yang menyangkut keselamatan dan hak untuk tidak diganggu gugat harus
sebagai Duta Besar dianggap sudah mulai berlaku sejak ia memperoleh surat-
kepadanya sebagi Duta Besar di negara tersebut, tetapi juga Kedutaan Besar
untuk masuk ke dalam wilayah jurisdiksi negara yang akan menerima, ditambah
pula bahwa kedatangan pertama para diplomat ke negara yang akan menerima
Demikian juga halnya gedung perwakilan, jadi pemberian hak-hak istimewa dan
ketentuan negara penerima tidak berlaku kepadanya. Dalam prakteknya teori ini
mendapat kritikan dari banyak pihak karena dianggap tidak realis. Teori kedua
adalah Teori Representatif dari pejabat diplomatik itu sendiri. Baik pejabat
ini tidak mempunyai batas yang jelas dan menimbulkan kebingungan hukum.
para pejabat diplomatik tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan
lancar. Dengan memberikan tekanan pada kepentingan fungsi terbuka jalan bagi
diciptakan keseimbangan antara kebutuhan negara pengirim dan hak- hak negara
misi diplomatik sebagai wakil dari negaranya. Sehingga jelas bahwa dasar
yang diberikan kepada pejabat diplomatik asing di suatu negara adalah untuk
memperlancar atau memudahkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan para pejabat
tersebut tampak jelas dalam UU No. 1 Tahun 1982 tentang Ratifikasi Konvensi
Wina Tahun 1961 dan Tahun 1963 yang mencantumkan bahwa, hak istimewa
perwakilan.
diberikan kepada para diplomat yang tidak diberikan kepada warga negara biasa
pengirimnya. Kekebalan dan keistimewaan itu dinikmati tidak saja oleh kepala-
kepala perwakilan termasuk para staf perwakilan lainnya, tetapi juga para
diplomatik
state shall treat him with due respect and shall take all appropriate steps
diplomatik tersebut.
b. Pembebasan dari bea cukai dan bagasi. (Pasal 36 ayat (1) dan (2)
Wina 1961)
e. Pembebasan dari kewarganegaraan.(penjelasan atas Undang-
a. Kekebalan Pribadi
b. Kekebalan Yuridiksional
Diplomat.
part of his household shall, if they are not nationals of the receiving
kekebalan dan keistimewaan yang dimiliki oleh para agen diplomatik itu
anggota keluarga yang tinggal satu atap dengan agen diplomatik yang
bersangkutan.
ketiga dalam perjalanan menuju atau dari posnya atau tinggal di suatu
mengenai perlakuan para diplomat pada waktu transit, sama dengan para
ketiga itu dianggap tidak diingini. Demikian juga para diplomat yang
which has granted him a passport visa if such visa was necessary, while
own country, the third state shall accord him inviolability and such other
shall apply in the case of any members of his family enjoying privileges
menuju atau dari posnya terpaksa harus melewati wilayah negara ketiga,
diakui oleh negara ketiga asal saja diplomat yang bersangkutan dapat
menunjukkan paspor atau visanya yang diperlukan untuk itu. Hal ini
bagi para diplomat yang bepergian melalui wilayah negara ketiga, baik
hak- hak tidak dapat diganggu gugatnya dan kekebalan lain yang