Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

“ASUHAN KEPERAWATAN MENOPAUSE

DISUSUN OLEH :

1. TEJA ERSA WIBAWA


2. YOGI PRAKUSYA PRATAMA
3. ZOHRIAH
4. NURHIKMAH

S1 KEPERAWATAN
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG S1
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada ALLAH
SWT, karena atas berkat dan limpahan rahmatnya maka kami telah menyelesaikan
sebuah karya tulis dengan tepat waktu.Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah
makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Menopause” yang menurut kami dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari Ilmu Keperawatan
Maternitas II.Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada keterangan dan ada tulisan kami
buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.Dengan ini kami
mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga ALLAH
SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Mataram, 29 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2

D. Manfaat Penulisan.........................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3

A. Defenisi Menopause......................................................................................3

B. Etiologi..........................................................................................................4

D. Manifestasi Klinik.........................................................................................5

E. Fisiologis Menopause...................................................................................6

F. Jenis- Jenis Menopause.................................................................................7

G. Tahap-Tahap Menopause..............................................................................9

K. WOC...........................................................................................................12

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS MENOPAUSE.....................13

BAB IV PENUTUP...............................................................................................24

A. Kesimpulan.................................................................................................24

B. Saran............................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
BAB I

PENDAHULAN

A. Latar Belakang

Wanita sehat secara normal akan mengalami suatu proses degenerasi yang
dinamakan menopause. Proses ini sering menimbulkan gejala-gejala yang
dirasakan tidak menyenangkan. Oleh karena itu sangatlah penting bagi setiap
wanita untuk benar-benar memahaminya. Sekitar separuh dari semua wanita
berhenti menstruasi antara usia 45 dan 50, sekitar seperempat berhenti sebelum
umur 45 tahun, dan seperempat lainnya terus menstruasi sampai melewati umur
50 tahun.
Selanjutnya, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk membuat
kehidupan saat menopause ini sedikit lebih mudah adalah dengan diet menopause
yang dapat membantu untuk energi tubuh, mengendalikan berat badan dan
mencegah sejumlah kondisi yang dapat menjadi lebih terlihat pada saat proses
penuaan terus berlanjut. Terapi Sulih Estrogen (TSH) serta olahraga yang teratur
juga dapat mengurangi beban pada saat terjadinya proses menopause ini. Untuk
lebih jelasnya, akan dibahas pada bab tinjauan pustaka.
B. Rumusan Masalah

1. Tinjauan Pustaka Menopause ?


2. Asuhan Keperawatan Menopause ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Tinjauan Pustaka Menopause.


2. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Menopause.

D. Manfaat Penulisan

1. Menambah Wawasan bagi Mahasiswa tentang Tinjauan Pustaka


Menopause.
2. Menambah Wawasan bagi Mahasiswa dan dapat Menerapkan,
Mengaplikasikan Asuhan Keperawatan Menopause.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Menopause

Menurut Arif mansjoer, 2007 Menopause adalah masa yang bermula dari
akhir masa reproduksi sampai awal masa senium , yaitu antara 40-65 thn (45-55).
Bila terjadi dibawah 40 thn disebut klimaterium prekoks. Terbagi atas
pramenepouse, mulai ada keluhan klimakterik), masa menepouse sampai (3-5)
tahun setelah menepouse.
Menurut Hanifa Wiknjosastro,2007 Masa senium merupakan masa
tercapainya keadaan keseimbangan hormonal yang baru, sehingga tidak ada lagi
gangguan vegetatif maupun psikis.
Menurut Bobak, 2005 Menopause adalah titik dimana menstruasi berhenti.
Usia rata-rata menopause ialah 51,4 tetapi 10% wanita berhenti menstruasi pada
usia 40 dan 5% tidak berhenti menstruasi sampai usia 60. Menopause bedah
terjadi akibat histerektomi bilateral.
Menurut Suzanne C smeltzer, 2002 Menopause (klimakterik perubahan
kehidupan) digambarkan sebagai penghentian fisiologis haid berhubungan dengan
kegagalan fungsi ovarium, selama fungsi reproduktif menurun dan berakhir.
Kesimpulan : Menopause adalah suatu proses fisiologis pada wanita yang
ditandai dengan berhentinya menstruasi, biasanya terjadi pada usia 40 tahun yang
bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium.

