MATA KULIAH
STUDI KELAYAKAN BISNIS
PENYUSUN
1
KATA PENGANTAR
Berkat asung kerta wara nugraha Ida Shang Hyang Widhi Wasa,Tuhan Yang
Maha Esa, diktat mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis (Sub Pokok Bahasan:
Perhitungan Bunga, Nilai Uang dan Metode Penyusutan Investasi)
diselesaikan tepat pada waktunya. Mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis
semester V (ganjil) merupakan mata kuliah wajib di Program Studi Peternakan
Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Diktat ini dibuat sebagai media
pembelajaran bagi mahasiswa semester V Fakultas Peternakan UNUD, dalam
menunjang proses belajar mengajar.
Tujuan pelaksanaan mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis, mahasiswa
diharapkan mampu membuat suatu rencana usaha peternakan dan merupakan
bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan apakah layak atau tidak
rencana usaha tersebut untuk dilaksanakan.
Pada kesempatan ini tim penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
• Bapak Prof. Dr. Ir. I Nyoman Suparta,MS.,MM.
• Rekan-rekan dosen di Lab. Agribisnis Peternakan atas kerjasamanya.
• Bapak Dekan Fakultas Peternakan atas fasilitas yang telah diberikan.
Semoga diktat ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa maupun dosen pengampu
mata kuliah dalam upaya memperlancar proses belajar mengajar. Kami
menyadari bahwa diktat yang kami susun ini tidak luput dari berbagai
kekurangan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dalam rangka
penyempurnaan diktat ini.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR …………………………………………………… 2
DAFTAR ISI ……………………………………………………..…. ... 3
I. PERHITUNGAN BUNGA DAN NILAI UANG ………………....… 4
1.1 Bunga Biasa (Simple Interest) ..................................... …... 5
1.2 Bunga Majemuk (Compound Interest) .......................... ...... 6
1.3 Anuitas (Annuity) ....................................................... ….. 9
1.3.1 Anuitas Biasa (Simple Annuity) ........................ ….. 10
1.3.1.1 Ordinary Annuity ................................. ….. 10
1.3.1.2 Annuity Due ........................................ ….. 17
1.3.1.3 Deferred Annuity ………………….. ......... ….. 22
1.3.2 Anuitas Kompleks (Complex Annuity) .................... 26
1.3.2.1 Complex Ordinary Annuity ................... ...… 27
1.3.2.2 Complex Annuity Due ........................... ….. 29
1.3.2.3 Complex Deferred Annuity ................... ….. 29
II. METODE PENYUSUTAN INVESTASI ........................... …... 31
2.1 Metode Rata-Rata ...................................................... ….. 32
2.1.1 Metode Garis Lurus (Straight Line Method) ....... …… 33
2.1.2 Metode Jam Kerja Mesin (Service Hours Method) ….. 34
2.1.3 M.etode Jumlah Produk (Product Units Method) …… 36
2.2 Metode Bunga Majemuk (Compound Interest Method) . …… 37
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. ....... 40
3
BAB I
PERHITUNGAN BUNGA DAN NILAI UANG
4
dengan rencana usaha tersebut. Karena keterbatasan modal uang yang
dimiliki oleh pengusaha, pada umumnya mereka meminjam uang dari
pemberi pinjaman. Sebagai konpensasinya, si peminjam akan membayar
bunga kepada pemberi pinjaman, dan bunga itu akan diperhitungkan
sebagai biaya oleh si peminjam. Dengan demikian Bunga merupakan biaya
modal. Besar kecilnya jumlah bunga yang merupakan beban terhadap
peminjam (debitor) sangat tergantung pada waktu, jumlah pinjaman, dan
tingkat bunga yang berlaku. Dalam perhitungan mathematics of finance
dikenal 3 bentuk sistem perhitungan bunga, antara lain:
1. Bunga biasa (Simple interest).
2. Bunga majemuk (Compound interest)
3. Anuitas (Annuity).
B=P.i.n S=P+B
dimana:
B = bunga
P = principal (modal)
i = interest rate (tingkat bunga)
n = jangka waktu
S = Penerimaan
Contoh 1.
