Anda di halaman 1dari 190

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL


SEBAGAI GURU DALAM P3
(PENGOPTIMALISASIAN PROSES PEMBELAJARAN)
DI JURUSAN TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG SANITASI DAN
PERAWATAN DI SMK NEGERI 2 PENGASIH
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA D.I.Y

Disusun oleh :
MUHAMMAD FIRDAUS BARQIREZA, S.Pd.
NIP. 19950226 201903 1 002
No. Presensi/Golongan/Angkatan/Tahun : 24/III/V/2019

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN III ANGKATAN V
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2019

i
ii
PERNYATAAN PENGESAHAN

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Aktualisasi dengan Judul Laporan


Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil Sebagai Guru Dalam P3
(Pengoptimalisasian Proses Pembelajaran) Di Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi
& Perawatan di SMK Negeri 2 Pengasih Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga D.I.Y
yang diimplementasikan sudah dikonsultasikan dan disetujui oleh coach.

Yogyakarta, 06 Juli 2019


Coach, Peserta Diklat,

Dr.rer.publ., Dra. Wuryani, M.Si Muhammad Firdaus Barqireza, S.Pd


NIP. 19631230 198903 2 007 NIP. 19950226 201903 1 002

iii
ABSTRAK

Pemilihan tema laporan ini dilatarbelakangi oleh kurang optimalnya proses


pembelajaran di Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu modul yang kurang update, keadaan sarana
prasarana yaitu bengkel kurang tertata dengan baik, administrasi bengkel kurang lengkap,
proses pembelajaran kurang menarik dan hanya berjalan 1 arah saja. Penulis kemudian
menyusun kegiatan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu penyusunan modul mata
pelajaran estimasi biaya yang lebih update disertai penjelasan langsung berbasis masalah
sesuai dunia proyek, penataan bengkel batu dan beton dengan konsep 5R (Ringkas, Rapi,
Rajin, Resik, dan Rawat) untuk menata dan merawat bengkel batu dan beton agar kondisi
bengkel selalu prima ketika digunakan, dilanjutkan dengan melengkapi administrasi
bengkel batu dan beton agar lebih mudah dalam mengontrol inventaris bengkel, dan
kegiatan yang terakhir yaitu pendataan guru teknik konstruksi gedung sanitasi & perawatan
dan kompetensinya untuk menjadi sarana bagi guru dalam proses pengembangan diri.

Kata Kunci: Modul, Penataan Bengkel 5R, Administrasi Bengkel, Pendataan Guru &
Kompetensinya

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat limpahan rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan aktualisasi
yang berjudul “NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL
SEBAGAI GURU DALAM P3 (PENGOPTIMALISASIAN PROSES
PEMBELAJARAN) DI JURUSAN TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG SANITASI
& PERAWATAN DI SMK NEGERI 2 PENGASIH DINAS PENDIDIKAN,
PEMUDA DAN OLAHRAGA DIY”. Laporan aktualisasi ini disusun sebagai salah
persyaratan dalam Pelatihan Dasar (Latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan
III Angkatan V Tahun 2019 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta. Adapun Laporan Aktualisasi ini memuat pelaksanaan kegiatan
selama berada di Instansi yang terdapat nilai ANEKA di dalamnya dalam rangka
optimalisasi pembimbingan dan pengawasan terhadap klien pemasyarakatan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Laporan Aktualisasi ini yakni kepada :
1. Bapak Ir. Kuncoro Cahyo Aji, M.Si, selaku Kepala Badan Pendidikan dan
Pelatihan Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah mengupayakan tempat,
menyiapkan materi dan mengkoordinasikan jajarannya sehingga Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III ini dapat terlaksana dengan baik.
2. Bapak Sumarno, S.Pd., M.T., selaku Kepala SMK Negeri 2 Pengasih yang telah
memberi izin dan dukungan kepada penulis untuk mengikuti Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III.
3. Bapak Yulianto, S.Pd. selaku mentor yang sabar dalam menuntun, mendampingi
serta memberikan saran kepada penulis dalam penyusunan Laporan Aktualisasi.
4. Ibu Dr.rer.publ., Dra. Wuryani, M.Si., selaku coach yang baik dan sabar dalam
membimbing penulis dalam menyusun Laporan Aktualisasi.
5. Ibu Lintang Ika Novida, S.Sos., selaku penguji yang telah menguji Laporan
Aktualisasi secara konseptual dan obyektif serta memberikan saran dan masukan
sehingga penulis dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah disusun dalam
rangka habituasi.
6. Bapak dan Ibu Widyaiswara yang telah menyampaikan ilmu, pengetahuan serta
pengalaman yang luar biasa, sehingga dapat menginspirasi saya serta ilmu yang
diberikan dapat menjadi bekal untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional
dan berintegritas demi kemajuan bangsa dan negara.
7. Orang tua, istri, dan keluarga yang selalu memberi dukungan dan doa, sehingga
dapat menambah semangat penulis dalam menyusun Laporan Aktualisasi.
8. Seluruh rekan-rekan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan V Tahun 2019
yang begitu luar biasa, selalu memberikan dukungan dan saling menyemangati satu
sama lain agar bisa lulus bersama. Penulis berterimakasih atas canda, tawa dan
kebahagiaan selama berada di asrama Pandu Badan Diklat DIY.

v
9. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan dan
dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi dengan
baik.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna, oleh karena itu,
kritik, saran dan masukan demi perbaikan sangat diharapkan. Besar harapan penulis
semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak.

Yogyakarta, 02 Juli 2019


Hormat saya,
Penulis

Muhammad Firdaus Barqireza, S.Pd.

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


BERITA ACARA ................................................................................................ ii
PERNYATAAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. POSISI ORGANISASI DALAM NKRI ........................................................ 1
B. VISI, MISI, TUJUAN, DAN NILAI ORGANISASI .................................... 2
C. STRUKTUR ORGANISASI ......................................................................... 5
D. TUGAS DAN FUNGSI .................................................................................. 5
1. ORGANISASI .......................................................................................... 5
2. UNIT KERJA ........................................................................................... 6
3. PEGAWAI ................................................................................................ 7
E. KONDISI ORGANISASI ............................................................................... 7
1. LETAK ORGANISASI ............................................................................ 7
2. SARANA DAN PRASARANA ............................................................... 8
3. SDM .......................................................................................................... 10
BAB II AGENDA AKTUALISASI ..................................................................... 11
A. LATAR BELAKANG PEMILIHAN ISU DAN KEGIATAN ...................... 11
B. PROSES AKTUALISASI .............................................................................. 16
BAB III ANALISA DAMPAK ............................................................................ 93
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 101
A. KESIMPULAN............................................................................................... 101
B. SARAN .......................................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 103
LAMPIRAN ........................................................................................................ 104

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Sarana dan Prasarana SMK N 2 Pengasih ........................................ 8


Tabel 2. Isu Aktual SMK N 2 Pengasih ................................................................... 11
Tabel 3. Analisis USG ............................................................................................. 13

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi SMK N 2 Pengasih ....................................................... 5


Gambar 2. Lokasi SMK N 2 Pengasih ........................................................................... 8
Gambar 3. Pohon Masalah............................................................................................ 15

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. POSISI ORGANISASI DALAM LINGKUP NKRI


Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN berperan sebagai
perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Hal tersebut berdasar pada Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara. ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah dan memiliki
tugas melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik
yang profesional dan berkualitas serta mempererat persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disingkat SMK adalah salah satu
bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada
jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang
sederajat (Peraturan Daerah DIY Nomor 15 tahun 2016). Menurut Peraturan
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 16 tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, Tugas utama Guru adalah mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah serta tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah.
SMK Negeri 2 Pengasih ada salah satu SMK yang berada di Kabupaten Kulon
Progo. SMKN 2 Pengasih didirikan atas usulan Kakanwil Depdikbud Prov DIY yang
kemudian direalisasikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan alasan belum
adanya sekolah teknik di Kulon Progo pada 25 Maret 1970. Dengan SK Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI dengan nama STM Percobaan / Vilial di Jln.
Diponegoro, Tegal Rejo (saat ini SMPN 1 Wates Unit 2) dengan status masih bergabung
dengan STM 1 Yogyakarta. Dibuka dengan hanya 1 jurusan Bangunan karena berpotensi
untuk berkembang lalu tahun 1971 berubah nama menjadi STMN 1 Wates. Tahun 1986

1
mendapat bantuan dari bank Dunia digunakan untuk membangun STMN 1 Wates di desa
Margosari, Pengasih, Kulon Progo. Berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI No. 03610/96 pada tanggal 7 Maret 1996 menjadi SMKN 2 Pengasih di
Jalan KRT. Kerto diningrat, Pengasih, Kulon Progo. Dengan adanya SMKN 2 Pengasih
membuktikan pentingnya peranan sekolah kejuruan teknologi industri bagi masyarakat
Kulon Progo dan sekitarnya.

B. VISI, MISI, TUJUAN, DAN NILAI ORGANISASI


Dalam Menjalankan tugas pokok dan fungsinya, SMK Negeri 2 Pengasih
memiliki Visi, Misi, Tujuan, dan Nilai Organisasi.

VISI:
Terwujudnya sekolah berwawasan lingkungan, yang menghasilkan SDM
berakhlak mulia, profesional, berjiwa wirausaha dan mampu bersaing di era global.
Indikator Visi:
1. Mewujudkan sekolah berwawasan lingkungan
2. Menghasilkan SDM berakhlak mulia
3. Menghasilkan SDM profesional
4. Menghasilkan SDM berjiwa wirausaha
5. Menghasilkan SDM yang mampu bersaing di era global

MISI:
1. Mewujudkan sekolah yang bersih dan hijau.
2. Menyelenggarakan pelestarian alam di lingkungan sekolah.
3. Mengamalkan agama dan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan
seluruh komponen sekolah.
4. Membudayakan 5S.
5. Menyelenggarakan pendidikan formal kejuruan, baik untuk laki-laki dan
perempuan guna menghasilkan lulusan yang memiliki sikap, pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan tuntutan dunia industri.
6. Menumbuhkan jiwa wirausaha melalui kegiatan pembelajaran kewirausahaan.

2
7. Mengembangkan pelayanan kepada masyarakat melalui Unit Produksi dan Jasa
(UPJ) sebagai wahana berlatih kewirausahaan bagi peserta didik laki-laki dan
perempuan.
8. Menyediakan pelayanan tempat uji kompetensi untuk sertifikasi kompetensi
siswa dan masyarakat sesuai dengan bidang kompetensinya.
9. Menyelenggarakan kegiatan ekstra kurikuler bahasa asing.
10. Menyelenggarakan Management sekolah berdasarkan ISO 9001.

TUJUAN:
Tujuan Umum:
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha
Esa;
2. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab;
3. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan,
memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia;
4. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap
lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan
lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan
efisien.
Tujuan Khusus:
1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja
mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri
sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program
keahlian yang dipilihnya;
2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam
berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap
profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya;
3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar
mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun
melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi;

3
4. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan
program keahlian yang dipilih.
5. Membekali peserta didik agar memilki jiwa nasionalisme serta patriotisme yang
kuat.

NILAI ORGANISASI:

Dalam Peraturan Gubernur Nomor 72 Tahun 2008 tentang Budaya Pemerintahan


di Daerah Istimewa Yogyakarta, ditetapkan SATRIYA sebagai budaya Pemerintahan
Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal tersebut merupakan bentuk komitmen Pemerintah
Provinsi DIY dalam mencapai keberhasilan transformasi birokrasi.yang berbasiskan pada
nilai nilai kearifan lokal DIY, yaitu filosofi hamemayu hayuning bawana dan ajaran
moral sawiji, greget, sengguh ora mingkuh serta dengan semangat golong gilig.
"Hamemayu Hayuning Bawana" mengandung makna sebagai kewajiban
melindungi, memelihara serta membina keselamatan dunia dan lebih mementingkan
berkarya untuk masyarakat daripada memenuhi ambisi pribadi. Dunia yang dimaksud
mencakup seluruh peri kehidupan baik dalam skala kecil (keluarga), ataupun masyarakat
dan lingkungan hidupnya, dengan mengutamakan darma bakti untuk kehidupan orang
banyak, tidak mementingkan diri sendiri.
Filosofi Hamemayu Hayuning Bawana memiliki turunan dalam konteks aparatur,
dapat dijabarkan menjadi tiga aspek. Pertama, Rahayuning Bawana Kapurba
Waskithaning Manungsa (kelestarian dan keselamatan dunia ditentukan oleh
kebijaksanaan manusia). Kedua, Darmaning Satriya Mahanani Rahayuning
Nagara (pengabdian ksatria menyebabkan kesejahteraan dan ketentraman
negara). Ketiga, Rahayuning Manungsa Dumadi Karana Kamanungsane (kesejahteraan
dan ketentraman manusia terjadi karena kemanusiaannya). Budaya
Pemerintahan SATRIYA adalah merupakan nilai-nilai yang terkandung di dalam
filsofi Hamemayu Hayuning Bawana. SATRIYA memiliki dua makna, yakni :
Makna Pertama, SATRIYA dimaknai sebagai watak ksatria. Watak ksatria
adalah sikap memegang teguh ajaran moral: sawiji, greget, sengguh, ora
mingkuh (konsentrasi, semangat, percaya diri dengan rendah hati, dan bertanggung
jawab). Semangat dimaksud adalah golong gilig yang artinya semangat persatuan
kesatuan antara manusia dengan Tuhannya dan sesama manusia. Sifat atau watak inilah
yang harus menjiwai seorang aparatur dalam menjalankan tugasnya.

4
Makna kedua, SATRIYA sebagai singkatan dari :
1. Selaras
2. Akal budi Luhur
3. Teladan-keteladanan
4. Rela Melayani
5. Inovatif
6. Yakin dan percaya diri
7. Ahli-profesional
Masing-masing merupakan butir-butir dari falsafah Hamemayu Hayuning
Bawana yang memiliki makna dan pengertian luhur.

C. STRUKTUR ORGANISASI

Gambar 1. Struktur Organisasi SMK N 2 Pengasih

D. TUGAS DAN FUNGSI


1. ORGANISASI
Balai Pendidikan Menengah Kabupaten Kulon Progo mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan dan pembinaan pendidikan menengah di Kabupaten Kulon
5
Progo. Untuk melaksanakan tugas tersebut Balai Pendidikan Menengah Kabupaten
Kulon Progo mempunyai fungsi :
a. penyusunan program kerja Balai
b. pelayanan dan pembinaan pendidikan menengah di Kabupaten Kulon Progo
c. pelaksanaan ketatausahaan
d. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Balai
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan fungsinya.
SMKN mempunyai tugas mengelola penyelenggaraan pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, SMKN mempunyai fungsi:
a. penyusunan program kerja sekolah
b. penyiapan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis
sesuai bidang tugasnya
c. penyelenggaraan proses pembelajaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku
d. pelaksanaan evaluasi hasil belajar peserta didik
e. pelaksanaan penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran
f. analisis dan pengembangan kinerja sekolah
g. pelaksanaan ketatausahaan sekolah
h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program sekolah
i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

2. UNIT KERJA
Sekolah Menengah Kejuruan atau yang selanjutnya disingkat SMK, adalah salah
satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada
jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang
sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.
SMK Negeri 2 Pengasih ada salah satu SMK yang berada di Kabupaten Kulon
Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. SMKN 2 Pengasih didirikan atas usulan
Kakanwil Depdikbud Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang kemudian
direalisasikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan alasan belum adanya
sekolah teknik di Kulon Progo pada 25 Maret 1970. Dengan SK Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI dengan nama STM Percobaan / Vilial di Jln. Diponegoro, Tegal Rejo
(saat ini SMPN 1 Wates Unit 2) dengan status masih bergabung dengan STM 1

6
Yogyakarta. Dibuka dengan hanya 1 jurusan Bangunan karena berpotensi untuk
berkembang lalu tahun 1971 berubah nama menjadi STMN 1 Wates. Tahun 1986
mendapat bantuan dari bank Dunia digunakan untuk membangun STMN 1 Wates di desa
Margosari, Pengasih, Kulon Progo. Berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI No. 03610/96 pada tanggal 7 Maret 1996 menjadi SMKN 2 Pengasih di
Jalan KRT. Kerto diningrat, Pengasih, Kulon Progo. Dengan adanya SMKN 2 Pengasih
membuktikan pentingnya peranan sekolah kejuruan teknologi industri bagi masyarakat
Kulon Progo dan sekitarnya.

3. PEGAWAI
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Pengasih memiliki pegawai berjumlah
204 pegawai dengan rincian sebagai berikut:
a. Guru Madya : 60 orang
b. Guru Muda : 67 orang
c. Guru Pertama : 11 orang
d. Subbagian TU :8 orang
e. CPNS : 22 orang
f. GTT dan PTT : 36 orang +
Total : 204 orang

E. KONDISI ORGANISASI
1. LETAK ORGANISASI
Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Pengasih terletak di KRT
Kertodiningrat, Margosari, Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta. Berikut ini adalah lokasi
sekolah melalui Google Maps.

7
Gambar 2. Lokasi SMK N 2 Pengasih

2. SARANA PRASARANA
Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh SMK Negeri 2 Pengasih berfungsi untuk
menunjang pelayanan sekolah terhadap siswa, guru, serta karyawan SMK Negeri 2
Pengasih. Berikut adalah Sarana dan Prasarana SMK Negeri 2 Pengasih:
Tabel 1. Tabel Sarana dan Prasarana SMK N 2 Pengasih

No. Keterangan
1 Gedung Sekretariat / Tata Usaha
2 Rung Guru Jurusan Mesin
3 Gedung Ruang Guru Normatif Adaptif
4 Gedung Genset
5 Gedung Kamar Mandi/WC Begkel Teknik Pemesinan dan Las
6 Gedung Kamar Mandi / WC Ruang Guru
7 Pagar Sekolah
8 Gapura/Pintu Gerbang
9 Pos Satpam
10 Gedung Koperasi Siswa Depan
11 Gedung Gudang
12 Mushola
13 Gedung Aula
14 Gedung Ruang Rapat/Ruang Pameran

8
15 Gedung Bengkel Gambar Bangunan
16 Gedung Bengkel Teknik Kendaraan Ringan/Teknik. Otomotif
17 Gedung Bengkel Teknik Pemesinan dan Las
18 Gedung Bengkel Bangunan
19 Gedung Bengkel Listrik, Elektronika dan Komputer Jaringan
20 Gedung Teori Yudistira
21 Gedung Teori Brotoseno
22 Gedung Teori Arjuna
23 Gedung Teori Nakula
24 Gedung Teori Abimanyu
25 Gedung Asetilin Bengkel Teknik Pemesinan dan Las
26 Gedung Teori Wisanggeni
27 Gedung Teori Ontorejo
28 Gedung Teori Sadewa
29 Gedung Teori Gatotkaca
30 Gedung Ontoseno
Gedung (Ruang Kelas) RKB 2011 diselesaikan th 2012/Dari Dinas Dikpora
31
Induk
32 3 RKB Tahun 2012
33 Bengkel Finishing Jurusan T. Perkayuan
34 Pagar
35 Pembuatan Tralis Ruang
36 Pembangunan Tangga Masjid
37 Pembuatan Tralis Kantor Utama
38 Pembuatan Port Tempat Sampah
39 Lapangan Tenis
40 Tempat Parkir Sepeda/Sepeda Motor
41 Tempat Parkir Mobil
42 Parkir Sepeda/Sepeda Motor
43 Parkir Sepeda Motor
44 Gedung Perpustakaan
45 Gedung Guest House

9
3. SDM
SDM yang dimiliki oleh SMK Negeri 2 Pengasih memiliki kompetensi yang
baik, karena telah banyak yang melewati berbagai pendidikan dan pelatihan dari masing-
masing program studi. Kompetensi pendidikan pegawai SMK Negeri 2 Pengasih adalah
sebagai berikut :
STATUS PNS
a. Pendidikan S2 : 23 orang
b. Pendidikan S1 : 115 orang
c. Pendidikan D3 : 1 orang
d. SMA/SMK sederajat : 5 orang
e. SD : 2 orang

STATUS CPNS
a. Pendidikan S1 : 22 orang

STATUS GTT DAN PTT


a. Pendidikan S1 : 16 orang
b. Pendidikan D3 : 3 orang
c. SMA/SMK sederajat : 15 orang
d. SMP : 2 orang

10
BAB II
AGENDA AKTUALISASI

A. LATAR BELAKANG PEMILIHAN ISU DAN KEGIATAN


Pemilihan isu yang diangkat pada pada masa aktualisasi berdasarkan proses
pembelajaran di jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan (KGSP) di
SMK N 2 Pengasih. Menurut Penulis, proses belajar mengajar belum berjalan secara
optimal pada saat ini. Modul sebagai salah satu sumber belajar sudah ada namun kurang
update, Bengkel KGSP sudah tertata namun kurang rapi, ringkas dan resik. Administrasi
bengkel juga sudah ada namun belum lengkap, ditambah proses pembelajaran kurang
menarik karena berjalan 1 (satu) arah.
Modul merupakan sumber belajar yang penting bagi siswa untuk bisa menunjang
proses belajar dan pemahamannya terhadap sebuah materi pelajaran. Bengkel juga
merupakan tempat utama untuk melakukan pembelajaran di dalam sekolah menengah
kejuruan, sehingga sifat dari bengkel ini merupakan ruangan yang vital. Dan proses
pembelajaran yang salah satunya dipengaruhi oleh kompetensi guru juga merupakan hal
pokok yang harus diperhatikan untuk menjaga mutu pendidikan sehingga menghasilkan
lulusan yang siap bekerja dan bersaing di dunia usaha. Tingkat keseriusan dari isu ini
cukup tinggi sehingga bisa menimbulkan dampak yang semakin besar jika tidak segera
diatasi.
Terkait dengan ketercapaian visi misi organisasi, penulis memandang bahwa isu
kontemporer yang dijumpai di SMK Negeri 2 Pengasih, terdiri dari 3 hal, yaitu:
Tabel 2. Isu Aktual SMK N 2 Pengasih
Perubahan perilaku siswa kearah negatif
Kondisi saat
sebagai akibat dari adanya kemajun
ini
1 Teknologi Informasi Pelayanan Publik
Kondisi yang Kemajuan Teknologi Informasi
diharapkan mempengaruhi perilaku siswa kearah positif
Kurang optimalnya penguasaan guru
Kondisi saat
produktif terhadap KI/KD baru dikarenakan
ini
2 adanya perubahan jurusan Whole of Government
Kondisi yang Guru produktif mampu menguasai
diharapkan kompetensi pada KI/KD baru

11
Kurang optimalnya proses pembelajaran di
Kondisi saat
Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi
ini
& Perawatan
3 Pelayanan Publik
Pelaksanaan pembelajaran di Jurusan Teknik
Kondisi yang
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
diharapkan
bisa optimal

Isu yang pertama yaitu perubahan perilaku siswa kearah negatif sebagai akibat dari
adanya kemajun Teknologi Informasi. Perubahan yang dimaksud adalah siswa menjadi
terlalu asyik dengan kehidupan mereka dengan gadget mereka. Hal tersebut tentu saja
mengganggu proses belajar mereka, karena minat dan konsentrasi mereka teralihkan oleh
hal-hal tersebut. Dampaknya adalah siswa sekarang cenderung malas dan tidak aktif ketika
pembelejaran di kelas, selain itu mulai berkurangnya etika siswa kepada guru atau orang
yang lebih tua. Contoh nyatanya adalah ketika siswa berkomunikasi dengan guru
terkadang tidak menggunakan bahasa yang sopan dan santun, mereka menganggap seperti
berkomunikasi dengan teman mereka sendiri. Apabila tidak ditindak lanjuti, efeknya
adalah kompetensi siswa yang tidak bertambah dan etika siswa mulai berkurang sehingga
tujuan pembelajaran sulit dicapai.
Kemudian isu yang kedua adalah kurangnya penguasaan guru produktif terhadap
KI/KD, hal ini merupakan efek dari adanya perubahan nama Jurusan, dari yang
sebelumnya Teknik Konstruksi Batu & Beton dan Teknik Konstruksi Kayu menjadi
Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi dan Perawatan. Dampak dari perubahan nama jurusan
adalah berubahnya kurikulum dan mata pelajaran yang nantinya diajarkan ke siswa,
contohnya adalah munculnya mata pelajaran baru. Dengan munculnya mata pelajaran baru
dengan KI/KD baru pula, tentu saja tidak semua guru sudah menguasinya. Bahkan ada
mata pelajaran yang masih asing di mata guru, sehingga menuntut guru untuk
mempelajarinya terlebih dahulu dengan waktu terbatas dan segera mengajarkannya ke
sisw. Apabila tidak ditindak lanjuti, efek dari kurangnya penguasaan guru terhadap KI/KD
tersebut adalah kualitas pembelajaran yang tidak maksimal dan dapat merugikan siswa.

Isu terakhir adalah isu tentang kurang optimalnya proses pembelajaran di Jurusan
Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan. Penulis sudah berada di Instansi kurang
lebih selama 3 minggu, dan sempat mengamati proses pembelajaran di instansi karena
sempat masuk ke kelas beberapa kali. Pada kesempatan tersebut penulis melihat bahwa
12
proses pembelajaran kurang optimal karena beberapa hal, salah satunya karena modul
yang kurang update ataupun karena bengkel kurang tertata dengan baik. Dampaknya
adalah proses pembelajaran kurang menarik dan hanya berjalan 1 arah saja. Siswa
cenderung pasif dan tidak terlibat aktif dalam pembeljaran. Untuk praktikum, terkadang
siswa kesulitan menemukan tempat penyimpanan alat praktikum yang akan digunakan,
dan ketika pengembalian juga dilakukan sembarangan/ tidak dikmbalikan ke tempat
semula. Sehingga mengakibatkan peralatan bengkel kurang tertata dan administrasi
bengkel tidak berjalan baik. Apabila tidak ditindak lanjuti, efeknya adalah motivasi belajar
siswa menurun kemudian akan banyak kasus siswa tidak masuk sekolah tanpa ijin,
semangat membaca siswa juda tidak tumbuh, serta kualitas siswa menurun karena tidak
bisa melakukan praktikum sebagaimana mestinya untuk proses pengembangan diri
mereka.
Penetapan isu memakai metode USG (Urgency, Seriousness, Growth). Metode ini
digunakan untuk menyusun skala prioritas isu yang harus diselesaikan. Cara yang dipakai
yakni menentukan urgensi, keseriusan dan perkembangan/pertumbuhan dengan skala
angka 1-5. Nilai total yang paling tinggi merupakan isu yang dijadikan prioritas.
1) Urgency: seberapa mendesak isu tersebut harus diselesaikan dengan melihat
keterkaitan waktu yang diperlukan
2) Seriousness: seberapa serius isu itu dan keterkaitan dampak isu tersebut jika tidak
diselesaikan
3) Growth: seberapa kemungkinannya isu itu menjadi berkembang dan dikaitkan
dengan kemungkinan penyebab masalah isu makin memburuk kalau dibiarkan.

Tabel 3. Analisis USG


Penilaian
No Isu Total Nilai
U S G
1. Perubahan perilaku siswa kearah negatif sebagai
3 3 4 10
akibat dari adanya kemajun Teknologi Informasi
2. Kurang optimalnya penguasaan guru produktif
terhadap KI/KD baru dikarenakan adanya 3 3 3 9
perubahan jurusan
3. Kurang optimalnya proses pembelajaran di
Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi 5 4 4 13
& Perawatan

13
Urgency Seriousness Growth
Penilaian Bobot Penilaian Bobot Penilaian Bobot
Kualitatif Nilai Kualitatif Nilai Kualitatif Nilai
Sangat
5 Sangat Serius 5 Sangat Mungkin 5
Mendesak
Mendesak 4 Serius 4 Mungkin 4
Cukup
3 Cukup Serius 3 Cukup Mungkin 3
Mendesak
Kurang Kurang
2 Kurang Serius 2 2
Mendesak Mungkin
Tidak Mendesak 1 Tidak Serius 1 Tidak Mungkin 1

Berdasarkan analisis USG tampak bahwa ”Kurang optimalnya proses


pembelajaran di Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan” menjadi isu
prioritas untuk segera diselesaikan. Hal ini kemudian diangkat oleh penulis menjadi tema
utama dalam Rancangan Aktualisasi. Setalah analisis penetapan isu prioritas terpilih,
selanjutnya adalah menganalisis penyebab isu prioritas yang terpilih. Pohon masalah
(problem of tree) merupakan sebuah pendekatan/ metode yang digunakan untuk
identifikasi penyebab suatu masalah. Analisis pohon masalah dilakukan dengan
membentuk pola pikir yang lebih terstruktur mengenai komponen sebab akibat yang
berkaitan dengan masalah yang telah diprioritaskan. Metode ini dapat diterapkan apabila
sudah dilakukan identifikasi dan penentuan prioritas masalah.

