Anda di halaman 1dari 25

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM JIQSAW

KELAS IV DI MI ALAZHAR MENGANTI GRESIK

PROPOSAL

Diajukan Kepada STAI AL-Azhar Menganti Gresik untuk Memenuhi Tugas


UAS Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif dan Studi Pustaka

Dosen Pengampu:

Muhammad Arif, M.Pd.

Oleh:

Kholilul Rahman Syah (20182600197)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-AZHAR

MENGANTI GRESIK

2021
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM JIQSAW

KELAS IV DI MI ALAZHAR MENGANTI GRESIK

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Hasil belajar merupakan suatu peningkatan yang diperoleh seorang siswa dari
proses belajar yang dapat dilihat dalam bentuk perubahan pada aspek
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Hal tersebut mengandung arti bahwa hasil
belajar dipandang sebagai suatu hasil yang diperoleh seorang siswa atas usahanya
dalam belajar. Keterkaitan antara belajar dan hasil belajar dapat ditentukan oleh
bagaimana usaha seorang siswa dalam menempuh aktivitas pembelajaran.
Semakin baik usaha yang dilakukan untuk belajar maka, semakin baik pulalah
hasil belajar yang akan diperoleh seorang siswa tersebut. Namun dalam realitanya,
hasil belajar yang dicapai siswa – siswa kelas IV MI AL AZHAR MENGANTI
masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
Pertama, suasana belajar yang masih monoton. Kedua, kurang berjalannya strategi
pembelajaran dalam mengajar. Ketiga, ketidakterlibatan guru dalam membimbing
siswa – siswa sebagai upaya peningkatan hasil belajar. Suasana belajar merupakan
hal terpenting yang mendorong siswa dalam memperoleh pembelajaran. Hal ini
dikarenakan suasana belajar yang menyenangkan dapat memberikan pengaruh
positif terhadap hasil belajar siswa. Sebaliknya, suasana belajar yang monoton
akan membawa pengaruh negatif pada hasil belajar siswa. Selain daripada itu,
strategi pembelajaran adalah komponen penting dalam menunjang hasil belajar
siswa di dalam kelas. Apabila dalam suatu sekolah tidak terdapat strategi
pembelajaran maka, hal itu dapat merugikan banyak siswa. Konsekuensi yang
diterima apabila strategi pembelajaran tidak terlaksana ialah siswa - siswa akan
lambat dalam memahami mata pelajaran – mata pelajaran itu sendiri. Apabila
pemahaman mereka rendah maka, pelaksanaan pembelajaran yang diajarkan oleh

1
guru di dalam kelas tidak terealisasi. Ditambah lagi, dampak yang diperoleh
dengan tidak adanya keterlibatan seorang guru dalam membimbing siswa – siswa
sebagai upaya peningkatan hasil belajar adalah terhambatnya pencapaian tujuan
pembelajaran itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan kesenjagan antara harapan
guru dengan kenyataan yang terjadi, yakni siswa - siswa akan beranggapan bahwa
belajar itu tidak terlalu penting sehingga mereka tidak mampu menyerap mata
pelajaran yang telah diajarkan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
Strategi pembelajaran jigsaw mampu mengatasi beberapa hal yang menjadi
problematika siswa dalam mencapai hasil belajar seperti yang telah diuraikan di
atas. Selain dikenal sebagai strategi pembelajaran kreatif, jigsaw juga disebut
sebagai salah satu strategi pembelajaran inovatif-progresif yang paling banyak
diminati oleh pelaku pendidikan. Hal ini dikarenakan kelebihan – kelebihan yang
dimiliki strategi jigsaw, antara lain: (1) meningkatkan hasil belajar. (2)
meningkatkan daya ingat (3) dapat digunakan untuk mencapai taraf penalaran
tingkat tinggi. (4) mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik (kesadaran individu).
(5) meningkatkan hubungan antara manusia yang heterogen. (6) meningkatkan
sikap anak yang positif terhadap sekolah. (7) meningkatkan sifat positif terhadap
guru. (8) meningkatkan harga diri anak. (9) meningkatkan perilaku penyesuaian
sosial yang positif. (10) meningkatkan keterampilan hidup dalam bergotong-
royong. Beberapa kelebihan dari strategi pembelajaran jigsaw tersebut diharapkan
mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Maka, peneliti merasa perlu
mengangkat hal ini menjadi penelitian dengan judul “UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
TEAM JIQSAW DI KELAS IV MI ALAZHAR GRESIK”.