B. Etiologi

Akibat dari kadar hormon esterogen, progerseteron dan hormon ovarium


yang berkurang akan menyebabkan perubahan fisik, psikologis dan seksual yang
menurun pada wanita pasca menopause (Hacker&Moore, 2001).
Seseorang disebut menopause jika tidak lagi menstruasi selama 12 bulan
atau satu tahun. Menopause umumnya terjadi ketika perempuan memasuki usia 48
hingga 52 tahun (Rachmawati, 2006).
Menurut Andra (2007), efek berkurangnya hormon estrogen
mengakibatkan penipisan pada dinding vagina, pembuluh darah kapiler di bawah
permukaan kulit juga akan terlihat.
Akhirnya, karena epitel vagina menjadi atrofi dan tidak adanya darah
kapiler berakibat permukaan vagina menjadi pucat. Selain itu, rugae-rugae (kerut)
vagina akan jauh berkurang yang mengakibatkan permukaannya menjadi licin,
akibatnya sering sekali wanita mengeluhkan dispareunia (nyeri sewaktu
senggama), sehingga malas berhubungan seksual

C. Faktor Predisposisi
a. Usia saat haid pertama kali ( menarche )

Jika seorang wanita pertama kali mengalami menstruasi terbilang


dalam usia yang masih belia, maka menopause yang akan terjadi
semakin lama.
b. Faktor psikis

Mereka para wanita yang belum menikah dan bekerja sangat


mempengaruhi menopause itu lebih cepat terjadi dibanding
dengan mereka yang tidak menikah dan tidak bekerja. Hal ini
sangat mempengaruhi keadaan psikis wanita.
c. Jumlah anak

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang


melahirkan banyak anak, cenderung lebih mudah dan lebih cepat
mengalami penuaan dini dan mereka makin dekat dengan masa
menopause.
d. Usia melahirkan

Ketika seorang wanita melahirkan atau memiliki seorang anak dalam usia
yang cukup tua misalnya memiliki anak di usia 35 tahun, maka semakin
lama wanita tersebut memasuki usia menopause. Hal ini disebabkan oleh
ketika seorang dalam masa kehamilan dan persalinan di usia yang cukup
tua akan berpengaruh pada lambannya proses sistem kerja dari organ
reproduksi dan memperlambat proses penuaan dini.
e. Pemakaian kontrasepsi

Pemilihan dalam pemakaian alat kontrasepsi juga dapat mempengaruhi


seorang wanita mengalami keterlambatan dalam menopause.
f. Merokok

Rokok memang menjadi salah satu penyebab dari banyak penyakit.

Wanita yang suka merokok cenderung lebih cepat mengalami masa menopause.

g. Sosial ekonomi

Secara pasti faktor sosial ekonomi belum bisa dipastikan sebagai penyebab
menopause. Namun menurut sebuah buku karya DR. Faisal
mengungkapkan bahwa menopause dipengaruhi oleh faktor sosial
ekonomi termasuk pendidikan dan pekerjaan.
D.Manifestasi Klinik

