CONTOH V - 20191119152320 F Aktualisasi Gina Dwi M
CONTOH V - 20191119152320 F Aktualisasi Gina Dwi M
DISUSUN OLEH :
NAMA : GINA DWI MISGIYANI
NIP : 199605302019032004
JABATAN : AUDITOR AHLI PERTAMA
UNIT ORGANISASI : INSPEKTORAT JENDERAL
LEMBAR PENGESAHAN
DISUSUN OLEH:
GINA DWI MISGIYANI, S.E.
199605302019032004
AUDITOR AHLI PERTAMA
INSPEKTORAT JENDERAL
DISEMINARKAN PADA:
HARI : Jumat
TANGGAL : 27 September 2019
MENTOR COACH KEPALA
BALAI DIKLAT PUPR WIL.
III JAKARTA
Dodi Suryadi.ST, CFrA, QIA Ir. Tasripin Sartiyono, MT. Yunaldi, S.T., M.T.
NIP 197712272005021002 NIP 195909081986031002 NIP 197212301998031003
ii
LEMBAR
IDE GAGASAN AKTUALISASI
OLEH:
NAMA : GINA DWI MISGIYANI
NIP : 199605302019032004
UNIT KERJA : INSPEKTORAT IV, INSPEKTORAT JENDERAL
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
GAGASAN AKTUALISASI
OLEH:
NAMA : GINA DWI MISGIYANI
NIP : 199605302019032004
UNIT KERJA : INSPEKTORAT IV, INSPEKTORAT JENDERAL
PESERTA PELATIHAN
MENTOR COACH
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya Laporan Pelaksanaan Aktualisasi dengan judul “Visualisasi Tata
Penelitian Awal Pengaduan Masyarakat Sebagai Upaya Memberikan Pemahaman Auditor Di
Lingkungan Inspektorat IV Kementerian PUPR” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.
Laporan Pelaksanaan Aktualisasi ini disusun sebagai salah satu persyaratan kelulusan
Latsar CPNS Kementerian PUPR. Selama menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Aktualisasi
ini penulis banyak menerima petunjuk, saran, bimbingan, motivasi dan bantuan dari berbagai
pihak. Sehubungan dengan hal tersebut penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dodi Suryadi. ST, CfrA, QIA selaku mentor yang selalu memberikan motivasi,
saran, arahan dan bimbingan sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Bapak Ir. Tasripin Sartiyono, M.T selaku coach yang juga telah memberikan banyak
masukan, koreksi dan saran sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. Kasubbag TU Inspektorat IV Ibu Nuryati, SAP, MA, serta para auditor senior yang
ada di lingkungan Inspektorat IV Kementerian PUPR.
4. Widya Iswara Kementerian PUPR yang mengajar di Balai Pelatihan Kemen PUPR
Wilayah III Jakarta yang telah memberikan pengetahuan sehingga memudahkan
penyusunan laporan ini.
5. Teman-teman CPNS Kementerian PUPR Batch II yang berjuang bersama selama
mengikuti LATSAR di Balai Pelatihan KemenPUPR Wilayah III Jakarta serta semua
pihak yang tidak bisa penulis sebutkan lebih banyak lagi dalam rancangan aktualisasi
ini.
Semoga Laporan Pelaksanaan Aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis sadar bahwa Laporan Pelaksanaan Aktualisasi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
v
DAFTAR ISI
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai peran yang penting dalam penyelenggaraan
pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, serta dalam menjaga persatuan dan
kesatuan dengan landasan kesetian kepada ideologi Pancasila dan Undang Undang Dasar
Tahun 1945 dalam rangka untuk mewujudkan dan menciptakan masyarakat madani yang taat
hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi.
Menurut Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan pendidikan dan pelatihan
terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama 1 tahun masa percobaan.
Pernyataan tersebut selanjutnya diperkuat dengan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi
Negara Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pedoman Manajemen Penyelenggaraan Pelatihan
Dasar Calon PNS 2018.
Oleh karena itu berdasarkan landasan tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) mengadakan On the Job Training dan Pelatihan Dasar (Latsar)
CPNS dengan tujuan untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab; dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Hal itu juga selaras dengan nilai
organisasi Kementerian PUPR yaitu iProve (Integritas, Profesional, Orientasi Misi, Visioner
dan Etika Akhlakul Kharimah).
Dalam Pelatihan Dasar ini calon ASN diberikan materi tentang penerapan nilai-nilai
dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA) serta peran dan kedudukan ASN (Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole
of Goverment dengan memadukan pembelajaran klasikal dan non klasikal di tempat pelatihan
dan di tempat kerja sehingga memungkinkan calon ASN mampu menginternalisasi,
menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan
merasakan manfaatnya, sehingga menghasilkan ASN yang profesional dan berkarakter.