2
B. IDENTIFIKASI DAN BATASAN MASALAH
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka
identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
a) Suasana belajar dan proses mengajar masih monoton.
b) Kurang berjalannya strategi pembelajaran dalam mengajar.
c) Hasil belajar para peserta didik masih tergolong rendah

2. Dari uraian identifikasi masalah diatas, agar lebih terarah dan


dapat tercapai tujuan dalam penelitian ini, perlu adanya
pembatasan masalah. Adapun batasan masalah pada penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Penelitian ini hanya mengarah pada penerapan model
pembelajaran jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar
siswa.
b. Penelitian dilakukan di MI Al AZHAR Menganti
Gresik,

C. FOKUS MASALAH
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah diatas, maka fokus
masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana hasil belajar siswa – siswa kelas iv mi alazhar
gresik sebelum diterapkan strategi pembelajaran jigsaw
dalam mengajar ?
2. Bagaimana hasil belajar siswa – siswa kelas iv mi alazhar
gresik setelah diterapkan strategi pembelajaran jigsaw dalam
mengajar ?

3
D. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan fokus masalah diatas, maka tujuan pada penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa – siswa kelas IV MI Al
Azhar Menganti Gresik sebelum diterapkan strategi
pembelajaran jigsaw dalam proses belajar mengajar
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa – siswa kelas IV MI Al
Azhar Menganti Gresik setelah diterapkan strategi
pembelajaran jigsaw dalam proses belajar mengajar

E. KEGUNAAN PENELITIAN

1. Secara teoritis
a. Menjelaskan pengunaan model pembelajaran jigsaw
dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Sebagai salah satu bahan acuan bagi penelitian lain
dalam bidang pendidikan.
2. Secara praktis
a. Bagi peserta didik
1) Memberikan variasi suasana belajar dalam
rangka meningkatkan hasil belajar siswa.
2) Memberikan tambahan pengetahuan tentang
adanya penggunaan model pembelajaran jigsaw
yang diharapkan dapat membantu siswa dalam
aktivitas belajar sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.

4
b. Bagi guru
1) Memberikan informasi tentang adanya
penggunaan model pembelajaran jigsaw dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada
pembelajaran di sekolah.
2) Memberikan alternatif pembelajaran yang
efektif dan efisien serta diharapkan mampu
meningkatkan hasil belajar siswa pada
pembelajaran di sekolah.

c. Bagi sekolah
1) Memberikan referensi dalam meningkatkan
kualitas pendidikan dan proses belajar mengajar
yang dilakukan oleh guru
2) Menjadi masukkan untuk kegiatan belajar
mengajar di MI Al azhar Menganti menjadi
lebih baik dan tidak hanya peran guru, tetapi
pada kreativitas siswa dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas.
d. Bagi peneliti
1) Menambah pengalaman dan menambah
pengetahuan dalam melakukan suatu penelitian
secara langsung tentang pelaksanaan proses
pembelajaran di kelas.
2) Memberikan bekal untuk menjadi guru yang
profesional dalam menghadapi berbagai
permasalahan yang ada di dalam kelas.

