Disusun Oleh :
Kelompok 6
MEDAN
2021
I. Judul Praktikum : Pertumbuhan dan Perkembangan
II. Tujuan
Stek adalah proses memisahkan organ vegetatif tanaman (akar, batang, daun) dari
pohon induknya. tumbuh agar terbentuk akar dan kemudian tunas. Stek merupakan metode
perbanyakan tanaman dengan menggunakan potongan tubuh tanaman (akar, daun, batang).
Setiap bagian tubuh tanaman memiliki sifat totipotensi di mana satu sel dapat membelah
menjadi sel lain. Sehingga meski Streptocarpus ditumbuhkan dari potongan daun, sel akar
dan batang dapat terbentuk. Begitu juga dengan ketela pohon yang ditumbuhan dari potongan
batang, dan lemon dari potongan akar.
Macam-macam Stek
1. Stek Akar
Disebut sebagai stek akar karena bahan stek berasal dari organ akar. Potongan akar
dipisahkan dari tanaman induknya dan kemudian ditumbuhkan pada medium tanam. Setelah
beberapa waktu, stek akar tersebut akan membentuk sistim perakaran adventif dan kemudian
membentuk tunas. Stek akar membentuk batang dari tunas-tunas adventif. Kemudahan stek
akar membentuk tunas sangat tergantung pada posisi peletakan bahan stek. Bila bahan stek
ditanam vertical, maka bagian yg dekat dengan pangkal akar/batang harus di bagian atas. Bila
posisi bagian yg terdekat dgn pangkal akar/batang meragukan, maka sebaiknya bahan stek
akar diletakan secara horizontal.
2. Stek Batang
Stek batang adalah macam stek yang bahannya berupa potongan batang ataupun
jaringan batang yg telah mengalami modifikasi (perubahan) dalam bentuk dan fungsi.
Potongan batang ini akan membentuk akar-akar adventif pada dasar potongan batang (stek)
dan sekaligus tunas-tunas dari mata-mata tunas yg biasanya masih dorman. Terdapat dua
macam stek batang, yaitu stek batang yg telah mengalami modifikasi seperti rhizome atau
tuber stek batang itu sendiri yg dapat berupa batang lunak, setengah lunak, dan batang keras.
Stek batang disini merupakan stek yg berasal dari batang sebenarnya dari suatu
tanaman. Stek batang dpt berupa batang berkayu lunak maupun berkayu keras. Namun
secara umum stek batang dapat juga terbagi ke dlm 3 macam stek, yaitu stek ujung batang,
stek batang tengah, dan stek pangkal batang.
3. Stek Daun
Stek daun diartikan sebagai bahan perbanyakan tanaman berupa daun dengan atau
tanpa kelengkapan organ penyusunnya seperti tangkai daun. Karena itu stek daun dapat
digolongkan menjadi beberapa tipe stek daun Bahan stek terdiri atas helaian daun beserta
tangkainya. Contoh tanaman yang dibiakkan dengan stek daun bertangkai adalah iler-iler
(Coleus) dan African Violet (Saintpaulia). Bahan stek ini hanya berupa helaian daun saja.
Contoh tanamannya adalah Begonia, tanaman hias golongan sukulen, dan jeruk nipis.1
Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa inisiasi akar dapat merangsang
sintesis protein dan roduksi RNA (Baraer, 1972). Dalam perkembangbiakan vegetaatif secara
stek memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan stek pada tanaman antara
lain sebagai berikut: Faktor endogenus Faktor hormon Faktor lingkungan Faktor dari nutrisi
tanaman stok Faktor dari food reserve Faktor darikemampuan memobilisasi food reserve
Tanaman induk yang dimaksud dalam melakukan proses penyetekan adalah berupa bahan
tanam yang akan digunakan untuk perbanyakan tanaman.
Bahan tanam berasal dari pohon induk yang sehat dan telah diketahui asal-usulnya,
mudah dibiakkan, tahan terhadap hama dan penyakit, produktivitas tinggi, bercabang kekar,
tumbuh normal, serta memiliki perakaran yang kuat dan rimbun. Tanaman induk dapat
berupa tanaman lokal atau tanaman yang diintroduksi yaitu tanaman unggulan dari dalam
negeri (lokal) atau dodatangkan dari luar negeri yang dilakukan oleh para hobiss yang ingin
mendapatkan pohon induk secara cepat. Selain itu, dapat juga dilakukan secara eksplorasi
atau melacak keberbagai tempat yang diduga merupakan sentra atau banyak terdapat tanaman
unggul atau tanaman unik. Perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan perkembangbiakan
vegetatif secara stek dapat dipengaruhi faktor fisiologi tanaman yang merupakan zat tumbuh
tanaman.
Seperti Auksin, Giberelin, Cytokinin, dsb. Auksin secara spesifik aktivitasnya dapat
merangsang perpanjangan sel. Auksin merupakan zat pengatur tumbuh pertama yang
diisolasi dari alam yang dikenal dengan Indole acetic acid (IAA) yang termasuk IAA adalah
2,4 D. NAA (Naptaline acetie acid) dan precursor IAA adalah asam amino triptopan. Auksin
dihasilkan pada jaringan meristem yang aktif seperti bud, kuncup, daun muda, dan buah yang
dimobilisasi oleh enzim IAA oksidase disamping enzim peroksidasi dan beberapa enzim
oksidase lainnya. Auksin ditransportasikan secara besipetal dan symplastik melalui floem.
