Anda di halaman 1dari 39

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH III JAKARTA


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

JUDUL PELAKSANAAN AKTUALISASI


VISUALISASI TATA CARA PENELITIAN AWAL
PENGADUAN MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA
MEMBERIKAN PEMAHAMAN AUDITOR DI LINGKUNGAN
INSPEKTORAT IV

DISUSUN OLEH :
NAMA : GINA DWI MISGIYANI
NIP : 199605302019032004
JABATAN : AUDITOR AHLI PERTAMA
UNIT ORGANISASI : INSPEKTORAT JENDERAL

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH III JAKARTA


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TAHUN 2019
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH III JAKARTA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI


VISUALISASI TATA CARA PENELITIAN AWAL PENGADUAN MASYARAKAT
SEBAGAI UPAYA MEMBERIKAN PEMAHAMAN AUDITOR DI LINGKUNGAN
INSPEKTORAT IV

DISUSUN OLEH:
GINA DWI MISGIYANI, S.E.
199605302019032004
AUDITOR AHLI PERTAMA
INSPEKTORAT JENDERAL

DISEMINARKAN PADA:
HARI : Jumat
TANGGAL : 27 September 2019
MENTOR COACH KEPALA
BALAI DIKLAT PUPR WIL.
III JAKARTA

Dodi Suryadi.ST, CFrA, QIA Ir. Tasripin Sartiyono, MT. Yunaldi, S.T., M.T.
NIP 197712272005021002 NIP 195909081986031002 NIP 197212301998031003

KEPALA PUSDIKLAT MANAJEMEN


DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL,

Ir. Moeh. Adam, M.M.


NIP 196503031992031002

ii
LEMBAR
IDE GAGASAN AKTUALISASI

JUDUL : VISUALISASI TATA CARA PENELITIAN AWAL PENGADUAN


MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA MEMBERIKAN PEMAHAMAN
AUDITOR DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT IV KEMENTERIAN
PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

OLEH:
NAMA : GINA DWI MISGIYANI
NIP : 199605302019032004
UNIT KERJA : INSPEKTORAT IV, INSPEKTORAT JENDERAL

PESERTA PELATIHAN COACH

GINA DWI MISGIYANI, S.E. IR. TASRIPIN SARTIYONO, MT.


NIP. 199605302019032004 NIP. 195909081986031002

iii
LEMBAR PERSETUJUAN
GAGASAN AKTUALISASI

JUDUL : VISUALISASI TATA CARA PENELITIAN AWAL


PENGADUAN MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA
MEMBERIKAN PEMAHAMAN AUDITOR DI LINGKUNGAN
INSPEKTORAT IV KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT

OLEH:
NAMA : GINA DWI MISGIYANI
NIP : 199605302019032004
UNIT KERJA : INSPEKTORAT IV, INSPEKTORAT JENDERAL

PESERTA PELATIHAN

GINA DWI MISGIYANI, S.E.


NIP. 199605302019032004

MENTOR COACH

DODI SURYADI, ST, CFrA, QIA. IR. TASRIPIN SARTIYONO, MT.


NIP. 197712272005021002 NIP. 195909081986031002

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya Laporan Pelaksanaan Aktualisasi dengan judul “Visualisasi Tata
Penelitian Awal Pengaduan Masyarakat Sebagai Upaya Memberikan Pemahaman Auditor Di
Lingkungan Inspektorat IV Kementerian PUPR” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.
Laporan Pelaksanaan Aktualisasi ini disusun sebagai salah satu persyaratan kelulusan
Latsar CPNS Kementerian PUPR. Selama menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Aktualisasi
ini penulis banyak menerima petunjuk, saran, bimbingan, motivasi dan bantuan dari berbagai
pihak. Sehubungan dengan hal tersebut penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dodi Suryadi. ST, CfrA, QIA selaku mentor yang selalu memberikan motivasi,
saran, arahan dan bimbingan sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Bapak Ir. Tasripin Sartiyono, M.T selaku coach yang juga telah memberikan banyak
masukan, koreksi dan saran sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. Kasubbag TU Inspektorat IV Ibu Nuryati, SAP, MA, serta para auditor senior yang
ada di lingkungan Inspektorat IV Kementerian PUPR.
4. Widya Iswara Kementerian PUPR yang mengajar di Balai Pelatihan Kemen PUPR
Wilayah III Jakarta yang telah memberikan pengetahuan sehingga memudahkan
penyusunan laporan ini.
5. Teman-teman CPNS Kementerian PUPR Batch II yang berjuang bersama selama
mengikuti LATSAR di Balai Pelatihan KemenPUPR Wilayah III Jakarta serta semua
pihak yang tidak bisa penulis sebutkan lebih banyak lagi dalam rancangan aktualisasi
ini.
Semoga Laporan Pelaksanaan Aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis sadar bahwa Laporan Pelaksanaan Aktualisasi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Jakarta, 20 September 2019

Gina Dwi Misgiyani, S.E.

v
DAFTAR ISI

LEMBAR IDE GAGASAN AKTUALISASI ....................................................................................... iii


LEMBAR PERSETUJUAN GAGASAN AKTUALISASI................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ v
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2 Tujuan Aktualisasi .................................................................................................................. 2
1.3 Ruang Lingkup........................................................................................................................ 4
BAB II GAMBARAN UNIT KERJA .................................................................................................... 5
2.1 Deskripsi Organisasi ............................................................................................................... 5
2.2 Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi ....................................................................... 5
2.3 Uraian Tugas Jabatan Peserta (SKP) ...................................................................................... 8
BAB III DESKRIPSI RANCANGAN AKTUALISASI ....................................................................... 9
3.1 Penetapan Isu yang Diangkat .................................................................................................. 9
3.2 Gagasan Pemecahan Isu ........................................................................................................ 13
3.3 Matriks Rancangan Aktualisasi ............................................................................................ 13
BAB IV PELAKSANAAN AKTUALISASI ...................................................................................... 18
4.1 Deskripsi Kegiatan ................................................................................................................ 18
4.2 Hasil Capaian Pelaksanaan Aktualisasi ................................................................................ 18
4.2.1 Uraian Teknik Aktualisasi, Hambatan, dan Solusi ........................................................... 18
4.2.2 Analisa Dampak ................................................................................................................ 23
BAB V PENUTUP .............................................................................................................................. 25
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 25
5.2 Saran ..................................................................................................................................... 25
LAMPIRAN.......................................................................................................................................... 26

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai peran yang penting dalam penyelenggaraan
pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, serta dalam menjaga persatuan dan
kesatuan dengan landasan kesetian kepada ideologi Pancasila dan Undang Undang Dasar
Tahun 1945 dalam rangka untuk mewujudkan dan menciptakan masyarakat madani yang taat
hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi.
Menurut Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan pendidikan dan pelatihan
terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama 1 tahun masa percobaan.
Pernyataan tersebut selanjutnya diperkuat dengan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi
Negara Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pedoman Manajemen Penyelenggaraan Pelatihan
Dasar Calon PNS 2018.
Oleh karena itu berdasarkan landasan tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) mengadakan On the Job Training dan Pelatihan Dasar (Latsar)
CPNS dengan tujuan untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab; dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Hal itu juga selaras dengan nilai
organisasi Kementerian PUPR yaitu iProve (Integritas, Profesional, Orientasi Misi, Visioner
dan Etika Akhlakul Kharimah).
Dalam Pelatihan Dasar ini calon ASN diberikan materi tentang penerapan nilai-nilai
dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA) serta peran dan kedudukan ASN (Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole
of Goverment dengan memadukan pembelajaran klasikal dan non klasikal di tempat pelatihan
dan di tempat kerja sehingga memungkinkan calon ASN mampu menginternalisasi,
menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan
merasakan manfaatnya, sehingga menghasilkan ASN yang profesional dan berkarakter.
Isu yang penulis angkat adalah adanya aturan-aturan terbaru dalam bidang pengawasan
di Inspektorat Jenreal Kementerian PUPR. Gagasan pemecahan isu yang penulis usulkan
adalah dengan membuat visualisasi aturan tersebut dalam bentuk konten visual yang berupa

1
poster dan video animasi. Jika isu tidak segera ditangani maka di khawatirkan akan
menyebabkan kesalahan dalam melakukan prosedur pengawasan yang akan semakin
menumpuk dan semakin sulit ditangani. Selain itu, mengingat pada tugas dan fungsi utama
dari Inspektorat Jenderal adalah menyelenggarakan pengawasan internal di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Tugas dan fungsi tersebut
diselenggarakan dalam berbagai bentuk pengawasan manajemen, program, sistem dan
kinerja. Selain itu, Inspektorat Jenderal juga menjadi role model bagi unit organisasi lain
dalam lingkup kementerian terutama tentang penerapan nilai-nilai organisasi dalam
pelaksanaan kegiatannya.

