Anda di halaman 1dari 8

RESUME

Sejarah Peradaban Islam Dinasti Abbasiyah

Disusun Sebagai Syarat Tugas Mata Kuliah sejarah pendidikan islam

Semester 4 Prodi Pendidikan Agama Islam

Nama : Nurain Almahdali

Stambuk: 193121021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Peradaban islam mulai di bangun oleh Nabi Muhammad saw, ketika berhasil
merumuskan masyarakat Madani dan piagam Madinah. Kemudian dilanjutkan oleh Khulafa
Rasyidin (Abu Bakar, Umar Ibn Khatab, Ustman Ibn Affan dan Ali Ibn Thalib) sistem yang
dikembangkan pada saat itu adalah sistem demokrasi di mana pucuk pimpinan di pilih mulai
musyawarah oleh beberapa orang yang di tunjuk oleh kaum muslimin atau khalifah
sebelumnya.

Pada masa itu umat islam telah mencapai pusat kemuliaan. Baik dalam bidang
ekonomi, peradaban dan kekuasaan. Selain itu juga telah brkembang berbagai macam
cabang ilmu pengetahuan pasca meninggalnya Ali dan naiknya Muawiyah, sistem
pemerintahan dalam Islam berubah dratis dari sistem kekhilafahan ke Monarkhi Absolut.
Monarkhi Absolut di buktikan dengan di pilihnya Yazid sebagai putra mahkota, kemudian
mengangkat dirinya sebagai Kholifah fi Allah, mulailah babak baru dalam pemerintahan
Islam dan berlangsung terus menerus sampai kepada Khalifah Turki Usmani sebagai konsep
pemerintahan Khalifah (penguasa dan pemimpin tertinggi rakyat) terakhir dalam dunia
Islam.

Dinasti Abbasyiah merupakan dinasti islam yang paling berhasil dalam


mengembangkan peradaban islam. Pemerintah dinasti ini sangat peduli dalam upaya
pengembangan fasilitas untuk kepentingan tersebut, pengembangan pusa-pusat riset dan
terjemah seerti Baitu Hikam, majlis munadzarah, dan pusat studi lainnya.

Dinasti Abbasyiah adalah masa dimana umat islam membangun pemerintahan, yang
ilmu adalah sebagai landasan utamanya, sebagai suatu keniscayaan yang diwujudkan dalam
membawa umat ke suatu negri idaman, suatu kehausan akan ilmu pengetahuan yang belum
pernah ada dalam sejarah.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang sejarah berdirinya Abbasyiah, pemerintah dinasti
Abbasyiah, masa kejayaan dinasti Abbasyiah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dinasti Abbasyiah?
2. Bagaimana pemerintahan pada masa dinasti Abbasyiah?
3. Kemajuan apa saja yang telah diperoleh dinasti Abbasyiah?
4. Apa sebab kemunduran dinasti Abbasyiah?

C. Tujuan Penulisan.
1. Untuk Mengetahui sejarah dinasti Abbasyiah?
2. Untuk Mengetahui pemerintahan pada masa dinasti Abbasyiah
3. Untuk Mengetahui Kemajuan apa saja yang telah diperoleh dinasti Abbasyiah?
4. Untuk Mengetahui sebab kemunduran dinasti Abbasyiah?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejara Berdirinya Dinasti Abbasiyah

Abbasyiah, nama dinasti kekhalifahan yang berkuasa mulai 749M hingga 1258 M (132 H-
656 H) ini diambil dari nenek moyangnya Al-Abbas bin ‘Abdul Mutalib bin Hasyim, paman
Rasulullah. Dinasti Abbasyiah didirikan oleh Abu al-‘Abbas al-Saffah dan sekalugus sebagai
khalifah pertama.