Isu yang penulis angkat adalah adanya aturan-aturan terbaru dalam bidang pengawasan
di Inspektorat Jenreal Kementerian PUPR. Gagasan pemecahan isu yang penulis usulkan
adalah dengan membuat visualisasi aturan tersebut dalam bentuk konten visual yang berupa
1
poster dan video animasi. Jika isu tidak segera ditangani maka di khawatirkan akan
menyebabkan kesalahan dalam melakukan prosedur pengawasan yang akan semakin
menumpuk dan semakin sulit ditangani. Selain itu, mengingat pada tugas dan fungsi utama
dari Inspektorat Jenderal adalah menyelenggarakan pengawasan internal di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Tugas dan fungsi tersebut
diselenggarakan dalam berbagai bentuk pengawasan manajemen, program, sistem dan
kinerja. Selain itu, Inspektorat Jenderal juga menjadi role model bagi unit organisasi lain
dalam lingkup kementerian terutama tentang penerapan nilai-nilai organisasi dalam
pelaksanaan kegiatannya.
Secara umum aktualisasi bertujuan untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
menyusun dan menyajikan rancangan aktualisasi berdasarkan konsepsi pembelajaran yang
sesuai dengan sikap perilaku bela negara, nilai-nilaidasar PNS dan kedudukan serta peran
PNS dalam NKRI melalui proses internalisasi dan pembiasaan diri di tempat kerja untuk
pembentukan karakter PNS yang berintergritas dan professional.
Dengan adanya aktualisasi ini diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai dasar ASN
sesuai dengan tugas dan fungsi jabatan peserta Pelatihan Dasar. Pada sisi yang lebih spesifik,
diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dan peran dan kedudukan ASN (Manajemen
ASN, Pelayanan Publik dan Whole of Government) sehingga membentuk pribadi yang jujur,
kompeten, adil, berintegritas dan profesional. Sehingga mampu melaksanakan tugas dan
fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu
bangsa.
ASN sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa
dapat ditunjukan dengan :
1. Kemampuan memiliki akuntabilitas dalam melaksanakan tugas jabatannya;
2. Kemampuan untuk mengedepankan rasa nasionalisme dalam pelaksanaan tugas
jabatannya;
3. Mampu menjunjung tinggi standar etika publik dalam melaksanakan tugas
jabatannya;
4. Kemampuan untuk berinovasi untuk meningkatkan mutu pelayanan;
2
5. Berani untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan korupsi di
lingkungan instansi;
6. Mampu untuk menjadi sumber daya Aparatur Sipil Negara yang unggul dan
selalu mengikuti perkembangan jaman;
7. Kemampuan mencapai tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program, dan
pelayanan publik; dan
8. Kemampuan dalam memenuhi kebutuhan pelayanan publik sesuai dengan
peratuan bagi setiap warga negara.
3
1.3 Ruang Lingkup
4
BAB II
GAMBARAN UNIT KERJA
Inspektorat Jenderal adalah unit organisasi Eselon I yang berada di bawah dan
bertangung jawab kepada Menteri. Inspektorat Jenderal dipimpin oleh Inspektur Jenderal.
Sesuai dengan Permen PUPR No 03 Tahun 2019 tentang organisasi dan tata kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Inspektorat Jenderal mempunyai
tugas yaitu menyelenggarakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian.
Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
merupakan unit kerja yang dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya berada dan bertanggung
jawab langsung kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. memiliki Visi dan
Misi yaitu Aparat Pengawas Intern yang Terpercaya. Inspektorat Jenderal Kementerian
PUPR memiliki Visi yaitu “APARAT PENGAWAS INTERN YANG TERPERCAYA’.
Sedangkan Misi yang dimiliki oleh Inspektorat Jenderal Kementerian PUPR untuk
mewujudkan Visi nya adalah sebagai berikut:
1. Meminimalkan penyimpangan dan praktik-praktik KKN serta Gratifikasi;
2. Mengawal pelaksanaan pembangunan dan mengayomi pelaksana yang sudah
melaksanakan tugas sesuai peraturan perundang-undangan;
3. Mengembangkan manajemen pengawasan berbasis manajemen resiko yang
profesional, transparan, dan akuntabel;
4. Melaksanakan pengawasan intern yang efektif, efisien, dan ekonomis sesuai kode
etik auditor dan standar audit.
Tugas dari Inspektorat Jenderal Kementerian PUPR itu sendiri adalah untuk
melaksanakan pengawasan intern terhadap seluruh kegiatan dalam rangka
penyelenggaraan tugas dan fungsi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.
