Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Seiring dengan perkembangan zaman, pengetahuan setiap masyarakat khususnya para


remaja mengenai kebudayaan Indonesia sangatlah kurang. Masyarakat sekarang ini lebih
mengetahui tentang moderanisasi ketimbang tradisional. Hal ini disebabkan oleh
pengaruh budaya luar yang menyebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai
kebudayaan di Indonesia. Masyarakat cenderung mengikuti arus maupun perkembangan
Negara-negara maju dibandingkan perkembangan di negaranya sendiri. Mengikuti arus
budaya serta perkembangan Negara-negara maju itu seakan sudah menjadi makanan
sehari-hari bagi para masyarakat khususnya bagi para remaja sekarang. Masih banyak
dari mereka yang sama sekali tdak mengetahui kebudayaan maupun perkembangan yang
ada di negaranya sendiri. Padahal, merupakan salah satu hak bagi warga Negara untuk
mengetahui perkembangan yang ada di negaranya.

Kurangnya pengetahuan akan hak dan kewajiban kita sebagai warga Negara
menimbulkan hilangnya rasa persatuan kita baik terhadap sesama maupun Negara.
Banyak masyarakat yang lebih mementingkan kepentingan indivu masing-masing
dibandingkan kepentingan sesama. Padahal, sebagai makhluk sosial kita harus mampu
berinteraksi dengan makhluk sosial lainnya. Karena manusia tidak akan mampu
melakukan segalanya sendiri. Banyak hal yang manusia tidak dapat lakukan tanpa
bantuan manusia lain.

Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, haruslah kita memiliki rasa Integrasi
Nasional. Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan
perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan
secara nasional. Integrasi Nasional dapat diartikan pula sebagai suatu sikap kepedulian

1
terhadap sesama serta memiliki rasa persatuan yang tinggi, baik terhadap bangsa,
Negara, agama serta keluarga.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas, didapat rumusan masalah sebagai berikut :


1. Bagaimana pengertian Integrasi Nasional?
2. Bagaimana pengertian Integrasi Nasional menurut KBBI?
3. apa saja faktor-faktor pendorong dan penghambat Integrasi Nasional?
4. Bagaimana problematika dan solusi dalam Integrasi Nasional?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui pengertian Integrasi Nasional secara umum.


2. Mengetahui pengertian Integrasi Nasional menurut KBBI.
3. Mangetahui faktor pendorong dan penghambat dalam Integrasi Nasional.
4. Mengetahui masalah-masalah dalam Integrasi Nasional serta cara mengatasinya.

1.4 BATASAN PERMASALAHAN

Paper kami ini hanya sebatas membahas mengenai pengertian integrasi nasional secara
umum dan menurut KBBI, faktor pendorong dan penghambat integrasi nasional, serta
membahas masalah dalam Integrasi nasional beserta solusinya.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PEMBAHASAN

2.1.1 Pengertian Integrasi Nasional

Integrasi nasional mempunyai dua pengertian dasar, yakni integrasi dan nasional. Integrasi
berasal dari kata Latin yakni ‘integrate’ yang berarti memberi tempat dalam suatu
keseluruhan. Istilah integrasi mempunyai arti pembauran/penyatuan sehingga menjadi
kesatuan yang utuh / bulat. Kata Nasional berasal dari kata ‘nation’ (Inggris) yang berarti
bangsa. Istilah nasional mempunyai pengertian kebangsaan, bersifat bangsa sendiri, meliputi
suatu bangsa seperti cita-cita nasional, tarian nasional dan perusahaan nasional.

Dengan demikian Integrasi nasional dapat diartikan penyatuan bagian-bagian yang berbeda
dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh, atau memadukan
masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa.

2.1.2 Pengertian Integrasi Nasional menurut KBBI :


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Integrasi nasional mempunyai arti sebagai
berikut :

1. Secara politis, integrasi berarti proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan
sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
2. Secara antropologis, integrasi berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan
masyarakat.

2.1.3 Faktor-faktor pendorong dan penghambat dalam Integrasi Nasional

a) Faktor pendorong Integrasi Nasional sebagai berikut :


1.  Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
2. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.

3
3. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan
perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.

4. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan
oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
5. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan,
Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya,
bahasa kesatuan bahasa Indonesia.
6. Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila, dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika.

b)  Faktor-faktor penghambat integrasi nasional sebagai berikut :


1. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor
kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama
yang dianut, ras dan sebagainya.
2. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh
lautan luas.
3. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong
keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar
negeri.
4. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil
pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah
SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan,
demonstrasi dan unjuk rasa.
5. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan
kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
6. Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melewati kontak langsung maupun kontak
tidak langsung.
7. Kontak langsung, antara lain melalui unsur-unsur pariwisata, sedangkan kontak tidak
langsung, antara lain melalui media cetak (majalah, tabloid), atau media elektronik
(televisi, radio, film, internet, telepon seluler yang mempunyai fitur atau fasilitas
lengkap).

