Anda di halaman 1dari 9

1

STUDI KOMPARASI PERENCANAAN GEDUNG TAHAN GEMPA DENGAN


MENGGUNAKAN SNI 03-1726-2002 DAN SNI 03-1726-2012

Desinta Nur Lailasari1, Ari Wibowo2, Devi Nuralinah2


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan Mayjen Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
Email : desinta.nl@gmail.com

ABSTRAK
Beberapa tahun ini, Indonesia sering dikejutkan dengan berbagai macam bencana alam, terutama gempa. Hal ini
terjadi karena Indonesia berada di kawasan Pasific Ring Of Fire. Kedatangan gempa tidak dapat diprediksi
secara pasti tempat dan waktunya, oleh sebab itu, harus ada sistem pemberitahuan dini terhadap bahaya gempa
dan pengantisipasian dengan pembangunan gedung tahan gempa agar tidak memakan korban jiwa. Di Indonesia
terdapat standar kegempaan SNI 03-1726-2002. Akan tetapi menurut para ahli gempa di Indonesia, peraturan ini
dirasa sudah tidak sesuai lagi diaplikasikan sebagai pedoman perencanaan struktur tahan gempa karena
mengingat pada waktu gempa besar terjadi masih terjadi kerusakan pada struktur bangunan. Seiring berjalannya
waktu dan teknologi, maka dilakukan pembaharuan dengan disusunnya SNI 03-1726-2012 sebagai standar
kegempaan yang baru. Dengan adanya SNI 03-1726-2012 maka dilakukan analisis perbandingan seberapa besar
perubahannya dari standar kegempaan yang lama. Agar bisa mengetahui seberapa efektif dalam penggunaan
standar tersebut pada perencanaan gedung tahan gempa. Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk
mengetahui perbedaan beban gempa antara SNI 2002 dengan SNI 2012, mengetahui perbedaan hasil analisis
gempa statis linier antara SNI 2002 dengan SNI 2012, dan mengetahui perbedaan hasil analisis gempa dinamis
linier antara SNI 2002 dengan SNI 2012. Proses analisis menggunakan model gedung 4 lantai untuk analisis
gempa statis linier dan model gedung 10 lantai untuk analisis gempa dinamis linier. Zona wilayah gempa adalah
zona kota Malang dengan jenis tanah keras. Dari hasil analisis dan komparasi dapat disimpulkan beban gempa
dipengaruhi oleh faktor respons gempa. Pada SNI 2012 memiliki faktor respon gempa dan kombinasi pembebanan
lebih besar daripada SNI 2002. Hasil komparasi analisis gempa statis linier dengan menggunakan analisis statik
ekivalen gaya geser nominal dan simpangan antarlantai SNI 2012 lebih besar daripada SNI 2002 yaitu 13,84%
dan 48,37%. Sedangkan hasil komparasi analisis gempa dinamis linier dengan menggunakan analisis spektrum
respons ragam metode CQC gaya geser nominal dan simpangan antarlantai SNI 2012 lebih besar daripada SNI
2002 yaitu 48,56% dan 80,18%.

Kata kunci : SNI 03-1726-2002, SNI 03-1726-2012, gaya geser nominal, simpangan antarlantai.

1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unversitas Brawijaya
2
Dosen Jurusan Sipil Fakultas Teknik Unversitas Brawijaya
2