Sekitar 40-85% dari semua wanita dalam usia klimakterik mempunyai


keluhan. Gejala yang tetap dan tersering adalah gejolak panas dan keringat
banyak. Gejolak panas merupakan sensasi seperti gelombang panas yang meliputi
bagian atas dada, leher, dan muka. Keluhan ini biasanya diikuti oleh gejala-gejala
psikologik berupa rasa takut, tegang, depresi, lekas marah, mudah tersinggung,
gugup dan jiwa yang kurang mantap.
Keluhan lain dapat berupa sakit kepala, sukar tidur, berdebar-debar, rasa
kesemutan di tangan dan kaki, serta nyeri tulang dan otot. Keringat malam hari
merupakan keluhan yang sangat mengganggu, sehingga menimbulkan lelah dan
kesukaran bangun pagi. Semua keluhan ini kurang menggembirakan bagi seorang
wanita, dan mendorong penderita mencari pengobatan.
Atrofi epitel genital dapat mengakibatkan vaginitis senilis. Gejala-
gejalanya mencakup: iritasi, rasa terbakar, pruritus, leukorea, dispareunia,
perdarahan vaginal, penurunan sekresi vaginal, penipisan epitel dan mudah kena
trauma, pemendekan dan pengurangan kelenturan vagina. Kebanyakan masalah
seksual dialami oleh wanita pascamenopause adalah karena status fisis dari
mukosa vagina, yang harus memelihara kelembaban protektif yang cukup dan
memberikan pelumas selama sanggama. Setelah menopause, perubahan atrofik
dapat menyebabkan dispareunia, vaginitis, vaginismus, taknyaman fisis, dan
hilang minat seksual. Kulit wanita banyak dipengaruhi oleh estrogen sehingga
menimbulkan kulit kehilangan elastisitasnya, berkerut, kering dan menjadi lebih
tipis. Hal tersebut mengurangi kecantikan seorang wanita, sehingga wanita merasa
kurang percaya diri lagi (dan dapat menambah ketidakseimbangan emosi wanita
tersebut).

D.Fisiologis Menopause

Menurut Suzanne C smeltzer, 2002 Menopause adalah fenomena patologis


tetapi merupakan bagian normal dari proses penuaan dan maturasi. Menstruasi
berhenti dan karena ovarium tidak lagi aktif, organ-organ reproduktif menjadi
mengecil. Tidak ada lagi ovum yang matur; karenanya, tidak ada lagi hormon
ovarium (estrogen) yang dihasilkan. (Menopause artifisial dapat terjadi lebih dini
bila ovarium diangkat secara bedah atau mengalami kerusakan akibat radiasi.).
Selain perubahan dalam sistem reproduktif yang mengurangi kadar estrogen,
perubahan multi aspek juga terjadi diseluruh tubuh wanita. Perubahan ini
termasuk neuroendokrinologis, biokimia dan perubahan metabolik yang berkaitan
dengan penuaan.
Menepouse terjadi pada wanita sewaktu ovariumnya tidak lagi berespon
terhadap LH dan FSH dengan membentuk ekstrogen dan progesteron. Menopause
biasanya terjadi antara usia 40 dan 50, dan dapat berlangsung selama 8-10 tahun.
Selama proses monopouse yang panjang tersebut, terjadi perubahan-perubahan
daur haid yang pada akhirnya berhenti.
Gejala-gejala monopouse disebabkan oleh tidak adanya ekstrogen. Gejala-
gejala dapat berupa kemerahan pada kulit, (host flushes), sensasi dispnu (sulit
bernafas), kelelahan, dan kadnag-kadang iritabilitas atau mudah emosional.
Terjadi atrofi dan kekeringan vagina yang dapat menyebabkan hubungan kelamin
terasa nyeri. Penurunan masa tulang dapat menimbulkan osteoporosis dan kulit
menjadi kering. Etiologi dan mekanisme fisiologis pasti yang mendasari masih
belum jelas. Sebagai respon terhadap penurunan fluktuatif konsentrasi estradiol,
pusat termogulasi di dalam hipotalamus memicu vasodilatasi kulit dan berkeringat
disertai meningkatnya suhu kulit sampai sebanyak 5°C.
Perlindungan ekstrogen terhadap penyakit arteri koroner lenyap dan
fungsi kognitif dapat berkurang. Karena banyaknya perubahan yang terjadi pada
tubuh setelah ekstrogen berkurang. (Corwin, 2009).
Klimakterium mengacu pada periode kehidupan seorang wanita saat ia
berpindah dari tahap reproduksi ketahap tidak reproduktif, disertai regresi fungsi
ovarium. (Bobak,2005)

E.Jenis- Jenis Menopause

Menopause dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu menopause alamiah

dan menopause prematur (dini).

