Proposal
Dijadikan sebagai salahsatu syaratketuntasan mid test
DISUSUN OLEH :
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kemajuan teknologi belakangan ini banyak sekali perubahan di dalam lapisan
masyarakat berkat adanya inovasi dari teknologi. Mulai dari bidang pendidikan, informasi,
hiburan dan ekonomi. Ditambah dengan penemuan internet, manusia dibantu dimudahkan
dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tidak dapat dipungkiri dengan adanya internet manusia
dapat berinteraksi tanpa perlu takut adanya perbedaan tempat dan waktu. Manusia pada saat
ini bisa dengan mudah mendapatkan informasi dengan cepat. Kemudahan-kemudahan inilah
yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi. Kemudahan yang tidak kalah menariknya adalah
dengan adanya OTA (Online Travel Agent) merupakan teknologi terbaru dari travel agent
yang memudahkan para penggunanya untuk dapat memesan keperluan untuk berpegian
Mulai dari pembelian tiket pesawat, kereta, dan hotel. OTA merupakan aplikasi
pembantu untuk dapat menghubungkan konsumen pada pembelian yang bergerak di bidang
penerbangan di Indonesia kian meningkat. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya
maskapai yang bermunculan dengan menawarkan rute perjalanan baik domestik maupun
kompetitif, banyak maskapai yang menawarkan promo yang dapat menjadi salah satu daya
tarik bagi para konsumen. Hal ini tentunya menjadi peluang besar bagi para pelaku bisnis
untuk menggunakan teknologi informasi tersebut sebagai salah satu penunjang kemajuan
2
teknologi yang memberikan fasilitas kemudahan bagi konsumennya untuk dapat mengorder
Dengan adanya aplikasi pembantu bagi konsumen tidak lantas membuat permasalahan itu
selesai. Hal yang harus diperhatikan lagi adalah pengetahuan produk konsumen akan situs
traveloka, apa itu traveloka, bagaimana cara kerjanya dan apa-apa saja yang perlu dibutuhkan
untuk dapat memakai aplikasi ini menjadi hal yang juga harus dipertimbangkan. Tentunya
aplikasi pembantu ini merupakan alternatif yang pasti mendapatkan respon positif bagi para
konsumen. Karena, dengan adanya aplikasi pembantu ini, konsumen tidak perlu membuang
waktu dan bersusah payah dalam mem-booking tiket pesawat. Konsumen tidak perlu pergi ke
tour & travel yang menjual produk yang sama dengan traveloka. Tetapi hal ini juga
menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen masih melakukan pembelian ticketing secara
manual. Traveloka merupakan perusahaan OTA yang besar dan dengan jumlah pengguna
kurang lebih sekitar sepuluh juta. Hal ini membuat peneliti tertarik dengan meneliti tentang
brand image dan product quality dari traveloka. Hal ini dipercaya sebagai salah satu
1.2.1 Seberapa besar pengaruh brand image terhadap Customer Satisfaction pengguna
Traveloka?
pengguna Traveloka?
3
1.2.3 Seberapa besar pengaruh Customer Satisfaction terhadap Purcashing Retention
pengguna Traveloka?
Traveloka
Traveloka
pelanggan Traveloka
Sesuai dengan fokus penelitian ini, maka hasil penelitian akan bermanfaat sebagai
berikut:
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan serta menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan pengaruh brand image dan product Quality melalui sikap terhadap
traveloka.
4
BAB II
TELAAH PUSTAKA
Definisi brand image (citra merek) Sebelum menjelaskan pengertian brand image, maka
terlebih dahulu akan dijelaskan arti brand (merek). Setiap produk yang dijual di pasar tentu
memiliki merek, dimana merek tersebut sebagai pembeda antara satu produk dengan produk
yang lain. Menurut (Kotler 1994), “ A brand is name, term, sign, symbol, or design, or
acombination of them, intended to identify the goods or service of one seller or groupof sellers
and to differentiate them from those of competitor.” Maksudnya, merek adalah nama, istilah,
tanda, symbol, atau desaign atau kombinasi dari semuanya itu yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual untuk untuk
membedakannya dari produk atau barang pesaing. Secara umum image dapat dideskripsikan
semakin kuat brand image dan semakin banyak kesempatan bagi pertumbuhan merek itu (Davis,
2000).