14
Kurang optimalnya kualitas siswa

Akibat

Kurang optimalnya proses pembelajaran


di Jurusan Teknik Konstruksi Gedung
Sanitasi & Perawatan
Sebab

Modul kurang update Praktikum kurang Praktikum kurang Pembelajaran masih


sistematis terkontrol satu arah

Administrasi Pendataan Guru &


Pembuatan modul Penataan Bengkel
Bengkel Kompetensinya

Gambar 3. Pohon Masalah

Dari isu yang telah disebutkan di atas, penulis menyusun kegiatan yang diupayakan
bisa menjadi solusi dalam membantu memecahkan permasalahan tersebut dan
mengoptimalkan proses pembelajaran di jurusan KGSP. Kegiatan yang dimaksud meliputi
penyusunan modul yang lebih update sebagai salah satu sumber belajar, lalu penataan
Bengkel KGSP dengan konsep 5R (Ringkas, Rapi, Rajin, Resik, Rawat), dilanjutkan
dengan melengkapi administrasi Bengkel KGSP agar lebih mudah dalam mengecek dan
menjaga inventaris bengkel, serta mendata guru dan kompetensinya sebagai data dan
pembaharuan data bagi jurusan KGSP. Pendataan guru dan kompetensi guru juga berguna
untuk mengetahui kapasitas guru dan ke arah mana guru tersebut bisa mengembangkan
diri.
Penulis menilai kegiatan-kegiatan tersebut cukup untuk mencapai tujuan
pemecahan masalah yang diaktualisasikan. Dengan lancarnya kegiatan di atas diharapkan
mampu mengoptimalkan proses pembelajaran di jurusan KGSP.

15
B. PROSES AKTUALISASI
AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS

Kegiatan / Sub Kegiatan 1 :


Kegiatan / Output Sub Penyusunan Modul Mata Pelajaran Estimasi Biaya
Kegiatan
Tahap Kegiatan:
1. Melakukan Konsultasi dengan Guru Pengampu Mata
Pelajaran Estimasi Biaya
2. Menyusun Modul Mata Pelajaran Estimasi Biaya
3. Melakukan Evaluasi terhadap Modul Mata Pelajaran
Estimasi Biaya
Output:
Tersedianya 1 (satu) paket modul mata pelajaran Estimasi
Biaya yang lengkap, jelas, akurat dan dengan tata bahasa yang
komunikatif sehingga lebih mudah dipahami oleh siswa
Tanggal Tanggal 21 – 29 Mei 2019
Kegiatan penyusunan modul dilakukan mulai tanggal 21 Mei
2019 sampai dengan tanggal 29 Mei 2019. Untuk kegiatan
konsultasi dan evaluasi dengan guru pengampu mata
pelajaran dilakukan saat jam kerja yaitu hari Senin – Jum’at
pukul 7.00 hingga pukul 15.30. Tetapi untuk penulisan
modul, penulis fleksibel menyesuaikan dengan keadaan dan
kondisi sekitar maupun kondisi penulis sendiri.
Tingkat Capaian Tingkat capaian untuk kegiatan ini sebesar 100% karena
penulis mampu untuk menyusun 1 (satu) paket modul mata
pelajaran Estimasi Biaya sesuai dengan waktu yang
direncanakan
Deskripsi Proses Tahapan Kegiatan 1:
Melakukan Konsultasi dengan Guru Pengampu Mata
Pelajaran Estimasi Biaya secara Sopan, Ramah, Lengkap.
a. Melakukan Konsultasi dengan guru pengampu mata
pelajaran estimasi biaya untuk mendapatkan arahan

16
terkait KI-KD apa yang akan dijadikan acuan dalam
penyusunan modul estimasi biaya
Tahapan Kegiatan 2:
Menyusun Modul Mata Pelajaran Estimasi Biaya secara
Jelas, Cermat, Lengkap.
a. Mencari referensi untuk penyusunan modul
b. Menyusun modul dan berkonsultasi dengan guru
pengampu ketika mengalami kendala
Tahapan Kegiatan 3:
Melakukan Evaluasi terhadap Modul Mata Pelajaran
Estimasi Biaya secara Cermat, Lengkap.
a. Melakukan evaluasi modul dengan guru pengampu
untuk mengatahui hasil dari penyusunan modul
Hambatan - Modul yang disusun berdasarkan KI-KD yang baru, dimana
pada tahun sebelumnya belum ada guru yang mengajarkan
KI-KD tersebut, sehingga penulis kesulitan untuk mencari
referensi
- Banyak aktivitas sosial diluar agenda yang membuat
penyusunan menjadi sedikit terhambat
Solusi - Mencari referensi dari berbagai sumber, mulai dari internet,
perpustakaan sekolah, hingga kontraktor untuk
mendapatkan materi yang dibutuhkan
- Memaksimalkan waktu disela-sela kegiatan bahkan ketika
sudah pulang kerja atau sudah di rumah untuk menyusun
modul meskipun hanya sebentar tetapi rutin
Daftar Lampiran 1. Laporan Pelaksanaan Kegiatan
2. Berita Acara
3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Estimasi Biaya Konstruksi
4. Lembar Evaluasi
5. Foto tiap Sub Kegiatan
6. Modul Estimasi Biaya Konstruksi (di kantong sampul
belakang)

17
Penjelasan Keterkaitan Kegiatan / Sub Kegiatan dengan Nilai-Nilai Mata Pelatihan:
Manajemen ASN:
Penyusunan modul mata pelajaran Estimasi Biaya termasuk bagian dari pengembangan
diri seorang ASN. Hal yang dikedepankan dalam penyusunan modul adalah sikap
profesinal, integritas, jujur, kerja keras
Whole of Government:
Penyusunan modul mata pelajaran Estimasi Biaya ini memerlukan koordinasi dan
kerjasama antara penulis dengan guru pengampu mata pelajaran Estimasi Biaya agar
dapat menghasilkan modul yang lengkap, tepat, komunikatif , dan berkualitas
Pelayan Publik:
Penyusunan modul mata pelajaran Estimasi Biaya dimaksudkan bisa menjadi media yang
membantu siswa dalam proes belajar pembelajaran

Implementasi nilai ANEKA dalam kegiatan 1 : Penyusunan Modul Mata Pelajaran


Estimasi Biaya
1. Sub Kegiatan 1: Melakukan Konsultasi dengan Guru Pengampu Mata Pelajaran
Estimasi Biaya secara Sopan, Ramah, Lengkap.
Akuntabilitas
 Kejelasan
Dalam penyusunan modul mata pelajaran Estimasi Biaya, bentuk tanggung jawab
atas inovasi yang akan dilakukan adalah melakukan konsultasi dengan guru
pengampu mata pelajaran agar tidak terjadi kekeliruan dalam penyusunan isi
modul. Penulis berdiskusi dengan guru pengampu mata pelajaran untuk saling
bertukar pendapat. Harapannya adalah modul yang nantinya dihasilkan materinya
jelas dan tepat sasaran. Guru pengampu juga bisa memberikan saran tentang tata
bahasa, sehingga lebih jelas dan mudah dipahami siswa
 Transparansi
Konsultasi dilakukan dengan saling bertukar pendapat dan terbuka untuk mencapai
modul berkualitas yang bisa membantu siswa dalam proses pembelajaran
 Tanggung Jawab
Proses konsultasi dilakukan dengan serius dan mendalam untuk memperoleh
informasi dari guru pengampu tentang materi dan konsep yang selama ini belum
ada di modul sebelumnya, untuk kemudian dijadikan acuan agar modul yang akan

18
dibuat bisa menjadi solusi bagi persoalan tersebut. Hal tersebut sebagai wujud
tanggung jawab agar modul yang akan dibuat berkualitas dan tepat sasaran
Nasionalisme
 Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
orang lain, nusa dan bangsa
 Musyawarah
Dalam kegiatan konsultasi, penulis dan guru pengampu berdiskusi tentang materi
dan konsep modul dengan cara musyawarah. Dari hasil musyawarah nantinya akan
didapatkan mufakat. Mufakat yang dimaksud adalah kesepakatan materi dan
konsep penyusunan modul untuk kemudahan siswa dalam menggunakannya
sebagai media pembelajaran
Etika Publik
 Sopan dan ramah
Dalam kegiatan konsultasi, penulis melakukan diskusi dengan sikap sopan dan
ramah pada guru pengampu mata pelajaran. Harapannya adalah situasi akan
menjadi kondusif, dan kegiatan konsultasi akan berjalan lancar sekaligus
menyenangkan, sehingga tujuan bersama bisa tercapai
 Hormat
Dalam kegiatan konsultasi, penulis selalu menjunjung tinggi rasa hormat terhadap
guru pengampu, yang diwujudkan dengan cara memperhatikan setiap saran dan
tidak memotong pembicaraan guru pengampu
 Tanggap
Dalam kegiatan konsultasi, penulis harus tanggap pada setiap topik yang
dibicarakan agar bisa memahami arah diskusi. Caranya adalah menguasai terlebih
dahulu materi yang akan dikonsultasikan, kemudian mengimbangi diskusi agar bisa
tercapai hasil diskusi yang berkualitas
Komitmen Mutu
 Berorientasi Mutu
Kegiatan konsultasi dilakukan secara intens dan mendalam, sehingga bisa di dapat
materi dan konsep yang berkualitas dan sesuai harapan bersama

19
 Inovasi
Modul yang akan disusun adalah modul yang berbeda dengan modul yang sudah
ada. Dengan saran yang didapatkan dari guru pengampu, akan dijadikan dasar
penyusunan modul yang baru agar lebih baik. Desain modul dibuat lebih menarik
dan dilengkapi dengan latihan soal yang sesuai dengan permasalahan yang akan
dihadapi siswa di dunia kerja nanti
 Komunikasi
Untuk hasil modul yang baik, tentunya diperlukan komunikasi yang baik pula
antara penulis dengan guru pengampu. Komunikasi yang baik adalah yang berjalan
2 arah, menggunakan bahasa yang baik dan benar, dan menghasilkan kesimpulan
yang disepakati bersama
Anti Korupsi
 Peduli
Penulis peduli dengan kualitas modul yang akan disusun, dengan menulis setiap
materinya dengan tepat dan koomunikatif. Apabila penulisan dilakukan seenaknya
penulis sendiri tanpa peduli dengan kualitas modul, maka modul tidak akan
berkualitas, dan tidak tepat sasaran

2. Sub Kegiatan 2: Menyusun Modul Mata Pelajaran Estimasi Biaya Akuntabilitas


secara Jelas, Cermat, Lengkap.
 Transparansi
Penyusunan modul dilakukan dengan terbuka, tidak ditutup-tutupi baik tentang
materi maupun progress penyusunan jika sewaktu-waktu guru pengampu
menanyakan
 Kepercayaan
Penyusunan modul dilakukan sesuai dengan hasil konsultasi yang telah disepakati
bersama. Bagaimanapun hasil yang disepakati harus tetap disusun sesuai
kesepakatan, hal tersebut sebagai wujud kepercayaan terhadap proses yang telah
dilakukan sebelumnya
 Konsistensi
Penyusunan modul dilakukan sesuai dengan hasil konsultasi yang sebelumnya
sudah dilakukan oleh penulis bersama dengan guru pengampu agar modul yang
disusun benar-benar berkualitas sebagai pegangan siswa

20
Nasionalisme
 Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
orang lain, nusa dan bangsa
 Musyawarah
Bentuk tanggung jawab setelah melakukan konsultasi dengan guru pengampu
adalah melakukan penyusunan modul untuk merealisasikan kegiatan yang telah
direncanakan. Penyusunan modul harus sesuai dengan hasil konsultasi, agar lancer
dan bisa segera digunakan sebagai media pembelajaran siswa
Etika Publik
 Cermat
Pada saat penyusunan modul, penulis haruslah cermat dengan memperhatikan
materi yang ditulis beserta tata tulis dan tata bahasanya agar tidak ada kesalahan.
Penulisan menggunakan font yang mudah dibaca dengan ukuran standar, disertai
gambar yang menarik minat baca siswa
 Memberi informasi yang benar
Pada saat penyusunan modul, penulis harus memperhatikan setiap materi dan
latihan soal yang ditulis itu merupakan informasi yang benar. Mengingat nantinya
modul akan digunakan oleh siswa sebagai salah satu sumber belajar. Kebenaran
informasi bisa di cek dengan membandingkannya
 Toleransi
Pada saat penyusunan modul, penulis berupaya tidak mengganggu aktivitas
sekitarnya, dengan cara tidak berisik dan berpindah pindah tempat ketika
melakukan penyusunan modul
Komitmen Mutu
 Efisien
Menyusun modul dengan teliti dan efisien, agar tidak ada kesalahan pada saat
penyusunan modul yang mengakibatkan pemborosan waktu maupun kertas dan
tinta
 Jaminan mutu
Penyusunan modul ini berorientasikan kualitas, sehingga mutu dari materi dan
isinya terjamin. Untuk itu penulis akan mencari referensi buku yang terpercaya saat

21
penyusunan modul ini, dan akan menggunakan beberapa referensi
 Tanggung Jawab
Penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ada di dalam modul tersebut,
diwujudkan dengan memastikan materi dan isinya berkualitas. Apabila memang
ada kekurangan, penulis akan segera merevisi sebagai wujud tanggung jawab
Anti Korupsi
 Peduli
Bekerja keras saat penyusunan modul, memanfaatkan waktu sebaik-baiknya disela-
sela pekerjaan. Jika perlu pada saat hari libur kerja tetap dimanfaatkan untuk
penyusunan modul agar hasilnya maksimal atau dengan kata lain tidak menyia-
nyiakan waktu kerja yang bisa merugikan Negara dan pemborosan sumber daya

3. Sub Kegiatan 3: Melakukan Evaluasi terhadap Modul Mata Pelajaran Estimasi


Biaya secara Cermat, Lengkap.
Akuntabilitas
 Kejelasan
Pengevaluasian materi dan konsep modul dilakukan secara lengkap dan
menyeluruh agar modul yang dihasilkan benar-benar berkualitas, yaitu modul
materi dan konsepnya jelas, komunikatif, dan sesuai dengan kebutuhan siswa dan
guru atau tepat sasaran
 Transparansi
Pengevaluasian modul dilakukan bersama guru pengampu secara terbuka, tidak
perlu ada yang disembunyikan, apabila ada hal yang perlu direvisi maka penulis
siap untuk merevisi
 Keseimbangan
Pengevaluasian modul dilakukan secara seimbang, artinya antara materi dan latihan
soal prosentasenya haruslah ideal. Jangan terlalu banyak memberikan latihan soal,
terlebih belum dijelaskan pada materi modul
Nasionalisme
 Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
orang lain, nusa dan bangsa

22
 Adil
Ketika dalam tahap evaluasi ditemukan materi dan konsep yang kurang sesuai,
maka tetap harus adil dan mengakuinya. Sehingga harus disesuaikan terlebih
dahulu sebelum mulai digunakan untuk media pembelajaran siswa
Etika Publik
 Cermat
Pada saat evaluasi, penulis haruslah cermat membaca setiap bagian modul.
Diharapkan ketika evaluasi dilakukan dengan cermat, kesalahan bisa terdeteksi
untuk kemudian segera diperbaiki. Agar tidak ada kendala pada saat modul sudah
dipakai siswa, maka modul benar-benar layak dan siap digunakan
 Sopan dan Ramah
Pada saat evaluasi, penulis didampingi oleh guru pengampu. Penulis harus sopan
dan ramah kepada guru pengampu, yaitu dengan mengguanakan bahasa yang sopan
dan santun dan menerima dengan ramah setiap saran yang diberikan oleh guru
pengampu. Dengan demikian evaluasi akan berlangsung secara kondusif
Komitmen Mutu
 Jaminan Mutu
Proses evaluasi modul dilakukan dengan mengedepankan mutu modul tersebut agar
benar-benar berkualitas dan bermanfaat bagi siswa maupun sekolah
 Komitmen
Proses evaluasi modul dilakukan dengan memegang teguh komiten antara penulis
dengan guru pengampu, yaitu menyusun modul yang berkualitas dan komunikatif
sehingga bisa membantu siswa saat proses pembelajaran
Anti Korupsi
 Jujur
Penyusunan materi dan konsep modul disampaikan sejujur-jujurnya kepada guru
pengampu mata pelajaran untuk menghasilkan hasil evaluasi yang valid dan sesuai
dengan kondisi sebenarnya. Evaluasi tidak asal saja, sehingga modul kurang tepat
dan tidak berkualitas. Jika hal ini terjadi maka akan terjadi kerugian negara dan
pemborosan sumber daya, karena modul yang telah dicetak adalah modul yang
tidak berkualitas
Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi:
Melalui modul pembelajaran diharapkan mampu menambah dan meningkatkan

23
kompetensi siswa dalam menguasai materi, sehingga ketika mereka lulus nanti sudah siap
bersaing di dunia kerja dan menjadi sumber daya manusia yang berkompeten. Hal ini
berkontribusi terhadap visi: yaitu Terwujudnya Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia
Jogja dan misi: Terwujudnya peningkatan kualitas hidup - kehidupan - penghidupan
masyarakat yang berkeadilan dan berkeadaban, melalui peningkatan kemampuan dan
peningkatan ketrampilan sumberdaya manusia Jogja yang berdaya saing.
Penguatan Kegiatan / Sub Kegiatan dengan Nilai Organisasi:

Selaras
CPNS merencanakan dan mengaktualisasikan kegiatan penyusunan modul mata pelajaran
Estimasi Biaya yang selaras dengan visi dan misi Pemerintah Daerah DIY, guna
ketercapaian visi: Terwujudnya Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia Jogja dan
Terwujudnya peningkatan kualitas hidup - kehidupan - penghidupan masyarakat yang
berkeadilan dan berkeadaban, melalui peningkatan kemampuan dan peningkatan
ketrampilan sumberdaya manusia Jogja yang berdaya saing.
Rela Melayani
Proses penyusunan modul mata pelajaran Estimasi Biaya harus dilandasi dengan jiwa
ikhlas melayani publik, penyusunan modul berguna bagi pengembangan diri siswa,
sehingga semakin menguatkan karakter seorang ASN sebagai pelayan publik.
Inovatif
Dinamika perubahan jaman ini menuntut kita sebagai CPNS untuk selalu melakukan
inovasi guna mengatasi masalah yang semakin berkembang. Salah satu inovasi yang dapat
diterapkan adalah penyusunan modul mata pelajaran Estimasi Biaya dengan bahasa yang
komunikatif dan disertai gambar untuk siswa SMK Negeri 2 Pengasih
Makna yang diperoleh secara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini:
Dalam melaksanakan kegiatan ini penulis merasa bahwa nilai komitmen mutu yaitu sikap
efisiensi waktu dalam penyusunan modul sangat perlu diperhatikan agar modul tersusun
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Selain itu, pemanfaatan dan pengaturan
waktu yang tepat dapat membuat proses penyusunan tetap berjalan sesuai rencana
meskipun sedikit kesulitan mencari referensi dan terdapat berbagai kegiatan yang bersifat
menghambat penyusunan modul

24
Yogyakarta, 01 Juni 2019
Disetujui oleh Mentor

Yulianto, S.Pd.
NIP. 197907192005011012

LAMPIRAN BUKTI PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Laporan Pelaksanaan Kegiatan 1: Penyusunan Modul Mata Pelajaran Estimasi


Biaya
1. Frekuensi - Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 21 Mei sampai
pelaksanaan dengan tanggal 29 Mei 2019.
kegiatan - Setiap kali ada waktu luang pada saat jam kerja maupun
tidak, saya melaksanakan kegiatan tersebut. Kegiatan ini
merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh penulis
sendiri.
- Selama melaksanakan kegiatan ini, penulis telah
mengerjakan 1 paket Modul Estimasi Biaya Konstruksi.
2. Uraian Kegiatan - Sebelum mulai menyusun modul, penulis meminta file
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI-KD) mata
pelajaran Estimasi Biaya Konstruksi ke Pak Yulianto
selaku Ketua Jurusan KGSP.
- Penulis menemui Ibu Dhian selaku guru pengampu mata
pelajaran Estimasi Biaya Konstruksi untuk melakukan
konsultasi perihal pembuatan modul.
- Konsultasi dilakukan dengan menggunakan KI-KD sebagai
dasar penentuan materi yang akan ditulis pada modul.
Sedangkan untuk desain modul Bu Dhian menyerahkan
sepenuhnya pada penulis.
- Penulis mencari referensi untuk penulisan modul dari file

25
Ibu Dhian, perpustakaan sekolah, dan internet yang
kemudian mulai disusun menjadi sebuah modul.
- Setelah modul selesai disusun, penulis melakukan evaluasi
modul dengan Bu Dhian. Ada beberapa masukan dari
beliau yang kemudian segera diperbaiki oleh penulis untuk
keemudian bisa dicetak dan siap digunakan untuk
membantu proses pembelajaran di kelas.
3. Respon a. Rekan kerja
Rekan kerja merespon dengan baik dan mendukung
terhadap kegiatan penyusunan modul ini, bahkan tidak
jarang mereka membantu memberi masukan tentang
materi apa yang bagus untuk dimasukkan ke dalam
modul.
b. Pimpinan
Pimpinan merespon dengan baik dan memfasilitasi
terhadap kegiatan penyusunan modul ini. Pimpinan
selalu menanyakan tentang data apa yang penulis
butuhkan untuk membantu penulisan modul serta
menanyakan sejauh mana progres penulisan modul
Estimasi Biaya Konstruksi ini.

26
2. Berita Acara

27
3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Estimasi Biaya

Konstruksi

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Memahami jenis – jenis 4.1 Menyajikan unsur-unsur dan


pekerjaan konstruksi fungsi pengelola pekerjaan
gedung, jalan dan konstruksi gedung, jalan dan
jembatan jembatan
3.2 Memahami tahapan- 4.2 Menyajikan tahapan-tahapan
tahapan pekerjaan pekerjaan konstruksi gedung,
konstruksi gedung, jalan jalan dan jembatan
3.3 dan jembatan
Memahami dokumen 4.3 Menyajikan dokumen kontrak
kontrak
3.4 Memahami Rencana Kerja 4.4 Menyajikan rencana Kerja dan
dan syarat-syarat (RKS) syarat-syarat (RKS)
3.5 Memahami Spesifikasi 4.5 Menyajikan Spesifikasi Teknis
pekerjaan
3.6 Teknis pekerjaan
Memahami spesifikasi 4.6 Menyajikan spesifikasi bahan-
bahan-bahan pekerjaan bahan pekerjaan konstruksi
konstruksi gedung, jalan gedung, jalan dan jembatan
3.7 dan jembatan
Memahami jenis peralatan 4.7 Menyajikan jenis peralatan
pekerjaan konstruksi pekerjaan konstruksi gedung,
gedung, jalan dan jalan dan jembatan
jembatan
3.8 Memahami metode estimasi 4.8 Menyajikan metode estimasi
biaya biaya
3.9 Memahami metode analisa 4.9 Menyajikan metode analisa
harga satuan harga satuan
3.10 Menerapkan perhitungan 4.10 Menghitung volume pekerjaan
volume pekerjaan konstruksi gedung, jalan dan
konstruksi gedung, jalan jembatan
3.11 dan jembatananalisa harga
Menerapkan 4.11 Menghitung harga satuan
satuan pekerjaan pekerjaan konstruksi gedung,
konstruksi gedung, jalan jalan dan jembatan
dan jembatan

28
3.12 Menganalisa estimasi biaya 4.12 Menghitung estimasi biaya
pekerjaan konstruksi pekerjaan konstruksi gedung,
gedung, jalan dan jalan dan jembatan
jembatan
3.13 Mengevaluasi estimasi 4.13 Memeriksa hasil estimasi biaya
biaya pekerjaan konstruksi pekerjaan konstruksi gedung,
gedung, jalan dan jalan dan jembatan
jembatan
3.14 Memahami konsep time 4.14 Menyajikan konsep time
schedule dan kurva S schedule dan kurva S
3.15 Menerapkan dasar-dasar 4.15 Menghitung bobot prosentase
perhitungan bobot pekerjaan RAB
prosentase pekerjaan RAB
3.16 Menerapkan cara 4.16 Membuat Time schedule
pembuatan Time schedule
3.17 Menerapkan prosedur 4.17 Membuat kurva S
pembuatan kurva S

3.18 Mengevaluasi time 4.18 Menyempurnakan Time


schedule dan kurva S schedule dan kurva S

3.19 Menerapkan prosedur 4.19 Membuat laporan pekerjaan


penyusunan laporan konstruksi gedung, jalan dan
pekerjaan konstruksi jembatan
gedung, jalan dan
jembatan : Dibahas pada modul

29
4. Lembar Evaluasi

30
5. Foto Tiap Sub Kegiatan
a. Konsultasi dengan Guru Pengampu Mata Pelajaran Estimasi Biaya Konstruksi

Melakukan konsultasi dengan Ibu Dian selaku guru pengampu mata pelajaran Estimasi
Biaya Konstruksi untuk membahas KI-KD yang akan ditulis dalam modul

b. Menyusun Modul Mata Pelajaran Estimasi Biaya

Mencari referensi buku di perpustakaan SMK N 2 Pengasih sebagai bahan penulisan


modul Estimasi Biaya Konstruksi

31
Penulisan dan penyusunan modul Estimasi Biaya Konstruksi

c. Evaluasi Modul Mata Pelajaran Estimasi Biaya

Melakukan evaluasi modul yang telah disusun bersama Bu Dian selaku guru pengampu
mata pelajaran Estimasi Biaya Konstruksi

6. Modul Estimasi Biaya Konstruksi


Modul Estimasi Biaya Konstruksi dapat dilihat pada kantong sampul belakang
Laporan.

