Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan Negara dalam

berbagai bidang baik dari segi pendidikan, kesehatan, industri dan lain

sebagainnya, Oleh sebab itu pemerintah sangat menekankan pembayaran pajak,

karena pajak merupakan andalan yang sangat besar atas penerimaan Negara. Dari

sisi industri pembayar pajak hendaknya sesuai dengan norma yang berlaku dan

prinsip akuntansi yang benar agar penghidaran pajak tidak menyalahi aturan

perpajakan yang berlaku di pemerintahan atau Negara (Hidayat, 2018).

Penghindaran pajak (tax avoidance) sering dilakukan oleh perusahaan dalam

meminimalkan pembayaran pajak karena dianggap sebagai tindakan legal yang

sejalan dengan aturan perpajakan dengan cara memanfaatkan kelemahan yang ada

dalam peraturan perpajakan. Sedangkan penyelundupan pajak (tax evasion)

bersifat ilegal karena menggunakan dengan cara yang bertentangan dengan aturan

perpajakan (Wijayanti, Wijayanti, & Samrotun, 2016).

Tindakan penghindaran pajak atau tax avoidance yang dilakukan oleh

perusahaan di berbagai negara salah satunya Indonesia mengalami peningkatan

dari tahun ke tahun (Maraya & Yendrawati, 2016). Menurut survey yang

dilakukan penyidik IMF Ernesto Crivelly tahun 2016 yang dikutip oleh (Yulyanah

& Kusumastuti, 2019), Indonesia mengalami kerugian sekitar U$6,48 miliar

akibat penghindaran pajak. Hal tersebut memberikan bukti bahwa di Indonesia

masih banyak perusahaan yang berusaha untuk menghindari pajak sehingga akan
berdampak pada penurunan pencapaian penerimaan negara karena negara tidak

memperoleh pajak secara maksimal.

Terdapat berbagai cara untuk mengukur penghindaran pajak salah satunya

yaitu menggunakan ETR (Effective Tax Rate). ETR adalah bentuk perbandingan

antara jumlah pajak yang dibayarkan oleh perusahaan dengan laba perusahaan

sebelum pajak, artinya semakin tinggi nilai ETR maka tingkat penghindaran pajak

akan semakin rendah (Adhityawati, Mangoting, & Widuri, 2018).

Penelitian mengenai penghindaran pajak dengan menggunakan variabel

independen yang beragam diantaranya adalah Profitabilitas, Leverage,

pertumbuhan penjualan, dan CSR telah dilakukan oleh beberapa peneliti

sebelumnya diantaranya oleh (Januari & Suardikha, 2019); (Hidayat, 2018);

(Wardani & Khoiriyah, 2018) menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh

negatif terhadap penghindaran pajak. Sedangkan , penelitian yang dilakukan oleh

(Kurniasih & Ratna Sari, 2013) menunjukkan hasil bahwa profitabilitas

berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak.

Variable independen berikutnya yaitu leverage yang diteliti oleh (Hidayat,

2018) menemukan bahwa Leverage secara parsial tidak berpengaruh terhadap

penghindaran pajak. Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh (Swingly &

Sukartha, 2015) menunjukkan hasil bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap

tax avoidance. Variable independen berikutnya yaitu, Pertumbuhan penjualan

yang diteliti oleh (Hidayat, 2018); (Januari & Suardikha, 2019) dengan hasil yang

menunjukkan bahwa Pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif secara

signifikan terhadap Penghindaran pajak. Selain variabel independen tersebut,

Corporate Sosial Responsibility juga menjadi variabel independen yang


digunakan dalam penelitian tentang penghindaran pajak diantaranya yang telah

dilakukan oleh (Darmayanti & Lely Aryani Merkusiawati, 2019); (Wijayanti et

al., 2016) dengan hasil yang menunjukkan bahwa Corporate Sosial Responsibility

tidak berpengaruh rerhadap penghindaran pajak. Sedangkan, penelitian yang

dilakukan oleh (Liana & Sari, 2017) menunjukkan hasil bahwa Corporate social

responsibility (CSR) berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Sedangkan,

penelitian yang dilakukan oleh (Januari & Suardikha, 2019) menunjukkan hasil

bahwa CSR berpengaruh negatif pada tax avoidance.

