Anda di halaman 1dari 14

1

MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA


“NERACA PEMBAYARAN”

Disusun oleh :

 Alamsyah Nawawi 1320180122


 Diana Rospita 1320180095
 Marsha Almira F. 1320180119
 M. Rizqi Fadhillah 1320180126
 Muna 1320180125

Universitas Islam Asy-syafi’iyah


2020/2021

2
3
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur penulis sampaikan kepada Tuhan YME  yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ NERACA
PEMBAYARAN INDONESIA “ ini tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua penulis,
yang telah berjasa besar dan penuh pengorbanan serta selalu berdo’a dalam memenuhi segala
kebutuhan, sehingga penulis sukses dalam menuntut ilmu untuk kehidupan masa depan yang
lebih baik.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan dalam isi maupun penulisannya. Seperti kata pepatah “ tak ada gading yang tak
retak atau dengan pepatah lain  tak ada ranting yang tak akan patah “, oleh sebab itu penulis
mengharapkan masukan atau kritikan maupun saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaannya di masa yang akan datang.

Mudah – mudahan dengan adanya makalah ini sedikit banyaknya dapat membawa manfaat
kepada kita semua, dan juga dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.

Jakarta, 25 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………..……………………………......i
Daftar Isi…………………………………..……………………………………....ii
Bab I Pendahuluan
1.1  Latar Belakang Masalah………………………....…...………………iii
1.2  Perumusan Masalah……………………….…………………….....…iii
1.3  Tujuan Masalah………………………………...…………………......iii
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Neraca Pembayaran…………………………………………..…....1
2.2 Komponen Neraca Pembayaran……………………2
2.3 Fungsi Neraca Pembayaran…………………….4
2.4 Manfaat Neraca Pembayaran ………………..….……..4
2.5 Tahapan Dalam Neraca Pembayaran…….……........4
2.6 Masalah Dalam Analisis Neraca Pembayaran…………………….…….....….5
2.7 Pengertian Arus Modal Masuk…………………………………..........….......…...….5
2.8 Utang Luar Negeri……………...........….............6
2.9 Data Utang Luar Negeri 2014....................…….....…………......…….…....6
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan……………………………………………………..…...8
Daftar Pustaka…………………………………………..………………...…..….9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

Pada pendahuluan ini, kita akan membahas sedikit mengenai isi dari makalah.
Diantaranya mengenai Neraca Pembayaran, Arus Modal Masuk, dan Hutang Luar Negeri.
Ketiga pembahasan ini sudah ada sejak masa Perang Revolusi Kemerdekaan Nasional
Indonesia.
Secara singkat, Neraca Pembayaran adalah ikhtisar yang meringkas transaksi-
transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu
tertentu yang meliputi pembelian serta penjualan barang dan juga jasa. Arus Modal Masuk
merupakan arus modal yang berasal dari luar negara tersebut. Arus modal masuk ini bisa
mendatangkan manfaat yang lebih besar ketimbang risikonya jika dikelola dengan benar.
Sementara Hutang Luar Negri adalah sebagian dari total utang suatu negara yang diperoleh
dari para kreditor di luar negara tersebut yang membantu pertumbuhan negara Indoneia.
Dengan adanya 3 pembahasan mengenai materi diatas, kita bisa mengetahui kegunaan
dan keuntungan bagi pembangunan perekonomian di Indonesia.

1.2              Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, maka kita dapat menyimpulkan beberapa rumusan masalah
sebagai berikut:
1.      Pengertian Neraca Pembayaran, Arus Modal Masuk, dan Utang Luar Negeri?
2.      Apa manfaat dan resikonya?

1.3         Tujuan
1.      Untuk dapat memahami apa yang dimaksud dengan Neraca Pembayaran.
2.      Untuk dapat mempelajari apa yang dimaksud dengan Arus Modal Masuk.
3.      Untuk dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Utang Luar Negeri.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Neraca pembayaran


Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya
satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah
dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran
terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-
item finansial.
Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam transaksi:

1. Transaksi Debit

 Transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari dalam negeri ke luar
negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang menyebabkan
berkurangnya posisi cadangan devisa.