1. PENDAHULUAN kegempaan dari tahun 2002 ke 2012 pada


Beberapa tahun ini, Indonesia sering daerah tersebut. Sehingga pergerakan tanah
dikejutkan dengan berbagai macam ini, menjadi faktor perubahan nilai respons
bencana alam, terutama gempa. Hal ini spektra pada SNI yang baru. Pembagian
terjadi karena Indonesia berada di kawasan wilayah gempa berdasarkan SNI 03-1726-
Pasific Ring Of Fire yang merupakan jalur 2002 tidak menjadi patokan untuk
rangkaian gunung berapi aktif di dunia. perubahan respons spektra SNI 03-1726-
Kedatangan gempa tidak dapat diprediksi 2012. Tidak selalu wilayah kegempaan
secara pasti tempat dan waktunya, oleh dengan gempa tinggi pada SNI 03-1726-
sebab itu, harus ada sistem pemberitahuan 2012 mengalami kenaikan pada respons
dini terhadap bahaya gempa dan juga dibuat spektranya. Begitu juga pada wilayah
pengantisipasian dengan pembangunan kegempaan dengan gempa yang rendah.
gedung yang tahan gempa agar tidak (Yoyong dan Iman, 2013)
memakan korban jiwa dalam jumlah Kekurangan dari SNI 03-1726-2002
banyak. yaitu pada pembagian wilayah kegempaan-
Di Indonesia terdapat standar nya. Di dalam zona gempa SNI 2002
kegempaan SNI 03-1726-2002. Akan tetapi mengganggap semua daerah di setiap kota
menurut para ahli gempa di Indonesia, memiliki respons spektra yang sama. Tetapi
peraturan ini dirasa sudah tidak sesuai lagi pada kenyataannya setiap daerah atau
diaplikasikan sebagai pedoman perencana- dalam lingkup yang kecil misalnya setiap
an struktur tahan gempa karena mengingat kecamatan pada suatu kabupaten tidak
banyak gempa besar yang terjadi dan memiliki respons spektra yang sama.
menyebabkan kerusakan pada struktur Kekurangan ini menjadi kelebihan dari SNI
bangunan. 03-1726-2012 sebagai standar kegempaan
Seiring berjalannya waktu dan yang telah diperbaharui.
teknologi, maka dilakukan pembaharuan Kelebihan dari SNI 03-1726-2012
dengan disusunnya standar kegempaan SNI adalah setiap tempat atau setiap lokasi
03-1726-2012. Di standar tersebut, terdapat dengan koordinat lintang dan bujurnya
faktor respons gempa yang nilainya memiliki respons spektra yang berbeda.
bergantung pada parameter percepatan Karena wilayah gempa ditentukan
gerak tanah yang kemudian dibuat kurva berdasarkan parameter gerak tanah Ss
terlebih dahulu sehingga dapat ditentukan (percepatan batuan dasar pada periode
nilai faktor respons gempa berdasarkan pendek 0,2 detik) dan S1 (percepatan batuan
waktu getar alami. dasar pada periode 1 detik). Sehingga
Dengan adanya perubahan pada standar respon spektra yang terbentuk berbeda pada
perencanaan yang baru tersebut, muncul setiap tempat.
pertanyaan seberapa besar perubahan faktor
respons gempa dari standar perencanaan 2. METODE PENELITIAN
yang lama yang mempengaruhi beban Analisis menggunakan 2 metode yaitu
gempa dan besar simpangan antarlantainya. metode statik ekivalen dan metode ragam
Maka dalam studi ini dilakukan analisis spektrum respons. Masing-masing metode
perbandingan antara SNI 03-1726-2002 menggunakan 2 model gedung yang diberi
dengan SNI 03-1726-2012. Perbandingan beban gempa berdasarkan SNI 03-1726-
dilakukan pada beban gempa, hasil analisis 2002 dan SNI 03-1726-2012, kemudian
gempa statis linier dengan model gedung 4 dilakukan analisis perbandingan dari kedua
lantai dan hasil analisis gempa dinamis model tersebut.
linier dengan model gedung 10 lantai. Model gedung yang digunakan adalah
Pada penelitian terdahulu, perubahan gedung 4 lantai untuk analisis gempa statis
respons spektra SNI 03-1726-2012 linier dengan metode statik ekivalen dan
bergantung pada pergerakan wilayah gedung 10 lantai untuk analisis gempa
3

dinamis linier dengan metode ragam 3.1.3. Pembahasan dan Perbandingan


spektrum respons. Spektrum Respons Desain SNI 03-
Tinggi model gedung 4 lantai yaitu 16 1726-2002 dan SNI 03-1726-2012
meter dan tinggi model gedung 10 lantai Dari hasil respons gempa rencana
yaitu 40 meter. Untuk faktor keutamaan tersebut, terdapat perbedaan respons gempa
gedung diasumsikan sebagai gedung rencana antara SNI 03-1726-2002 dengan
perkantoran dan untuk faktor reduksi SNI 03-1726-2012. Hal ini terjadi karena
gempa diasumsikan struktur termasuk kedua standar kegempaan tersebut memiliki
dalam kategori Struktur Rangka Pemikul peta wilayah gempa yang berbeda.
Momen Menengah (SRPMM) beton Pada SNI 03-1726-2002 respons gempa
bertulangan karena terletak di wilayah rencana ditentukan berdasarkan zona
gempa 2. Bagan alur perencanaan wilayah gempa dan jenis tanah. Sedangkan
diperlihatkan pada Gambar 1. pada SNI 03-1726-2012 peta gempa
ditentukan berdasarkan parameter gerak
tanah SS dan S1, kemudian respons gempa
rencana dibuat dahulu sesuai prosedur.
Perbandingan respons spektrum gempa
rencana berdasarkan SNI 03-1726-2002
dan SNI 03-1726-2012 diperlihatkan pada
grafik Gambar 2.
0,7
0,6
0,5
0,4
C (g)