Dengan adanya ketidak konsistensian dari hasil penelitian maka penulis

tertarik untuk menguji kembali tentang penghindaran pajak. Penelitian ini

merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh (Hidayat, 2018) di

mana perbedaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel independen

dan objek penelitian. Penelitian ini memasukkan saran dari penelitian untuk

menggunakan obyek penelitian yang lebih luas, pada periode penelitiannya yaitu

menggunakan data dari tahun 2016 sampai 2018 dikarenakan data tersebut

merupakan data terbaru perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini

mengambil judul “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Pertumbuhan Penjualan, dan

Pengungkapan CSR Terhadap Penghindaran Pajak”.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka rumusan masalah terkait

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap penghindaran pajak ?

2. Apakah Leverage berpengaruh terhadap penghindaran pajak ?

3. Apakah Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap penghindaran pajak ?

4. Apakah Corporate Sosial Responsibility berpengaruh terhadap penghindaran

pajak ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain:

1. Untuk munguji dan memperoleh bukti empiris pengaruh Profitabilitas terhadap

penghindaran pajak.

2. Untuk munguji dan memperoleh bukti empiris pengaruh Leverage terhadap

penghindaran pajak.

3. Untuk munguji dan memperoleh bukti empiris pengaruh Pertumbuhan

penjualan terhadap penghindaran pajak.

4. Untuk munguji dan memperoleh bukti empiris pengaruh Corporate Sosial

Responsibility terhadap penghindaran pajak.


1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang

memiliki kepentingan terkait, diantaranya:

1. Bagi Pemerintah Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

evaluasi terkait praktik-praktik penghindaran pajak yang dilakukan oleh

perusahaan dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat

aturan-aturan perpajakan serta kebijakan yang tepat untuk mengantisipasi

praktik penghindaran pajak.

2. Bagi Perusahaan Dengan adanya penelitian ini, diharapkan perusahaan lebih

memahami dan bijak dalam mengambil keputusan terkait praktik penghindaran

pajak yang dapat merugikan negara.

3. Bagi penelitian selanjutnya Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi

sumber acuan yang akan menambah wawasan serta informasi bagi penelitian

selanjutnya yang berkaitan dengan penghindaran pajak.

1.5 Kontribusi Penelitian

1 Menggunakan sampel yang berbeda dari penelitian sebelumnya

2 Menambahkan variabel independen pengukuran CSR yang bertujuan untuk

mendapatkan hasil yang lebih valid


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Sebelumnya

Peneliti sebelumnya telah meneliti beberapa faktor yang mempengaruhi

penghindaran pajak dan mendapatkan hasil yang berbeda-beda. Beberapa

penelitian tersebut telah dirangkumdalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.1. Penelitian Sebelumnya