Dalam melaksanakan tugasnya, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:
1. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan Kementerian;
5
2. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian terhadap kinerja dan
keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya;
3. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri;
4. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian;
5. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan
6. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Selanjutnya akan dibahas mengenai tugas dan fungsi Inspektorat IV sebagai tempat On
the Job Training penulis. Inspektorat IV mempunyai tugas melaksanakan pengawasan
terhadap penyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mencakup Provinsi Bali, Nusa Tenggara
Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Dalam
menjalankan tugasnya Inspektorat IV menyelenggarakan fungsi:
6
6. pelaksanaan pemantauan yang meliputi pemantauan atas tindak lanjut hasil
pengawasan, pemantauan atas tindak lanjut selain audit kinerja, pemantauan lain
atas perintah Menteri dan/atau Inspektur Jenderal, validasi temuan BPK-RI
meliputi Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku,
Maluku Utara, Papua dan Papua Barat;
7. pelaksanaan kegiatan pengawasan lainnya yang meliputi internalisasi, sosialisasi,
dan bimbingan teknis peraturan yang berkaitan dengan bidang pengawasan dan
pengendalian intern, layanan konsultasi atas proses pengadaan barang/jasa
pemerintah, penatausahaan keuangan dan barang milik negara,dan tindak lanjut
hasil pengawasan, pendampingan, penyusunan ikhtisar hasil pengawasan dan
penelitian awal Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat; dan
8. pelaksanaan urusan tata usaha Inspektorat IV.
Struktur dan kedudukan Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat adalah sebagai berikut:
1. Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat harus dibentuk sesuai kenutuhan untuk melaksanakan beban
kerja.
2. Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
dipimpin oleh seorang Inspektur Jenderal sebagai Kepala Unit APIP.
3. Kepala Unit APIP diangkat dan diberhentikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang pengangkatan dan
pemberhentian PNS.
4. Kepala Unit APIP bertanggung jawab kepada Menteri.
5. Auditor yang duduk dalam Unit APIP bertanggung jawab langsung kepada Kepala
Unit APIP.
7
2.3 Uraian Tugas Jabatan Peserta (SKP)
Sasaran Kerja Pegawai (SKP) CPNS disusun seragam dari Biro Kepegawaian dan
Ortala, Sekertariat Jenderal dan dinilai oleh Mentor yang bertindak sebagai atasan langsung.
Uraian kegiatan tugas peserta yang disusun dalam SKP selama masa OJT, yaitu:
a. Menyusun tugas mandiri selama orientasi
b. Mengikuti pelatihan dasar
c. Mengikuti latihan fungsional
d. Mengikuti pelatihan teknis
e. Mengikuti pelatihan penulisan ilmiah dan pelaporan
f. Mengikuti pengenalan kelitbangan
g. Mengikuti pelatihan bela negara
h. Mengisi buku lembar pencatatan hasil kerja CPNS
i. Membuat laporan penugasan selama mengikuti OJT
j. Mengikuti pelatihan manajemen konstruksi
Pada pelatihan dasar, CPNS diberi pendalaman terkait peran dan kedudukan ASN serta
nilai-nilai ASN (ANEKA). Keluaran pelatihan dasar berupa laporan pelaksanaan aktualisasi
sebagai gagasan pemecahkan isu yang diidentifikasi di unit kerja. Rangkaian kegiatan selama
masa OJT bertujuanagar memberikan pembekalan dan pengenalan lingkungan kerja di
Kementerian PUPR sehingga CPNS akan lebih menguasai dunia kerja dan dapat menjadi
bibit unggul dalam mencapai visi dan misi Kementerian PUPR.
Ketika nanti penulis sudah resmi diangkat menjadi PNS, penulis menjadi Jabatan
Fungsional Tertentu yaitu Auditor Ahli Pertama. Adapun Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
untuk jabatan fungsional Auditor Ahli Pertama, sebagai berikut:
1. Melaksanakan Audit Internal di Inspektorat
2. Melaksanakan Reviu di Inspektorat
3. Melaksanakan Evaluasi di Inspektorat
4. Melaksanakan Pemantauan di Inspektorat
5. Melaksanakan Pengawasan lainnya di Inspektorat
8
BAB III
DESKRIPSI RANCANGAN AKTUALISASI
Menurut KBBI, isu adalah masalah yang dikedepankan atau kabar yang tidak jelas asal
usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabar angin; desas-desus. Untuk menemukan isu,
perlu dilakukan environmental scanning di unit kerja. Dari hasil environmental scanning di
Inspektorat IV, ditemukan beberapa isu yang merupakan isu saat ini, isu berkembang, dan isu
potensial. Berikut adalah isu-isu yang ditemukan di Inspektorat IV :
Dalam menganalisa isu-isu yang muncul diatas, saya akan menganalisa isu
menggunakan alat penetapan isu berdasarkan APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan,
Layak). Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang terjadi. Problematik artinya sebuah isu
memiliki permasalahan yang kompleks sehingga butuh dicarikan solusi permasalahannya.
Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Layak artinya isu yang
diangkat realistis dan masuk akal untuk dipecahkan masalahnya.
Tabel 2.1 Pemilihan Isu melalui kriteria APKL
No Isu Kriteria Isu
A P K L
9
Keterangan:
A: Aktual
P : Problematik
K : Kekhalayakan
L : Layak
Berdasarkan alat bantu penetapan isu diatas dapat disimpulkan bahwa isu nomor 3, 4,
dan 5 memenuhi semua kriteria APKL. Sementara isu nomor 1, dan 2 tidak memenuhi
kriteria Layak.
Isu nomor 3 yaitu “Kurang referensi tertulis yang mudah diakses dan dipahami untuk
auditor pemula” memenuhi semua kriteria APKL. Isu ini Aktual karena benar-benar dan
sedang terjadi bukan hanya di lingkungan Inspektorat IV. Problematik karena isu ini sudah
banyak dikeluhkan oleh para auditor pemula. Kekhalayakan karena auditor pemula lebih dari
1 orang. Layak karena isu ini bila dicarikan solusinya dapat lebih mengefisienkan dan
mengefektifkan kinerja para auditor pemula.
Isu nomor 4 yaitu “Banyaknya perubahan aturan atau aturan baru bidang pengawasan”
memenuhi semua kriteria APKL. Isu ini Aktual karena benar-benar dan sedang terjadi.
Problematik karena isu ini sudah banyak dikeluhkan oleh para auditor baik yang pemula
maupun yang sudah senior. Kekhalayakan karena dasar kegiatan auditor adalah pengawasan
sehingga menyangkut orang banyak atau dalam hal ini para Satker. Layak karena isu ini bila
dicarikan solusinya dapat lebih meningkatkan pemahaman Auditor akan aturan baru yang
akan berdampak pada mengefektifkan dan mengefisienkan kinerja Auditor di Inspektorat IV.
Isu nomor 5 yaitu “Kurangnya keamanan data pada setiap komputer” memenuhi semua
kriteria APKL. Isu ini Aktual karena benar-benar dan sedang terjadi. Problematik karena isu
ini sudah banyak dikeluhkan oleh para PNS dan CPNS yang menggunakan komputer kantor.
Kekhalayakan karena jumlah CPNS dan PNS baru cukup banyak. Layak karena isu ini bila
dicarikan solusinya dapat lebih menjaga kerahasiaan hasil pengawasan atau berkas rahasia.
Berdasarkan hasil dari analisa isu menggunakan metode APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, Layak) diatas, terdapat 3 buah isu yang memenuhi kriteria. Diantaranya yaitu:
a. Kurang referensi tertulis yang mudah diakses dan dipahami untuk auditor pemula.
b. Banyaknya perubahan aturan atau aturan baru bidang pengawasan.
c. Kurangnya keamanan data pada setiap komputer.
Dari ketiga isu tersebut, akan dilakukan analisa penetapan prioritas isu menggunakan
metode USG (Urgency, Seriousness dan Growth).
10
Urgency artinya seberapa mendesaknya suatu isu untuk segera dibahas, dianalisis dan
ditindak lanjuti.
Seriousness artinya seberapa serius suatu isu untuk segera dibahas dikaitkan dengan
akibat yang akan ditimbulkan.
Growth adalah seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani segera.
Adapun analisis isu berdasarkan kriteria USG adalah sebagai berikut:
Keterangan:
U : Urgency Skor 5 : sangat USG
S : Seriousness Skor 4 : USG
G : Growth Skor 3 : cukup USG
Skor 2 : kurang USG
Skor 1 : tidak USG
Berdasarkan analisis isu menggunakan metode USG diatas dapat disimpulkan bahwa
isu nomor 4 mendapatkan jumlah terbesar sehingga menjadi prioritas utama yang akan
dipecahkan permasalahannya.
Dilihat dari tingkat Urgency-nya, isu nomor 4 penting hal ini dikarenakan mengingat
pemahaman para auditor akan aturan-aturan yang baru itu sangat penting. Isu tersebut juga
berdampak serius (Seriousness) karena jika tidak segera ditangani akan mengganggu kinerja
Inspektorat IV. Dari tingkat Growth, jika isu tidak segera ditangani maka akan menyebabkan
kesalahan dalam melakukan prosedur pengawasan yang akan semakin menumpuk dan
semakin sulit ditangani. Selain itu, mengingat pada tugas dan fungsi utama dari Inspektorat
Jenderal adalah menyelenggarakan pengawasan internal di lingkungan Kementerian
11
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Tugas dan fungsi tersebut diselenggarakan dalam
berbagai bentuk pengawasan manajemen, program, sistem dan kinerja. Selain itu, Inspektorat
Jenderal juga menjadi role model bagi unit organisasi lain dalam lingkup kementerian
terutama tentang penerapan nilai-nilai organisasi dalam pelaksanaan kegiatannya.