a) Menopause Alamiah
Menopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45-55
tahun. Menopause alamiah terjadi pada wanita yang masih mempunyai
indung telur. Durasinya sekitar 5-10 tahun. Meskipun seluruh proses itu
kadang-kadang memerlukan waktu tiga belas tahun. Selama itu menstruasi
mungkin akan berhenti beberapa bulan kemudian akan kembali lagi.
Menstruasi datang secara fluktuatif. Lamanya, intensitasnya, dan alirannya
mungkin bertambah atau berkurang. Wanita yang mengalami menopause
alamiah mungkin membutuhkan perawatan atau mungkin tidak
membutuhkan perawatan apapun. Hal ini karena kesehatan mereka secara
menyeluruh cukup baik. Selain itu proses menopause berjalan sangat
lambat sehingga tubuhnya dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan yang terjadi pada saat menopause.
a) Menopause Dini
Menurut dr. ali Baziad, Sp.O.G KFFR, staf pada Bagian Obstetri dan
Ginekologi, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta “menopause
dini adalah berhentinya haid di bawah usia 40 tahun”. Kalau wanita itu
sudah berusia di atas 40 tahun, misalnya pada usia di atas 40 tahun,
misalnya usia 42 dan 43, ia tidak dikategorikan sebagai wanita yang
mengalami menopause dini. Demikian juga pada wanita usia produktif
yang tidak lagi haid karena pengangkatan rahim, ia tidak dapat disebut
sebagai penderita menopause dini. Ini disebabkan indung telurnya masih
ada dan masih memproduksi sel-sel telur serta mengeluarkan hormon
estrogen. Sementara itu, jika kedua indung telurnya di angkat, otomatis
produksi hormon estrogen terhenti pula. Otomatis tidak akan mengalami
haid lagi untuk seterusnya sehingga dapat disebut telah mengalami
menopause dini.
Menopause ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, bisa
karena indung telurnya diangkat, misalnya karena menderita kanker
indung telur. Kedua, diduga karena gaya hidup, seperti merokok,
kebiasaan minum minuman beralkohol, makanan yang tidak sehat, dan
kurang berolah raga. Ketiga bisa karena pengaruh obat-obatan seperti
obat pelangsing dan jamu-jamu yang tidak jelas zat kimianya. Pada
umumnya, obat-obatan pelangsing memang mengandung zat kimia yang
dapat menghambat produksi hormon.
Gejala menopause dini dengan menopause biasa tidak ada bedanya,
walaupun setiap orang mengalami gejala dalam waktu yang sama. Tetapi
dari segi perubahan fisik penderita menopause biasanya tampak lebih
parah. Ini terlihat dari keluhan - keluhan yang mereka alami, yaitu
osteoporosis dan penyakit jantung koroner yang datang lebih cepat. Oleh
karena itu datangnya menopause dini perlu diwaspadai.

E. Tahap-Tahap Menopause

Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap yaitu masa


pramenopause, menopause dan pasca menopause.
a) Pramenopause
Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika wanita
mulai merasakan gejala menopause (biasanya pada pertengahan atau
akhir usia 40 tahun) dan pada masa siklus haid benar-benar terhenti
(rata-rata 51 tahun). Pada masa pramenopause akan terjadi perubahan
fisik yang berarti.
b) Menopause
Masa menopause menandakan haid terakhir. Penentuan masa
menopause hanya bisa dilakukan setelah seorang wanita tidak haid lagi
selama 1 tahun penuh.
c) Pascamenopause
Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita.
Dengan kata lain, pascamenopause terjadi setelah masa menopause.
Biasanya, keadaan fisik dan psikologisnya sudah dapat menyesuaikan
dii dengan perubahan-perubahan hormonalnya.