0,3
0,2
0,1
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4
T (detik)
Respons Spektrum Gempa Rencana SNI 03-1726-2002
Respons Spektrum Gempa Rencana SNI 03-1726-2012
Gambar 1 Bagan Alur Perencanaan.
Gambar 2 Perbandingan respons spektrum gempa
3. HASIL DAN PEMBAHASAN rencana SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-1726-2012.
3.1. Spektrum Respons Desain Perbandingan respons gempa rencana
3.1.1. Spektrum Respons Desain dapat dilihat pada grafik, sehingga dapat
Berdasarkan SNI 03-1726-2002 disimpulkan bahwa faktor respons gempa
Berdasarkan SNI 03-1726-2002 kota pada T > 0,5 detik berdasarkan standar
Malang termasuk ke dalam kategori zona kegempaan SNI 2002 dan SNI 2012
wilayah gempa 4 dengan percepatan puncak memiliki besar dan bentuk lekukan yang
batuan dasar sebesar 0,20g. Jenis tanah relatif sama. Perbedaan faktor respons
tempat model gedung adalah tanah keras. gempa terletak pada 0,2 detik > T
3.1.2. Spektrum Respons Desain berdasarkan SNI 2012 memiliki nilai lebih
Berdasarkan SNI 03-1726-2012 besar daripada SNI 2002 dan pada 0,2 detik
Berdasarkan SNI 03-1726-2012, < T < 0,5 detik berdasarkan SNI 2002
spektrum respons rencana desain harus memiliki nilai lebih besar daripada SNI
dibuat terlebih dahulu. Data percepatan 2012.
batuan dasar yang berada di kota Malang
adalah SS = 0,8 dan S1 = 0,3. Dengan
melakukan tahapan dalam membuat
spektrum respons desain berdasarkan SNI
03-1726-2012 pasal 6.4.
4

3.2. Analisis Gempa Statis Linier Jadi, nilai Cs yang digunakan adalah 0,11
3.2.1. Prosedur Gaya Lateral Ekivalen karena nilai Cs (hitungan) terletak di interval
3.2.1.1.Prosedur Gaya Lateral Ekivalen antara Cs (min) dan Cs (maks).
Berdasarkan SNI 03-1726-2002 Kemudian dilakukan perhitungan gaya
Analisis gempa statis linier mengguna- lateral statik ekivalen (V) yaitu
kan model gedung 4 lantai dengan 𝑉 = 𝐶𝑠 𝑊𝑡 = 0,11 𝑥 1173628,80 = 𝟏𝟐𝟒𝟔𝟐𝟎, 𝟏𝟎 𝐤𝐠
ketinggian gedung 16 meter. Berdasarkan Distribusi gaya gempa ditentukan
𝑘
SNI 03-1726-2002 pasal 6.2, waktu getar berdasarkan 𝐹𝑖 = 𝐶𝑣𝑥 𝑉 = ∑𝑛𝑊𝑖𝑊ℎ𝑖𝑖ℎ𝑖𝑘 𝑉 dan 𝑉𝑖 = ∑𝑛𝑖=1 𝐹𝑖 .
𝑖=1
alami struktur T1 untuk struktur gedung di Nilai k merupakan eksponen terkait
dalam penentuan faktor respons gempa C1 dengan periode struktur. Untuk struktur
ditentukan dari hasil rumus empirik atau yang mempunyai periode 0,5 detik atau
yang didapat dari hasil analisis 3 dimensi, kurang, k = 1. Untuk struktur yang
nilainya tidak boleh menyimpang lebih dari mempunyai periode 2,5 detik atau lebih, k =
20% dari rumus Reyleigh. 2. Sedangkan untuk struktur yang
Sedangkan dari rumus empirik T adalah mempunyai periode antara 0,5-2,5 detik, k
0,0731 x h0,75, jadi sudah memenuhi Tempirik = hasil interpolasi. Maka nilai k yang
= 0,58 detik < TRayleigh = 1,02 detik. Selain digunakan dengan T = 0,57 detik adalah:
itu, berdasarkan SNI 03-1726-2002 pasal (2 − 1) (2,5 − 0,5)
= → 𝑘 = 1,035
5.6, pembatasan maksimum waktu getar (𝑘 − 1) (0,57 − 0,5)
alami struktur adalah T < 𝜁 𝑛 = 0,17 x 4 = 3.2.1.3.Pembahasan dan Perbandingan
0,68 detik. Jadi, dapat disimpulkan T = 0,58 Prosedur Gaya Lateral Ekivalen
detik sudah memenuhi persyaratan. Berdasarkan SNI 03-1726-2002
Dengan nilai T tersebut, akan didapat dan SNI 03-1726-2012
nilai C untuk kota Malang wilayah gempa 4 Hasil perhitungan gaya geser nominal
0,30 0,30
untuk jenis tanah keras, yaitu C = 𝑇 = 0,58 statik ekivalen (V) berdasarkan SNI 03-
= 0,51g. Kemudian dilakukan perhitungan 1726-2002 sebesar 109,5 ton sedangkan
gaya geser nominal statik ekivalen (V) yaitu berdasarkan SNI 03-1726-2012 sebesar
𝐶1 𝐼 0,51 x I
𝑉=
𝑅
𝑊𝑡 =
5,5
1173628,80 = 𝟏𝟎𝟗𝟒𝟔𝟔, 𝟔𝟖 𝐤𝐠 124,6 ton. Dari hasil tersebut dapat
Distribusi gaya gempa ditentukan disimpulkan bahwa gaya geser dasar (base
shear) yang dihasilkan oleh SNI 03-1726-
berdasar-kan 𝐹𝑖 = ∑𝑛𝑊𝑖𝑊𝑧𝑖 𝑧 𝑉 dan 𝑉𝑖 = ∑𝑛𝑖=1 𝐹𝑖 . 2012 lebih besar daripada SNI 03-1726-
𝑖=1 𝑖 𝑖
2002, yaitu lebih besar 13,84%. Hal ini
3.2.1.2.Prosedur Gaya Lateral Ekivalen terjadi karena koefisien gempa yang
Berdasarkan SNI 03-1726-2012 digunakan pada SNI 03-1726-2012 lebih
Berdasarkan SNI 03-1726-2012 pasal besar jika dibandingkan dengan SNI 03-
7.8.2, periode fundamental struktur T 1726-2002.
dibatasi oleh batas maksimum dan batas Gaya geser dasar ini kemudian
minimum, yaitu: didistribusikan pada setiap lantai gedung.
𝑇𝑎 (𝑚𝑖𝑛) = 𝐶𝑡 ℎ𝑛 𝑥 = 0,0466 𝑥 160.9 = 0,57 detik
Pendistribusian gaya gempa berdasarkan
𝑇𝑎 (𝑚𝑎𝑥) = 𝐶𝑢 𝑇𝑎 (𝑚𝑖𝑛) = 1,4 𝑥 0,57 = 0,79 detik
SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-1726-2012
Jadi, nilai T yang digunakan adalah 0,57 memiliki rumus yang berbeda. Grafik yang
detik. Sedangkan nilai koefisien respons dihasilkan SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-
seismik Cs ditentukan sebagai berikut: 1726-2012 memiliki bentuk kecenderungan
SDS 0,58
Cs (maks) = = = 0,12 pola kurva yang sama. Pada grafik akan
R 5
( ) ( ) terlihat semakin tinggi gedung, semakin
Ie 1
SD1 0,30 kecil selisih distribusi gaya gesernya. Hal
Cs (hitungan) = = = 0,11
R 5 ini terjadi karena pada SNI 03-1726-2012
T ( ) 0,57 ( )
Ie 1
Cs (min) = 0,044 SSD Ie = 0,044 x 0,58 x 1 = 0,03 ≥ 0,01
ketinggian gedung dipangkatkan dengan
nilai k yang merupakan eksponen terkait
dengan periode struktur. Nilai k yang
5