5
F. KERANGKA TEORITIK

1. Pengertian hasil belajar


a. Pengertian
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.1
Selain itu, hasil belajar dapat dikatakan sebagai perubahan
perilaku yang relatif menetap dalam diri seseorang sebagai
akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya.2
Berdasarkan pengertian hasil belajar tersebut, peneliti
menyimpulkan bahwa aspek – aspek perubahan perilaku
tersebut tergantung pada apa yang dipelajari dari proses
pembelajaran. Oleh karena itu, apabila pembelajar
mempelajari tentang konsep, maka perubahan perilaku yang
diperolah berupa penguasaan konsep.
Menurut Oemar Hamalik, hasil belajar adalah
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang
dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan tersebut
diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang
lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari
yang tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi
sopan”.3 Selanjutnya, menurut Nasution, hasil belajar ialah
perubahan yang didapatkan atau kemampuan baru yang
didapat harus relatif menetap.4

1
Aswani Zainul. 2004. Tes dan Penilaian. Jakarta: h. 72.
2
Mulyani Sumantri, dkk. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: h.217
3
Oemar Hamalik. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung:Bumi Aksara, h. 30.
4
Nasution. 2005. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi
Aksara, h. 81.

6
b. Faktor – faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar
Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar, antara
lain: a. Faktor Internal
• Faktor fisiologis : Secara umum kondisi
fisiologis, seperti kesehatan yang prima,
tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak
dalam keadaan cacat jasmani dan
sebagainya. Hal tersebut dapat
mempengaruhi peserta didik dalam
menerima mata pelajaran pelajaran.
• Faktor Psikologis Setiap individu dalam hal
ini peserta didik pada dasarnya memiliki
kondisi psikologis yang berbeda-beda,
tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil
belajarnya. Beberapa faktor psikologis
meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat,
bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya
nalar peserta didik.
b. Faktor Eksternal :
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar seseorang yang
sifatnya berasal dari luar diri seseorang tersebut.
Yang termasuk faktor-faktor eksternal antara lain:
• Keadaan lingkungan keluarga.
• Keadaan lingkungan sekolah.
• Keadaan lingkungan masyarakat.

7
2. Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw
a) Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw
Strategi pembelajaran jigsaw adalah strategi
pembelajaran kooperatif yangmana siswa lebih berperan
dalam proses pembelajaran yang menggabungkan beberapa
unsur seperti membaca, menulis, mendengarkan, ataupun
berbicara. Ini diperkenalkan oleh Areson, Blaney, Stephen,
Sikes, dan Snap Jigsaw pada tahun 1978. 5Selain itu,
strategi pembelajaran ini dapat digunakan dalam beberapa
mata pelajaran, seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu
Pengetahuan Sosial, Matematika, Agama, dan Bahasa.
Dalam hal ini, peneliti menyimpulkan bahwa
strategi pembelajaran jigsaw mampu menciptakan suasana
belajar yang berpusat pada siswa sehingga ia tidak
bergantung kepada guru saja. Strategi pembelajaran jigsaw
adalah strategi kerja kelompok yang terstruktur didasarkan
pada kerjasama dan tanggungjawab.
Strategi ini menjamin setiap siswa memikul suatu
tanggungjawab yang signifikan dalam kelompok.6 Dalam
strategi pembelajaran ini, guru memperhatikan skemata
atau latar belakang pengalaman sisa dan membantu siswa
dalam mengaktifkan skemata agar bahan pelajaran menjadi
lebih bermakna. Ditambah pula, siswa dapat bekerja sama
dengan siswa lainnya dalam suasana gotong royong dan
mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi

5
Zainal Aqib. 2013. Model – Model, Media, dan Strategi Pembelajaran, Bandung: Yrama
Widya, h. 21.
6
Siti Halimah. 2008. Strategi Pembelajaran. Medan:CV. Perdana Mulya Sarana, h. 146

8
dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.7
Dari dua pengertian strategi pembelajaran jigsaw di
atas, peneliti menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran
jigsaw merupakan strategi yang mampu membangun rasa
kebersamaan dan melatih kekompakan antara satu siswa
dengan siswa – siswa lainnya melalui kelompok –
kelompok belajar.
Selain itu, strategi pembelajaran jigsaw merupakan
suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari
beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggungjawab atas penguasaan bagian mata pelajaran
belajar dan mampu mengajarkan mata pelajaran tersebut
kepada anggota lain dalam kelompoknya 8
Berdasarkan pengertian yang diuraikan sebelumnya,
peneliti berkesimpulan bahwa strategi pembelajaran jigsaw
adalah penerapan kerjasama kelompok antar siswa – siswa
di dalam kelompok – kelompok belajar dengan tingkat
kemampuan yang berbeda – beda satu sama lain dan
masing – masing siswa bertanggung jawab atas bagiannya.