1.2 Tujuan Aktualisasi

Secara umum aktualisasi bertujuan untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
menyusun dan menyajikan rancangan aktualisasi berdasarkan konsepsi pembelajaran yang
sesuai dengan sikap perilaku bela negara, nilai-nilaidasar PNS dan kedudukan serta peran
PNS dalam NKRI melalui proses internalisasi dan pembiasaan diri di tempat kerja untuk
pembentukan karakter PNS yang berintergritas dan professional.
Dengan adanya aktualisasi ini diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai dasar ASN
sesuai dengan tugas dan fungsi jabatan peserta Pelatihan Dasar. Pada sisi yang lebih spesifik,
diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dan peran dan kedudukan ASN (Manajemen
ASN, Pelayanan Publik dan Whole of Government) sehingga membentuk pribadi yang jujur,
kompeten, adil, berintegritas dan profesional. Sehingga mampu melaksanakan tugas dan
fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu
bangsa.
ASN sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa
dapat ditunjukan dengan :
1. Kemampuan memiliki akuntabilitas dalam melaksanakan tugas jabatannya;
2. Kemampuan untuk mengedepankan rasa nasionalisme dalam pelaksanaan tugas
jabatannya;
3. Mampu menjunjung tinggi standar etika publik dalam melaksanakan tugas
jabatannya;
4. Kemampuan untuk berinovasi untuk meningkatkan mutu pelayanan;

2
5. Berani untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan korupsi di
lingkungan instansi;
6. Mampu untuk menjadi sumber daya Aparatur Sipil Negara yang unggul dan
selalu mengikuti perkembangan jaman;
7. Kemampuan mencapai tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program, dan
pelayanan publik; dan
8. Kemampuan dalam memenuhi kebutuhan pelayanan publik sesuai dengan
peratuan bagi setiap warga negara.

Tujuan dari perancangan aktualisasi ini secara khusus adalah :


1. Memenuhi kewajiban CPNS dalam menerima Pelatihan Dasar sesuai dengan UU
No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Perka LAN Nomor 12 Tahun
2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan
III.
2. Untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi, Whole of
Government, Pelayanan Publik dan Manajemen ASN sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Apartur Sipil Negara serta nilai I-Prove
sebagai insan PUPR dalam menjalankan tugas sebagai ASN
3. Untuk mengetahui isu di lingkungan kerja dan kaitan nya dengan 3 pilar ASN.
4. Untuk mencari solusi atas isu yang dibahas.

Adapun manfaat yang diharapkan setelah aktualisasi ini, yaitu:


1. Membantu menyelesaikan isu atau permasalahan yang terjadi di tempat OJT yang
dilaksanakan yaitu Inspektorat IV;
2. Memberikan manfaat nyata dari hasil aktualisasi bagi unit organisasi Inspektorat
IV.
3. Meningkatkan pemahaman auditor atas aturan – aturan didalam pengawasan pada
Inspektorat Jenderal IV.

3
1.3 Ruang Lingkup

Lingkup bahasan dalam perancangan aktualisasi ini yaitu:


1. Fokus pengerjaan aktualisasi ini adalah Inspektorat Wilayah IV, Inspektorat
Jenderal Kementerian PUPR.
2. Waktu pengerjaan aktualisasi yaitu pada tanggal 13 Agustus sampai dengan 23
September 2019, dengan jangka waktu 30 hari.
3. Pengambilan data aturan dibatasi yaitu aturan-aturan yang baru diperbaharui tahun
2019 ini.

4
BAB II
GAMBARAN UNIT KERJA

2.1 Deskripsi Organisasi

Inspektorat Jenderal adalah unit organisasi Eselon I yang berada di bawah dan
bertangung jawab kepada Menteri. Inspektorat Jenderal dipimpin oleh Inspektur Jenderal.
Sesuai dengan Permen PUPR No 03 Tahun 2019 tentang organisasi dan tata kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Inspektorat Jenderal mempunyai
tugas yaitu menyelenggarakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian.
Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
merupakan unit kerja yang dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya berada dan bertanggung
jawab langsung kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. memiliki Visi dan
Misi yaitu Aparat Pengawas Intern yang Terpercaya. Inspektorat Jenderal Kementerian
PUPR memiliki Visi yaitu “APARAT PENGAWAS INTERN YANG TERPERCAYA’.
Sedangkan Misi yang dimiliki oleh Inspektorat Jenderal Kementerian PUPR untuk
mewujudkan Visi nya adalah sebagai berikut:
1. Meminimalkan penyimpangan dan praktik-praktik KKN serta Gratifikasi;
2. Mengawal pelaksanaan pembangunan dan mengayomi pelaksana yang sudah
melaksanakan tugas sesuai peraturan perundang-undangan;
3. Mengembangkan manajemen pengawasan berbasis manajemen resiko yang
profesional, transparan, dan akuntabel;
4. Melaksanakan pengawasan intern yang efektif, efisien, dan ekonomis sesuai kode
etik auditor dan standar audit.

2.2 Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi

Tugas dari Inspektorat Jenderal Kementerian PUPR itu sendiri adalah untuk
melaksanakan pengawasan intern terhadap seluruh kegiatan dalam rangka
penyelenggaraan tugas dan fungsi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.
Dalam melaksanakan tugasnya, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:
1. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan Kementerian;

5
2. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian terhadap kinerja dan
keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya;
3. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri;
4. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian;
5. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan
6. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Selanjutnya akan dibahas mengenai tugas dan fungsi Inspektorat IV sebagai tempat On
the Job Training penulis. Inspektorat IV mempunyai tugas melaksanakan pengawasan
terhadap penyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mencakup Provinsi Bali, Nusa Tenggara
Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Dalam
menjalankan tugasnya Inspektorat IV menyelenggarakan fungsi:

1. penyiapan rencana dan program pengawasan serta program kerja pengawasan


mencakup Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku,
Maluku Utara, Papua dan Papua Barat;
2. penyiapan rancangan norma, standar, prosedur dan kriteria pengawasan,
pengujian dan penilaian mencakup Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat;
3. pelaksanaan audit yang meliputi audit kinerja, audit dengan tujuan tertentu,
probity audit, audit program dan perencanaan, audit dengan tujuan tertentu
lainnya meliputi Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat;
4. pelaksanaan reviu yang meliputi reviu anggaran, reviu rencana kebutuhan barang
milik negara, reviu perpanjangan kontrak tahun jamak, reviu lain atas perintah
Menteri dan/atau Inspektur Jenderal, telaah sejawat antar inspektorat
kementerian/lembaga lainnya, reviu lainnya dan verifikasi lainnya meliputi
Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku
Utara, Papua dan Papua Barat;
5. pelaksanaan evaluasi yang meliputi evaluasi pelaksanaan SPIP dan evaluasi lain
atas perintah Menteri dan/atau Inspektur Jenderal meliputi Provinsi Bali, Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua
Barat;