2. Transaksi Kredit

Transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari luar negeri ke dalam
negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu transaksi yang menyebabkan
bertambahnya posisi cadangan devisa negara.
 Tujuan Penyusunan Neraca Pembayaran

1. Mengetahui Peranan Sektor Eksternal Dalam Perekonomian Suatu Negara

Peranan sektor eksternal tercermin antara lain dari besarnya jumlah permintaan produk
domestik oleh bukan penduduk, atau sebaliknya. Semakin besar permintaan terhadap produk
domestik oleh bukan penduduk, yang tercermin dari nilai ekspor Negara bersangkutan,
semakin besar pula peranan sektor eksternal dalam pembentukan produk domestik.

2. Mengetahui Aliran Sumber Daya Antar Negara.

Berdasarkan Neraca Pembayaran dapat diketahui seberapa besar aliran sumber daya antara
suatu Negara dengan Negara-negara lainnya sehingga terlihat apakah Negara tersebut
merupakan pengekspor barang dan atau modal, atau sebaliknya sebagai pengimpor barang
atau modal

3. Mengetahui Struktur Ekonomi dan Perdagangan Suatu Negara

Dengan mengamati perkembangan Neraca Pembayaran, dapat diketahui pola umum kegiatan
perekonomian suatu Negara dalam berinteraksi dengan Negara lain, seperti ketergantungan
sumber pendapatan nasional dari hasil ekspor produk petanian dan ketergantungan sumber
pembiayaan investasi dari Negara lain.

4. Mengetahui Permasalahan Utang Luar Negeri Suatu Negara

2
Berdasarkan catatan transaksi modal dan keuangan di Neraca Pembayaran, dapat diketahui
seberapa jauh suatu Negara dapat memenuhi kewajibannya terhadap Negara lain.

5. Mengetahui Perubahan Posisi Cadangan Devisa Suatu Negara.

Bertambah atau berkurangnya posisi cadangan devisa terkait dengan surplus  atau defisit
Neraca Pembayaran. Apabila terjadi surplus Neraca Pembayaran maka posisi cadangan
devisa akan bertambah sebesar surplus tersebut. Dan sebaliknya.

6. Dipergunakan Sebagai Sumber Data dan Informasi Dalam Penyusunan


Anggaran Devisa (foreign exchange budget).

Dengan memperhatikan surplus atau defisit Neraca Pembayaran pada tahun tertentu, dapat
diperlukan besarnya kebutuhan devisa untuk anggaran tahun berikutnya, sekaligus dapat
ditentukan besarnya pinjaman yang diperlukan.

7. Dipergunakan Sebagai Sumber Data Penyusunan Statistik Pendapatan Nasional


(national account).

Statistic Neraca Pembayaran diperlukan dalam perhitungan pendapatan nasional mengingat


salah satu variabel pendapatan nasional adalah nilai ekspor-impor barang dan jasa yang
tercatat dalam Neraca Pembayaran.

2.2 Komponen Neraca Pembayaran

1. Transaksi Berjalan (current account).

Merupakan bagian dari neraca pembayaran yang berisi arus pembayaran jangka pendek
(mencatat transaksi ekspor-impor barang dan jasa), yang meliputi :

1. Ekspor dan impor barang-barang dan jasa ekspor barang-barang dan jasa yang
diperlakukan sebagai kredit impor barang-barang dan jasa diperlakukan kembali
sebagai debit.
2. net investment income tingkat bunga dan dividen diperlakukan sebagai jasa karena
merepresentasikan pembayaran untuk penggunaan modal.
3. net transfer (transfer unilateral), meliputi bantuan luar negeri, pemberian-pemberian
dan pembayaran lain antar pemerintah dan antar pihak swasta. Net transfer bukan
merupakan perdagangan barang dan jasa. Atau dengan kata lain transaksi berjalan
merangkum aliran dana antara satu Negara tertentu dengan seluruh negara lain
sebagai akibat dari pembelian barang-barang atau jasa, provisi income atas aset
finansial, atau transfer unilateral (misalnya bantuan bantuan antar pemerintah dan
antar pihak swasta).