4
2.1.4 Problematika dan solusi dalam integrasi nasional

Problematika
Masalah Integrasi Nasional di Indonesia sangat kompleks dan multidimensional. Disintegrasi
bangsa dapat terjadi karena adanya konflik vertikal dan horizontal sebagai akibat tuntutan
demokras yang melampaui batas, konflik antara elite politik, lambatnya pemulihan ekonomi,
lemahnya penegakan hokum dan HAM serts kesiapan pelaksanaan Otonomi Daerah.

Problematika dalam integrasi nasional dapat dilihat dari berbagai aspek sebagai berikut :


a) Geografi. Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Daerah yang berpotensi untuk memisahkan diri adalah
daerah yang paling jauh dari ibu kota, atau daerah yang besar pengaruhnya dari negara
tetangga atau daerah perbatasan, daerah yang mempunyai pengaruh global yang besar,
seperti daerah wisata, atau daerah yang memiliki kakayaan alam yang berlimpah.

b)Demografi. Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan atau penyebaran


penduduk yang tidak merata merupakan faktor dari terjadinya disintegrasi bangsa, selain
masih rendahnya tingkat pendidikan dan kemampuan SDM.

c) Kekayaan Alam. Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan berlimpah dan
penyebarannya yang tidak merata dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya
disintegrasi bangsa, karena hal ini meliputi hal-hal seperti pengelolaan, pembagian
hasil, pembinaan apabila terjadi kerusakan  akibat dari pengelolaan.

d) Ideologi. Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok masalah didalam terjadinya
konflik di negara ini, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap agama
yang dianut dan agama lain. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan bijaksana pada
akhirnya dapat menimbulkan terjadinya kemungkinan disintegrasi bangsa, oleh sebab
itu perlu adanya penanganan khusus dari para tokoh agama mengenai pendalaman
masalah agama dan komunikasi antar pimpinan umat beragama secara
berkesinambungan.

5
e) Politik. ketidak sesuaian kebijakan-kebijakan pemerintah pusat yang diberlakukan
pada pemerintah daerah sering menimbulkan perbedaan kepentingan yang akhirnya
timbul konflik sosial karena dirasa ada ketidak adilan didalam pengelolaan dan
pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan pemerintah daerah yang sudah
mampu mandiri dan tidak lagi membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat, konflik
antar partai, kabinet koalisi yang melemahkan ketahanan nasional dan kondisi yang
tidak pasti dan tidak adil akibat ketidak pastian hukum.

f)Ekonomi. Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin menyebabkan sebagian besar


penduduk hidup dalam taraf kemiskinan. Kesenjangan sosial masyarakat Indonesia
yang semakin lebar antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin dan adanya
indikasi untuk mendapatkan kekayaan dengan tidak wajar yaitu melalui KKN.

g) Sosial Budaya. Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan sumber
konflik apabila tidak ditangani dengan bijaksana.  Tata nilai yang berlaku di daerah
yang satu tidak selalu sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering
terjadi saat ini yakni konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern dengan
kelompok yang relatif terbelakang.

h)Pertahanan Keamanan. Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat


ini menjadi bersifat multi dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar
negeri, hal ini seiring dengan perkembangan kemajuan serta sarana prasarana
pendukung didalam pengamanan bentuk ancaman yang bersifat multi dimensional
yang bersumber dari permasalahan ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya.

Solusi dari promblematika diatas:

Untuk mewujudkan integrasi nasional diperlukan keadilan kebijakan yang diterapkan


oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa, gender, dan
sebagainya. Sebenarnya upaya membangun keadilan, kesatuan, dan persatuan bangsa
merupakan bagian dari upaya membangun dan membina stabilitas politik disamping

6
upaya lain seperti banyaknya keterlibatan pemerintah dalam menentukan komposisi dan
mekanisme parlemen.

Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya Integrasi Nasional adalah


sebagai berikut :

a) Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa
persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia.
b) Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya tindakan KKN.
c) Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha pemecahbelahan dari
ancaman luar.
d) Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-butir
Pancasila, dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan kepada ideologi
bangsa.
e) Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi.
f) Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan Polri dalam
memerangi separatis.

7
BAB 3
KESIMPULAN

3.1 SIMPULAN

Berangkat dari pengertian-pengertian di atas,dapat kita simpulkan bahwa integrasi nasional


bangsa indonesia adalah hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai satu bangsa yakni bangsa
Indonesia.

