Anda di halaman 1dari 4

Muhamad Alwy Davin

1901001

English II

Peran Lulusan Teknik Kimia di Pabrik Gula dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Gula di
Indonesia

Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mempunyai peranan yang cukup penting
dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar yaitu sekitar 13,45 persen pada tahun 2016 atau
merupakan urutan kedua setelah sektor Industri Pengolahan. Pada waktu krisis ekonomi, sektor
pertanian merupakan sektor yang cukup kuat menghadapi goncangan ekonomi dan ternyata
dapat diandalkan dalam pemulihan perekonomian nasional.

Salah satu sub sektor yang cukup besar potensinya adalah sub sektor perkebunan.
Kontribusi sub sektor perkebunan dalam PDB yaitu sekitar 3,46 persen pada tahun 2016 atau
merupakan urutan pertama di sektor Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian
(asosiasi gula indonesia). Sub sektor ini merupakan penyedia bahan baku untuk sektor industri,
penyerap tenaga kerja, dan penghasil devisa. Tebu sebagai bahan baku industri gula merupakan
salah satu komoditi perkebunan yang mempunyai peran strategis dalam perekonomian di
Indonesia. Dengan luas areal sekitar 458,26 ribu hektar pada tahun 2016, industri gula berbahan
baku tebu merupakan salah satu sumber pendapatan bagi ribuan petani tebu dan pekerja di
industri gula.

Gula merupakan salah satu komoditas bahan pokok yang sangat dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari. Maka, tak heran apabila laju harga pasar gula yang melambung tinggi
akan mengakibatkan dampak besar pada masyarakat. Terlebih lagi ketika bukan pada saat musim
giling. Ketersediaan gula yang menipis mengakibatkan harga pasar gula menjadi lebih mahal.
Kondisi ini bukan hanya berdampak pada laju inflasi gula semata, tetapi multiplier effect yang
dihasilkannya pun akan berimbas pada inflasi beberapa produk lain. Ketika beberapa harga
produk menjadi mahal, maka daya beli masyarakat akan menurun, sehingga secara otomatis
aktivitas perekonomian yang diikuti dengan pertumbuhan ekonomi daerah ataupun nasional akan
mengalami degradasi pula.

Selain sebagai salah satu kebutuhan pangan yang sangat penting bagi kehidupan sehari-
hari baik dalam skala rumah tangga maupun industri makanan dan minuman baik besar maupun
kecil, gula pasir juga merupakan sumber kalori bagi masyarakat selain beras, jagung, dan umbi-
umbian. Keberadaan pemanis buatan dan pemanis lainnya sampai saat ini belum sepenuhnya
dapat menggantikan keberadaan gula pasir dikarenakan gula pasir semakin penting peranannya
pada kebutuhan pangan masyarakat.

Dilihat dari sisi Sumber Daya Alam (SDA) dan iklimnya, Indonesia mempunyai
keunggulan sebagai produsen gula tebu, karena tanaman tebu merupakan tanaman tropis yang
secara alamiah tumbuh secara meluas di daerah tropis. Sebagai salah satu komoditas pokok
masyarakat, pemerintah berkewajiban untuk menjamin ketersediaan adanya gula pasir di pasar
domestik dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat (Budiono2007) Upaya untuk menjaga
ketersediaan gula pasir domestik maka dapat diwujudkan dalam salah satu program yaitu
program ketahanan pangan. Ketahanan pangan pada tatanan nasional merupakan kemampuan
bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya untuk dapat memperoleh pangan dalam jumlah
yang cukup, mutu yang layak, dan aman, yang didasarkan pada optimasi pemanfaatan dan
berbasis pada keanekaragaman sumber daya domestik.

Gula juga merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi sebagian besar masyarakat dan
sumber kalori yang relatif murah. Peningkatan konsumsi gula di Indonesia dari tahun ke tahun
memberikan peluang yang luas bagi peningkatan kapasitas produksi pabrik gula. Selain itu dari
jumlah produksi gula di dalam negeri saat ini dirasakan belum mampu memenuhi kebutuhan
gula di Indonesia. Di masa mendatang, pemerintah berupaya agar Indonesia dapat mencapai
swasembada gula sebagai salah satu langkah menuju Ketahanan Pangan Nasional.

Upaya mencapai swasembada gula telah dilakukan pemerintah melalui berbagai


kebijakan. Mulai dari penerapan Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI) untuk mendorong peningkatan
produksi gula pasir, rehabilitasi dan perluasan kapasitas pabrik gula di Jawa, pembangunan
pabrik-pabrik gula baru di luar Jawa dan stabilitas harga gula pasir di dalam negeri. Namun dari
berbagai upaya tersebut masih banyak kendala yang dihadapi pemerintah, mulai dari semakin
sempitnya luas lahan untuk ditanami tebu di pulau Jawa sehingga kapasitas produksi pabrik gula
pasir menjadi tidak optimal, teknologi produksi gula pasir yang masih tertinggal dan budidaya
tanaman tebu yang tidak mampu bersaing dengan tanaman lain seperti padi dan palawija
(Dachliani, 2006).