Transaksi berjalan merupakan ukuran posisi perdagangan intenasional yang luas. Defisit
transaksi berjalan menjelaskan arus dana yang keluar suatu negara lebih besar dari dana-dana
yang diterimanya. Komponen transaksi berjalan meliputi neraca perdagangan dan
neraca barang dan jasa.
Transaksi berjalan umumnya digunakan untuk menilai neraca perdagangan. Neraca
Perdagangan secara sederhana merupakan selisih/perbedaan antara ekspor dan impor. Jika

3
impor lebih tinggi dari ekspor, maka yang terjadi adalah defisit neraca perdagangan.
Sebaliknya, jika ekspor lebih tinggi dari impor, yang terjadi adalah surplus. Sedangkan
Neraca Jasa adalah neraca perdagangan ditambah jumlah pembayaran bunga kepada para
investor luar negeri dan penerimaan dividen dari investasi di luar negeri, serta penerimaan
dan pengeluaran yang berhubungan dengan pariwisata dan transaksi-transaksi ekonomi
lainnya.

2. Neraca Modal (Capital Account)

Merupakan bagian dari neraca pembayaran yang mencerminkan perubahan-perubahan dalam


kepemilikan aset jangka pendek dan jangka panjang (seperti saham, obligasi dan real estate)
suatu negara, Yang meliputi :

1. Arus modal masuk tercatat sebagai kredit karena suatu Negara menjual aset berharga
kepada pihak asing untuk memperoleh uang tunai.
2. Arus modal keluar tercatat sebagai debit karena suatu Negara membeli asset berharga
dari pihak asing (luar negeri).
3. Transaksi-transaksi neraca modal diklasifikasi sebagai investasi portfolio, langsung
atau jangka pendek.

Untuk dapat membeli aset luar negeri diperlukan valuta asing, dengan demikian arus modal
neto menggambarkan demand terhadap valuta asing. Nilai valuta asing ditentukan oleh
demand valas untuk membeli barang-barang dan jasa dan demand terhadap valas untuk
membeli aset. Neraca Modal adalah ukuran investasi jangka pendek dan jangka panjang
suatu negara, termasuk investasi langsung luar negeri dan investasi dalam sekuritas.

3. Cadangan Devisa Negara (Official Reserves Account)

Mengukur perubahan-perubahan dalam cadangan internasional yang dimiliki oleh otoritas


keuangan suatu negara. Hal ini mencerminkan surplus atau defisit transaksi-transaksi
ekonomi neraca berjalan dan neraca modal suatu negara yang dihasilkan dengan cara mencari
nilai selisih (netting) dari cadangan aset dan cadangan hutang.
Cadangan devisa terdiri dari :

1. Cadangan internasional yang terdiri dari emas dan aset luar negeri yang dapat
diperdagangkan.
2. Peningkatan dalam tiap aset tercatat sebagai debit
3. Penurunan cadangan aset tercatat sebagai kredit

2.3 Fungsi Neraca Pembayaran


Neraca pembayaran sangat penting dan perlu dibuat oleh suatu negara. Fungsi neraca
pembayaran internasional antara lain sebagai berikut.

1. Sebagai alat pembukuan agar pemerintah dapat mengambil keputusan yang tepat,
mengenai jumlah barang dan jasa yang sebaiknya keluar atau masuk dalam batas
wilayah suatu negara serta untuk mendapatkan keterangan-keterangan mengenai
anggaran alat-alat pembayaran luar negerinya.

4
2. Sebagai alat untuk mengukur kondisi ekonomi yang terkait dengan perdagangan
internasional dari suatu negara. Sebagai alat untuk melihat gambaran pengaruh
transaksi luar negeri terhadap pendapatan nasional negara yang bersangkutan.
3. Sebagai alat untuk memperoleh informasi rinci terkait dengan perdagangan luar
negeri.
4. Sebagai alat untuk membandingkan pos-pos dalam neraca pembayaran negara
tersebut dengan negara tertentu.
5. Sebagai alat kebijakan moneter yang akan dilaksanakan oleh suatu negara.

