Disusun oleh :
MUHAMMAD FIRDAUS BARQIREZA, S.Pd.
NIP. 19950226 201903 1 002
No. Presensi/Golongan/Angkatan/Tahun : 24/III/V/2019
i
ii
PERNYATAAN PENGESAHAN
iii
ABSTRAK
Kata Kunci: Modul, Penataan Bengkel 5R, Administrasi Bengkel, Pendataan Guru &
Kompetensinya
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat limpahan rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan aktualisasi
yang berjudul “NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL
SEBAGAI GURU DALAM P3 (PENGOPTIMALISASIAN PROSES
PEMBELAJARAN) DI JURUSAN TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG SANITASI
& PERAWATAN DI SMK NEGERI 2 PENGASIH DINAS PENDIDIKAN,
PEMUDA DAN OLAHRAGA DIY”. Laporan aktualisasi ini disusun sebagai salah
persyaratan dalam Pelatihan Dasar (Latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan
III Angkatan V Tahun 2019 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta. Adapun Laporan Aktualisasi ini memuat pelaksanaan kegiatan
selama berada di Instansi yang terdapat nilai ANEKA di dalamnya dalam rangka
optimalisasi pembimbingan dan pengawasan terhadap klien pemasyarakatan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Laporan Aktualisasi ini yakni kepada :
1. Bapak Ir. Kuncoro Cahyo Aji, M.Si, selaku Kepala Badan Pendidikan dan
Pelatihan Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah mengupayakan tempat,
menyiapkan materi dan mengkoordinasikan jajarannya sehingga Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III ini dapat terlaksana dengan baik.
2. Bapak Sumarno, S.Pd., M.T., selaku Kepala SMK Negeri 2 Pengasih yang telah
memberi izin dan dukungan kepada penulis untuk mengikuti Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III.
3. Bapak Yulianto, S.Pd. selaku mentor yang sabar dalam menuntun, mendampingi
serta memberikan saran kepada penulis dalam penyusunan Laporan Aktualisasi.
4. Ibu Dr.rer.publ., Dra. Wuryani, M.Si., selaku coach yang baik dan sabar dalam
membimbing penulis dalam menyusun Laporan Aktualisasi.
5. Ibu Lintang Ika Novida, S.Sos., selaku penguji yang telah menguji Laporan
Aktualisasi secara konseptual dan obyektif serta memberikan saran dan masukan
sehingga penulis dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah disusun dalam
rangka habituasi.
6. Bapak dan Ibu Widyaiswara yang telah menyampaikan ilmu, pengetahuan serta
pengalaman yang luar biasa, sehingga dapat menginspirasi saya serta ilmu yang
diberikan dapat menjadi bekal untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional
dan berintegritas demi kemajuan bangsa dan negara.
7. Orang tua, istri, dan keluarga yang selalu memberi dukungan dan doa, sehingga
dapat menambah semangat penulis dalam menyusun Laporan Aktualisasi.
8. Seluruh rekan-rekan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan V Tahun 2019
yang begitu luar biasa, selalu memberikan dukungan dan saling menyemangati satu
sama lain agar bisa lulus bersama. Penulis berterimakasih atas canda, tawa dan
kebahagiaan selama berada di asrama Pandu Badan Diklat DIY.
v
9. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan dan
dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi dengan
baik.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna, oleh karena itu,
kritik, saran dan masukan demi perbaikan sangat diharapkan. Besar harapan penulis
semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak.
vi
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
mendapat bantuan dari bank Dunia digunakan untuk membangun STMN 1 Wates di desa
Margosari, Pengasih, Kulon Progo. Berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI No. 03610/96 pada tanggal 7 Maret 1996 menjadi SMKN 2 Pengasih di
Jalan KRT. Kerto diningrat, Pengasih, Kulon Progo. Dengan adanya SMKN 2 Pengasih
membuktikan pentingnya peranan sekolah kejuruan teknologi industri bagi masyarakat
Kulon Progo dan sekitarnya.
VISI:
Terwujudnya sekolah berwawasan lingkungan, yang menghasilkan SDM
berakhlak mulia, profesional, berjiwa wirausaha dan mampu bersaing di era global.
Indikator Visi:
1. Mewujudkan sekolah berwawasan lingkungan
2. Menghasilkan SDM berakhlak mulia
3. Menghasilkan SDM profesional
4. Menghasilkan SDM berjiwa wirausaha
5. Menghasilkan SDM yang mampu bersaing di era global
MISI:
1. Mewujudkan sekolah yang bersih dan hijau.
2. Menyelenggarakan pelestarian alam di lingkungan sekolah.
3. Mengamalkan agama dan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan
seluruh komponen sekolah.
4. Membudayakan 5S.
5. Menyelenggarakan pendidikan formal kejuruan, baik untuk laki-laki dan
perempuan guna menghasilkan lulusan yang memiliki sikap, pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan tuntutan dunia industri.
6. Menumbuhkan jiwa wirausaha melalui kegiatan pembelajaran kewirausahaan.
2
7. Mengembangkan pelayanan kepada masyarakat melalui Unit Produksi dan Jasa
(UPJ) sebagai wahana berlatih kewirausahaan bagi peserta didik laki-laki dan
perempuan.
8. Menyediakan pelayanan tempat uji kompetensi untuk sertifikasi kompetensi
siswa dan masyarakat sesuai dengan bidang kompetensinya.
9. Menyelenggarakan kegiatan ekstra kurikuler bahasa asing.
10. Menyelenggarakan Management sekolah berdasarkan ISO 9001.
TUJUAN:
Tujuan Umum:
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha
Esa;
2. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab;
3. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan,
memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia;
4. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap
lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan
lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan
efisien.
Tujuan Khusus:
1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja
mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri
sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program
keahlian yang dipilihnya;
2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam
berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap
profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya;
3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar
mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun
melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi;
3
4. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan
program keahlian yang dipilih.
5. Membekali peserta didik agar memilki jiwa nasionalisme serta patriotisme yang
kuat.
NILAI ORGANISASI:
4
Makna kedua, SATRIYA sebagai singkatan dari :
1. Selaras
2. Akal budi Luhur
3. Teladan-keteladanan
4. Rela Melayani
5. Inovatif
6. Yakin dan percaya diri
7. Ahli-profesional
Masing-masing merupakan butir-butir dari falsafah Hamemayu Hayuning
Bawana yang memiliki makna dan pengertian luhur.
C. STRUKTUR ORGANISASI
2. UNIT KERJA
Sekolah Menengah Kejuruan atau yang selanjutnya disingkat SMK, adalah salah
satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada
jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang
sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.
SMK Negeri 2 Pengasih ada salah satu SMK yang berada di Kabupaten Kulon
Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. SMKN 2 Pengasih didirikan atas usulan
Kakanwil Depdikbud Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang kemudian
direalisasikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan alasan belum adanya
sekolah teknik di Kulon Progo pada 25 Maret 1970. Dengan SK Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI dengan nama STM Percobaan / Vilial di Jln. Diponegoro, Tegal Rejo
(saat ini SMPN 1 Wates Unit 2) dengan status masih bergabung dengan STM 1
6
Yogyakarta. Dibuka dengan hanya 1 jurusan Bangunan karena berpotensi untuk
berkembang lalu tahun 1971 berubah nama menjadi STMN 1 Wates. Tahun 1986
mendapat bantuan dari bank Dunia digunakan untuk membangun STMN 1 Wates di desa
Margosari, Pengasih, Kulon Progo. Berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI No. 03610/96 pada tanggal 7 Maret 1996 menjadi SMKN 2 Pengasih di
Jalan KRT. Kerto diningrat, Pengasih, Kulon Progo. Dengan adanya SMKN 2 Pengasih
membuktikan pentingnya peranan sekolah kejuruan teknologi industri bagi masyarakat
Kulon Progo dan sekitarnya.
3. PEGAWAI
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Pengasih memiliki pegawai berjumlah
204 pegawai dengan rincian sebagai berikut:
a. Guru Madya : 60 orang
b. Guru Muda : 67 orang
c. Guru Pertama : 11 orang
d. Subbagian TU :8 orang
e. CPNS : 22 orang
f. GTT dan PTT : 36 orang +
Total : 204 orang
E. KONDISI ORGANISASI
1. LETAK ORGANISASI
Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Pengasih terletak di KRT
Kertodiningrat, Margosari, Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta. Berikut ini adalah lokasi
sekolah melalui Google Maps.
7
Gambar 2. Lokasi SMK N 2 Pengasih
2. SARANA PRASARANA
Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh SMK Negeri 2 Pengasih berfungsi untuk
menunjang pelayanan sekolah terhadap siswa, guru, serta karyawan SMK Negeri 2
Pengasih. Berikut adalah Sarana dan Prasarana SMK Negeri 2 Pengasih:
Tabel 1. Tabel Sarana dan Prasarana SMK N 2 Pengasih
No. Keterangan
1 Gedung Sekretariat / Tata Usaha
2 Rung Guru Jurusan Mesin
3 Gedung Ruang Guru Normatif Adaptif
4 Gedung Genset
5 Gedung Kamar Mandi/WC Begkel Teknik Pemesinan dan Las
6 Gedung Kamar Mandi / WC Ruang Guru
7 Pagar Sekolah
8 Gapura/Pintu Gerbang
9 Pos Satpam
10 Gedung Koperasi Siswa Depan
11 Gedung Gudang
12 Mushola
13 Gedung Aula
14 Gedung Ruang Rapat/Ruang Pameran
8
15 Gedung Bengkel Gambar Bangunan
16 Gedung Bengkel Teknik Kendaraan Ringan/Teknik. Otomotif
17 Gedung Bengkel Teknik Pemesinan dan Las
18 Gedung Bengkel Bangunan
19 Gedung Bengkel Listrik, Elektronika dan Komputer Jaringan
20 Gedung Teori Yudistira
21 Gedung Teori Brotoseno
22 Gedung Teori Arjuna
23 Gedung Teori Nakula
24 Gedung Teori Abimanyu
25 Gedung Asetilin Bengkel Teknik Pemesinan dan Las
26 Gedung Teori Wisanggeni
27 Gedung Teori Ontorejo
28 Gedung Teori Sadewa
29 Gedung Teori Gatotkaca
30 Gedung Ontoseno
Gedung (Ruang Kelas) RKB 2011 diselesaikan th 2012/Dari Dinas Dikpora
31
Induk
32 3 RKB Tahun 2012
33 Bengkel Finishing Jurusan T. Perkayuan
34 Pagar
35 Pembuatan Tralis Ruang
36 Pembangunan Tangga Masjid
37 Pembuatan Tralis Kantor Utama
38 Pembuatan Port Tempat Sampah
39 Lapangan Tenis
40 Tempat Parkir Sepeda/Sepeda Motor
41 Tempat Parkir Mobil
42 Parkir Sepeda/Sepeda Motor
43 Parkir Sepeda Motor
44 Gedung Perpustakaan
45 Gedung Guest House
9
3. SDM
SDM yang dimiliki oleh SMK Negeri 2 Pengasih memiliki kompetensi yang
baik, karena telah banyak yang melewati berbagai pendidikan dan pelatihan dari masing-
masing program studi. Kompetensi pendidikan pegawai SMK Negeri 2 Pengasih adalah
sebagai berikut :
STATUS PNS
a. Pendidikan S2 : 23 orang
b. Pendidikan S1 : 115 orang
c. Pendidikan D3 : 1 orang
d. SMA/SMK sederajat : 5 orang
e. SD : 2 orang
STATUS CPNS
a. Pendidikan S1 : 22 orang
10
BAB II
AGENDA AKTUALISASI
11
Kurang optimalnya proses pembelajaran di
Kondisi saat
Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi
ini
& Perawatan
3 Pelayanan Publik
Pelaksanaan pembelajaran di Jurusan Teknik
Kondisi yang
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
diharapkan
bisa optimal
Isu yang pertama yaitu perubahan perilaku siswa kearah negatif sebagai akibat dari
adanya kemajun Teknologi Informasi. Perubahan yang dimaksud adalah siswa menjadi
terlalu asyik dengan kehidupan mereka dengan gadget mereka. Hal tersebut tentu saja
mengganggu proses belajar mereka, karena minat dan konsentrasi mereka teralihkan oleh
hal-hal tersebut. Dampaknya adalah siswa sekarang cenderung malas dan tidak aktif ketika
pembelejaran di kelas, selain itu mulai berkurangnya etika siswa kepada guru atau orang
yang lebih tua. Contoh nyatanya adalah ketika siswa berkomunikasi dengan guru
terkadang tidak menggunakan bahasa yang sopan dan santun, mereka menganggap seperti
berkomunikasi dengan teman mereka sendiri. Apabila tidak ditindak lanjuti, efeknya
adalah kompetensi siswa yang tidak bertambah dan etika siswa mulai berkurang sehingga
tujuan pembelajaran sulit dicapai.
Kemudian isu yang kedua adalah kurangnya penguasaan guru produktif terhadap
KI/KD, hal ini merupakan efek dari adanya perubahan nama Jurusan, dari yang
sebelumnya Teknik Konstruksi Batu & Beton dan Teknik Konstruksi Kayu menjadi
Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi dan Perawatan. Dampak dari perubahan nama jurusan
adalah berubahnya kurikulum dan mata pelajaran yang nantinya diajarkan ke siswa,
contohnya adalah munculnya mata pelajaran baru. Dengan munculnya mata pelajaran baru
dengan KI/KD baru pula, tentu saja tidak semua guru sudah menguasinya. Bahkan ada
mata pelajaran yang masih asing di mata guru, sehingga menuntut guru untuk
mempelajarinya terlebih dahulu dengan waktu terbatas dan segera mengajarkannya ke
sisw. Apabila tidak ditindak lanjuti, efek dari kurangnya penguasaan guru terhadap KI/KD
tersebut adalah kualitas pembelajaran yang tidak maksimal dan dapat merugikan siswa.
Isu terakhir adalah isu tentang kurang optimalnya proses pembelajaran di Jurusan
Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan. Penulis sudah berada di Instansi kurang
lebih selama 3 minggu, dan sempat mengamati proses pembelajaran di instansi karena
sempat masuk ke kelas beberapa kali. Pada kesempatan tersebut penulis melihat bahwa
12
proses pembelajaran kurang optimal karena beberapa hal, salah satunya karena modul
yang kurang update ataupun karena bengkel kurang tertata dengan baik. Dampaknya
adalah proses pembelajaran kurang menarik dan hanya berjalan 1 arah saja. Siswa
cenderung pasif dan tidak terlibat aktif dalam pembeljaran. Untuk praktikum, terkadang
siswa kesulitan menemukan tempat penyimpanan alat praktikum yang akan digunakan,
dan ketika pengembalian juga dilakukan sembarangan/ tidak dikmbalikan ke tempat
semula. Sehingga mengakibatkan peralatan bengkel kurang tertata dan administrasi
bengkel tidak berjalan baik. Apabila tidak ditindak lanjuti, efeknya adalah motivasi belajar
siswa menurun kemudian akan banyak kasus siswa tidak masuk sekolah tanpa ijin,
semangat membaca siswa juda tidak tumbuh, serta kualitas siswa menurun karena tidak
bisa melakukan praktikum sebagaimana mestinya untuk proses pengembangan diri
mereka.
Penetapan isu memakai metode USG (Urgency, Seriousness, Growth). Metode ini
digunakan untuk menyusun skala prioritas isu yang harus diselesaikan. Cara yang dipakai
yakni menentukan urgensi, keseriusan dan perkembangan/pertumbuhan dengan skala
angka 1-5. Nilai total yang paling tinggi merupakan isu yang dijadikan prioritas.
1) Urgency: seberapa mendesak isu tersebut harus diselesaikan dengan melihat
keterkaitan waktu yang diperlukan
2) Seriousness: seberapa serius isu itu dan keterkaitan dampak isu tersebut jika tidak
diselesaikan
3) Growth: seberapa kemungkinannya isu itu menjadi berkembang dan dikaitkan
dengan kemungkinan penyebab masalah isu makin memburuk kalau dibiarkan.
13
Urgency Seriousness Growth
Penilaian Bobot Penilaian Bobot Penilaian Bobot
Kualitatif Nilai Kualitatif Nilai Kualitatif Nilai
Sangat
5 Sangat Serius 5 Sangat Mungkin 5
Mendesak
Mendesak 4 Serius 4 Mungkin 4
Cukup
3 Cukup Serius 3 Cukup Mungkin 3
Mendesak
Kurang Kurang
2 Kurang Serius 2 2
Mendesak Mungkin
Tidak Mendesak 1 Tidak Serius 1 Tidak Mungkin 1
14
Kurang optimalnya kualitas siswa
Akibat
Dari isu yang telah disebutkan di atas, penulis menyusun kegiatan yang diupayakan
bisa menjadi solusi dalam membantu memecahkan permasalahan tersebut dan
mengoptimalkan proses pembelajaran di jurusan KGSP. Kegiatan yang dimaksud meliputi
penyusunan modul yang lebih update sebagai salah satu sumber belajar, lalu penataan
Bengkel KGSP dengan konsep 5R (Ringkas, Rapi, Rajin, Resik, Rawat), dilanjutkan
dengan melengkapi administrasi Bengkel KGSP agar lebih mudah dalam mengecek dan
menjaga inventaris bengkel, serta mendata guru dan kompetensinya sebagai data dan
pembaharuan data bagi jurusan KGSP. Pendataan guru dan kompetensi guru juga berguna
untuk mengetahui kapasitas guru dan ke arah mana guru tersebut bisa mengembangkan
diri.
Penulis menilai kegiatan-kegiatan tersebut cukup untuk mencapai tujuan
pemecahan masalah yang diaktualisasikan. Dengan lancarnya kegiatan di atas diharapkan
mampu mengoptimalkan proses pembelajaran di jurusan KGSP.