Menilai baik-tidaknya suatu merek dapat dilihat dari kriteria-kriteria mengenai merek
yang baik. Menurut (Septian, 2007) kriteria merek yang baik diantaranya terlindung dengan baik,
menonjolkan perbadaan produk dibanding pesaing Menurut (Stevi simamora, 2006) mengatakan
bahwa image adalah persepsi yang relative konsisten dalam jangka panjang (enduring
perception). Jadi tidak mudah untuk membentuk image, sehingga bila terbentuk sulit untuk
5
mengubahnya. Brand Image adalah representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan
dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek
berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek.
Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan
keyakinan, ide dan kesan yang dimiliki seorang terhadap suatu merek. Karena itu sikap dan
tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat di tentukan oleh brand image merupakan syarat
dari merek yang kuat. Sedangkan (Durianto, Sugiarto dan Sitinjak, 2004) menyatakan brand
image adalah asosiasi brand saling berhubungan dan menimbulkan suatu rangkaian dalam
ingatan konsumen. Brand image yang terbentuk di benak konsumen. Konsumen yang terbiasa
Brand image berkaitan antara asosiasi dengan brand karena ketika kesan-kesan brand
yang muncul dalam ingatan konsumen meningkat disebabkan semakin banyaknya pengalaman
konsumen dalam mengkonsumsi atau membeli brand tersebut. Konsumen lebih sering membeli
produk dengan merek yang terkenal karena merasa lebih nyaman dengan hal-hal yang sudah
dikenal, adanya asumsi bahwa merek terkenal lebih dapat diandalkan, selalu tersedia dan mudah
dicari, dan memiliki kualitas yang tidak diragukan, sehingga merek yang lebih dikenal lebih
sering dipilih konsumen daripada merek yang tidak terkenal (Aaker, 1991). Dari beberapa teori
yang dikemukakan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa brand image adalah seperangkat
keyakinan pada suatu nama, symbol / desaign dan kesan yang dimiliki seorang terhadap suatu
merek yang diperoleh berdasarkan informasi tentang fakta-fakta yang kemudian menggunakan
6
merek tersebut, sehingga kesan yang muncul ini relatif jangka panjang yang terbentuk dalam
benak konsumen.
Menurut (Keller, 1993). mendefinisikan brand image sebagai persepsi mengenai sebuah
merek sebagaimana direfleksikan oleh asosiasi merek yang terdapat dalam benak konsumen.
bahan yang diperlukan agar fungsi produk yang dicari konsumen dapat
bekerja.
Berhubungan dengan komposisi fisik atau persyaratan dari suatu jasa yang
konsumsi suatu produk atau jasa. Terdiri dari: informasi tentang harga,
kemasan dan desain produk, orang, per group atau selebriti yang
menggunakan produk atau jasa tersebut, bagaimana dan dimana produk atau
7
a. Functional benefits : berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar seperti
nilai-nilai prestise, eksklusivitas dan gaya fashion merek karena hal-hal ini
Menurut Kotler dan Amstrong (2008) kualitas adalah karakteristik dari produk dalam
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan dan bersifat laten.
Sedangkan menurut Garvin dan A. Dale Timpe (1990, dalam Alma, 2011) kualitas adalah
keunggulan yang dimiliki oleh produk tersebut. Kualitas dalam pandangan konsumen adalah hal
yang mempunyai ruang lingkup tersendiri yang berbeda dengan kualitas dalam pandangan
produsen saat mengeluarkan suatu produk yang biasa dikenal kualitas sebenarnya. Menurut
Kotler (2009), kualitas didefinisikan sebagai keseluruhan ciri serta sifat barang dan jasa yang
berpengaruh pada kemampuan memenuhi kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat.