6
6. pelaksanaan pemantauan yang meliputi pemantauan atas tindak lanjut hasil
pengawasan, pemantauan atas tindak lanjut selain audit kinerja, pemantauan lain
atas perintah Menteri dan/atau Inspektur Jenderal, validasi temuan BPK-RI
meliputi Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku,
Maluku Utara, Papua dan Papua Barat;
7. pelaksanaan kegiatan pengawasan lainnya yang meliputi internalisasi, sosialisasi,
dan bimbingan teknis peraturan yang berkaitan dengan bidang pengawasan dan
pengendalian intern, layanan konsultasi atas proses pengadaan barang/jasa
pemerintah, penatausahaan keuangan dan barang milik negara,dan tindak lanjut
hasil pengawasan, pendampingan, penyusunan ikhtisar hasil pengawasan dan
penelitian awal Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat; dan
8. pelaksanaan urusan tata usaha Inspektorat IV.

Struktur dan kedudukan Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat adalah sebagai berikut:
1. Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat harus dibentuk sesuai kenutuhan untuk melaksanakan beban
kerja.
2. Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
dipimpin oleh seorang Inspektur Jenderal sebagai Kepala Unit APIP.
3. Kepala Unit APIP diangkat dan diberhentikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang pengangkatan dan
pemberhentian PNS.
4. Kepala Unit APIP bertanggung jawab kepada Menteri.
5. Auditor yang duduk dalam Unit APIP bertanggung jawab langsung kepada Kepala
Unit APIP.

7
2.3 Uraian Tugas Jabatan Peserta (SKP)
Sasaran Kerja Pegawai (SKP) CPNS disusun seragam dari Biro Kepegawaian dan
Ortala, Sekertariat Jenderal dan dinilai oleh Mentor yang bertindak sebagai atasan langsung.
Uraian kegiatan tugas peserta yang disusun dalam SKP selama masa OJT, yaitu:
a. Menyusun tugas mandiri selama orientasi
b. Mengikuti pelatihan dasar
c. Mengikuti latihan fungsional
d. Mengikuti pelatihan teknis
e. Mengikuti pelatihan penulisan ilmiah dan pelaporan
f. Mengikuti pengenalan kelitbangan
g. Mengikuti pelatihan bela negara
h. Mengisi buku lembar pencatatan hasil kerja CPNS
i. Membuat laporan penugasan selama mengikuti OJT
j. Mengikuti pelatihan manajemen konstruksi
Pada pelatihan dasar, CPNS diberi pendalaman terkait peran dan kedudukan ASN serta
nilai-nilai ASN (ANEKA). Keluaran pelatihan dasar berupa laporan pelaksanaan aktualisasi
sebagai gagasan pemecahkan isu yang diidentifikasi di unit kerja. Rangkaian kegiatan selama
masa OJT bertujuanagar memberikan pembekalan dan pengenalan lingkungan kerja di
Kementerian PUPR sehingga CPNS akan lebih menguasai dunia kerja dan dapat menjadi
bibit unggul dalam mencapai visi dan misi Kementerian PUPR.
Ketika nanti penulis sudah resmi diangkat menjadi PNS, penulis menjadi Jabatan
Fungsional Tertentu yaitu Auditor Ahli Pertama. Adapun Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
untuk jabatan fungsional Auditor Ahli Pertama, sebagai berikut:
1. Melaksanakan Audit Internal di Inspektorat
2. Melaksanakan Reviu di Inspektorat
3. Melaksanakan Evaluasi di Inspektorat
4. Melaksanakan Pemantauan di Inspektorat
5. Melaksanakan Pengawasan lainnya di Inspektorat

8
BAB III
DESKRIPSI RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Penetapan Isu yang Diangkat

Menurut KBBI, isu adalah masalah yang dikedepankan atau kabar yang tidak jelas asal
usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabar angin; desas-desus. Untuk menemukan isu,
perlu dilakukan environmental scanning di unit kerja. Dari hasil environmental scanning di
Inspektorat IV, ditemukan beberapa isu yang merupakan isu saat ini, isu berkembang, dan isu
potensial. Berikut adalah isu-isu yang ditemukan di Inspektorat IV :

a. Cara Penggunaan Printer yang tidak optimal.


b. Pemborosan kertas pada saat mengeprint berkas.
c. Kurang referensi tertulis yang mudah diakses dan dipahami untuk auditor pemula.
d. Banyaknya perubahan aturan atau aturan baru bidang pengawasan.
e. Kurangnya keamanan data pada setiap komputer.

Dalam menganalisa isu-isu yang muncul diatas, saya akan menganalisa isu
menggunakan alat penetapan isu berdasarkan APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan,
Layak). Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang terjadi. Problematik artinya sebuah isu
memiliki permasalahan yang kompleks sehingga butuh dicarikan solusi permasalahannya.
Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Layak artinya isu yang
diangkat realistis dan masuk akal untuk dipecahkan masalahnya.
Tabel 2.1 Pemilihan Isu melalui kriteria APKL
No Isu Kriteria Isu

A P K L

1 Cara Penggunaan Printer yang tidak optimal √ √ √ ×

2 Pemborosan kertas pada saat mengeprint berkas √ √ √ ×

3 Kurang referensi tertulis yang mudah diakses dan √ √ √ √


dipahami untuk auditor pemula
4 Banyaknya perubahan aturan atau aturan baru bidang √ √ √ √
pengawasan
5 Kurangnya keamanan data pada setiap komputer √ √ √ √

9
Keterangan:
A: Aktual
P : Problematik
K : Kekhalayakan
L : Layak
Berdasarkan alat bantu penetapan isu diatas dapat disimpulkan bahwa isu nomor 3, 4,
dan 5 memenuhi semua kriteria APKL. Sementara isu nomor 1, dan 2 tidak memenuhi
kriteria Layak.
Isu nomor 3 yaitu “Kurang referensi tertulis yang mudah diakses dan dipahami untuk
auditor pemula” memenuhi semua kriteria APKL. Isu ini Aktual karena benar-benar dan
sedang terjadi bukan hanya di lingkungan Inspektorat IV. Problematik karena isu ini sudah
banyak dikeluhkan oleh para auditor pemula. Kekhalayakan karena auditor pemula lebih dari
1 orang. Layak karena isu ini bila dicarikan solusinya dapat lebih mengefisienkan dan
mengefektifkan kinerja para auditor pemula.
Isu nomor 4 yaitu “Banyaknya perubahan aturan atau aturan baru bidang pengawasan”
memenuhi semua kriteria APKL. Isu ini Aktual karena benar-benar dan sedang terjadi.
Problematik karena isu ini sudah banyak dikeluhkan oleh para auditor baik yang pemula
maupun yang sudah senior. Kekhalayakan karena dasar kegiatan auditor adalah pengawasan
sehingga menyangkut orang banyak atau dalam hal ini para Satker. Layak karena isu ini bila
dicarikan solusinya dapat lebih meningkatkan pemahaman Auditor akan aturan baru yang
akan berdampak pada mengefektifkan dan mengefisienkan kinerja Auditor di Inspektorat IV.
Isu nomor 5 yaitu “Kurangnya keamanan data pada setiap komputer” memenuhi semua
kriteria APKL. Isu ini Aktual karena benar-benar dan sedang terjadi. Problematik karena isu
ini sudah banyak dikeluhkan oleh para PNS dan CPNS yang menggunakan komputer kantor.
Kekhalayakan karena jumlah CPNS dan PNS baru cukup banyak. Layak karena isu ini bila
dicarikan solusinya dapat lebih menjaga kerahasiaan hasil pengawasan atau berkas rahasia.
Berdasarkan hasil dari analisa isu menggunakan metode APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, Layak) diatas, terdapat 3 buah isu yang memenuhi kriteria. Diantaranya yaitu:
a. Kurang referensi tertulis yang mudah diakses dan dipahami untuk auditor pemula.
b. Banyaknya perubahan aturan atau aturan baru bidang pengawasan.
c. Kurangnya keamanan data pada setiap komputer.
Dari ketiga isu tersebut, akan dilakukan analisa penetapan prioritas isu menggunakan
metode USG (Urgency, Seriousness dan Growth).