F. Pemeriksaan Diagnostik
Tanda-tanda dan gejala menopause cukup untuk mengatakan kebanyakan
wanita telah mulai melewati transisi menopause. Jika wanita mempunyai
keluhan mengenai menstruasi tidak teratur atau hot flashes dapat memeriksakan
ke dokter. Pemeriksaan penunjang diagnostik untuk menopause dapat dilakukan
dengan cara memeriksa tingkat follicle-stimulating hormone (FSH) dan estrogen
(estradiol) dengan tes darah. Dikatakan menopause, jika hormon FSH dan
estradiol menunjukan tingkat penurunan. Dokter mungkin juga
merekomendasikan tes darah untuk menentukan tingkat kemampuan thyroid-
stimulating hormone, karena hypotiroidisme dapat menyebabkan gejala mirip
dengan menopause.
G. Pencegahan Menopause
1. Mengonsumsi makanan-makanan bergizi yang secara alami bersifat anti-
inflamasi, seperti whole grain, buah-buahan, ikan, sayuran berdaun hijau
tua, kacang-kacangan, dan memasak dengan minyak zaitun. Hindari
konsumsi makanan yang mengandung trans fat, seperti margarin.
2. Berolahraga yang teratur, sebab olahraga teratur akan mengurangi jumlah
deposit lemak.
3. Merokok, minum alkohol, dan obat-obatnan harus dihindari karena
bersifat pro-inflamasi dan merusak jaringan yang sehat.
4. Hindari stres, karena stres dapat merusak sistem pertahanan tubuh.

5. Tidur yang cukup akan sangat bermanfaat untuk mencegah proses


inflamasi kronik
H. Penatalaksanaan Menopause
a) Penatalaksanaan Umum.

Merupakan pendapat umum yang salah bahwa semua masalah


klimakterik dan menopause dapat dihilangkan dengan hanyapemberian
estrogen saja. Tujuan pengobatan dengan estrogen bukanlah
memperlambat terjadinya menopause, melainkan memudahkan wanita-
wanita tersebut memasuki masa klimakterium. Hubungan pribadi yang
baik, saling percaya antara suami-istri, maupun antara dokter-penderita
akan memberikan harapan yang besar akan kesembuhan. Pemberian
obat-obat penenang bukanlah cara pengobatan yang terbaik.
Psikoterapi superfisial oleh dokter keluarga sering sekali menolong
b) Pengobatan Hormonal.
Menopause merupakan suatu peristiwa fisiologis dari keadaan defisiensi
estrogen. Sindrom klimakterik pada umumnya terjadi akibat kekurangan estrogen,
sehingga dengan sendirinya pengobatan yang tepat adalah pemberian estrogen,
meski bukan tanpa risiko. Pada masa lalu, estrogen diberikan untuk selang waktu
yang singkat dan kemudian berangsur-angsur dikurangi sehingga gejolak panas
sirna. Konsep ini tidak berlaku lagi. Seorang wanita yang mengalami gejala-gejala
menopause telah mengidap defisiensi estrogen dan akan tetap begitu sepanjang
hayatnya.
Defisiensi estrogen jangka panjang dapat menyebabkan berkembangnya
osteoporosis, penyakit jantung aterosklerotik, dan mungkin perwujudan
psikogenik. Program yang seimbang dari pengobatan estrogen-pengganti yang
dikombinasikan dengan progestogen siklik merupakan pengobatan terbaik, karena
tujuan nyata dari estrogen-pengganti adalah tidak hanya untuk meredakan gejala-
gejala vasomotor melainkan juga untuk mencegah akibat metabolik seperti
osteoporosis dan ateroskletosis.
H. Tanda dan Gejala Umum manufuose
Tanda tanda menupouse sebenarnya sudah mulai muncul sejak masa
perimenupouse, yaitu periode transisi yang terjadi beberapa tahun
menjelang menopause. Pada masa ini, produksi hormone estrogen oleh
ovarium secara bertahap sudah mulai berkurang.