Saat ini kebutuhan akan gula belum mampu memenuhi target yang diharapkan, negara
kita masih harus mengimpor gula dari negara lain, hal ini disebabkan karena kurangnya bahan
baku yaitu tebu. Untuk terus meningkatkan hasil produksi yang baik maka pada saat proses
produksi perusahaan harus mampu mengendalikan dan melakukan pengawasan produksi secara
maksimal dari tahap awal hingga tahap akhir yaitu pengemasan. Agar dapat meminimalisasikan
kecacatan produk dan juga kegagalan proses produksi.

Berdasarkan data yang dirilis tahun 2018 diatas indonesia adalah negara pengimpor
terbesar dengan nilai 4.45 juta ton, angka ini mengalahkan tiongkok dan amerika masing-masing
mencapai 4.2 juta ton dan 3.11 juta ton,sementara itu negara tetangga kita malaysia 2.02 juta ton
seta Arab Saudi yang mengisi 10 besar dengan 1.4 juta ton (Sumber: Statista 2018).
Dari situlah peran penting dari generasi muda diperlukan, khususnya para lulusan
Teknik Kimia untuk ikut berkontribusi dalam meningkatkan produksi dan kualitas gula di
Indonesia. Para lulusan teknik kimia nantinya dapat menjadi seorang chemiker di pabrik gula .
chemiker nantinya bertugas sebagai pengatur jalannya produksi gula. Sehingga proses produksi
gula menjadi tanggungjawab seorang chemiker. Jadi lulusan teknik kimia sangat berperan besar
dalam proses pembuatan gula di PG.

Dari pengamatan yang telah kami lakukan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
tinggi rendahnya kualitas produk yang dihasilkan, sehingga memerlukan pengendalian dan
pengawasan untuk dapat menghasilkan produk berkualitas baik. Khususnya pada tahap proses
kristalisasi di ”stasiun masakan”, sangat membutuhkan pengendalian serta pengawasan yang
ketat, karena di stasiun tersebut memegang fungsi kualitas gula dan menentukan kelancaran
proses produksi. Jadi pengendalian dan pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menjamin agar kegiatan produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang
direncanakan, dan apabila terjadi penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat dikoreksi,
sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai (Assauri, 2008:38).

Peran chemiker di dalam pabrik gula sangat vital sekali, sebab gula produk yang
dihasilkan bergantung pada proses pengolahan yang dikelola chemiker. Sehingga seorang
chemiker dituntut untuk kreatif dan berwawasan luas sehingga ketika menjalankan proses
pabrikasi gula dapat memproduksi gula yang berkualitas yang dapat bersaing dengan gula
internasional. Untuk menjadi chemiker yang handal diperlukan skill yang mumpuni disertai
dengan pengalaman yang tidak sedikit terutama di bidang produksi gula. Dengan demikian
dalam pemilihan chemiker harus melalui tes yang sangat ketat karena akan berpengaruh terhadap
nama perusahaan.

Terjadinya penyimpangan kualitas pada setiap proses yang ditentukan oleh kontrol
kualitas pada proses akan dianalisis penyebabnya dan selanjutnya dilakukan problem shooting
pada proses sebelum dilanjutkan pada proses berikutnya. Selanjutnya, secara berkala dilakukan
problem solving berdasarkan data yang dikumpulkan oleh kontrol kualitas dengan tujuan
problem yang sama tidak terulang kembali dan beberapa cara yang harus dilaksanakan adalah :

1. Melakukan perbaikan atau perubahan material yang digunakan.


2. Mengubah desain.
3. Melakukan perubahan terhadap layout produksi.
4. Menggunakan peralatan lain yang lebih sesuai dan efektif.
5. Melakukan perubahan terhadap proses operasi dengan cara mengurangi atau
menghilangkan proses yang tidak menambah nilai, menggabungkan dan
menyederhanakan proses atau mengubah urutan proses.

Dengan demikian diharapkan di masa mendatang akan ada lulusan-lulusan teknik kimia
handal yang berkecimpung di dunia industri gula yang nantinya mampu membawa perubahan
besar dalam industri gula nasional, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas dari
produksi gula nasional yang dapat bersaing dengan gula dari negara-negara lain. Kita berharap
bahwa nantinya indonesia akan menjadi salah satu negara dengan kualitas gula terbaik di dunia
dan menjadi pengekspor gula terbesar di dunia. Ini bukan suatu hal yang mustahil jika kita terus
berbenah dan tekun dalam belajar serta banyak belajar dari pengalaman.

Anda mungkin juga menyukai