KESEHATAN MASYARAKAT
OLEH KELOMPOK 1 :
1 INDRI MAHARANI ( 201015401008)
2 INTAN PUSPITA SARI ( 201015401009)
3 KARMILA ( 201015401010)
4 SITI RAHMA WATI ( 201015401028)
5 USWATUN KHASANA ( 201015401023)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan
karunia-Nya , sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah “Kesehatan Masyarakat”
untuk menjadi sumber nilai dalam mata kuliah KM (Kesehatan Masyarakat)
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis menghaturkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membimbing serta yang telah memberikan bantuan baik moril maupun
materil.
Dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, oleh sebab itu
penulis meminta maaf kepada penilai maupun pembaca. Saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan guna perbaikan dikemudian hari. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah..........................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pencemaran lingkungan...................................................................................................
1. Udarah........................................................................................................................
2. Tanah..........................................................................................................................
3. Air.............................................................................................................................
B. Survailens dalam praktik kebidanan..........................................
C. Pengamtan epidemiologi dirumah sakit (hospital
survailence)......................................................................................................................
D. Infeksi nosokominal.........................................................................................................
E. Kegiatan pokok pengamatan epidemiologi( pengumpulan dan pengelolaan
data).................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Semenjak umat manusia menghuni planet bumi ini, sebenarnya mereka sudah
seringkali menghadapi masalah-masalah kesehatan serta bahaya kematian yang disebabkan
oleh faktor-faktor lingkungan hidup yang ada di sekeliling mereka seperti benda mati,
mahkluk hidup, adat istiadat, kebiasaan dan lain-lain. Namun oleh karena keterbatasan ilmu
pengetahuan mereka pada saat itu, maka setiap kejadian yang luar biasa dalam kehidupan
mereka selalu diasosiasikan dengan hal-hal yang bersifat mistik, seperti wabah penyakit
sampar yang berjangkit di suatu tempat dianggap sebagai kutukan dan kemarahan dewata.
Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yang di hadapi oleh
masyarakat kita saat ini . Semakin maju teknologi di bidang kedokteran ,semakin banyak pula
macam penyakit yang mendera masyarakat. Hal ini tentu sajadi pengaruhi oleh faktor tingkah
laku manusia itu sendiri. Tapi apakah benar hanya faktor tingkah laku saja yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
B. Rumusan masalah
Pada Makalah Ini Akan Di Bahas Mengenai:
• Apa Itu Pencemaran Lingkungan?
• Apa Itu Survailens Dalam Praktik Kebidanan?
• Bagaimana Pengamtan Epidemilogi Dirumah Sakit?
Apa Itu Infeksi Nosokominal?
• Apa Saja Kegiatan Pokok Pengamataan Epidemiologi
C. Tujuan
Untuk Mengetahui Apa Itu Pencemaran Lingkungan
Untuk Mengetahui Apa Itu Survailens Dalam Praktik Kebidanan
Untuk Mengetahui Bagaimana Pengamtan Epidemilogi Dirumah Sakit
Untuk Mengetahui Apa Itu Infeksi Nosokominal
Untuk Mengetahui Apa Saja Kegiatan Pokok Pengamataan Epidemiologi
BAB II
PEMBAHSAN MATERI
1. PENGERTIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
Pencemaran lingkungan didefinisikan sebagai perubahan faktor abiotik akibat kegiatan yang
melebihi ambang batas toleransi ekosistem biotik. Misalnya saja penggunaan kendaraan
bermotor ataupun alat pengolah bahan baku yang terkadang tidak sesuai dengan standarisasi
lingkungan. Ada dua jenis bahan dalam pencemaran:
Degradable, yaitu polutan yang dapat diuraikan kembali atau dapat diturunkan sifat
bahayanya ke tingkat yang dapat diterima oleh proses alam. Contohnya adalah kotoran
manusia atau hewan dan limbah tumbuhan.
Non-Degradable, yaitu polutan yang tidak dapa diuraikan oleh kemampuan proses
alam itu sendiri. Contohnya merkuri, timah hitam, arsenik, dan lain-lain.
Pencemaran lingkungan disebabkan oleh beragam faktor. Namun, faktor terbesarnya adalah
manusia. Sadar atau tidak, kita telah berkontribusi dalam proses pencemaran lingkungan.
Mulai dari pertambahan jumlah penduduk yang tak terkendali, banyaknya sumber-sumber zat
pencemaran sehingga alam tak mampu menetralisir.