7
8Masitoh. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Departemen Agama Republik Indonesia, h. 246.
8
Martinis Yamin.2013. Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta:GP Press
Group, h. 90.

9
3. Prosedur Strategi Pembelajaran Jigsaw
Terdapat beberapa perbedaan langkah dalam
menerapkan strategi pembelajaran jigsaw. Berikut ini adalah
langkah – langkah penerapan jigsaw versi pertama sebagai
berikut:
1. Guru membagi bahan pelajaran yang akan
diberikan menjadi empat bagian
2. Sebelum bahan pelajaran diberikan, guru
memberikan pengenalan mengenai topik yang
akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari
itu. Guru dapat menuliskan topik di papan tulis
dan menanyakan apa yang siswa ketahui
mengenai topik tersebut. Kegiatan ini dikenal
dengan brainstorming.
3. Siswa dibagi dalam kelompok belajar
4. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa
yang pertama, sedangkan siswa yang kedua
menerima bagian yang kedua dan demikian
seterusnya. Lalu, siswa diperintah untuk
membaca bagian mereka masing – masing.
5. Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai
yang dibaca/ dikerjakan masing – masing.
Dalam kegiatan ini, siswa dapat melengkapi
dan berinteraksi satu sama lain.
6. Kegiatan ini diakhiri dengan diskusi mengenai
topik dalam bahan pelajaran hari itu. Diskuisi
ini dapat dilakukan antara pasangan atau
dengan seluruh kelompok belajar.109.

9
Masitoh, op. cit., h. 247

10
4. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Jigsaw :
1) Kelebihan Strategi Pembelajaran Jigsaw Beberapa
kelebihan strategi pembelajaran jigsaw, antara lain:
• Melalui strategi pembelajaran jigsaw, siswa tidak
terlalu tergantung pada guru, akan tetapi dapat
menambah kepercayaan diri sendiri.
• Strategi pembelajaran jigsaw dapat
mengembangkan kemampuan siswa dalam
mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata –
kata secara verbal dan membandingkannya dengan
ide – ide orang lain
• Strategi pembelajaran jigsaw dapat membantu
memberdayakan setiap siswa untuk lebih
bertanggungjawab dalam belajar.
• Strategi pembelajaran jigsaw merupakan strategi
yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi
akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk
mengembangkan rasa harga diri, hubungan
interpersonal yang positif dengan yang lain,
mengembangkan keterampilan dalam mengatur
waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.
• Strategi pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam menggunakan informasi
dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).
• nteraksi selama diskusi berlangsung dapat
meningkatkan motivasi dan memberikan
rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk
proses pendidikan jangka panjang.10

10
Wina, op. cit., h. 250.

11
Berdasarkan beberapa kelebihan strategi pembelajaran
jigsaw yang disebutkan di atas, maka peneliti
menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran jigsaw sangat
memberikan nilai – nilai positif bagi siswa – siswa dalam
mencapai hasil belajar yang baik.

Dari pengertian dan manfaat di atas, maka diharapkan


dengan diterapkannya strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang meliputi kognitif,
afektif, dan psikomotor siswa11
Berdasarkan beberapa kelebihan strategi pembelajaran
jigsaw yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti menyimpulkan
bahwa pada intinya, strategi ini dapat diterapkan sebagai upaya
peningkatan hasil belajar siswa di dalam kelas.