Auksin dalam berbagai aktivitasnya tanaman seperti pertumbuhan batang, pembentukan akar,
1
Mangoendijojo W. (2007). Dasar-dasar Pemuliaan Tanaman, Kanisius.hal. 17
membantu untuk menginduksi tunas lateral, pengaktifan sel-sel- kambium dsb. Secara alami,
auksin mempunyai kerja yang sangat kuat dan dapat memacu pembentukan akar adventif.
Beberapa fase dalam proses pembentukan akar adventif antara lain sebagai berikut:
Diferensiasi seluler yang diikuti oleh inisiasi yaitu permulaan pertumbuhan dari sekelompok
sel-sel merismatik, keadaan ini biasanya disebut dengan inisiasi akar. Diferensiasi dari
kelompok sel-sel tersebut menjadi promodia akar (bakal akar) yang dapat dilihat.
Pertumbuhan dan pemunculan akar-akar baru yang meliputi pelebaran dari jaringan batang,
dan pembentukan hubungan vaskular dengan jaringan penghubung yang menghubungkan
batang yang distek dengan jaringan vaskular. Menurut Winners (1975), akar adventif adalah
akar yang muncul kerna adanya perlukaan, dimana pada stek batang berasala dari
sekelompok sel yang berbeda-beda untuk setiap jenis tanaman yang kemudian kelompok sel
berkembang menjadi sel merismatik.
Pada kebanyakan tanaman, inisiasi akar dan akar adventif terjadi setelah stek dibuat,
yang disebut dengan akar yang diinduksi (induced root) atau akar yang muncul karena
adanya perlukaan. Pembentukan akar adventif dibatasi oleh faktor-faktor inherent (faktor
bawaan dari tanaman) yang tidak ditranslokasikan didalam jaringan tanaman. Namun,
pembentukan akar adventif dapat dikatakan bahwa interaksi antara faktor-faktor yang tidak
bergerak (immobile) yang terletak didalam sel yang berupa enzim-enzim tertentu dan nutrien
serta faktor-faktor endogen yang mudah ditranslokasikan yang saling berinteraksi untuk
menciptakan kondisi yang favorable untuk perakaran. 2
2
Hartman,et al, cara pengerjaan stek terhadap tanaman, ( Jakarta : gramedia pustaka utama, 1997),
hal 11
V. Prosedur Kerja
1. Bersihkan tanah dari berbagai sisa akar, pisahkan bila mengumpal, dan homogenkan
semuanya
2. Isi polybag dengan media tanam pasir berhumus yang sudah dihomogenkan
sampai sekitar 7 cm dari permukaan atas, lalu siram dengan air hingga basah.
3. Ambil stek tanaman dan potong sedikit ujung bawahnya sehingga diperoleh ujung
potongan yang segar, lalu celupkan dalam alkohol 70% beberapa detik untuk
mematikan mikroba pathogen diujung potongan tadi.
4. Celup ujung potongan bawah stek tanaman pada botol auksin (Rapid root), lalu
masukkan dalam media tanam dengan hati-hati agar auksinnya tidak terkikis oleh
tanah. (satu stek dibiarkan tidak diolesi oleh auksin sebagai kontrol atau
pembanding)
5. Simpan di rumah kaca pada bagian yang tidak kena sinar langsung, atau di tempat
ternaung.
6. Amati setiap hari dan siram secukupnya bila kelihatan kering, dan setelah 4
minggu kemudian anda bisa mengamati akar yang muncul dari setiap perlakuan.
VI. Hasil Pengamatan
Pada praktikum kali ini, pemgamatan dilakukan dengan cara memilih 4 stek tanaman
yangg berbeda kemudian diberi perlakukan yang berbeda yaitu dengan memberikan hormon
auksin dan media tanah yang berbeda dengan kondisi terhindar dari paparan matahari
langsung, hal ini karenaPada tumbuhan homonauksin sendiri akan pecah jika terpapar cahaya
sehingga kerja auksin dapat terhambat.Pada tanaman sendiri, hormon auksin yang berada
pada bagian yang terkena cahayaakan berpindah ke bagian yang tidak terkena cahaya,
sehingga bagian yang tidakterkena cahaya tersebut akan tumbuh lebih panjang. Kalus tidak
terbentuk pada percobaan Pada praktikum ini dilakukan percobaan mengenai pengaruh
auksin terhadap pertumbuhan dan perkembangan.
Sementara pada jaringan akar tumbuhan yang tidak diberi hormon auksi juga
menunjukkan adanya pemanjangan walaupun tidak seefektif pada hormon atau zat pengatur
tumbuh. Peristiwa ini disebabkan pada jaringan tersebut masih terdapat kadar auksin,
sehingga proses pemanjangan masih bejalanwalaupun tidak maksimal. Pemanjangan tersebut
juga dapat disebkan adanya osmosis yang dilakukan oleh jaringan tersebut, sebagai akibatnya
air akan masuk kedalam jaringan dan menyebabkan pertambahan panjang pada jaringan.
Stek adalah proses memisahkan organ vegetatif tanaman (akar, batang, daun) dari
pohon induknya. tumbuh agar terbentuk akar dan kemudian tunas. Stek merupakan metode
perbanyakan tanaman dengan menggunakan potongan tubuh tanaman (akar, daun, batang).
Setiap bagian tubuh tanaman memiliki sifat totipotensi di mana satu sel dapat membelah
menjadi sel lain.
Hartman,et al. 1997. cara pengerjaan stek terhadap tanaman, Jakarta : gramedia pustaka
utama.