Misal seorang petemak mendapat pinjaman dan bank sebesar Rp 5 juta
dengan tingkat bunga biasa sebesar 18%/th, berapa besarnya bunga yang
5
harus dibayar selama 3 th?. Berapa jumlah pengembalian peternak (jumlah
penerimaan bank) jika dalam 3 tahun hams sudah lunas
Jawab:
Bunga selama 3 tahun = 5 juta x 18% x 3
= Rp. 2,7 juta
Jumlah pengembalian peternak (penerimaan bank) adalah
= 5 juta + 2,7 juta
= Rp 7,7 juta
6
Contoh 2
Seseorang meminjamkan uang sebesar Rp 100.000,- dengan tingkat bunga
12% per tahun dan dimajemukkan setiap 6 bulan selama 2 tahun. jumlah
pengembalian setelah 2 tahun dihitung sebagai benkut:
Dengan model perhitungan bunga ini, bunga yang dibayar setiap 6 bulan
semakin besar, karena pokok juga semakin besar. Bunga yang diperoleh
pada akhir bulan ke 6 akan ikut menjadi pokok pada perhitungan bunga
pada 6 bulan berikutnya, dan seterusnya. Secara matematis perhitungan
bunga dengan sistem bunga majemuk dapat digambarkan seperti tabel di
bawah ini:
A B C
Periode Jumlah Uang Bunga (a x i) Jml Uang akhir th
Pemajemukan awal tahun (a + b)
1 P P.i P + P.i = P (1 + i)
2 P (1+i) P (1+i).i P (1 + i) + P (1 + i) . i = P (1+i)2
3 P (1+i)2 P (1+i)2.i P (1 + i)2 + P (1 + i)2 . i = P (1+i)3
.
.
.
n P (1+i)n-1 P (1+i)n-1.i = P (1+i)n
S 1/n
i = −1 x 100%
P
logS−logP
n =
log(1+i)
dimana:
S = Jumlah penerimaan
P = present value
n = Periode waktu
i = tingkat bunga per periode waktu
Dengan demikian, principal sebesar P dengan periode pemajemukan
sebanyak n kali dengan tingkat bunga sebesar i per periode pemajemukan
akan menjadi P(1+i) n . Nilai (1+i)n disebut dengan compounding factor,
yaitu suatu bilangan yang digunakan untuk menilai nilai using pada masa
yang akan datang (future value). Nilai (l+i) -n disebut dengan discount
factor, yaitu suatu bilangan untuk menilai nilai uang dalam bentuk
present value (nilai sekarang). Besar kecilnya jumlah uang di masa yang
akan datang maupun jumlah uang pada saat ini tergantung pada besar
kecilnya tingkat bunga dan jangka waktu yang digunakan.
Contoh 3
Seorang investor meminjam uang sebesar Rp 100.000.000,- selama 10
tahun dengan tingkat bunga 14% per tahun dan dimajemukkan setiap 6
bulan (2 kali setahun). Jumlah pengembalian setelah 10 tahun dapat
diselesaikan sebagai berikut:
Jawab:
Diketahui:
i = 14%/2=7%
n = 2 x 10 = 20
P = 100.000.000,-
8
S = P (1+i) n
= 100.000.000,- (1 + 0,07) 20
= Rp. 386.968.446,25-
Perlu diperhatikan bahwa tingkat bunga yang sama akan memberikan hasil
yang berbeda, apabila frekuensi bunga majemuk yang dilakukan dalam
satu tahun juga berbeda, seperti contoh berikut:
Contoh 4
Apabila Bank A menerima tingkat bunga deposito sebesar 18% per tahun
dan dimajemukkan setiap bulan. Bank B juga menerima tingkat bunga
deposito sebesar 18% per tahun dan dimajemukkan setiap 6 bulan.
Perbedaan mi dapat dilihat melalui perhitungan bunga efektif dan masing-
masing bank dengan cara sebagai berikut:
Effective rate yang didasarkan pada bank A:
F = (l+j/m) m
= (l+0,18/l2)12 -1
= 19,56%
Effective rate yang didasarkan pada bank B:
F = (1+j/m) m
= (I+ 0,18/2) 2 - 1
= 18,81%
dimana:
F = Effective rate
m = frekuensi bunga majemuk dalam satu tahun
j = bunga majemuk per tahun
Hasil perhitungan menunjukkan tingkat bunga efektif yang diberikan
bank A lebih besar dari tingkat bunga efektif yang diberikan oleh Bank B
sebesar 0,75%.