32
Kegiatan / Sub Kegiatan / Kegiatan 2:
Output Sub Kegiatan Melakukan Penataan Bengkel Konstruksi Batu &
Beton dengan Konsep 5R (Ringkas, Rapi, Rajin, Resik,
Rawat)

Tahap Kegiatan:
1. Melakukan Konsultasi dengan Kepala Bengkel
Konstruksi Batu & Beton
2. Menata Bengkel Konstruksi Batu & Beton dengan
konsep 5R
3. Melakukan kontrol kondisi Bengkel Batu & Beton
setiap 1 kali dalam 1 minggu
4. Evaluasi kegiatan Penataan Bengkel Konstruksi
Batu & Beton dengan konsep 5R (Ringkas, Rapi,
Rajin, Resik, Rawat)

Output:
Terwujudnya sebuah bengkel sebagai media pembelajaran
praktikum siswa dengan kondisi yang selalu prima dan
terawat untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran yang
efektif dan efisien
Tanggal Tanggal 10 – 19 Juni 2019
Kegiatan dilakukan mulai tanggal 10 Juni 2019 sampai
dengan tanggal 19 Juni 2019 pada saat jam kerja, dengan
rincian sebagai berikut :
Hari/Tanggal Pukul
Senin, 10 Juni 2019 08.00 – 11.30
Selasa, 11 Juni 2019 08.00 – 11.30
Rabu, 12 Juni 2019 08.00 – 11.30
Kamis, 13 Juni 2019 08.00 – 11.30
Jum’at, 14 Juni 2019 08.00 – 11.00
Senin, 17 Juni 2019 08.00 – 11.30
Selasa, 18 Juni 2019 08.00 – 11.30
Rabu, 19 Juni 2019 08.00 – 11.30

33
Tingkat Capaian Tingkat capaian untuk kegiatan ini sebesar 100% karena
penulis mampu menyelesaikan kegiatan penataan bengkel
konstruksi batu & beton dengan tepat waktu. Penulis dapat
menata bengkel konstruksi batu & beton dengan Ringkas,
Rapi, Rajin, Resik, dan Rawat. Kegiatan yang dimaksud
meliputi mengorganisir alat dan bahan sesuai jenisnya,
kemudian merapikan sesuai dengan tempat penyimpanan,
dan terakhir membersihkan debu dan kotoran sisa-sisa dari
kegiatan penataan tersebut.
Deskripsi Proses Tahapan Kegiatan 1:
Melakukan Konsultasi dengan Kepala Bengkel
Konstruksi Batu & Beton secara Sopan, Ramah,
Lengkap.
a. Melakukan konsultasi mengenai penataan bengkel
dengan konsep 5R (Ringkas, Rapi, Rajin, Resik,
Rawat) dengan kepala bengkel konstruksi batu &
beton untuk mendapatkan arahan sebelum memulai
kegiatan
b. Mendapatkan arahan untuk menata 2 bagian tempat
yaitu: Bengkel konstruksi batu & beton, dan Ruang
penyimpanan alat
Tahapan Kegiatan 2:
Menata Bengkel Konstruksi Batu & Beton dengan
konsep 5R secara Efisien, Cermat, Lengkap.
a. Menata tata letak kayu yang masih tidak tertata
(berserakan)
b. Menata tata letak kawat bronjong yang masih tidak
tertata (berserakan)
c. Menata tata letak ruang penyimpanan alat yang
masih tidak tertata (berserakan)
d. Membersihkan area penyimpanan kayu dari kayu
yang sudah tidak terpakai maupun potongan-
potongan besi

34
e. Membersihkan area penyimpanan alat dari pasir,
semen dan debu sisa-sisa praktikum siswa
f. Merawat alat-alat di bengkel konstruksi batu &
beton yang kurang terawat dengan menggunakan lap
kain.
g. Menata ruang penyimpanan alat dengan menyeleksi
barang-barang yang sudah tidak layaak digunakan
untuk dibuang dan barang yang masih digunakan
ditata ulang
h. Meringkas barang-barang di ruang penyimpanan
alat untuk menata sesuai jenis barang secara rapi
Tahapan Kegiatan 3:
Melakukan kontrol kondisi Bengkel Batu & Beton
setiap 1 kali dalam 1 minggu secara Konsisten, Cermat,
Lengkap.
a. Melakukan kontrol kondisi bengkel konstruksi batu
& beton setiap 1 kali dalam 1 minggu pada hari
Jum’at untuk menjaga kondisi bengkel tetap dalam
kondisi 5R (Ringkas, Rapi, Rajin, Resik, Rawat)
Tahapan Kegiatan 4:
Evaluasi kegiatan Penataan Bengkel Konstruksi Batu
& Beton dengan konsep 5R (Ringkas, Rapi, Rajin,
Resik, Rawat) secara Cermat, Lengkap, Komunikatif.
a. Melakukan evaluasi dengan kepala bengkel
konstruksi batu & beton untuk mengetahui hasil dari
kegiatan penataan bengkel konstruksi batu & beton
dengan konsep 5R (Ringkas, Rapi, Rajin, Resik,
Rawat)
Hambatan - Kondisi awal bengkel konstruksi batu & beton yang
kotor sehingga memerlukan tenaga yang cukup banyak
dan waktu yang cukup lama untuk menata sekaligus
membersihkannya
- Jumlah peralatan yang cukup banyak dan tidak tertata

35
sesuai tempat dan jenisnya
Solusi - Meminta bantuan toolman dan rekan kerja yang sedang
tidak ada tugas untuk membantu menata dan
membersihkan area bengkel konstruksi batu & beton,
penulis juga memfasilitasi mereka dengan masker dan
sarung tangan agar lebih safety dalam pelaksanaannya.
- Mengelompokkan barang sesuai jenisnya satu persatu
untuk ditata ulang, karena peralatan banyak maka
penulis meminta bantuan toolman dan rekan kerja yang
sedang tidak ada tugas
Daftar Lampiran 1. Laporan Pelaksanaan Kegiatan
2. Berita Acara
3. Lembar Evaluasi
4. Foto tiap Sub Kegiatan
Penjelasan Keterkaitan Kegiatan / Sub Kegiatan dengan Nilai-Nilai Mata Pelatihan:
Manajemen ASN:
Penataan bengkel Konstruksi Batu & Beton dengan konsep 5R berguna untuk terciptanya
kondisi bengkel yang selalu prima dan terawat, sehingga bisa mewujudkan kegiatan
pembelajaran yang efektif. Setelah itu harus diterapkan disiplin dan konsistensi untuk
menjaga kondisi bengkel tetap prima
Whole of Government:
Kegiatan penataan bengkel dengan konsep 5R dilakukan dengan bekerjasama dan
koordinasi dengan kepala bengkel dan toolman. Kegiatan ini bertujuan untuk kerapian,
kesiapan dan terawatnya sarana prasarana sekolah. Ketika kondisi awal bengkel rapi, siap
digunakan, dan terawat, para siswa yang akan menggunakan bengkel akan termotivasi
untuk melaksanakan praktikum dengan sebaik-baiknya
Pelayan Publik:
Penataan bengkel dengan konsep 5R bertujuan untuk kerapian bengkel, kesiapan alat, dan
terawatnya bengkel yang berorientasi pada kemudahan siswa dalam melaksanakan
praktikum. Hal tersebut merupakan wujud seorang pendidik yang menjadi pelayan bagi
siswanya agar tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien

36
Implementasi nilai ANEKA dalam kegiatan 2 : Melakukan Penataan Bengkel
Konstruksi Batu & Beton dengan Konsep 5R (Ringkas, Rapi, Rajin, Resik, Rawat)
1. Sub Kegiatan 1: Melakukan konsultasi dengan Kepala Bengkel Konstruksi Batu &
Beton secara Sopan, Ramah, Lengkap.
Akuntabilitas
 Tanggung Jawab
Dalam pelaksanaan kegiatan inovasi penataan bengkel dengan konsep 5R, bentuk
tanggung jawab atas inovasi yang akan dilakukan adalah melakukan konsultasi
dengan kepala bengkel konstruksi batu & beton agar tidak terjadi kekeliruan dalam
pelaksanaan
 Konsistensi
Melakukan konsultasi dengan konsisten dan rutin tentang konsep 5R dengan kepala
bengkel, agar tercapai kesepakatan bersama

Nasionalisme
 Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
orang lain, nusa dan bangsa
 Musyawarah
Dalam kegiatan konsultasi, penulis dan guru pengampu mencari solusi atau mufakat
dengan cara musyawarah. Penulis mengutarakan rencana penataan bengkel dengan
konsep 5R (Ringkas, Rapi, Rajin, Resik, Rawat) lalu guru pengampu memberikan
saran apabila ada kekurangan dalam konsep, dengan tujuan untuk ikut serta
mencerdaskan siswa sehingga berprestasi dan bisa mengharumkan nama sekolah
bahkan negara

Etika Publik
 Cermat
Dalam konsultasi harus cermat membahas hal-hal yang menjadi kekurangan bengkel
dan memerlukan tindak lanjut, tanpa menyinggung perasaan kepala bengkel. Agar
kegiatan konsultasi berjalan lancar
 Sopan dan ramah
Dalam kegiatan konsultasi, penulis melakukan diskusi dengan menerapkan sikap

37
sopan dan ramah pada kepala bengkel. Dengan menerapkan bahasa yang sopan dan
ramah maka diskusi akan berlangsung secara kondusif

Komitmen Mutu
 Komitmen
Menyepakati komitmen bersama kepala bengkel tentang konsep bengkel yang akan
ditata, agar fungsi utama bengkel tercapai dengan maksimal
 Komunikasi
Kegiatan konsultasi membutuhkan komunikasi 2 arah untuk menghasilkan hasil
akhir (mufakat) yang berkualitas terkait konsep penataan 5R. Dengan komunikasi 2
arah maka akan menghasilkan hasil yang sesuai dengan keinginan penulis dan
kepala bengkel

Anti Korupsi
 Jujur
Berdiskusi tentang limbah dari bengkel yang sudah tidak terpakai agar jelas kemana
akan membuang atau bisa diolah lagi. Agar tidak ada oknum yang memanfatkannya
untuk kepentingan pribadi

2. Sub Kegiatan 2: Menata Bengkel Batu & Beton dengan Konsep 5R secara Efisien,
Cermat, Lengkap.
Akuntabilitas
 Tanggung jawab
Bentuk tanggung jawab setelah melakukan konsultasi dengan guru pengampu adalah
melakukan aktualisasi untuk merealisasikan kegiatan yang telah direncanakan.
Penataan dilakukan sesuai dengan konsep 5R (Ringkas, Rapi, Rajin, Resik, Rawat)
dan saran dari guru bengkel batu & beton
 Kepercayaan

Melaksanakan penataan bengkel dengan kesepakatan yang telah dicapai dengan


kepala bengkel batu & beton dengan tidak bertindak sesuka hati, agar tidak
kehilangan kepercayaan dari guru tersebut
Nasionalisme
 Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
38
orang lain, nusa dan bangsa
 Musyawarah
Penataan bengkel dilakukan sesuai dengan kesepakatan konsep agar sesuai dengan
rencana dan saran dari kepala bengkel batu & beton, sehingga tidak menciderai
kepercayaan beliau

Etika Publik
 Cepat
Mengingat ada banyak peralatan dan bahan yang akan ditata dan didata maka
sebiknya dikerjakan dengan cepat, agar fungsi bengkel tidak terganggu oleh proses
ini.
 Cermat
Walaupun dilakukan secara cepat, tetapi juga harus cermat. Agar tidak ada
kesalahan yang mengakibatkan pekerjaan menjadi lama dan tidak sesuai rencana
 Kerjasama
Melakukan penataan bengkel dengan bekerja sama dengan rekan kerja bengkel atau
rekan lain yang bersedia membantu

Komitmen Mutu
 Komitmen
Melakukan kegiatan penataan bengkel dengan konsep 5R secara totalitas untuk
mencapai tujuan yang direncanakan yaitu kondisi bengkel yang prima
 Efisien
Penataan peralatan harus didasarkan pada azas fungsi, dengan demikian peralatan
yang saling berhubungan dalam fungsinya harus ditata berdekatan agar dalam
pengambilan dan pengembalian alat nanti berjalan efisien

Anti Korupsi
 Disiplin
Pelaksanaan penataan bengkel dilakukan di luar jam mengajar, agar tidak terjadi
korupsi waktu yang dilakukan oleh penulis

3. Sub Kegiatan 3: Melakukan kontrol kondisi Bengkel Batu & Beton setiap 1 kali
dalam 1 minggu secara Konsisten, Cermat, Lengkap.
Akuntabilitas

39
 Tanggung jawab
Tindakan controlling adalah bentuk tanggung jawab setelah melaksanakan kegiatan
 Konsisten
Pelaksanaan control bengkel harus konsisten, yaitu setiap 1 kali dalam 1 mingu

Nasionalisme
 Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
orang lain, nusa dan bangsa.
 Amanah
Dalam kegiatan kontrol, harus sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Apabila
ada yang tidak sesuai harus dicatat untuk kemudian dibenahi lagi

Etika Publik
 Cermat dan teliti
Melakukan kegiatan kontrol bengkel dengan cermat dan teliti untuk mengetahui
kondisi terkini dari bengkel
 Akurat
Kegiatan kontrol dilakukan dengan mengecek peralatan penting dan bahan penting
yang sering digunakan untuk praktikum, sehingga bisa termonitor dengan baik
dengan hasil yang akurat dan bisa dipercaya

Komitmen Mutu
 Konsisten
Melakukan kontrol setiap minggu untuk menjaga kondisi bengkel yang selalu prima
dan terawat untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran yang efektif
 Ramah
Walaupun sedang mengontrol dan misalkan ada beberapa peralatan yang tidak
lengkap, tetap harus bersikap ramah kepada setiap pihak. Kemudian mencarinya dan
bertanya pada pihak yang terlibat sebelumnya dengan ramah, tidak emosi, ataupun
menuduh

Anti Korupsi
 Jujur
Melakukan kontrol bengkel dengan menerapkan sikap jujur tanpa menutupi apabila

40
ada peralatan yang belum kembali pada tempatnya, untuk kemudian dicari agar tidak
merugikan bengkel.

4. Sub Kegiatan 4: Evaluasi kegiatan Penataan Bengkel Konstruksi Batu & Beton
dengan konsep 5R (Ringkas, Rapi, Rajin, Resik, Rawat) secara Cermat, Lengkap,
Komunikatif.
Akuntabilitas
 Kejelasan
Mengevaluasi kegiatan, setiap kondisi yang terjadi harus diutarakan dengan jelas.
Agar bisa mengetahui hal-hal yang masih perlu dibenahi
 Transparan
Evaluasi bersifat terbuka dan tidak ada yang disembunyikan sebagai wujud dari
tanggung jawab
Nasionalisme
 Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
orang lain, nusa dan bangsa.
 Bijaksana
Sikap bijaksana digambarkan dengan kegiatan evaluasi kegiatan untuk mengetahui
hasil kegiatan yang telah diterapkan. Apabila telah sesuai maka berusaha dilanjutkan
dan bila ada kekurangan maka akan segera dibenarkan/dilengkapi
Etika Publik
 Komunikasi
Komunikasi dalam evaluasi diperlukan agar konsep yang telah disepakati bisa
semakin dimantabkan dan dijaga bersama.
 Sopan dan Ramah
Dalam kegiatan evaluasi, penulis melakukan diskusi dengan menunjukkan sikap
sopan dan ramah pada kepala bengkel
Komitmen Mutu
 Efektif
Kegiatan evaluasi dengan kepala bengkel batu & beton adalah tindakan efektif yang
bisa dilakukan untuk mengetahui hasil kegiatan

41
Anti Korupsi
 Jujur
Menyampaikan segala tahapan proses dan hasil kegiatan pada kepala bengkel secara
jujur untuk mengetahui evaluasi hasil yang telah dicapai, termasuk melaporkan
inventaris bengkel untuk diawasi dan dijaga bersama.
Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi:
Melalui kegiatan penataan bengkel dengan konsep 5R diharapkan mampu menambah dan
meningkatkan kompetensi siswa dalam melaksanakan praktikum batu & beton, sehingga
ketika mereka lulus nanti sudah siap bersaing di dunia kerja dan menjadi sumber daya
manusia yang berkompeten. Hal ini berkontribusi terhadap visi: yaitu Terwujudnya
Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia Jogja dan misi: Terwujudnya peningkatan
kualitas hidup - kehidupan - penghidupan masyarakat yang berkeadilan dan berkeadaban,
melalui peningkatan kemampuan dan peningkatan ketrampilan sumberdaya manusia Jogja
yang berdaya saing.
Penguatan Kegiatan/Sub Kegiatan dengan Nilai Organisasi:
Selaras
CPNS merencanakan dan mengaktualisasikan kegiatan yang selaras dengan visi dan misi
organisasi, guna ketercapaian visi dan misi organisasi. Visi: yaitu Terwujudnya
Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia Jogja dan misi: Terwujudnya peningkatan
kualitas hidup - kehidupan - penghidupan masyarakat yang berkeadilan dan berkeadaban,
melalui peningkatan kemampuan dan peningkatan ketrampilan sumberdaya manusia Jogja
yang berdaya saing.
Rela Melayani
Penataan bengkel batu & beton dengan konsep 5R yang berfungsi agar sarana prasarana
sekolah selalu siap harus dilandasi dengan jiwa ikhlas melayani publik agar tertanam
karakter seorang ASN sebagai pelayan publik.
Inovatif
Dinamika perubahan zaman ini menuntut kita sebagai CPNS untuk selalu melakukan
inovasi guna mengatasi masalah yang semakin berkembang. Kegiatan ini merupakan
inovasi untuk menyiapkan dan merawat sarana dan prasarana sekolah.
Makna yang diperoleh secara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini:
Makna yang diperoleh dari kegiatan ini adalah manajemen tempat dan manajemen rekan
kerja. Kegiatan menata bengkel memerlukan kemampuan manajemen tempat agar bisa

42
menciptakan kerapian dan keringkasan bengkel. Kegiatan menata bengkel juga
memerlukan koordinasi dengan kepala bengkel, toolman, dan rekan kerja dalam satu
program keahlian untuk mempermudah dalam pengaktualisasian kegiatan dan
meminimalisir kesalahpahaman. Tanpa adanya koordinasi dalam penataan bengkel, maka
akan terasa berat dan sulit kerena tidak akan ada kerja sama dari berbagai pihak yang
bersangkutan. Dengan adanya kerja sama tersebut diharapkan kegiatan penataan dan
perawatan bengkel konstruksi batu & beton merupakan awal yang baik untuk menciptakan
sebuah bengkel yang berkonsep 5R dan selanjutnya tugas bersamanya adalah untuk
menjaga kondisi bengkel supaya tetap ringkas, rapi, rajin, resik, dan rawat.

Yogyakarta, 20 Juni 2019


Disetujui oleh Mentor

Yulianto, S.Pd.
NIP. 197907192005011012

43
LAMPIRAN BUKTI PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Laporan Pelaksanaan Kegiatan 2: Melakukan Penataan Bengkel Konstruksi Batu &


Beton dengan Konsep 5R ( Ringkas, Rapi, Rajin, Resik, Rawat)
1. Frekuensi - Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10 juni sampai
pelaksanaan dengan tanggal 19 Juni 2019.
kegiatan - Kegiatan ini dilaksanakan pada saat jam kerja mulai pukul
08.00 sampai pukul 11.30, kecuali pada hari jumat hanya
sampai pukul 11.00.
- Selama melaksanakan kegiatan ini, penulis telah menata 2
bagian tempat yaitu: Bengkel konstruksi batu & beton, dan
Ruang penyimpanan alat.
2. Uraian Kegiatan - Sebelum mulai menata bengkel, penulis menemui Pak
Gunadi selaku Kepala Bengkel Teknik Konstruksi Batu &
Beton (TKBB) untuk menjelaskan kegiatan yang akan
penulis lakukan dan berkonsultasi mengenai konsep 5R
yang sesuai SOP.
- Penulis menemui Pak Tukiran selaku toolman bengkel
TKBB untuk meminta bantuan sekaligus menjelaskan
konsep 5R yang sebelumnya sudah dibahas dengan Pak
Gunadi.
- Kegiatan penataan bengkel mulai dilaksanakan dari Ruang
penyimpanan alat terlebih dahulu. Penulis dibantu toolman
mengorganisir alat sesuai jenisnya dimulai dari rak
penyimpanan yang paling atas.
- Selain melakukan penataan, penulis juga membersihkan
rak sekalius peralatan dari kotoran sisa-sisa praktikum
siswa yang kurang bersih.
- Peralatan yang sangat kotor harus dikeluarkan dari ruang
penyimpanan dan dibersihkan di luar ruangan agar tidak
mengotori peralatan lain.
- Setelah peralatan bersih dan siap ditata, terlebih dulu alat
diberi label dan dihitung jumlahnya untuk melengkapi

44
administrasi bengkel.
- Pelabelan dibantu oleh rekan kerja, karena alat yang ada di
bengkel TKBB cukup banyak. Label ditempel pada tempat
yang jarang dipegang agar tidak cepat rusak.
- Setelah pelabelan selesai, penulis dibantu toolman
mengembalikan peralatan ke rak masing-masing dan
mengelompokkan sesuai jenisnya dengan lebih tertata dan
rapi.
- Penataan dilanjutkan dengan menata bengkel TKBB. Di
bagian ini banyak komponen yang sudah tidak terpakai
seperti potongan kayu dan besi, komponen tersebut
dikumpulkan menjadi satu untuk kemudian di buang
dengan roda dorong ke tempat sampah.
- Penataan bahan dilakukan dengan 2 orang rekan kerja
dibantu toolman agar lebih terarah dan sinkron dengan
kegiatan praktikum yang nantinya dilakukan oleh siswa.
- Setiap hari jumat setelah kegiatan selesai, penulis
melakukan kontrol bengkel TKBB dengan memperhatikan
kerapian, kebersihan, dan jumlah alat apakah lengkap atau
tidak.
3. Respon a. Rekan kerja
Rekan kerja merespon dengan baik dan mendukung
terhadap kegiatan penataan bengkel TKBB ini, bahkan
rekan kerja sangat antusias ketika penulis meminta
mereka untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
b. Pimpinan
Pimpinan merespon dengan baik dan mendukung
terhadap kegiatan penataan bengkel TKBB ini. Pimpinan
juga memberi saran tentang konsep 5R yang ingin
dicapai bersama-sama demi mewujudkan bengkel TKBB
yang lebih baik dan prima.

45
2. Berita Acara

46
3. Lembar Evaluasi
FORMULIR BIMBINGAN

Nama : Muhammad Firdaus Barqireza, S.Pd


NIP : 19950226 201903 1 002
Jabatan : Guru Konstruksi Batu & Beton Ahli Pertama
Instansi : SMK N 2 Pengasih
Kegiatan : Melakukan Penataan Bengkel Konstruksi Batu & Beton
dengan Konsep 5R ( Ringkas, Rapi, Rajin, Resik, Rawat)
Nama Pembimbing : Ahmad Gunadi, M.Pd.

No Tanggal Kegiatan Tanggapan Pembimbing Paraf

Menjelaskan kegiatan Memberi masukan tentang


yang akan penulis lakukan masalah apa yang ada di
terhadap bengkel TKBB bengkel TKBB dan
dan berkonsultasi bagian mana yang belum
mengenai konsep 5R yang optimal pada bengkel
Rabu, 12 sesuai SOP TKBB
1
Juni 2019
Menemui toolman untuk Memberikan arahan dan
meminta bantuan tenaga gambaran tentang bengkel
dan partisipasinya dalam TKBB yang ingin dicapai
kegiatan penataan bengkel
TKBB

Melakukan evaluasi Mengapresiasi hasil


terhadap penataan bengkel penataan bengkel dengan
Rabu, 19 TKBB berpedoman pada konsep 5R, dan meminta
2
Juni 2019 konsep 5R agar konsep 5R
ditindaklanjuti dan
ditingkatkan

47
4. Foto Tiap Sub Kegiatan
a. Konsultasi dengan Kepala Bengkel Konstruksi Batu & Beton dan Toolman

Melakukan konsultasi dengan Pak Gunadi selaku kepala Bengkel TKBB dan toolman
terkait konsep 5R untuk diterapkan pada bengkel TKBB

48
b. Menata Bengkel Batu & Beton dengan Konsep 5R

KONDISI SEBELUM KEGIATAN

Kondisi peralatan yang tidak rapi, ringkas, dan rawat

Kondisi peralatan yang tidak ringkas dan resik

Kondisi bahan praktikum yang tidak rajin dan ringkas


49
KONDISI KETIKA KEGIATAN

Penataan alat sesuai jenisnya, pembersihan lantai bengkel, dan pengecekan kondisi alat

Penataan alat sesuai jenisnya dan pembersihan langit-langit bengkel

Pembersihan rak tempat peralatan dan lantai bengkel 50


KONDISI KETIKA KEGIATAN

Penataan bahan praktikum berupa kayu yang tidak rapid dan rawat

Pembersihan bengkel dari sisa bahan praktikum dan membuangnya ke tempat limbah bengkel

51
KONDISI SETELAH KEGIATAN

Kondisi peralatan yang sudah rapi, ringkas, dan rawat

Kondisi peralatan yang sudah ringkas dan resik

Kondisi bahan praktikum yang sudah rajin dan ringkas

52
c. Melakukan kontrol kondisi Bengkel Batu & Beton setiap 1 kali dalam 1 minggu

Kontrol tanggal 21 Juni 2019

Kontrol tanggal 28 Juni 2019


53
d. Evaluasi kegiatan Penataan Bengkel Konstruksi Batu & Beton dengan konsep 5R
(Ringkas, Rapi, Rajin, Resik, Rawat)

Melakukan evaluasi dengan kepala bengkel TKBB dan menata beberapa


bagian bengkel yang dinilai masih kurang rapi dari hasil evaluasi
54
Kegiatan / Sub Kegiatan / Kegiatan 3:
Output Sub Kegiatan Melengkapi Administrasi Bengkel Konstruksi Batu &
Beton

Tahap Kegiatan:
1. Memberi label pada setiap peralatan bengkel
2. Membuat daftar inventaris peralatan dan bahan
3. Membuat daftar hadir pemakaian bengkel harian

Output:
Tersedianya 1 (satu) paket administrasi bengkel untuk
terwujudnya sebuah bengkel sebagai media pembelajaran
praktikum siswa dengan kondisi yang selalu terpantau dan
terkontrol jumlah peralatan dan bahannya
Tanggal Tanggal 17 – 21 Juni 2019
Kegiatan dilakukan mulai tanggal 17 Juni 2019 sampai
dengan tanggal 21 Juni 2019 pada saat jam kerja, dengan
rincian sebagai berikut :
Hari/Tanggal Pukul
Senin, 17 Juni 2019 08.00 – 11.30
Selasa, 18 Juni 2019 08.00 – 11.30
Rabu, 19 Juni 2019 08.00 – 11.30
Kamis, 20 Juni 2019 08.00 – 11.30
Jumat, 21 Juni 2019 08.00 – 11.00
Tingkat Capaian Dalam melengkapi administrasi bengkel konstruksi batu &
beton ini penulis mampu menyelesaikannya sesuai target
yang telah ditentukan. Ketercapaian kegiatan ini dapat
dikatakan mencapai 100%. Hal ini dapat dilihat dari
beberapa indikator yakni :
a. Telah ditempelnya label/nama pada setiap peralatan
bengkel
b. Telah tersedianya daftar inventaris peralatan dan
bahan bengkel konstruksi batu & beton

55
c. Telah siap digunakan form daftar hadir pemakaian
bengkel harian
Deskripsi Proses Tahapan Kegiatan 1:
Memberi label pada setiap peralatan bengkel secara
Akurat, Cermat, Lengkap.
a. Membuat desain label yang akan ditempelkan pada
peralatan bengkel konstruksi batu & beton
b. Melakukan konsultasi dengan kepala bengkel
konstruksi batu & beton tentang desain label yang
telah dibuat
c. Melakukan pencetakan label
d. Melakukan penempelan label yang telah dicetak ke
peralatan bengkel konstruksi batu & beton di
tempat yang jarang dipegang agar label tidak cepat
rusak
Tahapan Kegiatan 2:
Membuat daftar inventaris peralatan dan bahan secara
Transparan, Cermat, Lengkap.
a. Melihat daftar inventaris peralatan dan bahan yang
sudah ada
b. Melakukan cek dan perhitungan ulang antara jumlah
yang ada pada daftar inventaris lama dengan jumlah
yang ada di lapangan
c. Melakukan koreksi dan mencatatnya apabila ada
perbedaan jumlah antara daftar inventaris lama
dengan jumlah yang ada di lapangan
d. Membuat daftar inventaris peralatan dan bahan
bengkel konstruksi batu & beton yang baru, sesuai
dengan data yang telah dikoreksi dari lapangan
Tahapan Kegiatan 3:
Membuat daftar hadir pemakaian bengkel harian
secara Cermat, Lengkap.
a. Melihat form daftar hadir yang sudah ada

56
b. Melakukan revisi agar daftar hadir lebih jelas dan
simpel
c. Mencetak form daftar hadir baru
d. Menyerahkan pada toolman bengkel konstruksi batu
& beton untuk menempatkannya di depan bengkel
dan meminta pada setiap orang yang menggunakan
peralatan bengkel supaya mengisi form daftar hadir
harian bengkel
Hambatan - Ada beberapa peralatan yang kurang terawat dan kotor,
sehingga sulit ditempeli label
- Pengguna bengkel jarang mengisi form daftar hadir
karena kurangnya kesadaran pengguna dan pengarahan
Solusi - Peralatan yang kotor dan sulit ditempeli label di lap
dengan kain bersih terlebih dahulu, apabila masih belum
bisa ditempeli label maka peralatan bengkel tersebut
akan dicuci. Sehingga peralatan bersih dan label bisa
menempel dengan maksimal
- Meletakkan form daftar hadir harian bengkel di depan
ruang penyimpanan alat dan mengarahkan setiap
pengguna bengkel untuk mengisi form tersebut dan
mengawasinya
Daftar Lampiran 1. Laporan Pelaksanaan Kegiatan
2. Berita Acara
3. Daftar Inventaris Peralatan Bengkel Konstruksi Batu
& Beton
4. Daftar Inventaris Bahan Bengkel Konstruksi Batu &
Beton
5. Lembar form Daftar Hadir Harian
6. Lembar Evaluasi
7. Contoh Stiker Peralatan Bengkel TKBB
8. Foto tiap Sub Kegiatan

57
Penjelasan Keterkaitan Kegiatan / Sub Kegiatan dengan Nilai-Nilai Mata Pelatihan:
Manajemen ASN:
Ditunjukkan dengan sikap profesional dalam menyusun kelengkapan administrasi bengkel
konstruksi batu & beton. Melengkapi administrasi bengkel dilakukan dengan
memaksimalkan kompetensi yang dimiliki, agar inventaris bengkel terdeteksi dan
terpantau
Whole of Government:
Ditunjukkan dengan adanya koordinasi dengan kepala bengkel dan atau teknisi bengkel
terkait jumlah barang dan informasi lain yang dibutuhkan untuk kelengkapan administrasi
Pelayan Publik:
Ditunjukkan dengan kesesuaian data dengan keadaan nyata atau kondisi di dalam bengkel
sebagai wujud transparansi pelayanan

Implementasi nilai ANEKA dalam kegiatan 3 : Melengkapi Administrasi Bengkel


Konstruksi Batu & Beton
1. Sub Kegiatan 1: Memberi label pada setiap peralatan bengkel secara Akurat,
Cermat, Lengkap.
Akuntabilitas
 Tanggung jawab
Menuliskan nama-nama alat dan bahan praktik dengan seksama dan teliti

Nasionalisme
 Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
orang lain, nusa dan bangsa.

Etika Publik
 Kerjasama
Saat penempelan label, penulis bekerjasama dengan teknisi bengkel, agar tidak
terjadi salah paham tentang tata letak maupun perhitungan jumlah peralatan bengkel
 Cermat
Saat menempelkan label harus berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan yang
mengakibatkan kebingungan pengguna bengkel di kemudian hari.