Nama Judul Variabel Metode Hasil


Penelitian Penelitian penelitian analisis penelitian
1 (Darmaya “Pengaruh Variabel Regresi - Variabel
nti & Lely Ukuran independen : Linear ukuran
Aryani Perusahaan, Ukuran Bergand perusahaan
Merkusia Profitabilitas, Perusahaan, a tidak
wati, Koneksi Politik Profitabilitas. berpengaru
2019) dan ,Koneksi h pada tax
Pengungkapan Politik dan avoidance.
Corporate Pengungkapa - Variabel
Social n Corporate profitabilita
Responsibility Social s
Pada Tax Responsiblity berpengaru
Avoidance” h negatif
variabel pada tax
dependen: avoidance.
Tax - Variabel
Avoidance koneksi
(Current politik tidak
ETR) berpengaru
h pada tax
avoidance
- Variabel
pengungka
pan
corporate
social
responsibili
ty tidak
berpengaru
h pada tax
avoidance.
2 (Januari & Pengaruh Variabel Regresi - CSR
Suardikha, Corporate Independen: Linear berpengaru
2019) Social corporate Bergand h negatif
Responsibility, social a pada tax
Sales Growth, responsibility avoidance.
dan , sales - sales
Profitabilitas growth, dan growth
Terhadap Tax profitabilitas. berpengaru
Avoidance Variabel h negatif
Dependen : terhadap
tax avoidance tax
(ETR) avoidance
- profitabilita
s
berpengaru
h negatif
terhadap
tax
avoidance
3 (Wardani Pengaruh Variabel Regresi - strategi
& Strategi Bisnis Independen: Linear bisnis dan
Khoiriyah, Dan Strategi Bergand leverage
2018) Karakteristik bisnis, a tidak
Perusahaan profitabilitas, berpengaru
Terhadap leverage, h terhadap
Penghindaran ukuran CETR
Pajak perusahaan - Profitabilita
s dan
Variabel ukuran
Dependen : perusahaan
Penghindaran berpengaru
Pajak h signifikan
(CETR) negatif
terhadap
CETR
4 (Hidayat, “Pengaruh variabel Regresi - Proftabilita
2018) Profitabilitas, Independen : Linear s secara
Leverage Dan Profitabilitas, Bergand parsial
Pertumbuhan Leverage dan a berpengaru
Penjualan pertumbuhan h negatif
Terhadap penjualan secara
Penghindaran signifikan
Pajak: Studi variabel terhadap
Kasus Dependen : Penghindar
Perusahaan Penghindaran an pajak.
Manufaktur Di pajak - Pertumbuh
Indonesia” (CETR) an
penjualan
secara
parsial
berpengaru
h negatif
secara
signifikan
terhadap
Penghindar
an pajak.
- Leverage
secara
parsial
tidak
berpengaru
h terhadap
penghindar
an pajak.

5 (Liana & “Pengaruh Variabel Regresi - CSR aspek


Sari, Corporate Independen : Linear ekonomi
2017) Social CSR, CSR Bergand berpengaru
Responsibility dimensi a h terhadap
Terhadap ekonomi dan penghindar
Penghindaran dimensi an pajak
Pajak social - CSR aspek
Perusahaan” . sosial
Variabel berpengaru
dependen : h terhadap
Penghindaran penghindar
pajak (ETR). an pajak
Variabel - Corporate
kontrol : social
Size, responsibili
Leverage, ty (CSR)
dan ROA. berpengaru
h terhadap
penghindar
an pajak
6 (Wijayanti Pengaruh Variabel Regresi - ukuran
et al., Karakteristik Independen : Linear perusahaan
2016) Perusahaan, Gcg ukuran Bergand dan
Dan Csr perusahaan, a intensitas
Terhadap leverage, modal
Penghindaran intensitas berpengaru
Pajak modal, h terhadap
komisaris penghindar
independen, an pajak
komite audit - komisaris
dan independen,
corporate komite
social audit dan
responsibility CSR tidak
berpengaru
h

Variabel terhadap
dependen: penghindar
penghindaran an pajak.
pajak (ETR)