9
waktu, dan tingkat bunga. Tingkat bunga pada setiap interval tergantung
pada interval bunga majemuk yang dilakukan, bisa terjadi pada setiap
bulan, setiap kuartal, setiap 6 bulan, maupun setiap tahun. Dilihat dari
bentuknya, annuity ini dapat dibagi atas dua bagian, yaitu:
a. Simple Annuity
b. Complex Annuity
An = R
{ }
1 − (1 + i) − n
i
Perhitungan furture value (nilai yang akan datang)
Sn = R
{ }
(1 + i) − n − 1
i
Perhitungan anuitas:
i i
R = An atau R =Sn
{1 - (1 + i) } {1 - (1 + i) − 1}
-n n
dimana :
10
An = Present Value
SN = Future Value
R = Anuitas (Angsuran)
i = Tingkat bunga setiap interval
n = Jumlah interval pembayaran
Cantoh 5
Sebuah perusahaan mencicil pinjaman sebesar Rp 50.000,- pada setiap
akhir bulan selama 6 bulan dengan suku bunga diperhitungkan sebesar
18% per tahun.
Berapakah besarnya present value?
Jawab :
Diketahui :
R = 50.000,-
i = 18%/12 = 0,015
n = 6
An = R
{ }
1 − (1 + i) − n
i
= 50.000
{ }
1 − (1 + 0,015 ) − 6
0,015
= Rp. 284.859,36
Soal ini pun dapat diselesaikan dengan menggunakan discount factor
seperti Tabel berikut :
11
Akhir
Discount Discount
Bulan Angsuran An
Factor Factor
Ke-
1 50.000 (1 + 0,015) -1 0,985221675 49.261,08
2 50.000 (1 + 0,015) -2 0,970661749 48.533,09
3 50.000 (1 + 0,015) -3 0,956316994 47.815,85
4 50.000 (1 + 0,015) -4 0,94218423 47.109,21
5 50.000 (1 + 0,015) -5 0,928260325 46.413,02
6 50.000 (1 + 0,015) -6 0,914542193 45.727,11
Jumlah Present Value (Rp) 284.859,36
Perhitungan Angsuran
Contoh perhitungan angsuran dari ordinafy annuity dapat dilihat pada
Contoh 7.
Seorang peternak merencanakan membangun kandang ayam petelur yang
memerlukan biaya sekitar 120 juta, dimana dana tersebut dipinjam dari
12
bank dengan tingkat bunga 15% per tahun dan dimajemukan pada setiap
bulan. Berapa besarnya cicilan yang harus dibayar oleh peternak tersebut
setiap akhir bulan jika selama 3 tahun pinjaman tersebut harus sudah lunas
Jawab:
diketahui:
An = 120.000.000,-
i = 15%/12=0,0125
n = 3 x 12 = 36
0,0125
R = 120.000.000
{1 − (1 + 0,0125 }
− 36
= Rp. 4.159.839,42
Sn = R
{ }
(1 + i) n − 1
i
= 4.159.839,42
{ }
(1 + 0,0128 ) n − 1
0,0125
= Rp. 187.673.258,-
13
Berdasarkan pada hasil perhitungan di atas, jumlah pembayaran pada akhir
interval sebesar Rp 187.673.258,- tetapi bila dilihat dari pengeluaran
nasabah hanya sebesar:
36 x Rp.4.159.839,42,- = Rp. 149.754.219,14
Ini berarti, besarnya bunga yang merupakan beban selama 3 tahun
Rp. 149.754.2l9,14.- Rp. 12.000.000 = Rp. 29.754.219,14, Di pihak lain
bunga efektif yang diterima investor diperhitungkan sebesar:
Rp. 187.673.2523 - Rp. 120.000.000 = Rp. 67.673.258
Berdasarkan pada uraian ini, bunga yang akan dibayar oleh peternak hanya
sebesar Rp. 29.754.219,14 dan bunga yang diterima oleh investor sebesar
Rp. 67.673.258 dengan adanya perhitungan ini kedua belah pihak merasa
diuntungkan.
Contoh 8
Apabila diketahui jumlah present value sebesar Rp 969.482,- dengan
anuitas Rp. l50.000,- pada setiap akhir kuartal selama 2 tahun. Untuk
menentukan besarnya tingkat bunga pada setiap kuartal maupun setiap
tahun dapat diselesaikan sebagai berikut:
diketahui:
An = Rp. 969.482
n = 2x4=8
R = Rp. 150.000
14
i = ...... ?
{ }
1 - (1 + i) n An
= R
i
{ }
1 - (1 + i) -8 969.482
= 150.000 = 6 , 4632133
i
Nilai discount factor untuk {1-(1+i)/i} dapat dilihat dalam Lampiran 1
pada n=8 dimana nilainya 6,46212760. Dengan demikian pada kolom
tersebut i = 5% dan tingkat bunga setahun (nominal rate) 4 x 5=20%
(dimajemukkan 4 x setahun).