58
Komitmen Mutu
 Efisien
Memastikan bahwa jumlah label sesuai dengan jumlah tempat penyimpanan
sehingga tidak ada label yang tersisa atau kurang

Anti Korupsi
 Peduli
Membuat tulisan pada label dengan ukuran font besar dan jelas, sehingga mudah
untuk dibaca dan dikenali. Jadi apabila peralatan bengkel ada yang terbawa keluar
bengkel, orang yang menemukan akan mudah mengenali alat tersebut dan bisa
mengembalikan ke bengkel agar tidak terjadi kerugian yang disebabkan pengguna
tidak peduli dengan peralatan

2. Sub Kegiatan 2: Membuat Daftar Inventaris Peralatan dan Bahan secara


Transparan, Cermat, Lengkap.
Akuntabilitas
 Kejelasan
Pembuatan daftar inventaris bengkel haruslah jelas agar informatif dan mudah
dipahami, karena daftar tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk mengecek
kelengkapan inventaris.

Nasionalisme
 Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
orang lain, nusa dan bangsa.
 Kerjasama
Diperlukan kerjasama yang baik antara semua pihak terkait dengan pengumpulan
data untuk tujuan yang sama yaitu terciptanya bengkel yang prima dan siap
mendukung kemampuan para siswa untuk berkarya.

Etika Publik
 Cermat
Saat membuat data inventarisasi dilakukan pengelompokkan pengelompokkan
barang-barang sesuai dengan jenis, bahan, jumlah, tanggal masuk dan keluar barang,

59
serta data barang yang telah dihapus, data ini nantinya akan dilaporkan kepada
atasan

Komitmen Mutu
 Efektif
Diharapkan data yang dikumpulkan merupakan data lengkap sehingga efektifitas
dapat tercapai

Anti Korupsi
 Jujur
Saat melakukan pengumpulan data inventaris alat dan bahan di bengkel harus jujur,
terutama dalam hal kuantitas inventaris. Jangan sampai melakukan hal yang dapat
merugikan bengkel dan sekolah

3. Sub Kegiatan 3: Membuat Daftar Hadir Pemakaian Bengkel Harian secara


Cermat, Lengkap.
Akuntabilitas
 Integritas
Menyusun poin-poin yang diperlukan dalam membuat daftar hadir pemakaian
bengkel harian, agar formulir yang dihasilkan sesuai dengan fungsinya
 Transparansi
Daftar hadir pemakaian bengkel yang sudah jadi kemudian dilaporkan kepada kepala
bengkel untuk diberikan koreksi dan persetujuan

Nasionalisme
 Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
orang lain, nusa dan bangsa
 Adil
Daftar hadir ditujukan tidak hanya untuk siswa melainkan untuk semua pihak yang
menggunakan bengkel serta peralatannya

Etika Publik
 Sopan
Daftar hadir menggunakan bahasa yang sopan agar pengunjung tidak terganggu atau

60
tersinggung ketika diminta untuk mengisi daftar hadir tersebut.
 Memberi Informasi yang benar
Daftar hadir harus berisi informasi yang benar, karena hal tersebut dijadikan data
acuan apabila ada sesuatu hal yang terjadi di bengkel. Missal ketika ada alat yang
belum lengkap, maka pengunjung hari itu akan dimintai keterangan.

Komitmen Mutu
 Kejelaasan
Daftar hadir berisi informasi yang seharusnya saja, artinya tidak menanyakan hal
yang tidak substantive. Agar daftar hadir berisi informasi yang jelas.

Anti Korupsi
 Mandiri
Membuat daftar hadir pemakaian bengkel harian dengan inisiatif sendiri tanpa
merepotkan orang lain. Terlebih orang lain tersebut sedang mengerjakan tugasnya,
sehingga apabila dimintai bantuan dia harus meninggalkan pekerjaannya. Hal
tersebut menyebabkan pemborosan sumber daya
Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi:
Melalui kegiatan melengkapi administrasi bengkel konstruksi batu & beton diharapkan
dapat dilakukan pemantauan data terkait kelengkapan, perawatan dan ketersediaan alat dan
bahan praktikum. Hal ini merupakan salah satu bentuk kontribusi pada visi : yaitu
Terwujudnya Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia Jogja. Peningkatan kemuliaan
ditunjukkan dengan adanya apresiasi dari bengkel berbentuk pengisian daftar hadir harian.
Artinya pengunjung pasti tercatat dan diakui oleh bengkel bahwa pernah ke bengkel untuk
melaksanakan pekerjaan atau tugasnya. Dan misi: Terwujudnya tata dan perilaku
penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis. Tata pemerintahan yang dimaksud adalah
pihak bengkel, demokratis diartikan bahwa pihak bengkel membolehkan pengguna bengkel
untuk menggunakan fasilitas yang ada tetapi dengan tanggung jawab dan menggunakannya
dengan bijaksana.
Penguatan Kegiatan/Sub Kegiatan dengan Nilai Organisasi:
Selaras
Mengaktualisasikan kegiatan administrasi bengkel yang selaras dengan visi dan misi
organisasi, yaitu visi : Terwujudnya Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia Jogja. Misi:
Terwujudnya tata dan perilaku penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis

61
Rela Melayani
Melengkapi administrasi bengkel konstruksi batu & beton berfungsi agar inventaris
sekolah selalu terpantau dan terkontrol baik jumlah maupun pemakaiannyaa. Pelayanan
harus dilandasi dengan jiwa ikhlas melayani publik agar tertanam karakter seorang ASN
sebagai pelayan publik
Makna yang diperoleh secara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini:
Beberapa makna dari kegiatan Melengkapi Administrasi Bengkel Konstruksi Batu & Beton
yang dapat diambil oleh penulis adalah dibutuhkan komunikasi yang terbuka dengan
kepala bengkel dan toolman saat mendesain label, daftar inventaris peralatan dan bahan
bengkel, dan form daftar hadir harian yang akan dibuat sehingga output yang dihasilkan
memenuhi standar serta mudah dibaca. Selain itu, pengorganisiran suatu bahan dan alat
praktik sangatlah penting, terlebih jika bahan atau alat yang digunakan dalam jumlah yang
banyak, sehingga dapat meminimalisir resiko hilang, serta dapat memperpanjang umur
suatu alat maupun bahan praktik. Serta diperlukan ketelitian pada saat pelabelan dan
perhitungan ulang jumlah peralatan maupun bahan praktik agar data yang disajikan
nantinya akurat dan bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya sehingga tidak merugikan
pihak sekolah.

Yogyakarta, 24 Juni 2019


Disetujui oleh Mentor

Yulianto, S.Pd.
NIP. 197907192005011012

62
LAMPIRAN BUKTI PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Laporan Pelaksanaan Kegiatan 3: Melengkapi Administrasi Bengkel Konstruksi


Batu & Beton
1. Frekuensi - Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 17 juni sampai
pelaksanaan dengan tanggal 21 Juni 2019.
kegiatan - Kegiatan ini dilaksanakan pada saat jam kerja mulai pukul
08.00 sampai pukul 11.30, kecuali pada hari jumat hanya
sampai pukul 11.00.
- Selama melaksanakan kegiatan ini, penulis telah membuat
2 daftar inventaris dan 1 form daftar hadir bengkel.
2. Uraian Kegiatan - Penulis mendesain label yang nantinya akan ditempelkan
ke alat-alat bengkel sebagai identitas alat.
- Penulis berkonsultasi dengan Pak Gunadi selaku Kepala
Bengkel Teknik Konstruksi Batu & Beton (TKBB) tentang
desain label yang kemudian dinyatakan baik, sederhana
dan mudah dibaca.
- Penulis mencetak label di percetakan terdekat dari SMK N
2 Pengasih agar lebih efisien waktu. Pencetakan label
menggunakan kertas stiker yang tahan air agar tidak mudah
rusak.
- Penulis dibantu dengan rekan kerja berbagi tugas, 1 orang
memotongi label sesuai ukuran, 1 orang dan toolman
bersiap di bengkel TKBB sembari membantu penulis
mengecek kembali kondisi dan jumlah peralatan yang
sebelumnya sudah ditata.
- Penempelan label ke peralatan bengkel dengan
memperhatikan permukaan yang akan ditempeli label
harus bersih, selain itu penempelan label harus di tempat
yang jarang dipegang agar label tidak mudah rusak.
- Kegiatan dilanjutkan dengan pembuatan daftar inventaris
alat, daftar inventaris bahan, dan form daftar hadir harian.
Penulis menemui Pak Gunadi dan toolman dan

63
mendapatkan informasi tentang daftar yang telah
digunakan sebelumnya. Tetapi karena ada daftar baru dari
SOP yang baru, maka penulis berkonsultasi dengan Pak
Gunadi dan menyepakati bahwa akan diadakan pembaruan
daftar inventaris dan form daftar hadir sesuai SOP yang
terbaru.
- Pencetakan daftar inventaris alat bengkel TKBB, daftar
inventaris bahan bengkel TKBB, dan form daftar hadir
harian di tempat pencetakan terdekat.
- Menyerahkan daftar inventaris alat bengkel TKBB, daftar
inventaris bahan bengkel TKBB, dan form daftar hadir
harian ke toolman agar bisa langsung digunakan untuk
keperluan bengkel TKBB.
3. Respon c. Rekan kerja
Rekan kerja merespon dengan baik dan mendukung
terhadap kegiatan melengkapi administrasi bengkel
TKBB ini, bahkan rekan kerja sangat antusias ketika
penulis meminta mereka untuk ikut berpartisipasi dalam
kegiatan ini.
d. Pimpinan
Pimpinan merespon dengan baik dan mendukung
terhadap kegiatan melengkapi administrasi bengkel
TKBB ini. Pimpinan juga mengarahkan penulis terkait
SOP terbaru yang diterapkan di SMK agar administrasi
bengkel bisa berjalan tertib dan lebih update.

64
2. Berita Acara

BERITA ACARA
PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI

Pada hari ini Senin, tanggal dua puluh empat bulan Juni tahun Dua Ribu Sembilan Belas
telah selesai dilaksanakan Kegiatan Aktualisasi bagi Peserta Latihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Golongan III Angkatan V Tahun Dua Ribu Sembilan Belas di SMK NEGERI
2 PENGASIH atas nama:

Nama : Muhammad Firdaus Barqireza, S.Pd.


NIP : 19950262019031002
Nomor Presensi : 24
Jabatan : Guru Teknik Konstruksi Batu & Beton Ahli Pertama
Instansi : SMK Negeri 2 Pengasih
Mentor : Yulianto, S.Pd.
Coach : Dr.rer.publ., Dra. Wuryani, M.Si
Nama Kegiatan : Melengkapi Administrasi Bengkel Konstruksi Batu &
Beton

Yogyakarta, 24 Juni 2019


Kepala Bengkel, Peserta,

Ahmad Gunadi, M.Pd. Muhammad Firdaus Barqireza, S.Pd.


NIP. 197803142006041004 NIP. 19950262019031002

65
3. Daftar Inventaris Peralatan Bengkel Konstruksi Batu & Beton

F/6.3/WKS2/6/1
06 Februari 2008
SMK NEGERI 2 PENGASIH

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 PENGASIH
Jalan KRT, Kertodiningrat, Margosari, Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta
Telpon (0274) 773029,Fax. (0274) 774289,773888, e-mail :
smkn2pengasih_kp@yahoo.com
homepage : www.smkn2pengasih.sch.id

DAFTAR INVENTARIS PERALATAN BENGKEL KONSTRUKSI BATU & BETON


Unit Kerja : TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG SANITASI & PERAWATAN

JUMLAH
NO NAMA ALAT KODE KETERANGAN
JML SAT
1 Sendok Spesi KGSP.SS.01-50 50 Buah
2 Ruskam Kayu KGSP.RK.01-70 70 Buah
3 Ruskam Plastik KGSP.RP.01-20 20 Buah
4 Cangkul KGSP.C.01-15 15 Buah
5 Sekop KGSP.S.01-20 20 Buah
6 Gergaji Kayu KGSP.GK.01-10 10 Buah
7 Gergaji Besi KGSP.GB.01-10 10 Buah
8 Linggis KGSP.L.01-15 15 Buah
9 Palu Besi KGSP.PB.01-20 20 Buah
10 Palu Karet KGSP.PK.01-40 40 Buah
11 Water Pass 60 cm KGSP.WPe.01-40 40 Buah
12 Water Pass 120 cm KGSP.WPa.01-20 20 Buah
13 Meteran 5 m KGSP.Met.01-15 15 Buah
14 Mistar Siku KGSP.Mis.01-46 46 Buah
15 Tang Kakak Tua KGSP.T.01-20 20 Buah
16 Ayakan Pasir KGSP.A.01 1 Lembar
17 Selang Plastik KGSP.SP.01-05 5 Roll
18 Ember KGSP.Em.001-100 100 Buah
19 Roda Dorong KGSP.Rd.01-06 6 Buah
20 Sepatu Boot KGSP.SB.01-20 20 Pasang
21 Helm KGSP.H.01-20 20 Buah

66
22 Jidar Pendek KGSP.JPe.01-20 20 Buah
23 Jidar Panjang KGSP.JPa.01-10 10 Buah

Kulon Progo, Juni 2019


KAPROG KGSP KABENG TKBB

Yulianto, S.Pd. Ahmad Gunadi, M.Pd


NIP. 197907192005011012 NIP. 197803142006041004

67
4. Daftar Inventaris Peralatan Bengkel Konstruksi Batu & Beton

F/6.3/WKS2/6/1
06 Februari 2008
SMK NEGERI 2 PENGASIH

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 PENGASIH
Jalan KRT, Kertodiningrat, Margosari, Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta
Telpon (0274) 773029,Fax. (0274) 774289,773888, e-mail :
smkn2pengasih_kp@yahoo.com
homepage : www.smkn2pengasih.sch.id

DAFTAR INVENTARIS BAHAN BENGKEL KONSTRUKSI BATU & BETON


Unit Kerja : TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG SANITASI & PERAWATAN

JUMLAH
NO NAMA BAHAN KODE KETERANGAN
JML SAT
1 Kayu 5/7 KGSP.KR.01-20 20 Batang
2 Kayu 6/12 KGSP.KU.01-30 30 Batang
3 Papan Kayu KGSP.PK.01-15 15 Buah
4 Kapur Pasang KGSP.KP.01-80 80 Zak
Keramik Lantai 20 cm x
5 KGSP.KL2.01-45 45 Kardus
20cm
Keramik Lantai 30 cm x
6 KGSP.KL3.01-15 15 Kardus
30cm
Keramik Dinding 20 cm x
7 KGSP.KD.01-15 15 Kardus
25cm
8 Batu Bata Press KGSP.BP.01-600 600 Buah
9 Batu Bata KGSP.BB.01-2400 2400 Buah
10 Paving KGSP.Pav.01-750 750 Buah
11 Kawat Bronjong KGSP.KB.01-20 20 Lembar
12 List Gypsum KGSP.LG.01-15 15 Buah
13 Hollow 3cm x 6cm x 600 cm KGSP.H.01-21 21 Lonjor
14 Besi Ø 6 KGSP.BT6.01-40 40 Lonjor
15 Besi Ø 10 KGSP.BT10.01-20 20 Lonjor

68
5. Form Daftar Hadir Harian

FORMULIR PEMAKAIAN BENGKEL KONSTRUKSI BATU & BETON

Disampaikan dengan hormat, kepada pengelola bengkel bahwa saya :

Nama : ……………………………….....................................
Jabatan * : GURU / SISWA
NIP / NISN : ……………………………….....................................

Dengan ini menyatakan menggunakan bengkel TKBB dan siap bertanggungjawab apabila ada kekurangan
atau kerusakan pada alat dan bahan bengkel.

Adapun peralatan bengkel dan bahan yang saya gunakan adalah sebagai berikut :

No Jenis alat / bahan Jumlah Kondisi alat Keterangan

69
6. Lembar Evaluasi
FORMULIR BIMBINGAN

Nama : Muhammad Firdaus Barqireza, S.Pd


NIP : 19950226 201903 1 002
Jabatan : Guru Konstruksi Batu & Beton Ahli Pertama
Instansi : SMK N 2 Pengasih
Kegiatan : Melengkapi Administrasi Bengkel Konstruksi Batu & Beton
Nama Pembimbing : Ahmad Gunadi, M.Pd.

No Tanggal Kegiatan Tanggapan Pembimbing Paraf

Melakukan konsultasi Memberi masukan tentang


desain label yang ukuran label agar dibuat
sederhana tetapi jelas dan lebih kecil tetapi tulisan
mudah dibaca sebagai pada label tetap dapat
Senin, 17 identitas alat bengkel terbaca
1 TKBB
Juni 2019
Menemui toolman untuk Memberikan arahan
meminta daftar inventaris terkait SOP terbaru yang
alat dan bahan, dan form saat ini digunakan di SMK
daftar hadir harian yang N 2 Pengasih
lama
Melakukan konsultasi Menyepakati dan meminta
daftar inventaris alat, daftar inventaris alat,
daftar inventaris bahan, daftar inventaris bahan,
Rabu, 19 dan form daftar hadir dan form daftar hadir
2
Juni 2019 harian bengkel TKBB harian bengkel TKBB
sesuai SOP yang terbaru yang telah dibuat untuk
dicetak dan diberikan ke
toolman

70
7. Contoh Stiker Peralatan Bengkel TKBB

8. Foto Tiap Sub Kegiatan


a. Memberi label pada setiap peralatan yang ada di bengkel TKBB

Penulisan keterangan label peralatan bengkel dan pemotongan label

Penempelan label pada peralatan bengkel TKBB pada tempat yang jarang
kotor atau jarang dipegang agar awet

71
Penempelan label pada peralatan bengkel TKBB pada tempat yang jarang
kotor atau jarang dipegang agar awet

b. Membuat Daftar Inventaris Peralatan dan Bahan

Konsultasi dengan kepala bengkel dan toolman terkait daftar Inventaris bengkel

Pembuatan daftar Inventaris bengkel 72


c. Membuat Daftar Hadir Pemakaian Bengkel Harian

Konsultasi dengan kepala bengkel terkait daftar hadir pemakaian bengkel harian dan
pembuatan daftar hadir pemakaian bengkel harian

73
Kegiatan / Sub Kegiatan / Kegiatan 4:
Output Sub Kegiatan Pendataan Guru dan Kompetensinya di Jurusan
Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan

Tahap Kegiatan:
1. Pendataan Nama Guru pada Jurusan Teknik
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
2. Pembuatan Angket Kompetensi Guru pada Jurusan
Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
3. Pengisian Angket Kompetensi oleh
Guru pada Jurusan Teknik Konstruksi Gedung
Sanitasi & Perawatan
4. Analisis Kompetensi Guru melalui angket pada
Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi &
Perawatan
Output:
Tersusunnya 1 (satu) berkas hasil pendataan kompetensi
guru yang lebih update, lengkap, dan informatif sehingga
memudahkan proses plotting mata pelajaran dan proses
pengembangan diri guru
Tanggal Tanggal 24 – 28 Juni 2019
Kegiatan dilakukan mulai tanggal 24 Juni 2019 sampai
dengan tanggal 28 Juni 2019 pada saat jam kerja, yaitu
mulai jam 07.00-15.30 WIB.
Tingkat Capaian Dalam kegiatan Pendataan Guru dan Kompetensinya di
Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
ini penulis mampu menyelesaikannya sesuai target yang
telah ditentukan. Ketercapaian kegiatan ini dapat dikatakan
mencapai 100%. Hal ini dapat dilihat dari beberapa
indikator yakni :
a. Tersusunnya angket Kompetensi Guru
b. Terisinya angket Kompetensi Guru oleh Guru di
Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi &

74
Perawatan
c. Tersusunnya data Kompetensi Guru Jurusan Teknik
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
Deskripsi Proses Tahapan Kegiatan 1:
Pendataan Nama Guru pada Jurusan Teknik
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan secara
Sopan, Ramah, Lengkap.
a. Mendata nama-nama guru pada Jurusan Teknik
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
Tahapan Kegiatan 2:
Pembuatan Angket Kompetensi Guru pada Jurusan
Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
secara Jelas, Cermat, Komunikatif.
a. Mencari referensi tentang angket kompetensi guru
b. Menyusun angket kompetensi guru
c. Mencetak angket kompetensi guru
Tahapan Kegiatan 3:
Pengisian Angket Kompetensi oleh
Guru pada Jurusan Teknik Konstruksi Gedung
Sanitasi & Perawatan secara Adil, Transparan,
Lengkap.
a. Membuat janji dengan guru-guru yang ada di
Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi &
Perawatan untuk dimintai tolong mengisi angket
b. Mendampingi guru dalam proses pengisian angket
c. Mengumpulkan angket yang telah diisi oleh para
guru
Tahapan Kegiatan 4:
Analisis Kompetensi Guru melalui angket pada
Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi &
Perawatan secara Jujur, Cermat, Lengkap.
a. Menganalisis angket yang telah diisi oleh para guru
b. Membuat data kompetensi guru Jurusan Teknik

75
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
berdasarkan analisis tersebut
Hambatan - Para guru yang ada di Jurusan Teknik Konstruksi
Gedung Sanitasi & Perawatan memiliki kesibukan dan
waktu luang untuk mengisi angket yang berbeda-beda,
sehingga proses pengisian angket tidak bisa secara
bersamaan
Solusi - Menghubungi para guru Jurusan Teknik Konstruksi
Gedung Sanitasi & Perawatan melalui handphne
maupun bertemu secara langsung untuk membuat janji
waktu pengisian angket dan mengelompokkan guru
yang mempunyai waktu luang berdekatan, agar kegiatan
tidak terlalu memakan banyak waktu
Daftar Lampiran 1. Laporan Pelaksanaan Kegiatan
2. Berita Acara
3. Daftar nama guru Jurusan Teknik Konstruksi Gedung
Sanitasi & Perawatan
4. Angket kompetensi guru
5. Hasil analisa kompetensi guru
6. Lembar Evaluasi
7. Foto tiap Sub Kegiatan
Penjelasan Keterkaitan Kegiatan / Sub Kegiatan dengan Nilai-Nilai Mata Pelatihan:
Manajemen ASN:
Dalam pendataan guru dan kompetensinya ini merupakan cara agar memudahkan
memanajemen kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru pada Jurusan Teknik Konstruksi
Gedung Sanitasi & Perawatan
Whole of Government:
Dengan adanya pendataan ini, setiap guru akan menjadikan data tersebut sebagai acuan
dalam mengembangkan diri dalam profesionalitas menjadi seorang guru. Dan koordinasi
antar guru akan lebih baik dan efisien
Pelayan Publik:
Setiap guru akan mengetahui sejauh mana kompetensi yang dimilikinya, sehingga dapat
membantu dalam mengembangkan kompetensi agar lebih baik dalam pelayanan

76
selanjutnya

Implementasi nilai ANEKA dalam kegiatan 4 : Pendataan Guru dan Kompetensinya


di Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
1. Sub Kegiatan 1: Pendataan Nama Guru pada Jurusan Teknik Konstruksi Gedung
Sanitasi & Perawatan secara Sopan, Ramah, Lengkap.
Akuntabilitas
 Cermat
Data yang ditulis harus sesuai dengan nama-nama guru yang ada di Jurusan Teknik
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan.
 Kejelasan
Jelas dalam penulisan nama-nama guru yang ada di Jurusan Teknik Konstruksi
Gedung Sanitasi & Perawatan.

Nasionalisme
 Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
orang lain, nusa dan bangsa
 Kerjasama
Menumbuhkan kerjasama antara penulis dengan guru dalam pendataan guru di
Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan.

Etika Publik
 Teliti
Saat pendataan dan penulisan data harus berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan
 Komunikatif
Komunikatif yang aktif antara penulis dengan guru dalam pendataan nama-nama
guru di Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan.

Komitmen Mutu
 Berdaya guna
Bermanfaat dalam mengenali setiap informasi data guru di Jurusan Teknik
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan

77
Anti Korupsi
 Mandiri
Meningkatkan kemandirian dalam menyusun data nama-nama guru di Jurusan
Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan, pendataan dilakukan penulis
sendiri sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya

2. Sub Kegiatan 2: Pembuatan Angket Kompetensi Guru pada Jurusan Teknik


Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan secara Jelas, Cermat, Komunikatif.
Akuntabilitas
 Transparansi
Angket dibuat jelas dan dapat dipertanggungjawabkan pada setiap guru di Jurusan
Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
 Keadilan
Pertanyaan pada angket untuk setiap guru di Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi &
Perawatan adalah sama, tidak membeda-bedakan satu dengan yang lainnya
 Kejelasan
Pertanyaan pada angket dibuat dengan jelas, agar mudah dipahami oleh setiap guru
di Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan

Nasionalisme
 Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
orang lain, nusa dan bangsa
 Ikhlas
Rela dan ikhlas dalam penyusunan angket untuk guru di Teknik Konstruksi Gedung
Sanitasi & Perawatan
Etika Publik
 Teliti
Teliti dalam menyusun pertanyaan-pertanyaan angket agar mudah dipahami oleh
setiap guru di Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan.

Komitmen Mutu
 Kreatif

78
Kreatif dalam menyusun pertanyaan pada angket kompetensi guru agar
mendapatkan hasil optimal dan mendalam.
 Cermat
Pertanyaan-pertanyaan disusun dengan cermat, agar tidak timbul kesalahpahaman
dari guru di Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan.

Anti Korupsi
 Mandiri
Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan kepada guru di Teknik
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan secara mandiri, sehingga tidak terjadi
pemborosaan sumber daya

3. Sub Kegiatan 3: Pengisian Angket Kompetensi oleh Guru pada Jurusan Teknik
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan secara Adil, Transparan, Lengkap.
Akuntabilitas
 Integritas
Meyakinkan setiap guru di Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
untuk mengisi angket yang telah dibuat.

