Anda di halaman 1dari 5

NAMA : YOGA PRASETIYO

NOTAR : 18.02.0249

KELAS : TKO A MADYA

REKOMENDASI KECELAKAAN TABRAKAN BERUNTUN BUS PO. KARUNIA BAKTI DI


JALAN RAYA PUNCAK, CISARUA, BOGOR, JAWA BARAT

REKOMENDASI

Berdasarkan kecelakaan tersebut dan agar tidak terjadi kecelakaan dengan penyebab yang
sama maka dibuatlah rekomendasi, berikut rekomendasinya :

A. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan


1. Meiingkatkan pengawasan terkait dengaan kelaikan angkutan umum.
Pengawasan dan pengendalian dapat dilakukan di terminal tipe A dengan
melakukan ramp check semua angkutan umum sebelum angkutan tersebut
meninggalkan terminal (dapat dilakukan oleh BPTD)
2. Melakukan pengawasan dan pengendalian mengenai kelaikan kendaraan di
jalan nasional dan berkordinasi dengan pihak kepolisian. Pengawasan
dilakukan di jalan nasional.
3. Memberikan sosialisasi dan penyuluhan kepada perusahaan angkutan umum
terkait dengan kewajiban perusahaan untuk mengikuti aturan sesuai dengan
PM 85 tahun 2018 (sistem manajemen keselamatan angkutan angkutan
umum)
4. Membantu perusahaan angkutan umum untuk membuat dokumen sistem
manajemen keselamatan angkutan umum.
5. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan pengujian
berkala kendaraan bermotor terhadap Dinas Perhubungan Kabupaten / Kota
selaku penyelenggara dan pelaksana pengujian berkala kendaraan bermotor.
6. Pemasangan rambu rambu lalu lintas, seperti berikut :
 Pemasangan rambu batas kecepatan
 Pemasangan rambu peringatan, bertuliskan gunakan gigi rendah
dijalan menurun
 Pemasangan rambu hati hati rawan kecelakaan
 Pemasangan cermin cembung di tikungan tajam / curam
 Pemberian marka tidak putus pada jalan tikungan
 Pemberian rambu larangan parkir atau berhenti, di daerah tikungan
 Jika memungkinkan dipasangkan jalur penyelamat setelah jalan
menurun, digunakan untuk kendaraan yang mengalami rem blong.

B. Kepolisian Republik Indonesia


1. Memberikan sosoialisai atau penyuluhan kepada pengemudi mengenai tata
cara tertib berlalu lintas dan pemahaman terkait dengan keselamatan
berkendara.
2. Menghilangkan praktek percaloan dalam pembuatan SIM
3. Menghilangkan praktek pungli
4. Memberikan tindakan tegas bagi kendaraan ODOL dan tidak memenuhi
persyaratan teknis dan laik jalan.

C. Kementerian PUPR
1. Membuat jalur alternatif di jalan yang menurun dan tikungan tajam. Pada
kasus ini ditemukan penyebab kecelakaan karna terdapat kondisi jalan
menurun dengan kemiringan vertikal 150 – 200 . (rencana jangka panjang).
2. Membuat jalur penyelamat setelah jalan menurun hal tersebut digunkan
untuk mecegah terjadinya kecelakaan jika tedapat kendaraan yang
mengalami rem blong.

D. Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian


Perindustrian
1. Melakukan pengawasan terhadap industri bengkel kendaraan
2. Membuat aturan yaang tegas bahwa mendirikan bengkel harus mendapatkan
izin dari Kementerian Perindustrian
3. Membuat aturan mengenai suku cadang kendaraan, suku cadang yang
disediakan atau yang dijual harus memenuhi Standart Nasional Indonesia
(SNI) atau Original
4. Kementerian perindustrian harus membuat standarisasi perawatan berkala,
perbaikan kendaraan bermotor
5. Memberikan pelatihan terhadap mekanik agar mengerti tentang persyartan
teknis dan laik jalan, hal tersebut bertujuan agar mekanik tidak asal
memperbaiki kendaraan.

E. Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat


1. Melakukan pengawasan kelaikan kendaraan di jalan provinsi dengn
berkordinasi dengan pihak kepolisian
2. Melakukan pengecekan persyaratan teknis dan laik jalan dengan melakukan
ramp check angkutan umum di terminal tipe B
3. Meningkatkan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan pengujian
bekala kendaraan bermotor yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan
Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat.

F. Dinas Perhubungan Kabupaten Garut


1. Melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, mengacu Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Peraturan Pemerintah Nomor
44 tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi.
2. Jujur dan tegas terhadap hasil pengujian kendaraan tersebut. Jika kendaraan
tersebut tidak lolos uji maka jangan diluluskan.
3. Memeriksa kembali kendaraan – kendaraan yang telah diterbitkan tanda
lulus uji (kir) nya terhadap kemungkinan ketidak lengkapan komponen sistem
pengereman, khususnya untuk kendaraan bermotor angkutan penumpang
umum.
4. Disela waktu menunggu melakukan pengujian kendaraan, petugas dapat
Memberikan pemahaman kepada pengemudi terkait dengan pentingnya
keselamatan dan kelaikan kendaaraan.
G. Dinas Pemukiman, Prasarana dan Wilayah Kabupaten Bogor
1. Menertibkan dan menata bangunan liar disekitar jalur puncak
2. Menertibkan bangunan yang berada didaerah milik jalan (di daerah milik
jalan / rumija dilarang terdapat bangunan)
3. Memberikan larangan kepada pedagang kaki lima dan tukang parkir bahwa
bahu jalan dilarang digunakan untuk berdagang dan dijadikan tempat parkir
(Bahu jalan tidak boleh digunakan untuk tempat parkir dan berdagang)
4. Setiap pendirian bangunan atau event(acara) yang menarik pengunjung
wajib memiliki izin dan memiliki dokumen AMDAL LALIN.
5. Menebang pohon pohon yang mempersempit jarak pandang dan menutupi
jalan.

H. Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor


1. Melakukan pengawasan dan penataan pemasangan papan reklame sesuai
dengan peraturan / ketentuan yang berlaku di sekitar jalur Puncak.
2. Mengatur atau memebrikan aturan tertulis terhadap pemasangan papan
reklame sesuai dengan peraturan / ketentuan yang berlaku di sekitar jalur
Puncak tidak hanya demi mendapatkan anggaran.
3. Membuat suatu aturan yang mengatur posisi, ukuran, tinggi papan reklame
agar tidak menghalangi jarak pandang pengendara.
4. Menertibkan papan reklame yang tidak sesuai dengan atauran dan tidak
berizin disekitar jalur puncak.
5. Pemasangan reklame tidak boleh menggangu fasilitas-fasilitas yang ada
dijalan, dan tidak boleh menghalangi jarak pandang pengendara.

I. Manajemen PO. Karunia Bakti


1. Perusahaan harus memiliki, memahami dan menerapkan dokumen SMK AU
(Sistem Manajemen Angkutan Umum)
2. Perusahaan wajib melakukan brefing/pengarahan kepada pengemudi
mengenai rute yang akan dilalui, brifinng / pengarahan minimal dilakukan
seminggu sekali
3. Perusahaan wajib membuat SOP mengenai pemeriksaan kendaraan yang
akan beroperasi (jika kendaraan tidak laik jalan, maka kendaraan tidak
diperbolekan beroperasi)
4. Memberikan pembinaan terhadap awak mobil bus tentang disiplin
berlalulintas, keamanan, keselamatan dan kesehatan dalam mengemudikan
kendaraan.
5. Memastikan dengan benar bahwa seluruh armada yang akan beroperasi
wajib memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan.
6. Memperhatikan dan meningkatkan sistem perawatan berkala dan perbaikan
terhadap kendaraan bermotor yang dioperasikan dengan menugaskan
pegawai yang memiliki kompetensi terkait.

Anda mungkin juga menyukai