Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS DESKRIPSI IMPLIKATUR DALAM MEME HUMOR BAPAK-

BAPAK
Nurul Fadzilatul Husna1 Candika Rahmani Hanurita2

IAIN Surakarta

Email : nurulpark1@gmail.com1 candikarhc@gmail.com2

PENDAHULUAN

Zaman yang terus maju mengubah pola komunikasi masyarakatnya. Sekarang


komunikasi tidak hanya terbatas dalam artian interaksi oleh penutur dan lawan tutur. Namun,
komunikasi juga bisa terjalin dengan baik melalui sosial media yang dewasa ini menjadi sebuah
kebutuhan. Ada berbagai jenis sosial media yang dikenal dan digunakan oleh khalayak ramai.
Misalnya, seperti facebook dan instagram. Sebagaimana pendapat Uchjana (1993) menyatakan
bahwa komunikasi merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Komunikasi
merupakan proses pernyataan perasaan seseorang kepada orang lain. (Fawziyyah et al., 2017)

Meski demikian apapun media yang digunakan oleh masyarakat dalam berkomunikasi.
Bahan utama yang penting dalam komunikasi adalah bahasa. Kridalaksana (2004) menuturkan
bahwa bahasa adalah suatu lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan oleh anggota
masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Sesungguhnya di dalam
pertuturan, seorang penutur dan mitra tutur dapat secara lancar berkomunikasi karena mereka
berdua memiliki semacam kesamaan latar belakang pengetahuan tentang sesuatu yang di
pertuturkan itu. Di antara penutur dan mitra tutur terdapat semacam kontrak percakapan tidak
tertulis bahwayang sedang dipertuturkan itu saling dimengerti. (Hidayati et al., 2020)

Dewasa ini berbagai media komunikasi berbasis daring memang menjadi tren. Baik dari
kalangan remaja hingga dewasa. Media sosial menjadi wadah dalam mengungkapkan gagasan
atau ide tentang sesuatu. Misalnya, sebuah meme. Meme diartikan oleh Richacr Dawkins sebagai
suatu pengimitasian dan pereplikaan. Begitu pula Black More mendefinisikan meme sebagai
suatu peniruan, perubahan, dan pemilihan. Meme menjadi sebuah kajian yang menarik sebab
mempunyai topic tertentu dalam sebuah tuturan yang biasanya mempunyai makna tersirat di
dalam tuturan tersebut. Meme dengan kemasan yang sederhana mampu memberikan wadah
tuturan dalam bentuk humor namun sangat tepat sasaran.

Makna yang tersirat inilah yang akan dikaji sebagai kajian implikatur dalam bidang
pragmatik. Pragmatik adalah kajian hubungan bahasa dengan konteks yang mendasari penjelasan
bahasa, terutama hubungan antara kalimat dengan konteks atau situasi pemakainya. Dengan kata
lain untuk bisa memahami makna pembicara, pendengar di tuntut juga memahami konteks
pemakaian bahasa tersebut.(Hidayati et al., 2020) sebagaimana yang diungkapkan oleh Searle
(1976: 21) mengklasifikasikan tindak tutur dengan berdasarkan pada maksud penutur ketika
berbicara kedalam lima kelompok besar. a. Representatif, tindak tutur ini mempunyai fungsi
memberi tahu orang-orang mengenai sesuatu. b. Komisif, tindak tutur ini menyatakan bahwa
penutur akan melakukan sesuatu. c. Direktif, berfungsi membuat penutur melakukan sesuatu. d.
Ekspresif, berfungsi untuk mengekspresikan perasaan dan sikap mengenai keadaan hubungan. e.
Deklaratif, menggambarkan perubahan dalam suatu keadaan hubungan. (Yuniarti, 2014)

Sedangkan dalam pandangan Wijana (1992: 2) dalam bukunya Dasar-Dasar Pragmatik


mengemukakan bahwa pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa
secara eksternal yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan dalam komunikasi. Jadi
makna yang dikaji dalam pragmatik adalah makna yang terikat konteks atau dengan kata lain
mengkaji maksud penutur. Leech (dalam Gunawan 2004:2) melihat pragmatik sebagai bidang
kajian dalam bidang linguistik yang memiliki kaitan dengan semantik.Keterkaitan ini disebut
semantisisme, yaitu melihat semantik sebagai bagian dari pragmatik dan komplementarisme atau
melihat semantik dan pragmatik sebagai dua bidang yang saling melengkapi. Pragmatik
dibedakan menjadi dua: 1. Pragmatik sebagai sesuatu yang diajarkan, ini dapat dibedakan
menjadi dua yaitu pragmatik sebagai bidang kajian linguistik dan pragmatik sebagai salah satu
segi di dalam bahasa; dan 2. Pragmatik sebagai sesuatu yang mewarnai tindakan mengajar.
(Yuniarti, 2014)

Disisi lain implikatur merupakan sesuatu yang diimplikasikan dalam suatu percakapan.
Implikatur merupakan ujaran yang menyiratkan sesuatu yang berbeda dengan yang sebenarnya
diucapakan, untuk memahami apa yang dimaksudkan oleh seorang penutur, lawan tutur harus
selalu melakukan interpretasi pada tuturan-tuturannya. Dalam pengimplikasiannya lawan tutur
dapat menduga apa yang dimaksudkan penutur terhadap bahasa yang digunakannya.(Hidayati et
al., 2020).