15
B. PROSES AKTUALISASI
AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS
16
terkait KI-KD apa yang akan dijadikan acuan dalam
penyusunan modul estimasi biaya
Tahapan Kegiatan 2:
Menyusun Modul Mata Pelajaran Estimasi Biaya secara
Jelas, Cermat, Lengkap.
a. Mencari referensi untuk penyusunan modul
b. Menyusun modul dan berkonsultasi dengan guru
pengampu ketika mengalami kendala
Tahapan Kegiatan 3:
Melakukan Evaluasi terhadap Modul Mata Pelajaran
Estimasi Biaya secara Cermat, Lengkap.
a. Melakukan evaluasi modul dengan guru pengampu
untuk mengatahui hasil dari penyusunan modul
Hambatan - Modul yang disusun berdasarkan KI-KD yang baru, dimana
pada tahun sebelumnya belum ada guru yang mengajarkan
KI-KD tersebut, sehingga penulis kesulitan untuk mencari
referensi
- Banyak aktivitas sosial diluar agenda yang membuat
penyusunan menjadi sedikit terhambat
Solusi - Mencari referensi dari berbagai sumber, mulai dari internet,
perpustakaan sekolah, hingga kontraktor untuk
mendapatkan materi yang dibutuhkan
- Memaksimalkan waktu disela-sela kegiatan bahkan ketika
sudah pulang kerja atau sudah di rumah untuk menyusun
modul meskipun hanya sebentar tetapi rutin
Daftar Lampiran 1. Laporan Pelaksanaan Kegiatan
2. Berita Acara
3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Estimasi Biaya Konstruksi
4. Lembar Evaluasi
5. Foto tiap Sub Kegiatan
6. Modul Estimasi Biaya Konstruksi (di kantong sampul
belakang)
17
Penjelasan Keterkaitan Kegiatan / Sub Kegiatan dengan Nilai-Nilai Mata Pelatihan:
Manajemen ASN:
Penyusunan modul mata pelajaran Estimasi Biaya termasuk bagian dari pengembangan
diri seorang ASN. Hal yang dikedepankan dalam penyusunan modul adalah sikap
profesinal, integritas, jujur, kerja keras
Whole of Government:
Penyusunan modul mata pelajaran Estimasi Biaya ini memerlukan koordinasi dan
kerjasama antara penulis dengan guru pengampu mata pelajaran Estimasi Biaya agar
dapat menghasilkan modul yang lengkap, tepat, komunikatif , dan berkualitas
Pelayan Publik:
Penyusunan modul mata pelajaran Estimasi Biaya dimaksudkan bisa menjadi media yang
membantu siswa dalam proes belajar pembelajaran
18
dibuat bisa menjadi solusi bagi persoalan tersebut. Hal tersebut sebagai wujud
tanggung jawab agar modul yang akan dibuat berkualitas dan tepat sasaran
Nasionalisme
Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
orang lain, nusa dan bangsa
Musyawarah
Dalam kegiatan konsultasi, penulis dan guru pengampu berdiskusi tentang materi
dan konsep modul dengan cara musyawarah. Dari hasil musyawarah nantinya akan
didapatkan mufakat. Mufakat yang dimaksud adalah kesepakatan materi dan
konsep penyusunan modul untuk kemudahan siswa dalam menggunakannya
sebagai media pembelajaran
Etika Publik
Sopan dan ramah
Dalam kegiatan konsultasi, penulis melakukan diskusi dengan sikap sopan dan
ramah pada guru pengampu mata pelajaran. Harapannya adalah situasi akan
menjadi kondusif, dan kegiatan konsultasi akan berjalan lancar sekaligus
menyenangkan, sehingga tujuan bersama bisa tercapai
Hormat
Dalam kegiatan konsultasi, penulis selalu menjunjung tinggi rasa hormat terhadap
guru pengampu, yang diwujudkan dengan cara memperhatikan setiap saran dan
tidak memotong pembicaraan guru pengampu
Tanggap
Dalam kegiatan konsultasi, penulis harus tanggap pada setiap topik yang
dibicarakan agar bisa memahami arah diskusi. Caranya adalah menguasai terlebih
dahulu materi yang akan dikonsultasikan, kemudian mengimbangi diskusi agar bisa
tercapai hasil diskusi yang berkualitas
Komitmen Mutu
Berorientasi Mutu
Kegiatan konsultasi dilakukan secara intens dan mendalam, sehingga bisa di dapat
materi dan konsep yang berkualitas dan sesuai harapan bersama
19
Inovasi
Modul yang akan disusun adalah modul yang berbeda dengan modul yang sudah
ada. Dengan saran yang didapatkan dari guru pengampu, akan dijadikan dasar
penyusunan modul yang baru agar lebih baik. Desain modul dibuat lebih menarik
dan dilengkapi dengan latihan soal yang sesuai dengan permasalahan yang akan
dihadapi siswa di dunia kerja nanti
Komunikasi
Untuk hasil modul yang baik, tentunya diperlukan komunikasi yang baik pula
antara penulis dengan guru pengampu. Komunikasi yang baik adalah yang berjalan
2 arah, menggunakan bahasa yang baik dan benar, dan menghasilkan kesimpulan
yang disepakati bersama
Anti Korupsi
Peduli
Penulis peduli dengan kualitas modul yang akan disusun, dengan menulis setiap
materinya dengan tepat dan koomunikatif. Apabila penulisan dilakukan seenaknya
penulis sendiri tanpa peduli dengan kualitas modul, maka modul tidak akan
berkualitas, dan tidak tepat sasaran
20
Nasionalisme
Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
orang lain, nusa dan bangsa
Musyawarah
Bentuk tanggung jawab setelah melakukan konsultasi dengan guru pengampu
adalah melakukan penyusunan modul untuk merealisasikan kegiatan yang telah
direncanakan. Penyusunan modul harus sesuai dengan hasil konsultasi, agar lancer
dan bisa segera digunakan sebagai media pembelajaran siswa
Etika Publik
Cermat
Pada saat penyusunan modul, penulis haruslah cermat dengan memperhatikan
materi yang ditulis beserta tata tulis dan tata bahasanya agar tidak ada kesalahan.
Penulisan menggunakan font yang mudah dibaca dengan ukuran standar, disertai
gambar yang menarik minat baca siswa
Memberi informasi yang benar
Pada saat penyusunan modul, penulis harus memperhatikan setiap materi dan
latihan soal yang ditulis itu merupakan informasi yang benar. Mengingat nantinya
modul akan digunakan oleh siswa sebagai salah satu sumber belajar. Kebenaran
informasi bisa di cek dengan membandingkannya
Toleransi
Pada saat penyusunan modul, penulis berupaya tidak mengganggu aktivitas
sekitarnya, dengan cara tidak berisik dan berpindah pindah tempat ketika
melakukan penyusunan modul
Komitmen Mutu
Efisien
Menyusun modul dengan teliti dan efisien, agar tidak ada kesalahan pada saat
penyusunan modul yang mengakibatkan pemborosan waktu maupun kertas dan
tinta
Jaminan mutu
Penyusunan modul ini berorientasikan kualitas, sehingga mutu dari materi dan
isinya terjamin. Untuk itu penulis akan mencari referensi buku yang terpercaya saat
21
penyusunan modul ini, dan akan menggunakan beberapa referensi
Tanggung Jawab
Penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ada di dalam modul tersebut,
diwujudkan dengan memastikan materi dan isinya berkualitas. Apabila memang
ada kekurangan, penulis akan segera merevisi sebagai wujud tanggung jawab
Anti Korupsi
Peduli
Bekerja keras saat penyusunan modul, memanfaatkan waktu sebaik-baiknya disela-
sela pekerjaan. Jika perlu pada saat hari libur kerja tetap dimanfaatkan untuk
penyusunan modul agar hasilnya maksimal atau dengan kata lain tidak menyia-
nyiakan waktu kerja yang bisa merugikan Negara dan pemborosan sumber daya
22
Adil
Ketika dalam tahap evaluasi ditemukan materi dan konsep yang kurang sesuai,
maka tetap harus adil dan mengakuinya. Sehingga harus disesuaikan terlebih
dahulu sebelum mulai digunakan untuk media pembelajaran siswa
Etika Publik
Cermat
Pada saat evaluasi, penulis haruslah cermat membaca setiap bagian modul.
Diharapkan ketika evaluasi dilakukan dengan cermat, kesalahan bisa terdeteksi
untuk kemudian segera diperbaiki. Agar tidak ada kendala pada saat modul sudah
dipakai siswa, maka modul benar-benar layak dan siap digunakan
Sopan dan Ramah
Pada saat evaluasi, penulis didampingi oleh guru pengampu. Penulis harus sopan
dan ramah kepada guru pengampu, yaitu dengan mengguanakan bahasa yang sopan
dan santun dan menerima dengan ramah setiap saran yang diberikan oleh guru
pengampu. Dengan demikian evaluasi akan berlangsung secara kondusif
Komitmen Mutu
Jaminan Mutu
Proses evaluasi modul dilakukan dengan mengedepankan mutu modul tersebut agar
benar-benar berkualitas dan bermanfaat bagi siswa maupun sekolah
Komitmen
Proses evaluasi modul dilakukan dengan memegang teguh komiten antara penulis
dengan guru pengampu, yaitu menyusun modul yang berkualitas dan komunikatif
sehingga bisa membantu siswa saat proses pembelajaran
Anti Korupsi
Jujur
Penyusunan materi dan konsep modul disampaikan sejujur-jujurnya kepada guru
pengampu mata pelajaran untuk menghasilkan hasil evaluasi yang valid dan sesuai
dengan kondisi sebenarnya. Evaluasi tidak asal saja, sehingga modul kurang tepat
dan tidak berkualitas. Jika hal ini terjadi maka akan terjadi kerugian negara dan
pemborosan sumber daya, karena modul yang telah dicetak adalah modul yang
tidak berkualitas
Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi:
Melalui modul pembelajaran diharapkan mampu menambah dan meningkatkan
23
kompetensi siswa dalam menguasai materi, sehingga ketika mereka lulus nanti sudah siap
bersaing di dunia kerja dan menjadi sumber daya manusia yang berkompeten. Hal ini
berkontribusi terhadap visi: yaitu Terwujudnya Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia
Jogja dan misi: Terwujudnya peningkatan kualitas hidup - kehidupan - penghidupan
masyarakat yang berkeadilan dan berkeadaban, melalui peningkatan kemampuan dan
peningkatan ketrampilan sumberdaya manusia Jogja yang berdaya saing.
Penguatan Kegiatan / Sub Kegiatan dengan Nilai Organisasi:
Selaras
CPNS merencanakan dan mengaktualisasikan kegiatan penyusunan modul mata pelajaran
Estimasi Biaya yang selaras dengan visi dan misi Pemerintah Daerah DIY, guna
ketercapaian visi: Terwujudnya Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia Jogja dan
Terwujudnya peningkatan kualitas hidup - kehidupan - penghidupan masyarakat yang
berkeadilan dan berkeadaban, melalui peningkatan kemampuan dan peningkatan
ketrampilan sumberdaya manusia Jogja yang berdaya saing.
Rela Melayani
Proses penyusunan modul mata pelajaran Estimasi Biaya harus dilandasi dengan jiwa
ikhlas melayani publik, penyusunan modul berguna bagi pengembangan diri siswa,
sehingga semakin menguatkan karakter seorang ASN sebagai pelayan publik.
Inovatif
Dinamika perubahan jaman ini menuntut kita sebagai CPNS untuk selalu melakukan
inovasi guna mengatasi masalah yang semakin berkembang. Salah satu inovasi yang dapat
diterapkan adalah penyusunan modul mata pelajaran Estimasi Biaya dengan bahasa yang
komunikatif dan disertai gambar untuk siswa SMK Negeri 2 Pengasih
Makna yang diperoleh secara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini:
Dalam melaksanakan kegiatan ini penulis merasa bahwa nilai komitmen mutu yaitu sikap
efisiensi waktu dalam penyusunan modul sangat perlu diperhatikan agar modul tersusun
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Selain itu, pemanfaatan dan pengaturan
waktu yang tepat dapat membuat proses penyusunan tetap berjalan sesuai rencana
meskipun sedikit kesulitan mencari referensi dan terdapat berbagai kegiatan yang bersifat
menghambat penyusunan modul
24
Yogyakarta, 01 Juni 2019
Disetujui oleh Mentor
Yulianto, S.Pd.
NIP. 197907192005011012
25
Ibu Dhian, perpustakaan sekolah, dan internet yang
kemudian mulai disusun menjadi sebuah modul.
- Setelah modul selesai disusun, penulis melakukan evaluasi
modul dengan Bu Dhian. Ada beberapa masukan dari
beliau yang kemudian segera diperbaiki oleh penulis untuk
keemudian bisa dicetak dan siap digunakan untuk
membantu proses pembelajaran di kelas.
3. Respon a. Rekan kerja
Rekan kerja merespon dengan baik dan mendukung
terhadap kegiatan penyusunan modul ini, bahkan tidak
jarang mereka membantu memberi masukan tentang
materi apa yang bagus untuk dimasukkan ke dalam
modul.
b. Pimpinan
Pimpinan merespon dengan baik dan memfasilitasi
terhadap kegiatan penyusunan modul ini. Pimpinan
selalu menanyakan tentang data apa yang penulis
butuhkan untuk membantu penulisan modul serta
menanyakan sejauh mana progres penulisan modul
Estimasi Biaya Konstruksi ini.
26
2. Berita Acara
27
3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Estimasi Biaya
Konstruksi
28
3.12 Menganalisa estimasi biaya 4.12 Menghitung estimasi biaya
pekerjaan konstruksi pekerjaan konstruksi gedung,
gedung, jalan dan jalan dan jembatan
jembatan
3.13 Mengevaluasi estimasi 4.13 Memeriksa hasil estimasi biaya
biaya pekerjaan konstruksi pekerjaan konstruksi gedung,
gedung, jalan dan jalan dan jembatan
jembatan
3.14 Memahami konsep time 4.14 Menyajikan konsep time
schedule dan kurva S schedule dan kurva S
3.15 Menerapkan dasar-dasar 4.15 Menghitung bobot prosentase
perhitungan bobot pekerjaan RAB
prosentase pekerjaan RAB
3.16 Menerapkan cara 4.16 Membuat Time schedule
pembuatan Time schedule
3.17 Menerapkan prosedur 4.17 Membuat kurva S
pembuatan kurva S
29
4. Lembar Evaluasi
30
5. Foto Tiap Sub Kegiatan
a. Konsultasi dengan Guru Pengampu Mata Pelajaran Estimasi Biaya Konstruksi
Melakukan konsultasi dengan Ibu Dian selaku guru pengampu mata pelajaran Estimasi
Biaya Konstruksi untuk membahas KI-KD yang akan ditulis dalam modul
31
Penulisan dan penyusunan modul Estimasi Biaya Konstruksi
Melakukan evaluasi modul yang telah disusun bersama Bu Dian selaku guru pengampu
mata pelajaran Estimasi Biaya Konstruksi
32
Kegiatan / Sub Kegiatan / Kegiatan 2:
Output Sub Kegiatan Melakukan Penataan Bengkel Konstruksi Batu &
Beton dengan Konsep 5R (Ringkas, Rapi, Rajin, Resik,
Rawat)
Tahap Kegiatan:
1. Melakukan Konsultasi dengan Kepala Bengkel
Konstruksi Batu & Beton
2. Menata Bengkel Konstruksi Batu & Beton dengan
konsep 5R
3. Melakukan kontrol kondisi Bengkel Batu & Beton
setiap 1 kali dalam 1 minggu
4. Evaluasi kegiatan Penataan Bengkel Konstruksi
Batu & Beton dengan konsep 5R (Ringkas, Rapi,
Rajin, Resik, Rawat)
Output:
Terwujudnya sebuah bengkel sebagai media pembelajaran
praktikum siswa dengan kondisi yang selalu prima dan
terawat untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran yang
efektif dan efisien
Tanggal Tanggal 10 – 19 Juni 2019
Kegiatan dilakukan mulai tanggal 10 Juni 2019 sampai
dengan tanggal 19 Juni 2019 pada saat jam kerja, dengan
rincian sebagai berikut :
Hari/Tanggal Pukul
Senin, 10 Juni 2019 08.00 – 11.30
Selasa, 11 Juni 2019 08.00 – 11.30
Rabu, 12 Juni 2019 08.00 – 11.30
Kamis, 13 Juni 2019 08.00 – 11.30
Jum’at, 14 Juni 2019 08.00 – 11.00
Senin, 17 Juni 2019 08.00 – 11.30
Selasa, 18 Juni 2019 08.00 – 11.30
Rabu, 19 Juni 2019 08.00 – 11.30
33
Tingkat Capaian Tingkat capaian untuk kegiatan ini sebesar 100% karena
penulis mampu menyelesaikan kegiatan penataan bengkel
konstruksi batu & beton dengan tepat waktu. Penulis dapat
menata bengkel konstruksi batu & beton dengan Ringkas,
Rapi, Rajin, Resik, dan Rawat. Kegiatan yang dimaksud
meliputi mengorganisir alat dan bahan sesuai jenisnya,
kemudian merapikan sesuai dengan tempat penyimpanan,
dan terakhir membersihkan debu dan kotoran sisa-sisa dari
kegiatan penataan tersebut.