10
Urgency artinya seberapa mendesaknya suatu isu untuk segera dibahas, dianalisis dan
ditindak lanjuti.
Seriousness artinya seberapa serius suatu isu untuk segera dibahas dikaitkan dengan
akibat yang akan ditimbulkan.
Growth adalah seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani segera.
Adapun analisis isu berdasarkan kriteria USG adalah sebagai berikut:

No Isu U S G Total Prioritas

3 Kurang referensi tertulis yang mudah 4 4 5 13 2


diakses dan dipahami untuk auditor
pemula.
4 Banyaknya perubahan aturan atau aturan 5 5 5 15 1
baru bidang pengawasan.
5 Kurangnya keamanan data pada setiap 3 3 3 9 3
komputer

Keterangan:
U : Urgency Skor 5 : sangat USG
S : Seriousness Skor 4 : USG
G : Growth Skor 3 : cukup USG
Skor 2 : kurang USG
Skor 1 : tidak USG

Berdasarkan analisis isu menggunakan metode USG diatas dapat disimpulkan bahwa
isu nomor 4 mendapatkan jumlah terbesar sehingga menjadi prioritas utama yang akan
dipecahkan permasalahannya.
Dilihat dari tingkat Urgency-nya, isu nomor 4 penting hal ini dikarenakan mengingat
pemahaman para auditor akan aturan-aturan yang baru itu sangat penting. Isu tersebut juga
berdampak serius (Seriousness) karena jika tidak segera ditangani akan mengganggu kinerja
Inspektorat IV. Dari tingkat Growth, jika isu tidak segera ditangani maka akan menyebabkan
kesalahan dalam melakukan prosedur pengawasan yang akan semakin menumpuk dan
semakin sulit ditangani. Selain itu, mengingat pada tugas dan fungsi utama dari Inspektorat
Jenderal adalah menyelenggarakan pengawasan internal di lingkungan Kementerian

11
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Tugas dan fungsi tersebut diselenggarakan dalam
berbagai bentuk pengawasan manajemen, program, sistem dan kinerja. Selain itu, Inspektorat
Jenderal juga menjadi role model bagi unit organisasi lain dalam lingkup kementerian
terutama tentang penerapan nilai-nilai organisasi dalam pelaksanaan kegiatannya.
Seiring dengan perkembangan dalam reformasi birokrasi, berbagai perbaikan dilakukan
di semua lini, tidak terkecuali dalam pengawasan internal. Perbaikan-perbaikan ini juga
mengakibatkan berbagai perubahan dalam aturan pelaksanaan kegiatan pengawasan internal.
Selain itu, posisi Inspektorat Jenderal sebagai pengawas internal juga mendorong agar auditor
yang bertindak selaku aparat pengawasan internal pemerintah memiliki pengetahuan dan
kompetensi yang cukup untuk melaksanakan tugasnya.
Masalah diatas memiliki keterkaitan dengan agenda III yaitu Manajemen Aparatur Sipil
Negara (ASN), seperti yang telah diketahui Manajemen ASN adalah pengelolaan pegawai
negeri sipil untuk menghasilkan pegawai negeri sipil yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Hubungan antara permasalahan yang diangkat dengan Manajemen ASN adalah karena
permasalahan ini akan berdampak pada tingkat kompetensi dari para auditor itu sendiri.
Usaha-usaha untuk menjaga agar auditor senantiasa memiliki pengetahuan dan kompetensi
yang cukup adalah salah satu bentuk mewujudkan profesionalisme sebagai salah satu nilai
organisasi dan menjaga komitmen mutu sebagai salah satu nilai ASN. Auditor yang
profesional diharapkan dapat melaksanakan tugasnya dengan tepat sesuai ketentuan yang
berlaku sehingga dapat memberikan nilai tambah yang diharapkan organisasi. Kompetensi
yang cukup juga mendorong diperolehnya mutu kegiatan yang tinggi dalam setiap kegiatan
pengawasan yang dilakukan.
Sayangnya, perubahan-perubahan dan penerbitan berbagai aturan baru mengenai
pengawasan internal biasanya berbentuk narasi yang sangat panjang. Untuk dapat memahami
bagaimana tata cara pelaksanaannya dengan baik, dibutuhkan waktu dan energi lebih di luar
pelaksanaan tugas dan fungsi sehari-hari. Hal ini dapat menghambat auditor-auditor terutama
dengan beban kerja yang sudah cukup padat untuk dapat mempelajari aturan-aturan baru
yang seharusnya menjadi dasar pelaksanaan tugasnya sehari-hari. Lalu isu diatas memiliki
dampak terhadap unit organisasi dimana penulis melaksanakan On the Job Training,
berdasarkan analisis USG, isu banyaknya pembaharuan maupun aturan baru mengenai
pengawasan internal mendapat nilai tertinggi dan menjadi isu terpilih. Isu ini memiliki
beberapa dampak yang dapat ditimbulkan jika isu tersebut tidak diselesaikan, yaitu:

12
1) Mengurangi profesionalitas auditor dalam melaksanakan tugasnya
2) Mengurangi mutu hasil pengawasan yang peraturannya mengalami perubahan
3) Mengurangi kompetensi auditor dikarenakan auditor belum memahami tatacara
pengawasan internal dengan kententuan terbaru

3.2 Gagasan Pemecahan Isu

Gagasan pemecahan yang diajukan untuk meningkatkan pemahaman auditor mengenai


aturan di bidang pengawasan internal berupa visualisasi poin-poin penting dalam aturan-
aturan terkait pengawasan internal.
Visualisasi aturan-aturan bidang pengawasan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
diantaranya:
1) Memudahkan auditor untuk mempelajari aturan-aturan baru dan perubahan dalam
bidang pengawasan internal terutama di Wilayah IV.
2) Mendorong pelaksanaan tugas pengawasan agar sesuai dengan aturan-aturan yang
terkini.
3) Menjaga mutu pelaksanaan tugas pengawasan agar sesuai dengan yang diharapkan
dalam aturan yang berlaku.

3.3 Matriks Rancangan Aktualisasi

Tahapan Kerja dari Penulisan ini adalah sebagai berikut:


1. Melakukan konsultasi dan Coaching terhadap Mentor dan Coach.
2. Melakukan brainstorming poin-poin aturan penting mana saja yang akan disorot.
3. Merancang desain dan sketsa visualisasi aturan yang dipilih.
4. Melakukan konfimasi desain dan konten visual yang sudah dibuat dengan Mentor
dan Coach.
5. Menyampaikan konten visual yang sudah dibuat untuk dipublikasikan di media
sosial internal dan eksternal Inspektorat Jenderal.
6. Melakukan evaluasi terkait kekurangan konten yang dipublikasikan.
7. Penulisan Laporan Akhir.