digunakan dengan T = 0,57 detik adalah memiliki kategori desain seismik D dan SDS
1,035. = 0,58. Sehingga kombinasi pembebanan-
Perbandingan gaya geser terhadap nya menjadi seperti berikut:
ketinggian gedung berdasarkan gaya lateral 1. 1,4 DL
statik ekivalen SNI 03-1726-2002 dan SNI 2. 1,2 DL + 1,6 LL
03-1726-2012 diperlihatkan pada grafik 3. 1,2 DL + 1,0 LL  0,3 (ρ QE + 0,2SDS
Gambar 3. DL)  1,0 (ρ QE + 0,2SDS DL)
20 4. 1,2 DL + 1,0 LL  1,0 (ρ QE + 0,2SDS
DL)  0,3 (ρ QE + 0,2SDS DL)
16
5. 0,9 DL  0,3 (ρ QE - 0,2SDS DL)  1,0 (ρ
Ketinggian (m)

12
QE - 0,2SDS DL)
8 6. 0,9 DL  1,0 (ρ QE - 0,2SDS DL)  0,3 (ρ
4
QE - 0,2SDS DL)
0 3.2.2.3.Pembahasan dan Perbandingan
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000
Gaya Geser (kg) Kombinasi Pembebanan Berda-
Gaya Geser Statik Ekivalen SNI 03-1726-2002 sarkan SNI 03-1726-2002 dan SNI
Gaya Geser Statik Ekivalen SNI 03-1726-2012
03-1726-2012
Gambar 3 Perbandingan distribusi gaya geser Kombinasi pembebanan antara SNI 03-
berdasarkan statik ekivalen SNI 03-1726-2002 dan
1726-2002 dan SNI 03-1726-2012
SNI 03-1726-2012 pada model gedung 4 lantai.
memiliki faktor-faktor dan kombinasi
3.2.2. Kombinasi Pembebanan beban untuk beban mati, beban hidup dan
3.2.2.1.Kombinasi Pembebanan Berda- beban gempa yang sama. Akan tetapi, pada
sarkan SNI 03-1726-2002 beban gempa SNI 03-1726-2012 harus
Berdasarkan SNI 03-1726-2002, faktor- didesain menggunakan pengaruh beban
faktor dan kombinasi beban untuk beban gempa E = Eh  Ev dimana Eh merupakan
mati, beban hidup dan beban gempa adalah: pengaruh beban gempa horizontal dan Ev
1. 1,4 DL merupakan pengaruh beban gempa vertikal.
2. 1,2 DL + 1,6 LL Sehingga koefisien pada beban mati dan
3. 1,2 DL + 1,0 LL  0,3 EX  1,0 EY beban gempa menjadi berubah akibat dari
4. 1,2 DL + 1,0 LL  1,0 EX  0,3 EY pengaruh beban gempa tersebut.
5. 0,9 DL  0,3 EX  1,0 EY Secara keseluruhan dari hasil tersebut,
6. 0,9 DL  1,0 EX  0,3 EY dapat disimpulkan bahwa kombinasi
pembebanan berdasarkan SNI 03-1726-
3.2.2.2.Kombinasi Pembebanan Berda-
2012 memiliki koefisien yang lebih besar
sarkan SNI 03-1726-2012
dibandingkan dengan SNI 03-1726-2002
Berdasarkan SNI 03-1726-2012, faktor-
akibat dari pengaruh beban gempa.
faktor dan kombinasi beban untuk beban
mati, beban hidup dan beban gempa sama 3.2.3. Simpangan Antarlantai pada
dengan SNI 03-1726-2002. Akan tetapi, Analisis Statis
pada kombinasi yang terdapat beban gempa 3.2.3.1.Simpangan Antarlantai Berda-
di dalam persamaannya harus didesain sarkan SNI 03-1726-2002 pada
menggunakan pengaruh beban gempa yang Analisis Statis
ditentukan seperti berikut: Simpangan antarlantai berdasarkan
E = Eh  Ev = (ρ QE)  (0,2SDS DL) kinerja batas layan (Δs) SNI 03-1726-2002
Nilai ρ merupakan faktor redundansi pasal 8.1, dihitung dari simpangan struktur
0,03
yang harus dikenakan pada sistem penahan gedung tidak boleh melampaui 𝑅 kali
gempa dalam masing-masing kedua arah tinggi tingkat yang bersangkutan atau 30