Al-Saffah artinya sang penumpah darah, yang kemudian menjadi julukannya. Julukan itu
merupakan pertanda buruk karena dinasti yang baru muncul ini mengisyaratkan bahwa
mereka lebih mengutamakan kekuatan dalam menjalannkan kebajikannya. Dari 750 M
hingga 1258 M, penerus Abu Al-Abbas memegang pemerintahan meskipun mereka tidak
selalu berkuasa. Orang Abbasyiah mengklaim dirinya sebagai pengusung konsep sejati
kekhalifahan, yaitu gagasan negara teokrasi, yang menggantikan pemerintahan sekuler (mulk)
Dinasti Umayyah.

Sebagai ciri khas keagamaan dalam istana kerajaannya, dalam berbagai kesempatan
seremonial, seperti ketika dinobatkan sebagai khalifah dan pada shalat jumat, khalifah
mengenakan jubah (burdah) yang pernah dikenakan oleh saudara sepupunya, Nabi
Muhammad SAW. Akan tetapi, masa pemerintahannya begitu singkat. As-Saffah meninggal
(754 M-755M) karena penyakit cacar air keika berusia 30 tahun
Abu Ja’far (754 M-775 M), yang mendapat julukan Al-Manshur adalah kholifah terbesar
Dinasti Abbasyiah, meskipun bukan seorang muslim yang shaleh. Dialah sebenarnya, bukan
As-Saffah, yang benar-benar membangun dinasti baru itu. Seluruh khalifah yang berjumlah
35 orang berasal dari garis keturunannya.

B. Pemerintahan Dinasti Abbasyiah


Dalam pemerintahan dinasti Abbasyiah kepala Negara adalah khalifah, yang setidaknya
dalam teori memegang semua kekuasaan. Ia dapat melimpahkan otoritas sipilnya kepada
orang wazir, otoritas pengadilan kepada seorang hakim (qadhi), dan otoritas militer kepada
seorang jendral (amir), namun kholifah tetap menjadi pengambil keputusan akhir dalam
semua urusan pemerintah. Dalam melaksanakan fungsi dan tugas pemerintahnya khalifah
Baghdad mengikuti pola administrasi persia. Penolakan masyarakat terhadap pemerintah
sekuler Umayyah dimanfaatkan Abbasyiah dengan menampilkan diri sebagai pemerintahan
imamah, yang menekankan karakteristik dan kewajiban religius.
Pemerintah kepemimpinan secara turun-menurun seperti yang dilakukan pada masa
Umayyah yang diikuti oleh dinasti Abbasyiah, beserta dampak buruknya. Khalifah yang
sedang berkuasa akan menunjuk penggantinya seorang anak, atau saudaranya yang
menurutnya paling tepat. Khalifah dibantu oleh pejabat rumah tangga istana yang bertugas
memperkenalkan utusan dan pejabat yang akan mengunjungi khalifah. Ada juga seorang
eksekutor yang menjadi tokoh penting istana yang bertugas dibawah tanah istana, yakni
tempat penyiksaan.
Ada beberapa biro dalam pemerintahan Abbasyiah, biro pajak, biro arsip menagani
semua surat-surat resmi, dokumen politik serta instruksi dan ketetapan khalifah, dewan
penyelidik atau semacam pengadilan tingkat banding pengadilan tinggi, departemen
kepolisian dan pos.
Kekuatan militer dinasti Abbasyiah terdiri atas pasukan infantri yang bersenjata tembok,
pedang dan persisai, pasukan panah dan pasukan kavaleri yang mengenakan pelindung kepala
dan dada serta bersenjatakan tembok panjang. Peradaban dan kebudayaan islam tumbuh
karean dinasti Abbasyiah lebih menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaan islam dari
pada pelunasan wilayah.
C. Kemajuan Peradaban Dinasti Abbasyiah
Pada masa pemerintahan bani Abbasiyah, kegiatan perekonomian bertambah maju seiring
dengan perkembangan jaman sehingga kekayaan negara bertambah banyak, meskipun pada
umumnya tidak berbeda dengan kegiatan perekonomian yang dilakukan bani Umayah. Badri
Yatim menulis bahwa pada masa Al Mahdi, perekonomian mulai meningkat dengan
peningkatan di sektor pertanian melalui irigasi dan peningkatan hasil pertambangan seperti
perak, emas, tembaga dan besi.
Para khalifah dinasti Abbasyiah yang khususnya pada periode awal sangat menyadari akan
pentingnya bidang ekonomi bagi kelangsungan pemerintah. Oleh karena itu mereka memberi
perhatian penuh pada bidang yang satu ini. Upaya untuk memajukan bidang ekonomi ini
dimulai dengan pemindahan pusat pemerintahan ke Baghdad.