Tanda menupouse
1. Menstruasi tidak teratur
Wanita akan mengalami perubahan siklus menstruasi yang ditandai
haid yang tidak teratur atau berubah ubah.
2. Masalah pada saluran kemih
Wanita yang telah memasuki masa menupaouse biasanya akan
mengalami inkonteninsia urine atau sulit menahan pipis,bung air
kecil menjadi lebih sering,hingga nyeri atau anyang anyang saat
buang air kecil.
3. Sensasi rasa panas
Rasa panas yang menyebar dari wajah dan leher hingga ke tubuh
merupakan tanda manepouse yang paling umum. Pada sebagian
wanita, keluhan ini dapat muncul lebih awal saat siklus haid masih
berlangsung.
4. Sulit tidur atau insomnia
Wanita yang mengalami keluhan ini akan lebih mudah terbangun di
malam hari dan sulit untuk tidur kembali. Saat menupouse
terjadi,wanita bisa lebih susah tidur atau insomnia. Hal ini
disebakan oleh kadar ekstrogen dan progesterone dalam tubuh yang
terus menurun.
5. Vagina kering
Penurunan alami vagina ketika hormone estrogen dan progesterone
menurun akibat menupouse.
Gejala menupouse
1. Perubahan siklus menstruasi
 Menstruasi menjadi tidak teratur, kadang terlambat atau
lebih dari biasanya (oligomenoria).
 Darah yang keluar saat menstruasi dapat lebih sedikit
atau justru lebih banyak.
2. Perubahan penampilan fisik
 Rambut ronrok.
 Kulit kering
 Payudara kendur
 Berat badan bertambah
3. Perubahan fsikolog
 Suasana hati berubah ubah
 Sulit tidur
 Defresi
4. Perubahan seksual
 Vagiana menjadi kering
 Penurunan libdo (gairah seksual)
5. Perubahan fisik
 Merasa panas atau gerah, sehingga mudah berkeringat
 Berkeringat di malam hari
 Pusing
 Jantung berdebar
 Infeksi berulang pada saluran kemih.

Gambar pathway manopouse.


MENOPOUSE

DEFINISI ETIOLOGI Manifestasi klinis

Faktor prediposisi

Jenis jenis menopouse

Tahap tahap menopouse

Tanda dan Gejala menopouse

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS


MENOPOUSE

Kesimpulan Saran
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN MENOPUOSE

A. Pengkajian
a. Identitas Klien :
Pada wanita menopause biasa terjadi pada usia 45- 50 tahun, kemudian
sekitar seperempat berhenti sebelum umur 45 tahun, dan seperempat lainnya terus
menstruasi sampai melewati umur 50 tahun.
b. Keluhan Utama : Berhenti haid atau menstruasi.

c. Riwayat Kesehatan Sekarang :


Biasanya pada wanita menopause tidak haid selama 3 bulan atau lebih,
disertai dengan perasaan tidak enak, seperti rasa hangat yang menyebar dari badan
ke wajah (hot flushes), sulit berkonsentrasi, sakit kepala, berdebar-debar, tangan
dan kaki dingin, gelisah, merasa nyeri di sekitar vagina bila berhubungan
sehingga ia sering menolak bila diajak berhubungan oleh suaminya. Beberapa
bulan sebelum tidak mendapat haid, klien mengungkapkan haidnya tidak teratur.
d. Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Apakah klien mengalami kelainan haid (seperti dysmenarhoe, menoraghi,
metrorhagia, dll.), penyakit kelamin, tumor, dll. Kapan pertama kali haid
(menarche). Apakah klien pernah atau tidak pernah abortus/keguguran, semua
persalinan dibantu oleh bidan dan lahir spontan. Klien menggunakan kontrasepsi
apa dan sudah berhenti atau belum.

e. Riwayat Kesehatan Keluarga


Wawancara di tunjukan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita
keluarga atau penyakit keturunan (genetik).
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : TD : 110-125/60-70 mmHg

N : 70-80 x/menit
RR : 16-20 x/menit
Suhu : 36,5-37,5

C. Pemeriksaan Head to toe


1. Kepala : Simetris atau tidak, bersih atau tidak.

2. Muka : Tampak cemas, kemerahan,


hangat, tumbuh bercak-bercak atau tidak.
3. Kulit : Mulai keriput, tidak ada lesi, kemerahan
atau tidak.
4. Mata : Ikterus atau tidak, anemis atau tidak.

5. Telinga : Simetris, pendengaran terganggu atau tidak.

6. Hidung : Bentuk simetris, fungsi penciuman baik, polip atau


tidak.

7. Mulut : Bibir agak kering, sianosis atau tidak.

8. Leher : Ada atau tidak ada pembengkakan


kelenjar tiroid, dapat digerakkan dengan bebas.
9. Dada : Bentuk dan gerakan simetris, ada atau tidak
ada nyeri tekan.