13
 Matriks Tahapan Kegiatan

Unit Kerja : Inspektorat Jenderal Wilayah IV


Identifikasi Isu : Banyaknya perubahan aturan atau aturan baru bidang pengawasan
Isu yang diangkat : Banyaknya peraturan baru di bidang pengawasan yang harus dipelajari Auditor di Inspektorat Jenderal
Wilayah IV
Gagasan Pemecahan Isu : Visualisasi aturan-aturan bidang pengawasan internal dalam bentuk konten gambar dan video

KETERKAITA KONTRIBUSI
PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT / N SUBSTANSI TERHADAP
NO KEGIATAN NILAI
KEGIATAN HASIL MATA VISI-MISI
ORGANISASI
PELATIHAN ORGANISASI
1 2 3 4 5 6
 Mengumpulkan file Meningkatkan
Melakukan konsultasi dan
aturan-aturan terbaru pelayanan
Coaching terhadap Atasan Aturan yang Etika Publik, dan Profesional, Visioner,
1
Langsung, Mentor dan  Menetapkan aturan dipilih Akuntabilitas
publik,
Etika
mana yang akan meningkatkan
Coach
dipilih kinerja

 Mempelajari
peraturan terbaru Meningkatkan
Melakukan brainstorming yang dipilih Poin -poin Akuntabilitas, pelayanan
poin-poin aturan penting  Diskusi dengan Profesional, Visioner,
penting Komitmen Mutu, publik,
2 mana saja yang akan mentor dan rekan Orientasi Misi, Etika
peraturan dan Etika Publik meningkatkan
disorot kerja mengenai poin kinerja
peraturan yang
disoroti

14
 Membuat desain dan
sketsa konten visual Meningkatkan
Merancang desain dan Etika Publik, pelayanan
 Membuat konten Desain Profesional, Visioner,
3 sketsa visualisasi aturan Akuntabilitas, dan publik,
visual sesuai poin- konten visual Etika
yang dipilih Komitmen Mutu. meningkatkan
poin penting yang kinerja
ingin disorot

 Diskusi dengan
mentor dan rekan
kerja senior tentang
konten yang sudah Meningkatkan
Melakukan konfimasi
dibuat Akuntabilitas, pelayanan
desain dan konten visual Finalisasi Profesional, Visioner,
4 Komitmen Mutu publik,
yang sudah dibuat dengan  Melakukan revisi konten visual
dan Etika Publik meningkatkan
Etika
Mentor konten jika kinerja
diperlukan
berdasarkan hasil
diskusi

 Koordinasi dengan
mentor dan atasan
Menyampaikan konten langsung mengenai Konten
penyampaian konten Meningkatkan
visual yang sudah dibuat Visual yang
visual di media unit Komitmen Mutu, pelayanan
untuk dipublikasikan di siap Profesional, Visioner,
5 organisasi Etika Publik, publik,
media sosial internal dan dipublikasika Etika
 Mencetak konten danAkuntabilitas meningkatkan
eksternal Inspektorat n ke media
visual kinerja
Jenderal sosial/dicetak
 Upload konten visual
ke media yang
tersedia
6 Melakukan evaluasi terkait  Melakukan evaluasi Konten visual Komitmen Mutu, Meningkatkan Profesional, Visioner,
kekurangan konten yang mengenai respon dan yang Etika Publik, dan pelayanan Etika

15
dipublikasikan imbas konten visual bermanfaat Akuntabilitas publik,
yang diterbitkan dan tepat meningkatkan
 Melakukan revisi guna kinerja
atau penambahan
yang diperlukan

 Menulis Laporan
Akhir Terkait Meningkatkan
Aktualisasi yang Komitmen Mutu, pelayanan
Lapoan Profesional, Visioner,
7 Penulisan Laporan Akhir dilakukan di Unit Etika Publik, dan publik,
Aktualisasi Etika
Organisasi Akuntabilitas meningkatkan
 Koordinasi dengan kinerja
mentor dan coach

16
 Time Line

Agustus September
No. Kegiatan
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Melakukan konsultasi dan Plan
1 Coaching terhadap Atasan
langsung, Mentor dan Coach Real
Melakukan brainstorming Plan
2 poin-poin aturan penting mana
saja yang akan disorot Real

Merancang desain dan sketsa Plan


3
visualisasi aturan yang dipilih Real

Melakukan konfimasi desain Plan


dan konten visual yang sudah
4
dibuat dengan Mentor dan
Coach Real

Menyampaikan konten visual


yang sudah dibuat untuk Plan
5 dipublikasikan di media sosial
internal dan eksternal Real
Inspektorat Jenderal
Melakukan evaluasi terkait Plan
6 kekurangan konten yang
dipublikasikan Real
Plan
7 Penulisan Laporan Akhir
Real

17
BAB IV
PELAKSANAAN AKTUALISASI

4.1 Deskripsi Kegiatan


Pembuatan visualisasi atau dalam hal ini dalam bentuk poster dan video animasi
mengenai Pedoman Litwal merupakan kegiatan yang penulis laksanakan selama masa
habituasi di lingkungan inspektorat jenderal. Pelaksanaan tersebut merupakan upaya penulis
untuk menanggulangi isu/permasalahan terkait banyaknya perubahan aturan-aturan dalam
pengawasan. Pembuatan visualisasi ini dilakukan dengan melalui beberapa tahapan sebagai
berikut.
1. Konsultasi dan Coaching terhadap Atasan Langsung, Mentor dan Coach;
2. Brainstorming poin-poin aturan penting mana saja yang akan disorot;
3. Perancangan desain dan sketsa visualisasi aturan yang dipilih;
4. Konfimasi desain dan konten visual yang sudah dibuat dengan Mentor;
5. Penyampaian konten visual yang sudah dibuat untuk dipublikasikan di media internal
dan eksternal Inspektorat Jenderal;
6. Evaluasi terkait kekurangan konten yang dipublikasikan; dan
7. Penulisan Laporan Akhir.

Pelaksanaan kegiatan dilakukan selama kurang lebih 30 Hari Kerja dengan waktu
pelaksanaan per kegiatan seperti terlampir pada lampiran 6 tentang timeline pelaksanaan
kegiatan aktualisasi

4.2 Hasil Capaian Pelaksanaan Aktualisasi


Pada sub-bab ini menjelaskan tentang hasil capaian penulis selama melaksanakan
kegiatan aktualisasi, bagaimana prosesnya, serta hambatan apa yang penulis temukan selama
pelaksanakaan aktualisasi ini, juga solusi yang penulis gunakan untuk mengatasi hambatan
tersebut.
4.2.1 Uraian Teknik Aktualisasi, Hambatan, dan Solusi
a. Uraian Teknik Aktualisasi
1. Konsultasi dan Coaching terhadap Atasan Langsung, Mentor dan Coach
Sebelum penulis melangkah lebih jauh mengenai pelaksanaan rancangan aktualisasi
yang telah disusun, langkah pertama penulis adalah melakukan konsultasi dengan Atasan
Langsung, Mentor dan Coach mengenai aturan mana yang akan diangkat. Hal ini penulis
lakukan guna memahami kondisi terkait isu yang penulis angkat dan strategi yang bisa
dilaksanakan untuk melaksanakan rancangan aktualisasi yang telah disusun. Dalam kegiatan
konsultasi ini, terdapat dua tahapan kegiatan yang penulis laksanakan yaitu mengumpulkan
file aturan-aturan dalam pengawasan itjen yang terbaru dan menetapkan aturan mana yang
akan dipilih.
a. Mengumpulkan file aturan-aturan terbaru
Tahap mengumpulkan file aturan-aturan terbaru yang ada di lingkungan Inspektorat
Jenderal merupakan tahap awal dalam memulai aktualisasi ini, karena terdapat banyak aturan
mengenai pengawasan yang ada di Inspektorat Jenderal. Mulai dari aturan yang sudah lama
dibuat tetapi belum diperbaharui, maupun aturan-aturan yang selalu diperbaharui setiap

