Auksin adalah zat yang di temukan padaujung batang, akar, pembentukan
bunga yang berfungsi sebagai pengatur pembesaransel dan memicu pemanjangan sel di
daerah belakang meristem ujung akar.
VIII. Kesimpulan

Stek adalah proses memisahkan organ vegetatif tanaman (akar, batang, daun) dari
pohon induknya. tumbuh agar terbentuk akar dan kemudian tunas. Stek merupakan metode
perbanyakan tanaman dengan menggunakan potongan tubuh tanaman (akar, daun, batang).
Setiap bagian tubuh tanaman memiliki sifat totipotensi di mana satu sel dapat membelah
menjadi sel lain.

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa terdapat Penumbuhan akar pada


tanama yang diberi auksin, sementara pada tanama yangg tidak diberi auksin penumbuhan
akar tumbuh tetap praktikum ini dilakukan percobaan mengenai pengaruh auksin terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tidak begitu signifikan. Pada Minggu pertama tumbuhan yg
diberi hormon auksin mengamami pemanjangan akar begitu juga Minggu Minggu
selanjutnya. Hal itu dikarenakan sel terus membelah dan berdiferensiasi dan merupakan
akibat dari aktivitas meristem lateral. Ukuran akar yang semakin panjang dikarenakan pada
ujung akar sel – selnya selalu membelah karena adanya aktifitas meristem apikal.

IX. Daftar Pustaka

Mangoendijojo W. 2007. Dasar-dasar Pemuliaan Tanaman, Kanisius.

Hartman,et al. 1997. cara pengerjaan stek terhadap tanaman, Jakarta : gramedia pustaka
utama.

Anda mungkin juga menyukai