10. Abdomen : Ada atau tidak ada pembesaran hati, limpa.

11. Genitalia : Normal atau tidak. Biasanya Labia,


klitoris mengecil, vagina kering, tidak elastis, tidak ada tanda-tanda
perdarahan, iritasi, dll.
12. Ekstremitas : Simetris, dapat melakukan aktivitas dengan baik
atau tidak.
e. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah : Kadar progesterone dan estrogen rendah.

2. Pemeriksaan mikroskopik : Korteks ovarium menipis.

f. Renpra (Rencana Asuhan Keperawatan)

NO ANALISA DATA Etiologi MAS. KEP

1. DO : Faktor Biologis Nyeri Akut

- Bukti Nyeri

- Keluhan Nyeri

- Dispareunia

- Skala Nyeri (0-10)

2. DO : Disfungsi Seksual
Gangguan Fungsi
Tubuh
- Vagina Mengering

- Daerah Sensitif semakin


sulit dirangsang
- Dispareunia

- Sulit mencapai orgasme

- Gangguan aktifitas seks

- Perubahan fungsi seks yang


tidak diinginkan
3. DO : Gangguan Pola Tidur
Gangguan Tidur

- Hot Flushes

- Gangguan Tidur

- Terlihat hitam pada


kelopak mata

Stresor
4. DO : Ansietas

- Proses
menstruasi
menebal
- Amenore sekunder

Kurang Sumber
5. DO : Defisiensi
Pengetahuan
Pengetahuam

- Kurang informasi

- Kurang pengetahuan
Diagnosa Keperawatan :