Problematika dalam Integrasi Nasiona dapat dilihat dari berbagai aspek sebagai berikut :
geografi, demografi, kekayaan alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan.

Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi nasional adalah
sebagai berikut :
a) Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa persaudaraan
b) Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya tindakan KKN.
c) Meningkatkan ketahanan rakyat
d) Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-butir
Pancasila
e) Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi.
f) Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan Polri dalam
memerangi separatis.

3.2 SARAN

Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang Integrasi Nasional ini, semoga kita
semua benar-benar memahami apa yang seharusnya kita lakukan sebagai makhluk sosial, dan
sebagai masyarakat yang memiliki kewajiban untuk hidup berdampingan serta perduli
terhadap Negara, lingkungan sekitar, keluarga, kawan maupun masyarakat lainnya. Semoga

8
makalah ini dapat mendorong dan memotivasi kita semua untuk lebih perduli lagi terhadap
perkembangan Negara maupun apa yang terjadi di lingkungan sekitar kita.

DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/Inggit%20SHartina/Downloads/SITI%20ZULAIKHA%20%20INTEGRASI
%20NASIONAL.html
file:///C:/Users/Inggit%20SHartina/Downloads/Pendidikan%20%20Pengertian%20Integrasi
%20Nasional.html
file:///C:/Users/Inggit%20SHartina/Downloads/INTEGRASI%20NASIONAL
%20%20%20Putriwindu%27s%20Blog.html
file:///C:/Users/Inggit%20SHartina/Downloads/Cegah%20Korupsi%20Lewat%20Sistem
%20Integritas%20Nasional%20-%20hukumonline.com%20-%20ARTIKEL
%20INTEGRASI.html file:///C:/Users/Inggit%20SHartina/Downloads/PENGUATAN
%20INTEGRASI%20NASIONAL%20MELALUI%20PENGEMBANGAN
%20WAWASAN%20KEBANGSAAN%20PROGRAM%20PRIORITAS
%20KEMENDAGRI%20-%20Artikel%20-%20Kementerian%20Dalam%20Negeri%20-
%20Republik%20Indonesia-ARTIKEL.html

9
LAMPIRAN
(Artikel-artikel yang berkaitan dengan Integrasi Nasional)

Artikel pertama :

Rabu, 04 Desember 2013

Cegah Korupsi Lewat Sistem Integritas Nasional

KPK bukan hanya bertugas menindak kejahatan korupsi, tapi juga dituntut untuk melakukan
pencegahan atas potensi terjadinya korupsi. Dalam rangka pencegahan itu, Ketua KPK
Abraham Samad mengatakan Sistem Integritas Nasional (SIN) perlu diterapkan pada semua
Kementerian dan Lembaga Pemerintahan baik di tingkat pusat sampai daerah. Sehingga
upaya mencegah terjadinya korupsi dapat dilakukan dengan baik dan didukung semua pihak.

Abraham menjelaskan, pemerintah mendukung gagasan KPK untuk menggunakan SIN


sebagai dasar memberantas korupsi di Indonesia. Hal itu selaras dengan Perpres No.55 Tahun
2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi. Lewat implementasi
SIN, pemberantasan korupsi dapat dilakukan secara terstruktur dan sistematis.

Abraham melihat sejumlah Kementerian dan Lembaga Pemerintahan mulai menerapkan SIN.
Misalnya, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan
RB) serta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Ia berharap Kementerian dan
Lembaga Pemerintahan lainnya mengikuti.

Jika implementasi SIN itu dilakukan dengan baik, Abraham yakin tingkat korupsi bisa
ditekan. Kemudian berdampak pada meningkatnya kualitas pelayanan publik karena korupsi
dapat dicegah lewat sistem. Baginya, pelayanan publik yang baik bakal meningkatkan Indeks
Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia.

10
Abraham mengatakan agar SIN diterapkan seluruh Kementerian dan Lembaga Pemerintahan,
KPK bekerjasama dengan Kementerian PAN dan RB terus melakukan sosialisasi. Selain itu,
KNPK digelar sebagai salah satu bentuk sosialisasi. Lewat forum itu para pemangku
kepentingan dapat berbagi informasi tentang implementasi SIN.

Dengan SIN Abraham berharap ada pembenahan sistem yang mencegah terjadinya korupsi.
Menurutnya, KPK membutuhkan hal tersebut karena selama ini lembaga yang mengurusi
korupsi itu seolah menjadi pemadam kebakaran. Lebih dari itu, salah satu cara memberantas
korupsi bagi Abraham dapat dilakukan dengan membenahi sistem. Pasalnya, sistem yang
selama ini digunakan kadang kala memproduksi kejahatan korupsi.