Sedangkan menurut Grice (dalam Soeseno, 1993: 30) mengemukakan bahwa implikatur
ialah ujaran yang menyiratkan sesuatu yang berbeda dengan yang sebenarnya diucapkan. Sesuatu
yang berbeda tersebut adalah maksud pembicaraan yang tidak dikemukakan secara eksplisit.
DenDengan kata lain, implikatur adalah maksud, keinginan, atau pun ungkapan-ungkapan hati
yang tersembunyi. Implikatur juga diartikan sebagai maksud yang tersembunyi di balik tuturan
(Pranowo dalam Pangesti Wiedarti, 2005:178). Dengan kata lain, ketika seseorang berbicara atau
menulis, sesuatu yang dikatakan atau yang dituliskan tidak sama dengan yang dimaksudkan.
Grice (dalam Mulyana, 2005:12) menyatakan bahwa implikatur ada dua macam, yaitu implikatur
konvensional (conventional implicature) dan implikatur percakapan (conversation implicature).
(Yuniarti, 2014).

Implikatur konvensional yaitu implikasi pragmatik yang diperoleh langsung dari makna
kata, bukan dari prinsip-prinsip percakapan. Implikatur konvensional tidak harus terjadi dalam
percakapan dan tidak tergantung pada konteks khusus untuk menginterpretasikan-nya.
Sedangkan implikatur percakapan memiliki makna dan pengertian yang lebih bervariasi.
Pemahaman terhadap “maksud tuturan” sangat tergantung pada konteks terjadinya percakapan.
(Ariani et al., 2016)

Pemahaman terhadap implikatur akan lebih mudah jika penulis atau penutur dan pembaca
atau lawan tutur telah berbagi pengalaman. Pengalaman dan pengetahuan yang dimaksud di sini
adalah pengetahuan dan pengalaman tentang berbagai konteks tuturan yang melingkupi kalimat-
kalimat yang dilontarkan oleh penulis. (Muktadir, 2018). Analisis meme penting dilakukan untuk
mengetahui makna yang terselubung dalam sebuah tuturan.

Meme humor ‘bapak-bapak’, nama ini diberikan oleh pengguna media sosial untuk
percakapan para bapak yang dinilai memiliki selera humor yang lucu. Meme ini bertebaran di
berbagai laman sosial media, seperti instagram dan twitter. Humor yang dikemas dalam meme
ini menggunakan bahasa ringan sehari-hari tetapi memiliki makna yang lain ketika dikaji.
Berdasarkan uraian di atas, fokus utama dalam kajian ini adalah jenis implikatur dan fungsi
implikatur yang berkaitan dengan humor bapak-bapak.

Kajian serupa yang pernah dilakukan adalah kajian Tindak Tutur Direktif dan Implikatur
Konvensional dalam Wacana Meme Dilan oleh Ferdian Achsani. Hasil kajiannya
mengungkapkan bahwa makna implikatur yang terdapat dalam wacana meme dilan seperti,
mematuhi peraturan, membantu orang tua, beribadah, iklan, sindiran dll. Melalui hasil dari
penelitian ini dapat digunakan guru sebagai media pembelajaran pada materi teks iklan, slogan,
poster pada kelas VIII. Hal ini dikarenakan melalui sebuah meme, maka akan membantu siswa
dalam mengembangkan bahasa, gagasan atau opini siswa, sehingga dapat digunakan sebagai
media pembelajaran. (Achsani, 2019).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang digunakan untuk


memberikan gambaran tentang objek terhadap fenomena- fenomena tertentu dalam masyarakat.
Metode ini digunakan dalam menganalisis implikatur dalam meme humor bapak-bapak.

Kajian ini menggunakan meme humor bapak-bapak yang diperoleh dari postingan di
Instagram sebagai subjek penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
dokumentasi yang bersumber dari beberapa akun instagram. Data yang sudah terangkum
selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan teknik kualitatif untuk menggambarkan kajian
ini. Analisis data meliputi reduksi data, klasifikasi data, deskripsi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Terdapat tujuh meme humor bapak- bapak yang di ambil dari akun instagram Imaos ID
periode April s.d. Mei 2021. Kajian ini berfokus pada meme yang berkaitan dengan humor
bapak-bapak. Berikut hasil analisis kajian meme humor bapak-bapak.
Data 1

Jenis Implikatur dalam kajian ini adalah implikatur nonkonvensional atau Implikatur
percakapan. Tuturan yang terdapat di dalam meme ini memiliki fungsi implikatur untuk
menyindir. Tuturan tersebut menggambarkan situasi anak dan ayah yang sedang berbincang
bersama ketika si ayah membawa segelas air kemudian hendak meminunnya. Jika dilihat dari
konteksnya tuturan tersebut terjadi ketika situasi berpuasa. Dapat dilihat dialog si ayah yang
mengatakan “astaga ayah lupa kalo lagi puasa”. Sedangkan tuturan sindiran terjadi pada dialog
si anak “hayo ayah, kan blm waktunya berbuka kok udah minum aja” menyindir sayng ayah
yang lupa waktu dan keadaan bahwa masih puasa.