Seiring dengan perkembangan dalam reformasi birokrasi, berbagai perbaikan dilakukan
di semua lini, tidak terkecuali dalam pengawasan internal. Perbaikan-perbaikan ini juga
mengakibatkan berbagai perubahan dalam aturan pelaksanaan kegiatan pengawasan internal.
Selain itu, posisi Inspektorat Jenderal sebagai pengawas internal juga mendorong agar auditor
yang bertindak selaku aparat pengawasan internal pemerintah memiliki pengetahuan dan
kompetensi yang cukup untuk melaksanakan tugasnya.
Masalah diatas memiliki keterkaitan dengan agenda III yaitu Manajemen Aparatur Sipil
Negara (ASN), seperti yang telah diketahui Manajemen ASN adalah pengelolaan pegawai
negeri sipil untuk menghasilkan pegawai negeri sipil yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Hubungan antara permasalahan yang diangkat dengan Manajemen ASN adalah karena
permasalahan ini akan berdampak pada tingkat kompetensi dari para auditor itu sendiri.
Usaha-usaha untuk menjaga agar auditor senantiasa memiliki pengetahuan dan kompetensi
yang cukup adalah salah satu bentuk mewujudkan profesionalisme sebagai salah satu nilai
organisasi dan menjaga komitmen mutu sebagai salah satu nilai ASN. Auditor yang
profesional diharapkan dapat melaksanakan tugasnya dengan tepat sesuai ketentuan yang
berlaku sehingga dapat memberikan nilai tambah yang diharapkan organisasi. Kompetensi
yang cukup juga mendorong diperolehnya mutu kegiatan yang tinggi dalam setiap kegiatan
pengawasan yang dilakukan.
Sayangnya, perubahan-perubahan dan penerbitan berbagai aturan baru mengenai
pengawasan internal biasanya berbentuk narasi yang sangat panjang. Untuk dapat memahami
bagaimana tata cara pelaksanaannya dengan baik, dibutuhkan waktu dan energi lebih di luar
pelaksanaan tugas dan fungsi sehari-hari. Hal ini dapat menghambat auditor-auditor terutama
dengan beban kerja yang sudah cukup padat untuk dapat mempelajari aturan-aturan baru
yang seharusnya menjadi dasar pelaksanaan tugasnya sehari-hari. Lalu isu diatas memiliki
dampak terhadap unit organisasi dimana penulis melaksanakan On the Job Training,
berdasarkan analisis USG, isu banyaknya pembaharuan maupun aturan baru mengenai
pengawasan internal mendapat nilai tertinggi dan menjadi isu terpilih. Isu ini memiliki
beberapa dampak yang dapat ditimbulkan jika isu tersebut tidak diselesaikan, yaitu:
12
1) Mengurangi profesionalitas auditor dalam melaksanakan tugasnya
2) Mengurangi mutu hasil pengawasan yang peraturannya mengalami perubahan
3) Mengurangi kompetensi auditor dikarenakan auditor belum memahami tatacara
pengawasan internal dengan kententuan terbaru
13
Matriks Tahapan Kegiatan
KETERKAITA KONTRIBUSI
PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT / N SUBSTANSI TERHADAP
NO KEGIATAN NILAI
KEGIATAN HASIL MATA VISI-MISI
ORGANISASI
PELATIHAN ORGANISASI
1 2 3 4 5 6
Mengumpulkan file Meningkatkan
Melakukan konsultasi dan
aturan-aturan terbaru pelayanan
Coaching terhadap Atasan Aturan yang Etika Publik, dan Profesional, Visioner,
1
Langsung, Mentor dan Menetapkan aturan dipilih Akuntabilitas
publik,
Etika
mana yang akan meningkatkan
Coach
dipilih kinerja
Mempelajari
peraturan terbaru Meningkatkan
Melakukan brainstorming yang dipilih Poin -poin Akuntabilitas, pelayanan
poin-poin aturan penting Diskusi dengan Profesional, Visioner,
penting Komitmen Mutu, publik,
2 mana saja yang akan mentor dan rekan Orientasi Misi, Etika
peraturan dan Etika Publik meningkatkan
disorot kerja mengenai poin kinerja
peraturan yang
disoroti
14
Membuat desain dan
sketsa konten visual Meningkatkan
Merancang desain dan Etika Publik, pelayanan
Membuat konten Desain Profesional, Visioner,
3 sketsa visualisasi aturan Akuntabilitas, dan publik,
visual sesuai poin- konten visual Etika
yang dipilih Komitmen Mutu. meningkatkan
poin penting yang kinerja
ingin disorot
Diskusi dengan
mentor dan rekan
kerja senior tentang
konten yang sudah Meningkatkan
Melakukan konfimasi
dibuat Akuntabilitas, pelayanan