2.4 Manfaat Neraca Pembayaran

1. Membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi antara penduduk


dalam negari dan penduduk luar
2. Mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi internasional suatu negara.
3. Mengetahui mitra usaha suatu negara dalam hubungan ekonomi internasional.
4. Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara.
5. Indikator yang akan dipertimbangkan oleh negara donor untuk memberikan bantuan
keuangan.
6. Indikator fundamental ekonomi selain tingkat inflasi, pertumbuhan GNP dan
sebagainya.
7. Sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam; mengambil langkah-langkah
dibidang ekonomi; mengambil kebijakan dibidang moneter dan fiskal; mengetahui
pengaruh hubungan ekonomi internasional terhadap pendapatan nasional; mengambil
kebijakan dibidang politik internasional.

2.5 Tahapan dalam Neraca Pembayaran


Setiap negara cenderung memiliki beberapa tahapan dalam neraca pembayarannya, dari
negara debitur muda hingga negara kreditur madya.

1. Negara debitur muda dimana pada tahapan ini suatu negara lebih banyak mengimpor
daripada mengekspor selisih di antara keduanya ditutup melalui pinjaman luar negeri
sehingga memungkinkan negara tersebut menumpuk modal.
2. Negara debitur madya dimana pada tahapan ini neraca perdagangan suatu negara telah
surplus, tetapi pertumbuhan dividen dan bunga yang harus dibayarkan untuk pinjaman
luar negeri menjadikan saldo neraca modalnya kurang seimbang.
3. Negara kreditur muda dimana pada tahapan ini suatu negara mengembangkan
ekspornya secara luar biasa, bahkan negara meminjamkan uang kepada negara-negara
lain.
4. Negara kreditur madya dimana pada tahapan ini pendapatan modal dan investasi luar
negeri memberikan surplus cukup besar terhadap pos tak tampak yang kemudian
diseimbangkan dengan defisit neraca perdagangan.

2.6 Masalah dalam Analisis Neraca Pembayaran

1. Seringkali mengabaikan antara transaksi internasional yang satu dengan yang lain,
sehingga ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran diasosiasikan dengan satu
transaksi saja tanpa melihat hubungannya dengan yang lain. Contoh: investasi di luar
negeri dianggap menambah defisit neraca pembayaran, karena menyebabkan
terjadinya aliran modal keluar. Akan tetapi jika ditinjau lebih lanjut, investasi ini
nantinya akan menunjang kegiatan ekspor bahan mentah atau lainnya. Demikian juga

5
pemberian bantuan dari negara lain akan menambah defisit neraca pembayaran,
padahal kebanyakan bantuan (terutama dari negara maju) berupa bantuan dalam
bentuk  uang yang dibelanjakan di dalam negeri ataupun bantuan terikat yang artinya
bantuan tersebut digunakan untuk membeli barang-barang yang dihasilkan oleh
negara pemberi bantuan.
2. Surplus dalam transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik, sebaliknya defisit
dianggap jelek. Anggapan semacam ini tidak selalu benar. Defisit ataupun surplus di
dalam transaksi yang sedang berjalan tidak perlu dikhawatirkan selama defisit atau
surplus tersebut diimbangi dengan aliran modal masuk atau keluar dalam jumlah yang
sama.