Deskripsi Proses Tahapan Kegiatan 1:
Melakukan Konsultasi dengan Kepala Bengkel
Konstruksi Batu & Beton secara Sopan, Ramah,
Lengkap.
a. Melakukan konsultasi mengenai penataan bengkel
dengan konsep 5R (Ringkas, Rapi, Rajin, Resik,
Rawat) dengan kepala bengkel konstruksi batu &
beton untuk mendapatkan arahan sebelum memulai
kegiatan
b. Mendapatkan arahan untuk menata 2 bagian tempat
yaitu: Bengkel konstruksi batu & beton, dan Ruang
penyimpanan alat
Tahapan Kegiatan 2:
Menata Bengkel Konstruksi Batu & Beton dengan
konsep 5R secara Efisien, Cermat, Lengkap.
a. Menata tata letak kayu yang masih tidak tertata
(berserakan)
b. Menata tata letak kawat bronjong yang masih tidak
tertata (berserakan)
c. Menata tata letak ruang penyimpanan alat yang
masih tidak tertata (berserakan)
d. Membersihkan area penyimpanan kayu dari kayu
yang sudah tidak terpakai maupun potongan-
potongan besi
34
e. Membersihkan area penyimpanan alat dari pasir,
semen dan debu sisa-sisa praktikum siswa
f. Merawat alat-alat di bengkel konstruksi batu &
beton yang kurang terawat dengan menggunakan lap
kain.
g. Menata ruang penyimpanan alat dengan menyeleksi
barang-barang yang sudah tidak layaak digunakan
untuk dibuang dan barang yang masih digunakan
ditata ulang
h. Meringkas barang-barang di ruang penyimpanan
alat untuk menata sesuai jenis barang secara rapi
Tahapan Kegiatan 3:
Melakukan kontrol kondisi Bengkel Batu & Beton
setiap 1 kali dalam 1 minggu secara Konsisten, Cermat,
Lengkap.
a. Melakukan kontrol kondisi bengkel konstruksi batu
& beton setiap 1 kali dalam 1 minggu pada hari
Jum’at untuk menjaga kondisi bengkel tetap dalam
kondisi 5R (Ringkas, Rapi, Rajin, Resik, Rawat)
Tahapan Kegiatan 4:
Evaluasi kegiatan Penataan Bengkel Konstruksi Batu
& Beton dengan konsep 5R (Ringkas, Rapi, Rajin,
Resik, Rawat) secara Cermat, Lengkap, Komunikatif.
a. Melakukan evaluasi dengan kepala bengkel
konstruksi batu & beton untuk mengetahui hasil dari
kegiatan penataan bengkel konstruksi batu & beton
dengan konsep 5R (Ringkas, Rapi, Rajin, Resik,
Rawat)
Hambatan - Kondisi awal bengkel konstruksi batu & beton yang
kotor sehingga memerlukan tenaga yang cukup banyak
dan waktu yang cukup lama untuk menata sekaligus
membersihkannya
- Jumlah peralatan yang cukup banyak dan tidak tertata
35
sesuai tempat dan jenisnya
Solusi - Meminta bantuan toolman dan rekan kerja yang sedang
tidak ada tugas untuk membantu menata dan
membersihkan area bengkel konstruksi batu & beton,
penulis juga memfasilitasi mereka dengan masker dan
sarung tangan agar lebih safety dalam pelaksanaannya.
- Mengelompokkan barang sesuai jenisnya satu persatu
untuk ditata ulang, karena peralatan banyak maka
penulis meminta bantuan toolman dan rekan kerja yang
sedang tidak ada tugas
Daftar Lampiran 1. Laporan Pelaksanaan Kegiatan
2. Berita Acara
3. Lembar Evaluasi
4. Foto tiap Sub Kegiatan
Penjelasan Keterkaitan Kegiatan / Sub Kegiatan dengan Nilai-Nilai Mata Pelatihan:
Manajemen ASN:
Penataan bengkel Konstruksi Batu & Beton dengan konsep 5R berguna untuk terciptanya
kondisi bengkel yang selalu prima dan terawat, sehingga bisa mewujudkan kegiatan
pembelajaran yang efektif. Setelah itu harus diterapkan disiplin dan konsistensi untuk
menjaga kondisi bengkel tetap prima
Whole of Government:
Kegiatan penataan bengkel dengan konsep 5R dilakukan dengan bekerjasama dan
koordinasi dengan kepala bengkel dan toolman. Kegiatan ini bertujuan untuk kerapian,
kesiapan dan terawatnya sarana prasarana sekolah. Ketika kondisi awal bengkel rapi, siap
digunakan, dan terawat, para siswa yang akan menggunakan bengkel akan termotivasi
untuk melaksanakan praktikum dengan sebaik-baiknya
Pelayan Publik:
Penataan bengkel dengan konsep 5R bertujuan untuk kerapian bengkel, kesiapan alat, dan
terawatnya bengkel yang berorientasi pada kemudahan siswa dalam melaksanakan
praktikum. Hal tersebut merupakan wujud seorang pendidik yang menjadi pelayan bagi
siswanya agar tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien
36
Implementasi nilai ANEKA dalam kegiatan 2 : Melakukan Penataan Bengkel
Konstruksi Batu & Beton dengan Konsep 5R (Ringkas, Rapi, Rajin, Resik, Rawat)
1. Sub Kegiatan 1: Melakukan konsultasi dengan Kepala Bengkel Konstruksi Batu &
Beton secara Sopan, Ramah, Lengkap.
Akuntabilitas
Tanggung Jawab
Dalam pelaksanaan kegiatan inovasi penataan bengkel dengan konsep 5R, bentuk
tanggung jawab atas inovasi yang akan dilakukan adalah melakukan konsultasi
dengan kepala bengkel konstruksi batu & beton agar tidak terjadi kekeliruan dalam
pelaksanaan
Konsistensi
Melakukan konsultasi dengan konsisten dan rutin tentang konsep 5R dengan kepala
bengkel, agar tercapai kesepakatan bersama
Nasionalisme
Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
orang lain, nusa dan bangsa
Musyawarah
Dalam kegiatan konsultasi, penulis dan guru pengampu mencari solusi atau mufakat
dengan cara musyawarah. Penulis mengutarakan rencana penataan bengkel dengan
konsep 5R (Ringkas, Rapi, Rajin, Resik, Rawat) lalu guru pengampu memberikan
saran apabila ada kekurangan dalam konsep, dengan tujuan untuk ikut serta
mencerdaskan siswa sehingga berprestasi dan bisa mengharumkan nama sekolah
bahkan negara
Etika Publik
Cermat
Dalam konsultasi harus cermat membahas hal-hal yang menjadi kekurangan bengkel
dan memerlukan tindak lanjut, tanpa menyinggung perasaan kepala bengkel. Agar
kegiatan konsultasi berjalan lancar
Sopan dan ramah
Dalam kegiatan konsultasi, penulis melakukan diskusi dengan menerapkan sikap
37
sopan dan ramah pada kepala bengkel. Dengan menerapkan bahasa yang sopan dan
ramah maka diskusi akan berlangsung secara kondusif
Komitmen Mutu
Komitmen
Menyepakati komitmen bersama kepala bengkel tentang konsep bengkel yang akan
ditata, agar fungsi utama bengkel tercapai dengan maksimal
Komunikasi
Kegiatan konsultasi membutuhkan komunikasi 2 arah untuk menghasilkan hasil
akhir (mufakat) yang berkualitas terkait konsep penataan 5R. Dengan komunikasi 2
arah maka akan menghasilkan hasil yang sesuai dengan keinginan penulis dan
kepala bengkel
Anti Korupsi
Jujur
Berdiskusi tentang limbah dari bengkel yang sudah tidak terpakai agar jelas kemana
akan membuang atau bisa diolah lagi. Agar tidak ada oknum yang memanfatkannya
untuk kepentingan pribadi
2. Sub Kegiatan 2: Menata Bengkel Batu & Beton dengan Konsep 5R secara Efisien,
Cermat, Lengkap.
Akuntabilitas
Tanggung jawab
Bentuk tanggung jawab setelah melakukan konsultasi dengan guru pengampu adalah
melakukan aktualisasi untuk merealisasikan kegiatan yang telah direncanakan.
Penataan dilakukan sesuai dengan konsep 5R (Ringkas, Rapi, Rajin, Resik, Rawat)
dan saran dari guru bengkel batu & beton
Kepercayaan
Etika Publik
Cepat
Mengingat ada banyak peralatan dan bahan yang akan ditata dan didata maka
sebiknya dikerjakan dengan cepat, agar fungsi bengkel tidak terganggu oleh proses
ini.
Cermat
Walaupun dilakukan secara cepat, tetapi juga harus cermat. Agar tidak ada
kesalahan yang mengakibatkan pekerjaan menjadi lama dan tidak sesuai rencana
Kerjasama
Melakukan penataan bengkel dengan bekerja sama dengan rekan kerja bengkel atau
rekan lain yang bersedia membantu
Komitmen Mutu
Komitmen
Melakukan kegiatan penataan bengkel dengan konsep 5R secara totalitas untuk
mencapai tujuan yang direncanakan yaitu kondisi bengkel yang prima
Efisien
Penataan peralatan harus didasarkan pada azas fungsi, dengan demikian peralatan
yang saling berhubungan dalam fungsinya harus ditata berdekatan agar dalam
pengambilan dan pengembalian alat nanti berjalan efisien
Anti Korupsi
Disiplin
Pelaksanaan penataan bengkel dilakukan di luar jam mengajar, agar tidak terjadi
korupsi waktu yang dilakukan oleh penulis
3. Sub Kegiatan 3: Melakukan kontrol kondisi Bengkel Batu & Beton setiap 1 kali
dalam 1 minggu secara Konsisten, Cermat, Lengkap.
Akuntabilitas
39
Tanggung jawab
Tindakan controlling adalah bentuk tanggung jawab setelah melaksanakan kegiatan
Konsisten
Pelaksanaan control bengkel harus konsisten, yaitu setiap 1 kali dalam 1 mingu
Nasionalisme
Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
orang lain, nusa dan bangsa.
Amanah
Dalam kegiatan kontrol, harus sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Apabila
ada yang tidak sesuai harus dicatat untuk kemudian dibenahi lagi
Etika Publik
Cermat dan teliti
Melakukan kegiatan kontrol bengkel dengan cermat dan teliti untuk mengetahui
kondisi terkini dari bengkel
Akurat
Kegiatan kontrol dilakukan dengan mengecek peralatan penting dan bahan penting
yang sering digunakan untuk praktikum, sehingga bisa termonitor dengan baik
dengan hasil yang akurat dan bisa dipercaya
Komitmen Mutu
Konsisten
Melakukan kontrol setiap minggu untuk menjaga kondisi bengkel yang selalu prima
dan terawat untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran yang efektif
Ramah
Walaupun sedang mengontrol dan misalkan ada beberapa peralatan yang tidak
lengkap, tetap harus bersikap ramah kepada setiap pihak. Kemudian mencarinya dan
bertanya pada pihak yang terlibat sebelumnya dengan ramah, tidak emosi, ataupun
menuduh
Anti Korupsi
Jujur
Melakukan kontrol bengkel dengan menerapkan sikap jujur tanpa menutupi apabila
40
ada peralatan yang belum kembali pada tempatnya, untuk kemudian dicari agar tidak
merugikan bengkel.
4. Sub Kegiatan 4: Evaluasi kegiatan Penataan Bengkel Konstruksi Batu & Beton
dengan konsep 5R (Ringkas, Rapi, Rajin, Resik, Rawat) secara Cermat, Lengkap,
Komunikatif.
Akuntabilitas
Kejelasan
Mengevaluasi kegiatan, setiap kondisi yang terjadi harus diutarakan dengan jelas.
Agar bisa mengetahui hal-hal yang masih perlu dibenahi
Transparan
Evaluasi bersifat terbuka dan tidak ada yang disembunyikan sebagai wujud dari
tanggung jawab
Nasionalisme
Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
orang lain, nusa dan bangsa.
Bijaksana
Sikap bijaksana digambarkan dengan kegiatan evaluasi kegiatan untuk mengetahui
hasil kegiatan yang telah diterapkan. Apabila telah sesuai maka berusaha dilanjutkan
dan bila ada kekurangan maka akan segera dibenarkan/dilengkapi
Etika Publik
Komunikasi
Komunikasi dalam evaluasi diperlukan agar konsep yang telah disepakati bisa
semakin dimantabkan dan dijaga bersama.
Sopan dan Ramah
Dalam kegiatan evaluasi, penulis melakukan diskusi dengan menunjukkan sikap
sopan dan ramah pada kepala bengkel
Komitmen Mutu
Efektif
Kegiatan evaluasi dengan kepala bengkel batu & beton adalah tindakan efektif yang
bisa dilakukan untuk mengetahui hasil kegiatan
41
Anti Korupsi
Jujur
Menyampaikan segala tahapan proses dan hasil kegiatan pada kepala bengkel secara
jujur untuk mengetahui evaluasi hasil yang telah dicapai, termasuk melaporkan
inventaris bengkel untuk diawasi dan dijaga bersama.
Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi:
Melalui kegiatan penataan bengkel dengan konsep 5R diharapkan mampu menambah dan
meningkatkan kompetensi siswa dalam melaksanakan praktikum batu & beton, sehingga
ketika mereka lulus nanti sudah siap bersaing di dunia kerja dan menjadi sumber daya
manusia yang berkompeten. Hal ini berkontribusi terhadap visi: yaitu Terwujudnya
Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia Jogja dan misi: Terwujudnya peningkatan
kualitas hidup - kehidupan - penghidupan masyarakat yang berkeadilan dan berkeadaban,
melalui peningkatan kemampuan dan peningkatan ketrampilan sumberdaya manusia Jogja
yang berdaya saing.
Penguatan Kegiatan/Sub Kegiatan dengan Nilai Organisasi:
Selaras
CPNS merencanakan dan mengaktualisasikan kegiatan yang selaras dengan visi dan misi
organisasi, guna ketercapaian visi dan misi organisasi. Visi: yaitu Terwujudnya
Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia Jogja dan misi: Terwujudnya peningkatan
kualitas hidup - kehidupan - penghidupan masyarakat yang berkeadilan dan berkeadaban,
melalui peningkatan kemampuan dan peningkatan ketrampilan sumberdaya manusia Jogja
yang berdaya saing.
Rela Melayani
Penataan bengkel batu & beton dengan konsep 5R yang berfungsi agar sarana prasarana
sekolah selalu siap harus dilandasi dengan jiwa ikhlas melayani publik agar tertanam
karakter seorang ASN sebagai pelayan publik.
Inovatif
Dinamika perubahan zaman ini menuntut kita sebagai CPNS untuk selalu melakukan
inovasi guna mengatasi masalah yang semakin berkembang. Kegiatan ini merupakan
inovasi untuk menyiapkan dan merawat sarana dan prasarana sekolah.
Makna yang diperoleh secara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini:
Makna yang diperoleh dari kegiatan ini adalah manajemen tempat dan manajemen rekan
kerja. Kegiatan menata bengkel memerlukan kemampuan manajemen tempat agar bisa
42
menciptakan kerapian dan keringkasan bengkel. Kegiatan menata bengkel juga
memerlukan koordinasi dengan kepala bengkel, toolman, dan rekan kerja dalam satu
program keahlian untuk mempermudah dalam pengaktualisasian kegiatan dan
meminimalisir kesalahpahaman. Tanpa adanya koordinasi dalam penataan bengkel, maka
akan terasa berat dan sulit kerena tidak akan ada kerja sama dari berbagai pihak yang
bersangkutan. Dengan adanya kerja sama tersebut diharapkan kegiatan penataan dan
perawatan bengkel konstruksi batu & beton merupakan awal yang baik untuk menciptakan
sebuah bengkel yang berkonsep 5R dan selanjutnya tugas bersamanya adalah untuk
menjaga kondisi bengkel supaya tetap ringkas, rapi, rajin, resik, dan rawat.
Yulianto, S.Pd.
NIP. 197907192005011012
43
LAMPIRAN BUKTI PELAKSANAAN KEGIATAN
44
administrasi bengkel.
- Pelabelan dibantu oleh rekan kerja, karena alat yang ada di
bengkel TKBB cukup banyak. Label ditempel pada tempat
yang jarang dipegang agar tidak cepat rusak.
- Setelah pelabelan selesai, penulis dibantu toolman
mengembalikan peralatan ke rak masing-masing dan
mengelompokkan sesuai jenisnya dengan lebih tertata dan
rapi.
- Penataan dilanjutkan dengan menata bengkel TKBB. Di
bagian ini banyak komponen yang sudah tidak terpakai
seperti potongan kayu dan besi, komponen tersebut
dikumpulkan menjadi satu untuk kemudian di buang
dengan roda dorong ke tempat sampah.
- Penataan bahan dilakukan dengan 2 orang rekan kerja
dibantu toolman agar lebih terarah dan sinkron dengan
kegiatan praktikum yang nantinya dilakukan oleh siswa.
- Setiap hari jumat setelah kegiatan selesai, penulis
melakukan kontrol bengkel TKBB dengan memperhatikan
kerapian, kebersihan, dan jumlah alat apakah lengkap atau
tidak.
3. Respon a. Rekan kerja
Rekan kerja merespon dengan baik dan mendukung
terhadap kegiatan penataan bengkel TKBB ini, bahkan
rekan kerja sangat antusias ketika penulis meminta
mereka untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
b. Pimpinan
Pimpinan merespon dengan baik dan mendukung
terhadap kegiatan penataan bengkel TKBB ini. Pimpinan
juga memberi saran tentang konsep 5R yang ingin
dicapai bersama-sama demi mewujudkan bengkel TKBB
yang lebih baik dan prima.