Sedangkan menurut Tjiptono (2008), kualitas merupakan perpaduan antara sifat dan
karakteristik yang menentukan sejauh mana keluaran dapat memenuhi prasyarat kebutuhan
pelanggan atau menilai sampai seberapa jauh sifat dan karakteristik itu memenuhi kebutuhannya.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas merupakan suatu
8
produk dan jasa yang melalui beberapa tahapan proses dengan memperhitungkan nilai suatu
produk dan jasa tanpa adanya kekurangan sedikitpun nilai suatu produk dan jasa, dan
Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan suatu standarisasi
kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standar
yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk
yang bersangkutan. Pemasar yang tidak memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan
menanggung tidak loyalnya konsumen sehingga penjualan produknya pun akan cenderung
menurun. Jika pemasar memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat dengan periklanan dan harga
yang wajar maka konsumen tidak akan berpikir panjang untuk melakukan pembelian terhadap
Menurut Kotler and Amstrong (2008) arti dari kualitas produk adalah “the ability of a
product to perform its functions, it includes the product’s overall durability, reliability, precision,
ease of operation and repair, and other valued attributes” yang artinya kemampuan sebuah
produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas,
ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah
keseluruhan barang dan jasa yang berkaitan dengan keinginan konsumer yang secara keunggulan
produk sudah layak diperjualkan sesuai harapan dari pelanggan. Kualitas produk dibentuk oleh
beberapa indikator antara lain kemudahan penggunaan, daya tahan, kejelasan fungsi, keragaman
9
Konsumen senantiasa melakukan penilaian terhadap kinerja suatu produk, hal ini dapat
dilihat dari kemampuan produk menciptakan kualitas produk dengan segala spesifikasinya
sehingga dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut.
Berdasarkan bahasan di atas dapat dikatakan bahwa kualitas yang diberikan suatu produk dapat
Menurut Kotler & Armstrong (2009: 13-14), customer Satisfaction adalah sejauh
mana kinerja suatu produk dirasakan pembeli yang sesuai dengan harapan. Jika kinerja
produk dibawah harapan maka pembeli tidak puas, jika harapan dan kinerja produk sama
maka pembeli puas dan jika kinerja produk melebihi harapan maka pembeli sangat
puas(Highly satisfied) atau sangat senang (Delighted). Perusahaan pemasaran yang luar
biasa keluar dari jalan mereka untuk menjaga pelanggan yang penting puas. Kebanyakan
penelitian menunjukkan bahwa tingkat yang lebih tinggi kepuasan pelanggan menyebabkan
loyalitas pelanggan yang lebih besar, yang pada akhirnya menghasilkan kinerja perusahaan
yang lebih baik. Perusahaan yang pintar bermaksud untuk menyenangkan pelanggan dengan
menjanjikan hanya apa yang bisa mereka berikan, kemudian memberikan lebih dari janji
mereka.
mereka menjadi "penginjil pelanggan" yang memberitahu orang lain tentang pengalaman
bahwa kepuasan pelanggan mengacu pada sejauh mana pelanggan senang dengan produk
dan layanan yang diberikan oleh bisnis. Tingkat kepuasan pelanggan dapat diukur dengan
menggunakan teknik survei dan kuesioner. Mendapatkan tingkat tinggi kepuasan pelanggan
10
adalah sangat penting bagi bisnis karena pelanggan yang puas yang paling mungkin untuk
loyal dan untuk membuat repeat order dan menggunakan berbagai layanan yang ditawarkan
oleh bisnis.
merupakan proses yang sederhana maupun kompleks dan rumit. Peranan setiap individu
dalam pemberian service sangat penting dan berpengaruh terhadap kepuasan yang dibentuk
1. Menurut Richard F. Gerson (Arif, 2005: 167), kepuasan pelanggan adalah jika
2. Menurut Hoffman dan Beteson (Arif, 2005: 167), kepuasan atau ketidakpuasan adalah
Perusahaan yang ingin menerapkan program kepuasan pelanggan harus memiliki produk
Program ini memberikan semacam penghargaan khusus (seperti diskon, bonus, voucher,
dan hadiah yang berkaitan dengan frekuensi pembelian pelanggan). Program loyalitas
Perusahaan harus memastikan bahwa barang atau jasa yang dihasilkan benar-benar
11
berfungsi sebagaimana mestinya sejak awal. Setelah itu, jika ada masalah perusahaan
4. Garansi
5. Harga
Bagi pelanggan yang sensitif, biasanya harga yang murah adalah sumber kepuasan yang
penting karena mereka akan mendapatkan nilai yang tinggi. Namun pelanggan yang tidak
sensitif terhadap harga, akan melihat hasil jasa yang disampaikan perusahaan tersebut