Selain itu banyak juga aktivitas sehari-hari yang tanpa disadari menjadi factor rusaknya
lingkungan, diantaranya Penggunaan kantong plastik secara massif, Pembuangan sampah dan
limbah deterjen ke sungai, Penggunaan AC berlebih, Pembuangan limbah elektronik yang tak
sesuai aturan, Pembakaran hutan, Penggunaan kendaraan pribadi sehingga menimbulkan
lebih banyak polusi, Pembuangan limbah pabrik atau kotoran ke sungai, Penebangan hutan
yang mengakibatkan hutan tak mampu menyerap karbon-dioksida lebih banyak, dan lain-lain.
Berikut ini beberapa jenis pencemaran lingkungan berserta dampaknya.
Oksida karbon: karbon monoksida (CO) dan (CO2). Gas CO2 adalah gas yang
dihasilkan dari proses pernapasan makhluk hidup, pembusukan bahan organik dan
pelabukan dari batuan. Bila gas ini di atmosfer jumlahnya meningkat, maka akan
menyebabkan peningkatan suhu pada bumi.
Oksida belerang: SO dan (SO3). Gas sulfur dioksida ini berasal dari pabrik yang
menggunakan belerang dan hasil dari pembakaran fosil. Gas ini jika bereaksi dengan air
akan membentuk senyawa asam. Bila senyawa ini turun bersamaan dengan hujan, maka
akan terjadilah hujan asam.
Oksigen nitrogen: NO, (NO2), N2O. Gas nitrogen ini sangat dibutuhkan oleh
makhluk hidup sebagai bahan untuk membangun protein. Jika gas ini bereaksi dengan air
maka akan membentuk sebuah senyawa asam.
Komponen organik volatile: metan (CH4), benzene (C6h6), Klorofluoro karbon
(CFC), dan kelompok bromin. CFC sering kali digunakan untuk bahan pendingin pada
AC dan kulkas. Selain itu, CFC juga digunakan untuk alat penyemprot rambut dan juga
alat penyemprot nyamuk. CFC sangat berbahaya sekali karena bisa merusak lapisan ozon
pada atmosfer. Akibatnya perlindungan bumi dari radiasi sinar ultraviolet akan berkurang.
Suspensi partikel: debu tanah, dioksin, logam, asam sulfat, dan lain-lain
Substansi radioaktif: radon-222, iodin-131. strontium-90, plutonium-239, dan lain-
lain
Suara: kendaraan bermotor, mesin industri, pesawat, dan lain-lain
Dampak dari pencemaran udara sendiri adalah Hujan asam, Perubahan cuaca yang ekstrim
Penipisan ozon, Peningkatan kasus kerusakan mata hingga Kanker kulit.
Bahan Anorganik: Timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd), merkuri (Hg), kromium
(Cr), nikel (Ni), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan kobalt (Co)
Bahan Kimia: Pewarna tekstil, pestisida, dan lain – lain
Bahan Organik: Berbentuk limbah yang dapat diuraikan oleh mikroba yang akan
memicu meningkatkan populasi mikroorganisme di dalam air
Cairan Berminyak
Dampaknya: Media penyebaran penyakit, Peningkatan alga dan eceng gondok, Menurunkan
kadar oksigen dalam air hingga mengganggu organisme di perairan, Mengganggu pernapasan
karena bau yang menyengat
Bahan logam: mangan (Mn), besi (Fe), aluminium (Al), timbal (Pb), merkuri (Hg),
seng (Zn). asenik (As), dan lain – lain
Bahan kimia organik: pestisida (insektisida, herbisida, dan fungisida), deterjen, dan
sabun
Bahan pupuk anorganik: urea, TSP, ammonium sulfat, dan KCL
Zat radioaktif
Dampak: Pertanian, seperti peningkatan salinitas tanah dan penurunan kesuburan tanah
Bencana alam, seperti tanah longsor dan erosi hingga Penyumbatan saluran air
Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra
dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain. Misalnya gas buangan
kendaraan bermotor yang menyebabkan mata pedih.
Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan
sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa) di Minamata Jepang yang
menyebabkan kanker dan lahirnya bayi cacat.
Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga
menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan. Misalnya pencemaran
nuklir.