45
2. Berita Acara
46
3. Lembar Evaluasi
FORMULIR BIMBINGAN
47
4. Foto Tiap Sub Kegiatan
a. Konsultasi dengan Kepala Bengkel Konstruksi Batu & Beton dan Toolman
Melakukan konsultasi dengan Pak Gunadi selaku kepala Bengkel TKBB dan toolman
terkait konsep 5R untuk diterapkan pada bengkel TKBB
48
b. Menata Bengkel Batu & Beton dengan Konsep 5R
Penataan alat sesuai jenisnya, pembersihan lantai bengkel, dan pengecekan kondisi alat
Penataan bahan praktikum berupa kayu yang tidak rapid dan rawat
Pembersihan bengkel dari sisa bahan praktikum dan membuangnya ke tempat limbah bengkel
51
KONDISI SETELAH KEGIATAN
52
c. Melakukan kontrol kondisi Bengkel Batu & Beton setiap 1 kali dalam 1 minggu
Tahap Kegiatan:
1. Memberi label pada setiap peralatan bengkel
2. Membuat daftar inventaris peralatan dan bahan
3. Membuat daftar hadir pemakaian bengkel harian
Output:
Tersedianya 1 (satu) paket administrasi bengkel untuk
terwujudnya sebuah bengkel sebagai media pembelajaran
praktikum siswa dengan kondisi yang selalu terpantau dan
terkontrol jumlah peralatan dan bahannya
Tanggal Tanggal 17 – 21 Juni 2019
Kegiatan dilakukan mulai tanggal 17 Juni 2019 sampai
dengan tanggal 21 Juni 2019 pada saat jam kerja, dengan
rincian sebagai berikut :
Hari/Tanggal Pukul
Senin, 17 Juni 2019 08.00 – 11.30
Selasa, 18 Juni 2019 08.00 – 11.30
Rabu, 19 Juni 2019 08.00 – 11.30
Kamis, 20 Juni 2019 08.00 – 11.30
Jumat, 21 Juni 2019 08.00 – 11.00
Tingkat Capaian Dalam melengkapi administrasi bengkel konstruksi batu &
beton ini penulis mampu menyelesaikannya sesuai target
yang telah ditentukan. Ketercapaian kegiatan ini dapat
dikatakan mencapai 100%. Hal ini dapat dilihat dari
beberapa indikator yakni :
a. Telah ditempelnya label/nama pada setiap peralatan
bengkel
b. Telah tersedianya daftar inventaris peralatan dan
bahan bengkel konstruksi batu & beton
55
c. Telah siap digunakan form daftar hadir pemakaian
bengkel harian
Deskripsi Proses Tahapan Kegiatan 1:
Memberi label pada setiap peralatan bengkel secara
Akurat, Cermat, Lengkap.
a. Membuat desain label yang akan ditempelkan pada
peralatan bengkel konstruksi batu & beton
b. Melakukan konsultasi dengan kepala bengkel
konstruksi batu & beton tentang desain label yang
telah dibuat
c. Melakukan pencetakan label
d. Melakukan penempelan label yang telah dicetak ke
peralatan bengkel konstruksi batu & beton di
tempat yang jarang dipegang agar label tidak cepat
rusak
Tahapan Kegiatan 2:
Membuat daftar inventaris peralatan dan bahan secara
Transparan, Cermat, Lengkap.
a. Melihat daftar inventaris peralatan dan bahan yang
sudah ada
b. Melakukan cek dan perhitungan ulang antara jumlah
yang ada pada daftar inventaris lama dengan jumlah
yang ada di lapangan
c. Melakukan koreksi dan mencatatnya apabila ada
perbedaan jumlah antara daftar inventaris lama
dengan jumlah yang ada di lapangan
d. Membuat daftar inventaris peralatan dan bahan
bengkel konstruksi batu & beton yang baru, sesuai
dengan data yang telah dikoreksi dari lapangan
Tahapan Kegiatan 3:
Membuat daftar hadir pemakaian bengkel harian
secara Cermat, Lengkap.
a. Melihat form daftar hadir yang sudah ada
56
b. Melakukan revisi agar daftar hadir lebih jelas dan
simpel
c. Mencetak form daftar hadir baru
d. Menyerahkan pada toolman bengkel konstruksi batu
& beton untuk menempatkannya di depan bengkel
dan meminta pada setiap orang yang menggunakan
peralatan bengkel supaya mengisi form daftar hadir
harian bengkel
Hambatan - Ada beberapa peralatan yang kurang terawat dan kotor,
sehingga sulit ditempeli label
- Pengguna bengkel jarang mengisi form daftar hadir
karena kurangnya kesadaran pengguna dan pengarahan
Solusi - Peralatan yang kotor dan sulit ditempeli label di lap
dengan kain bersih terlebih dahulu, apabila masih belum
bisa ditempeli label maka peralatan bengkel tersebut
akan dicuci. Sehingga peralatan bersih dan label bisa
menempel dengan maksimal
- Meletakkan form daftar hadir harian bengkel di depan
ruang penyimpanan alat dan mengarahkan setiap
pengguna bengkel untuk mengisi form tersebut dan
mengawasinya
Daftar Lampiran 1. Laporan Pelaksanaan Kegiatan
2. Berita Acara
3. Daftar Inventaris Peralatan Bengkel Konstruksi Batu
& Beton
4. Daftar Inventaris Bahan Bengkel Konstruksi Batu &
Beton
5. Lembar form Daftar Hadir Harian
6. Lembar Evaluasi
7. Contoh Stiker Peralatan Bengkel TKBB
8. Foto tiap Sub Kegiatan
57
Penjelasan Keterkaitan Kegiatan / Sub Kegiatan dengan Nilai-Nilai Mata Pelatihan:
Manajemen ASN:
Ditunjukkan dengan sikap profesional dalam menyusun kelengkapan administrasi bengkel
konstruksi batu & beton. Melengkapi administrasi bengkel dilakukan dengan
memaksimalkan kompetensi yang dimiliki, agar inventaris bengkel terdeteksi dan
terpantau
Whole of Government:
Ditunjukkan dengan adanya koordinasi dengan kepala bengkel dan atau teknisi bengkel
terkait jumlah barang dan informasi lain yang dibutuhkan untuk kelengkapan administrasi
Pelayan Publik:
Ditunjukkan dengan kesesuaian data dengan keadaan nyata atau kondisi di dalam bengkel
sebagai wujud transparansi pelayanan
Nasionalisme
Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
orang lain, nusa dan bangsa.
Etika Publik
Kerjasama
Saat penempelan label, penulis bekerjasama dengan teknisi bengkel, agar tidak
terjadi salah paham tentang tata letak maupun perhitungan jumlah peralatan bengkel
Cermat
Saat menempelkan label harus berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan yang
mengakibatkan kebingungan pengguna bengkel di kemudian hari.
58
Komitmen Mutu
Efisien
Memastikan bahwa jumlah label sesuai dengan jumlah tempat penyimpanan
sehingga tidak ada label yang tersisa atau kurang
Anti Korupsi
Peduli
Membuat tulisan pada label dengan ukuran font besar dan jelas, sehingga mudah
untuk dibaca dan dikenali. Jadi apabila peralatan bengkel ada yang terbawa keluar
bengkel, orang yang menemukan akan mudah mengenali alat tersebut dan bisa
mengembalikan ke bengkel agar tidak terjadi kerugian yang disebabkan pengguna
tidak peduli dengan peralatan
Nasionalisme
Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
orang lain, nusa dan bangsa.
Kerjasama
Diperlukan kerjasama yang baik antara semua pihak terkait dengan pengumpulan
data untuk tujuan yang sama yaitu terciptanya bengkel yang prima dan siap
mendukung kemampuan para siswa untuk berkarya.
Etika Publik
Cermat
Saat membuat data inventarisasi dilakukan pengelompokkan pengelompokkan
barang-barang sesuai dengan jenis, bahan, jumlah, tanggal masuk dan keluar barang,
59
serta data barang yang telah dihapus, data ini nantinya akan dilaporkan kepada
atasan
Komitmen Mutu
Efektif
Diharapkan data yang dikumpulkan merupakan data lengkap sehingga efektifitas
dapat tercapai
Anti Korupsi
Jujur
Saat melakukan pengumpulan data inventaris alat dan bahan di bengkel harus jujur,
terutama dalam hal kuantitas inventaris. Jangan sampai melakukan hal yang dapat
merugikan bengkel dan sekolah
Nasionalisme
Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
orang lain, nusa dan bangsa
Adil
Daftar hadir ditujukan tidak hanya untuk siswa melainkan untuk semua pihak yang
menggunakan bengkel serta peralatannya
Etika Publik
Sopan
Daftar hadir menggunakan bahasa yang sopan agar pengunjung tidak terganggu atau
60
tersinggung ketika diminta untuk mengisi daftar hadir tersebut.
Memberi Informasi yang benar
Daftar hadir harus berisi informasi yang benar, karena hal tersebut dijadikan data
acuan apabila ada sesuatu hal yang terjadi di bengkel. Missal ketika ada alat yang
belum lengkap, maka pengunjung hari itu akan dimintai keterangan.
Komitmen Mutu
Kejelaasan
Daftar hadir berisi informasi yang seharusnya saja, artinya tidak menanyakan hal
yang tidak substantive. Agar daftar hadir berisi informasi yang jelas.
Anti Korupsi
Mandiri
Membuat daftar hadir pemakaian bengkel harian dengan inisiatif sendiri tanpa
merepotkan orang lain. Terlebih orang lain tersebut sedang mengerjakan tugasnya,
sehingga apabila dimintai bantuan dia harus meninggalkan pekerjaannya. Hal
tersebut menyebabkan pemborosan sumber daya
Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi:
Melalui kegiatan melengkapi administrasi bengkel konstruksi batu & beton diharapkan
dapat dilakukan pemantauan data terkait kelengkapan, perawatan dan ketersediaan alat dan
bahan praktikum. Hal ini merupakan salah satu bentuk kontribusi pada visi : yaitu
Terwujudnya Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia Jogja. Peningkatan kemuliaan
ditunjukkan dengan adanya apresiasi dari bengkel berbentuk pengisian daftar hadir harian.
Artinya pengunjung pasti tercatat dan diakui oleh bengkel bahwa pernah ke bengkel untuk
melaksanakan pekerjaan atau tugasnya. Dan misi: Terwujudnya tata dan perilaku
penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis. Tata pemerintahan yang dimaksud adalah
pihak bengkel, demokratis diartikan bahwa pihak bengkel membolehkan pengguna bengkel
untuk menggunakan fasilitas yang ada tetapi dengan tanggung jawab dan menggunakannya
dengan bijaksana.
Penguatan Kegiatan/Sub Kegiatan dengan Nilai Organisasi:
Selaras
Mengaktualisasikan kegiatan administrasi bengkel yang selaras dengan visi dan misi
organisasi, yaitu visi : Terwujudnya Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia Jogja. Misi:
Terwujudnya tata dan perilaku penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis
61
Rela Melayani
Melengkapi administrasi bengkel konstruksi batu & beton berfungsi agar inventaris
sekolah selalu terpantau dan terkontrol baik jumlah maupun pemakaiannyaa. Pelayanan
harus dilandasi dengan jiwa ikhlas melayani publik agar tertanam karakter seorang ASN
sebagai pelayan publik
Makna yang diperoleh secara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini:
Beberapa makna dari kegiatan Melengkapi Administrasi Bengkel Konstruksi Batu & Beton
yang dapat diambil oleh penulis adalah dibutuhkan komunikasi yang terbuka dengan
kepala bengkel dan toolman saat mendesain label, daftar inventaris peralatan dan bahan
bengkel, dan form daftar hadir harian yang akan dibuat sehingga output yang dihasilkan
memenuhi standar serta mudah dibaca. Selain itu, pengorganisiran suatu bahan dan alat
praktik sangatlah penting, terlebih jika bahan atau alat yang digunakan dalam jumlah yang
banyak, sehingga dapat meminimalisir resiko hilang, serta dapat memperpanjang umur
suatu alat maupun bahan praktik. Serta diperlukan ketelitian pada saat pelabelan dan
perhitungan ulang jumlah peralatan maupun bahan praktik agar data yang disajikan
nantinya akurat dan bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya sehingga tidak merugikan
pihak sekolah.
Yulianto, S.Pd.
NIP. 197907192005011012
62
LAMPIRAN BUKTI PELAKSANAAN KEGIATAN
63
mendapatkan informasi tentang daftar yang telah
digunakan sebelumnya. Tetapi karena ada daftar baru dari
SOP yang baru, maka penulis berkonsultasi dengan Pak
Gunadi dan menyepakati bahwa akan diadakan pembaruan
daftar inventaris dan form daftar hadir sesuai SOP yang
terbaru.
- Pencetakan daftar inventaris alat bengkel TKBB, daftar
inventaris bahan bengkel TKBB, dan form daftar hadir
harian di tempat pencetakan terdekat.
- Menyerahkan daftar inventaris alat bengkel TKBB, daftar
inventaris bahan bengkel TKBB, dan form daftar hadir
harian ke toolman agar bisa langsung digunakan untuk
keperluan bengkel TKBB.
3. Respon c. Rekan kerja
Rekan kerja merespon dengan baik dan mendukung
terhadap kegiatan melengkapi administrasi bengkel
TKBB ini, bahkan rekan kerja sangat antusias ketika
penulis meminta mereka untuk ikut berpartisipasi dalam
kegiatan ini.
d. Pimpinan
Pimpinan merespon dengan baik dan mendukung
terhadap kegiatan melengkapi administrasi bengkel
TKBB ini. Pimpinan juga mengarahkan penulis terkait
SOP terbaru yang diterapkan di SMK agar administrasi
bengkel bisa berjalan tertib dan lebih update.
64
2. Berita Acara
BERITA ACARA
PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI
Pada hari ini Senin, tanggal dua puluh empat bulan Juni tahun Dua Ribu Sembilan Belas
telah selesai dilaksanakan Kegiatan Aktualisasi bagi Peserta Latihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Golongan III Angkatan V Tahun Dua Ribu Sembilan Belas di SMK NEGERI
2 PENGASIH atas nama:
65
3. Daftar Inventaris Peralatan Bengkel Konstruksi Batu & Beton
F/6.3/WKS2/6/1
06 Februari 2008
SMK NEGERI 2 PENGASIH
JUMLAH
NO NAMA ALAT KODE KETERANGAN
JML SAT
1 Sendok Spesi KGSP.SS.01-50 50 Buah
2 Ruskam Kayu KGSP.RK.01-70 70 Buah
3 Ruskam Plastik KGSP.RP.01-20 20 Buah
4 Cangkul KGSP.C.01-15 15 Buah
5 Sekop KGSP.S.01-20 20 Buah
6 Gergaji Kayu KGSP.GK.01-10 10 Buah
7 Gergaji Besi KGSP.GB.01-10 10 Buah
8 Linggis KGSP.L.01-15 15 Buah
9 Palu Besi KGSP.PB.01-20 20 Buah
10 Palu Karet KGSP.PK.01-40 40 Buah
11 Water Pass 60 cm KGSP.WPe.01-40 40 Buah
12 Water Pass 120 cm KGSP.WPa.01-20 20 Buah
13 Meteran 5 m KGSP.Met.01-15 15 Buah
14 Mistar Siku KGSP.Mis.01-46 46 Buah
15 Tang Kakak Tua KGSP.T.01-20 20 Buah
16 Ayakan Pasir KGSP.A.01 1 Lembar
17 Selang Plastik KGSP.SP.01-05 5 Roll
18 Ember KGSP.Em.001-100 100 Buah
19 Roda Dorong KGSP.Rd.01-06 6 Buah
20 Sepatu Boot KGSP.SB.01-20 20 Pasang
21 Helm KGSP.H.01-20 20 Buah
66
22 Jidar Pendek KGSP.JPe.01-20 20 Buah
23 Jidar Panjang KGSP.JPa.01-10 10 Buah
67
4. Daftar Inventaris Peralatan Bengkel Konstruksi Batu & Beton
F/6.3/WKS2/6/1
06 Februari 2008
SMK NEGERI 2 PENGASIH
JUMLAH
NO NAMA BAHAN KODE KETERANGAN
JML SAT
1 Kayu 5/7 KGSP.KR.01-20 20 Batang
2 Kayu 6/12 KGSP.KU.01-30 30 Batang
3 Papan Kayu KGSP.PK.01-15 15 Buah
4 Kapur Pasang KGSP.KP.01-80 80 Zak
Keramik Lantai 20 cm x
5 KGSP.KL2.01-45 45 Kardus
20cm
Keramik Lantai 30 cm x
6 KGSP.KL3.01-15 15 Kardus
30cm
Keramik Dinding 20 cm x
7 KGSP.KD.01-15 15 Kardus
25cm
8 Batu Bata Press KGSP.BP.01-600 600 Buah
9 Batu Bata KGSP.BB.01-2400 2400 Buah
10 Paving KGSP.Pav.01-750 750 Buah
11 Kawat Bronjong KGSP.KB.01-20 20 Lembar
12 List Gypsum KGSP.LG.01-15 15 Buah
13 Hollow 3cm x 6cm x 600 cm KGSP.H.01-21 21 Lonjor
14 Besi Ø 6 KGSP.BT6.01-40 40 Lonjor
15 Besi Ø 10 KGSP.BT10.01-20 20 Lonjor
68
5. Form Daftar Hadir Harian
Nama : ……………………………….....................................
Jabatan * : GURU / SISWA
NIP / NISN : ……………………………….....................................
Dengan ini menyatakan menggunakan bengkel TKBB dan siap bertanggungjawab apabila ada kekurangan
atau kerusakan pada alat dan bahan bengkel.