7. Harapan pelanggan, perbandingan antara harapan pelanggan dengan kinerja yang ada.
355). Kepuasan pelanggan bukanlah konsep absolute, melainkan relative atau tergantung
pada apa yang diharapkan pelanggan. Selain itu, Tjiptono (2008: 355) menyebutkan prinsip
dasar yang melandasi pentingnya pengukuran kepuasan pelanggan adalah “doing best what
matters most customers” yaitu melakukan yang terbaik aspek-aspek terpenting bagi
pelanggan.
Menurut Kotler & Armstrong (2009: 14) ada empat metode dalam mengukur
kepuasan pelanggan :
12
1. Sistem keluhan dan saran
misalnya dengan menyediakan kotak saran dan saluran telepon customer hot lines.
2. Ghost shopping
Yaitu salah satu bentuk riset observasi partisipatoris yang memakai jasa orang-orang
yang ‘menyamar’ sebagai pelanggan perusahaan dan pesaing sembari mengamati secara
Survey merupakan tipe pendekatan dalam penelitian, yang ditujukan pada sejumlah besar
individu atau kelompok. Dengan survey menggambarkan karakteristik tertentu dari suatu
populasi, apakah berkenaan dengan sikap, tingkah laku, atau aspek sosial lainnya.
2.1.5
13
2.2 Hipotesis
Product Quality
Customer Purchasing
Satifaction Intention
Brand Image
Tabel Hipotesis
Statisfaction Kandampully (Associate
Professor, Faculty of
Business, Economics
Queensland, Australia)
Statisfaction Suhartanto (Lecturer,
Administrasi Niaga,
Politeknik Negeri
Bandung Jl.
Gegerkalong Hilir,
ciwaruga, Bandung,
14
Indonesia)
H3 Customer Purchasing
Satisfaction Intention
signifikan?
signifikan?
signifikan?
BAB III
15
METODE PENELITIAN
Lokasi yang dipilih untuk dijadikan tempat penelitian adalah daerah Jabodetabek.
Waktu yang dipilih untuk dijadikan waktu penelitian adalah November 2018 - Desember
2018 karena pada saat akhir tahun masyarakat sibuk untuk mencari tiket pesawat dan hotel
untuk berlibur.
dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi dan jumlahnya lebih sedikit daripada
jumlah populasinya (Djarwanto dan Pangestu, 2002:57). Jumlah sampel yang diambil dalam
penelitian ini ditentukan melalui metode Simple Random Sampling, dimana dengan
menggunakan rumus Slovin , maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 200 orang.
adalah data yang secara langsung diperoleh dan dikumpulkan dari sumber data
3.3.2 Kuisioner
Penggunaan kuesioner merupakan hal yang paling sering digunakan sebagai alat
mengumpulkan data. Hasil dari kueasioner nantinya akan diolah dalam bentuk angka,
tabel, serta analisis statistic, dan juga kesimpulan. Dalam penelitian ini, kuesioner
menggunakan skala Likert interval. Yang artinya adalah suatu skala psikometrik yang
16
umum digunakan dalam kuesioner, dan merukapan skala yang paling banyak
advertising, digital marketing, dan brand awareness. Sumber data penelitian ini
merupakan hasil kuesioner yangdiisi oleh responden yang merupakan pelajar SMA
dengan memberikan tanda centang (V) pada pilihan jawaban yang sudah disediakan
dan dianggap paling tepat menurut penilaian mereka. Kuesioner bersifat tertutup,
dimana responden menjawab sesuai alternative jawaban yang telah diberikan. Setelah
diisi sesuai petunjuk. Hasil kuesioner akan dikumpulkan dan di cek. Setelah itu akan
untuk membantu penelitian, berupa pengumpulan data dari berbagai buku sebagai
referensi penelitian
17
3.4 Analisis Data
Uji asumsi klasik pada penelitian ini dilakukan terhadap model regresi yang telah
a. Uji Multikolonieritas
Menurut Sugiyono (2010:41), uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang
dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrument, dengan tujuan untukmengukur
ketepatan instrument yang digunakan dalam suatu penelitian. Tujuan dari uji validitas
untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrument pengukuran