Apabila nilai i tidak tersedia dalam lampiran, nilai i dapat dihitung dengan
menggunakan sistem intelpolasi seperti contoh berikut :
Contoh 9
Seorang pengusaha menyetor uang pada bank sebesar Rp. 445.000,- dan
diambil kembali secara cicilan setiap akhir 6 bulan sebesar Rp. 50.000,-=
dalam waktu 5 tahun. Berapakah besamya interest rate dan nominal rate?
Diketahui:
An = 445.000
R = 50.000
n = 10
{ }
1 - (1 + i) -n An
= R
i
{
1 - (1 + i) -10 } 445.000
= 50.000 = 8,9000000
i
15
Tingkat bunga (i) Discount factor Persamaan
2% 8,982585 A
X 8,9 B
2,50% 8,752064 C
0,147936
x – 2,5% = (-0,5%)
0,230521
0,147936
x - 2,5% = (-0,5%) + 2,5%
0,230521
x = 0,021791
Dengan demikian interest rate-nya adalah sebesar 2,l8% (per 6 bulan), dan
nominal rate-nya adalah 2,18% X 2 = 4,36% (per tahun)
Contoh I0
Seorang peternak menerima uang dari bank sebesar
Rp. 1.653.298,- dari setoran sebesar Rp. 50.000,- pada akhir setiap kuartal
dengan tingkat bunga 20% setahun. Berapa lama peternak tersebut telah
melakukan setoran untuk mendapatkan sejumlah uang tersebut?
Diketahui:
Sn = Rp. 1.653.298
R = Rp. 50.000,-
I = 20%/4 =5%
N = ?
16
Penyelesaian:
{ }
(1 + i) n − 1 Sn
= R
i
{ }
(1 + 0,05 ) n − 1 1.653.298
= 50.000 = 33,06596
0,05
Dalam Lampiran 2 pada i = 5% nilainya 33,06596 terdapat pada n=20.
Dengan demikian lamanya petemak tersebut telah melakukan penyetoran
adalah 20 kuartal atau 20: 4 = 5 tahun. Apabila pada tingkat bunga sebesar
5% tidak tersedia nilai 33,065960, carilah nilai i yang mendekati nilai
hitung, sehingga n berada antara kedua nilai. Untuk mendapatkan nilai n
secara pasti pergunakan metode interpolasi.
17
An (ad) = R
{ }
1 - (1 + i) -(n -1)
+ 1
i
Contoh 11:
Sebuah perusahaan peternakan ayam petelur ingin memperoleh uang
secara kontinu sebesar Rp 1.500.000,- dari bank pada setiap awal kuartal
selama satu tahun. Berapa jumlah dana yang harus disetor pada bank
apabila tingkat bunga diperhitungkan sebesar 18% per tahun?
Diketahui : R = Rp. 1.500.000,-
i = 18%/4 = 4,5%
n = 4
An (ad) = R
{
1 - (1 + i) -n } (1 + i )
i
{ }
1 - (1 + 0,045 ) - 4
= 1.500.000 (1 + 0,045 )
0,045
= Rp. 5.623.447,-
{
(1 + i) (n +1) − 1 }
Sn (ad) = R −R
i
Contoh 12:
Sebuah perusahaan peralatan peternakan memberikan fasilitas pembelian
nipple otomatis secara kredit kepada seorang peternak ayam petelur.
Tingkat bunga diperhitungkan sebesar 12% per tahun dan cicilan
dilakukan setiap awal bulan sebesar Rp 70.000,- selama 3 tahun.
Berapakah besarnya jumlah pembayaran (future amount)?.
18
Diketahui : R = Rp. 70.000,-
i = 12%/12 = 1%
n = 12 x 3 = 36
{ }
(1 + i) n − 1
Sn (ad) = R (1 + i )
i
19
Sn(ad) = An(ad) (1+i)n
Apabila diketahui nilai present value dari annuity due, jumlah
penerimaan pada interval dapat diketahui tanpa menghitung besarnya
anuitas pada setiap interval dan hubungan ini tidak dapat diterapkan pada
ordinary annuity maupun bentuk annuity lainnya seperti deferred annuity.
20
{ }
1 - (1 + i) (n +1) − 1
Sn (ad) = R
i −R
Contoh 13 :
Seorang peternak telah melalcukan penyetoran pinjaman secara cicilan
pada bank sebesar Rp.500.000,- pada setiap awal bulan. Tingkat bunga
pinjaman diperhitungkan sebesar 18% per tahun. Berapa bulan harus
diadakan penyetoran untuk menutupi pinjaman sebesar 10 juta rupiah?