2) Kelemahan Strategi Pembelajaran Jigsaw


Selain memiliki banyak kelebihan, strategi pembelajaran jigsaw
juga memiliki kelemahan. Beberapa kelemahannya, antara lain:
• Ciri utama dari strategi pembelajaran jigsaw adalah
bahwa siswa saling membelajarkan (peer teaching).
Apabila peer teaching tidak berjalan efektif, maka
dapat terjadi cara belajar yang seharusnya dipelajari
dan dipahami, malah tidak pernah dicapai siswa.
• Penilaian yang diberikan dalam strategi ini
didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun
demikian, guru harus menyadari bahwa sebenarnya
hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi
setiap individu siswa

11
Rusman, op. cit., h. 219

12
• Keberhasilan strategi ini dalam upaya
mengembangkan kesadaran berkelompok
memrlukan periode waktu yang cukup panjang12

G. METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,
sehingga yang menjadi instrumen utama dalam penelitian ini
adalah peneliti itu sendiri13. Menurut sugiyono metode penelitian
kualitatif adalah bertujuan mempertahankan bentuk dan isi
perilaku manusia serta menganalisis kualitas – kualitasnya, alih –
alih mengubahnya menjadi entitas – entitas kuantitatif. adalah
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada sebuah
objek yang alamiah dimana peneliti berperan sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data dapat dilakukan secara gabungan,
analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan pada makna generalisasi. Adapun tujuan dari
penelitian kualitatif adalah bertujuan mempertahankan bentuk dan
isi perilaku manusia serta menganalisis kualitas – kualitasnya, alih
– alih mengubahnya menjadi entitas – entitas kuantitatif14
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan untuk
melaksanakan penelitian dan merupakan tempat untuk
mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Penelitian ini
dilakukan di MI Al Azhar Menganti Gresik .

12
Wina, op. cit., h. 251
13
Sumiati, “ Peranan Guru Kelas Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa,” Jurnal
Pendidikan Agama Islam, Vol 3 , No.2 ( 2018): 148
14
Ditha Prasanti,” Penggunaan Media Komunikasi Bagi Remaja Perempuan Dalam Pencarian
Informasi Kesehatan,”Jurnal Lontar, Vol.6, No.1 ( 2018): 16

13
3. Data dan sumber data
Dalam penelitian ini data yang akan peneliti gunakan yaitu
data primer dan data sekunder.
a. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan
diperoleh sendiri oleh peneliti langsung dari subjek atau
objek penelitian. Data primer diperoleh peneliti dengan
melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi
kepada kepala sekolah, waka kurikulum, guru, dan siswa
di MI Al Azhar Menganti Gresik.

b. Data sekunder
Data sekunder adalah data penunjang selain dari
data primer, data ini digunakan sebagai bahan pendukung
dalam pembahasan penelitian ini, data ini biasanya
berbentuk dokumentasi atau data laporan yang telah
tersedia. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi
dokumen struktur kurikulum dan dokumen yang berkaitan
dengan hasil belajar siswa di MI Al Azhar Menganti Gresik

4. Teknik Pengumpulan Data


Pada penelitian ini teknik pengumpulan data akan
menggunakan beberapa metode yang sesuai dengan data yang akan
dihimpun. Metode pengumpulan data yang utama adalah
wawancara sedangkan metode pengumpulan data penunjang adalah
observasi dan dokumentasi. Berikut ini adalah metode
pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti.
a. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan yang dilakukan
oleh pewawancara dengan narasumber untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab. Percakapan itu

14
dilakukan oleh dua pihak. Pihak pewawancara bertugas
mengajukan pertanyaan dan pihak narasumber bertugas
menjawab pertanyaan. Metode ini digunakan untuk
mendapatkan gambaran tentang sejauh mana peran guru
kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

b. Observasi
Observasi adalah cara yang digunakan oleh seorang
peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam
penelitian dengan cara pengamatan serta pencatatan secara
sistematik terhadap fenomena – fenomena yang tampak
pada sebuah objek penelitian.15