18
tahunnya. Oleh karena itu penulis menganggap perlu untuk melakukan pengumpulan aturan-
aturan terbaru saja mengenai pengawasan yang ada di Inspektorat Jenderal.

b. Menetapkan aturan mana yang akan dipilih


Dalam rangka mengumpulkan file aturan-aturan terbaru ini penulis menemukan banyak
sekali aturan terbaru mengenai pengawasan, lalu penulis berkonsultasi dengan mentor dan
juga ketua tim dimana penulis melaksanakan On the Job Training mana aturan yang akan
dibuat visualisasinya. Lalu setelah berkonsultasi dipilihlah aturan mengenai Penelitian Awal,
mengapa aturan Penelitian Awal yang dipilih? Karena Penelitian Awal awal adalah dasar
dimana para auditor di Inspektorat Jenderal melakukan Audit Dengan Tujuan Tertentu
(ADTT).
Hasil dari kegiatan ini berupa aturan Litwal yang pada akhirnya dipilih untuk di
visualisasikan, yang penulis tuangkan dalam lampiran 1 SE mengenai Litwal dari Pengaduan
Masyarakat yang dikeluarkan awal tahun 2019 dan dokumentasi saat melakukan konsultasi.

2. Brainstorming poin-poin aturan penting mana saja yang akan disorot


Berdasarkan hasil konsultasi dengan mentor, aturan yang akan dipilih adalah aturan
mengenai Penelitian Awal yang sudah disahkan dalam bentuk Surat Edaran Nomor:
03/SE/IJ/2019 yang dikeluarkan Mei 2019. Dibuatnya SE tersebut mengacu pada Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 323/PRT/M/2005 tentang Tata Cara Penanganan Masukan
dari Masyarakat di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum, dalam rangka menangani
pengaduan masyarakat agarjelas, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan, perlu
dilakukan penelitian awal yang merupakan kegiatan independen dan obyektif (pemberian
keyakinan/assurance activities), untukmengidentifikasi relevansi, kelengkapan, dan indikasi
penyimpangan dalam rangka menentukan tindak lanjut pengaduan. Kegiatan Brainstorming
poin-poin aturan penting dilakukan dengan dua tahapan kegiatan yaitu mempelajari peraturan
terbaru yang dipilih dan diskusi dengan mentor dan rekan kerja mengenai poin peraturan
yang akan disorot.
a. Mempelajari peraturan-peraturan terbaru yang dipilih
Dalam mempelajari peraturan-peraturan baru tersebut penulis mencoba memahaminya
dengan membaca Surat Edaran yang sudah terbit, tetapi dalam perjalanannya penulis merasa
tidaklah cukup hanya membaca Surat Edarannya saja. Lalu penulis pun membaca PerMen PU
Nomor 323/PRT/M/2005 tentang Tata Cara Penanganan Masukan dari Masyarakat yang
menjadi dasar dibuatnya Surat Edaran tentang Tata Cara Penelitian Awal Pengaduan
Masyarakat.
b. Diskusi dengan mentor dan rekan kerja senior mengenai peraturan yang disoroti
Setelah penulis mempelajari peraturan mengenai Penelitian Awal dan penulis mulai
memahami apa itu Litwal, seperti apa tahapannya, dan bagaimana prosesnya, lalu penulis
berdiskusi dengan mentor dan rekan kerja yang tujuannya untuk bertukar fikiran dan
meyakinkan penulis bahwa pemahaman penulis akan aturan mengenai Penelitian Awal
tersebut tidaklah salah. Barulah setelah itu penulis membuat poin-poin penting dari aturan
Litwal tersebut, lalu tak lupa juga tetap mendiskusikannya dengan mentor dan juga rekan
kerja apakah dari poin-poin yang penulis buat tidak mengurangi makna atas aturan Litwal
tersebut. Lalu penulis membuat poin-poin penting tersebut dalam bentuk timeline infografis
yang tujuannya untuk lebih memudahkan ketika akan membuat desain poster di tahapan
kegiatan yang selanjutnya.

19
Sedangkan untuk pembuatan video yang pertama adalah menentukan penjelasan apa
saja yang perlu disampaikan dalam video dalam bentuk storytelling yang menarik,
maksudnya setelah membuat skrip mengenai SE Litwal perlu adanya penyesuaian lagi yang
akan dimasukkan kedalam bentuk video, terdapat tantangan yaitu didalam video urutannya
tidak bisa selalu sama seperti skrip yang kita tulis, dan pengaturan jeda tiap penjelasan pun
belum terlihat.
Hasil dari kegiatan ini berupa poin-poin penting dari SE Tata Cara Penelitian Awal
Pengaduan Masyarakat. Data tersebut dapat dilihat pada lampiran 2 tentang rancangan poin-
poin penting aturan tata cara Litwal.

3. Perancangan desain dan sketsa visualisasi aturan yang dipilih


Pada tahap ini penulis mulai mencari desain-desain yang cocok untuk poster yang akan
dibuat. Penulis membuka aplikasi-aplikasi pembuat poster seperti ArcSoft Print Creations,
Adobe Illustrator, Adobe Premier dan software-software serupa. Penulis juga mulai mencari-
cari aplikasi yang cocok digunakan untuk membuat video animasi. Dalam kegiatan ini,
terdapat dua tahapan kegiatan yang penulis laksanakan yaitu membuat desain dan sketsa
konten visual dan membuat konten visual sesuai poin-poin yang ingin di sorot.
a. Membuat desain dan sketsa konten visual
Pertama-tama penulis searching template dan konten poster pendukung di internet,
maksudnya mengumpulkan template dan konten yang bisa mendukung pembuatan ilustrasi di
konten. Konten pendukung termasuk gambar/ikon pendukung ilustrasi yang sesuai. Lalu
menyesuaikan template dan konten yang diinginkan menggunakan aplikasi adobe illustrator.
Lalu mengubah pewarnaan dan penempatan setiap komponen desain sesuai dengan sketsa
dengan memperhatikan prinsip estetika dan etika.
Sedangkan untuk video yang dilakukan dalam tahapan ini adalah membuat mindmap
sebagai storyboard acuan pembuatan animasi penjelasan, melakukan perekaman suara
penjelasan narasi oleh pengisi suara, membuat animasi gambar bergerak berdasarkan
storyboard berbentuk mindmap dengan memanfaatkan aplikasi sparkol videoscribe.
b. Membuat konten visual sesuai poin-poin penting yang ingin disorot
Setelah menemukan desain dan konten poster yang sesuai, barulah membuatnya agar
sesuai dengan poin-poin penting yang telah dibuat dari tahap sebelumnya. Lalu melakukan
penyesuaian dan penyempurnaan desain kemudian menyiapkan file sesuai ukuran dan tujuan
cetak. Setelah menyelesaikan langkah sebelumnya, maka mulai terbentuk sedikit demi sedikit
video yang mulai dibuat.
Hasil dari kegiatan ini berupa desain kasar poster dan video Litwal yang masih belum
ditambah rendering dan musik pengiring. Data tersebut dapat dilihat pada lampiran 3 yaitu
desain kasar poster dan dokumentasi selama melakukan proses pengisian suara untuk
videonya.