Adapun peralatan bengkel dan bahan yang saya gunakan adalah sebagai berikut :
69
6. Lembar Evaluasi
FORMULIR BIMBINGAN
70
7. Contoh Stiker Peralatan Bengkel TKBB
Penempelan label pada peralatan bengkel TKBB pada tempat yang jarang
kotor atau jarang dipegang agar awet
71
Penempelan label pada peralatan bengkel TKBB pada tempat yang jarang
kotor atau jarang dipegang agar awet
Konsultasi dengan kepala bengkel dan toolman terkait daftar Inventaris bengkel
Konsultasi dengan kepala bengkel terkait daftar hadir pemakaian bengkel harian dan
pembuatan daftar hadir pemakaian bengkel harian
73
Kegiatan / Sub Kegiatan / Kegiatan 4:
Output Sub Kegiatan Pendataan Guru dan Kompetensinya di Jurusan
Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
Tahap Kegiatan:
1. Pendataan Nama Guru pada Jurusan Teknik
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
2. Pembuatan Angket Kompetensi Guru pada Jurusan
Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
3. Pengisian Angket Kompetensi oleh
Guru pada Jurusan Teknik Konstruksi Gedung
Sanitasi & Perawatan
4. Analisis Kompetensi Guru melalui angket pada
Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi &
Perawatan
Output:
Tersusunnya 1 (satu) berkas hasil pendataan kompetensi
guru yang lebih update, lengkap, dan informatif sehingga
memudahkan proses plotting mata pelajaran dan proses
pengembangan diri guru
Tanggal Tanggal 24 – 28 Juni 2019
Kegiatan dilakukan mulai tanggal 24 Juni 2019 sampai
dengan tanggal 28 Juni 2019 pada saat jam kerja, yaitu
mulai jam 07.00-15.30 WIB.
Tingkat Capaian Dalam kegiatan Pendataan Guru dan Kompetensinya di
Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
ini penulis mampu menyelesaikannya sesuai target yang
telah ditentukan. Ketercapaian kegiatan ini dapat dikatakan
mencapai 100%. Hal ini dapat dilihat dari beberapa
indikator yakni :
a. Tersusunnya angket Kompetensi Guru
b. Terisinya angket Kompetensi Guru oleh Guru di
Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi &
74
Perawatan
c. Tersusunnya data Kompetensi Guru Jurusan Teknik
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
Deskripsi Proses Tahapan Kegiatan 1:
Pendataan Nama Guru pada Jurusan Teknik
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan secara
Sopan, Ramah, Lengkap.
a. Mendata nama-nama guru pada Jurusan Teknik
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
Tahapan Kegiatan 2:
Pembuatan Angket Kompetensi Guru pada Jurusan
Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
secara Jelas, Cermat, Komunikatif.
a. Mencari referensi tentang angket kompetensi guru
b. Menyusun angket kompetensi guru
c. Mencetak angket kompetensi guru
Tahapan Kegiatan 3:
Pengisian Angket Kompetensi oleh
Guru pada Jurusan Teknik Konstruksi Gedung
Sanitasi & Perawatan secara Adil, Transparan,
Lengkap.
a. Membuat janji dengan guru-guru yang ada di
Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi &
Perawatan untuk dimintai tolong mengisi angket
b. Mendampingi guru dalam proses pengisian angket
c. Mengumpulkan angket yang telah diisi oleh para
guru
Tahapan Kegiatan 4:
Analisis Kompetensi Guru melalui angket pada
Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi &
Perawatan secara Jujur, Cermat, Lengkap.
a. Menganalisis angket yang telah diisi oleh para guru
b. Membuat data kompetensi guru Jurusan Teknik
75
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
berdasarkan analisis tersebut
Hambatan - Para guru yang ada di Jurusan Teknik Konstruksi
Gedung Sanitasi & Perawatan memiliki kesibukan dan
waktu luang untuk mengisi angket yang berbeda-beda,
sehingga proses pengisian angket tidak bisa secara
bersamaan
Solusi - Menghubungi para guru Jurusan Teknik Konstruksi
Gedung Sanitasi & Perawatan melalui handphne
maupun bertemu secara langsung untuk membuat janji
waktu pengisian angket dan mengelompokkan guru
yang mempunyai waktu luang berdekatan, agar kegiatan
tidak terlalu memakan banyak waktu
Daftar Lampiran 1. Laporan Pelaksanaan Kegiatan
2. Berita Acara
3. Daftar nama guru Jurusan Teknik Konstruksi Gedung
Sanitasi & Perawatan
4. Angket kompetensi guru
5. Hasil analisa kompetensi guru
6. Lembar Evaluasi
7. Foto tiap Sub Kegiatan
Penjelasan Keterkaitan Kegiatan / Sub Kegiatan dengan Nilai-Nilai Mata Pelatihan:
Manajemen ASN:
Dalam pendataan guru dan kompetensinya ini merupakan cara agar memudahkan
memanajemen kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru pada Jurusan Teknik Konstruksi
Gedung Sanitasi & Perawatan
Whole of Government:
Dengan adanya pendataan ini, setiap guru akan menjadikan data tersebut sebagai acuan
dalam mengembangkan diri dalam profesionalitas menjadi seorang guru. Dan koordinasi
antar guru akan lebih baik dan efisien
Pelayan Publik:
Setiap guru akan mengetahui sejauh mana kompetensi yang dimilikinya, sehingga dapat
membantu dalam mengembangkan kompetensi agar lebih baik dalam pelayanan
76
selanjutnya
Nasionalisme
Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
orang lain, nusa dan bangsa
Kerjasama
Menumbuhkan kerjasama antara penulis dengan guru dalam pendataan guru di
Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan.
Etika Publik
Teliti
Saat pendataan dan penulisan data harus berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan
Komunikatif
Komunikatif yang aktif antara penulis dengan guru dalam pendataan nama-nama
guru di Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan.
Komitmen Mutu
Berdaya guna
Bermanfaat dalam mengenali setiap informasi data guru di Jurusan Teknik
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
77
Anti Korupsi
Mandiri
Meningkatkan kemandirian dalam menyusun data nama-nama guru di Jurusan
Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan, pendataan dilakukan penulis
sendiri sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya
Nasionalisme
Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
orang lain, nusa dan bangsa
Ikhlas
Rela dan ikhlas dalam penyusunan angket untuk guru di Teknik Konstruksi Gedung
Sanitasi & Perawatan
Etika Publik
Teliti
Teliti dalam menyusun pertanyaan-pertanyaan angket agar mudah dipahami oleh
setiap guru di Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan.
Komitmen Mutu
Kreatif
78
Kreatif dalam menyusun pertanyaan pada angket kompetensi guru agar
mendapatkan hasil optimal dan mendalam.
Cermat
Pertanyaan-pertanyaan disusun dengan cermat, agar tidak timbul kesalahpahaman
dari guru di Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan.
Anti Korupsi
Mandiri
Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan kepada guru di Teknik
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan secara mandiri, sehingga tidak terjadi
pemborosaan sumber daya
3. Sub Kegiatan 3: Pengisian Angket Kompetensi oleh Guru pada Jurusan Teknik
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan secara Adil, Transparan, Lengkap.
Akuntabilitas
Integritas
Meyakinkan setiap guru di Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
untuk mengisi angket yang telah dibuat.
Nasionalisme
Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
orang lain, nusa dan bangsa
Kerjasama
Menerapkan kerjasama antara penulis dengan guru, apabila dalam mengisi angket
ada yang perlu ditanyakan penulis siap membantu
Etika Publik
Sopan
Sopan pada setiap guru di Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
untuk mengisi angket
Komunikatif
Berkomunikasi dengan baik kepada setiap guru di Jurusan Teknik Konstruksi
Gedung Sanitasi & Perawatan dalam meminta bantuan mengisi angket
79
Komitmen Mutu
Efektif
Menerapkan keefektifan dalam meminta bantuan kepada setiap guru di Jurusan
Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan agar tidak bertubrukan dengan
kegiatan yang lain
Anti Korupsi
Kerja Keras
Kerja keras dalam pengisian angket guru di Jurusan Teknik Konstruksi Gedung
Sanitasi & Perawatan, agar berjalan cepat sehingga tidak membuang waktu apalagi
sampai memakan jam mengajar guru pengisi angket
Sub Kegiatan 4: Analisis Kompetensi Guru melalui angket pada Jurusan Teknik
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan secara Jujur, Cermat, Lengkap.
Akuntabilitas
Transparansi
Analisis angket yang dilakukan tidak ditutup-tutupi sesuai dengan apa yang telah
diisikan oleh guru di Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
Kejelasan
Analisis angket yang dilakukan harus jelas sesuai dengan apa yang diisikan oleh
guru di Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
Nasionalisme
Religius
Selalu mengawali setiap kegiatan yang akan dilakukan dengan berdoa agar segala
sesuatu yang dilakukan nanti bisa membawa manfaat dan berkah bagi diri sendiri,
orang lain, nusa dan bangsa
Ikhlas
Ikhlas dan sabar dalam menganalisis seluruh angket guru di Jurusan Teknik
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
Etika Publik
Teliti
Teliti dalam menganalisis angket guru di Jurusan Teknik Konstruksi Gedung
Sanitasi & Perawatan agar mendapatkan hasil yang baik
80
Amanah
Menganalisis angket guru di Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi &
Perawatan sesuai dengan amanah yang telah diisikan pada angket
Komitmen Mutu
Efisien
Menerapkan efisiensi dalam menganalisis angket guru di Jurusan Teknik Konstruksi
Gedung Sanitasi & Perawatan agar lebih mudah
Berkualitas
Mengutamakan kualitas dalam menganalisis angket guru di Jurusan Teknik
Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan agar mendapatkan hasil yang optimal
Anti Korupsi
Jujur
Jujur dalam menganalisis data angket guru di Jurusan Teknik Konstruksi Gedung
Sanitasi & Perawatan sesuai dengan apa yang diisikan, agar data tersebut bisa
menjadi acuan untuk pengembangan diri guru
Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi:
Melalui kegiatan pendataan guru dan kompetensinya diharapkan dapat menjadi sarana bagi
para guru untuk berintrospeksi diri dan mengembangkan dirinya. Apabila kompetensi diri
meningkat, peluang untuk meningkatnya kemuliaan dan martabat juga meningkat. Hal ini
merupakan salah satu bentuk kontribusi pada visi : yaitu Terwujudnya Peningkatan
Kemuliaan Martabat Manusia Jogja. Peningkatan kemuliaan ditunjukkan dengan adanya
apresiasi dari pemerintah berwujud kenaikan pangkat dan golongan. Dan kontribusi misi:
Terwujudnya peningkatan kualitas hidup - kehidupan - penghidupan masyarakat yang
berkeadilan dan berkeadaban, melalui peningkatan kemampuan dan peningkatan
ketrampilan sumberdaya manusia Jogja yang berdaya saing.
Penguatan Kegiatan/Sub Kegiatan dengan Nilai Organisasi:
Selaras
Tujuan dari kegiatan pendataan guru dan kompetensinya selaras dengan Visi dan Misi
Organisasi.
Teladan-keteladanan Hasil pendataan Kompetensi Guru ini dapat dijadikan teladan
dalam mengembangkan setiap kompetensi yang dimiliki oleh guru
81
Ahli-profesional
Hasil pendataan ini bermaksud untuk acuan dalam meningkatkan keprofesionalitas seorang
guru
Makna yang diperoleh secara pribadi oleh peserta dalam pelaksanaan kegiatan ini:
Dalam melaksanakan kegiatan pendataan guru dan kompetensinya di jurusan teknik
konstruksi gedung sanitasi & perawatan, penulis menyadari betapa pentingnya
akuntabilitas, etika publik serta komitmen mutu menjadi seorang ASN, dalam hal ini sikap
berkomunikasi pada setiap guru dan pentingnya mengembangkan Kompetensi Guru bagi
pendidik dalam rangka mengoptimalkan proses pembelajaran dan memajukan
perkembangan belajar siswanya
Yulianto, S.Pd.
NIP. 197907192005011012
82
LAMPIRAN BUKTI PELAKSANAAN KEGIATAN
83
yang telah diisi oleh para guru.
- Pencetakan daftar kompetensi guru di Jurusan KGSP di
percetakan terdekat.
3. Respon a. Rekan kerja
Rekan kerja merespon dengan baik dan mendukung
terhadap kegiatan pendataan guru dan kompetensinya di
jurusan KGSP ini, bahkan rekan kerja sangat antusias
ketika penulis meminta mereka untuk ikut berpartisipasi
dalam kegiatan ini.
b. Pimpinan
Pimpinan merespon dengan baik dan mendukung
terhadap kegiatan pendataan guru dan kompetensinya di
jurusan KGSP ini. Pimpinan menjadi salah satu guru
yang masuk dalam daftar guru KGSP, sehingga harus
mengisi angket kompetensi guru. Pimpinan juga
meminta hasil daripada kegiatan ini yaitu daftar
komptensi guru untuk digunakan pada kegiatan jurusan
kedepannya.
84
2. Berita Acara
BERITA ACARA
PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI
Pada hari ini Senin, tanggal satu bulan Juli tahun Dua Ribu Sembilan Belas telah selesai
dilaksanakan Kegiatan Aktualisasi bagi Peserta Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III Angkatan V Tahun Dua Ribu Sembilan Belas di SMK NEGERI 2
PENGASIH atas nama:
85
3. Daftar Nama Guru Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan
86
4. Angket Kompetensi Guru
Nama : .........................................................................................................
Guru MaPel : .........................................................................................................
SKOR KETERANGAN
5 Sangat Baik
4 Baik
3 Cukup Baik
2 Kurang Baik
1 Tidak Baik
88
5. Hasil Analisa Kompetensi Guru
Nilai
No Nama Guru Total
P K S Pr
1 H. Subur Ismanto, S.Pd 4,44 4 4 4,4 4,21
2 Gunawan, S.Pd 4,33 4,2 4 4 4,13
3 Sudiyarto, S.Pd 4,88 4,4 4,5 4,2 4,50
4 Ahmad Gunadi, M.Pd 4,44 4,6 4,25 4 4,32
5 Erna Yuliasari S.Pd 4,44 4,2 4 4 4,16
6 Sumari, S.Pd 4,33 4 4,25 4,2 4,20
7 Yulianto, S.Pd 4,88 4,6 4,5 4,6 4,65
8 Agus Suryanto, S.Pd 4,44 4,2 4,5 4 4,29
9 Akhirul Sanatun, S.Pd 4,33 4 4,25 4,4 4,26
Nilai diatas merupakan penilaian diri sendiri oleh setiap guru yang bersangkutan.
Dari penilaian diri tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagai seorang pendidik di
SMK N 2 Pengasih sudah baik dalam perkembangan kompetensi yang dimiliki setiap
guru yang bersangkutan.
Menjadi seorang pendidik tidaklah mudah, dibutuhkan proses belajar dan
pengalaman dalam menjadi seseorang yang dianggap mampu untuk mencerdaskan
siswa-siswnya.
Mengetahui,
Mentor
Yulianto, S.Pd.
NIP. 197907192005011012
89
6. Lembar Evaluasi
FORMULIR BIMBINGAN
90
7. Foto Tiap Sub Kegiatan
a. Pendataan Nama Guru yang ada di Jurusan Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi
& Perawatan
91
c. Pengisian Angket Kompetensi oleh Para Guru di Jurusan Teknik Konstruksi
Gedung Sanitasi & Perawatan
93
itu penulis juga bisa meminta saran terkait isi modul maupun desain agar modul lebih
baik dari modul sebelumnya. Maka dari itu, dampak jika nilai musyawarah ini tidak
dilaksanakan yaitu penyusunan modul tidak akan maksimal, penulis kebingungan
tentang apa yang akan ditulis pada modul, bahkan isi modul bisa jadi tidak tepat
sasaran dan justru membingungkan siswa, dan akhirnya modul tersebut bukannya
membantu proses belajar siswa tetapi justru menghambat proses belajar siswa.
3. Toleransi (Etika Publik)
Pentingnya penerapan nilai dasar toleransi dalam pelaksanaan kegiatan
penyusunan modul mata pelajaran estimasi biaya adalah agar selama kegiatan
penyusunan berlangsung, penulis tidak menggangu aktivitas sekitar yang juga sedang
mengerjakan tugas mereka masing-masing. Sehingga apabila nilai dasar toleransi tidak
diaktualisasikan pada saat melaksanakan kegiatan ini, dampak yang dihasilkan yaitu
misalkan ketika berada di perpustakaan untuk mencari referensi penulis bisa saja
mengganggu kepentingan orang lain dan merasa kepentingan penulis adalah yang
paling prioritas dengan mengambil buku yang sedang dibaca orang lain. Atau bisa jadi
penulis berisik dan berpindah-pindah tempat ketika menyusun modul estimasi biaya
yang dimana hal tersebut merugikan orang lain.
4. Jaminan mutu (Komitmen Mutu)
Pelaksanaan kegiatan penyusunan modul mata pelajaran estimasi biaya
memiliki beberapa tahapan salah satunya yaitu evaluasi terhadap modul yang telah
dibuat. Dalam kegiatan tersebut perlu adanya sikap yang mencerminkan nilai jaminan
mutu. Jaminan mutu yang dimaksudkan yaitu saat proses evaluasi modul yang
dilakukan dengan guru pengampu mata pelajaran hal yang menjadi fokus dan prioritas
adalah kualitas modul. Tujuan dari hal tersebut adalah untuk memastikan bahwa
modul yang dihasilkan baik, berkualitas, dan jelas. Dampak yang didapatkan jika hal
tersebut tidak diterapkan dalam aktualisasi yaitu penyusunan modul tidak berorientasi
pada kualitas dan asal jadi saja, dan siswa adalah yang paling dirugikan dalam hal
tersebut.
5. Kerja Keras (Anti Korupsi)
Sikap kerja keras sangat penting dilakukan dalam melakukan berbagai hal,
termasuk pada saat melakukan aktualisasi kegiatan penyusunan modul mata pelajaran
estimasi biaya. Maksud daripada bekerja keras adalah penulis memanfaatkan waktu
sebaik-baiknya disela-sela pekerjaan ataupun aktifitas tambahan lain untuk
94
menyelesaikan penyusunan modul. Jika perlu pada saat hari libur kerja, penulis tetap
menggunakannya untuk penyusunan modul agar hasilnya maksimal atau dengan kata
lain tidak menyia-nyiakan waktu yang bisa merugikan sekolah dan pemborosan
sumber daya. Dampak jika penulis tidak menerapkan nilai kerja keras dalam
melaksanakan kegiatan tersebut yaitu, banyak waktu luang yang tidak dimanfaatkan
dan terbuang sia-sia, penulis menumpuk-numpuk pekerjaan dan baru mengerjakannya
ketika waktu sudah mepet sehingga hasilnya kurang maksimal, terjadi pemborosan
waktu dan sumber daya karena penulis hanya bersantai ketika jam kerja sehingga
merugikan pihak sekolah.