Observasi yang dilakukan peneliti bersama guru


kelas bertujuan untuk mendapatkan data atau gambaran –
gambaran mengenai upaya guru kelas dalam meningkatkan
hasil belajar siswa melalui model pembelajaran jigsaw di
MI Al Azhar Menganti Gresik

c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah kumpulan fakta dan
data yang tersimpan dalam bentuk teks atau artefak serta
metode pengumpulan data yang digunakan dalam suatu
penelitian dengan cara mencatat beberapa permasalahan
yang sudah didokumentasikan oleh kepala sekolah, guru,
dan dokumentasi dari sekolah yang berupa profil
sekolah.16

15
Muhammad Azzam Munasir, Loc.Cit, 36-38 .
16
Muhammad Azzam Munasir, Loc.Cit, 39 .

15
5. Teknik Analisis Data
Analisis kualitatif adalah analisis yang muncul didasarkan
dengan adanya hubungan semantis antar variabel yang sedang
diteliti. Tujuannya adalah supaya peneliti dapat mengetahui makna
hubungan variabel-variabel yang dapat digunakan untuk menjawab
mengenai permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian.
Pada penelitian kualitatif, peneliti tidak menggunakan
angka-angka seperti pada kuantitatif. Maka dari itu hubungan antar
semantis sangat penting dalam analisis kualitatif. Pada prosedur
analisis data terdapat lima langkah yaitu: mengorganisasi data,
membuat kategori, menentukan tema serta pola, menguji hipotesis
yang muncul dengan menggunakan data yang ada, mencari
eksplanasi alternatif data serta menulis laporan.17
Terdapat lima model untuk melakukan analisis data
kualitatif. Untuk pengaplikasikan teknik analisis, peneliti dapat
menggunakan contoh pada bidang ilmu desain komunikasi visual.
1. Analisis Domain
Analisis domain adalah analisis yang digunakan
untuk memperoleh dan mencari gambaran umum atau
pengertian yang sifatnya menyeluruh. Pada analisis domain
diharapkan hasil di tingkat permukaan harus mengenai
domain tertentu atau pada kategori-kategori konseptual.
2. Analisis Taksonomi
Analisis taksonomi adalah analisis yang didasarkan
pada sebuh fokus terhadap salah satu domain serta didalam

17
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif ( Yogyakarta: Penerbit
Graha Ilmu ), 239

16
pengumpulannya harus berada pada hal-hal atau elemen
yang sama.
3. Analisis Komponensial
Analisis komponensial adalah analisis yang harus
menekankan pada sebuah kontras antar elemen dalam
suatu domain dan hanya karateristik-karateristik yang
berbeda saja yang di cari pada analisis ini.
4. Analisis Tema Kultural
Analisis tema kultural adalah analisis yang
berpangkalkan pada sebuah pandangan bahwasannya
segala sesuatu yang diteliti oleh peneliti. Bahwasannya
pada analisis ini analisis yang utuh dan tidak terpecah-
pecah, oleh sebab itu peneliti dalam menganalisis data
dianjurkan untuk menggunakan pendekatan yang utuh.18
5. Analisis Komparasi Konstan
Pada analisis ini terdapat beberapa jenis kegiatan.
Adapun jenis kegiatannya adalah: menulis catatan,
memulai dari data ke konsep, memodifikasi konsep dengan
cara membuat hal-hal yang spesifik menjadi hal-hal yang
abstrak, melakukan analisis bergelombang dari gelombang
yang sempit menjadi gelombang yang meluas dan
pengembangan tema inheren menjadi sebuah teori.19