Nasionalisme
 Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
orang lain, nusa dan bangsa
 Kerjasama
Menerapkan kerjasama antara penulis dengan guru, apabila dalam mengisi angket
ada yang perlu ditanyakan penulis siap membantu

Etika Publik
 Sopan
Sopan pada setiap guru di Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
untuk mengisi angket
 Komunikatif
Berkomunikasi dengan baik kepada setiap guru di Jurusan Teknik Konstruksi
Gedung Sanitasi & Perawatan dalam meminta bantuan mengisi angket

79
Komitmen Mutu
 Efektif
Menerapkan keefektifan dalam meminta bantuan kepada setiap guru di Jurusan
Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan agar tidak bertubrukan dengan
kegiatan yang lain

Anti Korupsi
 Kerja Keras
Kerja keras dalam pengisian angket guru di Jurusan Teknik Konstruksi Gedung
Sanitasi & Perawatan, agar berjalan cepat sehingga tidak membuang waktu apalagi
sampai memakan jam mengajar guru pengisi angket

Sub Kegiatan 4: Analisis Kompetensi Guru melalui angket pada Jurusan Teknik
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan secara Jujur, Cermat, Lengkap.
Akuntabilitas
 Transparansi
Analisis angket yang dilakukan tidak ditutup-tutupi sesuai dengan apa yang telah
diisikan oleh guru di Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
 Kejelasan
Analisis angket yang dilakukan harus jelas sesuai dengan apa yang diisikan oleh
guru di Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan

Nasionalisme
 Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
orang lain, nusa dan bangsa
 Ikhlas
Ikhlas dan sabar dalam menganalisis seluruh angket guru di Jurusan Teknik
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan

Etika Publik
 Teliti
Teliti dalam menganalisis angket guru di Jurusan Teknik Konstruksi Gedung
Sanitasi & Perawatan agar mendapatkan hasil yang baik

80
 Amanah
Menganalisis angket guru di Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi &
Perawatan sesuai dengan amanah yang telah diisikan pada angket

Komitmen Mutu
 Efisien
Menerapkan efisiensi dalam menganalisis angket guru di Jurusan Teknik Konstruksi
Gedung Sanitasi & Perawatan agar lebih mudah
 Berkualitas
Mengutamakan kualitas dalam menganalisis angket guru di Jurusan Teknik
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan agar mendapatkan hasil yang optimal

Anti Korupsi
 Jujur
Jujur dalam menganalisis data angket guru di Jurusan Teknik Konstruksi Gedung
Sanitasi & Perawatan sesuai dengan apa yang diisikan, agar data tersebut bisa
menjadi acuan untuk pengembangan diri guru
Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi:
Melalui kegiatan pendataan guru dan kompetensinya diharapkan dapat menjadi sarana bagi
para guru untuk berintrospeksi diri dan mengembangkan dirinya. Apabila kompetensi diri
meningkat, peluang untuk meningkatnya kemuliaan dan martabat juga meningkat. Hal ini
merupakan salah satu bentuk kontribusi pada visi : yaitu Terwujudnya Peningkatan
Kemuliaan Martabat Manusia Jogja. Peningkatan kemuliaan ditunjukkan dengan adanya
apresiasi dari pemerintah berwujud kenaikan pangkat dan golongan. Dan kontribusi misi:
Terwujudnya peningkatan kualitas hidup - kehidupan - penghidupan masyarakat yang
berkeadilan dan berkeadaban, melalui peningkatan kemampuan dan peningkatan
ketrampilan sumberdaya manusia Jogja yang berdaya saing.
Penguatan Kegiatan/Sub Kegiatan dengan Nilai Organisasi:
Selaras
Tujuan dari kegiatan pendataan guru dan kompetensinya selaras dengan Visi dan Misi
Organisasi.
Teladan-keteladanan Hasil pendataan Kompetensi Guru ini dapat dijadikan teladan
dalam mengembangkan setiap kompetensi yang dimiliki oleh guru

81
Ahli-profesional
Hasil pendataan ini bermaksud untuk acuan dalam meningkatkan keprofesionalitas seorang
guru
Makna yang diperoleh secara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini:
Dalam melaksanakan kegiatan pendataan guru dan kompetensinya di jurusan teknik
konstruksi gedung sanitasi & perawatan, penulis menyadari betapa pentingnya
akuntabilitas, etika publik serta komitmen mutu menjadi seorang ASN, dalam hal ini sikap
berkomunikasi pada setiap guru dan pentingnya mengembangkan Kompetensi Guru bagi
pendidik dalam rangka mengoptimalkan proses pembelajaran dan memajukan
perkembangan belajar siswanya

Yogyakarta, 01 Juli 2019


Disetujui oleh Mentor

Yulianto, S.Pd.
NIP. 197907192005011012

82
LAMPIRAN BUKTI PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Laporan Pelaksanaan Kegiatan 4: Pendataan Guru dan Kompetensinya di Jurusan


Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
1. Frekuensi - Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 24 juni sampai
pelaksanaan dengan tanggal 28 Juni 2019.
kegiatan - Kegiatan ini dilaksanakan pada saat jam kerja mulai pukul
07.00 sampai pukul 15.30, kecuali pada hari jumat hanya
sampai pukul 14.00.
- Selama melaksanakan kegiatan ini, penulis telah membuat
1 daftar nama guru di jurusan Teknik Konstruksi Gedung
Sanitasi & Perawatan (KGSP), 1 buah angket, dan 1 daftar
kompetensi Guru jurusan KGSP.
2. Uraian Kegiatan - Penulis menemui Pak Yulianto selaku Ketua Jurusan
KGSP untuk meminta data daftar nama guru yang ada di
Jurusan KGSP.
- Setelah mendapatkan daftar nama guru, penulis menemui
guru yang ada pada daftar tersebut untuk memperkenalkan
diri, dan meminta izin untuk melakukan pendataan
kompetensi dengan angket di kemudian hari.
- Penulis segera menyusun angket setelah para guru bersedia
bekerja sama untuk kegiatan yang penulis lakukan.
- Penyusunan angket penulis lakukan dengan mencari
refereansi angket di internet dan merevisi kata-kata yang
tidak relevan atau kurang mudah dipahami.
- Pencetakan angket kompetensi guru dilanjutakn membuat
janji dengan para guru perihal waktu pengisian angket.
- Pengisian angket oleh gutu KGSP bervariatif dari segi
waktu dan tempatnya karena menyesuaikan dengan kondisi
beliau-beliau.
- Penulis melakukan analisis dari data angket yang telah diisi
oleh para guru KGSP.
- Penyusunan daftar kompetensi guru berdasarkan angket

83
yang telah diisi oleh para guru.
- Pencetakan daftar kompetensi guru di Jurusan KGSP di
percetakan terdekat.
3. Respon a. Rekan kerja
Rekan kerja merespon dengan baik dan mendukung
terhadap kegiatan pendataan guru dan kompetensinya di
jurusan KGSP ini, bahkan rekan kerja sangat antusias
ketika penulis meminta mereka untuk ikut berpartisipasi
dalam kegiatan ini.
b. Pimpinan
Pimpinan merespon dengan baik dan mendukung
terhadap kegiatan pendataan guru dan kompetensinya di
jurusan KGSP ini. Pimpinan menjadi salah satu guru
yang masuk dalam daftar guru KGSP, sehingga harus
mengisi angket kompetensi guru. Pimpinan juga
meminta hasil daripada kegiatan ini yaitu daftar
komptensi guru untuk digunakan pada kegiatan jurusan
kedepannya.

84
2. Berita Acara

BERITA ACARA
PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI

Pada hari ini Senin, tanggal satu bulan Juli tahun Dua Ribu Sembilan Belas telah selesai
dilaksanakan Kegiatan Aktualisasi bagi Peserta Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III Angkatan V Tahun Dua Ribu Sembilan Belas di SMK NEGERI 2
PENGASIH atas nama:

Nama : Muhammad Firdaus Barqireza, S.Pd.


NIP : 19950262019031002
Nomor Presensi : 24
Jabatan : Guru Teknik Konstruksi Batu & Beton Ahli Pertama
Instansi : SMK Negeri 2 Pengasih
Mentor : Yulianto, S.Pd.
Coach : Dr.rer.publ., Dra. Wuryani, M.Si
Nama Kegiatan : Pendataan Guru dan Kompetensinya di Jurusan Teknik
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan

Yogyakarta, 01 Juli 2019


Mentor, Peserta,

Yulianto, S.Pd. Muhammad Firdaus Barqireza, S.Pd.


NIP. 197907192005011012 NIP. 19950262019031002

85
3. Daftar Nama Guru Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan

NO NAMA GURU GURU MATA PELAJARAN


1 H. Subur Ismanto, S.Pd Konstruksi Bangunan Gedung
Perawatan Gedung

2 Gunawan, S.Pd Sistem Utilitas Bangunan Gedung


Estimasi Biaya Konstruksi
Perawatan Gedung

3 Sudiyarto, S.Pd Sistem Utilitas Bangunan Gedung


Estimasi Biaya Konstruksi
Perawatan Gedung

4 Ahmad Gunadi, M.Pd Konstruksi Bangunan Gedung


Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Perawatan Gedung

5 Erna Yuliasari S.Pd Produk Kreatif dan Kewirausahaan


Estimasi Biaya Konstruksi

6 Sumari, S.Pd Gambar Teknik


Estimasi Biaya Konstruksi
Sistem Utilitas Bangunan Gedung

7 Yulianto, S.Pd Estimasi Biaya Konstruksi


Gambar Teknik
Konstruksi Bangunan Gedung

8 Agus Suryanto, S.Pd Estimasi Biaya Konstruksi


Konstruksi Bangunan Gedung
Perawatan Gedung

9 Akhirul Sanatun, S.Pd Ukur Tanah


Dasar-Dasar Konstruksi
Perawatan Gedung
Produk Kreatif dan Kewirausahaan

86
4. Angket Kompetensi Guru

Nama : .........................................................................................................
Guru MaPel : .........................................................................................................

SKOR KETERANGAN
5 Sangat Baik
4 Baik
3 Cukup Baik
2 Kurang Baik
1 Tidak Baik

Lingkarilah jawaban skor sesuai dengan kemampuan diri!

NO KOMPETENSI PEDAGOGIK SKOR


Penguasaan/ pemahaman terhadap karakteristik siswa
1 dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan 1 2 3 4 5
intelektual.
Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip
2 pembelajaran yang mendidik. 1 2 3 4 5
Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait
3 dengan bidang pengembangan/ mata pelajaran yang 1 2 3 4 5
diampu.
Melaksanakan kegiatan pengembangan belajar mengajar
4 1 2 3 4 5
yang mendidik.
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
5 untuk pengembangan kegiatan belajar mengajar yang 1 2 3 4 5
mendidik.
Memfasilitasi/ membantu dalam pengembangan potensi
6 siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang 1 2 3 4 5
dimiliki.
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
7 1 2 3 4 5
dengan siswa.
Melakukan penilaian dan evaluasi proses hasil belajar,
8 serta memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk 1 2 3 4 5
kepentingan pembelajaran.
Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan
9 1 2 3 4 5
kualitas pembelajaran.

NO KOMPETENSI KEPRIBADIAN SKOR


Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial,
1 1 2 3 4 5
dan kebudayaan Nasional Indonesia.
Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak
2 1 2 3 4 5
mulia, dan teladan bagi siswa serta masyarakat.
87
Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil,
3 1 2 3 4 5
dewasa, arif, dan berwibawa.
Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi,
4 1 2 3 4 5
rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
5 Menjunjung tinggi kode etik profesi guru 1 2 3 4 5

NO KOMPETENSI SOSIAL SKOR


Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena
1 pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, 1 2 3 4 5
latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
2 dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, dan 1 2 3 4 5
masyarakat.
Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah
3 Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial 1 2 3 4 5
budaya.
Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan
4 profesi lain secara lisan dan tulisan atau dalam bentuk 1 2 3 4 5
yang lain.

NO KOMPETENSI PROFESIONAL SKOR


Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir
1 1 2 3 4 5
keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar
2 1 2 3 4 5
mata pelajaran/ bidang pengembangan yang diampu.
Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara
3 1 2 3 4 5
kreatif.
Mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan
4 1 2 3 4 5
dengan melakukan tindakan reflektif.
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
5 1 2 3 4 5
untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

88
5. Hasil Analisa Kompetensi Guru

Kompetensi yang dinilai: Skor:


5 = Sangat Baik
Pedagogik = P
4 = Baik
Kepribadian = K
3 = Cukup Baik
Sosial =S
2 = Kurang Baik
Profesional = Pr
1 = Tidak Baik

Nilai
No Nama Guru Total
P K S Pr
1 H. Subur Ismanto, S.Pd 4,44 4 4 4,4 4,21
2 Gunawan, S.Pd 4,33 4,2 4 4 4,13
3 Sudiyarto, S.Pd 4,88 4,4 4,5 4,2 4,50
4 Ahmad Gunadi, M.Pd 4,44 4,6 4,25 4 4,32
5 Erna Yuliasari S.Pd 4,44 4,2 4 4 4,16
6 Sumari, S.Pd 4,33 4 4,25 4,2 4,20
7 Yulianto, S.Pd 4,88 4,6 4,5 4,6 4,65
8 Agus Suryanto, S.Pd 4,44 4,2 4,5 4 4,29
9 Akhirul Sanatun, S.Pd 4,33 4 4,25 4,4 4,26

Nilai diatas merupakan penilaian diri sendiri oleh setiap guru yang bersangkutan.
Dari penilaian diri tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagai seorang pendidik di
SMK N 2 Pengasih sudah baik dalam perkembangan kompetensi yang dimiliki setiap
guru yang bersangkutan.
Menjadi seorang pendidik tidaklah mudah, dibutuhkan proses belajar dan
pengalaman dalam menjadi seseorang yang dianggap mampu untuk mencerdaskan
siswa-siswnya.

Mengetahui,
Mentor

Yulianto, S.Pd.
NIP. 197907192005011012

89
6. Lembar Evaluasi
FORMULIR BIMBINGAN

Nama : Muhammad Firdaus Barqireza, S.Pd


NIP : 19950226 201903 1 002
Jabatan : Guru Konstruksi Batu & Beton Ahli Pertama
Instansi : SMK N 2 Pengasih
Kegiatan : Pendataan Guru dan Kompetensinya di Jurusan Teknik
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
Nama Pembimbing : Yulianto, S.Pd.

No Tanggal Kegiatan Tanggapan Pembimbing Paraf

Menemui pak Kepala Memberikan data daftar


Senin, 24 Jurusan KGSP untuk nama guru yang mengajar
1 meminta data nama guru di jurusan KGSP
Juni 2019
yang mengajar di jurusan
KGSP
Menemui pak Kepala Menerima hasil analisis
Jurusan untuk data kompetensi guru
Rabu, 26 menginformasikan hasil KGSP yang penulis
2 analisis data kompetensi berikan dan senang karena
Juni 2019
guru KGSP hasilnya menunjukkan
guru KGSP rata-rata
mempunyai kriteria Baik

90
7. Foto Tiap Sub Kegiatan

a. Pendataan Nama Guru yang ada di Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi
& Perawatan

Pendataan nama-nama guru yang ada di Jurusan KGSP

b. Pembuatan Angket Kompetensi Guru

Pembuatan angket kompetensi guru

91
c. Pengisian Angket Kompetensi oleh Para Guru di Jurusan Teknik Konstruksi
Gedung Sanitasi & Perawatan

Pengisian angket kompetensi guru oleh guru-guru yang berada di Jurusan


KGSP

d. Analisis Kompetensi Guru melalui Angket

Analisis kompetensi guru berbasis angket dan hasilnya dilaporkan kepada


92
kepala Jurusan untuk bisa menunjang kegiatan yang ada diJurusan KGSP
BAB III
ANALISA DAMPAK

A. PENYUSUNAN MODUL MATA PELAJARAN ESTIMASI BIAYA


Kegiatan penyusunan modul mata pelajaran estimasi biaya dibagi menjadi tiga
tahap, yaitu yang pertama melakukan konsultasi dengan guru pengampu mata pelajaran
estimasi biaya, yang kedua yaitu menyususn modul mata pelajaran estimasi biaya,
kemudian yang terakhir yaitu melakukan evaluasi terhadap modul mata pelajaran estimasi
biaya. Dalam melaksanakan rangkaian kegiatan tersebut penulis menerapkan nilai-nilai
dasar ANEKA, tidak hanya itu, penulis mencoba untuk menganalisa dampak yang terjadi
apabila nila-nilai dasar tersebut tidak diterapkan saat melaksanakan kegiatan tesebut. Hasil
dari analisis dampak antara lain adalah sebagai berikut :
1. Kejelasan (Akuntabilitas)
Dalam melaksanakan kegiatan penyusunan modul mata pelajaran estimasi
biaya sangat penting didasari dengan nilai kejelasan. Hal ini merupakan wujud dari
salah satu tujuan penyusunan modul yakni bisa membantu siswa dalam memahami
materi pelajaran. Dengan adanya nilai kejelasan, tujuan dari penyusunan modul
tersebut bisa tercapai sehingga proses pembelajaran akan berjalan optimal. Kegiatan
penyusunan modul mata pelajaran estimasi biaya memerlukan banyak ide dan referensi
untuk menyelesaikannya, maka dari itu apabila dalam melakukan kegiatan penulis
tidak menerapkan nilai kejelasan, dampak yang diperoleh yaitu modul yang dihasilkan
tidak lebih baik dari modul sebelumnya, tata bahasa yang digunakan tidak jelas dan
sulit dipahami oleh siswa, desain modul kurang menarik, dan isi materi yang ada pada
modul kurang membantu terhadap apa yang dibutuhkan siswa jika kelak terjun di
dunia usaha dan dunia industri.
2. Musyawarah (Nasionalisme)
Kegiatan penyusunan modul mata pelajaran estimasi biaya ini merupakan
kegiatan yang sangat membutuhkan adanya nilai musyawarah. Pasalnya penulis belum
mengetahui KI-KD yang nantinya diajarkan kepada siswa. Dengan adanya nilai
musyawarah yang diterapkan dalam melakukan kegiatan, yakni dengan melakukan
konsultasi bersama guru pengampu mata pelajaran estimasi biaya penulis sangat
terbantu dan dimudahkan. Bantuan dan kemudahan yang dimaksud adalah penulis bisa
meminta KI-KD yang akan diajarkan ke siswa kepada guru pengampu tersebut, selain

93
itu penulis juga bisa meminta saran terkait isi modul maupun desain agar modul lebih
baik dari modul sebelumnya. Maka dari itu, dampak jika nilai musyawarah ini tidak
dilaksanakan yaitu penyusunan modul tidak akan maksimal, penulis kebingungan
tentang apa yang akan ditulis pada modul, bahkan isi modul bisa jadi tidak tepat
sasaran dan justru membingungkan siswa, dan akhirnya modul tersebut bukannya
membantu proses belajar siswa tetapi justru menghambat proses belajar siswa.
3. Toleransi (Etika Publik)
Pentingnya penerapan nilai dasar toleransi dalam pelaksanaan kegiatan
penyusunan modul mata pelajaran estimasi biaya adalah agar selama kegiatan
penyusunan berlangsung, penulis tidak menggangu aktivitas sekitar yang juga sedang
mengerjakan tugas mereka masing-masing. Sehingga apabila nilai dasar toleransi tidak
diaktualisasikan pada saat melaksanakan kegiatan ini, dampak yang dihasilkan yaitu
misalkan ketika berada di perpustakaan untuk mencari referensi penulis bisa saja
mengganggu kepentingan orang lain dan merasa kepentingan penulis adalah yang
paling prioritas dengan mengambil buku yang sedang dibaca orang lain. Atau bisa jadi
penulis berisik dan berpindah-pindah tempat ketika menyusun modul estimasi biaya
yang dimana hal tersebut merugikan orang lain.
4. Jaminan mutu (Komitmen Mutu)
Pelaksanaan kegiatan penyusunan modul mata pelajaran estimasi biaya
memiliki beberapa tahapan salah satunya yaitu evaluasi terhadap modul yang telah
dibuat. Dalam kegiatan tersebut perlu adanya sikap yang mencerminkan nilai jaminan
mutu. Jaminan mutu yang dimaksudkan yaitu saat proses evaluasi modul yang
dilakukan dengan guru pengampu mata pelajaran hal yang menjadi fokus dan prioritas
adalah kualitas modul. Tujuan dari hal tersebut adalah untuk memastikan bahwa
modul yang dihasilkan baik, berkualitas, dan jelas. Dampak yang didapatkan jika hal
tersebut tidak diterapkan dalam aktualisasi yaitu penyusunan modul tidak berorientasi
pada kualitas dan asal jadi saja, dan siswa adalah yang paling dirugikan dalam hal
tersebut.
5. Kerja Keras (Anti Korupsi)
Sikap kerja keras sangat penting dilakukan dalam melakukan berbagai hal,
termasuk pada saat melakukan aktualisasi kegiatan penyusunan modul mata pelajaran
estimasi biaya. Maksud daripada bekerja keras adalah penulis memanfaatkan waktu
sebaik-baiknya disela-sela pekerjaan ataupun aktifitas tambahan lain untuk

94
menyelesaikan penyusunan modul. Jika perlu pada saat hari libur kerja, penulis tetap
menggunakannya untuk penyusunan modul agar hasilnya maksimal atau dengan kata
lain tidak menyia-nyiakan waktu yang bisa merugikan sekolah dan pemborosan
sumber daya. Dampak jika penulis tidak menerapkan nilai kerja keras dalam
melaksanakan kegiatan tersebut yaitu, banyak waktu luang yang tidak dimanfaatkan
dan terbuang sia-sia, penulis menumpuk-numpuk pekerjaan dan baru mengerjakannya
ketika waktu sudah mepet sehingga hasilnya kurang maksimal, terjadi pemborosan
waktu dan sumber daya karena penulis hanya bersantai ketika jam kerja sehingga
merugikan pihak sekolah.

B. MELAKUKAN PENATAAN BENGKEL KONSTRUKSI BATU & BETON


DENGAN KONSEP 5R (RINGKAS, RAPI, RAJIN, RESIK, RAWAT)
Kegiatan penataan bengkel konstruksi batu & beton dengan konsep 5R dilakukan
dengan membagi menjadi empat tahap, yang pertama yaitu melakukan konsultasi dengan
kepala bengkel konstruksi batu & beton, yang kedua yaitu menata bengkel batu & beton
dengan konsep 5R, yang ketiga yaitu melakukan kontrol kondisi bengkel batu & beton
setiap 1 kali dalam 1 minggu, lalu yang terakhir yaitu evaluasi kegiatan penataan bengkel
konstruksi batu & beton dengan konsep 5R (ringkas, rapi, rajin, resik, rawat). Dalam
melaksanakan rangkaian kegiatan tersebut penulis menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA,
tidak hanya itu, penulis mencoba untuk menganalisa dampak yang terjadi apabila nila-nilai
dasar tersebut tidak diterapkan saat melaksanakan kegiatan tesebut. Hasil dari analisis
dampak antara lain adalah sebagai berikut :
1. Tanggung Jawab (Akuntabilitas)
Dalam melaksanakan kegiatan penataan bengkel sangat penting didasari
dengan nilai tanggung jawab. Hal ini dikarenakan agar penulis dapat menyelesaikan
kegiatan tersebut dengan baik dan selesai sesuai target. Dengan adanya nilai tanggung
jawab, penulis menyadari bahwa dalam menjalankan kegiatan penataan bengkel harus
di kerjakan atau dilaksanakan dengan serius, tidak memandang besar dan kecilnya
tugas yang di emban. Kegiatan penataan bengkel memerlukan banyak tenaga serta
waktu untuk menyelesaikannya, maka dari itu apabila dalam bekerja penulis tidak
memiliki rasa tanggung jawab, dampak yang diperoleh yaitu penataan tidak selesai
tepat waktu, alat-alat praktik yang berjumlah banyak mungkin saja akan tercampur
dengan alat yang lain sehingga peralatan tidak tertata dan tidak terorganisir dengan

95
baik. Dampak lain dengan tanpa adanya nilai tanggung jawab yaitu tugas tidak
terselesaikan pada waktu yang sudah ditentukan sebelumnya, dan kemudian akan
menghambat tugas-tugas selanjutnya.
2. Musyawarah (Nasionalisme)
Kegiatan penataan bengkel ini merupakan kegiatan yang sangat membutuhkan
adanya nilai musyawarah. Pasalnya kegiatan ini memerlukan komunikasi dan
koordinasi dengan kepala bengkel sebagai penanggung jawab bengkel dibantu dengan
toolman. Dengan adanya nilai musyawarah yang diterapkan dalam melakukan kegiatan
penataan bengkel ini dapat mewujudkan ruangan bengkel yang sesuai SOP, dan
berkonsep 5R. Maka dari itu dampak jika nilai musyawarah ini tidak dilaksanakan
yaitu penataan bengkel tidak sesuai SOP dan penataan bengkel menjadi tidak
bersinergi dan justru mempersulit pengguna bengkel.
3. Kerjasama (Etika Publik)
Pentingnya penerapan nilai dasar kerjasama dalam pelaksanaan kegiatan
penataan bengkel adalah dapat mencegah dan meminimalisir adanya keterlambatan
dalam menyelesaikan penataan beberapa ruang bengkel, karena lingkup bengkel cukup
luas dan peralatan & bahannya juga cukup banyak. Nilai kerjasama yang dimaksud
adalah dengan meminta bantuan dari toolman ataupun rekan kerja lain apabila ada
pekerjaan yang dirasa kurang optimal jika penulis mengerjakannya sendiri. Sehingga
apabila nilai dasar kerjasama tidak diaktualisasikan pada saat melaksanakan kegiatan
ini dampak yang dihasilkan yaitu kegiatan tidak akan optimal karena berjalan lama,
dan konsep 5R akan sulit diaktualisasikan.
4. Efisien (Komitmmen Mutu)
Pelaksanaan kegiatan menata bengkel memiliki beberapa tahapan salah satunya
yaitu mengorganisir masing-masing alat dan bahan praktik sesuai dengan jenis maupun
fungsinya. Dalam kegiatan tersebut perlu adanya sikap yang mencerminkan nilai
efisien. Sikap efisien yang dimaksudkan yaitu saat mengorganisir alat dan bahan
bengkel, penulis akan memulai penataan berdasarkan alat maupun bahan yang paling
mudah ditata hingga ke yang paling sulit. Tujuan dari sikap efisien ini adalah
pelaksanaan kegiatan akan lebih optimal dan tidak terlalu memakan banyak waktu.
Dampak yang didapatkan jika hal tersebut tidak diterapkan dalam aktualisasi yaitu
penataan akan lebih memakan waktu yang lama, dikarenakan penataan tidak dimulai

96
berdasarkan tingkat kemudahan alat atau bahan praktik yang akan dirapikan atau di
organisir.
5. Jujur (Anti Korupsi)
Sikap jujur sangat penting dilakukan dalam melakukan berbagai hal, termasuk
pada saat melakukan aktualisasi kegiatan menata bengkel. Dampak jika kita tidak
menerapkan nilai jujur dalam melaksanakan kegiatan tersebut yaitu, alat atau bahan
yang ditemukan tidak layak pakai saat di organisir akan tetap tercampur dengan bahan
yang masih layak pakai, sehingga akibatnya ketika praktikum dilaksanakan kebutuhan
alat ataupun bahan untuk praktikum siswa mungkin saja jumlahnya kurang. Tidak
hanya itu, apabila kita tidak berlaku jujur dengan toolman dan kepala bengkel
mengenai jumlah alat maupun bahan praktik dapat berefek pada sekolah dan bisa
merugikan pihak sekolah.

C. PELAKSANAAN MELENGKAPI ADMINISTRASI BENGKEL KONSTRUKSI


BATU & BETON
Dalam melaksanakan kegiatan melengkapi administrasi bengkel konstruksi batu &
beton terdapat tiga sub kegiatan yakni memberi label pada setiap peralatan di bengkel,
membuat daftar inventaris peralatan dan bahan, serta membuat daftar hadir pemakaian
bengkel harian. Dalam melakukan beberapa tahap kegiatan diatas penulis menerapkan
beberapa nilai-nilai dasar ANEKA yang penting untuk diaktualisasikan. Namun tidak
hanya itu, penulis mencoba menganalisis dampak apabila nilai-nilai dasar ANEKA tidak
diterapkan pada saat melaksanakan kegiatan. Dampak tersebut antara lain :
1. Transparansi (Akuntabilitas)
Transparansi merupakan salah satu nilai yang dianggap penting oleh penulis.
Dalam kegiatan melengkapi administrasi bengkel transparansi diperlukan untuk
diperolehnya kelengkapan data dengan keadaan sesungguhnya serta didukung dengan
data serta informasi yang diberikan oleh toolman dan kepala bengkel. Sebaliknya jika
nilai transparansi diabaikan dampak yang akan didapatkan yaitu adanya perbedaan
pendapat antara penulis dengan kepala bengkel maupun toolman mengenai komponen
administrasi bengkel yang penulis buat. Data inventaris yang tidak lengkap juga dapat
terjadi apabila nilai transparansi ini tidak di terapkan.

97
2. Kerjasama ( Nasionalisme)
Nilai selanjutnya yang perlu diterapkan ketika melengkapi adminitrasi bengkel
praktik yaitu adalah kerjasama. Dimana kerjasama diperlukan utuk perihal
pengumpulan data dalam kaitannya membuat data inventaris. Selain itu, saat
penempelan label ke alat-alat bengkel yang jumlahnya sangat banyak juga memerlukan
nilai kerjasama antara penulis dan rekan kerja. Dampak yang ditimbulkan jika nilai
kerjasama tidak diterapkan yaitu terjadinya ketidaksesuaian data, lalu untuk
penempelan label akan berjalan lama dan bisa jadi ada peralatan yang terlewat
sehingga tidak ditempeli label.
3. Cermat (Etika Publik)
Sikap cermat dalam melakukan kegiatan pelaksanaan kegiatan melengkapi
administrasi ini sangat diperlukan khususnya pada proses pembuatan daftar inventaris
dan pelabelan. Dampak apabila nilai cermat ini tidak diterapkan yaitu daftar inventaris
tidak sesuai dengan kondisi lapangan dan terjadinya alat atau bahan bengkel yang
terlupa untuk diberikan label nama.
4. Efisien (Komitmen Mutu)
Efisien dalam menyelesaikan kegiatan sangat diperlukan untuk terwujudnya
kegiatan yang selesai tepat pada waktunya. Dalam kegiatan melengkapi administrasi
bengkel, apabila sikap efisien tidak diterapkan maka dampak yang terjadi yaitu
kegiatan tidak terlaksana sesuai tepat waktu dan penulis harus mengeluarkan banyak
energi untuk mengejar keterlambatan target waktu tersebut.
5. Jujur (Anti Korupsi)
Sikap jujur sangat penting dilakukan dalam melakukan berbagai hal, termasuk
pada saat melakukan aktualisasi kegiatan melengkapi administrasi bengkel. Saat
melakukan pengumpulan data inventaris alat dan bahan di bengkel harus jujur,
terutama dalam hal kuantitas inventaris. Jangan sampai melakukan hal yang dapat
merugikan bengkel dan sekolah. Dampak jika kita tidak menerapkan nilai jujur dalam
melaksanakan kegiatan tersebut yaitu, adanya ketidaksesuaian antara data inventaris
dengan kondisi lapangan. Misalkan data menyebutkan peralatan bengkel kurang
padahal tidak kurang atau cukup dan pihak sekolah terlanjur melakukan kegiatan
pengadaan alat-alat maka akan mengakibatkan adanya pemborosan anggaran yang bisa
merugikan Negara.