desain dan konten visual Finalisasi Profesional, Visioner,
4 Komitmen Mutu publik,
yang sudah dibuat dengan Melakukan revisi konten visual
dan Etika Publik meningkatkan
Etika
Mentor konten jika kinerja
diperlukan
berdasarkan hasil
diskusi
Koordinasi dengan
mentor dan atasan
Menyampaikan konten langsung mengenai Konten
penyampaian konten Meningkatkan
visual yang sudah dibuat Visual yang
visual di media unit Komitmen Mutu, pelayanan
untuk dipublikasikan di siap Profesional, Visioner,
5 organisasi Etika Publik, publik,
media sosial internal dan dipublikasika Etika
Mencetak konten danAkuntabilitas meningkatkan
eksternal Inspektorat n ke media
visual kinerja
Jenderal sosial/dicetak
Upload konten visual
ke media yang
tersedia
6 Melakukan evaluasi terkait Melakukan evaluasi Konten visual Komitmen Mutu, Meningkatkan Profesional, Visioner,
kekurangan konten yang mengenai respon dan yang Etika Publik, dan pelayanan Etika
15
dipublikasikan imbas konten visual bermanfaat Akuntabilitas publik,
yang diterbitkan dan tepat meningkatkan
Melakukan revisi guna kinerja
atau penambahan
yang diperlukan
Menulis Laporan
Akhir Terkait Meningkatkan
Aktualisasi yang Komitmen Mutu, pelayanan
Lapoan Profesional, Visioner,
7 Penulisan Laporan Akhir dilakukan di Unit Etika Publik, dan publik,
Aktualisasi Etika
Organisasi Akuntabilitas meningkatkan
Koordinasi dengan kinerja
mentor dan coach
16
Time Line
Agustus September
No. Kegiatan
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Melakukan konsultasi dan Plan
1 Coaching terhadap Atasan
langsung, Mentor dan Coach Real
Melakukan brainstorming Plan
2 poin-poin aturan penting mana
saja yang akan disorot Real
17
BAB IV
PELAKSANAAN AKTUALISASI
Pelaksanaan kegiatan dilakukan selama kurang lebih 30 Hari Kerja dengan waktu
pelaksanaan per kegiatan seperti terlampir pada lampiran 6 tentang timeline pelaksanaan
kegiatan aktualisasi
18
tahunnya. Oleh karena itu penulis menganggap perlu untuk melakukan pengumpulan aturan-
aturan terbaru saja mengenai pengawasan yang ada di Inspektorat Jenderal.
19
Sedangkan untuk pembuatan video yang pertama adalah menentukan penjelasan apa
saja yang perlu disampaikan dalam video dalam bentuk storytelling yang menarik,
maksudnya setelah membuat skrip mengenai SE Litwal perlu adanya penyesuaian lagi yang
akan dimasukkan kedalam bentuk video, terdapat tantangan yaitu didalam video urutannya
tidak bisa selalu sama seperti skrip yang kita tulis, dan pengaturan jeda tiap penjelasan pun
belum terlihat.
Hasil dari kegiatan ini berupa poin-poin penting dari SE Tata Cara Penelitian Awal
Pengaduan Masyarakat. Data tersebut dapat dilihat pada lampiran 2 tentang rancangan poin-
poin penting aturan tata cara Litwal.
4. Konfimasi desain dan konten visual yang sudah dibuat dengan Mentor
Pada tahap ini penulis sudah mempunyai desain kasar untuk poster dan untuk video pun
sudah mulai terlihat akan jadi seperti apa nantinya video tersebut. Dalam kegiatan ini,
terdapat dua tahapan kegiatan yang penulis laksanakan yaitu diskusi dengan mentor dan
rekan kerja senior tentang konten yang sudah dibuat dan elakukan revisi konten jika
diperlukan berdasarkan hasil diskusi.
b. Diskusi dengan mentor dan rekan kerja senior tentang konten yang sudah dibuat
20
Dalam kegiatan tahapan ini penulis melakukan diskusi dengan mentor juga rekan kerja
mengenai desain kasar poster yang telah penulis buat, dan bertanya apakah masih ada yang
perlu ditambahkan, atau masih ada yang perlu diedit. Sedangkan untuk video penulis
menanyakan masih adakah mindmap yang terlewat, mengingat dengan masih terdapat
beberapa bagian yang kosong dalam mindmap video yang telah penulis buat.
c. Melakukan revisi konten jika diperlukan berdasarkan hasil diskusi
Dalam tahapan kegiatan ini penulis melakukan revisi untuk desain poster yang
sebelumnya telah di diskusikan dengan mentor dan juga rekan-rekan penulis. Terdapat
beberapa revisi, seperti revisi Font, Symbol, dan juga beberapa perbaikan kecil lainnya.