Diketahui : R = Rp. 500.000,-
i = 18%/12 = l,5%
An = Rp. 10.000.000,-
n = ?
= R {
}
1 - (1 + i) -(n -1)
An (ad)
i +R
{
1 - 0 (1 + 0,015 ) -(n -1) }
0,015 + 5 00 .000
10.000.000 = 500.000
{ }
1 - (1 + 0,015 ) -(n -1)
= 19
0,015
Untuk mengetahui lamanya penyetoran, lihat Lampiran 1 pada
i=1,5%, dimana untuk nilal 19 tidak tersedia. Nilai yang mendekati 19
pada i=1,5% pada n=22 dengan nilai 18,62082 dan pada n = 23 nilainya
19,33086. Dengan demikian untuk mengembalikan kredit sebesar Rp 10
juta membutuhkan waktu selama 22 bulan lebih atau dapat ditulis sebagai
berikut : 22 bulan < n < 23 bulan.
Untuk mengetahui pengembalian secara pasti dapat digunakan
metode interpolasi seperti yang telah diuraikan sebelumnya dan dengan
jalan yang sama dalam menentukan tingkat bunga.
Apabila present value yang diketalaui, dapat digunakan Lampiran
1 dalam penyelesaian masalah dan apabila future value yang diketahui,
pergunakan Lampiran 2 untuk penyelesaiannya.
21
Pergunakan jumlah n untuk mencari nilai hitung dan apabila nilai
tabel telah sesuai dengan nilai hitung lihat pada kolom tersebut tingkat
bunga yang dicari.
Apabila nilai hitung tidak tersedia dalam Lampiran 1 atau Lampiran 2
dengan menggunakan n tertentu, pergunakan metode interpolasi dalam
menentukan besarnya tingkat bunga yang sebenamya. Perlu diketahui
bahwa nilai i yang dicari merupakan tingkat bunga pada interval tersebut
dan apabila ingin diketahui besarnya tingkat bunga setahun (nominal rate)
harus dikalikan dengan interval yang digunakan.
Apabila interval bunga majemuk diperhitungkan setiap bulan, ini
berarti tingkat bunga setahun adalah sebesar l2 kali dari i cari; apabila
interval yang digunakan dalam kuartal, tingkat bunga setahun adalah
sebesar 4 kali 1 cari; dan apabila interval bunga majemuk dalam tahun, ini
berarti nominal rate sama dengan tingkat bunga interval.
Contoh 14:
Sebuah perusahaan peternakan mendapat pinjaman dari sebuah bank
sebesar l miliar rupiah pada tanggal l Januari 2010. Berdasarkan
kesepakatan kedua belah pihak, bunganya mulai diperhitungkan pada akhir
tahun 2012. Dengan demikian, sejak tanggal 1 Januari 2010 s.d. l Januari
tahun 20l2 adalah merupakan tenggang waktu yang tidak diperhitungkan
bunga, persoalan demikian dalam mathematic of finance disebut dengan
deferred annuity. Untuk menentukan nilai present value dan future value
(jumlah penerimaan) dihitung dengan menggunakan formula sebagai
berikut :
22
An (da) = R
{
1 - (1 + i) n }
(1 + i ) −1
i
Sn (da) = R
{
1 - (1 + i) n − 1 }
i
Dimana : t merupakan tenggang waktu yang tidak diperhitungkan bunga.
Contoh 15:
Seorang petani membuka usaha dalam bidang peternakan dan untuk
membiayai usaha tersebut ia meminjam uang pada bank dengan tingkat
bunga 12% per tahun dan dimajemukkan setiap kuartal. Pinjaman tersebut
harus dikembalikan secara cicilan mulai pada akhir kuartal ketiga sebesar
Rp. 400.000,- selama 5 kali angsuran. Berapa besar jumlah pinjaman?
Diketahui:
R = Rp. 400.000,-
i = 12%/4=3%
n = 5
t = 2
R {1 - (1 + i) } (1 + i)
-n
−t
An (da) =
i
{
1 - (1 + 0,03) -5 −2 }
400 .000
0,03 (1 + 0,03)
=
= Rp. 1.726.720,-
Jumlah present value dari deferred annuity, sebenarnya sama dengan
jumlah present value dari ordinary annuity yang dikalikan dengan nilai
discount factor dari masa tenggang waktu (An (da) = An x discount
factor t).
