BIOKIMIA JARINGAN
Oleh :
Salwa Aulia Rahmawati
021811133057
1
A. Jaringan (Tissue)
Biokimia jaringan terdiri atas jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan
otot, dan jaringan syaraf. Jaringan epitel tersusun dari sel yang berdempetan
melalui ikatan kompleks. Jaringan epitel meliputi : (Wulandari et al,2015)
Epidermis kulit yaitu yang terdapat pada stratum korneum, protein
utama penyusun terdiri dari keratin yang mengandung albumin (sklero
protein), sifatnya sukar larut, terdapat enzim proteolitik, mengandung
sistin sebanyak 20% (merupakan asam amino utama), lemak,
melanin merupakan derivate tirosin serta distimulasi oleh MSH.
Rambut berbentuk α -keratin, dengan kandungan sistin terbanyak,
berbentuk spiral yang dapat membentuk rambut keriting.
Pembentukan rambut disebabkan karena adanya ikatan disulfida
yang daat disambung dan diputuskan.
Kuku
Saluran pernapasan dan urinarius
Jaringan otot dan syaraf yaitu sel yang saling berhubungan dan
dikelilingi oleh matriks, dan jaringan penghubung, tulang, dan tulang rawan
yang sel nya berpencar dalam matriks. Jaringan ikat tersusun atas bahan
dasar (ground substance), sel khusus berupa serat/serabut. Bahan dasar ini
yang disebut dengan matriks ekstraseluler. Jaringan ikat terdiri dari dermis
kulit, selaput tendon dan otot. Jaringan ikat sebagai penunjang pembuluh
darah dan limfa, tulang, tulang rawan, gigi, dan jaringan serat. Peranan
jaringan ikat berfungsi dalam mempertahankan organ tubuh sebagai barrier,
dan proses penyembuhan luka. (Wulandari et al, 2015)
B. Matriks Ekstraseluler
Matriks ekstraseluler dalam membentuk jaringan ikat terdiri atas : (Wulandari
et al,2015)
Protein struktural terdiri atas kolagen, elastin, dan fibrilin
Protein khusus yang terdiri dari fibrilin,fibronektin, dan laminin
Proteoglikan membentuk rantai panjang disakarida berulang
(glikosaminoglikan)
2
1. Kolagen
3
Tipe Kolagen dan Distribusi Jaringannya (Murray et al,2015)
Sintesis Kolagen
Sintesis pada retikulum endoplasmik akan terjadi penterjemahan dari
mRNA atau rantai α -kolagen, prepro kolagen menjadi peptida sinyal, pre
peptida terdiri atas 150 residu pada N terminal dan 250 residu pada c-
terminal. Pemrosesan pasca penerjemahan di dalam lumen retikulum
endoplasmik dari polipeptida preprokolagen rantai α membentik triple
heliks. Pemindahan peptida sinyal dan hidroksilasi residu lisin dan prolin.
Ada enzim hidroksilase prokolagen (lisin hidroksilase, prohidroksil lisin 4
hidroksilase dan prohidroksilisin 3 hidroksilase). Reaksi hidroksilase
memerluakan ion Fe2+ ¿¿,asam askorbat,O 2 dan α -ketoglutamat. (Wulandari
et al,2015)
4
ketoglutarat (prolin hidroksilase) dan reduktor askorbat. Penting agar aktif,
OH menempel dirantai C4 pada lisin/prolin setelah asam amino glisin.
Pentingnya hidroksilasi menstabilkan tropokolagen (tripel heliks) dan bila
terjadi defisiensi askorbat kolagen tidak normal, serat lemah menyebabkan
mudah luka pada dinding pembuluh darah rapuh. (Wulandari et al,2015)
2. Elastin
5
tetrafungsional yang khas untuk elastin. Jika telah mengalami ikatan silang
dalam bentuk matang ekstraselnya, elastin menjadi sangat tidak larut dan
sangat stabil dan memiliki laju pergantian yang rendah. (Murray et al,2015)
3. Fibrilin
Fibrilin adalah sebuah glikoprotein yang diperlukan untuk membentuk
serat elastis pada jaringan ikat. Fibrilin disekresikan ke dalam matriks
ekstraseluler oleh fibroblast dan menyatu dengan mikrofibril tidak larut.