CONTOH KASUS PENCEMARAN LINGKUNGAN YANG PARAH
Kasus pencemaran merkuri yang paling besar terjadi Teluk Minamata, Jepang. Sebuah
perusahaan yang memproduksi asam asetat membuang limbang cairnya ke Teluk Minamata,
salah satunya adalah methyl mercury konsentrasi tinggi. Tragedi yang dikenal dengan
Penyakit Minamata (Minamata Disease) terjadi antara tahun 1932-1968. Teluk Minamata
merupakan daerah yang kaya sumber daya ikan dan kerang. Selama bertahun-tahun, tidak ada
yang menyadari bahwa ikan, kerang, dan sumber daya laut lainnya dalam teluk tersebut telah
terkontaminasi merkuri.
Methyl mercury ini masuk ke dalam tubuh organisme laut baik secara langsung dari air
maupun mengikuti rantai makanan. Kemudian mencapai konsentrasi yang tinggi pada daging
kerang-kerangan, krustacea dan ikan yang merupakan konsumsi sehari-hari bagi masyarakat
Minamata. Akibat adanya proses bioakumulasi dan biomagnifikasi, konsentrasi merkuri
dalam rambut beberapa pasien di rumah sakit Minamata mencapai lebih 500 ppm.
Pada saat itu, setidaknya 50.000 orang yang terkena dampak dan lebih dari 2.000 kasus
penyakit Minamata disertifikasi. Masyarakat Minamata yang mengonsumsi makanan laut
yang tercemar tersebut diidentifikasi terserang penyakit syaraf, lumpuh, kehilangan indera
perasa, bicara ngawur, dan bahkan banyak yang meninggal dunia.
Di Indonesia, kasus pencemaran merkuri yang cukup serius juga pernah terekspos di Teluk
Buyat, Sulawesi Utara pada 2004. Perusahaan tambang emas PT Newmont Minahasa Raya
yang beroperasi di area Teluk Buyat diduga telah membuang limbah tailing-nya ke ke dasar
Teluk Minahasa sehingga menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat yang
serius. Sejumlah ikan mati mendadak dan menghilangnya beberapa beberapa jenis ikan.
DEFINISI
Menurut WHO surveilans merupakan proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data secara sistemik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit
yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan. Berdasarkan definisi diatas dapat
diketahui bahwa surveilans adalah suatu kegiatan pengamatan penyakit yang dilakukan
secara terus menerus dan sistematis terhadap kejadian dan distribusi penyakit serta faktor-
faktor yang mempengaruhi nya pada masyarakat sehingga dapat dilakukan penanggulangan
untuk dapat mengambil tindakan efektif.
menurut Timmreck (2005) pengertian surveilans kesehatan masyarakat merupakan
proses pengumpulan data kesehatan yang mencakup tidak saja pengumpulan informasi secara
sistematik, tetapi juga melibatkan analisis, interpretasi, penyebaran, dan penggunaan
informasi kesehatan. Hasil surveilans dan pengumpulan serta analisis data digunakan untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang status kesehatan populasi guna
merencanakan, menerapkan, mendeskripsikan, dan mengevaluasi program kesehatan
masyarakat untuk mengendalikan dan mencegah kejadian yang merugikan kesehatan. Dengan
demikian, agar data dapat berguna, data harus akurat, tepat waktu, dan tersedia dalam bentuk
yang dapat digunakan.
menurut DCP2 (2008) surveilans kesehatan masyarakat adalah pengumpulan,
analisis, dan analisis data secara terus-menerus dan sistematis yang kemudian
didiseminasikan (disebarluaskan) kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam
pencegahan penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
Tujuan Surveilans menurut Depkes RI (2004) adalah untuk pencegahan dan
pengendalian penyakit dalam masyarakat, sebagai upaya deteksi dini terhadap kemungkinan
terjadinya kejadian luar biasa (KLB), memperoleh informasi yang diperlukan bagi
perencanaan dalam hal pencegahan, penanggulangan maupun pemberantasannya pada
berbagai tingkat administrasi.