Data 2

Sama seperti data pertama, meme yang kedua ini juga merupakan implikatur
nonkonvensional atau percakapan. Pada meme di atas jawaban si bapak mengimplikasikan
bahwa kondisinya sekarang adalah untuk di tato bukan di suntik. Implikatur bahwa lokasi
konteks adalah tempat tato bukan bagian dari tuturan karena tidak disebutkan di dalamnya.
Sedangkan jawaban dari dokter tersebut menyimpulkan bahwa konteks pada meme di atas terjadi
di puskesmas.

Data 3

Data selanjutnya merupakan implikatur percakapan atau implikatur nonkonvensional.


Pada meme di atas terjadi percakapan anatara anak dengan ayah. Saat ini si anak mengeluh
mengalami sakit kepala kepada si ayah. Maksud si anak dengan mengatakan “ayah, akhir2 ini
aku suka pusing” adalah memberi tahu bagaimana kesehatannya kepada si ayah, apakah dengan
kalimat ini si ayah akan memberikan solusi. Namun, kesalah pahaman terjadi ketika si ayah
menjawab “ciee… pusing suka kamu juga gak?”.

Data 4

Implikatur serupa juga terjadi pada meme di bawah ini. Dengan pola yang sama,
percakapan antara anak dan ayah. Konteks yang terlihat adalah si anak bertutur bahwa lehernya
sakit, yang mempunyai maksud agar si ayah menemukan atau memberikan solusi yang relevan
dengan apa yang dialami. Namun, si ayah menjawab dengan “kalo gitu jangan digerakin” hal ini
menjadi kesalah pahaman dalam komunikasi dan merupakan fungsi implikatur untuk melakukan
sesuatu.

Data 5

Pada data kelima, konteks meme percakapan yang terjadi antara pasien dan dokter di
rumah sakit. Ketika pasien bertutut “dok, gimana istri saya?” mempunyai maksud atau makna
mananyakan keadaan kesehatan sang istri. Jawaban dari dokter adalah ‘menyuruh pulang’ sebab
sedang sakit. Kesalahpahaman dalam menanggapi tuturan pasien, jawaban yang di berikan
dokter ini bisa dinggap sebagai humor.

Data 6

Meme ke enam menggambarkan konteks percakapan ayah dan anak perempuan berada di
rumah sakit. Si ayah ingin berbicara dengan anak perempuanya sebelum pergi tentang wali
nikah. Tapi, yang terjadi adalah si ayah mengira wali yang dimaksud adalah wali band. Terlihat
dari tuturan “tenang, kalo g ada wali bisa diganti ama ST12”. Tuturan yang digarisbawahi dapat
diterima sebagai humor segar karena terjadi perbedaan pemahaman antara wali yang dimaksud si
anak dengan wali yang ada dipikiran sang ayah.

Data 7

Data yang terakhir, sebuah implikur percakapan yang terjadi pada ayah dan anak yang
sedang berkegiatan menggoreng ikan di dapur. Si anak bertanya tentang ikan yang sudah
digoreng akan di letakan dimana. Sang ayah malah menjawab di akuarium, yang pada dasarnya
merupakan tempat ikan (hidup) bukan ikan goreng. Tuturan sang ayah dianggap sebagai hal yang
lucu padahal tanpa diberitahupun si anak mengetahui bahwa bukan akuarium tempat ikan goreng
diletakan.

SIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Achsani, F. (2019). Jurnal IMAJERI. 01(2), 1–10.

Ariani, I. A. P. N. W., Rasna, I. W., & Wisudariani, N. M. R. W. (2016). Implikatur pada Iklan
Layanan Masyarakat. E-Journal JPBSI Undiksha, 4(2), 24–36.
Fawziyyah, S., Wahyudi, D. B., & Santoso, J. (2017). Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Implikatur Percakapan pada Iklan Kosmetik di Televisi: Kajian Pragmatik
Info Artikel. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 6(3), 323–330.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka
Hidayati, Sinaga, M., & Syafrial. (2020). JURNAL TUAH. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran
Bahasa, 2(2), 157–166.
Muktadir, A. (2018). Aneka Implikatur Yang Terkandung Dalam Tindak Tutur Novel “Ketika
Derita Mengabadikan Cinta.” Jurnal PGSD, 9(3), 340–346.
https://doi.org/10.33369/pgsd.9.3.340-346
Yuniarti, N. (2014). Implikatur Percakapan Dalam Percakapan Humor. Jurnal Pendidikan
Bahasa, 3(2), 225–240. https://journal.ikippgriptk.ac.id/index.php/bahasa/article/view/168

Anda mungkin juga menyukai