95
baik. Dampak lain dengan tanpa adanya nilai tanggung jawab yaitu tugas tidak
terselesaikan pada waktu yang sudah ditentukan sebelumnya, dan kemudian akan
menghambat tugas-tugas selanjutnya.
2. Musyawarah (Nasionalisme)
Kegiatan penataan bengkel ini merupakan kegiatan yang sangat membutuhkan
adanya nilai musyawarah. Pasalnya kegiatan ini memerlukan komunikasi dan
koordinasi dengan kepala bengkel sebagai penanggung jawab bengkel dibantu dengan
toolman. Dengan adanya nilai musyawarah yang diterapkan dalam melakukan kegiatan
penataan bengkel ini dapat mewujudkan ruangan bengkel yang sesuai SOP, dan
berkonsep 5R. Maka dari itu dampak jika nilai musyawarah ini tidak dilaksanakan
yaitu penataan bengkel tidak sesuai SOP dan penataan bengkel menjadi tidak
bersinergi dan justru mempersulit pengguna bengkel.
3. Kerjasama (Etika Publik)
Pentingnya penerapan nilai dasar kerjasama dalam pelaksanaan kegiatan
penataan bengkel adalah dapat mencegah dan meminimalisir adanya keterlambatan
dalam menyelesaikan penataan beberapa ruang bengkel, karena lingkup bengkel cukup
luas dan peralatan & bahannya juga cukup banyak. Nilai kerjasama yang dimaksud
adalah dengan meminta bantuan dari toolman ataupun rekan kerja lain apabila ada
pekerjaan yang dirasa kurang optimal jika penulis mengerjakannya sendiri. Sehingga
apabila nilai dasar kerjasama tidak diaktualisasikan pada saat melaksanakan kegiatan
ini dampak yang dihasilkan yaitu kegiatan tidak akan optimal karena berjalan lama,
dan konsep 5R akan sulit diaktualisasikan.
4. Efisien (Komitmmen Mutu)
Pelaksanaan kegiatan menata bengkel memiliki beberapa tahapan salah satunya
yaitu mengorganisir masing-masing alat dan bahan praktik sesuai dengan jenis maupun
fungsinya. Dalam kegiatan tersebut perlu adanya sikap yang mencerminkan nilai
efisien. Sikap efisien yang dimaksudkan yaitu saat mengorganisir alat dan bahan
bengkel, penulis akan memulai penataan berdasarkan alat maupun bahan yang paling
mudah ditata hingga ke yang paling sulit. Tujuan dari sikap efisien ini adalah
pelaksanaan kegiatan akan lebih optimal dan tidak terlalu memakan banyak waktu.
Dampak yang didapatkan jika hal tersebut tidak diterapkan dalam aktualisasi yaitu
penataan akan lebih memakan waktu yang lama, dikarenakan penataan tidak dimulai
96
berdasarkan tingkat kemudahan alat atau bahan praktik yang akan dirapikan atau di
organisir.
5. Jujur (Anti Korupsi)
Sikap jujur sangat penting dilakukan dalam melakukan berbagai hal, termasuk
pada saat melakukan aktualisasi kegiatan menata bengkel. Dampak jika kita tidak
menerapkan nilai jujur dalam melaksanakan kegiatan tersebut yaitu, alat atau bahan
yang ditemukan tidak layak pakai saat di organisir akan tetap tercampur dengan bahan
yang masih layak pakai, sehingga akibatnya ketika praktikum dilaksanakan kebutuhan
alat ataupun bahan untuk praktikum siswa mungkin saja jumlahnya kurang. Tidak
hanya itu, apabila kita tidak berlaku jujur dengan toolman dan kepala bengkel
mengenai jumlah alat maupun bahan praktik dapat berefek pada sekolah dan bisa
merugikan pihak sekolah.
97
2. Kerjasama ( Nasionalisme)
Nilai selanjutnya yang perlu diterapkan ketika melengkapi adminitrasi bengkel
praktik yaitu adalah kerjasama. Dimana kerjasama diperlukan utuk perihal
pengumpulan data dalam kaitannya membuat data inventaris. Selain itu, saat
penempelan label ke alat-alat bengkel yang jumlahnya sangat banyak juga memerlukan
nilai kerjasama antara penulis dan rekan kerja. Dampak yang ditimbulkan jika nilai
kerjasama tidak diterapkan yaitu terjadinya ketidaksesuaian data, lalu untuk
penempelan label akan berjalan lama dan bisa jadi ada peralatan yang terlewat
sehingga tidak ditempeli label.
3. Cermat (Etika Publik)
Sikap cermat dalam melakukan kegiatan pelaksanaan kegiatan melengkapi
administrasi ini sangat diperlukan khususnya pada proses pembuatan daftar inventaris
dan pelabelan. Dampak apabila nilai cermat ini tidak diterapkan yaitu daftar inventaris
tidak sesuai dengan kondisi lapangan dan terjadinya alat atau bahan bengkel yang
terlupa untuk diberikan label nama.
4. Efisien (Komitmen Mutu)
Efisien dalam menyelesaikan kegiatan sangat diperlukan untuk terwujudnya
kegiatan yang selesai tepat pada waktunya. Dalam kegiatan melengkapi administrasi
bengkel, apabila sikap efisien tidak diterapkan maka dampak yang terjadi yaitu
kegiatan tidak terlaksana sesuai tepat waktu dan penulis harus mengeluarkan banyak
energi untuk mengejar keterlambatan target waktu tersebut.
5. Jujur (Anti Korupsi)
Sikap jujur sangat penting dilakukan dalam melakukan berbagai hal, termasuk
pada saat melakukan aktualisasi kegiatan melengkapi administrasi bengkel. Saat
melakukan pengumpulan data inventaris alat dan bahan di bengkel harus jujur,
terutama dalam hal kuantitas inventaris. Jangan sampai melakukan hal yang dapat
merugikan bengkel dan sekolah. Dampak jika kita tidak menerapkan nilai jujur dalam
melaksanakan kegiatan tersebut yaitu, adanya ketidaksesuaian antara data inventaris
dengan kondisi lapangan. Misalkan data menyebutkan peralatan bengkel kurang
padahal tidak kurang atau cukup dan pihak sekolah terlanjur melakukan kegiatan
pengadaan alat-alat maka akan mengakibatkan adanya pemborosan anggaran yang bisa
merugikan Negara.
98
D. PELAKSANAAN PENDATAAN GURU DAN KOMPETENSINYA DI JURUSAN
TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG SANITASI & PERAWATAN
Dalam melaksanakan kegiatan pendataan guru dan kompetensinya di jurusan
teknik konstruksi gedung sanitasi & perawatan terdapat empat sub kegiatan yakni
pendataan nama guru pada jurusan teknik konstruksi gedung sanitasi & perawatan,
pembuatan angket kompetensi guru pada jurusan teknik konstruksi gedung sanitasi &
perawatan, pengisian angket kompetensi oleh guru pada jurusan teknik konstruksi gedung
sanitasi & perawatan, serta analisis kompetensi guru melalui angket pada jurusan teknik
konstruksi gedung sanitasi & perawatan. Dalam melakukan beberapa tahap kegiatan diatas
penulis menerapkan beberapa nilai-nilai dasar ANEKA yang penting untuk
diaktualisasikan. Namun tidak hanya itu, penulis mencoba menganalisis dampak apabila
nilai-nilai dasar ANEKA tidak diterapkan pada saat melaksanakan kegiatan. Dampak
tersebut antara lain :
1. Kejelasan (Akuntabilitas)
Kejelasan merupakan salah satu nilai yang dianggap penting oleh penulis.
Dalam kegiatan pendataan guru dan kompetensinya ini penulis harus membuat angket
yang menggunakan tata bahasa yang jelas dan mudah dipahami oleh para guru. Hal
tersebut penting karena akan mempengaruhi hasil data yang diperoleh, apabila
pertanyaan tidak jelas hasilnya juga tidak akurat. Dengan menganalisis data yang tidak
akurat maka data kompetensi guru yang dihasilkan juga tidak akurat dan tidak bisa
dipertanggung jawabkan.
2. Kerjasama ( Nasionalisme)
Nilai selanjutnya yang perlu diterapkan ketika proses pendataan guru dan
kompetensinya yaitu kerjasama. Dimana kerjasama diperlukan utuk perihal penentuan
waktu pengisian angket dan proses pengisian angketnya. Dampak yang ditimbulkan
jika nilai kerjasama tidak diterapkan yaitu penulis kesulitan menentukan waktu
pengisian angket bersama para guru yang menyebabkan target penyeleaian kegiatan
terhambat. Dampak yang lain adalah ketika proses pengisian angket, apabila penulis
tidak bekerja sama dengan para guru maka ketika ada kesulitan atau ketidakjelasan
pada angket guru tidak bertanya pada penulis tetapi justru akan menjawabnya asal-
asalan saja yang berdampak pada hasil data yang tidak valid dan akurat.
99
3. Komunikatif (Etika Publik)
Sikap komunikatif dalam proses pendataan guru dan kompetensinya ini sangat
diperlukan khususnya pada proses pengisian angket. Dampak apabila nilai komunikatif
ini tidak diterapkan yaitu terjadinya kesalahpahaman antara apa yang diharapkan
penulis dengan apa yang diisikan oleh para guru, hal tersebut tentu saja akan berakibat
pada hasil angket yang menjadi tidak bisa dipertanggung jawabkan.
4. Kreatif (Komitmen Mutu)
Kreatif dalam proses pembuatan dan penyusunan angket sangat diperlukan agar
pertanyaan-pertanyaan yang ada nantinya bisa menggali kompetensi yang ada pada
guru guna dijadikan pedoman untuk proses pengembangan diri mereka. Dalam
kegiatan proses pendataan guru dan kompetensinya apabila sikap kreatif tidak
diterapkan maka dampak yang terjadi yaitu pertanyaan yang dibuat kurang bisa
menggali potensi guru dan kompetensi yang dimiliki oleh guru guna menunjang proses
pengembangan diri mereka.
5. Kerja Keras (Anti Korupsi)
Sikap kerja keras sangat penting dilakukan dalam melakukan berbagai hal,
termasuk pada saat melakukan aktualisasi proses pendataan guru dan kompetensinya.
Dampak jika kita tidak menerapkan nilai kerja keras dalam melaksanakan kegiatan
tersebut yaitu, penulis tidak bekerja dengan serius dan bersantai-santai sehingga
pelaksanaan kegiatan berjalan lambat dan banyak waktu yang terbuang yang bisa
merugikan penulis sendiri, guru di jurusan KGSP, maupun sekolah.
100
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Laporan ini merupakan bentuk tindak lanjut dari hasil habituasi rancangan
aktualisasi yang telah penulis seminarkan pada Senin, 17 Mei 2019. Semua kegiatan yang
telah direncanakan dalam rancangan aktualisasi, telah dilaksanakan penulis selama masa
habituasi. Adapun kesimpulan yang dapat dipetik selama aktualisasi, antara lain :
B. SARAN
101
Penulis berharap dengan adanya kegiatan pelabelan tempat penyimpanan alat
dan bahan praktik dapat memberikan manfaat serta dapat terus dilakukan
secara berkala dengan bantuan seluruh komponen guru dan toolman jurusan
Teknik Konstruksi Gedung Sanitasi & Perawatan.
3. Saran kepada rekan sesama CPNS di SMK N 2 Pengasih :
Penulis berharap agar dalam menjalankan tugas sebagai Guru di SMK N 2
Pengasih dapat selalu menjalin komunikasi dan kerjasama yang baik dalam
menunjang tugas dan fungsi.
Selalu menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA dalam menjalankan tugas dan
fungsi.
102
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2014. Modul Akuntabilitas. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2014. Modul Analisis Isu Kontemporer. Jakarta:
LAN.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2014. Modul Anti Korupsi. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2014. Modul Etika Publik. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2014. Modul Kesiapsiagaan Bela Negara. Jakarta:
LAN.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2014. Modul Komitemen Mutu. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2014. Modul Manajemen Aparatur Sipil Negara.
Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2014. Modul Nasionalisme. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2014. Modul Pelayanan Publik. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2014. Modul Wawasan Kebangsaan dan Nilai-
Nilai Bela Negara. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2014. Modul Whole of Government. Jakarta: LAN
Permenpan dan Reformasi Birokrasi No 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya.
103
LAMPIRAN
104
Surat pernyataan mentor
EVALUASI LAPORAN AKTUALISASI
CATATAN PERBAIKAN EVALUASI
Nama : Muhammad Firdaus Barqireza, S. Pd.
Nomor Presensi : 24
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Yulianto, S.Pd.
Rancangan Aktualisasi
P3
(PENGOPTIMALISASIAN PROSES
PEMBELAJARAN)
VISI:
MISI:
1. Terwujudnya peningkatan kualitas hidup - kehidupan - penghidupan masyarakat yang berkeadilan dan
berkeadaban, melalui peningkatan kemampuan dan peningkatan ketrampilan sumberdaya manusia Jogja
yang berdaya saing
2. Terwujudnya Terwujudnya tata dan perilaku penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis
NILAI:
S elaras
A kal budi Luhur
T eladan-keteladanan
R ela Melayani
I novatif
Y akin dan percaya diri
A hli-profesional
Tugas dan Fungsi
Guru
A= Kejelasan
A= Kejelasan A= Transparansi
N= Adil
N= Musyawarah N= Cinta Tanah Air
E = Sopan dan
E = Hormat E = Orientasi mutu
Ramah
K = Inovasi K = Konsisten
K = Komitmen
A = Peduli A = Kerja Keras
A = Jujur
A= Tanggung
A= Kepercayaan A= Konsisten A= Kejelasan
jawab
N= Musyawarah N= Amanah N= Bijaksana
N= Musyawarah
E = Cepat E = Akurat E = Komunikasi
E = Cermat
K = Komitmen K = Ramah K = Efektif
K = Komitmen
A = Disiplin A = Jujur A = Jujur
A = Jujur
Pembuatan Pengisian
Pendataan Angket Angket Analisis
TERIMA KASIH
LAPORAN AKTUALISASI
DALAM P3
(PENGOPTIMALISASIAN PROSES PEMBELAJARAN)
DI JURUSAN KGSP
Penempelan label
FOTO KEGIATAN 3
Pembutan daftar inventaris
& daftar hadir bengkel
KEGIATAN 4
Tahapan Kegiatan :
1. Pendataan Nama Guru
di Jurusan KGSP PENDATAAN GURU DAN KOMPETENSINYA DI JURUSAN KGSP
2. Pembuatan Angket DILAKUKAN TANGGAL 17 – 21 JUNI 2019
Kompetensi
3. Pengisian Angket • Hambatan : • Makna :
Kompetensi oleh Guru
• Setiap guru mempunyai kesibukan • Berkomunikasi secara
4. Analisis Kompetensi
Guru berbasis Angket dan waktu luang yang berbeda- Sopan senantiasa penulis
beda untuk mengisi angket terapkan ketika
Ouput :
pelaksanaan kegiatan ini.
Tersusunnya 1 berkas hasil
• Solusi : Penulis menyadari setiap
pendataan kompetensi guru
KGSP yang update, lengkap, & • Menghubungi guru satu per satu guru mempunyai kesibukan
informatif dan membuat jadwal pengisian masing-masing yang
angket dengan mengklasifikasikan menyebabkan pengisian
A : Cermat angket sedikit memakan
sesuai waktu luang yang
N : Kerjasama
berdekatan. waktu, tetapi bisa teratasi
E : Sopan
dengan komunikasi yang
K : Efektif
A : Mandiri sopan dan baik.
Pendataan Nama Guru KGSP
Pembuatan Angket
Pengisian Angket
= PELAKSANAAN KEGIATAN
KETERANGAN
= HARI LIBUR
LAPORAN ABSENSI BULAN MEI SMK NEGERI PENGASIH
LAPORAN ABSENSI BULAN JUNI SMK NEGERI PENGASIH
1
KATA PENGANTAR
Dengan adanya dorongan dari masyarakat dan pemerintah yang ikut berperan
aktif dalam pengembangan pendidikan, diharapkan dapat diwujudkan secara terus-
menerus. Modul Estimasi Biaya Konstruksi merupakan salah satu pengetahuan yang
mempelajari tentang persiapan pelaksanaan suatu pekerjaan, dan bagaimana menyusun
rencana anggaran biaya suatu pekerjaan.
Kiranya apa yang dituangkan dalam modul ini sudah berpedoman pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar dan apabila ada suatu yang kurang berkenan baik isi
maupun kalimat, mohon saran untuk perbaikan berikutnya.