Fibrilin-1 adalah fibrilin utama, tapi fibrilin-2 dan fibrilin-3 juga telah di
identifikasi, dan fibrilin-2 dianggap penting dalam deposisi mikrofibril awal
pertumbuhan. Fibrilin mikrofibril ditemukan di serat elastis dan juga dalam
bundel elastin bebas di mata, ginjal, dan tendon. (Murray et al,2015)
4. Fibronektin
6
dalam ECM yang mengikat integrin ada dalam sel membran plasma, dan
peptida sintetik yang mengandung sekuens RGD menghambat pengikatan
fibronektin pada permukaan sel. (Murray et al,2015)
5. Laminin
Laminin adalah suatu glikoprotein dengan ukuran sekitar 850 kDa dan
panjang 70 nm terdiri dari tiga rantai polipeptida memanjang (α , β , dan γ )
yang terhubung untuk membentuk suatu bentuk memanjang. Lamina basal
adalah bagian khusus matriks ekstrasel yang mengelilingi sel epitel dan
beberapa sel lain (misalnya sel otot). Di lamina basal, bentuk laminin jaringan
yang melekat untuk jaringan kolagen tipe IV oleh entaktin (juga disebut
7
Gambar 4. Struktur lamina basal
Proteoglikan
merupakan
molekul kompleks yang
ditemukan di
setiap jaringan tubuh,
termasuk matriks
ekstrasel atau “substansi
dasar”. Beberapa
proteoglikan
berikatan dengan kolagen
dan yang lain dengan
elastin. Interaksi ini
penting dalam
menentukan
susunan struktural
matriks. Beberapa proteoglikan (misal. Dekorin) juga dapat berikatan
dengan faktor pertumbuhan misalnya TGF- β , yang memodulasi efek sitokin
ini pada sel. Selain itu beberapa diantaranya berinteraksi dengan protein
8
perekat tertentu, seperti fibronektin dan laminin yang juga terdapat matriks.
GAG yang terdapat pada proteoglikan adalah polianon dan karenanya
+ ¿¿
9
jelas bahwa senyawa ini melekat secara kovalen pada protein. (Murray et
al,2015)
10
Merupakan komponen membran plasma, kedua zat ini dapat
bekerja sebagai reseptor dan ikut serta dalam perlekatan sel
dan interaksi antarsel (mis. HS)
Menentukan selektivitas-muatan glomerulus ginjal (HS)
Komponen dari vesikel sinaps dan vesikel lain (mis. HS)
C. Tulang
11
Gambar 7.
Gambaran
skematis
sel-sel utama
yang terdapat di
tulang
membranosa
12
kalsium dan fosfat pernah dilaporkan ditemukan di tempat mineralisasi,
tetapi perannya masih belum jelas. Sebagai tambahan, kolagen tipe I
tampaknya dibutuhkan, dengan mineralisasi yang pertama kali terlihat di
celah-celah antara molekul yang berdampingan. Fosfoprotein asam,
misalnya sialoprotein tulang dan osteopontin, yang berfungsi sebagai
tempat nukleasi. Protein-protein ini mengandung motif (mis.rangkaian poli-
Asp dan poli-Glu) yang mengikat kalsium dan mungkin membentuk
perancah awal untuk mineralisasi. Beberapa makromolekul, misalnya
proteoglikan dan glikoprotein tertentu, juga dapat berfungsi sebagai inhibitor
nukleasi. (Murray et al,2015)
D. Tulang Rawan
Kolagen tipe II adalah protein utama, dan sejumlah tipe minor kolagen
lainnya juga ada. Selain komponen-komponen ini, tulang rawan elastik
mengandung elastin dan tulang rawan fibroblastik mengandung kolagen
tipe I. Tulang rawan mengandung sejumlah proteoglikan, yang berperan
penting dalam kompresibilitasnya. Agrekan (sekitar 2 ×10 kDa) adalah
proteoglikan utama. Molekul ini memiliki struktur yang sangat kompleks dan
mengandung beberapa GAG (asam hialuronat,kondroitin sulfat, dan keratan
sulfat) serta protein penghubung dan protein inti. Protein inti mengandung
tiga domain: A, B, dan C. Asam hialuronat berikatan secara nonkovalen
dengan domain A protein inti serta dengan protein penghubung, yang
13
menstabilkan interaksi protein inti dengan asam hialuronat. Rantai keratan
sulfat terletak di domain B, sedangkan rantai kondroitin sulfat terletak di
domain C; kedua tipe GAG ini terikat secara kovalen pada protein inti.
Protein inti juga mengandung rantai oligosakarida terikat-O dan -N.
Proteoglikan lain yang ditemukan di tulang rawan memiliki struktur yang
lebih sederhana daripada agrekan.Kondronektin berperan dalam perlekatan
kolagen tipe II pada kondrosit (sel-sel di tulang rawan). (Murray et al,2015)
14
Daftar Pustaka
15