R {1 - (1 + i) }
-n
An =
i
400.000 {1 - (1 + 0,03) }
-5
A5 =
0,03
= 1.831.880
An(da)= An x discount factor t
23
= 1.831.880 x (1 + 0,03) -2
= Rp. 1.726.720,-
Untuk memahami deferred annuity secara jelas, dapat dilihat pada Tabel
jadwal pelunasan kredit berikut ini.
Jadwal Pelunasan Kredit.
Komulatif
Akhir Angsuran Bunga Pengembalian Sisa Kredit
Pengembalian
Kuartal (Rp.) (Rp.) Pokok (Rp.) (Rp.)
(Rp.)
0 1.726.725,30
1 - 51.801,76 - - 1.778.527,06
2 - 53,355,81 - - 1.831.882,87
3 400.000,00 54.956,49 345.043,51 345.043,51 1.486.839,36
4 400.000,00 44.605,18 355.394,82 700.438,33 1.131.444,54
5 400.000,00 33.943,34 366.056,66 1.066.495,00 765.387,88
6 400.000,00 22.961,64 377.038,36 1.443.533,36 388.349,51
7 400.000,00 11.650,49 388.349,51 1.831.882,87 (0,00)
Nilai present value dari deffered annuity juga sama dengan jumlah present
value secar akeseluruhan (berdasarkan perhitungan ordinary annuity)
dikurangi dengan nilai presnet value dari tenggang waktu (berdasarkan
perhitungan ordinary annuity) :
An (da) = A7 – A2
R {1 - (1 + i ) } − R {1- (1 + i ) }
-n -t
An (da) =
i i
= 2.492.110 – 765.390
= Rp. 1.726.720,-
Contoh 16:
Seorang investor merencanakan membangun peternakan sapi perah.
Berdasarkan pada hasil penelitian sementara, perusahaan ini membutuhkan
dana investasi sebesar 200 juta rupiah. Dari jumlah investasi tersebut
direncanakan 25% dari jumlah investasi disediakan dari dana sendiri dan
sisanya sebesar 150 juta rupiah diusahakan melalui kredit dari lembaga
perbankan dengan tingkat bunga sebesar 15% per tahun. Pembangunan
kandang dan fasilitas lainnya membutuhkan waktu selama 2 tahun dan
berdasarkan pada keadaan ini, investor menginginkan pengembalian
pinjaman mulai pada akhir tahun ketiga. Berdasarkan pada persoalan di
atas, berapa besar jumlah cicilan yang hams dibayar oleh investor ke pada
bank setiap tahun selama 4 tahun?
Diketahui:
An(da) = Rp. 150.000.000
i = 15%
n = 4
t = 2
R = ?
i
R = An (da) (1 + i ) t
{1 - (1 + i ) }
-n
0,15
= 150.000.000 (1 + 0,15) 2
{1 - (1 + 0,15 ) }
-4
= Rp. 69.483.889,-
Secara lebih jelas, ilustrasi dari perhitungan ini dapat dilihat pada jadwal
pelunasan kredit dari pinjaman di atas seperti pada tabel berikut ini :
25
Jadwal pelunasan kredit
Komulatif
Pengembalian
Akhir Angsuran Bunga Pengembalian Sisa Kredit
Pokok
Tahun (Rp.) (Rp.) Pokok (Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
0 150.000.000
1 - 22.500.000 - - 172.500.000
2 - 25.875.000 - - 198.375.000
3 69.483.889 29.756.250 39.727.639,12 39.727.639,12 158.647.361
4 69.483.889 23.797.104 45.686.784,99 85.414.424,11 112.960.576
5 69.483.889 16.944.086 52.539802,74 137.954.226,85 60.420.773
6 69.483.889 9.063.116 60.420.773,15 198.375.000,00 (0)
Jumlah cicilan yang dilakukan pada setiap akhir tahun adalah sebesar
Rp. 69.483.889,- selama 4 tahun dan cicilan mulai dilakukan pada akhir
tahun ketiga (grace period 2 tahun). Dilihat dari jumlah penerimaan dari
sebuah deferred annuity sama halnya dengan jumlah penerimaan dengan
menggunakan perhitungan ordinarry annuity. Demikian pula dalam
perhitungan tingkat bunga dan jangka waktu pinjaman sama dengan
annuity sebelumnya.
26
interval pembayaran dilakukan pada setiap kuartal, perhitungan bunga
majemuk dilakukan pada setiap bulan.