Sedangkan untuk video terdapat cukup banyak revisi yang penulis lakukan dikarenakan
kurangnya animasi untuk memenuhi mindmap video penulis, juga dikarenakan kurang
pasnya timing antara video animasi dan suara pengiring. Akhirnya penulis melakukan
matching timing antara video animasi dan suara pengisi dengan aplikasi adobe premier,
menambahkan musik pengiring dan gambar tambahan pendukung dari media berlisensi
creative commons, dan yang terakhir melakukan tahapan penyelesaian pembuatan video
dengan merender menjadi file yang siap tonton sesuai kebutuhan.
Hasil dari kegiatan ini berupa desain final poster dan video Litwal yang sudah ditambah
musik pengiring. Data tersebut dapat dilihat pada lampiran 4 yaitu desain final poster dan
video Litwal yang sudah lengkap dengan musik pengiring.
5. Penyampaian konten visual yang sudah dibuat untuk dipublikasikan di media internal
dan eksternal Inspektorat Jenderal
Pada tahap ini penulis melakukan koordinasi dengan mentor untuk membahas
penyampaian konten visual yang telah penulis buat. Dalam kegiatan ini terdapat 3 tahap
kegiatan yaitu koordinasi dengan mentor dan atasan langsung mengenai penyampaian konten
visual di media social unit organisasi, upload konten visual ke media social yang tersedia, dan
mencetak konten visual (untuk poster).
a. Koordinasi dengan mentor dan atasan langsung mengenai penyampaian konten visual
Dalam tahap ini penulis melakukan koordinasi dengan mentor tentang cara
penyampaian konten visual. Akhirnya diputuskan bahwa poster akan di tempel di majalah
dinding yang ada di lingkungan Inspektorat IV. Sedangkan untuk video yang awalnya akan
dimasukkan kedalam sosial media Inspekrorat Jenderal mengalami perubahan di karenakan
konsep awal aktualisasi ini hanya untuk Inspektorat IV, sehingga penyampaian video Litwal
di sampaikan melalui Televisi yang tersedia di Inspektorat IV.
b. Mencetak konten visual
Dalam tahap ini penulis mencetak desain poster yang sudah dibuat sebelumnya,
sebelum mencetak poster penulis mencari percetakan yang mempunyai kualitas yang baik
sesuai dengan rekomendasi dari rekan-rekan auditor. Lalu poster tersebut di print
menggunakan kertas A3 berjenis Sirio Polar Dawn.
c. Upload konten visual ke media yang tersedia
Dalam tahap ini untuk poster, setelah melakukan printing terhadap poster tersebut
penulis mulai menempelkan poster-poster tersebut di majalah dinding yang tersedia di
inspektorat IV, dan untuk videonya ditayangkan di Televisi yang terdapat di Inspektorat IV.
Hasil dari kegiatan ini berupa poster yang sudah dicetak dan video Litwal yang
ditayangkan di Televisi. Data tersebut dapat dilihat pada lampiran 5 yaitu dokumentasi poster
yang sudah dipasang di majalah dinding Inspektorat IV dan dokumentasi penayangan video
Litwal di Televisi Inspektorat IV.
21
6. Evaluasi terkait kekurangan konten yang dipublikasikan
Pada tahap ini penulis melakukan evaluasi atas konten visual yang telah dipublikasi.
Dalam kegiatan ini terdapat 2 tahap kegiatan yaitu melakukan evaluasi mengenai respon dan
imbas konten visual yang diterbitka dna melakukan revisi atau penambahan jika diperlukan.
a. Melakukan evaluasi mengenai respon dan imbas konten visual yang diterbitkan
Setalah poster di tempel dan video di tayangkan, penulis melakukan diskusi dengan
rekan-rekan auditor mengenai konten yang telah dipublikasikan hasil visualisasi. Lalu
mencatat saran-saran dan kritik konstruktif yang telah diterima.
b. Melakukan revisi atau penambahan jika diperlukan
Pada tahapan kegiatan ini setelah penulis mencatat kritik konstruktif dan saran dari
rekan kerja penulis, penulis mencoba menelaah apakah tingkat kesalahannya seberapa fatal.
Karena menurut penulis tidak terdapat kesalahan fatal yang mengharuskan revisi, maka
penulis tetap menggunakan desain poster dan video yang sudah penulis buat sebelumnya.