18
Jonathan Sarwono, Loc. Cit, 240-243.

19
Jonathan Sarwono, Loc. Cit, 243-244.

17
6. Uji Keabsahan Data
Teknik pemeriksaan data adalah bagian dari sistematika
penelitian kualitatif yang tidak bisa dipisahkan , teknik
pemeriksaan data bisa dipakai untuk menyangkal dan menyanggah
bahwa penelitian kuantitatif yang dilakukan tidak bersifat ilmiah,
untuk melakukan uji keabsahan data diperlukannya teknik
pemeriksaan melaui kriteria – ktiteria tertentu. Seperti kriteria
berikut ini :20
1. Derajat kepercayaan (kredibility)
Fungsi kriteria ini adalah untuk mencapai tingkat
kepercayaan penemuan dengan melakukan inkuiri ,dengan
mempertujukan hasil derajat kepercayaan penemuan
dengan cara pembuktian oleh peneliti berdasarkan pada
kenyataan ganda yang sedang diteliti.21
2. Pengujian transferbility
Dalam penelitian kualitatif kriteria ini termasuk
kedalam validitas eksternal ,fungsi dari validitas ini
menunjukan derajat ketepatan atau dapat diterapkan nya
hasil penelitian kepada populasi dimana sampel tersebut
diperoleh .
3. Pengujian Depenability
Pengujian depenibility dalam penelitian kualitatif
disebut realibilitas, suatu penelitian dapat dikatakan reliabel
apabila orang lain dapat melakukan atau mereplikasi proses
penelitian yang telah dilakukan.
20
Arnild Augine Mekarisce, “ Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Pada Penelitian Kualitatif
di Bidang Kesehatan Masyarakat,” Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat, Vol. 12, Edisi. 3 (
2020): 147
21
Sandi Hesti Sondak dkk, “ Faktor – Faktor Loyalitas Pegawai Di Dinas Pendidikan Daerah
Provinsi Sulawesi Utara, “ Jurnal EMBA, Vol.7 No.1 ( 2019): 676

18
4. Pengujian Konfirmability
Dalam penelitian kualitatif pengujian konfirmability
disebut juga dengan uji objektivitas penelitian, sebuah
penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil penelitian
tersebut telah disepakati oleh banyak orang.
Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan teknik
pemeriksaan keabsahan data yang serupa yaitu :
1) Pepanjangan Pengamatan
Peneliti kembali ke lapangan untuk
melakukan wawancara dan pengamatan terhadap
sumber data yang sudah ditemui maupun sumber
data yang baru ,hal ini dilakukan untuk mempererat
hubungan antara narasumber dan peneliti agar tidak
ada informasi yang disembunyikan lagi.22
2) Peningkatan Ketekunan
Peneliti berusaha mencari unsur dan ciri
yang relevan tergadap isu permasalahan kemudian
memusatkan diri terhadap hal tersebut secara rinci,
peneliti membuat penelitian yang terinci dan teliti
dan berhubungan dengan faktor – faktor yang
menonjol sampai semua faktor tersebut mudah
dipahami dengan cara yang biasa.
3) Triangulasi
Adalah sebuah teknik pemeriksaan
keabsahan data diluar data utama untuk pengecekan
atau pembanding dari data utama, dapat dikatakan
triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai

22
Sandi Hesti Sondak dkk , Op. Cit, 676.

19
cara dan waktu, dalam triangulasi terdapat
triangulasi sumber dan triangulasi teknik
pengumpulan data dan waktu. Triangulasi sumber
dilakukan dengan mengecek data yang di dapat dari
berbagai sumber, triangulasi teknik dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda.
4) Menggunakan bahan referensi
Bahan referensi adalah sebuah pendukung
yang ditemukan peneliti untuk membuktikan data
yang telah di temukan.23
5) Analisis kasus negatif
Kasus negatif disebut juga kasus yang
berbeda atau tidak sesuai dengan hasil penelitian.
Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti
berusaha mencari data yang tidak sesuai atau
berbeda dengan data yang telah ditemukan , bila
tidak terdapat data yang bertentangan maka data
yang ditemukan sudah dapat dipercaya.
6) Memberchek
Suatu analisis pengecekan data yang didapat oleh
peneliti kepada informan , tujuan nya adalah
mengetahui seberapa jauh data yang didapat sesuai
dengan apa yang diperoleh dari informan , data
yang ditemukan akan kredibel atau dipercaya
apabila data tersebut disepakati oleh informan ,bisa
dikatakan memberchek adalah suatu pengecekan

23
Sandi Hesti Sondak dkk , Op. Cit, 676.

20
data untuk mengetahui informasi yang didapat dan
apa yang digunakan dalam penulisan laporan sesuai
dengan apa yang di maksud informan atau sumber
data.24

H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Penelitian ini tertulis dalam lima bab, dengan susunan sistematis
sebagai berikut.
• Bab Pertama, adalah bab pendahuluan yang didalamnya diuraikan
latar belakang, identifikasi dan batasan masalah, fokus masalah,
tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian.