Dilihat dari tanggal pembayaranya, complex annuity dapat dibagi
atas tiga jenis, antara lain:
1) Complex Ordinary Annuity
2) Complex Due Annuity
3) Complex Deferred Annuity
Anc (Oa) = R
{ }
1 - (1 + i ) -nc i
i { c
}
(1 + i ) − 1
Di mana, c = perbandingan antara frekuensi bunga majemuk dalam satu
tahun dengan frekuensi pembayaran dalam satu tahun. Sebagal ilustrasi,
untuk mendapatkan besaran nilai n, c, dan nc dalam formula di atas, dapat
diikuti dalam Tabel berikut :
27
Periode
Interval Jangka Jumlah Jumlah Jumlah
Bunga
Pembayaran Waktu N c nc
Majemuk
1 kuartal 1 bulan 3 tahun 12 12/4 36
1 tahun 1 kuartal 3 tahun 3 4/1 12
1 bulan 1 kuartal 3 tahun 36 4/12 12
6 bulan 1 kuartal 3 tahun 6 4/2 12
1 kuartal 1 tahun 3 tahun 12 ¼ 3
1 bulan 1 tahun 3 tahun 36 1/12 3
1 tahun 1 bulan 3 tahun 3 2/1 6
Contoh 17:
Seorang petani merencanakan meminjam uang pada bank untuk membiayai
rencana perluasan usaha dalam subsektor perikanan. Berdasarkan pada
perkiraan dan perhitungan benefit, ia mampu mengembalikan pinjaman
sebesar Rp 76,015,- pada setiap akhir kualtal selama 2 tahun dengan
tingkat bunga pinjaman sebesar 18% per tahun dan dimajemukkan pada
setiap bulan. Berdasarkan pada kemampuan petani tersebut, berapa besar
jumlah kredit yang bisa ia pinjam?
Diketahui:
R = Rp. 76.015,-
c = 12/4 =3
n = 2x4=8
n = 24
i = 18%/12=1,5%
{ + -nc }
Anc (Qa) = R 1 - (1 i ) i
{(1 + i ) − 1}
c
i
76,015 {1 - (1 + 0,015 ) }
-24
0,015
=
0,015 {
(1 + 0,015 ) 3 − 1
}
= Rp. 500.000,-
28
Jumlah penerimaan (Snc) dalam complex ordinary annuity dapat dihitung,
apabila present value atau anuitas dan sebuah pinjaman diketahui.
Formula yang digunakan adalah sebagai berikut :
Snc (Oa) = R
{ }
(1 + i ) nc − 1 i
i { c
(1 + i ) − 1 }
Anc (ad) = R {1 − (1 + i )
-nc
} i
(1 + i ) c − 1 (1 + i )
c
i { }
= R {(1 + i ) − 1}
nc
i
(1 + i )
c
Snc (ad)
i {(1 + i ) c
− 1}
Untuk menghitung tingkat bunga, jangka waktu, dan anuitasnya sama
dengan cara menghitung pada complex ordinary annuity.
Contoh 18:
29
Seorang mahasiswa meminjam uang pada bank sebesar Rp. 800.000,-
dalam rangka menutupi biaya kuliahnya. Ia berjanji akan mengembalikan
pinjaman tersebut secara cicilan selama 5 tahun dan pengembalian
pinjaman dilakukan setelah 3 tahun dari meminjam. Bunga diperhitungkan
sebesar 12% per tahun dan dimajemukkan setiap 6 bulan sekali. Berapakah
besarnya pembayaran yang hams dikembalikan pada setiap akhir tahun?
Diketahui:
A nc = Rp.800.000,-, n = 5 , c = 2/1 = 2 (dibungamajemukan dua kali dalam
setahun dan pembayaran setiap tahun), nc = 2 x 5 = 10, t = 2 (dilakukan
pembayaran pertama 3 tahun dari meminjam, ini berarti l tahun terakhir
telah diperhitungkan bunga karena dalam complex deffered annuity
pembayaran dilaknkan pada akhir interval. i=l2%/2=6% (karena
dimajemukkan dua kali setahun). Formula dalam complex deffered annuity
untuk A nc dan S nc adalah sebagai berikut:
{ }
1 − (1 + i ) -nc i
(1 + i )
ct
Anc (da) = R
i
{ }
(1 + i ) − 1
c
30
BAB II
METODE PENYUSUTAN INVESTASI
Contoh 1:
Pimpinan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang peternakan
membeli sebuah mobil truk pengangkut dengan harga 80 juta rupiah.