7 (Swingly Pengaruh Variabel Regresi - risiko


& Karakter Independen : Linear perusahaan
Sukartha, Eksekutif, karakter Bergand yang
2015) Komite Audit, eksekutif, a merupakan
Ukuran komite audit, proxy dari
Perusahaan, ukuran karakter
Leverage, dan perusahaan, eksekutif
Sales Growth leverage dan berpengaru
pada Tax sales growth h positif
Avoidance pada tax
Variabel avoidance
dependen : - jumlah
tax komite
avoidance tidak
(CETR) berpengaru
h pada tax
avoidance
- leverage
berpengaru
h negatif
pada tax
avoidance
- sales
growthtidak
berpengaru
h pada tax
avoidance.
8 (Muzakki Pengaruh Variabel Regresi - Corporate
& Corporate Independen : Linear Social
Darsono, Social Corporate Bergand Responsibil
2015) Responsibility Social a ity (CSR)
Dan Capital Responsibilit berpengaru
Intensity y, Capital h negatif
Terhadap Intensity secara
Penghindaran signifikan
Pajak Variabel terhadap
dependen : penghindar
penghindaran an pajak
pajak (ETR) - Capital
Variabel intensity
kontrol : size, berpengaru
profitabilitas h negatif
secara
signifikan
terhadap
penghindar
an pajak.
9 (I Gede Pengaruh Variabel Regresi - Corporate
Hendy Penerapan Independen : Linear governance
Darmawan Corporate Corporate Bergand berpengaru
, 2014) Governance, governance, a h pada
Leverage, Leverage, penghindar
Return On ROA an pajak.
Assets, Dan - Leverage
Ukuran Variabel tidak
Perusahaan Dependen : berpengaru
Pada penghindaran h pada
Penghindaran pajak (BTD) penghindar
Pajak an pajak.
- ROA
berpengaru
h pada
penghindar
an pajak.
- Ukuran
perusahaan
berpengaru
h pada
penghindar
an pajak.
10 (Kurniasih Pengaruh Variabel Regresi - Return on
& Ratna Return On Independen : Linear Assets
Sari, Assets, ROA, Bergand (ROA),
2013) Leverage, Leverage, a Ukuran
Corporate Corporate Perusahaan
Governance, Governance, dan
Ukuran Ukuran Kompensas
Perusahaan Perusahaan, i Rugi
Dan Kompensasi Fiskal
Kompensasi Rugi Fiskal. berpengaru
Rugi Fiskal h signifikan
Pada Tax Variabel secara
Avoidance Dependen : parsial
nilai terhadap
relevansi tax tax
Avoidance avoidance,
(CETR). - Leverage
dan
Corporate
Governanc
e tidak
berpengaru
h signifikan
secara
parsial
terhadap
tax
avoidance

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Teori Stakeholder (stakeholder theory)

Saat ini tanggung jawab perusahaan tidak hanya kepada para pemilik perusahaan

atau shareholder akan tetapi meluas hingga ke ranah sosial kemasyarakatan atau

stakeholder yang disebut sebagai tanggung jawab sosial atau social responsibility.

Semula tanggung jawab perusahaan diukur menggunakan indikator ekonomi yang

ada dalam laporan keuangan tetapi sekarang tanggung jawab perusahaan tidak

hanya sebatas itu tanggung jawab perusahaan juga harus mempertimbangkan

pengaruh sosial yang berdampak pada pemangku kepentingan perusahaan.

Perusahaan harus memperhatikan kepentingan pemerintah karena

pemerintah termasuk salah satu stakeholder perusahaan, pemerintah

menginginkan penerimaan pajak dari perusahaan semaksimal mungkin dan

berharap dalam membayar pajaknya perusahaan tidak melakukan penghindaran

pajak. Sesuai dengan teori stakeholder maka perusahaan harus memenuhi

kepentingan pemerintah dengan cara membayar pajak sesuai dengan peraturan

yang dibuat oleh pemerintah dan tidak melakukan penghindaran pajak. (Muzakki

& Darsono, 2015)


2.2.2 Teori Legitimasi (legitimacy theory)

Teori Legitimasi adalah teori yang menjelaskan interaksi antara perusahaan

dengan stakeholder, legitimasi merupakan sesuatu yang diberikan oleh masyarakat

kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan oleh perusahaan dari masyarakat.

Legitimasi atau pengakuan dari investor, kreditor, konsumen, pemerintah maupun

masyarakat merupakan faktor strategis yang dapat digunakan oleh perusahaan

sebagai cara untuk membangun sebuah strategi perusahaan terkait upaya

perusahaan dalam memposisikan dirinya di tengah lingkungan masyarakat yang

semakin maju sehingga perusahaan mampu mempertahankan kelangsungan

hidupnya (Hadi, 2018).