Hasil dari kegiatan ini poster Catatan Hasil Evaluasi atas konten yang penulis buat.
Data tersebut dapat dilihat pada lampiran 6 yaitu dokumentasi ketika dilaksanakannya
paparan mengenai aktualisasi penulis.
22
Adapun untuk mengatasi hambatan-hambatan yang penulis hadapi tersebut, upaya
yang penulis lakukan adalah sebagai berikut.
1. Menemui mentor dan auditor senior untuk meminta softfile aturan-aturan terbaru dalam
pengawasan;
2. Berdiskusi dengan sesama CPNS yang bukan hanya On the Job Training di Inspekrorat IV
saja, tetapi dengan CPNS di Inspektorat lain juga;
3. Menggabungkan beberapa template lalu mencoba menambahkan dengan kreasi-kreasi
penulis sendiri;
4. Berkonsultasi dengan rekan yang paham tentang pembuatan video, lalu disarankan untuk
menggunakan adobe premier.
23
direncanakan dan terus menyampaikan perkembangannya kepada mentor selaku
pembimbing teknis.
b. Komitmen Mutu, penerapan komitmen mutu dalam pelaksanaan kegiatan penulis
tercermin dalam beberapa kegiatan misalnya dalam konsultasi mengenai poin-poin penting
dari aturan mengenai Litwal yang akan disorot, untuk menjamin mutu konten visual agar
bebas dari kesalahan. Contoh lain adalah kegiatan membuat desain poster dan pembuatan
video pun penulis tetap melakukan konsultasi agar desain yang dibuat tetap terjaga
mutunya.
c. Etika Publik, penerapan etika publik dalam pelaksanaan kegiatan penulis tercermin saat
penulis berhubungan dengan banyak orang di Inspektorat Jenderal. Penulis tetap menjaga
etika ketika berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di Inspektorat IV terlebih
banyak auditor yang jauh lebih senior dibandingkan penulis di lingkungan Inspektorat IV.
24
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Permasalahan yang penulis angkat dalam aktualisasi ini adalah tentang usaha preventif
dalam rangka tetap mempertahankan kompetensi auditor yang ada di Inspektorat IV. Solusi
yang penulis kedepankan adalah dengan membuat aturan-aturan terbaru dalam pengawasan
menjadi lebih mudah dimengerti dan lebih menarik misalnya dengan membuat visualisasi
aturan terbaru itu dalam bentuk poster dan video animasi. Pelaksanaan kegiatan aktualisasi
dilakukan melalui beberapa kegiatan dimulai dari konsultasi dan coaching terhadap Atasan
Langsung, Mentor dan Coach, Brainstorming poin-poin aturan penting mana saja yang akan
disorot, perancangan desain dan sketsa visualisasi aturan yang dipilih, konfimasi desain dan
konten visual yang sudah dibuat dengan Mentor, penyampaian konten visual yang sudah
dibuat untuk dipublikasikan di media internal dan eksternal Inspektorat Jenderal, evaluasi
terkait kekurangan konten yang dipublikasikan, dan penulisan Laporan Akhir.
Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi tersebut, terdapat beberapa hambatan yang
menghambat kegiatan aktualisasi ini. Namun dapat mengatasi hambatan tersebut sehingga
kegiatan aktualisasi dapat tetap berjalan dan tetap terlaksana dengan baik sesuai output
kegiatan yang dihasilkan.
Kegiatan yang penulis lakukan memiliki keterkaitan dengan penerapan nilai-nilai organisasi
kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Adapun nilai-nilai yang diterapkan
dalam kegiatan aktualisasi penulis adalah nilai integritas, visioner, dan etika akhlakul
karimah. Selain itu, kegiatan aktualisasi ini berkaitan dengan penerapan materi pelatihan
dasar yaitu akuntabilitas, etika publik, komitmen mutu, dan manajemen ASN.
5.2 Saran
Adapun saran/rekomendasi berdasarkan hasil habituasi penulis adalah sebagai berikut:
1. Dalam setiap proses pengawasan yang dilakukan diharapkan memperhatikan
pedoman yang telah dibuat demi menjaga kualitas dari Inspektorat Jenderal itu
sendiri.
2. Diperlukan pengembangan lebih lanjut terkait visualisasi pedoman pengawasan yang
ada, sehingga tidak hanya pedoman Tata Cara Penelitian Awal yang dibuat
visualisasinya.
25
LAMPIRAN
Lampiran 1.1
Lampiran 1.2
26
Lampiran 2
27
Lampiran 3.1
28
Lampiran 3.2
29
Lampiran 4
30
Lampiran 5.1
Lampiran 5.2
31
Lampiran 6
32
Lampiran 7
33