Terima Kasih
Penulis
2
DAFTAR ISI
SAMPUL…………………………………………...………………………………………..1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..2
DAFTAR ISI…………………………………..…………………………………………….3
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian Rencana Anggaran Biaya .......................................................................... 4
B. Unsur-Unsur Yang Terlibat Dalam Pembangunan ..................................................... 4
C. Hubungan Kerja Unsur-Unsur Dalam Pelaksanaan Pembangunan ............................ 6
BAB II PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
A. Perencanaan Bestek dan Gambar Bestek .................................................................... 9
B. Izin Mendirikan Bangunan .......................................................................................... 9
C. Pelelangan / Tender ................................................................................................... 10
D. Kontrak ...................................................................................................................... 12
E. Peraturan – Peraturan Pelaksanaan ........................................................................... 13
F. Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat ( Rks ) ................................................................. 18
BAB III MENYUSUSUN RENCANA ANGGARAN BIAYA
A. Pendahuluan .............................................................................................................. 20
B. Estimasi Biaya Konstruksi ........................................................................................ 20
C. Jenis Estimasi Biaya Konstruksi ............................................................................... 21
D. Permasalahan Dalam Estimasi Biaya Konstruksi ..................................................... 22
E. Menghitung Volume Pekerjaan ................................................................................. 23
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN RENCANA ANGGARAN BIAYA
Dua cara yang dapat dilakukan dalam penyusunan anggaran biaya antara lain :
Anggaran Biaya Kasar (Taksiran), sebagai pedomannya digunakan harga satuannya
tiap meter persegi luas lantai. Namun anggaran biaya kasar dapat juga sebagai pedoman
dalam penyusunan RAB yang dihitung secara teliti.
Anggaran Biaya Teliti, proyek yang dihitung dengan teliti dan cermat sesuai dengan
ketentuan dan syarat-syarat penyusunan anggaran biaya.
Fungsi RAB:
Sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan dan sebagai alat pengontrol pelaksanaan
pekerjaan.
4
b) Mendapatkan desain bangunan
c) Mendapatkan fisik bangunan
d) Mendapatkan bangunan pengawas
keinginan PRINCIPAL
Sketsa Perencana
( Abstrak)
Bahan Gambar
Pelelangan Revisi
3. Pengawas ( Direksi )
Adalah suatu pihak yang bertanggung jawab mengawasi jalannya pembangunan yang
dilaksanakan oleh pemborong/pelaksana.
Syarat :
a) Berbentuk perseorangan atau badan hokum
b) Ahli dalam bidang masing-masing
c) Diangkat sekaligus merupakan orang kepercayaan principal
Kewajiban :
Konsultan pengawas berkewajiban mengawasi jalannya pekerjaan yang
dilakukan pemborong, sesuai dengan ketentuan yang terdapat didalam bestek
dan gambar bestek.
Hak :
Konsultan pengawas berhak mendapatkan honorium sesuai dengan ketentuan
dan perjanjian.
5
bagian-perbagian pekerjaan yang di kerjakan sub kontraktor yang berbeda-beda
tergantung kemampuan sub kontraktor.
Syarat :
a) Memiliki modal
b) Memiliki tenaga ahli
c) Memiliki peralatan
d) Bersifat perorangan/badan hukum
Kewajiban :
a) Mewujudkan fisik bangunan sesuai dengan bestek/gambar bestek dalam
selang waktu yang sudah ditetapkan.
b) Tunduk dari direksi sepanjang tidak bertentangan dengan pelaksanaan bestek.
c) Membuat laporan tentang perkembangan pekerjaan pada direksi.
d) Menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.
Hak :
Pemborong berhak menerima kembali biaya bangunan ditambah dengan
keuntungan tepat pada waktunya sesuai dengan ketentuan/perjanjian.
6
PRINCIPAL
KONTRAK KONTRAK
Persyaratan Teknis
KONSULTAN KONTRAKTOR
Realisasi
PERATURAN PELAKSANAAN
Keterangan :
1. Kontrak : Sebuah kesepakatan yang mengikat antara 2 atau lebih pihak yang
berkompeten dalam hal tertentu dan dalam hukum tertentu pula.
2. Biaya (Honorarium) : Bayaran berupa uang / gaji / upah yang memiliki besaran dan
nilai tertentu, yang berguna sebagai timbal balik atas jerih payah yang telah diberikan.
Besarnya honorarium ditetapkan oleh IRTA/DATI/DTPI/ berdasarka kesepakatan
principal dengan tenaga ahli
Klasifikasinya :
Golongan I Golongan II
Kelas (untuk perluasan, perubahan, (untuk jalan, pengairan, perluasan ,
perbaikan bangunan gedung) perbaikan bangunan khusus)
A mudah, sederhana contoh: kios, Bangunan jalan, Air yang bersifat
bangsal, dll sederhana, parit, pengairan kecil,
pekerjaan tanah
B Sedikit sulit, contoh: rumah, kantor, Sedikit sulit, contoh: saluran beton
sekolah, rumah sakit, bioskop, pabrik bertulang, jembatan 1-12 m, bangunan
dll penahan air
C Sulit, khusus, monumental contoh: Bersifat khusus, contoh: jembatan besar
masjid, gereja, bank, gedung kesenian bentang >12m pekerjaan penting,
dll waterleiding dari kota, kontruksi
beton/baja yang bersifat khusus
D Sangat sulit, khusus, arsitektural -
contoh: monument, interior khusus, dll
7
1 x 106 4,7 6 7,3 Kesepakatan
2 x 106 4,4 5,7 7 principal
5 x 106 4 5,25 6,7 dengan
10 x 106 3,7 5 6,3 tenaga ahli
20 x 106 3,4 4,7 6
40 x 106 3,2 4,3 5,3
60 x 106 3 4 4,7
80 x 106 2,8 3,7 4,3
100 x 106 2,7 3,3 4
150 x 106 2,6 3,2 3,75
200 x 106 2,5 3,1 3,5
> 200 x 106 2,5 3,1 3,5
8
BAB II
Gambar bestek adalah gambar / desain bangunan yang direncanakan untuk dibangun
/diwujudkan. Terdiri dari gambar rencana bangunan dengan skala yang disesuaikan
dengan luas dan bentuk bangunan:
1. Denah
2. Tampak muka dan samping,
3. Potongan melintang dan membujur
4. Rancana atap
5. Rencana pondasi
6. Gambar- gambar penjelas / detail
Gambar bestek akan digunakan dalam pembuatan IMB dan harus sesuai dengan
bestek, karena jika tidak akan menimbulkan perselisihan antara direksi dengan
pemborong.
9
4. Mengadakan penyimpangan-penyimpangan yang tidak begitu penting
5. Mendirikan bangunan sementara dalam pelaksanaan suatu bangunan
2. Tidak diperlukan ijin bangunan untuk
1. Membuat lubang ventilasi yang luasnya maksimal 0.6 m2 dan sisi terpanjang
tidak lebih dari 2 M
2. Membongkar bangunan yang menurut pertimbangan Kepala Bagian teknik tidak
membahayakan
3. Pemeliharaan bangunan yang tidak merubah denah, konstruksi serta arsitektoris
4. Mendirikan bangunan yang tidak permanen untuk keperluan pemeliharaan
binatang atau tanaman
5. Membuet pagar yang tingginya tidak lebih dari 1,2 M
6. Membuat kolam, patung, taman dll
3. Larangan mendirikan/mengubah bangunan, bila :
1. Tidak memiliki izin tertulis dari jawatan yang berwenang
2. Menyimpang dari ketentuan, syarat serta rencana yang sudah diizinkan
3. Mendirikan bangunan diatas tanah orang lain tanpa memiliki izin dari
pemilik/kuasanya
Sedangkan proses perijinannya diurus pada Dinas Tata Kota Bagian administrasi dengan
menjelaskan sebagai gerikut:
1. Nama dan alamat pemohon
2. Sifat dan fungsi bangunan
3. Letak tanah/bangunan
4. Surat keterangan tentang tanah yang disahkan oleh pejabat berwenang
5. Gambar situasi
6. Gambar rencana ( Gambar Bestek)
Selanjutnya dengan melengkapi semua syarat yang diperlukan kemudian menunggu
perijinan, ada kemungkinan permohonan itu ditolak bila terjadi dua hal yaitu:
1. Bertentangan dengan Undang-undang / peraturan yang berlaku
2. Bertentangan dengan rencana perluasan / tata kota
C. PELELANGAN / TENDER
Yaitu proses membeli atau menjual barang atau jasa dengan cara menawarkan kepada
penawar melalui persaingan harga (harga lebih tinggi / rendah), dan memberikan
kepada pemenang (penawar harga tertinggi/terendah) tergantung jenis lelangnya.
Dalam teori ekonomi, lelang mengacu pada beberapa mekanisme atau peraturan
perdagangan dari pasar modal.
Pada pelelangan dalam proyek bangunan dicari penawar yang menawarkan harga
terendah, tetapi juga harus mempertimbangkan aspek – aspek lainnya untuk menjamin
kesuksesan dalam pembangunan tersebut.
10
Proyek bisa jatuh ke pemborong yang tidak sesuai dengan kualifikasi
Harga permulaan bisa lebih rendah akan tetapi biaya akhir bisa lebih tinggi
(kelambatan, klaim, perbaikan, denda, dll)
b) Pelelangan Undangan / Terbatas
Arti : Pelelangan yang dihadiri oleh pihak yang diundang , tidak semua pihak boleh
ikut, yang diundang adalah yang kualified / bonafid
Keunggulan
Sifatnya tertutup
Penawar merupakan pemborong yang sudah terkualifikasi dan jelas
bonafidnya, mereka sudah lolos registrasi, klasifikasi, dan kualifikasi
Harga persingan penawaran lebih meyakinkan
Proyek pekerjaan bisa lebih terjamin keberhasilan / kesuksesannya
Kelemahan
Harga penawaran lebih mahal dibandingkan melalui pelelangan umum
2. Prosedur Pelelangan
Setelah pihak perencana menyiapkan bahan-bahan seperti bestek, gambar bestek,
berita acara, surat penawaran dan lampiran-lampirannya, maka direksi membentuk
panitia lelang yang terdiri dari (Principal , Direksi, Perencana) setelah panitia
terbentuk barulah pelelangan dimulai.
1. Syarat utama dalam pelaksanaan penawaran adalah arsitek sudah harus siap
dengan bestek, gambar bestek, lengkap dengan rencana biayanya, dan sudah
diketahui/disahkan oleh principal dan direksi.
2. Membuat dokumen tender (persiapan pelelangan) kemudian diadakan
pengumuman dan pemborong mengambil dokumen tender.
3. Dalam dokumen tender terdapat antara lain : gambar bestek, bestek dan
pedoman surat penawaran, syarat-syarat beserta lampirannya.
4. Diadakan prakualifikasi pemborong yang memperkenalkan diri.
5. Pelaksanaan pelelangan harus menurut ketentuan/undang-undang yang berlaku
dan keputusan presiden.
6. Pihak principal/direksi membentuk suatu kepanitiaan untuk pelaksanaan
pelelangan.
7. Pelelangan bertugas pada prakualifikasi pemborong sampai dengan tahap
pelulusan/penetapan calon pemborong yang menang.
8. Panitia lelang menetapkan :
11
System pemanggilan pemborong
Hari dan tanggal anwyzing (penjelasan dan peninjauan lapangan)
Syarat-syarat pemasukan surat penawaran/pelelangan
Pengumuman pemenang lelang.
1 2 3 4
A B C D E
KETERANGAN
Pemberitahuan umum tentang adanya pelelangan, bisa melalui iklan atau
A:
undangan
Jangka waktu yang diberikan kepada pemborong untuk datang atau
1:
mendapatkan informasi mengenai pelelangan dari panitia
B: Rapat penjelasan (Aanswijzing) yang diadakan panitia lelang
2: Jangka waktu bagi pemborong untuk menghitung harga penawaran
C: Hari penawaran dan pembukaan surat penawaran
3: Seleksi penawaran, pihak panitia menyeleksi penawaran
D: Pelulusan pekerjaan atau keputusan pemenang
Jangka waktu penyediaan kontrak dan administrasi lainya dan surat
4:
pemberian pekerjaan (gunning)
E: Penandatanganan kontrak / perjanjian
D. KONTRAK
Kontrak adalah Sebuah kesepakatan yang mengikat antara 2 atau lebih pihak yang
berkompeten dalam hal tertentu dan dalam hukum tertentu pula.
1. Kontrak Kontruksi adalah suatu perjanjian antara pemborong sebagai orang yang
bertanggung jawab dalam mewujudkan fisik bangunan di lapangan dengan Pemberi
tugas sebagai pihak yang membiayai pelaksanaan pembangunan.
Saat ini ada 3 jenis kontrak :
a. Kontrak harga tetap
Kontrak dengan syarat utuh dengan biaya tetap (fixed) tanpa berubah, harga
disepakati diawal antara owner dengan pemborong dan owner tidak memikul resiko
yang terjadi, resiko diambil sepenuhnya oleh pemborong
b. Kontrak satuan unit
Sistem kontrak dimana masing-masing item pekerjaan ditawarkan kepada
pemborong yang diacu dari daftar kuantitas pekerjaan (bill of quantitas)
c. Kontrak Regie (Regi / regiewerken) / biaya tambah
Kontrak dimana pemborong dibayar sebesar biaya dasar yang dikeluarkan
pemborong ditambah biaya pengawasan, keuntungan pemborong dan biaya kantor
pusat (fee) yang besarnya 10% - 20% .
Dapat diambil kesimpulan bahwa kontrak ini berbeda daripada kontrak biasa,
pengawasan harus betul-betul rapi dan hati-hati agar tidak terjadi pertikaian antara
pemilik dengan pemborong
- Cost - plus Porcentage ( sesuai harga dasar + prosentasi biaya dasar)
- Cost - plus fixed fee (sesuai harga dasar yang dikeluarkan + fee yang
ditetapkan)
12
- Cost - plus fixed fee fluktuatif (sesuai harga dasar yang dikeluarkan + fee yang
dihitung dengan skala meluncur)
2. Surat Kontrak
Ada 2 macam:
a. Surat Kontrak Yang Digadaikan Bank
1. Sistem Termijn
Adalah sistem dimana pemborong memakai uang sendiri untuk melakukan
pekerjaan per tahap yang selanjutnya baru akan dibayar termijn pertama
setelah tahap itu selesai, begitu seterusnya sampai proyek selesai.
2. Sistem Voor Financieren
Adalah sistem yang dipakai untuk pekerjaan kepentingan umum yang harus
secepatnya dikerjakan, artinya siapapun pemborong/kontraktor yang
berminat akan mengerjakan dan membiayai pekerjaan itu sampai selesai,
baru setelah selesai biaya pelaksanaannya akan dibayar total diakhir. Dalam
hal ini pemborong harus memiliki modal yang cukup untuk pekerjaan itu,
atau bila tidak punya uang pemborong bisa berusaha mendapat pinjaman
uang dari bank dengan perjanjian dan jaminan yang harus siap dengan segala
resiko karena berhubungan dengan Bank.
b. Surat Kontrak Yang Dititipkan Di Bank ( IN CESSI)
Adakalanya si pemborong berhasil menandatangani suatu kontrak pekerjaan
atau ditunjuk untuk melaksanakan suatu pekerjaan, ternyata pemborong itu
mengalami kesulitan dalam bidang keuangan. Sedangkan pekerjaan itu harus
dikerjakan. Untuk itu dibuatkan suatu persetujuan dengan Bouwheer (owner),
persetujuan mana yang memungkinkan pemborong tersebut menitipkan harga
borongan itu kepada Bank. Penagihan dilakukan oleh Bank kepada Bouwheer
(owner).
Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks.
Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya proyek
dapat berjalan sesuai dengan rencana. Maka dari itu diperlukan sekali peraturan- peraturan
dalam pelaksanaannya untuk mengendalikan jalannya pekerjaan. Diantaranya yaitu
1. Peraturan Tentang Bahan-Bahan Yang Digunakan
2. Peraturan Tentang Administrasi
3. Peraturan Tentang Pelaksanaan Pekerjaan Proyek
4. Undang-Undang Jasa Konstruksi ( UU no18 tahun 1999)
13
5. Undang-Undang K3 (UU 1 tahun 1970) (baru : PP no 50 tahun 2012)
6. Undang-Undang Pengadaan Bahan dan Jasa Konstruksi (baru : PP no 54 tahun 2010)
14
11. Kewajiban pemborong
12. Buku harian
13. Laporan pekerjaan
14. Tata tertib dalam pekerjaan, melaksanakan peraturan-peraturan
15. Usaha keamanan
16. Pengujian/pemeriksaan bahan-bahan bangunan
17. Pemberian gambar
18. Pemberian jam kerja
19. Mutu (peil) dan garisgaris pentig
20. Pengikuran, pematokan dll
21. Kemiringan tanah
22. Ukuran-ukuran
23. Anggaran biaya
24. Pembongkaran
25. Pekerjaan yang kurang baik
26. Memperpanjang batas waktu pekerjaan
27. Denda karena melebihi batas waktu pekerjaan
28. Menyimpang dari rencana (menambah atau mengurangi pekerjaan)
29. Kerugian akibat malapetaka atau kurang sempurna rencana
30. Pembayaran
31. Kematian si pemborong
32. Pembatalan perjanjian
33. Penyelesaian pekerjaan, dsb. yang dianggap perlu
15
arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta
kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain;
3. Pengguna jasa adalah orang perseorangan atau badan sebagai pemberi tugas atau
pemilik pekerjaan/proyek yang memerlukan layanan jasa konstruksi;
4. Penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan yang kegiatan usahanya
menyediakan layanan jasa konstruksi;
5. Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan
hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi;
6. Kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah diserahterimakan oleh
penyedia jasa kepada pengguna jasa, menjadi tidak berfungsi baik sebagian atau secara
keseluruhan dari/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak
kerja konstruksi atau pemanfaotannya yang menyimpang sebagai akibat kesalahan
penyedia jasa dan/atau pengguna jasa;
7. Forum jasa konstruksi adalah sarana komunikasi dan konsultasi antara masyarakat jasa
konstruksi dan Pemerintah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah jasa
konstruksi nasional yang bersifat nasional, independen, dan mandiri;
8. Registrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kompetensi profesi keahlian dan
keterampilan tertentu, orang perseorangan dan badan usaha untuk menentukan izin
usaha sesuai klasifikasi dan kualifikasi vang diwujudkan dalam sertifikat,
9. Perencanaan konstruksi adalah penyedia jasa orang perorangan atau badan usaha yang
dinyatakan ahli yang profesional di bidang perencanaan jasa konstruksi yang mampu
mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan atau bentuk
fisik lain:
10. Pelaksana konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang
dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu
menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi
bentuk bangunan atau bentuk fisik lain;
11. Pengawas konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang
dinyatakan ahli yang profesional di bidang pengawasan jasa konstruksi yang mampu
melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal Pelaksanaan pekerjaan konstruksi
sampai selesai dan diserahterimakan.