• Bab kedua, adalah bab yang berisi landasan teori yang meliputi
pengertian, langkah - langkah, kelebihan, dan model
pembelajaran jigsaw serta pengertian, macam – macam, fungsi
dan faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar.
• Bab ketiga, dijelaskan tentang metode penelitian yang meliputi
jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, data dan sumber
data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan uji
keabsahan data.
• Bab keempat, di paparkan hasil penelitian yang telah peneliti
lakukan di lapangan yang terdiri dari sub pokok bahasan, yaitu
latar belakang objek penelitian dan paparan data hasil penelitian.
Pada sub pokok bahasan pertama mengenai gambaran umum
obyek penelitian, yang terdiri atas profil MI Alazhar Menganti
Gresik , sejarah sekolah, letak geografis sekolah, visi dan misi
sekolah, struktur organisasi MI Alazhar Menganti Gresik, data

24
Sandi Hesti Sondak dkk , Op. Cit, 677.

21
guru MI Alazhar Menganti Gresik, dan data MI Alazhar Menganti
Gresik ,serta sarana dan prasarana MI Alazhar Menganti Gresik
Sedangkan pada sub pokok bahasan yang kedua meliputi
gambaran upaya guru kelas dalam meningkatkan hasil belajar
siswa melalui model pembelajaran jigsaw di MI Alazhar
Menganti Gresik, tujuan diterapkannya peningkatan hasil belajar
siswa melalui model pembelajaran jigsaw, keunggulan dan
kelemahan dari penerapan model pembelajaran jigsaw dalam
meningkatkan hasil belajar siswa di MI Alazhar Menganti
selama diterapkannya model pembelajaran jigsaw

• Bab kelima, merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan


dan saran. Dalam bab ini akan di paparkan kesimpulan-
kesimpulan penelitian yang disesuaikan dengan rumusan masalah,
kemudian diakhiri dengan beberapa saran yang diharapkan dapat
bermanfaat dalam penerapan model pembelajaran jigsaw dalam
meningkatkan hasil belajar siswa di Madrasah Ibtidaiyah
Tarbiyatul Ulum Pengampon.

I. OUTLINE PENELITIAN
A. BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang masalah

b. Identifikasi dan batasan masalah

c. Fokus masalah

d. Tujuan penelitian

e. Kegunaan penelitian

22
BAB II LANDASAN TEORI

a. Pengertian hasil belajar


b. Faktor – faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar
c. Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw
d. Prosedur Strategi Pembelajaran Jigsaw
e. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Jigsaw

BAB III METODE PENELITIAN

a. Jenis penelitian

b. Lokasi penelitian

c. Data dan sumber data

d. Teknik pengumpulan data

e. Teknik analisis data

f. Uji keabsahan data

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

a. Gambaran umum obyek penelitian

b. Hasil penelitian

c. Pembahasan

BAB V PENUTUP

a. Kesimpulan

b. Saran

23
J. DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

Prasanti, Ditha. 2018 . Penggunaan Media Komunikasi Bagi Remaja


Perempuan Dalam Pencarian Informasi Kesehatan . Bandung:
Jurnal Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran.

Sarwono, Jonathan. 2006 .Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif .


Yogyakarta : Graha Ilmu.

Mekarisce, Amild Augine. 2020 .Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Pada Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan Masyarakat . Jambi:
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat.

Abdullah . 2017 . Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Strategi


Pembelajaran Jigsaw Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Terhadap Siswa – Siswa Kelas Vii Madrasah Tsanawiyah Yapni
Lubuk Pakam. Medan: Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

24

Anda mungkin juga menyukai