Beberapa kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan dapat di sebutka beberapa berikut:

1. Bidang agama
Kemajuan dibidang agama antara lain dalam beberapa bidang ilmu yaitu ulumul qur’an,
ilmu tafsir, hadist, ilmu kalam, bahasa dan fiqih. Pada masa dinasti Abbasyiah lahir para
tokoh bidang fiqih dan pendiri mazhab anta lain:
a) Fiqih
 Imam Abu Hanifah (700-767 M).
 Imam Malik (713-795 M).
 Imam Syafi’i (767-820 M).
 Imam Ahmad bin Hambal (780-855 M).

b) Ilmu tafsir
Perkembangan ilmu tafsir pada masa dinasti Abbasyiah mengalami kemajuan pesat.
Ahli tafsir pada masa dinasti Abbasyiah antara lain:
 IbnuJarirAth-Thabari.
 IbnuAthiyah Al- Andalusi.
 Abu Muslim Muhammad binBaharIsfahani.

c) Ilmu hadist
Diantara para ahlihadispada masa DinastiAbbasiyahadalah:
 Imam Bukhori (194-256 H), karyanyaShahih Al-Bukhori.
 Imam Muslim (w. 261 H), karyanyaSahih Muslim.
 IbnuMajah, karyanyaSunanIbnuMajah.
 Abu Dawud, karyanyaSunan Abu Dawud.
 Imam An-Nasai, karyanyaSunan An-Nasai.
 Imam Baihaqi.

d) Ilmu kalam
Kajian para ahli ilmu kalam (teologi) adalah mengenai dosa, pahala, surga neraka,
serta perdebatan mengenai ketuhanan atau tauhid, yang menghasilkan suatu kajian
ilmu yaitu ilmu kalam atau teologi. Diantara tokoh ilmu kalam adalah:
 Imam Abu Hasan Al- Asy’aridan Imam Abu Mansur Al Maturidi, tokohAsy’ariyah.
 Washil bin Atha, Abu Huzail Al-Allaf (w. 849 M), tokohMu’tazilah.
 Al-Jubai.
e) Bahasa
Diantara ilmu bahasa yang berkembang pada masa Dinasti Abbasiyah adalah ilmu
nahwu, ilmu sharaf, ilmu bayan, ilmu badi’ dan arudh. Bahasa arab di
jadikansebagaiilmupengetahuandisampingmenjadi alat komunikasi antar bangsa. Diantara
para ahli ilmu bahasa adalah:
 Imam Sibawaih (w. 183), karyanyaterdiridari 2 jilidsetebal 1000 halaman.
 Al-Kiasi.
 Abu Zakaria Al-Farra (w.208), kitabNahwunyaterdiridari 6000 halamanlebih.

2. Bidang umum
Dalam bidang umum antara lain berkembang dalam bidang filsafat, logika, metafisika,
matematika, ilmu alam, geometri, aljabar, aritmatika, musik kedokteran, kimia, sejarah dan
sastra. Para tokoh yang terkenal adalah sebagai berikut;
a) Ilmu filsafat
 Al-Kindi (809-873 M) bukukarangannyasebanyak 236 judul.
 Al Farabi (wafattahun 916 M) dalamusia 80 tahun.
 IbnuBajah (wafattahun 523 H).
 IbnuThufail (wafattahun 581 H).
 IbnuShina (980-1037 M). Karangan-karangan yang terkenalantara lain: Shafa, Najat,
Qoman, Saddiyadan lain-lain.
 Al Ghazali (1085-1101 M). DikenalsebagaiHujjatul Islam, karangannya:
 AlMunqizhMinadl-Dlalal,TahafutulFalasifah,MizanulAmal,IhyaUlumuddindan lain-lain.
 IbnuRusd (1126-1198 M). Karangannya : Kulliyaat, TafsirUrjuza, KasfulAfillhdan
lain- lain