98
D. PELAKSANAAN PENDATAAN GURU DAN KOMPETENSINYA DI JURUSAN
TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG SANITASI & PERAWATAN
Dalam melaksanakan kegiatan pendataan guru dan kompetensinya di jurusan
teknik konstruksi gedung sanitasi & perawatan terdapat empat sub kegiatan yakni
pendataan nama guru pada jurusan teknik konstruksi gedung sanitasi & perawatan,
pembuatan angket kompetensi guru pada jurusan teknik konstruksi gedung sanitasi &
perawatan, pengisian angket kompetensi oleh guru pada jurusan teknik konstruksi gedung
sanitasi & perawatan, serta analisis kompetensi guru melalui angket pada jurusan teknik
konstruksi gedung sanitasi & perawatan. Dalam melakukan beberapa tahap kegiatan diatas
penulis menerapkan beberapa nilai-nilai dasar ANEKA yang penting untuk
diaktualisasikan. Namun tidak hanya itu, penulis mencoba menganalisis dampak apabila
nilai-nilai dasar ANEKA tidak diterapkan pada saat melaksanakan kegiatan. Dampak
tersebut antara lain :
1. Kejelasan (Akuntabilitas)
Kejelasan merupakan salah satu nilai yang dianggap penting oleh penulis.
Dalam kegiatan pendataan guru dan kompetensinya ini penulis harus membuat angket
yang menggunakan tata bahasa yang jelas dan mudah dipahami oleh para guru. Hal
tersebut penting karena akan mempengaruhi hasil data yang diperoleh, apabila
pertanyaan tidak jelas hasilnya juga tidak akurat. Dengan menganalisis data yang tidak
akurat maka data kompetensi guru yang dihasilkan juga tidak akurat dan tidak bisa
dipertanggung jawabkan.
2. Kerjasama ( Nasionalisme)
Nilai selanjutnya yang perlu diterapkan ketika proses pendataan guru dan
kompetensinya yaitu kerjasama. Dimana kerjasama diperlukan utuk perihal penentuan
waktu pengisian angket dan proses pengisian angketnya. Dampak yang ditimbulkan
jika nilai kerjasama tidak diterapkan yaitu penulis kesulitan menentukan waktu
pengisian angket bersama para guru yang menyebabkan target penyeleaian kegiatan
terhambat. Dampak yang lain adalah ketika proses pengisian angket, apabila penulis
tidak bekerja sama dengan para guru maka ketika ada kesulitan atau ketidakjelasan
pada angket guru tidak bertanya pada penulis tetapi justru akan menjawabnya asal-
asalan saja yang berdampak pada hasil data yang tidak valid dan akurat.

99
3. Komunikatif (Etika Publik)
Sikap komunikatif dalam proses pendataan guru dan kompetensinya ini sangat
diperlukan khususnya pada proses pengisian angket. Dampak apabila nilai komunikatif
ini tidak diterapkan yaitu terjadinya kesalahpahaman antara apa yang diharapkan
penulis dengan apa yang diisikan oleh para guru, hal tersebut tentu saja akan berakibat
pada hasil angket yang menjadi tidak bisa dipertanggung jawabkan.
4. Kreatif (Komitmen Mutu)
Kreatif dalam proses pembuatan dan penyusunan angket sangat diperlukan agar
pertanyaan-pertanyaan yang ada nantinya bisa menggali kompetensi yang ada pada
guru guna dijadikan pedoman untuk proses pengembangan diri mereka. Dalam
kegiatan proses pendataan guru dan kompetensinya apabila sikap kreatif tidak
diterapkan maka dampak yang terjadi yaitu pertanyaan yang dibuat kurang bisa
menggali potensi guru dan kompetensi yang dimiliki oleh guru guna menunjang proses
pengembangan diri mereka.
5. Kerja Keras (Anti Korupsi)
Sikap kerja keras sangat penting dilakukan dalam melakukan berbagai hal,
termasuk pada saat melakukan aktualisasi proses pendataan guru dan kompetensinya.
Dampak jika kita tidak menerapkan nilai kerja keras dalam melaksanakan kegiatan
tersebut yaitu, penulis tidak bekerja dengan serius dan bersantai-santai sehingga
pelaksanaan kegiatan berjalan lambat dan banyak waktu yang terbuang yang bisa
merugikan penulis sendiri, guru di jurusan KGSP, maupun sekolah.

100
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Laporan ini merupakan bentuk tindak lanjut dari hasil habituasi rancangan
aktualisasi yang telah penulis seminarkan pada Senin, 17 Mei 2019. Semua kegiatan yang
telah direncanakan dalam rancangan aktualisasi, telah dilaksanakan penulis selama masa
habituasi. Adapun kesimpulan yang dapat dipetik selama aktualisasi, antara lain :

1. Kegiatan yang telah disusun dan dirancang sebelumnya dalam Rancangan


Aktualisasi telah selesai dilaksanakan dan sesuai jadwal waktu off class / habituasi
ke instansi yaitu 30 hari.
2. Setiap kegiatan mencapai target yang telah direncanakan oleh penulis.
3. Adanya hambatan dalam setiap kegiatan dapat diatasi dengan mencari solusi agar
kegiatan dapat tetap berlangsung dan target kegiatan tercapai.
4. Penerapan nilai-nilai ANEKA dalam setiap kegiatan menjadi faktor utama
kelancaran setiap kegiatan dan harus tetap diterapkan dalam setiap kegiatan
kedepannya.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat disampaikan saran sebagai berikut :


1. Saran untuk penulis:
 Adanya kegiatan aktualisasi yang dilandasi oleh nilai-nilai dasar ANEKA
membuat penulis menyadari akan pentingnya menginternalisasikan nilai
ANEKA pada setiap menjalankan tugas sebagai CPNS. Untuk itu diharapkan,
penulis dapat terus menerapkan nikai-nilai tersebut secara berkelanjutan untuk
meningkatkan kualitas kinerja penulis.
2. Saran untuk Mentor dan Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
:
 Mentor diharapkan dapat terus membimbing penulis dalam melaksanakan
kegiatan sesuai tugas pokok dan fungsi dengan tetap dilandasi dengan nilai-
nilai dasar ANEKA

101
 Penulis berharap dengan adanya kegiatan pelabelan tempat penyimpanan alat
dan bahan praktik dapat memberikan manfaat serta dapat terus dilakukan
secara berkala dengan bantuan seluruh komponen guru dan toolman jurusan
Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan.
3. Saran kepada rekan sesama CPNS di SMK N 2 Pengasih :
 Penulis berharap agar dalam menjalankan tugas sebagai Guru di SMK N 2
Pengasih dapat selalu menjalin komunikasi dan kerjasama yang baik dalam
menunjang tugas dan fungsi.
 Selalu menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA dalam menjalankan tugas dan
fungsi.

102
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2014. Modul Akuntabilitas. Jakarta: LAN.

Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2014. Modul Analisis Isu Kontemporer. Jakarta:
LAN.

Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2014. Modul Anti Korupsi. Jakarta: LAN.

Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2014. Modul Etika Publik. Jakarta: LAN.

Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2014. Modul Kesiapsiagaan Bela Negara. Jakarta:
LAN.

Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2014. Modul Komitemen Mutu. Jakarta: LAN.

Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2014. Modul Manajemen Aparatur Sipil Negara.
Jakarta: LAN.

Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2014. Modul Nasionalisme. Jakarta: LAN.

Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2014. Modul Pelayanan Publik. Jakarta: LAN.

Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2014. Modul Wawasan Kebangsaan dan Nilai-
Nilai Bela Negara. Jakarta: LAN.

Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2014. Modul Whole of Government. Jakarta: LAN

Permenpan dan Reformasi Birokrasi No 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya.

103
LAMPIRAN

104
Surat pernyataan mentor
EVALUASI LAPORAN AKTUALISASI
CATATAN PERBAIKAN EVALUASI
Nama : Muhammad Firdaus Barqireza, S. Pd.
Nomor Presensi : 24

………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

Yogyakarta, 06 Juli 2019


Penguji,

Lintang Ika Novida, S.Sos


EVALUASI LAPORAN AKTUALISASI
CATATAN PERBAIKAN EVALUASI
Nama : Muhammad Firdaus Barqireza, S. Pd.
Nomor Presensi : 24

………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

Yogyakarta, 06 Juli 2019


Coach,

Dr. Rer.publ., Dra. Wuryani, M.Si


EVALUASI LAPORAN AKTUALISASI
CATATAN PERBAIKAN EVALUASI
Nama : Muhammad Firdaus Barqireza, S. Pd.
Nomor Presensi : 24

………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

Yogyakarta, 06 Juli 2019


Mentor,

Yulianto, S.Pd.
Rancangan Aktualisasi

P3
(PENGOPTIMALISASIAN PROSES
PEMBELAJARAN)

Muhammad Firdaus Barqireza, S.Pd.


No Absen: 24/III/V/2019

SMK NEGERI 2 PENGASIH


DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA
PEMDA DIY
Perda DIY no. 3 th 2018 - RPJMD

VISI:

Terwujudnya Peningkatan Kemuliaan Martabat


Manusia Jogja

MISI:
1. Terwujudnya peningkatan kualitas hidup - kehidupan - penghidupan masyarakat yang berkeadilan dan
berkeadaban, melalui peningkatan kemampuan dan peningkatan ketrampilan sumberdaya manusia Jogja
yang berdaya saing
2. Terwujudnya Terwujudnya tata dan perilaku penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis

NILAI:

S elaras
A kal budi Luhur
T eladan-keteladanan
R ela Melayani
I novatif
Y akin dan percaya diri
A hli-profesional
Tugas dan Fungsi
Guru

• Merencanakan, Melaksanakan, dan Mengavaluasi Pembelajaran


• Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik
• Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif
• Menjunjung tinggi peraturan yang berlaku dan kode etik guru
• Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa

SMK NEGERI 2 PENGASIH


DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA
PEMDA DIY
Analisis USG
Penilaian
No Isu Total Nilai
U S G

1. Perubahan perilaku siswa kearah negatif


sebagai akibat dari adanya kemajun Teknologi
3 3 4 10
Informasi

2. Kurang optimalnya penguasaan guru produktif


terhadap KI/KD baru dikarenakan adanya
3 3 3 9
perubahan jurusan

3. Kurang optimalnya proses pembelajaran di


Jurusan Teknik Konstruksi Gedung
5 4 4 13
Sanitasi & Perawatan

SMK NEGERI 2 PENGASIH


DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA
PEMDA DIY
Pohon Masalah

SMK NEGERI 2 PENGASIH


DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA
PEMDA DIY
Gagasan Penyelesaian Masalah

• Penyusunan Modul Mata Pelajaran Estimasi Biaya


• Melakukan Penataan Bengkel Konstruksi Batu &
Beton dengan konsep 5R (Ringkas, Rapi, Rajin,
Resik, Rawat)
• Melengkapi Administrasi Bengkel Konstruksi Batu &
Beton
• Pendataan Guru dan Kompetensinya di Jurusan
Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
SMK NEGERI 2 PENGASIH
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA
PEMDA DIY
Kegiatan 1:
Penyusunan Modul Mata Pelajaran Estimasi Biaya

Konsultasi Penyusunan Evaluasi

A= Kejelasan
A= Kejelasan A= Transparansi
N= Adil
N= Musyawarah N= Cinta Tanah Air
E = Sopan dan
E = Hormat E = Orientasi mutu
Ramah
K = Inovasi K = Konsisten
K = Komitmen
A = Peduli A = Kerja Keras
A = Jujur

SMK NEGERI 2 PENGASIH


DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA
PEMDA DIY
Kegiatan 2:
Melakukan Penataan Bengkel Konstruksi Batu & Beton
dengan konsep 5R (Ringkas, Rapi, Rajin, Resik, Rawat)

Konsultasi Penataan Kontrol Evaluasi

A= Tanggung
A= Kepercayaan A= Konsisten A= Kejelasan
jawab
N= Musyawarah N= Amanah N= Bijaksana
N= Musyawarah
E = Cepat E = Akurat E = Komunikasi
E = Cermat
K = Komitmen K = Ramah K = Efektif
K = Komitmen
A = Disiplin A = Jujur A = Jujur
A = Jujur

SMK NEGERI 2 PENGASIH


DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA
PEMDA DIY
Kegiatan 3:
Melengkapi Administrasi Bengkel Konstruksi
Batu & Beton
Pembuatan Daftar Pembuatan Daftar
Pelabelan Inventaris Hadir

A= Tanggungjawab A= Kejelasan A= Transparansi


N= Religius N= Kerjasama N= Adil
E = Kerjasama E = Cermat E = Sopan
K = Efisien K = Efektif K = Kejelasan
A = Peduli A = Jujur A = Mandiri

SMK NEGERI 2 PENGASIH


DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA
PEMDA DIY
Kegiatan 4:
Pendataan Guru dan Kompetensinya di Jurusan Teknik
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan

Pembuatan Pengisian
Pendataan Angket Angket Analisis

A= Kejelasan A= Transparansi A= Integritas A= Transparansi


N= Kerjasama N= Ikhlas N= Kerjasama N= Ikhlas
E = Teliti E = Teliti E = Komunikatif E = Amanah
K = Berdaya guna K = Cermat K = Efektif K = Efisien
A = Mandiri A = Mandiri A = Kerja keras A = Jujur

SMK NEGERI 2 PENGASIH


DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA
PEMDA DIY
MATRIX JADWAL KEGIATAN
GOLONGAN III, ANGKATAN V

TERIMA KASIH
LAPORAN AKTUALISASI
DALAM P3
(PENGOPTIMALISASIAN PROSES PEMBELAJARAN)
DI JURUSAN KGSP

Muhammad Firdaus Barqireza, S.Pd


No. Absen : 24/DIKLATSAR/III/V/2019

SMK NEGERI 2 PENGASIH


DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA
PEMDA DIY
VISI: SMK NEGERI 2 PENGASIH
Terwujudnya sekolah
berwawasan lingkungan, yang 4. Membudayakan 5S.
menghasilkan SDM berakhlak 5. Menyelenggarakan pendidikan formal kejuruan, baik
untuk laki-laki dan perempuan guna menghasilkan
mulia, profesional, berjiwa lulusan yang memiliki sikap, pengetahuan dan
wirausaha dan mampu keterampilan sesuai dengan tuntutan dunia industri.
bersaing di era global 6. Menumbuhkan jiwa wirausaha melalui kegiatan
pembelajaran kewirausahaan.
7. Mengembangkan pelayanan kepada masyarakat
MISI : melalui Unit Produksi dan Jasa (UPJ) sebagai wahana
1. Mewujudkan sekolah yang bersih berlatih kewirausahaan bagi peserta didik laki-laki
dan hijau. dan perempuan.
2. Menyelenggarakan pelestarian 8. Menyediakan pelayanan tempat uji kompetensi
alam di lingkungan sekolah. untuk sertifikasi kompetensi siswa dan masyarakat
3. Mengamalkan agama dan nilai- sesuai dengan bidang kompetensinya.
nilai Pancasila dalam setiap aspek 9. Menyelenggarakan kegiatan ekstra kurikuler bahasa
kehidupan seluruh komponen asing.
sekolah. 10. Menyelenggarakan Management sekolah
berdasarkan ISO 9001.
TUGAS DAN FUNGSI GURU

• Menyusun silabus pembelajaran;

• Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran;

• Membuat karya inovatif;

• Melaksanakan pengembangan diri;

• Mengadakan pemeriksaan, pemeliharaan dan pengawasan ketertiban,


keamanan, kebersihan keindahan dan kekeluargaan;

• Membuat media pembelajaran.

SMK NEGERI 2 PENGASIH


DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA
PEMDA DIY
POHON
MASALAH

SMK NEGERI 2 PENGASIH


DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA
PEMDA DIY
KEGIATAN
1. Penyusunan Modul Mata Pelajaran Estimasi
Biaya Konstruksi
AKTUALISASI
2. Penataan Bengkel Konstruksi Batu & Beton
dengan Konsep 5R (Ringkas, Rapi, Rajin,
Resik, & Rawat)
3. Melengkapi Administrasi Bengkel Konstruksi
Batu & Beton
4. Pendataan Guru & Kompetensinya di Jurusan
KGSP
Penataan Bengkel TKBB dengan
Konsep 5R, sehingga Bengkel
selalu dalam kondisi Prima
SMK NEGERI 2 PENGASIH
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA
PEMDA DIY
KEGIATAN 1
Tahapan Kegiatan :
1. Konsultasi dengan
guru pengampu PENYUSUNAN MODUL MATA PELAJARAN ESTIMASI BIAYA
mapel
KONSTRUKSI
DILAKUKAN TANGGAL 21 – 29 MEI 2019
2. Menyusun Modul
3. Evaluasi Modul • Hambatan • Makna :
dengan guru mapel • KI-KD termasuk baru sehingga
belum banyak referensi • Efisiensi waktu adalah hal

Output : • Kegiatan sosial di luar agenda yang paling penting


penulis
Tersedianya 1 paket pada kegiatan ini.

Modul Estimasi Biaya Dengan penerapan nilai


• Solusi
Konstruksi yang jelas, efisiensi modul dapat
• Mencari referensi dari berbagai
akurat, & komunikatif sumber (Perpustakaan, internet, selesai sesuai rencana di
guru, pengalaman penulis)
tengah kegiatan lain
A : Transparansi • Memaksimalkan waktu di sela-sela
kegiatan, jika perlu dilanjutkan di yang berpotensi
N : Musyawarah
rumah menghambat
E : Cermat
K : Efisien penyusunan modul.
A : Jujur
Penyusunan Modul

Konsultasi dengan guru


pengampu mapel
Mencari referensi di
Perpustakaan Sekolah

FOTO KEGIATAN 1 Evaluasi Modul bersama


guru pengampu mapel
KEGIATAN 2
Tahapan Kegiatan :
1. Konsultasi dengan
Kabeng TKBB PENATAAN BENGKEL KONSTRUKSI BATU & BETON DENGAN KONSEP 5R (RINGKAS,
RAPI, RAJIN, RESIK, & RAWAT)
2. Menata Bengkel TKBB DILAKUKAN TANGGAL 10 – 19 JUNI 2019
dengan Konsep 5R
3. Kontrol Bengkel tiap 1
minggu 1 kali • Hambatan : • Makna :
4. Evaluasi kegiatan • Kondisi awal bengkel yang kotor • Kerjasama disertai
dan bengkel cukup luas
komunikasi yang baik adalah
Ouput : • Jenis peralatan cukup banyak dan
tidak tertata sesuai jenis dan kunci dari terselesaikannya
Terwujudnya sebuah
tempatnya. kegiatan ini. Penataan
bengkel yang prima dan
bengkel tidak akan selesai
berkonsep 5R untuk
• Solusi :
jika dikerjakan sendiri karena
terciptanya praktikum • Bekerjasama dengan toolman dan
rekan kerja yang sedang tidak ada area bengkel cukup luas
yang efektif & efisien
tugas dengan peralatan yang
A : Tanggung jawab • Mengelompokkan peralatan sesuai
sangat banyak.
jenisnya satu persatu dibantu oleh
N : Kepercayaan
rekan kerja.
E : Kerjasama
K : Efisien
A : Jujur
Konsultasi dengan kepala Bengkel TKBB Kondisi Bengkel sebelum ditata dengan Konsep 5R

Kondisi Bengkel setelah ditata dengan Konsep 5R

Kontrol Bengkel 1 kali dalam 1 minggu


FOTO KEGIATAN 2
Tahapan Kegiatan :
1. Pelabelan peralatan
bengkel KEGIATAN 3
2. Pembuatan Daftar MELENGKAPI ADMINISTRASI BENGKEL KONSTRUKSI BATU & BETON
DILAKUKAN TANGGAL 17 – 21 JUNI 2019
Inventaris Alat &
Bahan
3. Pembuatan Daftar
Hadir Pemakaian • Hambatan : • Makna :
Bengkel Harian • Ada beberapa peralatan yang • Nilai Cermat dan Komunikasi
kotor dan sulit ditempel label
merupakan nilai yang paling
Ouput : • Pemakai bengkel jarang mengisi
daftar hadir pemakaian bengkel sering digunakan. Terlebih
Tersedianya 1 paket
administrasi bengkel yang ketika pembuatan daftar
• Solusi : Inventaris bengkel, karena harus
jelas dan lengkap untuk
• Mengelap pada bagian yang kotor
memudahkan menyebutkan kuantitas
dengan kain bersih, jika belum bisa
pengontrolan bengkel alat tersebut akan dicuci sampai inventaris secara tepat dan
bersih
A : Tanggung jawab lengkap untuk acuan kelayakan
• Meletakkan form daftar hadir di
N : Adil depan bengkel dan meminta bengkel dalam proses
E : Cermat toolman untuk mengarahkan pembeljaran
pemakai bengkel supaya mengisi
K : Kejelasan
form tersebut
A : Jujur
Konsultasi dengan Kabeng
Penulisan label
terkait daftar inventaris &
daftar hadir bengkel

Penempelan label

FOTO KEGIATAN 3
Pembutan daftar inventaris
& daftar hadir bengkel
KEGIATAN 4
Tahapan Kegiatan :
1. Pendataan Nama Guru
di Jurusan KGSP PENDATAAN GURU DAN KOMPETENSINYA DI JURUSAN KGSP
2. Pembuatan Angket DILAKUKAN TANGGAL 17 – 21 JUNI 2019
Kompetensi
3. Pengisian Angket • Hambatan : • Makna :
Kompetensi oleh Guru
• Setiap guru mempunyai kesibukan • Berkomunikasi secara
4. Analisis Kompetensi
Guru berbasis Angket dan waktu luang yang berbeda- Sopan senantiasa penulis
beda untuk mengisi angket terapkan ketika
Ouput :
pelaksanaan kegiatan ini.
Tersusunnya 1 berkas hasil
• Solusi : Penulis menyadari setiap
pendataan kompetensi guru
KGSP yang update, lengkap, & • Menghubungi guru satu per satu guru mempunyai kesibukan
informatif dan membuat jadwal pengisian masing-masing yang
angket dengan mengklasifikasikan menyebabkan pengisian
A : Cermat angket sedikit memakan
sesuai waktu luang yang
N : Kerjasama
berdekatan. waktu, tetapi bisa teratasi
E : Sopan
dengan komunikasi yang
K : Efektif
A : Mandiri sopan dan baik.
Pendataan Nama Guru KGSP

Pembuatan Angket

Pengisian Angket

FOTO KEGIATAN 4 Analisis kompetensi guru


berbasis angket
KESIMPULAN

1. Kegiatan yang telah disusun dan dirancang sebelumnya dalam


Rancangan Aktualisasi telah selesai dilaksanakan sesuai dengan jadwal
sehingga dapat mencapai target pada setiap kegiatan.

2. Penerapan nilai-nilai ANEKA dalam setiap kegiatan menjadi faktor utama


kelancaran setiap kegiatan dan harus tetap diterapkan dalam setiap
kegiatan kedepannya.
TESTIMONI PENULIS

Setiap kegiatan mungkin memang bisa dilaksanakan tanpa ANEKA, dan


mungkin juga terselesaikan tanpa ANEKA. Akan tetapi dengan menerapkan
nilai ANEKA, penulis sangat terbantu baik dari segi kelancaran proses,
tercapainya target setiap kegiatan, hingga adanya kualitas dari setiap output
kegiatan yang dicapai dengan ANEKA. Ibarat makanan, ANEKA adalah
sumber gizi. Kita tetap bisa makan dan bisa kenyang tanpa memakan
makanan yang bergizi, tetapi tentu saja kondisi kesehatan kita tidak sebagus
mereka yang memakan makanan bergizi setiap harinya.
TERIMA KASIH
Matrix Kegiatan Aktualisasi
Mei Juni Juli
No Kegiatan
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3
1 Penyusunan Modul Mata Pelajaran Estimasi
Biaya Konstruksi
Melakukan Konsultasi dengan guru
pengampu
Menyusun Modul Estimasi Biaya
Melakukan Evaluasi Modul
2 Penataan Bengkel TKBB dengan konsep 5R

Melakukan konsultasi dengan kepala


bengkel TKBB

Menata Bengkel TKBB dengan konsep 5R


Melakukan kontrol setiap minggu
LIBUR HARI MINGGU

LIBUR HARI MINGGU

LIBUR HARI MINGGU

LIBUR HARI MINGGU


LIBUR HARI SABTU

LIBUR HARI SABTU

LIBUR HARI SABTU

LIBUR HARI SABTU


Evaluasi kegiatan penataan bengkel TKBB
dengan konsep 5R
3 LIBUR IDUL FITRI
Melengkapi Administrasi bengkel TKBB

Memberi label pada setiap peralatan


bengkel
Membuat daftar inventaris alat dan bahan
bengkel
Membuat daftar hadir pemakai bengkel
harian
4 Pendataan Guru dan Kompetensinya di
Jurusan KGSP

Pendatan nama guru di Jurusan KGSP


Pembuatan angket
Pengisian angket oleh guru

Analisis kompetensi guru berbasis angket

= PELAKSANAAN KEGIATAN
KETERANGAN
= HARI LIBUR
LAPORAN ABSENSI BULAN MEI SMK NEGERI PENGASIH
LAPORAN ABSENSI BULAN JUNI SMK NEGERI PENGASIH
1
KATA PENGANTAR

Salah satu upaya yang dapat langsung dimanfaatkan di Sekolah Menengah


Kejuruan adalah adanya bahan pelajaran sebagai pegangan, pembuka pikiran ataupun
bekal dalam mempelajari sesuatu yang dapat berguna bila terjun ke dunia industri
sesuai dengan keahliannya. Dengan strategi ini diharapkan bertambah minat baca bagi
kalangan pelajar sehingga wawasannya menjadi berkembang.

Dengan adanya dorongan dari masyarakat dan pemerintah yang ikut berperan
aktif dalam pengembangan pendidikan, diharapkan dapat diwujudkan secara terus-
menerus. Modul Estimasi Biaya Konstruksi merupakan salah satu pengetahuan yang
mempelajari tentang persiapan pelaksanaan suatu pekerjaan, dan bagaimana menyusun
rencana anggaran biaya suatu pekerjaan.

Kiranya apa yang dituangkan dalam modul ini sudah berpedoman pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar dan apabila ada suatu yang kurang berkenan baik isi
maupun kalimat, mohon saran untuk perbaikan berikutnya.

Terima Kasih

Penulis

2
DAFTAR ISI

SAMPUL…………………………………………...………………………………………..1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..2
DAFTAR ISI…………………………………..…………………………………………….3
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian Rencana Anggaran Biaya .......................................................................... 4
B. Unsur-Unsur Yang Terlibat Dalam Pembangunan ..................................................... 4
C. Hubungan Kerja Unsur-Unsur Dalam Pelaksanaan Pembangunan ............................ 6
BAB II PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
A. Perencanaan Bestek dan Gambar Bestek .................................................................... 9
B. Izin Mendirikan Bangunan .......................................................................................... 9
C. Pelelangan / Tender ................................................................................................... 10
D. Kontrak ...................................................................................................................... 12
E. Peraturan – Peraturan Pelaksanaan ........................................................................... 13
F. Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat ( Rks ) ................................................................. 18
BAB III MENYUSUSUN RENCANA ANGGARAN BIAYA
A. Pendahuluan .............................................................................................................. 20
B. Estimasi Biaya Konstruksi ........................................................................................ 20
C. Jenis Estimasi Biaya Konstruksi ............................................................................... 21
D. Permasalahan Dalam Estimasi Biaya Konstruksi ..................................................... 22
E. Menghitung Volume Pekerjaan ................................................................................. 23

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

Pengertian Rencana Anggaran Biaya


 Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah :
 Perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-
biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tertentu.
 Merencanakan sesuatu bangunan dalam bentuk dan faedah dala penggunaannya,
beserta besar biaya yang diperlukan susunan - susunan pelaksanaan dalam bidang
administrasi maupun pelaksanaan pekerjaan dalam bidang teknik
 Anggaran biaya adalah :
Harga dari bangunan yang dihitung dengan teliti, cermat dan memenuhi syarat.

Dua cara yang dapat dilakukan dalam penyusunan anggaran biaya antara lain :
 Anggaran Biaya Kasar (Taksiran), sebagai pedomannya digunakan harga satuannya
tiap meter persegi luas lantai. Namun anggaran biaya kasar dapat juga sebagai pedoman
dalam penyusunan RAB yang dihitung secara teliti.
 Anggaran Biaya Teliti, proyek yang dihitung dengan teliti dan cermat sesuai dengan
ketentuan dan syarat-syarat penyusunan anggaran biaya.

Tujuan dari pembuatan RAB :


 Untuk mengetahui harga bagian/item pekerjaan sebagai pedoman untuk mengeluarkan
biaya-biaya dalam masa pelaksanaan. Selain itu supaya bangunan yang akan didirikan
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Fungsi RAB:
 Sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan dan sebagai alat pengontrol pelaksanaan
pekerjaan.