Berdasarkan pada pengalaman sebagai pimpinan perusahaan, truk ini dapat
beroperasi secara ekonomis selama 5 tahun dan pada akhir tahun kelima,
masih dapat dijual dengan harga 25 juta rupiah (scrap value). Berapakah
jumlah penyusutan yang hams dilakukan pada setiap akhir tahun selama 5
tahun dan susunlah jadwal penyusutannya?
32
2.1.1 Metode Garis Lurus (Straight Line method)
Berdasarkan metode ini jumlah penyusutan per tahun dapat
dihitung sebagai berikut :
B−S
P=
n
Dimana:
P = Jumlah penynsutan per periode waktu
B = Harga beli aset (original cost)
S = Nilai sisa (scrap value)
n = Umur ekonomis aset (periode waktu)
80 .000 .000 − 25 .000 .000
P =
5
= Rp. 11.000.000
Penyusutan per tahun sebesar Rp 11 juta dan jumlah dana penyusutan pada
akhir tahun kelima sebesar Rp 80 juta, termasuk nilai sisa aset (scrap
value) sebesar Rp. 25 juta. Berdasarkan pada cadangan dana ini pimpinan
perusahaan pada akhir tahun kelima telah dapat mengganti truk lama
dengan yang baru dengan menggunakan dana penyusutan/depresiasi
sebagai dana pengganti.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, dana depresiasi
merupakan biaya yang dibebankan pada konsumen melalui harga pokok
produksi. Demikian pula dalam usaha peternakan ayam petelur, dana
depresiasi dibebankan melalui harga telur yang dijual pada konsumen.
Jumlah dana depresiasi dalam satu tahun sebesar Rp.11 juta atau setiap
bulan sebesar Rp. 916.667,- dan bila dihitung per hari adalah sebesar
Rp. 30.556,-
33
Jadwal Penyusutan dengan Metode Garis Lurus
Penyusutan Jumlah
Akhir Nilai Buku
Per tahun Penyusutan
Tahun (Rp.)
(Rp.) (Rp.)
0 - - 80.000.000
1 11.000.000 11.000.000 69.000.000
2 11.000.000 22.000.000 58.000.000
3 11.000.000 33.000.000 47.000.000
4 11.000.000 44.000.000 36.000.000
5 11.000.000 55.000.000 25.000.000
35
Penyusutan Jumlah
Akhir Nilai Buku
Per tahun Penyusutan
Tahun (Rp.)
(Rp.) (Rp.)
0 - - 20.000.000,-
1 1.800.000,- 1.800.000,- 18.200.000,-
2 2.700.000,- 4.500.000,- 15.500.000,-
3 3.600.000,- 8.100.000,- 11.900.000,-
4 4.500.000,- 12.600.000,- 7.400.000,-
5 5.400.000,- 18.000.000,- 2.000.000,-
Pn = B − S
U
Dimana:
Pu = penyusutan per unit produk (Rp/unit)
B = harga beli asset (original cost)
S = nilai sisa (scrap value)
U = Total unit produk selama umur ekonomis
Pn = besarnya penyusutan pada tahun ke-n
Un = unit produk yg dihasilkan pada tahun ke-n
10 .000 .000 − 2 .000 .000
Pn =
100.000
= Rp. 80
36
Besar kecilnya jumlah penyusutan pada setiap tahun tergantung pada
jumlah produk yang diproduksi dalam tahun bersangkutan. Untuk
menentukan jumlah produksi juga tidak terlepas dari permintaan pasar,
dikenal atau tidak dikenalnya produk yang dihasilkan, jenis barang yang
diproduksi, dan adanya market space serta market share yang dikuasai.
37
metode penyisihan dana, sebenarnya sama dengan melakukan deposito di
bank pada setiap tahun, dan pada akhir umur ekonomis asset dana ini
digunakan sebagai dana untuk membeli asset baru.
Untuk menentukan nilai asset yang disusut perlu dihitung present value
dari scrap value dengan menggunakan formula berikut:
Present value dari scrap value :
P = S (1+i) -n
= 10.000.000 (1 + 0,18) -5
= Rp. 45.628.908,-
An = R
{ }
1 − (1 + i) − n
i
38
0,18
= 45.628.908,
{
1 − (1 + 0,1 8) −5
}
= Rp. 14.591.114,-
Jadwal penyusutan dengan menggunakan metode anuitas dapat dilihat
pada Tabel di bawah ini :
39
DAFTAR PUSTAKA
40