Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Merujuk pada hasil penelitian dari pembahasan yang telah diuraikan

pada bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut.

1. Proses penyelesaian hukum dalam tindak pidana terhadap pelaku


yang berusia lanjut.

Penyelesaian perkara pidana pada yang berusia lanjut

tetap mengacu pada kitab undang-undang acara pidana(KUHAP),

yaitu dimulai dengan penyelidikan, penyidikan, penuntutan,

persidangan, hingga putusan.

a. Tahap penyelidikan, melakukan penyelidikan berdasarkan


laporan atau pengacuan dari seseorang tentang adanya
tindak pidana serta mencari keteranagan dari barang bukti
(pasal 1 angka( 4) KUHAP),

b. Tahap penyidikan, serangkaian tindakan penyidikan dalam hal


dan menurut cara yang diatur dalam undang –undang ini
untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti
itu membuat terang tentang tindakan pidana yang terjadi dan
guna menemukan tersangkanya (pasal 1 angka( 2)
KUHAP),penyidik dapat melakukan penangkapan penahanan,
penggelolahan dan penyitaan barang bukti. Penyidik
kemudian membuat berita acara pemeriksaan (BAP) hasil
penyidikan dan tugas penyidik selanjut adalah menyerahkan
berkas perkara kepada penuntut umum.

107
c. Tahap penuntutan, melakukan pengolahan terhadap fakta-
fakta yang telah dikumpulkan oleh penyidik seperti informasi
yang diperoleh dari saksi atau hasil pemeriksaan barang bukti
yang telah dituangkan dalam BAP kemudian melimpahkan
perkara ke pengadilan negeri yang berwenang dengan tujuan
supaya perkara tersebut dapat diperiksa dan diputusoleh
hakim disidang pengadilan.

d. Tahap persidangan, proses pemeriksaan pembacaan tuntutan


pembuktian dengan alat bukti dan keterangan saksi
pembelaan oleh terdakwa kesimpulan hakim dan pembacaan
putusan

2. Pertimbangan yang digunakan hakim dalam memutus tindak

pidana yang dilakukan oleh lansia

Majelis hakim dalam memeriksa perkara pidana berusaha

mencari dan membuktikan kebenaran meteril berdasarkan fakta

yang terungkap dalam persidangan, serta berpegang teguh pada

apa yang dirumuskan dalam surat dakwaan penuntut umum

berdasarkan posisi kasus pada putusan

No.19/Pid.Sus/2020/PN.Bik. dapat dinyatakan bahwa putusan

dalam perkara tersebut majelis hakim mempertimbangan hal-hal

sebagai berikut;

a. Pertimbangan hukum terdakwa didakwa dengan dakwaan


subsidaritas, maka terlebih dahulu majelis hakim harus
membuktikan dakwaan ke satu primair yaitu melanggar pasal
2 ayat (1) Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 dan

108
undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang hukum acara
pidana KUHP yang unsure-unsurnya adalah sebagai berikut :
(1) Barangsiapa
(2) Tanpa Hak

(3) Memasukkan ke Indonesia, membuat dan menerima, mencoba


memperolehnya, menyerahkan atau mencoba menyerahkan
menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau
mempunyai dalam miliknya, menyimpan mengangkut,
menyembunyikan, mempergunakan atau mengeluarkan dari
indonesia sesuatu senjata pemukul, senjata penikam, atau
penusuk.

b. Fakta Dipersidangan, dalam hal ini fakta dipersidangan pada


prinsipnya berhubungan dengan alat bukti yang sah diperoleh
dari hasil pemeriksaan sidang pengadilan. Fakta-fakta yang
terungkap dalam persidangan secara berturut-turut berupa
keterangan saksi-saksi keterangan ahli, surat, petunjuk dan
keterangan terdakwa sebagai berikut; keterangan saksi –
saksi; keterangan terdakwa di persidangan bukti surat bukti
petunjuk ; barang bukti lain.

c. Pertimbangan sosiologis, sebelum menjatuhkan putusannya


majelis hakim mempertimbangkan hal-hal yang meringkan
dari perbuatan tersebut, yaitu

(1) Keadaan yang memberatkan


- Perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat.
(2) Keadaan yang meringankan
- Terdakwa belum pernah di hukum
- Terdakwa sopan di persidangan;
- Terdakwa tidak berbelit-belit
- Terdakwa adalah tulang punggun ekonomi keluarga.
- Terdakwa menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi
perbuatan tersebut.

109
B. SARAN

Berdasarkan uraian simpulan di atas maka dikemukan saran-saran

sebagai berikut;

1. Saran bagi Hakim, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan

pertimbangan dalam mengambilan putusan terhadap tindakan

pidana bahwa usia lanjut bukan faktor yang menjadikan

seseorang lolos dari hukuman atau mendapat keringanan

hukuman, pertimbangan faktor usia relative tidak sama untuk

kondisi fisik terdakwa, ingatan dan kondisi social budaya

masyarakat setempat.

2. Saran bagi pemerintah, hasil penelitian ini memberikan gambaran

dalam usaha meningkat kesadaran hukum masyarakat bahwa

segala perbuatan yang menimbulkan kerugian bagi orang lain

dapat dipidana.

3. Saran bagi penelitian berikut hasil penelitian ini dapat dijadikan

bahan referensi untuk penelitian lanjutan mengenai pemidanaan

terhadap pelaku tindak pidana yang berusia lanjut.

110

Anda mungkin juga menyukai