B. UNSUR-UNSUR YANG TERLIBAT DALAM PEMBANGUNAN


1. Principal (Owner / Bouwheer)
Adalah pihak yang berada dalam posisi pemberi tugas, pihak inilah yang nantinya
memiliki / mengguanakan bangunan tersebut. Berbentuk perorangan, instansi, atau
organisasi
Syarat :
a) Memiliki tanah
b) Memiliki dana/modal
c) Memiliki surat keputusan otorisasi sebagai principal
Kewajiban :
a) Membayar ongkos bangunan
b) Honorium perencana
c) Honorium direksi
d) Harga bangunan ditambah keuntungan pemborong
e) Biaya pengurusan izin bangunan
f) Mengurus izin bangunan
g) Menunjukkan/menentukan perencana, direksi, dan pemborong
h) Menandatangani kontrak
i) Melakukan pengawasan dalam pelaksanaan
Hak :
a) Mendapatkan izin bangunan

4
b) Mendapatkan desain bangunan
c) Mendapatkan fisik bangunan
d) Mendapatkan bangunan pengawas

2. Perencana (Konsultan / Penasehat)


Adalah pihak yang berada pada posisi penerima tugas perencanaan dari principal, oleh
karena itu pihak ini harus ahli dalam hal perencanaan bangunan. Biasanya dipimpin
oleh arsitek atau insinyur
Syarat :
a) Berbentuk perorangan atau badan hokum
b) Ahli bangunan sehingga bisa mewujudkan keinginan principal
Kewajiban :

keinginan PRINCIPAL
Sketsa Perencana
( Abstrak)

Rencana Biaya Bestek Gambar


Rencana/pelaksanaan

Bahan Gambar
Pelelangan Revisi

a) Perencanaan berkewajiban untuk mewujudkan keinginan/ide principal kedalam


bentuk perencanaan (desain) baik dari segi konstruktif, arsitektoris, ekonomis
dan fungsional.
b) Perencanaan berkewajiban mengumpulkan data dan syarat-syarat yang ada
kaitannya dengan tugas tersebut.
c) Perencanaan berkewajiban mendampingi principal dalam seleksi pemborong
dan pengawas.
Hak :
Perencanaan berhak mendapatkan honorium sesuai dengan ketentuan /
perjanjian.

3. Pengawas ( Direksi )
Adalah suatu pihak yang bertanggung jawab mengawasi jalannya pembangunan yang
dilaksanakan oleh pemborong/pelaksana.
Syarat :
a) Berbentuk perseorangan atau badan hokum
b) Ahli dalam bidang masing-masing
c) Diangkat sekaligus merupakan orang kepercayaan principal
Kewajiban :
Konsultan pengawas berkewajiban mengawasi jalannya pekerjaan yang
dilakukan pemborong, sesuai dengan ketentuan yang terdapat didalam bestek
dan gambar bestek.
Hak :
Konsultan pengawas berhak mendapatkan honorium sesuai dengan ketentuan
dan perjanjian.

4. Kontraktor (Pemborong / Annemer)


Adalah pihak yang juga sebagai penerima tugas dari principal tapi dalam hal
mewujudkan fisik bangunan lapangan. Dalam pelaksanaannya kontraktor memiliki

5
bagian-perbagian pekerjaan yang di kerjakan sub kontraktor yang berbeda-beda
tergantung kemampuan sub kontraktor.
Syarat :
a) Memiliki modal
b) Memiliki tenaga ahli
c) Memiliki peralatan
d) Bersifat perorangan/badan hukum
Kewajiban :
a) Mewujudkan fisik bangunan sesuai dengan bestek/gambar bestek dalam
selang waktu yang sudah ditetapkan.
b) Tunduk dari direksi sepanjang tidak bertentangan dengan pelaksanaan bestek.
c) Membuat laporan tentang perkembangan pekerjaan pada direksi.
d) Menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.
Hak :
Pemborong berhak menerima kembali biaya bangunan ditambah dengan
keuntungan tepat pada waktunya sesuai dengan ketentuan/perjanjian.

5. Pelaksana (Sub Kontarktor / Uitveoder)


Adalah pihak yang berada dibawah Kontraktor atau pemborong sebagai penerima tugas
dalam hal mewujudkan fisik bangunan di lapangan. Bisa berupa seorang ahli
professional atau organisasi yang memiliki tugas dengan spesifikasi khusus / spesialis
tertentu.

C. HUBUNGAN KERJA UNSUR-UNSUR DALAM PELAKSANAAN


PEMBANGUNAN

1. Konsultan Dengan Pemilik Proyek


a. Ikatan berdasarkan kontrak,
b. Konsultan memberikan layanan konsultasi, dimana produk yang dihasilkan
berupa gambar
c. rencana, peraturan, dan syarat-syarat.
d. Pemiliki proyek memberikan biaya jasa atas konsultasi yang diberikan oleh
konsultan.
2. Kontraktor Dengan Pemilik Proyek
a. Ikatan berdasarkan kontrak,
b. Kontraktor memberikan layanan jasa profesional, dimana produk yang dihasilkan
berupa bangunan sebagai realisasi dari keinginan pemilik proyek, sesuai dengan
peraturan, dan syarat-syarat.
c. Pemiliki proyek memberikan biaya jasa profesional kontraktor.
3. Konsultan Dengan Kontraktor
a. Ikatan berdasarkan peraturan pelaksanaan,
b. Konsultan memberikan gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat.
c. Kontraktor merealisasikan menjadi bangunan
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada skema dibawah ini:

6
PRINCIPAL
KONTRAK KONTRAK

JASA PENGGUNA JASA BANGUNAN

BIAYA PENYEDIA JASA BIAYA

Persyaratan Teknis
KONSULTAN KONTRAKTOR

Realisasi

PERATURAN PELAKSANAAN

Keterangan :
1. Kontrak : Sebuah kesepakatan yang mengikat antara 2 atau lebih pihak yang
berkompeten dalam hal tertentu dan dalam hukum tertentu pula.
2. Biaya (Honorarium) : Bayaran berupa uang / gaji / upah yang memiliki besaran dan
nilai tertentu, yang berguna sebagai timbal balik atas jerih payah yang telah diberikan.
Besarnya honorarium ditetapkan oleh IRTA/DATI/DTPI/ berdasarka kesepakatan
principal dengan tenaga ahli
Klasifikasinya :
Golongan I Golongan II
Kelas (untuk perluasan, perubahan, (untuk jalan, pengairan, perluasan ,
perbaikan bangunan gedung) perbaikan bangunan khusus)
A mudah, sederhana contoh: kios, Bangunan jalan, Air yang bersifat
bangsal, dll sederhana, parit, pengairan kecil,
pekerjaan tanah
B Sedikit sulit, contoh: rumah, kantor, Sedikit sulit, contoh: saluran beton
sekolah, rumah sakit, bioskop, pabrik bertulang, jembatan 1-12 m, bangunan
dll penahan air
C Sulit, khusus, monumental contoh: Bersifat khusus, contoh: jembatan besar
masjid, gereja, bank, gedung kesenian bentang >12m pekerjaan penting,
dll waterleiding dari kota, kontruksi
beton/baja yang bersifat khusus
D Sangat sulit, khusus, arsitektural -
contoh: monument, interior khusus, dll

a. Honorarium tenaga ahli bangunan arsitektur


BIAYA KELAS BANGUNAN
BANGUNAN A (%) B (%) C (%) D (%)
6
1 x 10 6 7,33 9,33 Kesepakatan
2 x 106 5,67 7 9 principal
6
5 x 10 5,33 6,67 8,67 dengan
10 x 106 5 6,33 8 tenaga ahli
6
20 x 10 4,33 6 7,33
6
40 x 10 4 5,33 6,33
60 x 106 3,67 4,67 5,67
6
80 x 10 3,33 4,33 5
100 x 106 3,17 4 4,67
6
150 x 10 3 3,67 4,33
6
200 x 10 2,83 3,5 4,17
> 200 x 106 2.83 3,5 4,17

b. Honorarium tenaga ahli bangunan sipil


BIAYA KELAS BANGUNAN
BANGUNAN A (%) B (%) C (%) D (%)

7
1 x 106 4,7 6 7,3 Kesepakatan
2 x 106 4,4 5,7 7 principal
5 x 106 4 5,25 6,7 dengan
10 x 106 3,7 5 6,3 tenaga ahli
20 x 106 3,4 4,7 6
40 x 106 3,2 4,3 5,3
60 x 106 3 4 4,7
80 x 106 2,8 3,7 4,3
100 x 106 2,7 3,3 4
150 x 106 2,6 3,2 3,75
200 x 106 2,5 3,1 3,5
> 200 x 106 2,5 3,1 3,5

c. Honorarium tenaga ahli menurut jenis pekerjaan


JENIS JENIS BANGUNAN
PEKERJAAN A (%) B (%) C (%) D (%)
6
1 x 10 4,7 6 7,3 Kesepakatan
6
2 x 10 4,4 5,7 7 principal
5 x 106 4 5,25 6,7 dengan
6 tenaga ahli
10 x 10 3,7 5 6,3
20 x 106 3,4 4,7 6
40 x 106 3,2 4,3 5,3
60 x 106 3 4 4,7
6
80 x 10 2,8 3,7 4,3
6
100 x 10 2,7 3,3 4
150 x 106 2,6 3,2 3,75
6
200 x 10 2,5 3,1 3,5
> 200 x 106 2,5 3,1 3,5

8
BAB II

PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Apabila seorang arsitek mendapat pekerjaan untuk merencanakan suatu bangunan , ia


segera melakukan tindakan sebagai berikut:

1. Mengetahui tujuan bangunan itu


2. Melihat letak pekarangan (tempat) bangunan itu
3. Mengetahui syarat-syarat bangunan dari instansi pemerintah yang bersangkutan
4. Melihat keadaan tanah
5. Syarat-syarat arsitektur yang dikehendaki
6. Besar dan kelengkapan bangunan
7. Uang yang tersedia
8. Situasi terhadap kedaan sekitar

A. PERENCANAAN BESTEK DAN GAMBAR BESTEK


Bestek adalah uraian yang sejelas-jelasnya tentang pelaksanaan bangunan, yang terdiri
dari :
1. Keterangan tentang bangunan
2. Keterangan tentang melaksanaan bagian bangunan tersebut
3. Keterangan mengenai tata usaha / Administrative
Tergantung besarnya proyek, bestek bisa menjadi sebuah buku yang tebal.

Gambar bestek adalah gambar / desain bangunan yang direncanakan untuk dibangun
/diwujudkan. Terdiri dari gambar rencana bangunan dengan skala yang disesuaikan
dengan luas dan bentuk bangunan:
1. Denah
2. Tampak muka dan samping,
3. Potongan melintang dan membujur
4. Rancana atap
5. Rencana pondasi
6. Gambar- gambar penjelas / detail
Gambar bestek akan digunakan dalam pembuatan IMB dan harus sesuai dengan
bestek, karena jika tidak akan menimbulkan perselisihan antara direksi dengan
pemborong.

B. IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN


Dalam mendirikan suatu bangunan, pemilik banguna harus terlebih dahulu mengurus
(memiliki) izin mendirikan bangunan (IMB). Izin ini dikeluarkan oleh bagian/jawatan
teknik lingkungan pemerintah tingkat II/Kotapraja di daerah terkait.

Berdasarkan “Pedoman Mendirikan Banguan gedung” masalah perizinan pendirian


bangunan ini diperlukan atau tergantung kepada hal-hal berikut ini :

1. Diperlukan/dapat dikeluarkan izin bangunan untuk :


1. Mendirikan bangunan sesuai dengan Undang-Undang atau Peraturan Daerah
Tingkat I tentang bangunan dan pelaksanaannya
2. Mendirikan bangunan yng tidak permanen
3. Memperluas bangunan yang sudah ada

9
4. Mengadakan penyimpangan-penyimpangan yang tidak begitu penting
5. Mendirikan bangunan sementara dalam pelaksanaan suatu bangunan
2. Tidak diperlukan ijin bangunan untuk
1. Membuat lubang ventilasi yang luasnya maksimal 0.6 m2 dan sisi terpanjang
tidak lebih dari 2 M
2. Membongkar bangunan yang menurut pertimbangan Kepala Bagian teknik tidak
membahayakan
3. Pemeliharaan bangunan yang tidak merubah denah, konstruksi serta arsitektoris
4. Mendirikan bangunan yang tidak permanen untuk keperluan pemeliharaan
binatang atau tanaman
5. Membuet pagar yang tingginya tidak lebih dari 1,2 M
6. Membuat kolam, patung, taman dll
3. Larangan mendirikan/mengubah bangunan, bila :
1. Tidak memiliki izin tertulis dari jawatan yang berwenang
2. Menyimpang dari ketentuan, syarat serta rencana yang sudah diizinkan
3. Mendirikan bangunan diatas tanah orang lain tanpa memiliki izin dari
pemilik/kuasanya
Sedangkan proses perijinannya diurus pada Dinas Tata Kota Bagian administrasi dengan
menjelaskan sebagai gerikut:
1. Nama dan alamat pemohon
2. Sifat dan fungsi bangunan
3. Letak tanah/bangunan
4. Surat keterangan tentang tanah yang disahkan oleh pejabat berwenang
5. Gambar situasi
6. Gambar rencana ( Gambar Bestek)
Selanjutnya dengan melengkapi semua syarat yang diperlukan kemudian menunggu
perijinan, ada kemungkinan permohonan itu ditolak bila terjadi dua hal yaitu:
1. Bertentangan dengan Undang-undang / peraturan yang berlaku
2. Bertentangan dengan rencana perluasan / tata kota

C. PELELANGAN / TENDER
Yaitu proses membeli atau menjual barang atau jasa dengan cara menawarkan kepada
penawar melalui persaingan harga (harga lebih tinggi / rendah), dan memberikan
kepada pemenang (penawar harga tertinggi/terendah) tergantung jenis lelangnya.
Dalam teori ekonomi, lelang mengacu pada beberapa mekanisme atau peraturan
perdagangan dari pasar modal.
Pada pelelangan dalam proyek bangunan dicari penawar yang menawarkan harga
terendah, tetapi juga harus mempertimbangkan aspek – aspek lainnya untuk menjamin
kesuksesan dalam pembangunan tersebut.

1. Jenis – Jenis Pelelangan


a) Pelelangan Umum/ Terbuka
Arti : Pelelangan yang dihadiri oleh siapapun/ pihak apapun boleh ikut
Keunggulan
 Sifatnya bebas terbuka dan umum
 Terjadi kompetisi yang maksimum
 Harga penawaran lebih kompetitif
Kelemahan
 Hilangnya kontrol terhadap pemborong yang tidak bonafid
 Pemborong yang bonafid sungkan untuk ikut dalam pelelangan
 Banyak kemungkinan pemborong melakukan pemotongan harga (cut prise
offerors)

10
 Proyek bisa jatuh ke pemborong yang tidak sesuai dengan kualifikasi
 Harga permulaan bisa lebih rendah akan tetapi biaya akhir bisa lebih tinggi
(kelambatan, klaim, perbaikan, denda, dll)
b) Pelelangan Undangan / Terbatas
Arti : Pelelangan yang dihadiri oleh pihak yang diundang , tidak semua pihak boleh
ikut, yang diundang adalah yang kualified / bonafid
Keunggulan
 Sifatnya tertutup
 Penawar merupakan pemborong yang sudah terkualifikasi dan jelas
bonafidnya, mereka sudah lolos registrasi, klasifikasi, dan kualifikasi
 Harga persingan penawaran lebih meyakinkan
 Proyek pekerjaan bisa lebih terjamin keberhasilan / kesuksesannya
Kelemahan
 Harga penawaran lebih mahal dibandingkan melalui pelelangan umum

c) Pelelangan Dibawah Tangan / Negosiasi


Arti : Pelelangan yang dihadiri oleh pihak khusus , bersifat rahasia, biasanya ditunjuk
langsung oleh Direksi, untuk mengerjakan proyek rahasia, militer, khusus,
berhubungan dengan pertahanan dan keamanan Negara, dan spesialisasi pada
pekerjaan khusus dan membutuhkan kualitas yang sempurna.
Keunggulan
 Sifatnya tertutup
 Penawar merupakan pemborong yang sudah terkualifikasi dan jelas
bonafidnya, mereka sudah lolos registrasi, klasifikasi, dan kualifikasi
 Proyek pekerjaan bisa sangat terjamin keberhasilan / kesuksesannya
Kelemahan
 Harga penawaran lebih mahal dibandingkan melalui pelelangan umum dan
undangan

2. Prosedur Pelelangan
Setelah pihak perencana menyiapkan bahan-bahan seperti bestek, gambar bestek,
berita acara, surat penawaran dan lampiran-lampirannya, maka direksi membentuk
panitia lelang yang terdiri dari (Principal , Direksi, Perencana) setelah panitia
terbentuk barulah pelelangan dimulai.
1. Syarat utama dalam pelaksanaan penawaran adalah arsitek sudah harus siap
dengan bestek, gambar bestek, lengkap dengan rencana biayanya, dan sudah
diketahui/disahkan oleh principal dan direksi.
2. Membuat dokumen tender (persiapan pelelangan) kemudian diadakan
pengumuman dan pemborong mengambil dokumen tender.
3. Dalam dokumen tender terdapat antara lain : gambar bestek, bestek dan
pedoman surat penawaran, syarat-syarat beserta lampirannya.
4. Diadakan prakualifikasi pemborong yang memperkenalkan diri.
5. Pelaksanaan pelelangan harus menurut ketentuan/undang-undang yang berlaku
dan keputusan presiden.
6. Pihak principal/direksi membentuk suatu kepanitiaan untuk pelaksanaan
pelelangan.
7. Pelelangan bertugas pada prakualifikasi pemborong sampai dengan tahap
pelulusan/penetapan calon pemborong yang menang.
8. Panitia lelang menetapkan :

11
 System pemanggilan pemborong
 Hari dan tanggal anwyzing (penjelasan dan peninjauan lapangan)
 Syarat-syarat pemasukan surat penawaran/pelelangan
 Pengumuman pemenang lelang.

Alur pelelangan bisa dilihat melalui skema dibawah ini:

1 2 3 4
A B C D E

KETERANGAN
Pemberitahuan umum tentang adanya pelelangan, bisa melalui iklan atau
A:
undangan
Jangka waktu yang diberikan kepada pemborong untuk datang atau
1:
mendapatkan informasi mengenai pelelangan dari panitia
B: Rapat penjelasan (Aanswijzing) yang diadakan panitia lelang
2: Jangka waktu bagi pemborong untuk menghitung harga penawaran
C: Hari penawaran dan pembukaan surat penawaran
3: Seleksi penawaran, pihak panitia menyeleksi penawaran
D: Pelulusan pekerjaan atau keputusan pemenang
Jangka waktu penyediaan kontrak dan administrasi lainya dan surat
4:
pemberian pekerjaan (gunning)
E: Penandatanganan kontrak / perjanjian

D. KONTRAK

Kontrak adalah Sebuah kesepakatan yang mengikat antara 2 atau lebih pihak yang
berkompeten dalam hal tertentu dan dalam hukum tertentu pula.
1. Kontrak Kontruksi adalah suatu perjanjian antara pemborong sebagai orang yang
bertanggung jawab dalam mewujudkan fisik bangunan di lapangan dengan Pemberi
tugas sebagai pihak yang membiayai pelaksanaan pembangunan.
Saat ini ada 3 jenis kontrak :
a. Kontrak harga tetap
Kontrak dengan syarat utuh dengan biaya tetap (fixed) tanpa berubah, harga
disepakati diawal antara owner dengan pemborong dan owner tidak memikul resiko
yang terjadi, resiko diambil sepenuhnya oleh pemborong
b. Kontrak satuan unit
Sistem kontrak dimana masing-masing item pekerjaan ditawarkan kepada
pemborong yang diacu dari daftar kuantitas pekerjaan (bill of quantitas)
c. Kontrak Regie (Regi / regiewerken) / biaya tambah
Kontrak dimana pemborong dibayar sebesar biaya dasar yang dikeluarkan
pemborong ditambah biaya pengawasan, keuntungan pemborong dan biaya kantor
pusat (fee) yang besarnya 10% - 20% .
Dapat diambil kesimpulan bahwa kontrak ini berbeda daripada kontrak biasa,
pengawasan harus betul-betul rapi dan hati-hati agar tidak terjadi pertikaian antara
pemilik dengan pemborong
- Cost - plus Porcentage ( sesuai harga dasar + prosentasi biaya dasar)
- Cost - plus fixed fee (sesuai harga dasar yang dikeluarkan + fee yang
ditetapkan)

12
- Cost - plus fixed fee fluktuatif (sesuai harga dasar yang dikeluarkan + fee yang
dihitung dengan skala meluncur)

2. Surat Kontrak
Ada 2 macam:
a. Surat Kontrak Yang Digadaikan Bank
1. Sistem Termijn
Adalah sistem dimana pemborong memakai uang sendiri untuk melakukan
pekerjaan per tahap yang selanjutnya baru akan dibayar termijn pertama
setelah tahap itu selesai, begitu seterusnya sampai proyek selesai.
2. Sistem Voor Financieren
Adalah sistem yang dipakai untuk pekerjaan kepentingan umum yang harus
secepatnya dikerjakan, artinya siapapun pemborong/kontraktor yang
berminat akan mengerjakan dan membiayai pekerjaan itu sampai selesai,
baru setelah selesai biaya pelaksanaannya akan dibayar total diakhir. Dalam
hal ini pemborong harus memiliki modal yang cukup untuk pekerjaan itu,
atau bila tidak punya uang pemborong bisa berusaha mendapat pinjaman
uang dari bank dengan perjanjian dan jaminan yang harus siap dengan segala
resiko karena berhubungan dengan Bank.
b. Surat Kontrak Yang Dititipkan Di Bank ( IN CESSI)
Adakalanya si pemborong berhasil menandatangani suatu kontrak pekerjaan
atau ditunjuk untuk melaksanakan suatu pekerjaan, ternyata pemborong itu
mengalami kesulitan dalam bidang keuangan. Sedangkan pekerjaan itu harus
dikerjakan. Untuk itu dibuatkan suatu persetujuan dengan Bouwheer (owner),
persetujuan mana yang memungkinkan pemborong tersebut menitipkan harga
borongan itu kepada Bank. Penagihan dilakukan oleh Bank kepada Bouwheer
(owner).

Perbedaan Antara Menitipkan Dan Menggadaikan


1. Menitipkan harga borongan kepada Bank
- Bank mempunyai hak sebagai pemborong
- Bank dapat langsung menagih pada Bouwheer
2. Menggadaikan borongan kepada Bank
- Yang menggadaikan kepada bank adalah harga borongan
- Bank tidak mempunyai hak untuk menagih uang kepada Bouwheer
- Hak tagihan tetap berada kepada sipemborong adakalanya pemborong
meminta ke Bank untuk menegih pada Bouwheer

E. PERATURAN – PERATURAN PELAKSANAAN

Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks.
Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya proyek
dapat berjalan sesuai dengan rencana. Maka dari itu diperlukan sekali peraturan- peraturan
dalam pelaksanaannya untuk mengendalikan jalannya pekerjaan. Diantaranya yaitu
1. Peraturan Tentang Bahan-Bahan Yang Digunakan
2. Peraturan Tentang Administrasi
3. Peraturan Tentang Pelaksanaan Pekerjaan Proyek
4. Undang-Undang Jasa Konstruksi ( UU no18 tahun 1999)

13
5. Undang-Undang K3 (UU 1 tahun 1970) (baru : PP no 50 tahun 2012)
6. Undang-Undang Pengadaan Bahan dan Jasa Konstruksi (baru : PP no 54 tahun 2010)

1. Peraturan Tentang Bahan-Bahan Yang Digunakan


Contoh Peraturan teknis bangunan rehabilitasi gedung sekolah dasar peraturan-
peraturan tersebut termasuk segala perubahan dan tambahannya.
1 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991), SK SNI T-15.1919.03.
2 Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) NI 5 tahun 1961.
3 Peraturan umum untuk besi SNI 04-0225-1987.
4 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SKBI-1.2.53.1987
NI. 8 dan Indonesian
5 Peraturan Muatan Indonesia
Loading Code 1987
6 Standarisasi Bangunan Sekolah Dasar tahun 2005.
7 Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton SNI 03-3976-1995.
8 Ubin Lantai Keramik, Mutu dan Cara Uji SNI 03-3976-1995.
9 Ubin Semen Polos SNI 03-0028-1987.
10 Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1994.
11 Mutu Sirap SNI 03-3527-1994.
12 Peraturan paku dan kawat , SNI 03-0323-1989
13 Batu alam untuk bahan bangunan SNI 03-0394-1989
14 Agregat beton SNI 03-1750-1990
15 Pasir untuk adukan dan beton SNI 03-0394-1989
16 Peraturan Semen Potland Indonesia NI 8 tahun 1972.
17 Spesifikasi bahan bangunan SNI S-04-1989-F
18 Peraturan Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan NI 10.
19 Genteng keramik SNI 03-2095-1991
20 Kayu untuk bahan bangunan SNI 03-2445-1991
21 Peraturan Plumbing Indonesia.
22 Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991.
Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok Dengan Cat
23 SNI 03-2410-1991.
Emulsi
24 Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990.
Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah
25 Daerah setempat yang bersangkutan dengan
permasalahan bangunan.

2. Peraturan Tentang Administrasi


Merupakan peraturan mengenai segala aspek administrasi berkaitan dengan proyek
pekerjaan . secara umum bisa dilihat pada UU NO 28 TAHUN 2002. Berikut ini
yang menjadi indikator dalam penyusunan administrasi
1. Pelaksanaan
2. Pelelangan
3. Direksi
4. Biaya pemeriksaan
5. Jaminan
6. Kuasa pemborong
7. Pelaksana
8. Tempat tinggal/kantor pemborong, wakilnya dan atau pelaksana
9. Rencana pekerjaaan
10. Kewajiban direksi

14
11. Kewajiban pemborong
12. Buku harian
13. Laporan pekerjaan
14. Tata tertib dalam pekerjaan, melaksanakan peraturan-peraturan
15. Usaha keamanan
16. Pengujian/pemeriksaan bahan-bahan bangunan
17. Pemberian gambar
18. Pemberian jam kerja
19. Mutu (peil) dan garisgaris pentig
20. Pengikuran, pematokan dll
21. Kemiringan tanah
22. Ukuran-ukuran
23. Anggaran biaya
24. Pembongkaran
25. Pekerjaan yang kurang baik
26. Memperpanjang batas waktu pekerjaan
27. Denda karena melebihi batas waktu pekerjaan
28. Menyimpang dari rencana (menambah atau mengurangi pekerjaan)
29. Kerugian akibat malapetaka atau kurang sempurna rencana
30. Pembayaran
31. Kematian si pemborong
32. Pembatalan perjanjian
33. Penyelesaian pekerjaan, dsb. yang dianggap perlu

3. Peraturan Tentang Pelaksanaan Pekerjaan Proyek


Contoh peraturan pelaksanaan pekerjaan perbagian:

PEKERJAAN PERSIAPAN RSNI T-12-2002


PEKERJAAN TANAH SNI 2835 2008
PEKERJAAN PONDASI SNI 2836-2008
PEKERJAAN BETON SNI 7394 2008
PEKERJAAN DINIDNG DAN PLESTERAN SNI 6897-2008
PEKERJAAN PLESTERAN DAN FINISHING SNI 2837-2008
PEKERJAAN KAYU SNI 3434-2008
PEKERJAAN KUNCI DAN KACA Pt-T-30-2000-C
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING SNI 7395-2008
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT SNI 2839-2008
PEKERJAAN BESI DAN ALUMUNIUM SNI 7393-2008
PEKERJAAN PENUTUP ATAP SNI 3434-2008
PEKERJAAN SANITASI RSNI T-15-2002
PEKERJAAN PENGECATAN Pt-T-38-2000-C
Dll…. Tergantung pekerjaan proyek

4. Undang-Undang Jasa Konstruksi ( UU no18 tahun 1999)


BAB I Ketentuan Umum
1. Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi,
layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultansi
pengawasan pekerjaan konstruksi;
2. Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan
perencanaan dan/atau Pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan

15
arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta
kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain;
3. Pengguna jasa adalah orang perseorangan atau badan sebagai pemberi tugas atau
pemilik pekerjaan/proyek yang memerlukan layanan jasa konstruksi;
4. Penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan yang kegiatan usahanya
menyediakan layanan jasa konstruksi;
5. Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan
hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi;
6. Kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah diserahterimakan oleh
penyedia jasa kepada pengguna jasa, menjadi tidak berfungsi baik sebagian atau secara
keseluruhan dari/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak
kerja konstruksi atau pemanfaotannya yang menyimpang sebagai akibat kesalahan
penyedia jasa dan/atau pengguna jasa;
7. Forum jasa konstruksi adalah sarana komunikasi dan konsultasi antara masyarakat jasa
konstruksi dan Pemerintah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah jasa
konstruksi nasional yang bersifat nasional, independen, dan mandiri;
8. Registrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kompetensi profesi keahlian dan
keterampilan tertentu, orang perseorangan dan badan usaha untuk menentukan izin
usaha sesuai klasifikasi dan kualifikasi vang diwujudkan dalam sertifikat,
9. Perencanaan konstruksi adalah penyedia jasa orang perorangan atau badan usaha yang
dinyatakan ahli yang profesional di bidang perencanaan jasa konstruksi yang mampu
mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan atau bentuk
fisik lain:
10. Pelaksana konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang
dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu
menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi
bentuk bangunan atau bentuk fisik lain;
11. Pengawas konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang
dinyatakan ahli yang profesional di bidang pengawasan jasa konstruksi yang mampu
melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal Pelaksanaan pekerjaan konstruksi
sampai selesai dan diserahterimakan.
BAB II Asas Dan Tujuan
1. Asas Kejujuran dan Keadilan
Mengandung pengertian kesadaran akan fungsinya dalam penyelenggaraan tertib jasa
konstruksi serta bertanggung jawab memenuhi berbagai kewajiban guna memperoleh
haknya.
2. Asas Manfaat
Asas manfaut mengandung pengertian bahwa segala kegiatan jasa konstruksi harus
dilaksanakan berlandaskan pada prinsip-prinsip profesionalitas dalam kemarnpuan dan
tanggung jawab, efisiensi dan efektifitas yang dapat menjamin terwujudnya nilai
tambah yang optimal bagi para pihak dalam penyelenggaraan jasa konstruksi dan bagi
kepentingan nasional.
3. Asas Keserasian
Asas keserasian mengandung pengertian harmoni dalam interaksi antara pengguna
jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang berwnwasan
lingkungan untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan bermanfaat tinggi.
4. Asas Keseimbangan
Asas Keseimbangan mengandung pengertian bahwa penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi harus berlandaskan pada prinsip yang menjamin terwujudnya
keseimbangan antara kemampuan penyedia jasa dan beban kerjanya. Pengguna Jasa
dalam menetapkan penyedia jasa wajib mematuhi asas ini, untuk menjamin terpilihnya
penyedia jasa yang paling sesuai, dan di sisi lain dapat

16
memberikan peluang pemeratuan yang proporsional dalam kesempatan kerja pada
penyedia jasa.
5. Asas Kemandirian
Asas Kemandirian mengandung pengertian tumbuh dan berkembangnya daya saing
jasa konstruksi nasional.
6. Asas Keterbukaan
Asas Keterbukaan mengandung pengertian ketersedinan informasi yang dapat diakses
sehingga memberikan peluang bagi para pihak, terwujudnya transparansi dalam
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang memungkinkan para pihak dapat
melaksanakan kewajiban secara optimal dan kepastian akan hak dan untuk
memperolehnya serta memungkinkan adanya koreksi sehingga dapat dihindari adanya
berbagai kekurangan dan penyimpangan.
7. Asas Kemitraan
Asas Kemitraan mengandung pengertian hubungan kerja para pihak yang
harmonis,terbuka, bersifat timbal balik, dan sinergis.
8. Asas Keamanan dan Keselamatan
Asas Keamanan dan Keselamatan mengandung pengertian terpenuhinya tertib
penyelenggaraan jasa konstruksi, keamanan lingkungan dan keselamatan kerja, serta
memanfaatan hasil pekerjaan konstruksi dengan tetap memperhatikan kepentingan
umum.
BAB III Usaha Jasa Konstruksi
BAB IV Pengikatan Pekerjaan Konstruksi
BAB V Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi
BAB VI Kegagalan Bangunan
BAB VII Peran Masyarakat
BAB VIII Pembinaan
BAB IX Penyelesaian Sengketa
BAB X Sanksi
BAB XI Ketentuan Peralihan
BAB XII Ketentuan Penutup

5. Undang-Undang K3 (UU 1 tahun 1970) (baru : PP no 50 tahun 2012)


BAB I Tentang Istilah-Istilah
BAB II Ruang Lingkup.
BAB III Syarat-Syarat Keselamatan Kerja
BAB IV Pengawasan
BAB V Pembinaan
BAB VI Panitia Pembina Keselamatan Kesehatan Kerja.
BAB VII Kecelakaan
BAB VIII Kewajiban Dan Hak Tenaga Kerja
BAB IX Kewajiban Bila Memasuki Tempat Kerja.
BAB X Kewajiban Pengurus.
BAB XI Ketentuan-Ketentuan Penutup.

