PERCOBAAN 8
MOTOR SINKRON
Slip adalah selisih kecepatan stator dan rotor dibagi kecepatan stator, atau bisa
dinyatakan sebagai suatu perubahan kecepatan serempak (sinkron).
Gambar 9.1 Diagram vector alternator untuk dibuat tetap atau diabaikan
Pada diagram vector diatas dapat dilihat bahwa semakin besar maka Ifa maka
semakin leading factor dayanya. Hal ini membuktikan arus penguatan medan pada
reaktansi sinkron ( ) semakin besar.
Pada motor sinkron terdapat dua pembangkitan sumber tegangan fluks, yaitu
AC pada stator dan DC rotor, maka stator tidak perlu memberikan arus penguatan
atau daya reaktif karena motor akan bekerja pada factor daya 1 (unity). Sedangakan
apabila arus jala-jala sehingga motor bekerja pada power factor lagging dimana ,
Kemudian sebaliknya apabila arus medan berubah maka kelebihan fluks ini
harus diimbangi sehingga stator akan menarik arus yang bersifat kapasitif dari jala-
jala. Karenanya motor sinkron akan bekerja pada factor leading. Hal ini dilihat pada
gambar diagram vector load pada Ixa berlebih jika dibanding pada , pada Pf.
Dengan demikian factor kerja motor sinkron dapat diatur dengan mengubah arus Pf.
Bila analisa ini kita simpan, dapat kita liha bahwa penambahan pada
motor sinkron akan menjadikan factor daya berubah-ubah semakin leading.
Motor sinkron merupakan motor yang bekerja pada suatu sinkronisasi dengan
medan putar. Kecepatan motor sinkron dengan namanya merupakan suatu kecepatan
dinamisnya, = . Kecepatan rotor pada motor sinkron sam besar dengan
kecepatan statornya berarti pada putaran motor sinkron maka dengan putaran stator.
Seperti persamaan berikut
Ns=
Dimana,
P= jumlah kutub
f= frekuensi sumber
2. Generator DC
3. Volt meter
4. Ampere meter
5. Tachometer
6. Regulator tegangan
7. Jumper.
8. Rectifier
9.4 Gambar rangkaian
11. Menekan tombol stop sinkron setelah penunjukan dan pengamatan selesai.
9.6 Data percobaan
(V P(w
) (A) (A) Cos φ )
lagg 57
380 1 4,71 0,830 3 2
lagg 50
380 2 4,45 0,920 0 5,7
lagg 47
380 3 4,36 0,970 5 8
45
380 4 4 1 0 9,1
lead 39
380 4,8 4 0,920 5 11,8
lead 38
380 5,1 3,96 0,880 3 12,9
34
380 6 3,78 lead 0,82 5 14,5
Name plate
Sedangkan dari hasil pengukuran arus jangkar dan arus medan didapat grafik
ditarik oleh jala-jala motor arus besar pada saat kecil kemudian menjadi kecil.
Kemudian factor daya menjadi sebanding arus akan bertambah besar sehingga
kurva cenderung membentuk huruf V.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa bertambah maka besar cos φ
semakin leading. Hal ini didapat dilihat pada diagram vector yang menunjukan
keadaan motor sinkron untuk factor kerja yang berbeda pada keadaan beban tetap.
Gambar 9.8 diagram vector alternator untuk dibuat tetap dan diabaikan.
Pada diagram vector dapat dilihat bahwa semakin besar nilai maka
semakin leading factor dayanya. Hal ini membuktikan bahwa arus penguatan pada
arus rektansi sinkron ( ) semakin besar.
Kemudian selanjutnya apabila arus kedua motor berubah maka kelebihan fluks
ini harus diimbangi sehingga stator akan menarik arus yang bersifat kapasitif dan jala-
jala. Karenanya motor sinkron akan bekerja leading. Hal ini akan dapat dilihat pada
gambar diagram vector load pada berlebih jika dibandingkan pada untuk Pf.
Dengan demikian factor daya kerja motor sinkron dapat diatur dengan mengubah
arus .
Motor sinkron tanpa baban dalam keadaan penguatan tertentu dapat timbul
daya reaktif. Diagram vector tanpa baban sebagai berikut.
Gambar 9.9 diagram vector motor sinkron tanpa beban.
Pada gambar 9.9 penguatan normal sehingga V=E rotor dalam keadaan
menggabung karena tidak memberkian atau menarik arus. V berhimpit dengan E
Karena dalam keadaan tanapa beban sudut daya S sama dengan 0, pada gambar 9.9.
penguatan berlebuhan sehingga E>V arus kapasitif ditarik jala-jala daya aktif P=V.I.
cosφ=0. Jadi motor berfungsi sebagai daya reaktif yang bersifat kapasitif. Pada
gambar 9.9 lagging current ditarik dari jala-jala jadi motor berfungsi sebagai
pembangkit daya reaktif yang induktif.
berbanding terbalik. Semakin besar yang diberikan motor maka semakin kecil
daya yang dihasilkan oleh motor tersebut. berkaitan dengan arus eksitasi motor-
3. Rotor akan berputar karena mendapat induksi dari stator, pada kondisi ini rotor belum
dicatu oleh sumber DC. Rotor dapat berputar karena pada motor terdapat “diimport
wimding”. Sehingga seolah-olah bekerja seperti motor induksi.
4. Setelah putaran rotor mendekati putaran sinkronnya yaitu mendekati 1500 rpm, maka
saklar tukar dipindahkan pada posisi sinkron.
5. Rotor selanjutnya mendapat catu daya DC dan timbul kutub-kutub yang tetap rotor.
6. Medan putar pada rotor selanjutnya pada posisi sinkron sama dengan putaran sinkron.
1. Pada kondisi beban (P) motor yang tetap atau pada beban nol mak besarnya
arus jangkar pada motor sinkron akan semakin kecil seiiring bertambahnya
arus eksitasi medan pada medan pada power factor lagging mendekati 1
(unity) dan kemudian akan bertambah dan factor daya motor leading.
3. Faktor daya pada motor sinkron dapat diatur dengan cara mengubah-ubah
4. Semakin besar arus medan ( ) maka factor daya motor akan semakin leading.
5. Semakin besar yang diberikan maka semakin kecil daya (P) pada motor.