2.7 Arus Modal Masuk


Besarnya arus modal masuk ke Indonesia, sebagai akibat pertumbuhan perekonomian yang
tetap terjaga dalam beberapa tahun terakhir, harus dapat dimanfaatkan untuk mendanai
proyek-proyek jangka panjang. Mengelola arus modal masuk (capital inflow) ke dalam
kawasan merupakan sebuah tantangan yang sulit, yang dihadapi negara-negara emerging
market seperti Indonesia karena dapat membawa berbagai risiko potensial terhadap stabilitas
keuangan.
Seperti yang telah diketahui, untuk menjaga stabilitas moneter akibat derasnya arus modal
masuk ke Indonesia dan besarnya likuiditas saat ini, BI menerapkan beberapa kebijakan yang
diapresiasi Bank Dunia dan IMF sebagai langkah yang tepat.
Neraca modal yang menggambarkan arus keluar masuk devisa yang bukan merupakan
pembayaran atas barang atau jasa. Arus devisa yang di catat di neraca modal ialah devisa
dalam arti arus modal masuk, baik berupa dana investasi maupun pinjaman atau utang luar
negeri. Investasi dan pinjaman dari luar negeri merupakan arus masuk. Sedangkan investasi
kita ke luar negeri dan pinjaman yang kita berikan kepada pihak luar negeri dicatat dalam
arus keluar. Sebagian besar pinjaman luar negeri yang diperoleh pemerintah berasal dari
sebuah konsorsium bernama Consultative Group for Indonesia (CGI) yang sebelumnya
bernama Inter Group on Indonesia (IGGI). Arus modal asing bisa mendatangkan manfaat
yang lebih besar ketimbang risikonya jika dikelola dengan benar. Diperkirakan hingga akhir
tahun ini arus modal asing yang masuk ke Indonesia mencapai sekitar US$25 miliar. Manfaat
tersebut antara lain, penurunan biaya bunga APBN, sumber investasi swasta, pembiayaan
Foreign Direct Investment (FDI) dan kedalaman pasar modal. Sementara risikonya adalah
terjadinya pembalikan, tekanan penguatan rupiah dan gelembung ekonomi. Pemerintah perlu
lebih aktif lagi untuk mendorong perusahaan swasta untuk masuk bursa lewat penawaran
saham perdana (IPO) atau right issue. kemudian, memperbanyak penerbitan obligasi negara
dengan berbagai macam seri dan jangka waktu.
2.8 Utang Luar Negeri
Utang luar negeri atau pinjaman luar negeri, adalah sebagian dari total utang suatu negara
yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut. Dalam jangka pendek, utang luar
negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menutup defisit anggaran
pendapatan dan belanja negara, akibat pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran
pembangunan yang cukup besar.
Pinjaman luar negeri adalah semua pinjaman yang menimbulkan kewajiban membayar
kembali terhadap pihak luar negeri baik dalam valuta asing maupun dalam Rupiah. Termasuk
dalam pengertian pinjaman luar negeri adalah pinjaman dalam negeri yang menimbulkan
kewajiban membayar kembali terhadap pihak luar negeri. Pinjaman luar negeri yang diterima
Pemerintah, dimaksudkan sebagai pelengkap pembiayaan pembangunan, disamping sumber

6
pembiayaan yang berasal dari dalam negeri berupa hasil perdagangan luar negeri, penerimaan
pajak dan tabungan baik tabungan masyarakat dan sektor swasta. Salah satu masalah dalam
pelaksanaan pembangunan ekonomi yang dihadapi negara-negara berkembang termasuk
Indonesia adalah keterbatasan modal dalam negeri.
2.9 Utang Luar Negeri 2014

 Utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Januari 2014 tercatat USD269,3 miliar
sehingga tumbuh 7,1% meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan Desember 2013
sebesar 4,6% Peningkatan pertumbuhan tersebut terutama dipengaruhi oleh kenaikan
posisi ULN sektor swasta sebesar 12,2% menjadi USD141,4 miliar. Sementara itu,
posisi ULN sektor publik tumbuh sebesar 1,9% menjadi USD127,9 miliar. Jika
dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya, ULN sektor swasta hanya tumbuh
0,6%,  sementara ULN sektor publik meningkat 3,5%

 Berdasarkan jangka waktu, kenaikan pertumbuhan ULN terutama terjadi pada ULN
jangka panjang. ULN berjangka panjang pada Januari 2014 tumbuh 7,1% lebih tinggi
dari pertumbuhan bulan Desember 2013 sebesar 4,1% Sementara itu, ULN berjangka
pendek tumbuh 7,0% sedikit lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan
sebelumnya sebesar 7,1%. Pada Januari 2014, ULN berjangka panjang tercatat
sebesar USD222,8 miliar, atau mencapai 82,7% dari total ULN.  Dari jumlah tersebut,
ULN berjangka panjang sektor publik mencapai USD121,5 miliar (95,0% dari total
ULN sektor publik), sementara ULN berjangka panjang sektor swasta sebesar
USD101,3 miliar (71,7% dari total ULN swasta).