4. Konfimasi desain dan konten visual yang sudah dibuat dengan Mentor
Pada tahap ini penulis sudah mempunyai desain kasar untuk poster dan untuk video pun
sudah mulai terlihat akan jadi seperti apa nantinya video tersebut. Dalam kegiatan ini,
terdapat dua tahapan kegiatan yang penulis laksanakan yaitu diskusi dengan mentor dan
rekan kerja senior tentang konten yang sudah dibuat dan elakukan revisi konten jika
diperlukan berdasarkan hasil diskusi.
b. Diskusi dengan mentor dan rekan kerja senior tentang konten yang sudah dibuat

20
Dalam kegiatan tahapan ini penulis melakukan diskusi dengan mentor juga rekan kerja
mengenai desain kasar poster yang telah penulis buat, dan bertanya apakah masih ada yang
perlu ditambahkan, atau masih ada yang perlu diedit. Sedangkan untuk video penulis
menanyakan masih adakah mindmap yang terlewat, mengingat dengan masih terdapat
beberapa bagian yang kosong dalam mindmap video yang telah penulis buat.
c. Melakukan revisi konten jika diperlukan berdasarkan hasil diskusi
Dalam tahapan kegiatan ini penulis melakukan revisi untuk desain poster yang
sebelumnya telah di diskusikan dengan mentor dan juga rekan-rekan penulis. Terdapat
beberapa revisi, seperti revisi Font, Symbol, dan juga beberapa perbaikan kecil lainnya.
Sedangkan untuk video terdapat cukup banyak revisi yang penulis lakukan dikarenakan
kurangnya animasi untuk memenuhi mindmap video penulis, juga dikarenakan kurang
pasnya timing antara video animasi dan suara pengiring. Akhirnya penulis melakukan
matching timing antara video animasi dan suara pengisi dengan aplikasi adobe premier,
menambahkan musik pengiring dan gambar tambahan pendukung dari media berlisensi
creative commons, dan yang terakhir melakukan tahapan penyelesaian pembuatan video
dengan merender menjadi file yang siap tonton sesuai kebutuhan.
Hasil dari kegiatan ini berupa desain final poster dan video Litwal yang sudah ditambah
musik pengiring. Data tersebut dapat dilihat pada lampiran 4 yaitu desain final poster dan
video Litwal yang sudah lengkap dengan musik pengiring.

5. Penyampaian konten visual yang sudah dibuat untuk dipublikasikan di media internal
dan eksternal Inspektorat Jenderal
Pada tahap ini penulis melakukan koordinasi dengan mentor untuk membahas
penyampaian konten visual yang telah penulis buat. Dalam kegiatan ini terdapat 3 tahap
kegiatan yaitu koordinasi dengan mentor dan atasan langsung mengenai penyampaian konten
visual di media social unit organisasi, upload konten visual ke media social yang tersedia, dan
mencetak konten visual (untuk poster).
a. Koordinasi dengan mentor dan atasan langsung mengenai penyampaian konten visual
Dalam tahap ini penulis melakukan koordinasi dengan mentor tentang cara
penyampaian konten visual. Akhirnya diputuskan bahwa poster akan di tempel di majalah
dinding yang ada di lingkungan Inspektorat IV. Sedangkan untuk video yang awalnya akan
dimasukkan kedalam sosial media Inspekrorat Jenderal mengalami perubahan di karenakan
konsep awal aktualisasi ini hanya untuk Inspektorat IV, sehingga penyampaian video Litwal
di sampaikan melalui Televisi yang tersedia di Inspektorat IV.
b. Mencetak konten visual
Dalam tahap ini penulis mencetak desain poster yang sudah dibuat sebelumnya,
sebelum mencetak poster penulis mencari percetakan yang mempunyai kualitas yang baik
sesuai dengan rekomendasi dari rekan-rekan auditor. Lalu poster tersebut di print
menggunakan kertas A3 berjenis Sirio Polar Dawn.
c. Upload konten visual ke media yang tersedia
Dalam tahap ini untuk poster, setelah melakukan printing terhadap poster tersebut
penulis mulai menempelkan poster-poster tersebut di majalah dinding yang tersedia di
inspektorat IV, dan untuk videonya ditayangkan di Televisi yang terdapat di Inspektorat IV.
Hasil dari kegiatan ini berupa poster yang sudah dicetak dan video Litwal yang
ditayangkan di Televisi. Data tersebut dapat dilihat pada lampiran 5 yaitu dokumentasi poster
yang sudah dipasang di majalah dinding Inspektorat IV dan dokumentasi penayangan video
Litwal di Televisi Inspektorat IV.

21
6. Evaluasi terkait kekurangan konten yang dipublikasikan
Pada tahap ini penulis melakukan evaluasi atas konten visual yang telah dipublikasi.
Dalam kegiatan ini terdapat 2 tahap kegiatan yaitu melakukan evaluasi mengenai respon dan
imbas konten visual yang diterbitka dna melakukan revisi atau penambahan jika diperlukan.
a. Melakukan evaluasi mengenai respon dan imbas konten visual yang diterbitkan
Setalah poster di tempel dan video di tayangkan, penulis melakukan diskusi dengan
rekan-rekan auditor mengenai konten yang telah dipublikasikan hasil visualisasi. Lalu
mencatat saran-saran dan kritik konstruktif yang telah diterima.
b. Melakukan revisi atau penambahan jika diperlukan
Pada tahapan kegiatan ini setelah penulis mencatat kritik konstruktif dan saran dari
rekan kerja penulis, penulis mencoba menelaah apakah tingkat kesalahannya seberapa fatal.
Karena menurut penulis tidak terdapat kesalahan fatal yang mengharuskan revisi, maka
penulis tetap menggunakan desain poster dan video yang sudah penulis buat sebelumnya.
Hasil dari kegiatan ini poster Catatan Hasil Evaluasi atas konten yang penulis buat.
Data tersebut dapat dilihat pada lampiran 6 yaitu dokumentasi ketika dilaksanakannya
paparan mengenai aktualisasi penulis.

7. Penulisan Laporan Akhir


Tahap ini adalah tahap terakhir dalam rangkaian aktualisasi penulis, tahap ini
merupakan bentuk penyampaian aktualisasi yang telah penulis lakukan selama kurang lebih
enam minggu. Dalam tahap ini penulis menceritakan apa saja hal yang terjadi selama proses
aktualisasi, dan bagaimana cara penulis mengaktualisasikan rancangan aktualisasi. Dalam
kegiatan ini terdapat 2 tahap kegiatan yaitu menulis laporan akhir dan koordinasi dengan
mentor dan coach.
a. Menulis Laporan Akhir Terkait Aktualisasi yang dilakukan di Unit Organisasi
Dalam tahap ini penulis melanjutkan menulis laporan yang sebelumnya telah penulis
tulis dalam laporan rancangan aktualisasi. Penulis menulis seperti apa pelaksanaan dari
rancangan aktualisasi yang telah dibuat. Apa yang terjadi selama proses aktualisasi penulis
taungkan seluruhnya dalam laporan ini.
b. Koordinasi dengan mentor dan coach
Setelah penulis menulis laporan akhir terkait aktualisasi ini, penulis menemui mentor
dan coach untuk berkonsultasi mengenai isi dari laporan ini. Apakah masih ada yang perlu
ditambahkan, ataukah perlu dilakukan perbaikan mengenai penulisan laporan akhir ini.
Hasil dari kegiatan ini berupa laporan akhir pelaksanaan aktualisasi. Data tersebut dapat
dilihat pada lampiran 7 yaitu dokumen penulisan laporan pelaksanaan aktualisasi.

b. Hambatan dan Solusi


Dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi ini tidak selalu berjalan sesuai dengan apa
yang telah direncanakan. Penulis menghadapi beberapa hambatan yang menghambat
dalampelaksanakan kegiatan aktualisasi ini. Hambatan yang penulis hadapi tersebut
diantaranya sebagai berikut.
1. Kesulitan menemukan aturan-aturan dalam pengawasan yang terbaru;
2. Kesulitan berdiskusi dengan rekan-rekan senior di Inpektorat IV dikarenakan banyak
diantaranya yang pergi dinas luar;
3. Kesulitan menemukan template poster yang sesuai dengan konten yang kan dibuat;
4. Sulitnya menyinkronkan antara video dengan pengisi suara.