b) Bidang kedokteran
 Jabir bin Hayyan (wafat 778 M). Dikenalsebagaibapak Kimia.
 Hurainbin Ishaq (810-878 M). Ahli mata yang terkenal
di samping sebagai penter jemah bahasa asing.
 Thabib bin Qurra (836-901 M).
 ArRaziatau Razes (809-873 M). Karangan yang terkenalmengenaicacardancampak
yang diterjemahkandalambahasalatin.

c) Astronomi
 Al Farazi : penciptaAstro lobe
 Gattani/Al Betagnius
 Abulwafat : menemukanjalanketigadaribulan
 Al Farghoniatau Al Fragenius

d) Matematika
 Umar Al Farukhan: InsinyurArsitek Pembangunan kota Baghdad.
 Al Khawarizmi: Pengarangkitab Al Gebra (Al Jabar), penemuangka (0).

e) Bidang seni ukir


Beberapasenimanukirterkenal: Badrdan Tariff (961-976 M) danadasenimusik, senitari,
senipahat, senisulam, senilukisdansenibangunan.
BAB III
PENUTUP
Dinasti Abbasyiah merupakan masa pemerintahan umat islam yang merupakan asa
keemasan dan kejayaan dari peradaban uumat islam yang pernah ada. Pada masa dinasti
Abbasyiah kekayaan negara melimpah dan kesejahteraan rakyat sangat tinggi. Pusat
peradaban islam mengalami kemajuan yang pesat sehingga pada masa ini banyak muncul
para tokoh ilmuan dari kalangan umat islam, baik itu dalam bidang agama, bidang umum
dan bidang ekonomi dan juga melahirkan tokoh-tokoh dibidang ilmu masing-masing. Pada
masa pemerintahan khalifah Harun Al-Rasyid kesejahteraan umat islam sangat terjamin,
karena pada masa inilah puncak dari kajayaan dinasti Abbasyiah pembangunan dilakukan
dimana-mana.

Namun diakhir pemerintahan khalifah dinasti Abbasyiah, islam mengalami


keterpurukan yang sangat rendah. Hal ini disebabkan dari serangan tentara Mongol yang
telah menghancurkan pusat peradaban umat islam di Baghdad Mongol ke wilayah
kekuasaan Islam mejadi lemah, apalagi serangan Hulangu Khan dengan pasukan Mongol
yang biadab menyebabkan kekuatan Abbasyiah mejadi lemah dan akhirnya menyerah
kepada kekuatan Mongol.

DAFTAR PUSTAKA
Ali As-Salus, Imamah & Khalifah, Jakarta: Gema Insani Press, 1997.
Akram Dhiyaudi Umari, Masyarakat Madani Tinjauan Historis Kehidupan Zaman Nabi, Jakarta:
Gema Insani Press, 1999.
Badri Yatim, Sejarah Peradan Islam, Dirasah Islamiyah II, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2006.
Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, Bandung: Cv Pustaka Setia, 2010.
C.A. Qadir, Philosophy and Science in the Islamic World, London: Routledge, 1988. 22-
1-15 jam 09.45 WIB.
Musyarifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik,PerkembanganIlmu Pengerahuan Islam, Jakarta:
Prenada Media, 2004,
Maurice Lombard, The Golden Age Of Islam New York: American Elsevier, 1975. Nur
Chamid, Sejarah Pemikiran Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Philip K. Hitti, History of The Arabs, Jakarta: SerambiIlmuSemesta, 2010. SamsulMunir
Amin, SejarahPeradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009.

Anda mungkin juga menyukai