Dowling dan pfeffer (1975) dalam (Muzakki & Darsono, 2015)

menjelaskan bahwa dalam teori legitimasi organisasi berusaha mencipakan

keselarasan antara nilai-nilai sosial yang ada pada kegiatan organisasi dengan

norma-norma yang ada pada lingkungan sosial dimana organisasi tersebut

merupakan bagian dalam lingkungan sosial tersebut. Dasar teori legitimasi adalah

“kontrak sosial” yang terjadi antara perusahaan dengan masyarakat dimana

perusahaan beroperasi, ketika terdapat ketidakslarasan antara kedua sistem

tersebut maka akan muncul ancaman terhadap legitimasi perusahaan.

2.2.3 Teori Keagenan (Agency Theory)

Dalam teori keagenan diyatakan bahwa adanya kontrak antara pihak pemberi

wewenang (principal) kepada pihak yang mendapatkan wewenang (agen) untuk

melakukan sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan pihak principal, dengan

mendelegasikan beberapa otoritas pengambilan keputusan kepada pihak agen


(Muzakki & Darsono, 2015) Permasalahan keagenan (agency problem) terjadi

ketika pimpinan perusahaan selaku principal menginginkan untuk melakukan

efisiensi pembayaran pajak guna mendapatkan keuntungan dengan cara

penghindaran pajak yang sesuai dengan ketentuan perpajakan.

Akan tetapi hal tersebut dilakukan oleh pihak manajemen selaku agent

dengan tanpa melihat apakah langkah yang dilakukan dalam efisiensi pembayaran

pajak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan pajak ataupun tidak.

Meskipun hal ini dapat membayar pajak secara efisien dan perusahaan mendapat

keuntungan yang diharapkan, namun nantinya jika melanggar peraturan

perundang-undangan pajak akan membawa dampak buruk terhadap perusahaan.

Perbedaan kepentingan antara fiskus dan perusahaan berdasarkan teori keagenan

akan menimbulkan ketidakpatuhan yang dilakukan oleh wajib pajak atau pihak

manajemen perusahaan yang akan berdampak pada upaya perusahaan untuk

melakukan penghindaran pajak (tax avoidance).

2.2.4 Penghindaran Pajak

Penghindaran pajak erat sekali kaitannya dengan perusahaan yang ingin

memaksimalkan laba perusahaan (Hidayat, 2018). Tax avoidance banyak

dilakukan perusahaan karena tax avoidance adalah usaha pengurangan pajak

namun tetap mematuhi ketentuan peraturan perpajakan seperti memanfaatkan

pengecualian dan potongan yang diperkenankan maupun menunda pajak yang

belum diatur dalam peraturan perpajakan yang berlaku dan biasanya melalui

kebijakan yang diambil oleh pimpinan perusahaan, penerapan tax avoidance

tersebut dilakukan bukanlah tanpa sengaja atau bahkan banyak perusahaan yang
memanfaatkan upaya pengurangan beban pajak melalui aktivitas penghindaran

pajak (Rosa Dewinta & Ery Setiawan, 2016).

Perusahaan yang melakukan kebijakan penghindaran pajak dianggap tidak

memberikan kontribusi kepada pemerintah dalam rangka pembiayaan fasilitas

publik, perusahaan yang menjadi penghindar pajak menyebabkan kekurangan

penerimaan pajak bagi pemerintah dan penghindaran pajak yang dilakukan oleh

perusahaan akan menyebabkan kerugian bagi masyarakat serta dianggap sebagai

tindakan yang tidak bertanggung jawab secara sosial (social irresponsible) dan

merupakan tindakan yang tidak berlegitimasi(Januari & Suardikha, 2019).

Terdapat berbagai cara untuk mengukur penghindaran pajak salah satunya yaitu

menggunakan ETR (Effective Tax Rate). ETR adalah bentuk perbandingan antara

jumlah pajak yang dibayarkan oleh perusahaan dengan laba perusahaan sebelum

pajak, artinya semakin tinggi nilai ETR maka tingkat penghindaran pajak akan

semakin rendah (Adhityawati et al., 2018).

2.2.5 Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Perusahaan

dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan utang yang

relatif kecil karena tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan

unuk membiayai sebagian besar pendanaan internal, dengan kata lain perusahaan

dengan laba ditahan yang besar akan menggunakan laba ditahan terlebih dahulu

sebelum memutuskan untuk menggunakan utang (Hidayat, 2018).