orthogonal untuk semua struktur sesuai mm, bergantung yang nilainya lebih kecil.
dengan SNI 03-1726-2012 pasal 7.3.4. Pada Sedangkan simpangan antarlantai berdasar-
gedung ini memiliki ρ = 1,3 karena
6

kan kinerja batas ultimit (Δm) SNI 03-1726- Berdasarkan grafik tersebut, dapat
2002 pasal 8.2, dihitung dari simpangan disimpulkan bahwa simpangan antarlantai
struktur gedung akibat pembebanan gempa berdasarkan SNI 03-1726-2012 lebih besar
dikalikan dengan faktor pengali untuk dibandingkan dengan SNI 03-1726-2002,
struktur gedung beraturan ξ = 0,7 R. Untuk yaitu lebih besar 48,37%. Hal ini terjadi
memenuhi syarat kinerja batas ultimit, karena kombinasi pembebanan yang
simpangan antarlantai tidak boleh digunakan pada SNI 2012 lebih besar jika
melampaui 0,02 kali tinggi tingkat. dibandingkan dengan SNI 2002.
Bentuk dari grafik antara SNI 03-1726-
3.2.3.2.Simpangan Antarlantai Berda-
2002 dan SNI 03-1726-2012 menunjukkan
sarkan SNI 03-1726-2012 pada
kecenderungan pola kurva yang sama, hal
Analisis Statis
ini disebabkan oleh pendistribusian gaya
Simpangan antarlantai berdasarkan SNI
geser yang cenderung sama antara kedua
03-1726-2012 pasal 7.8.6, dihitung sebagai
standar kegempaan tersebut.
defleksi pusat massa di tingkat teratas dan
terbawah yang ditinjau. Defleksi pusat 3.3. Analisis Gempa Dinamis Linier
massa di tingkat x harus ditentukan dengan 3.3.1. Prosedur Analisis Spektrum
𝐶 𝛿 Respons Ragam
persamaan 𝛿𝑥 = 𝑑𝐼 𝑥𝑒.
𝑒 3.3.1.1.Prosedur Analisis Spektrum
Nilai Cd merupakan faktor pembesaran Respons Ragam Berdasarkan
defleksi, untuk rangka beton bertulang SNI 03-1726-2002
pemikul momen menengah adalah 4,5. Analisis spektrum respons ragam
Sedangkan nilai Ie merupakan faktor menggunakan model gedung 10 lantai
keutamaan gempa yaitu 1. dengan ketinggian gedung 40 meter.
Untuk memenuhi syarat kinerja batas Prosedur analisis spektrum respons ragam
ultimit, simpangan antarlantai tidak boleh dilakukan dengan menggunakan program
melampaui 0,02 kali tinggi tingkat. Staad.Pro V8i. Analisis spektrum respons
3.2.3.3.Pembahasan dan Perbandingan ragam dilakukan dengan metode kombinasi
Simpangan Antarlantai Berda- kuadrat lengkap (Complete Quadratic
sarkan SNI 03-1726-2002 dan SNI Combination / CQC) dengan input gaya
03-1726-2012 pada Analisis Statis gempa respons spektra zona wilayah gempa
Perbandingan simpangan antarlantai 4 dengan jenis tanah keras sesuai pada
terhadap ketinggian gedung berdasarkan subbab 4.1.1. Penggunaan metode CQC
SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-1726-2012 karena memiliki waktu getar alami yang
pada model gedung 4 lantai diperlihatkan berdekatan, yaitu selisihnya kurang dari
pada grafik Gambar 4. 15%. Frekuensi, periode dan partisipasi
massa pada model gedung 10 lantai hasil
20
dari perhitungan metode CQC diperlihatkan
16 pada Tabel 1.
12
Tabel 1 Frekuensi, periode dan partisipasi massa
Ketinggian (m)