1. Nyeri Akut
2. Disfungsi Seksual
3. Gangguan Pola Tidur
4. Ansietas
5. Defisiensi Pengetahuan

DiagnosaKeperawatanPrioris
:
1. Nyeri Akut
2. Disfungsi Seksual

A. Asuhan Keperawatan
Hari/Tanggal :
Diagnosa NOC NIC Aktivitas

Keperawatan
Disfungsi Setelah 1. a. Bina hubungan Baik.
Seksual melakukan Pengajaran
b. Pertimbangkan kesiapan
asuhan Individu
pasien untuk belajar.
keperawatan
c. Nilai tingkat
selama 3x24 jam
pengetahuan dan
dihaapkan
pemahaman pasien saat
Fungsi Seksual
ini.
d. Nilai kemampuan atau
a. Mengekspresikan
ketidakmampuan pasien
kemampuan untuk
secara kognitif,
melakukan
psikomotor dan afektif.
aktivitas seksual
e. Tentukan kemampuan
meskipun
pasien untuk
mengalami
mempelajari sesuatu.
ketidaksempurnaan f. Tentukan motivasi
fisik yang pasien untuk
dilaporkan dari mempelajari sesuatu.
deviasi sering g. Koreksi informasi yang
menunjukkan (4) salah.
ditingkatkan ke h. Berikan waktu pada
deviasi jarang pasien untuk bertanya
menunjukkan (2). dan membahas masalah.
i. Sertakan keluarga
b. Melaporkan dengan cara yang tepat.
kemampuan
pasangan yang
disetujui
dilaporkan
darideviasi
sering
menunjukkan (4) 2. a. Bangun hubungan
ditingkatkan ke Konseling terapeutik, didasarkan
deviasi jarang Seksual pada kepercayaan dan
menunjukkan rasa hormat.
(2). b. Tetapkan lamanya
hubungan konseling.
c. Berikan privasi dan
c. jaminan kerahasiaan.
Mengekspresika d. Informasikan pada
n penerimaan pasien diawal
pasangan hubungan bahwa
dilaporkan dari seksualitas merupakan
deviasi sering bagian yang penting
menunjukkan (4) dalam kehidupan dan
ditingkatkan ke bahwa penyakit,
deviasi jarang medikasi, stress (atau
menunjukkan masalah lain dan
(2). kejadian yang pasien
alami) sering merubah
fungsi seksual.
e. Tentukan durasi
disfungsi seksual dan
penyebab potensial.
f. Monitor timbulnya
stres, kecemasan dan
depresi sebagai
kemungkinan penyebab
disfungsi seksual.
g. Bantu pasien untuk
mengekspresikan
kesedihan dan
kemarahan mengenai
Nyeri Akut Setelah 1. a. Lakukan pengkajian
melakukan Manajeme nyeri komprehensif
asuhan n Nyeri yang meliputi lokasi,
keperawatan karakteristik,
selama 3x24 jam onset/durasi, frekuensi,
diharapkan : kualitas, intensitas atau
Tingkat Nyeri beratnya nyeri dan
faktor pencetus.
a. Nyeri yang dilaporkan b. Berikan informasi
yang dilaporkan dari mengenai nyeri, seperti
deviasi cukup berat (2) penyebab nyeri, berapa
ditingkatkan ke deviasi lama nyeri akan
ringan (4) dirasakan dan antisipasi
dari ketidaknyamanan
b. Panjangnya episode akibat prosedur.
nyeri yang dilaporkan c. Kurangi atau eliminasi
dari deviasi cukup faktor-faktor yang
berat dapat meningkatkan
(2) ditingkatkan nyeri (misalnya,
ke deviasi ringan ketakutan)
(4)Tingkat d. Pilih dan
Ketidaknyamann implementasikan
a. Cemas yang tindakan yang beragam
dilaporkan dari (misalnya, farmakologi,
deviasi sering non farmakologi,
menunjukkan (4)
ditingkatkan ke
deviasi jarang
menunjukkan
interpersonal) untuk
Kontrol Nyeri memfasilitasi
2. Peningkatan
penurunan nyeri, sesuai
Koping
a. Mengenali kapan nyeri dengan kebutuhan.
terjadi yang dilaporkan e. Berikan individu
dari deviasi sering penurun nyeri yang
menunjukkan (4) optimal dengan
ditingkatkan ke deviasi peresepan analgesik.
jarang menunjukkan
(2). a. Bantu pasien untuk
menyelesaikan masalah
b. Menggunakan tindakan dengan cara
pencegahan yang konstruktif.
dilaporkan dari deviasi b. Berikan penilaian
sering menunjukkan (4) (kemampuan)
ditingkatkan ke deviasi penyesuaian pasien
jarang menunjukkan terhadap perubahan
(2). dalam citra tubuh
sesuai dengan indikasi.
c. Berikan penilaian
mengenai dampak dari
situasi kehidupan
pasien terhadap peran
dan hubungan (yang
ada).
d. Gunakan pendekatan
yang tenang dan
memberikan jaminan.
e. Berikan suasana
penerimaan.
f. Dukung sikap pasien
terkait dengan harapan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Menopause sebagai bagian dari proses kehidupan memang tidak dapat


dihindari. Menopause bukanlah suatu penyakit, namun merupakan tahap yang
tidak dapat dihindari pada kehidupan wanita. Beberapa gejala dari menopause
tersebut yaitu: Penurunan jumlah dan lama siklus menstruasi, Frekuensi
menstruasi abnormal, Ketidakteraturan tersebut dapat berakhir dalam beberapa
bulan atau beberapa tahun sebelum siklus menstruasi berhenti sama sekali.
Mengatasi gangguan menopause dengan cara modifikasi gaya hidup menjadi lebih
sehat dan selalu berpikiran positif.

B. Saran

Semoga dengan adanya makalah ini bisa menambah wawasan dan


pengetahuan tentang tinjauan pustaka dan askep menopause. Perawat sebaiknya
sudah harus memahami dan mengerti tentang askep menopause agar dapat
menerapkannya dan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pasien dan
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Herdman T. Heather, dkk. 2015-2017. Diagnosis Keperawatan. Edisi 10.Jakarta : EGC

Moorhead Sue, dkk. 2015-2017.NOC. Edisi 5. Jakarta : EGC

Bulechek, Gloria M, dkk. 2015-2017.NIC.edisi 6. Jakarta : EGC

Widyastuti, Yani dan Anita Rahmawati, Yuliasti, E. 2009. Kesehatan Reproduksi.


Yogyakarta. Fitramaya

Anda mungkin juga menyukai