Anda di halaman 1dari 4

Peranan Akuntan Dalam Pengembangan Sistem Menggunakan Pendekatan SDLC

Nama : Gisela Vionita


NIM : 01012190006

The System Development Life Cycle


- System Strategy : Step pertama dalam SDLC adalah menciptakan strategi, kita harus memahami
kebutuhan dalam berbisnis yang sedang diperlukan oleh perusahaan. Hal ini dapat diperoleh dari
misi perusahaan, analisa persaingan yang dihadapi perusahaan, keadaan pasar. Kebutuhan itu
merefleksikan keadaan perusahaan dalam mempertahankan strategi jangka panjang. Ada 3 dasar
dari SDLC, pertama menilai informasi strategis yang dibutuhkan. Saat sudah mengetahui
kebutuhan perusaaan maka akan lebih mudah dalam menciptakan strateginya, seperti visi dan
misi, analisa industry dan kompetensi, sistem warisan, dan feedback dari pengguna. Yang kedua,
menciptakan plan sistem yang strategi, setelah menggumpulkan dokumen yang dibutuhkan maka
bisa dievaluasi pro dan kontra dari setiap proposal. Evaluasinya menghasilkan potensi
keuntungan, biaya, pengaplikasian strategi bagi perusahaan, dan nantinya perusahaan dapat
memilih mana yang paling menguntungkan dan biayanya paling murah. Ketiga, menciptakan
action plan, kemampuan yang penting bagi top management adalah mengubah sebuah strategi
menjadi sebuah aksi. BSC mengatakan, kita harus melihat perusahaan dari 4 perspektif, yaitu the
learning and growth perspective, the internal business process perspective, the customer
perspective, dan the financial perspective.
- Project Initiation : adalah proses dimana oleh sistem proposal mana akan dinilai untuk
konsistensi dengan sistem strategi dan evaluasi plan dalam hal kelayakannya dan karakteristik
untung-biaya. Dibutuhkan alternatif konsep design lalu akan dimasukan ke fase SDLC. Project
initiation melibatkan perlunya pemahaman lebih lanjut dari permasalahan pengguna dan
mengusulkan beberapa alternatif solusi.

Analisis sistem harus benar-benar paham permasalahan dari pengguna sebelum bisa menciptakan
solusi, solusi yang tidak lengkap akan mengarahkan kepada solusi penyelesain yang sia-sia.
Proses ini memerlukan dua tahap, pertama survey. Saat peneliti menganalisa permasalahan
secara lenih mendalam, akan muncul pertanyaan yang spesifik mengenai fakta apa yang harus
dicari dan dikumpulkan. Mensurvey sistem yang sedang berjalan punya keuntungan dan
kerugian tersendiri. Kerugiannya, fenomena yang disebut “current physical tar pit”, dimana
adanya kecenderungan pihak yang menganalisis untuk tersedot ke dalam dan terjebak oleh tugas
survey di dalam sistem saat ini. Keuntungannya adalah mengetahui aspek dari sistem lama yang
harus diteruskan, saat sistem baru sudah terpasang pengguna harus melalui proses konversi
dimana mereka lepas dari sistem lama ke yang baru, dan dengan mensurvey sistem yang saat ini,
seorang analist mungkin akan menentukan secara yakin penyebab dari permasalahan yang
disampaikan. Mensurvey juga mengumpulkan fakta seperti sumber data, pengguna,
penyimpanan data, prosesnya, aliran data, volume transaksi yang terjadi, error yang terjadi, biaya
sumber daya, dll. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik seperti, observasi, partisipasi
tugas, wawancara secara personal, meriview dokumen kuncinya.
Tahap yang kedua adalah analisis, proses intelektual yang bercampur dengan bukti fakta yang
dikumpulkan. Seorang analyst terus menganalisa disaat fakta-fakta dikumpulkan. Sulit
membedakan kapan survey harus berhenti dan analisa dimulai.
Sistem pelaporan analisa, sistem ini menghasilkan management atau panitia acara dengan
temuan dari survey, permasalahan yang teridentifikasi dengan sistem saat ini, kebutuhan para
pengguna, kebutuhan dalam sistem baru. Pernyaataan yang dibutuhkan dalam laporan
menetapkan pemahaman antara profesonal sistem, management, pengguna, dan pemegang saham
lainnya. Dokumen ini merupakan sebuah kontrak formal yang mrnrntukan objektifitas dan
pencapaian sistem. Sistem pelaporan analisa harus menetapkan secara jelas sumber data,
pengguna, file data, proses umum, aliran data, kontrol, dan kapasitas volume transaksi. Sistem
analisa ini tidak menetapkan design yang detail dari sistem yang diajukan. Seperti tidak
menetapkan metode proses, media penyimpanan, struktur rekaman, dan detail lain yang
dibutuhkan untuk design sistem.