pada model gedung 10 lantai


8 Partisipasi Massa
Frekuensi T
Mode (%)
4 (Hz) (detik)
Arah X Arah Y
1 1.749 0.572 0 79.213
0
2 1.749 0.572 79.226 0
0 10 20 30 40 50
Simpangan Antarlantai (mm) 3 1.887 0.530 0 0
Simpangan Antarlantai berdasarkan SNI 03-1726-2002 4 4.321 0.231 0 0
Simpangan Antarlantai berdasarkan SNI 03-1726-2012
5 5.500 0.182 0 10.237
Gambar 4 Perbandingan simpangan antarlantai 6 5.506 0.182 10.243 0
berdasarkan SNI 03-1726-2002 dan Total 89.469 89.450
SNI 03-1726-2012 pada analisis ststis
dengan model gedung 4 lantai.
7

Jumlah ragam partisipasi massa ragam yang dihasilkan dari prosedur analisis
terkombinasi sebesar 89,47%. Hasil ini spektrum respons ragam dengan metode
mendekati nilai 90%, jadi dianggap sudah CQC lebih kecil dibandingkan dengan
memenuhi persyaratan batas partisipasi prosedur analisis gaya lateral ekivalen.
massa. Untuk nilai akhir respons dinamik
3.3.1.3.Pembahasan dan Perbandingan
struktur gedung terhadap pembebanan
Prosedur Analisis Spektrum
gempa nominal akibat pengaruh gempa
Respons Ragam Berdasarkan
rencana dalam suatu arah tertentu
SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-
berdasarkan SNI 03-1726-2002 pasal 7.1.3,
1726-2012
tidak boleh kurang dari 80% nilai gaya Dari hasil analisis spektrum respons
lateral statik ekivalen.
ragam berdasarkan SNI 03-1726-2002 dan
Nilai Vt yang didapat 50912,84 kg SNI 03-1726-2012, diperoleh hasil
sedangkan nilai 80% V1 adalah 80% x partisipasi massa ragam kombinasi sebesar
109466,68 = 87573,34 kg. Sehingga dapat 89,47%. Hasil ini mendekati nilai 90%, jadi
disimpulkan hasil perhitungan gaya geser dianggap sudah memenuhi persyaratan
yang dihasilkan dari prosedur analisis batas partisipasi massa.
spektrum respons ragam dengan metode Untuk hasil perhitungan gaya geser yang
CQC lebih kecil dibandingkan dengan dihasilkan dari prosedur analisis spektrum
prosedur analisis gaya lateral ekivalen. respons ragam dengan metode CQC
3.3.1.2.Prosedur Analisis Spektrum berdasarkan SNI 03-1726-2002 dan SNI
Respons Ragam Berdasarkan 03-1726-2012 lebih kecil dibandingkan
SNI 03-1726-2012 dengan prosedur analisis gaya lateral
ekivalen. Hasil gaya geser analisis
Prosedur analisis spektrum respons
spektrum respons ragam berdasarkan SNI
ragam dilakukan dengan menggunakan
03-1726-2012 lebih besar daripada SNI 03-
program Staad.Pro V8i. Analisis spektrum
1726-2002,yaitu lebih besar 48,56%. Hal
respons ragam dilakukan dengan metode
ini terjadi karena faktor respons gempa dan
kombinasi kuadrat lengkap (Complete
kombinasi pembebanan pada SNI 03-1726-
Quadratic Combination / CQC) dengan
2012 lebih besar daripada SNI 03-1726-
input Ss = 0,8 ; S1 = 0,3 ; Fa = 1,08 dan Fv =
2002.
1, sesuai pada subbab 4.1.2. Penggunaan
metode CQC karena memiliki waktu getar 3.3.2. Simpangan Antarlantai pada
alami yang berdekatan, yaitu selisihnya Analisis Dinamis
kurang dari 15%. 3.3.2.1.Simpangan Antarlantai Berda-
Frekuensi, periode dan jumlah ragam sarkan SNI 03-1726-2002 pada
partisipasi massa ragam terkombinasi sama Analisis Dinamis
seperti SNI 03-1726-2002 yaitu sebesar Persyaratan simpangan antar lantai pada
89,47% yang dianggap sudah memenuhi analisis dinamis SNI 2002 sama dengan
persyaratan batas partisipasi massa 90%. persyaratan pada analisis statis SNI 2002.
Untuk nilai akhir respons dinamik struktur
3.3.2.2.Simpangan Antarlantai Berda-
gedung terhadap pembebanan gempa
sarkan SNI 03-1726-2012 pada
nominal akibat pengaruh gempa rencana
Analisis Dinamis
dalam suatu arah tertentu bedasarkan SNI Persyaratan simpangan antar lantai pada
03-1726-2012 pasal 7.9.4.1, tidak boleh analisis dinamis SNI 2012 sama dengan
kurang dari 85% nilai gaya lateral statik persyaratan pada analisis statis SNI 2012.
ekivalen.
Nilai Vt yang didapat 75637,76 kg
sedangkan nilai 85% V1 adalah 85% x
124620,10 = 105927,09 kg. Sehingga dapat
disimpulkan hasil perhitungan gaya geser
8