22
Adapun untuk mengatasi hambatan-hambatan yang penulis hadapi tersebut, upaya
yang penulis lakukan adalah sebagai berikut.
1. Menemui mentor dan auditor senior untuk meminta softfile aturan-aturan terbaru dalam
pengawasan;
2. Berdiskusi dengan sesama CPNS yang bukan hanya On the Job Training di Inspekrorat IV
saja, tetapi dengan CPNS di Inspektorat lain juga;
3. Menggabungkan beberapa template lalu mencoba menambahkan dengan kreasi-kreasi
penulis sendiri;
4. Berkonsultasi dengan rekan yang paham tentang pembuatan video, lalu disarankan untuk
menggunakan adobe premier.

4.2.2 Analisa Dampak


Pelaksanaan kegiatan aktualisasi harus memiliki keterkaitan dengan penerapan nilai-
nilai organisasi dan juga keterkaitan dengan mata pelatihan dasar. Oleh karena itu penulis
melakukan analisis untuk mengetahui kegiatan penulis merupakan penerapan nilai-nilai
organisasi mana dan penerapan mata pelatihan dasar yang mana.
1. Keterkaitan dengan nilai-nilai organisasi
Nilai-nilai organisasi yang ada di kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
terdiri dari Integritas, Profesionalisme, Orientasi Misi, Visioner dan etika akhlakul
karimah (i-ProVE). Nilai-nilai tersebut harus dilaksanakan oleh seluruh pegawai yang ada
di lingkungan kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat termasuk penulis
sebagai CPNS di Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat. Kegiatan
aktualisasi penulis berkaitan dengan pelaksanaan nilai-nilai organisasi kementerian PUPR
salah satunya yaitu Profesionalisme. Kompetensi auditor sangatlah diperlukan untuk
seorang auditor. Inspektorat adalah auditor internal yang ada di Kementerian PUPR,
sehingga ketika auditor Inspektorat Jenderal memiliki kompetensi yang baik akan
meningkatkan profesionalisme yang nantinya akan memberikan nilai tambah bagi
Kementerian PUPR itu sendiri.
Nilai Visioner juga dapat diterapkan dalam kegiatan ini. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mencegah auditor memiliki gambaran yang kurang jelas dengan aturan mengenai
pelaksanaan penilitian awal.
Selain nilai profesionalisme dan visioner, nilai organisasi yang juga penulis aplikasikan
adalah Etika Akhlakul Karimah. Kegiatan ini sangat berhubungan dengan banyak orang
di satuan kerja Inspektorat Jenderal. Berhubungan dengan orang lain perlu menerapkan
etika yang baik sehingga pihak-pihak yang dihubungi dapat dengan senang hati membantu
sesuai dengan kemampuannya.

2. Keterkaitan dengan mata pelatihan dasar


Keterkaitan mata pelatihan dasar dengan kegiatan ini secara garis besar adalah sebagai
berikut.
a. Akuntabilitas, kegiatan ini menerapkan prinsip akuntabilitas dimana setiap data yang
dibuat harus dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga pada saat penulis membuat konten
visual (poster dan video) penulis mendokumentasikan tahapan-tahapan pelaksanaan yang

23
direncanakan dan terus menyampaikan perkembangannya kepada mentor selaku
pembimbing teknis.
b. Komitmen Mutu, penerapan komitmen mutu dalam pelaksanaan kegiatan penulis
tercermin dalam beberapa kegiatan misalnya dalam konsultasi mengenai poin-poin penting
dari aturan mengenai Litwal yang akan disorot, untuk menjamin mutu konten visual agar
bebas dari kesalahan. Contoh lain adalah kegiatan membuat desain poster dan pembuatan
video pun penulis tetap melakukan konsultasi agar desain yang dibuat tetap terjaga
mutunya.
c. Etika Publik, penerapan etika publik dalam pelaksanaan kegiatan penulis tercermin saat
penulis berhubungan dengan banyak orang di Inspektorat Jenderal. Penulis tetap menjaga
etika ketika berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di Inspektorat IV terlebih
banyak auditor yang jauh lebih senior dibandingkan penulis di lingkungan Inspektorat IV.

Pelaksanaan aktualisasi ini dimaksudkan untuk membantu Inspektorat Jenderal,


khususnya Inspektorat IV dalam memberikan pemahaman bagi para auditor pemula, maupun
sebagai alat pengingat bagi auditor senior sehingga pengawasan di lingkungan inspektorat
dapat tetap terjaga kualitasnya. Apabila output dari aktualisasi ini tidak dijalankan dengan
maksimal, maka akan berdampak pada:
1. Kurangnya pemahaman mengenai penelitian awal pengaduan masyarakat bagi
auditor pemula;
2. Lambatnya kegiatan tindak lanjut terhadap pengaduan masyarakat;
3. Jika terus berlanjut keadaan seperti ini akan membuat kinerja auditor pemula di
Inpektorat IV menjadi kurang maksimal yang akan berdampak pula pada
kinerja Inspektorat IV.

24
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Permasalahan yang penulis angkat dalam aktualisasi ini adalah tentang usaha preventif
dalam rangka tetap mempertahankan kompetensi auditor yang ada di Inspektorat IV. Solusi
yang penulis kedepankan adalah dengan membuat aturan-aturan terbaru dalam pengawasan
menjadi lebih mudah dimengerti dan lebih menarik misalnya dengan membuat visualisasi
aturan terbaru itu dalam bentuk poster dan video animasi. Pelaksanaan kegiatan aktualisasi
dilakukan melalui beberapa kegiatan dimulai dari konsultasi dan coaching terhadap Atasan
Langsung, Mentor dan Coach, Brainstorming poin-poin aturan penting mana saja yang akan
disorot, perancangan desain dan sketsa visualisasi aturan yang dipilih, konfimasi desain dan
konten visual yang sudah dibuat dengan Mentor, penyampaian konten visual yang sudah
dibuat untuk dipublikasikan di media internal dan eksternal Inspektorat Jenderal, evaluasi
terkait kekurangan konten yang dipublikasikan, dan penulisan Laporan Akhir.
Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi tersebut, terdapat beberapa hambatan yang
menghambat kegiatan aktualisasi ini. Namun dapat mengatasi hambatan tersebut sehingga
kegiatan aktualisasi dapat tetap berjalan dan tetap terlaksana dengan baik sesuai output
kegiatan yang dihasilkan.
Kegiatan yang penulis lakukan memiliki keterkaitan dengan penerapan nilai-nilai organisasi
kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Adapun nilai-nilai yang diterapkan
dalam kegiatan aktualisasi penulis adalah nilai integritas, visioner, dan etika akhlakul
karimah. Selain itu, kegiatan aktualisasi ini berkaitan dengan penerapan materi pelatihan
dasar yaitu akuntabilitas, etika publik, komitmen mutu, dan manajemen ASN.

5.2 Saran
Adapun saran/rekomendasi berdasarkan hasil habituasi penulis adalah sebagai berikut:
1. Dalam setiap proses pengawasan yang dilakukan diharapkan memperhatikan
pedoman yang telah dibuat demi menjaga kualitas dari Inspektorat Jenderal itu
sendiri.
2. Diperlukan pengembangan lebih lanjut terkait visualisasi pedoman pengawasan yang
ada, sehingga tidak hanya pedoman Tata Cara Penelitian Awal yang dibuat
visualisasinya.

25
LAMPIRAN

Lampiran 1.1

Lampiran 1.2

26
Lampiran 2

27
Lampiran 3.1

28
Lampiran 3.2

29
Lampiran 4

30
Lampiran 5.1

Lampiran 5.2

31
Lampiran 6

32
Lampiran 7

33

Anda mungkin juga menyukai