Conceptualization of Alternative Designs


Tujuannya adalah untuk untuk menciptakan beberapa solusi alternatif konsep yang akan
memenuhi kebutuhan dari sistem selama analisa sistem. Dengan menampilkan pengguna dengan
jumlah alternatif yang dapat diterima, team project menghindari kendala yang dipaksakan untuk
masuk ke dalam sistem baru. Alternatif design ini kemudian masuk ke dalam tahap pemilihan
dimana manfaat dan biaya dari tiap design dibandingkan dan yang paling baik dipilih untuk
dibuat.

Systems Evaluation and Selection


Fase ini adalah mekanisme formal untuk memilih sistem yang telah dipilih dari alternatif design.
Sistem ini adalah proses pengoptimasian yang diperlukan untuk mengidentifikasi sistem terbaik.
Pada titik ini, ada deal terbaik mengenai ketidakpastian tentang sistem, dan pilihan yang buruk
dapat menimbulkan bencana. Objektifitasnya adalah untuk menciptakan sarana, dengan
management mana dapat membuat penilaian yang terinformasi. Ada dua proses, yang pertama
perform a detailed feasibility study. Kita harus menilai kembali faktor kelayakan yang telah
dievaluasi. Penilai yang telah terinformasi harus menampilkan studi kelayakan secara terperinci.
Objektivitas diperlukan untuk penilaian secara adil kepada tiap design. Group ini harus terdiri
dari project manager, perwakilan pengguna, dan teknisi profesional yang punya keahlian pada
area studi kelayakan. Dan untuk alasan pengauditan, dalam group harus ada seorang internal
audit.