dalam melakukan fungsi ukurnya dan juga agar data yang diperoleh bisa relevan dengan
Uji validitas dan reabilitas dilakukan pada akhir November 2018 sampai awal
December 2019. Setelah dilakukan pengujian, hasil tersebut akan dioleh menggunakan
suatu pengertian bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh
informasi yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan mampu
18
mengungkap informasi yang sebenarnya dilapangan. Ghozali (2009) menyatakan bahwa
reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
pengujian yang telah dilakukan dapat dibandingkan antara tabel realibility statistic
mengetahui hasil belajar siswa. Peneliti melakukan uji regresi yang menggunakan
“regresi linier sederhana”. Dalam perkembangannya Uji regresi sering digunakan dalam
rancangan penelitian yang menggunakan percobaan atau eksperimen. Uji Regresi dapat
menggunakan uji t untuk mengetahui pengaruh 48 dan kaidah pengujian atau kriteria uji
19
20
BAB IV
4.1 Traveloka
Traveloka.com adalah situs pemesanan tiket pesawat dan booking hotel yang berkantor
pusat di Jakarta, Indonesia. Traveloka memiliki misi untuk menjadikan perjalanan lebih mudah
dan menarik. Awal tahun 2012, Ferry Unardi dengan Derianto Kusuma dan Albert memulai
untuk membangun Traveloka, mereka memiliki tujuan untuk membuat pemesanan penerbangan
yang mudah bagi banyak orang. Ferry Unardi selaku Managing Director Traveloka.com
menjelaskan Traveloka tidak hanya memberikan penawaran penerbangan terbaik namun juga
kombinasi interface transaksional sederhana, instruktif dan menarik yang tidak dapat ditemukan
di tempat lain (sumber : marketersmedia.com) Tim yang ikut dalam perintisan awal hanya terdiri
dari 8 anggota. Pada konsep awalnya, Traveloka berfungsi sebagai mesin pencari untuk
membandingkan harga tiket pesawat dari berbagai situs. Kemudian, pada pertengahan tahun
2013, Traveloka berubah menjadi situs reservasi tiket pesawat. Pertengahan tahun 2014 tepatnya
kamar hotel di Indonesia, Singapura dan Malaysia. Kemudian pada Agustus 2014, Traveloka
meluncurkan aplikasi mobile untuk Android dan iOS. Puncaknya pada bulan April 2015, aplikasi
mobile Traveloka untuk Android mencapai 1juta download. Mei 2015 Traveloka menambahkan
Vietnam Airlines, Lufthansa, KLM, EtihadAirways, Air France, dan BangkokAirways. Juli
21
2015, Traveloka meluncurkan fitur baru, yang disebut Traveloka Quick. Hal ini memungkinkan
pengguna untuk memesan penerbangan atau hotel dalam waktu kurang dari satu menit.
Uji regresi berganda adalah untuk meramalkan (memprediksi) variabel terikat (Y) bila
variabel bebas (X1) dan (X2) diketahui. Regresi bergada dapat dianalisis karena didasari oleh
hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X1) dan (X2) terhadap
variable terikat (Y) (Riduwan, 2009). Berikut merupakan tabel hasil dari uji regresi linear
sederhana atas brand image & product quality Traveloka terhadap customer satisfaction.
Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Product_Quality, . Enter
b
Brand_Image
a. Dependent Variable: Customer_Satisfaction
b. All requested variables entered.
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 1.000 1.000 1.000 .000
a. Predictors: (Constant), Product_Quality, Brand_Image
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 123512.289 2 61756.145 . 0,000.b
Residual .000 201 .000
Total 123512.289 203
a. Dependent Variable: Customer_Satisfaction
22
b. Predictors: (Constant), Product_Quality, Brand_Image
Ho: Tidak ada pengaruh antara Brand Image dan product quality terhadap Customer satisfacton
H1: Ada pengaruh antara Brand Image dan product quality terhadap Customer satisfacton
Jadi, terdapat pengaruh antara Brand Image dan product quality terhadap Customer satisfacton
Traveloka dengan α = 5%.