3.3.2.3.Pembahasan dan Perbandingan dengan ketinggian gedung yang sama


Simpangan Antarlantai Berda- diperlihatkan pada grafik Gambar 6.
sarkan SNI 03-1726-2002 dan SNI
20
03-1726-2012 pada Analisis
Dinamis 16

Perbandingan simpangan antarlantai

Ketinggian (m)
12
terhadap ketinggian gedung berdasarkan
8
SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-1726-2012
pada model gedung 10 lantai diperlihatkan 4

pada grafik Gambar 5. 0


0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Simpangan Antarlantai (mm)
44
Simpangan Antarlantai berdasarkan SNI 03-1726-2002 Analisis Statis
40
Simpangan Antarlantai berdasarkan SNI 03-1726-2002 Analisis Dinamis
36
Simpangan Antarlantai berdasarkan SNI 03-1726-2012 Analisis Statis
32
Simpangan Antarlantai berdasarkan SNI 03-1726-2012 Analisis Dinamis
Ketinggian (m)

28
24
Gambar 6 Perbandingan simpangan antarlantai
20
16 berdasarkan SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-1726-
12 2012 pada analisis statis dan analisis dinamis.
8
4
0
Berdasarkan grafik pada Gambar 6,
0 10 20 30 40 50 60 70 80 simpangan antarlantai berdasarkan SNI 03-
Simpangan Antarlantai (mm)
Simpangan Antarlantai berdasarkan SNI 03-1726-2002
1726-2002 dengan analisis statis lebih besar
Simpangan Antarlantai berdasarkan SNI 03-1726-2012 daripada analisis dinamis. Begitu juga pada
Gambar 5 Perbandingan simpangan antarlantai simpangan antarlantai berdasarkan SNI 03-
berdasarkan SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-1726- 1726-2012 dengan analisis statis lebih besar
2012 pada analisis dinamis dengan model gedung daripada analisis dinamis. Hal ini terjadi
10 lantai. karena nilai gaya geser nominal analisis
Berdasarkan grafik pada Gambar 5, statik ekivalen lebih besar daripada analisis
dapat disimpulkan bahwa simpangan spektrum respons ragam.
antarlantai berdasarkan SNI 03-1726-2012
lebih besar dibandingkan dengan SNI 03- 4. PENUTUP
1726-2002, yaitu lebih besar 80,18%. Hal 4.1. Kesimpulan
ini terjadi karena kombinasi pembebanan Berdasarkan hasil studi analisis dan
dan gaya geser nominal analisis spektrum proses komparasi terhadap desain gedung
respons ragam yang digunakan pada SNI dengan menggunakan SNI 03-1726-2002
2012 lebih besar jika dibandingkan dengan dan SNI 03-1726-2012 adalah :
SNI 2002.  Faktor respons gempa berdasarkan
Bentuk dari grafik antara SNI 2002 dan standar kegempaan SNI 2012 lebih besar
SNI 2012 menunjukkan kecenderungan daripada SNI 2002.
pola kurva yang sama, hal ini disebabkan  Pada analisis gempa statis linier dengan
oleh pendistribusian gaya geser yang sama model gedung 4 lantai, didapatkan hasil
antara kedua standar kegempaan tersebut. gaya geser nominal yang dihasilkan
3.3.2.4.Pembahasan dan Perbandingan analisis statik ekivalen dan simpangan
Simpangan Antarlantai Berda- antarlantainya berdasarkan SNI 2012
sarkan SNI 03-1726-2002 dan SNI lebih besar dibandingkan dengan SNI
03-1726-2012 pada Analisis Statis 2002. Serta kombinasi pembebanan
dan Analisis Dinamis berdasarkan SNI 2012 memiliki
Perbandingan simpangan antarlantai koefisien yang lebih besar dibandingkan
terhadap ketinggian gedung berdasarkan dengan SNI 2002 akibat dari pengaruh
SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-1726-2012 beban gempa.
pada analisis statis dan analisis dinamis  Pada analisis gempa dinamis linier
dengan model gedung 10 lantai,
9