Perform Cost-Benefits Analysis


Analisa ini membantu management untuk menentukan apakah keuntungan yang dihasilkan dari
sistem ini akan menutupi biayanya atau tidak. Teknik ini biasa digunakan untuk
mengestimasikan nilai ekonomi yang diharapkan pada suatu investasi bisnis. Analisa ini
digunakan karena sangat mudah atau simple dan merupakan alternatif yang paling baik dan jelas.
Analisa ini jika digabungkan dengan faktor kelayakan, adalah alat yang berguna untuk
membandingkan sistem design yang ada. Ada tiga tahap pengaplikasian cost-benefit analysis :
- Identify Costs : dibagi dalam dua ketagori, yaitu one-time costs, berisi investasi awal untuk
mengembangkan dan mengimplementasikan sistem. Lalu recurring costs, berisi biaya operasi
dan maintenance yang terjadi dan terulang pada sistem.
- Identify Benefits : tangible benefits adalah keuntungan yang bisa diukur dan dinyatakan dalam
istilah keuangan. Ada dua kategori, keuntungan yang meningkaykan pendapatan dan yang
mengurangi biaya. Sistem yang diajukan akan menggunakan lebih sedikit sumber daya dari
sistem yang saaat ini digunakan. Lalu ada Intagible benefits, keuntungan yang tidak bisa atau
lebih sulit untuk diukur dan dikuantifikasi. Profesional sistem menggunakan banyak sumber
dalam rangka mengkuantifikasi intagible benefits dan memanipulasinya dalam istilah keuangan.
- Compare Cost and Benefits : biasanya menggunakan metode net present value dan payback.
Pada net present value, present value biayanya dikurangi dari keuntungan present valuenya
selama sistemnya berjalan. Project dengan net present yang positif layak secara ekonomi. Dalam
metode payback, break even point nya tercapai saat total biaya sama dengan total untung.
-
The Accountant’s Role in Managing the SDLC
Proses SDLC menarik akuntan dengan dua alasan, pertama kreasi dari sistem infromasi
menampilkan transaksi finansial yang signifikan yang menghabiskan sumber daya manusia dan
finansial. Pengembangan sistem seperti proses manufaktur yang menghasilkan produk yang
kompleks lewat serangkaian tahap. Transaksi tersebut harus terencana, terauthorisasi, terjadwal,
tercatat, dan terkontrol. Akuntan yang bersangkutan dengan integritas dari proses sebagaiman
dengan proses manufaktur yang memiliki implikasi sumber daya finansial. Yang kedua,
perhatian dari akuntan adalah dengan produk yang muncul dari SDLC. Kualitas dari sistem
informasi akuntansi bersandar secara langsung pada aktifitas SDLC yang menghasilkan mereka.
Sistem ini digunakan untuk menghantarkan informasi akuntansi kepada pihak internal dan pihak
eksternal. tanggung jawab akuntan adalah untuk memastikan sistem menggunakan konvensi dan
aturan akuntansi yang layak dan memiliki kontrol yang cukup. Oleh karena itu, akuntan memiliki
perhatian khusus oada kualitas proses yang menghasilkan sistem informasi akuntansi.
Akuntan terlibat dalam pengembangan sistem dalam tiga tahap. Akuntan adalah pengguna,
semua sistem yang memproses transaksi finansial memengaruhi fungsi akuntansi. Akuntan harus
menyediakan gambaran jelas mengenai permasalahan dan kebutuhan pada sistem profesional.
Seperti harus mengspesifikasi teknik akuntansi yang harus digunakan, kebutuhan internal
control, dll. Akuntan harus berpartisipasi dalam pengembangan sistem sebagai member dari tim
pengembangan. Keterlibatan mereka kadang melampaui pengembangan dari pengapliaksian
sistem informasi akuntansi. Sistem yang tidak memproses transaksi finansial mungkin masih seri
pada data akuntansi. Akuntan mungkin masih berunding untuk menyediakan saran atau untuk
menentukan jika sistem yang diajukan merupakan sebuah resiko internal control. Akuntan
terlibat dalam pengembangan sistem sebagai auditor. Sistem informasi akuntansi harus bisa
diaudit. Beberapa teknik pengauditan komputer memerlukan fitur spesial yang harus ada pada
sistemnya. Akuntan atau auditor punya pegangan pada sistem dan harus terlibat sejak dini dalam
design mereka.

The Accountant’s Role In Systems Strategy : Auditor secara rutin harus meriview sistem strategi
dari perusahaan. Sejarah mengatakan bahwa sistem yang aman adalah sistem yang efektif secara
biaya dalam mengurangi reisko menghasilkan yang tidak diinginkan, tidak efisien, dll. Peran
akuntan dalam design konseptual, mereka harus mengenali implikasi kontrol dari setiap alternatif
design dan memastikan konvensi akuntansi dan kebutuhan legal dipahami. Pengauditan dari
sebuah sistem bergantung pada karakteristik design.

The Accountant’s Role in System Selection


Akuntan harus memastikan bahwa hanya biaya yang dapat lolos digunakan pada kalkulasi dari
cost-savings benefits, rate bunga yang masuk akal digunakan untuk mengukur present values
dari tiap aliran kas, biaya one-time dan recurring dilaporkan secara lengkap dan akurat, nilai
useful life yang realistik digunakan untuk membandingkan projek, dan keuntungan intagible
diberikan nilai keuangan yang layak. Segala error, kelalaian, dan kekeliruan dalam akuntansi
dapat disortir.

Anda mungkin juga menyukai