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 12.221 .000 . .000
Brand_Image .248 .000 .000 . .000
Product_Quality 1.000 .000 1.000 . .000
a. Dependent Variable: Customer_Satisfaction
Y = A+ BX
Setiap kenaikan X (Brand Image) sebanyak 1 persen maka Y (Customer satisfaction) Traveloka
12,221persen.
Sehingga kesimpulan yang didapatkan dari persamaan regresi tersebut adalah setiap kenaikan 1
minat beli dari brand image dan product quality maka meningkatkan customer satisaction sebesar
1,000. Karena Signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka mempengaruhi customer satisaction
23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data, penulis memperoleh kesimpulan yang dapat
diambil dari penelitian mengenai Hubungan antara brand image dan product quality terhadap
Customer satisfaction:
1. Terdapat hubungan positif dan kuat antara brand image dan customers satisfaction
Dimana setiap 1 persen brand image maka akan terjadi kenaikan customer satidfaction
sebanyak 12,227%
2. Terdapat hubungan positif dan kuat antara product quality dan customers satisfaction
Dimana setiap 1 persen brand image maka akan terjadi kenaikan customer satidfaction
sebanyak 10,0%
3. Tedapat hubungan positif dan kuat antara customer satisfaction dan customer retention.
5.2 Saran
Hasil dari penelitian ini dan keterbatasan –keterbatasan yang ditemukan agar dijadikan
sumber ide dan masukan bagi pengembangan penelitian dimasa yang akan datang, maka
konsumen dan selalu mempertahankan brand image yang positif dari situs
Traveloka. Karena dengan brand image yang baik yang sudah melekat pada
24
benak konsumen, akan meningkatkan niat pembelian tiket pesawat/booking
kamar hotel pada situs Traveloka. Selain itu dari kinerja yang baik tersebut
akan membentuk sugesti ini berguna bagi konsumen yang berniat untuk
konsumen cenderung untuk membaca review dari konsumen lain secara online
sebelum pada saat mereka berniat untuk melakukan pembelianyang positif bagi
produk yang telah dikaji pada penelitian ini sehingga akan lebih
responden dengan skala kecil yaitu sebanyak 120 responden pada masyarakat
skala responden yang lebih luas dan tidak hanya pada Kota Payakumbuh saja
tetapi di berbagai daerah lainnya sehingga bisa mendapatkan hasil yang lebih
maksimal.
25
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Asmayadi, Evi dan Sri Hartini, 2015. The Impact of Service Quality and Product Quality towards
Customer Loyalty through Emotional and Functional Values in Traditional Markets in
Pontianak, Indonesia, European Journal of Business and Management, Vol.7, No.5
Aydin dan Ozer, 2005. Aydin, S. & Özer, G. 2005. “How Switching Costs Affect Subscriber
Loyalty in The Turkish Mobile Phone Market: An Exploratory Study”, Journal of
Targeting,14 (2),p 141–155.
Behboudi, Mehdi Najafi, Hossein Vazifehdoust, Kobra Najafi , dan Mina Najafi . (2014).
Using rational and emotional appeals in online advertisements for Muslim customers.
Journal of Islamic Marketing, Vol. 5 Iss 1 pp. 97- 124
Bambang Budiyantono, 2014. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Produk yang Ditawarkan
terhadap Kepuasan Anggota Koperasi Karyawan Widyagama Malang
Dharmmesta, 2005.” Kontribusi involment dan trust in a brand dalam membangun loyalitas
pelanggan”, Jurnal Ekonomi dan bisnis Indonesia, Vol. 20, No. 3. Journal Of
Management, Volume 2 No.2 Maret 2016
Eddy Soeryanto Soegoto. (2009). Enterpreneurship, Edisi Pertama, Jakarta : PT. Elek Media
Komputindo.
Kotler, Philip. & Gary Armstrong.( 2014). Principle Of Marketing, 15th edition. New Jersey:
Pearson Prentice Hall.
26
27