didapatkan hasil gaya geser nominal Gempa untuk Struktur Bangunan


yang dihasilkan analisis spektrum Gedung, SNI 03-1726-2002. Jakarta :
respons ragam dengan metode CQC dan Departemen Pekerjaan Umum.
simpangan antarlantainya berdasarkan Badan Standarisasi Nasional. 2012.
SNI 2012 lebih besar daripada SNI 2002. Standar Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Struktur Bangunan
4.2. Saran
Gedung dan Non Gedung, SNI 03-1726-
Hasil studi komparasi ini bagi perencana
2012. Jakarta : Departemen Pekerjaan
dapat dijadikan sebagai acuan dalam
Umum.
perencanaan gedung tahan gempa yang
Faizah Restu dan Widodo. 2013. Analisis
akan dibangun. Respons spektra SNI 2012
Gaya Gempa Rencana pada Struktur
dapat digunakan sebagai acuan dalam
Bertingkat Banyak dengan Metode
perencanaan gedung. Respon spektra SNI
Dinamik Respon Spektra.. Konferensi
2012 tidak dapat digunakan apabila lebih
Nasional Teknik Sipil 7 Universitas
kecil dari respon spektra SNI 2002. Karena
Sebelas Maret Surakarta : S 208.
dengan respon spektra yang besar
Maupa, Rheinhardt. 2010. Studi Komparatif
diharapkan tidak terjadi lagi kegagalan
Desain Struktur Gedung Tahan Gempa
dalam struktur gedung akibat gempa.
Dengan Flat Plate System Berdasarkan
Semoga studi komparasi ini dapat
Tata Cara Pembebanan Gempa SNI 03-
memberikan pengetahuan tentang standar
1726-2002 dan ASCE 7-05. Skripsi tidak
kegempaan yang telah diperbaharui bagi
dipublikasikan. Surabaya : Institut
masyarakat pada umumnya dan bagi
Teknologi Sepuluh November.
mahasiswa dapat dijadikan acuan dalam
M. Firdaus Alkaff. 2006. STAAD 2004
pengembangan studi analisis selanjutnya
Untuk Orang Awam. Palembang :
yaitu pada struktur gedung tidak beraturan
Maxikom.
atau dengan penambahan shear wall.
Rachmat Purwono, Prof, Ir, Msc. 2005.
Perencanaan Struktur Beton Bertulang
DAFTAR PUSTAKA
Tahan Gempa. Surabaya : ITSpress.
Andi, Yuan. 2012. Desain Struktur Gedung Schueller, W. 2001. Struktur Bangunan
Tahan Gempa Menggunakan Dinding Bertingkat Tinggi . Bandung : Refika
Geser pada Gedung Program Studi Aditama.
Teknik Informatika Fakultas Teknik Taranath, B. S. 1998. Steel, Concrete, and
Universitas Brawijaya. Skripsi tidak Composite Design of Tall Building .
dipublikasikan. Malang : Universitas USA : McGraw-Hill.
Brawijaya.
Arfiandi Yoyong dan Satyarno Iman. 2013.
Perbandingan Spektra Desain Beberapa
Kota Besar di Indonesia dalam SNI
Gempa 2012 dan SNI Gempa 2002.
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7
Universitas Sebelas Maret Surakarta : S
302-S 305.
Azmi. 2013. Perbandingan Perilaku
Struktur Terhadap Beban Gempa
Berdasarkan SNI 03-1726-2002 dan
RSNI 03-1726-201x. Skripsi tidak
dipublikasikan. Aceh : Universitas Al-
muslim.
Badan Standarisasi Nasional. 2002.
Standar Perencanaan Ketahanan

Anda mungkin juga menyukai