6. Undang-Undang Pengadaan Bahan dan Jasa Konstruksi (baru : PP no 54 tahun 2010)


BAB I Ketentuan Umum
BAB II Tata Nilai Pengadaan
BAB III Para Pihak Dalam Pengadaan Barang/Jasa
BAB IV Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa
BAB V Swakelola
BAB VI Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia Barang/Jasa

17
BAB VII Penggunaan Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri
BAB VIII Peran Serta Usaha Kecil
BAB IX Pengadaan Barang/Jasa Melalui Pelelangan/Seleksi Internasional
BAB X Pengadaan Barang/Jasa Yang Dibiayai Dengan Dana Pinjaman/Hibah Luar
Negeri
BAB XI Keikutsertaan Perusahaan Asing Dalam Pengadaan Barang/Jasa
BAB XII Konsep Ramah Lingkungan
BAB XIII Pengadaan Secara Elektronik
BAB XIV Pengadaan Khusus Dan Pengecualian
BAB XV Pengendalian, Pengawasan, Pengaduan Dan Sanksi
BAB XVI Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi Pengadaan
BAB XVII Ketentuan Lain-Lain
BAB XVIII Ketentuan Peralihan
BAB XIX Ketentuan Penutup

F. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS )


RKS atau disebut rencana kerja dan syarat-syarat merupakan pekerjaan administrasi
yang merupakan sebuah patokan dasar dalam rencana pembangunan proyek, RKS
menjadi kunci dalam menentukan rencana anggaran biaya yang lebih komplek dan
penting.
Berikut adalah bagian yang umum dipakai dalam RKS
BAB I. SYARAT-SYARAT UMUM
Pasal 1 Nama Pekerjaan
Pasal 2 Deskripsi
Pasal 3 Persyaratan Penyediaan Barang/jasa
Pasal 4 Jadwal Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/jasa
Pasal 5 Pengambilan Dokumen
Pasal 6 Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
Pasal 7 Metoda Pemilihan Penyedia Barang/jasa Pemborongan
Pasal 8 Metoda Penyampaian Dokumen Penawaran
Pasal 9 Evaluasi Penawaran
Pasal 10 Penyampaian dan Pembukaan Dokumen Penawaran
Pasal 11 Surat Penawaran
Pasal 12 Jaminan Penawaran
Pasal 13 Surat Penawaran Tidak Syah/ditolak/gugur
Pasal 14 Penetapan Pemenang Lelang
Pasal 15 Pelelangan Gagal/Ulang
Pasal 16 Biaya Pekerjaan
Pasal 17 Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
Pasal 18 Jaminan Pelaksanaan
Pasal 19 Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak)
BAB II. SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI
Pasal 1 Bahan dan Alat
Pasal 2 Tenaga Kerja dan Upah
Pasal 3 Pelaksanaan Penyedia Barang/Jasa
Pasal 4 Kenaikan Harga
Pasal 5 Pekerjaan Tambah Kurang
Pasal 6 Keamanan Tempat Kerja dan Keselamatan Tenaga Kerja
Pasal 7 Laporan
Pasal 8 Denda dan Ganti Rugi
Pasal 9 Resiko

18
Pasal 10 Penyelesaian Perselisihan
BAB III. PEKERJAAN SIPIL
Pasal 1 Pelaksanaan Kerja
Pasal 2 Pekerjaan Persiapan
Pasal 3 Pekerjaan Acuan/Bekisting
Pasal 4 Pekerjaan Tanah/Pasir
Pasal 5 Pekerjaan Beton Bertulang
BAB IV. PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 1 Pekerjaan Pasangan
Pasal 2 Pekerjaan Plesteran
Pasal 3 Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela Aluminium
Pasal 4 Pekerjaan Plafond Gypsum
Pasal 5 Pekerjaan Keramik Lantai
Pasal 6 Pekerjaan Keramik Dinding
Pasal 7 Pekerjaan Perlengkapan Sanitasi
Pasal 8 Pekerjaan Logam Arsitektur
Pasal 9 Pekerjaan Penggantung dan Pengunci
Pasal 10 Pekerjaan Pengecatan
Pasal 11 Pekerjaan Penutup Atap Genteng
Pasal 12 Pekerjaan Waterproofing
Pasal 13 Pekerjaan Partisi
BAB V. PEKERJAAN MEKANIKAL
Pasal 1 Pelaksanaan Kerja
Pasal 2 Ketentuan Umum
Pasal 3 Instalasi Plumbing
Pasal 4 Instalasi Pemadam Kebakaran
BAB VI. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Pasal 1 Lingkup Pekerjaan
Pasal 2 Peraturan dan Standar
Pasal 3 Dokumen dan Informasi
Pasal 4 Bahan Peralatan dan Tenaga Pelaksana
Pasal 5 Spesifikasi Umum dan Pekerjaan Listrik
Pasal 6 Panel Tegangan Rendah
Pasal 7 Instalasi Tegangan Rendah
Pasal 8 Sistim Pentanahan
BAB VII. LAIN LAIN
Pasal 1 Gambar-gambar
Pasal 2 Daftar Bahan dan Contoh
Pasal 3 Masa Pelaksanaan, Masa. Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan
Pasal 4 Penutup
LAMPIRAN - LAMPIRAN

19
BAB III

MENYUSUSUN RENCANA ANGGARAN BIAYA


A. PENDAHULUAN

Estimasi biaya merupakan hal penting dalam dunia industri konstruksi. Menurut Pratt
(1995) fungsi dari estimasi biaya dalam industri konstruksi adalah untuk :

1. Melihat apakah perkiraan biaya konstruksi dapat terpenuhi dengan biaya yang
ada.
2. Mengatur aliran dana ketika pelaksanaan konstruksi sedang berjalan.
3. Kompentesi pada saat proses penawaran. Estimasi biaya berdasarkan spesifikasi
dan gambar kerja yang disiapkan owner harus menjamin bahwa pekerjaan akan
terlaksana dengan tepat dan kontraktor dapat menerima keuntungan yang layak.

Estimasi biaya konstruksi dikerjakan sebelum pelaksanaan fisik dilakukan dan


memerlukan analisis detail dan kompilasi dokumen penawaran dan lainnya. Keakuratan
dalam estimasi biaya tergantung pada keahlian dan kerajinan estimator dalam mengikuti
seluruh proses pekerjaan dan sesuai dengan infomasi terbaru. Secara umum komponen
biaya yang tercantum dalam estimasi biaya konstruksi meliputi :

1. Estimasi biaya langsung (material, labor & peralatan).


2. Estimasi biaya tak langsung.
3. Biaya tak terduga.
4. Keuntungan (profit).

Salah satu metoda yang digunakan untuk melakukan estimasi biaya penawaran konstruksi
adalah menghitung secara detail harga satuan pekerjaan berdasarkan nilai indeks atau
koefisien untuk analisis biaya bahan dan upah kerja. Saat ini para estimator di Indonesia
masih banyak mengacu pada BOW (Burgerlijke Open bare Werken) yang ditetapkan
tanggal 28 Pebruari 1921 pada jaman pemerintah Belanda.

B. ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI

Analisis biaya konstruksi adalah suatu tahap yang selalu dilakukan pada saat seorang
estimator akan mengestimasi biaya konstruksi yang selanjutnya akan dicantumkan dalam
dikumen penawaran. Secara umum dalam dokumen penawaran biaya konstruksi antara
pihak konsultan, owner dan kontraktor mempunyai pendetailan yang berbeda. Tetapi
perincian biaya yang dicantumkan meliputi dari biaya -biaya sebagai berikut :

1. Biaya langsung (material, tukang dan peralatan)


2. Biaya tak langsung
3. Biaya tak terduga
4. Biaya overhead, keuntungan

Bagaimana para estimator mengestimasi biaya suatu proyek konstruksi bangunan, untuk
mereka yang tidak terbiasa melakukan estimasi, proses yang harus dijalani terlihat rumit.
Seperti memperkirakan jumlah pekerja, jumlah bahan yang diperlukan, jumlah waktu
pelaksanaan dan sebagainya. Selain kesulitan akibat parameter-parameter langsung yang
berhubungan dengan biaya konstruksi, terdapat beberapa hal yang juga turut
mempengaruhi keakuratan biaya estimasi yaitu waktu dan pengalaman dari estimator
seperti pada gambar dibawah.

20
Waktu persiapan Kualitas data harga
Ketepatan
estimasi

Ruang lingkup Keahlian mengestimasi

Mengapa selalu terjadi perbedaan perhitungan antara biaya estimasi dengan biaya
aktual? Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal yaitu :

1. Perhitungan jumlah/volume.
2. Harga material
3. Upah tenaga kerja
4. Prakiraan produktivitas pekerja
5. Metoda kerja
6. Biaya peralatan konstruksi
7. Biaya pekerjaan tak langsung
8. Bayaran untuk sub-kontraktor
9. Bayaran untuk supplier material
10. Ketidak-pahaman kondisi lokasi
11. Faktor-faktor yang bersifat lokal
12. Biaya yang berkaitan dengan waktu pelaksanaan konstruksi
13. Biaya-biaya awal pelaksanaan
14. Overhead
15. Pertimbangan keuntungan
16. Alokasi resiko dan biaya tak terduga
17. Kesalahan dalam rumusan estimasi
18. Informasi dasar yang biasa digunakan untuk perumusan estimasi biaya
19. Tekanan pasar

Alasan-alasan tersebutlah yang menjadi tugas estimator untuk meminimasi perbedaan


tersebut dengan cara memahami rencana proyek, kondisi setempat, dan beberapa faktor
resiko lainnya.

C. JENIS ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI

Ada beberapa metoda dalam melakukan estimasi biaya konstruksi yaitu :

1. Estimasi Harga-Pasti (Fixed-Price)

 Metoda lumpsum (lumpsum estimate)


Metoda ini umumnya dilakukan bila jenis pekerjaan dan jumlahnya telah diketahui
dan dikenal benar. Kontraktor berani mengambil resiko. Bila ketidakpastian terjadi di
lapangan, maka tingkat resiko yang dipikul kontraktor lebih besar. Keuntungan bagi
owner adalah bahwa harga konstruksi diketahui dengan baik sehingga memudahkan
untuk menentukan anggaran.

 Metoda harga satuan sangat teliti (unit-price estimate)


Metoda harga satuan biasanya berdasarkan harga satuan setiap jenis pekerjaan. Dalam
penawaran juga dicantumkan juga estimasi jumlah setiap jenis pekerjaan untuk
mendapatkan total biaya yang mana volume jumlah hanya berdasarkan pada gambar
rencana arsitektur yang belum tentu dijamin keakuratannya. Seperti halnya pacta cara
estimasi lump sum, survey jumlah dibuat untuk setiap jenis penawaran.

21
Biaya total proyek dihitung meliputi tenaga kerja, material, peralatan, sub-
kontrator, overhead, markup, dsb.

2. Estimasi Harga-Perkiraan Taksiran Kasar (Approximate Estimate)


Metoda ini didasarkan fakta perincian biaya dari proyek sebelumnya. Ada beberapa
metoda yang termasuk kategori ini yaitu :

 Harga per fungsi, metoda ini didasarkan pada estimasi biaya setiap jenis
penggunaan
 Harga luas, metoda ini menggunakan harga per luas lantai
 Harga volume kubik, metoda ini didasarkan pada volume bangunan
 Modular takeoff, metoda ini mengacll pada konsep modul dan kemudian
dikalikan untuk selllruh proyek
 Partial takeoff, metoda ini merupakan jumlah dari gabungan jenis-jenis pekerjaan
yang diperkirakan menggunakan harga satuan.
 Harga satuan panel, metoda ini dilakukan dengan mengasumsikan harga satuan
per luas lantai, keliling, dinding, atap, dan sebagainya
 Harga parameter, metoda ini menggunakan harga satuan dari komponen bangunan
yang berbeda seperti site work, pondasi, lantai, dinding, dan sebagainya.

D. PERMASALAHAN DALAM ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI

Seorang estimator akan berusaha melakukan estimasi biaya sedekat mungkin dengan
kebutuhan biaya aktual. Untuk melakukan estimasi biaya suatu pekerjaan sering dijumpai
beberapa kesulitan yaitu :

1. Masalah memilih metoda kriteria

Dalam setiap jenis pekerjaan mungkin terdiri dari beberapa metoda kerja. Sebagai
contoh seorang estimator harus mengasumsikan terIebih dahulu berapa tukang yang
diperIukan dalam melakukan pekerjaan dinding pasangan bata, apakah diperlukan
pekerja 3 orang atau 4 orang untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik? Bagaimana
mengawali pekerjaan? Apa saja kendala yang dihadapi? Semua pertanyaan- pertanyaan
tersebut harus dicari solusinya dan dipilih yang paling ekonomis.

2. Masalah kebutuhan tenaga kerja

Untuk mengasumsikan kebutuhan tenaga kerja, biasanya didasarkan pada hasil kinerja
pekerjaan sebelumnya untuk satu jenis pekerjaan yang sama. Dengan demikian
dokumentasi pekerjaan di lapangan sangat berguna untuk membantu para estimator
dalam menganalisa proyek berikutnya. Manipulasi data mungkin tetap diperlukan,
misalnya karena terjadi penurunan kondisi pekerjaan.

3. Masalah upah tenaga kerja

Berapa biaya yang diperlukan untuk tukang? Seorang estimator harus memperkirakan
biaya tersebut. Biaya tukang akan bervariasi tergantung pada pekerjaan, keahlian,
peraturan upah minimum, kondisi pasar, dan sebagainya

4. Masalah biaya material (yang terpakai dan terbuang)

Hal ini dapat diperkirakan dengan tepat apabila material tersedia dan banyak dijual di
pasaran. Jumlah material yang diperlukan harus dihitung berdasarkan gambar kerja dan
tidak tergantung pada kinerja tukang atau metoda kerja. Akan tetapi seorang estimator
tidak hanya mempertimbangkan material yang diperlukan dalam perkejaan,

22
tetapi juga perkiraan material yang terbuang. Faktor ini sangat bervariasi dan
tergantung pada kinerja dan prosedur kerja yang dipakai oleh tukang.

5. Masalah biaya overhead dan keuntungan

Jumlah ini akan tergantung pada kebijakan perusahaan, kondisi pasar, dan banyak
variable lainnya.

6. Pengaruh Lokasi Proyek

Perhitungan estimasi biaya konstruksi sangat dipengaruhi oleh lokasi. Seorang


estimator harus sadar betul bahwa suatu harga di lokasi A yang berada di pusat kola
akan berbeda dengan dengan lokasi B yang berada di daerah pegunungan. Faktor lokasi
muncul karena terdapat beberapa perbedaan yang menimbulkan kesulitan, seperti :
1. Keterpencilan kawasan (remoteness)
2. Keterbatasan lokasi (confined sites)
3. Ketersediaan tukang (labor availability)
4. Cuaca (weather)
5. Pertimbangan desain (design consideration)
6. Kerawanan dan keamanan lokasi (vandalism and site security)

E. MENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN


Volume pekerjaan adalah menghitung jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam
satu satuan.
Uraian volume pekerjaan adalah menguraikan secara rinci dalam menghitung besar
volume masing-masing pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan detail.
Adapun uraian pekerjaannya yaitu :
 Pekerjaan persiapan
 Pekerjaan beto/dinding
 Pekerjaan kap/atap
 Pekerjaan plafon
 Pekerjaan plesteran
 Pekerjaan lantai
 Pekerjaan pintu/jendela
 Pekerjaan pengecatan
 Pekerjaan perlengkapan dalam
 Pekerjaan perlengkapan luar

Menghitung Volume Pekerjaan


Pekerjaan Rumus
1. Pekerjaan Persiapan
1) a. pembersihan lapangan V= Luas = panjang x lebar
b. pemasangan bouwlank V= Keliling = 2 (p+1)
2) Penggalian
a. Galian tanah pondasi V= Luas penampang galian x
jumlah panjang pondasi
b. Urugan kembali V= ¼ x volume galian
3) Pas. Pondasi pada batu
a. Urugan pasir V= luas penampang urugan x
jumlah panjang podasi

23
b. Aanstampang batu kali V= luas penampang aanstampang x
jumlah panjang pondasi
c. Pas. Pondasi pada batu kali V= luas penampang pondasi x
jumlah panjang pondasi
2. Pekerjaan beton/dinding
1) Beton bertulang V= jumlah panjang sloof x luas
a. Beton sloof penampang sloof

b. Tiang praktis V= tinggi tiang x luas penampang


tiang x banyak tiang
c. Reng balok V= jumlah panjang reng balok x
luas penampang reng balok
2) Beton tak bertulang
a. Beton cor 1 : 2 : 3 V= luas bidang x tebal
b. Bak mandi V= luas penampang bak x tinggi
c. Neut/umpat bak
V= tinggi neut x luas pnmpng x
bnyk neut
Pekerjaan Rumus
3) Dinding
a. Pas. Tembok 1 : 2 V= luas pas. Tembok 1 : 2 =
panjang dinding x tinggi
b. Pas. Tembok 1 : 4 V= luas pas. Tembok 1 : 4 =
panjang dinding x tinggi
4) Kusen
a. Kusen pintu dan jendela V= panjang kusen seluruhnya x luas
penampang
b. Memeni kayu yang menyentuh V= panjang kayu yang menyentuh
pasangan pasangan x lebar kusen= luas daun
telinga
c. Bout/angker V= panjang bout angker x berat 1
buah bout x banyak bout
3. Pekerjaan kap/atap
1) Pekerjaan kuda-kuda kayu
a. Pek. Kuda-kuda kayu/m3 V= volume kuda-kuda kayu 5/10
b. Pas. Gording/m3 V= lebar penampang kayu x tinggi
penampang kayu x jumlah pig
konstruksi kuda-kuda kayu yang
sama ukurannya
c. Pas ruiter/m
d. Pas. Rangka atap/m2 V= panjang papan ruiter dalam
e. Pek. Residu kuda-kuda/m2 meter
f. Pek. Angker/m2 V= (luas atap x kell kayu) : cos 30°
V= panjang semua kuda2 x kell
g. Pek. Papan lisplank kayu
V= panjang bout angker x berat 1
2) Pas. Atap buah bout x banyak bout
a. Pas. Atap genteng metal V= panjang papan lisplank x lebar
b. Pas. Perabung genteng metal kayu

24
c. Pas. Bola-bola

V= luas bidang atap


V= luas perabung

V= panjang bola-bola
Pekerjaan Rumus
4. Pekerjaan plafon
1) Balok plafon
a. Rangka plafon dalam V= luas keseluruhan ruangan yang
akan dipasang plafon
b. Rangka plafon luar V= luas keseluruhan ruangan yang
akan dipasang plafon
2) Residu rangka plafon
a. Rangka plafon dalam V= panjang kayu rangka plafon
dalam x keliling kayu
b. Rangka plafon luar V= panjang kayu rangka plafon luar
x keliling kayu
3) Memasang plafon
a. Memasang plafond ala Luas plafon dalam/m2
b. Memasang plafon luar Luas plafon luar/m2
c. Les pinggir plafon luar Panjang les pinggir plafon/m

5. Pekerjaan plesteran
1) Pekerjaan plesteran 1 : 2 V= luas pas. Tembok 1 : 2 di atas
lantai x 2
2) Pekerjaan plesteran 1 : 4 V= luas pas. Tembok 1 : 4 diatas
lantai x 2
3) Afwarking beton V= keliling kolom x tinggi kolom x
jumlah kolom

6. Pekerjaan lantai
1) Urugan dibawah lantai
a. Urugan tanah bawah lantai V= panjang urugan tanah x tinggi
urugan tanah
b. Urugan pasir bawah lantai tinggi 5 V= panjang urugan pasir x tinggi
cm/m2 urugan pasir

Pekerjaan Rumus
2) Pasangan lantai
a. Pasangan lantai kerja 1:3:5 tinggi 5 V= luas pas. Lantai kerja
cm/m2
b. Pas. Lantai keramik 30/30 (ruangan) V= luas pas. Lantai keramik bagian
c. Pas. Lantai keramik 30/30 (teras) ruangan
d. Pas. Lantai keramik WC/KM V= luas pas. Lantai keramik bagian
teras
7. Pekerjaan Pintu/Jendela
1) Pekerjaan pintu/jendela V= luas pas. Lantai keramik bagian
a. Pas. Pintu panil double untuk 60 cm WC

25
b. Pas. Pintu panil P1 = 80 cm
c. Pas pintu fibre P2 WC/KM
d. Pas. Pintu panil PJ2
e. Pas. Jendela rangka + kaca 3 mm
f. Pas. Papan ventilasi P1 Luas pasangan pintu

2) Pekerjaan penggantung/kunci Luas pasangan pintu


a. Pek. Kunci tanam pintu utama PJ1 Luas pasangan pintu
b. Pek. Kunci tanam pintu PJ2 Luas pasangan pintu dan jendela
c. Pek. Knc tnam pntu kmr PJ1 Luas pasangan rangka jendela
d. Pek. Engsel pintu Panjang papan x tebal papan x
e. Pek. Engsel jendela banyak papan x n
f. Pek. Kait angin
g. Pas. Tangan2 jendela
h. Gerendel pintu ……. Buah

……. Buah
……. Buah
……. Buah
……. Buah
……. Buah
……. Buah
……. Buah
……. Buah
Pekerjaan Rumus
8. Pekerjaan pengecatan
1) Cat dinding Total luas plesteran 1:2 +luas
plesteran 1:4 + afwerking beton
2) Cat plafon Luas plafon dalam + luar
3) Cat minyak
a. Kuzen Total luas kuzen
b. Cat pintu Total luas pintu
c. Cat ventilasi Total luas rangka ventilasi
d. Rangka jendela Total luas rangka jendela
e. Cat lisplank Total luas lisplank

9. Pekerjan Perlengkapan dalam


1) Instalasi listrik
a. Pas. Titik lampu ……. Titik
b. Pas. Stop kontak ……. Titik
c. Pas. Lampu S1 20 watt ……. Buah
d. Pas. Lampu pijar 30 watt ……. Buah
e. Pas. MCB 1 group ……. Unit
f. Pas. Sakelar tunggal ……. Buah

2) Pek. Sanitair ganda


a. Pas. Instalasi air bersih Ø ½” = ……. M1
b. Pas. instalasi air kotor Ø 4” = ……. M1
c. Pas. Instalasi air buangan Ø 3” = ……. M1

26
d. Pas. Kloset jongkok ……. Buah
e. Pas. Kran air Ø ½” ……. Buah
f. Pas. Bak air fibre ukuran 60.60.80 ……. Unit
cm ……. Unit
g. Pas. Meja dapur lapis kramik ……. Buah

……. Buah
Pekerjaan Rumus
10. Pekerjaan perlengkapan luar
1) Pek. Septictank kapasitas 15 orang + ……. Unit
resapan
2) Pek. Halaman
1. Rabat kerikil Luas rabat kerikil m2
2. Pek. Tanah humus tanam Volume pekerjaan m3
3. Pek. Taman bunga ……. Ls (lumpsum)
3) Pas. Pagar
a. Pagar dapur + pintu pagar ……. M1 panjang
b. Pagar samping kiri ……. M1 panjang
c. Pagar samping kanan ……. M1 panjang

27
LATIHAN MENGHITUNG VOLUME
1. Perhatikan gambar denah dibawah ini

2. Tentukan Volume
1. Galian tanah
2. Pondasi
1. Volume urugan pasir
2. Volume aanstamping
3. Volume pasangan batu kali
3. Volume sloof
Dengan menggunakan 2 jenis pondasi yang berbeda
TIPE A TIPE B

28
JAWABAN :
Diketahui
P. Horisontal = 450 +150+ 200+200+400+300 = 1700 cm = 17 m
P. Vertikal = 500+300+300+500+450+300 = 2350 cm = 23.5 m
P. Total = P. Horisontal + P. Vertikal =40.5 m

1. Volume galian
TIPE A TIPE B

Luas = luas trapesium =(l1+l2)/2 x t Luas = luas persegi panjang= p x l => l x t


= (1,49 + 1,05)/2 x 1,10 = 1,05 x 1,10
= 1,397 m2 = 1,155 m2

Volume tipe A = Luas x p. total Volume tipe B = Luas x p. total


= 1,397 x 40,5 = 1,155 x 40,5
= 56,5785 m3 = 46,7775 m3

2. Volume Urugan pasir


TIPE A = TIPE B
Volume
= p total x luas urugan pasir
= 40,5 x (1,05 x 0,05)
= 2,126250 m3

3. Volume Aanstamping
TIPE A = TIPE B
Volume = ptot x l penampang
= 40,5 x (1,05 x 0,2)
= 8,505 m3

4. Volume pasangan batu kali


TIPE A = TIPE B

29
Volume = Lpenampang x Ptotal
= {(0,25 + 0,85)/2 x 0,85 } x 40,5
= 18,93375 m3

5. Sloof
TIPE A = TIPE B
Volume = PTotal x Luas Penampang
= 40,5 x (0,15 x 0,2)
= 1,215 m3

30

Anda mungkin juga menyukai