 Untuk ULN swasta, peningkatan pertumbuhan terjadi pada ULN sektor finansial dan
sektor pengangkutan & komunikasi. ULN sektor swasta terutama terarah pada lima
sektor ekonomi, yaitu sektor keuangan (pangsa 26,5% dari total ULN swasta), sektor
industri pengolahan (pangsa 20,4%), sektor pertambangan dan penggalian (pangsa
18,1%), sektor listrik, gas, dan air bersih (pangsa 11,6%), dan sektor pengangkutan
dan komunikasi (pangsa 7,6%). Dari kelima sektor tersebut, dua sektor yaitu sektor
keuangan dan sektor pengangkutan dan komunikasi mencatat kenaikan pertumbuhan
pada Januari 2014 masing-masing sebesar 11,1% dan 5,8% dari bulan sebelumnya
sebesar 5,7% dan 4,4% .Sementara itu, pertumbuhan ULN sektor pertambangan dan
penggalian dan sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 20,4% dan 11,7% ,lebih
lambat dari 26,1% dan 12,1% pada bulan sebelumnya. Di sisi lain, ULN sektor 
listrik, gas, dan air bersih masih mengalami kontraksi sebesar 1,7% .

 Bank Indonesia memandang perkembangan ULN tersebut masih cukup sehat dalam
menopang ketahanan sektor eksternal tercermin pada posisi ULN Januari 2014 yang
cukup terkendali di level 30,8% dari PDB.Peningkatan pertumbuhan ULN Januari
2014 antara lain tidak terlepas dari kebutuhan kebutuhan pembiayaan ekonomi,
termasuk melalui utang luar negeri.  Ke depan, Bank Indonesia akan terus memantau
perkembangan ULN Indonesia, terutama ULN jangka pendek swasta, sehingga tetap
optimal mendukung perekonomian Indonesia.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi
antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu
(biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan
jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca
pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial,
dan item-item finansial.

Tujuan utama neraca pembayaran yaitu untuk memberikan informasi kepada


pemerintah tentang posisi keuangannya, khususnya yang terkait dengan hasil praktek
hubungan ekonomi dengan negara lain. Neraca pembayaran juga dapat membantu dalam
pengambilan keputusan bidang moneter, fiskal, perdagangan dan pembayaran internasional.

perekonomian di indonesia harus cepat di tanggapi, terutama pada utang luar negeri.
Utang Indonesia dimulai sejak tahun 1945. Solusi yang mesti dilakukan adalah Meningkatkan
daya beli masyarakat yakni melalui pemberdayaan ekonomi pedesaan dan pemeberian modal
usaha kecil seluasnya, taat membayar pajak dan digunakan untuk hal yang semestinya,
Mengembangkan sumber daya berkualitas dan menempatkan kesejahteraan yang berkeadilan
dan merata.

8
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

         http://www.seo4shared99design.co.cc/2010/08/makalah-analisis-pengaruh-utang-
luar.html
         http://id.wikipedia.org/wiki/Neraca_pembayaran
         http://www.ekonomi-holic.com/2012/05/neraca-pembayaran.html
          http://dellyherdiana.blogspot.com/2011/05/neraca-pembayaran-arus-modal-asing-
dan.html
         https://yuniariani37.wordpress.com/2014/07/07/neraca-pembayaran-arus-modal-
asingdan-utang-luar-negeri/
         http://echaagunadarma.blogspot.com/2011/03/bab-11-neraca-pembayaran-arus-
modal.html
         http://erwinstwn.blogspot.co.id/2015/05/perekonomian-indonesia-
neraca.html#.WUU8zX-UmTZ
         http://ebiahmadfabiyan.blogspot.co.id/2015/09/makalah-neraca-pembayaran-
internasional.html

Anda mungkin juga menyukai