BAB II Asas Dan Tujuan
1. Asas Kejujuran dan Keadilan
Mengandung pengertian kesadaran akan fungsinya dalam penyelenggaraan tertib jasa
konstruksi serta bertanggung jawab memenuhi berbagai kewajiban guna memperoleh
haknya.
2. Asas Manfaat
Asas manfaut mengandung pengertian bahwa segala kegiatan jasa konstruksi harus
dilaksanakan berlandaskan pada prinsip-prinsip profesionalitas dalam kemarnpuan dan
tanggung jawab, efisiensi dan efektifitas yang dapat menjamin terwujudnya nilai
tambah yang optimal bagi para pihak dalam penyelenggaraan jasa konstruksi dan bagi
kepentingan nasional.
3. Asas Keserasian
Asas keserasian mengandung pengertian harmoni dalam interaksi antara pengguna
jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang berwnwasan
lingkungan untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan bermanfaat tinggi.
4. Asas Keseimbangan
Asas Keseimbangan mengandung pengertian bahwa penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi harus berlandaskan pada prinsip yang menjamin terwujudnya
keseimbangan antara kemampuan penyedia jasa dan beban kerjanya. Pengguna Jasa
dalam menetapkan penyedia jasa wajib mematuhi asas ini, untuk menjamin terpilihnya
penyedia jasa yang paling sesuai, dan di sisi lain dapat
16
memberikan peluang pemeratuan yang proporsional dalam kesempatan kerja pada
penyedia jasa.
5. Asas Kemandirian
Asas Kemandirian mengandung pengertian tumbuh dan berkembangnya daya saing
jasa konstruksi nasional.
6. Asas Keterbukaan
Asas Keterbukaan mengandung pengertian ketersedinan informasi yang dapat diakses
sehingga memberikan peluang bagi para pihak, terwujudnya transparansi dalam
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang memungkinkan para pihak dapat
melaksanakan kewajiban secara optimal dan kepastian akan hak dan untuk
memperolehnya serta memungkinkan adanya koreksi sehingga dapat dihindari adanya
berbagai kekurangan dan penyimpangan.
7. Asas Kemitraan
Asas Kemitraan mengandung pengertian hubungan kerja para pihak yang
harmonis,terbuka, bersifat timbal balik, dan sinergis.
8. Asas Keamanan dan Keselamatan
Asas Keamanan dan Keselamatan mengandung pengertian terpenuhinya tertib
penyelenggaraan jasa konstruksi, keamanan lingkungan dan keselamatan kerja, serta
memanfaatan hasil pekerjaan konstruksi dengan tetap memperhatikan kepentingan
umum.
BAB III Usaha Jasa Konstruksi
BAB IV Pengikatan Pekerjaan Konstruksi
BAB V Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi
BAB VI Kegagalan Bangunan
BAB VII Peran Masyarakat
BAB VIII Pembinaan
BAB IX Penyelesaian Sengketa
BAB X Sanksi
BAB XI Ketentuan Peralihan
BAB XII Ketentuan Penutup
17
BAB VII Penggunaan Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri
BAB VIII Peran Serta Usaha Kecil
BAB IX Pengadaan Barang/Jasa Melalui Pelelangan/Seleksi Internasional
BAB X Pengadaan Barang/Jasa Yang Dibiayai Dengan Dana Pinjaman/Hibah Luar
Negeri
BAB XI Keikutsertaan Perusahaan Asing Dalam Pengadaan Barang/Jasa
BAB XII Konsep Ramah Lingkungan
BAB XIII Pengadaan Secara Elektronik
BAB XIV Pengadaan Khusus Dan Pengecualian
BAB XV Pengendalian, Pengawasan, Pengaduan Dan Sanksi
BAB XVI Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi Pengadaan
BAB XVII Ketentuan Lain-Lain
BAB XVIII Ketentuan Peralihan
BAB XIX Ketentuan Penutup
18
Pasal 10 Penyelesaian Perselisihan
BAB III. PEKERJAAN SIPIL
Pasal 1 Pelaksanaan Kerja
Pasal 2 Pekerjaan Persiapan
Pasal 3 Pekerjaan Acuan/Bekisting
Pasal 4 Pekerjaan Tanah/Pasir
Pasal 5 Pekerjaan Beton Bertulang
BAB IV. PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 1 Pekerjaan Pasangan
Pasal 2 Pekerjaan Plesteran
Pasal 3 Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela Aluminium
Pasal 4 Pekerjaan Plafond Gypsum
Pasal 5 Pekerjaan Keramik Lantai
Pasal 6 Pekerjaan Keramik Dinding
Pasal 7 Pekerjaan Perlengkapan Sanitasi
Pasal 8 Pekerjaan Logam Arsitektur
Pasal 9 Pekerjaan Penggantung dan Pengunci
Pasal 10 Pekerjaan Pengecatan
Pasal 11 Pekerjaan Penutup Atap Genteng
Pasal 12 Pekerjaan Waterproofing
Pasal 13 Pekerjaan Partisi
BAB V. PEKERJAAN MEKANIKAL
Pasal 1 Pelaksanaan Kerja
Pasal 2 Ketentuan Umum
Pasal 3 Instalasi Plumbing
Pasal 4 Instalasi Pemadam Kebakaran
BAB VI. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Pasal 1 Lingkup Pekerjaan
Pasal 2 Peraturan dan Standar
Pasal 3 Dokumen dan Informasi
Pasal 4 Bahan Peralatan dan Tenaga Pelaksana
Pasal 5 Spesifikasi Umum dan Pekerjaan Listrik
Pasal 6 Panel Tegangan Rendah
Pasal 7 Instalasi Tegangan Rendah
Pasal 8 Sistim Pentanahan
BAB VII. LAIN LAIN
Pasal 1 Gambar-gambar
Pasal 2 Daftar Bahan dan Contoh
Pasal 3 Masa Pelaksanaan, Masa. Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan
Pasal 4 Penutup
LAMPIRAN - LAMPIRAN
19
BAB III
Estimasi biaya merupakan hal penting dalam dunia industri konstruksi. Menurut Pratt
(1995) fungsi dari estimasi biaya dalam industri konstruksi adalah untuk :
1. Melihat apakah perkiraan biaya konstruksi dapat terpenuhi dengan biaya yang
ada.
2. Mengatur aliran dana ketika pelaksanaan konstruksi sedang berjalan.
3. Kompentesi pada saat proses penawaran. Estimasi biaya berdasarkan spesifikasi
dan gambar kerja yang disiapkan owner harus menjamin bahwa pekerjaan akan
terlaksana dengan tepat dan kontraktor dapat menerima keuntungan yang layak.
Salah satu metoda yang digunakan untuk melakukan estimasi biaya penawaran konstruksi
adalah menghitung secara detail harga satuan pekerjaan berdasarkan nilai indeks atau
koefisien untuk analisis biaya bahan dan upah kerja. Saat ini para estimator di Indonesia
masih banyak mengacu pada BOW (Burgerlijke Open bare Werken) yang ditetapkan
tanggal 28 Pebruari 1921 pada jaman pemerintah Belanda.
Analisis biaya konstruksi adalah suatu tahap yang selalu dilakukan pada saat seorang
estimator akan mengestimasi biaya konstruksi yang selanjutnya akan dicantumkan dalam
dikumen penawaran. Secara umum dalam dokumen penawaran biaya konstruksi antara
pihak konsultan, owner dan kontraktor mempunyai pendetailan yang berbeda. Tetapi
perincian biaya yang dicantumkan meliputi dari biaya -biaya sebagai berikut :
Bagaimana para estimator mengestimasi biaya suatu proyek konstruksi bangunan, untuk
mereka yang tidak terbiasa melakukan estimasi, proses yang harus dijalani terlihat rumit.
Seperti memperkirakan jumlah pekerja, jumlah bahan yang diperlukan, jumlah waktu
pelaksanaan dan sebagainya. Selain kesulitan akibat parameter-parameter langsung yang
berhubungan dengan biaya konstruksi, terdapat beberapa hal yang juga turut
mempengaruhi keakuratan biaya estimasi yaitu waktu dan pengalaman dari estimator
seperti pada gambar dibawah.
20
Waktu persiapan Kualitas data harga
Ketepatan
estimasi
Mengapa selalu terjadi perbedaan perhitungan antara biaya estimasi dengan biaya
aktual? Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal yaitu :
1. Perhitungan jumlah/volume.
2. Harga material
3. Upah tenaga kerja
4. Prakiraan produktivitas pekerja
5. Metoda kerja
6. Biaya peralatan konstruksi
7. Biaya pekerjaan tak langsung
8. Bayaran untuk sub-kontraktor
9. Bayaran untuk supplier material
10. Ketidak-pahaman kondisi lokasi
11. Faktor-faktor yang bersifat lokal
12. Biaya yang berkaitan dengan waktu pelaksanaan konstruksi
13. Biaya-biaya awal pelaksanaan
14. Overhead
15. Pertimbangan keuntungan
16. Alokasi resiko dan biaya tak terduga
17. Kesalahan dalam rumusan estimasi
18. Informasi dasar yang biasa digunakan untuk perumusan estimasi biaya
19. Tekanan pasar
21
Biaya total proyek dihitung meliputi tenaga kerja, material, peralatan, sub-
kontrator, overhead, markup, dsb.
Harga per fungsi, metoda ini didasarkan pada estimasi biaya setiap jenis
penggunaan
Harga luas, metoda ini menggunakan harga per luas lantai
Harga volume kubik, metoda ini didasarkan pada volume bangunan
Modular takeoff, metoda ini mengacll pada konsep modul dan kemudian
dikalikan untuk selllruh proyek
Partial takeoff, metoda ini merupakan jumlah dari gabungan jenis-jenis pekerjaan
yang diperkirakan menggunakan harga satuan.
Harga satuan panel, metoda ini dilakukan dengan mengasumsikan harga satuan
per luas lantai, keliling, dinding, atap, dan sebagainya
Harga parameter, metoda ini menggunakan harga satuan dari komponen bangunan
yang berbeda seperti site work, pondasi, lantai, dinding, dan sebagainya.
Seorang estimator akan berusaha melakukan estimasi biaya sedekat mungkin dengan
kebutuhan biaya aktual. Untuk melakukan estimasi biaya suatu pekerjaan sering dijumpai
beberapa kesulitan yaitu :
Dalam setiap jenis pekerjaan mungkin terdiri dari beberapa metoda kerja. Sebagai
contoh seorang estimator harus mengasumsikan terIebih dahulu berapa tukang yang
diperIukan dalam melakukan pekerjaan dinding pasangan bata, apakah diperlukan
pekerja 3 orang atau 4 orang untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik? Bagaimana
mengawali pekerjaan? Apa saja kendala yang dihadapi? Semua pertanyaan- pertanyaan
tersebut harus dicari solusinya dan dipilih yang paling ekonomis.
Untuk mengasumsikan kebutuhan tenaga kerja, biasanya didasarkan pada hasil kinerja
pekerjaan sebelumnya untuk satu jenis pekerjaan yang sama. Dengan demikian
dokumentasi pekerjaan di lapangan sangat berguna untuk membantu para estimator
dalam menganalisa proyek berikutnya. Manipulasi data mungkin tetap diperlukan,
misalnya karena terjadi penurunan kondisi pekerjaan.
Berapa biaya yang diperlukan untuk tukang? Seorang estimator harus memperkirakan
biaya tersebut. Biaya tukang akan bervariasi tergantung pada pekerjaan, keahlian,
peraturan upah minimum, kondisi pasar, dan sebagainya
Hal ini dapat diperkirakan dengan tepat apabila material tersedia dan banyak dijual di
pasaran. Jumlah material yang diperlukan harus dihitung berdasarkan gambar kerja dan
tidak tergantung pada kinerja tukang atau metoda kerja. Akan tetapi seorang estimator
tidak hanya mempertimbangkan material yang diperlukan dalam perkejaan,
22
tetapi juga perkiraan material yang terbuang. Faktor ini sangat bervariasi dan
tergantung pada kinerja dan prosedur kerja yang dipakai oleh tukang.
Jumlah ini akan tergantung pada kebijakan perusahaan, kondisi pasar, dan banyak
variable lainnya.
23
b. Aanstampang batu kali V= luas penampang aanstampang x
jumlah panjang pondasi
c. Pas. Pondasi pada batu kali V= luas penampang pondasi x
jumlah panjang pondasi
2. Pekerjaan beton/dinding
1) Beton bertulang V= jumlah panjang sloof x luas
a. Beton sloof penampang sloof
24
c. Pas. Bola-bola
V= panjang bola-bola
Pekerjaan Rumus
4. Pekerjaan plafon
1) Balok plafon
a. Rangka plafon dalam V= luas keseluruhan ruangan yang
akan dipasang plafon
b. Rangka plafon luar V= luas keseluruhan ruangan yang
akan dipasang plafon
2) Residu rangka plafon
a. Rangka plafon dalam V= panjang kayu rangka plafon
dalam x keliling kayu
b. Rangka plafon luar V= panjang kayu rangka plafon luar
x keliling kayu
3) Memasang plafon
a. Memasang plafond ala Luas plafon dalam/m2
b. Memasang plafon luar Luas plafon luar/m2
c. Les pinggir plafon luar Panjang les pinggir plafon/m
5. Pekerjaan plesteran
1) Pekerjaan plesteran 1 : 2 V= luas pas. Tembok 1 : 2 di atas
lantai x 2
2) Pekerjaan plesteran 1 : 4 V= luas pas. Tembok 1 : 4 diatas
lantai x 2
3) Afwarking beton V= keliling kolom x tinggi kolom x
jumlah kolom
6. Pekerjaan lantai
1) Urugan dibawah lantai
a. Urugan tanah bawah lantai V= panjang urugan tanah x tinggi
urugan tanah
b. Urugan pasir bawah lantai tinggi 5 V= panjang urugan pasir x tinggi
cm/m2 urugan pasir
Pekerjaan Rumus
2) Pasangan lantai
a. Pasangan lantai kerja 1:3:5 tinggi 5 V= luas pas. Lantai kerja
cm/m2
b. Pas. Lantai keramik 30/30 (ruangan) V= luas pas. Lantai keramik bagian
c. Pas. Lantai keramik 30/30 (teras) ruangan
d. Pas. Lantai keramik WC/KM V= luas pas. Lantai keramik bagian
teras
7. Pekerjaan Pintu/Jendela
1) Pekerjaan pintu/jendela V= luas pas. Lantai keramik bagian
a. Pas. Pintu panil double untuk 60 cm WC
25
b. Pas. Pintu panil P1 = 80 cm
c. Pas pintu fibre P2 WC/KM
d. Pas. Pintu panil PJ2
e. Pas. Jendela rangka + kaca 3 mm
f. Pas. Papan ventilasi P1 Luas pasangan pintu
……. Buah
……. Buah
……. Buah
……. Buah
……. Buah
……. Buah
……. Buah
……. Buah
Pekerjaan Rumus
8. Pekerjaan pengecatan
1) Cat dinding Total luas plesteran 1:2 +luas
plesteran 1:4 + afwerking beton
2) Cat plafon Luas plafon dalam + luar
3) Cat minyak
a. Kuzen Total luas kuzen
b. Cat pintu Total luas pintu
c. Cat ventilasi Total luas rangka ventilasi
d. Rangka jendela Total luas rangka jendela
e. Cat lisplank Total luas lisplank
26
d. Pas. Kloset jongkok ……. Buah
e. Pas. Kran air Ø ½” ……. Buah
f. Pas. Bak air fibre ukuran 60.60.80 ……. Unit
cm ……. Unit
g. Pas. Meja dapur lapis kramik ……. Buah
……. Buah
Pekerjaan Rumus
10. Pekerjaan perlengkapan luar
1) Pek. Septictank kapasitas 15 orang + ……. Unit
resapan
2) Pek. Halaman
1. Rabat kerikil Luas rabat kerikil m2
2. Pek. Tanah humus tanam Volume pekerjaan m3
3. Pek. Taman bunga ……. Ls (lumpsum)
3) Pas. Pagar
a. Pagar dapur + pintu pagar ……. M1 panjang
b. Pagar samping kiri ……. M1 panjang
c. Pagar samping kanan ……. M1 panjang
27
LATIHAN MENGHITUNG VOLUME
1. Perhatikan gambar denah dibawah ini
2. Tentukan Volume
1. Galian tanah
2. Pondasi
1. Volume urugan pasir
2. Volume aanstamping
3. Volume pasangan batu kali
3. Volume sloof
Dengan menggunakan 2 jenis pondasi yang berbeda
TIPE A TIPE B
28
JAWABAN :
Diketahui
P. Horisontal = 450 +150+ 200+200+400+300 = 1700 cm = 17 m
P. Vertikal = 500+300+300+500+450+300 = 2350 cm = 23.5 m
P. Total = P. Horisontal + P. Vertikal =40.5 m
1. Volume galian
TIPE A TIPE B
3. Volume Aanstamping
TIPE A = TIPE B
Volume = ptot x l penampang
= 40,5 x (1,05 x 0,2)
= 8,505 m3
29
Volume = Lpenampang x Ptotal
= {(0,25 + 0,85)/2 x 0,85 } x 40,5
= 18,93375 m3
5. Sloof
TIPE A = TIPE B
Volume = PTotal x Luas Penampang
= 40,5 x (0,15 x 0,2)
= 1,215 m3
30