Dalam batasan epidemiologi ini mencakup 3 elemen,yakni :
a. Mencakup semua penyakit
Epidemiologi mempelajari semua penyakit baik penyakit infeksi maupun non infeksi,
seperti ; kanker,penyakit kekurangan gizi (malnutrision), kecelakaan lalu lintas maupun
kecelakaan kerja,sakit jiwa, dan sebagainya.
b. Populasi
Kedokteran klinik berorientasi pada gambaran penyakit individu, maka epidemiologi
memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi (masyarakat) atau
kelompok.
c. Pendekatan ekologis
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada kesehatan lingkungan baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
8. Membuat laporan
Langkah terakhir yang harus dilakukan dalam kegiatan survailans epidemiologi yaitu
membuat laporan lengkap serta menyampaikan atau menyebarluaskan untuk pihak yang
erkepentingan
Jenis survailans :
1. Survailans aktif
Pengamatan kasus dilakukan secara langsung kelapangan. Dibutuhkan dana dan tenga khusus
sehingga hasil yang diperoleh lengkap dan jauh lebih baik.
2. Survailans pasif
Pengamatan kasus dilakukan secara tidak langsung. Yaitu melalui laporan sehingga hasil
yang diperoleh kurang legkap.
Selain faktor-faktor di atas, lingkungan rumah sakit yang padat, kegiatan memindahkan
pasien dari satu unit ke unit yang lain, dan penempatan pasien sistem imun yang lemah
dengan pasien yang menderita penyakit menular di ruangan yang sama, juga dapat
meningkatkan risiko terjadinya infeksi nosokomial.
Demam
Ruam di kulit
Sesak napas
Denyut nadi yang cepat
Tubuh terasa lemas
Sakit kepala
Mual atau muntah
Selain gejala umum yang disebutkan di atas, gejala juga bisa timbul sesuai jenis infeksi
nasokomial yang terjadi, seperti:
Infeksi aliran darah, dengan gejala berupa demam, menggigil, tekanan darah
menurun, atau kemerahan dan nyeri pada tempat pemasangan infus bila infeksi terjadi
melalui pemasangan infus
Pneumonia, dengan gejala berupa demam, sesak napas, dan batuk berdahak
Infeksi luka operasi, dengan gejala berupa demam, kemerahan, nyeri, dan keluarnya
nanah pada luka
Infeksi saluran kemih, dengan gejala berupa demam, sakit saat buang air kecil, sulit
buang air kecil, sakit perut bagian bawah atau punggung, dan terdapat darah pada
urine
Tes darah, untuk mendeteksi tanda infeksi dari kadar sel-sel darah
Tes urine, untuk mengetahui ada tidaknya infeksi pada saluran kemih, termasuk untuk
melihat jenis bakteri yang menginfeksi
Tes dahak, untuk mengetahui jenis bakteri yang menginfeksi saluran pernapasan
Kultur darah, dahak, atau cairan luka operasi, untuk memastikan keberadaan dan jenis
dari bakteri, jamur, atau parasit yang menyebabkan infeksi
Pemindaian CT scan, MRI, USG, atau Rontgen, untuk mendeteksi ada tidaknya
kerusakan dan tanda infeksi pada organ-organ tertentu
Endokarditis
Osteomielitis
Peritonitis
Meningitis
Sepsis
Abses paru
Gagal organ
Gangren
Kerusakan permanen pada ginjal
b. Pengelolaan data
Data yang diperoleh biasanya masih dalam bentuk data mentah (row data) yang masih perlu
disusun sedemikian rupa sehingga mudah dianalisis. Data yang terkumpul dapat diolah dalam
bentuk tabel, bentuk grafik maupun bentuk peta atau bentuk lainnya. Kompilasi data tersebut
harus dapat memberikan keterangan yang berarti.
e. Evaluasi
Hasil evaluasi terhadap data sistem surveilans selanjutnya dapat digunakan untuk
perencanaan, penanggulangan khusus serta program pelaksanaannya, untuk kegiatan tindak
lanjut (follow up), untuk melakukan koreksi dan perbaikan-perbaikan program dan
pelaksanaan program, serta untuk kepentingan evaluasi maupun penilaian hasil kegiatan.
BAB III
DAFTAR ISI
http://mnoersyamsi.blogspot.com/2012/01/makalah-ilmu-kesehatan-masyarakat.html
http://epiders.blogspot.com/2011/12/komponen-dan-kegiatan-pokok-surveilans.html
file:///C:/Users/Jefri%20Noah/Downloads/2529-5778-1-SM.pdf
https://www.alodokter.com/infeksi-nosokomial
http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/PROMOTOR/article/view/2529/1567
http://felyfebriana.blogspot.com/2017/01/survailans-dalam-praktik-kebidanan_18.html
https://www.gramedia.com/literasi/pencemaran-lingkungan/