Menteri PAN dan RB Azwar Abubakar mengatakan, pemberantasan korupsi harus dilakukan
secara menyeluruh kepada penyelenggara pemerintahan. sistem yang berintegritas dan
akuntabel harus dibangun dalam penyelenggaraan pemerintahan sehingga setiap anggaran
yang digunakan harus jelas penggunaannya. Jika sistem itu tidak dibenahi maka
pemberantasan korupsi akan mengalami hambatan karena sulit untuk menindak satu-persatu
aparatur birokrasi yang diindikasikan melakukan penyelewengan. Sistem itu harus terbuka
dan dapat dipantau masyarakat luas. Sebab, tujuan dari birokrasi adalah penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dari KKN, akuntabel dan berkinerja.

Azwar menambahkan, pemerintah membangun sistem pemerintahan elektronik yang


terintegrasi. Pembangunan sistem itu dilakukan lewat kerjasama antara Kementerian PAN
dan RB, Kementerian Komunikasi dan Informatika serta pihak Korea Selatan. Sistem
elektronik itu seperti e-office, e-planning, e-budgeting dan e-audit. “Integrasi IT di
Kementerian dan Lembaga Pemerintahan dan Pemerintah Daerah,” katanya.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, pemberantasan korupsi dimulai dari
rekrutmen birokrasi. Ketika sistem perekrutan berjalan baik maka proses kenaikan jabatan
harus dilakukan secara terbuka dan transparan. Pemprov DKI Jakarta sudah menjalankan
sistem itu lewat mekanisme lelang jabatan untuk Lurah dan Camat.

Jokowi melanjutkan, perlunya dibangun sistem yang sifatnya memaksa dan harus diikuti
seluruh jajaran birokrasi. Misalnya, menggunakan sistem online untuk pajak hotel, restoran,
tempat hiburan dan parkiran. Serta pengadaan barang dan jasa. Jika sistem itu sudah berjalan,
kemudian dibutuhkan manajemen pengawasan yang kuat. Pengawasan itu bukan hanya

11
dilakukan lewat data yang ada, tapi juga terjun ke lapangan dan dilakukan rutin setiap hari.
Dengan begitu Jokowi berharap sistem tersebut menjadi budaya.

Artikel kedua :

Penguatan Integrasi Nasional Melalui Pengembangan Wawasan Kebangsaan Program


Prioritas Kemendagri

Selasa, 04 Juni 2013

Dalam rangka pencapaian target pembangunan 2010-2014, terdapat 5 prioritas pembangunan


nasional yang menjadi penugasan Menteri Dalam Negeri yaitu (1) Reformasi Birokrasi dan
tata kelola (2) Penanggulangan Kemiskinan, (3) Infrastruktur, (4) Iklim Investasi dan Iklim
Usaha, (5) Daerah tertinggal, terdepan dan terluar dan pasca konflik, dan telah dituangkan
dalam Rencana Strategis (Renstra) Kemendagri 2010-2014.

Terhadap lima penugasan tersebut, beberapa kebijakan yang telah ada sedang dilaksanakan,
antara lain : (1) Reformasi Birokrasi (RB). Dokumen kebijakan RB Kemendagri menetapkan
10 Program RB. yaitu program percepatan (quick win); manajemen perubahan; penataan
peraturan perundangan; penataan dan penguatan organisasi penataan tata laksana; penataan
system manajemen sumber daya manusia aparatur; penguatan pengawasan; penguatan
akuntabilitas kinerja; peningkatan kualitas pelayanan public; monitoring; evaluasi dan
pelaporan. Kesepuluh program tersebut diarahkan untuk mencapai sasaran dan indicator
keberhasilan RB, yakni : (2) Penanggulangan Kemiskinan. (3) Infrastruktur. (4) Iklim
Investasi dan Iklim Usaha. (5) Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar dan Pasca Konflik.
Dilakukan guna mengurangi kesenjangan pembangunan dan keuangan antar daerah,
penanganan wilayah perbatasan, pulau-pulau terluar dan daerah pasca konflik, antara lain
melalui peningkatan kapasitas daerah; penegasan batas wilayah Negara; penanaman rupa
bumi; pembentukan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP); dan rehabilitasi
kehidupan social ekonomi masyarakat.

Selain itu, Kementerian Dalam Negeri bersama pihak-pihak terkait juga melakukan
penguatan integritas nasional melalui pengembangan wawasan kebangsaan dan cinta tanah
air, pembinaan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan, pembinaan kerukunan umat

12
beragama, dan pembinaan ketentraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat, kata
Mendagri Gamawan Fauzi.

Sumber :Kesbangpol-Kemendagri

13

Anda mungkin juga menyukai