Profitabilitas terdiri dari beberapa rasio salah satunya return on asset

(ROA), ROA berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam

penggunaan sumber daya yang dimilikinya, ROA digunakan karena dapat

memberikan pengukuran yang memadai atas keseluruhan efektifitas perusahaan,

ROA juga dapat memperhitungkan profitabilitas. ROA merupakan pengukur

keuntungan bersih yang diperoleh dari seberapa besar perusahaan menggunakan

aset, semakin tinggi nilai ROA semakin tinggi keuntungan perusahaan sehingga

semakin baik pengelolaan aset suatu perusahaan selain itu semakin tinggi nilai

ROA maka semakin besar juga laba yang diperoleh perusahaan, ketika laba yang

diperoleh meningkat, maka jumlah pajak penghasilan akan meningkat sesuai

dengan peningkatan laba perusahaan sehingga kecenderungan untuk melakukan

penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan akan meningkat (Rosa

Dewinta & Ery Setiawan, 2016).

2.2.6 Leverage

Leverage merupakan rasio yang menunjukkan besarnya hutang yang dimiliki oleh

perusahaan untuk membiayai aktivitas operasinya dengan tujuan untuk

memperoleh tambahan modal perusahaan di dalam menjalankan kegiatan

operasionalnya dan mengakibatkan pos biaya tambahan berupa bunga dan

pengurangan beban pajak penghasilan wajib pajak badan (Kurniasih & Ratna Sari,

2013). Penambahan jumlah utang akan mengakibatkan munculnya beban bunga

yang harus dibayar oleh perusahaan, komponen beban bunga akan mengurangi

laba sebelum pajak perusahaan sehingga beban pajak yang harus dibayar

perusahaan akan menjadi berkurang (I Gede Hendy Darmawan, 2014).


Perusahaan besar cenderung memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dari

pada menggunakan pembiayaan yang berasal dari utang dan perusahaan besar

akan menjadi sorotan pemerintah sehingga akan menimbulkan kecenderungan

bagi para manajer perusahaan untuk berlaku patuh atau agresif (Hidayat, 2018).

2.2.7 Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi periode masa lalu

dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang,

perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh

lebih banyak pinjamandan menanggung beban tetap yang lebih tinggi

dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil, pertumbuhan

penjualan perusahaan dapat dilihat dari peluang bisnis yang tersedia dipasar yang

harus diambil oleh perusahaan (Hidayat, 2018). Pertumbuhan penjualan ialah

peningkatan jumlah penjualan perusahaan dari satu periode ke periode berikutnya,

perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang meningkat akan berdampak

terhadap ETR perusahaan yang digunakan sebagai rasio pengukuran penghindaran

pajak, pertumbuhan penjualan perusahaan yang meningkat menunjukkan

penghindaran pajak yang menurun, jadi ketika pertumbuhan penjualan perusahaan

meningkat maka penghindaran pajak akan menurun (Januari & Suardikha, 2019).

2.2.7 Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility (CSR) disebut sebagai komitmen bisnis

berkelanjutan yang dilakukan perusahaan sehingga berpengaruh pada lingkungan

sekitar dan masyarakat umum. CSR berpengaruh dalam meningkatkan kualitas


sarana prasarana dan keberlangsungan hidup masyarakat Artinya, dengan adanya

CSR ini perusahaan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat secara umum. Hal ini memiliki tujuan yang sama dengan pajak yaitu

mewujudkan pembangunan nasional dan meningkatkan kesejahteraan seluruh

masyarakat Indonesia (Putu & Darmayanti, 2019).

Perusahaan yang telah go public telah diwajibkan untuk memperhatikan

dampak sosial dan lingkungan dalam lingkup operasinya yang lebih dikenal

dengan Corporate Social Responsibility. Sustainability Reporting (SR) di

Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 mengenai

Perseroan Terbatas yang telah disahkan pada bulan Juli 2007. Undang-undang ini

mewajibkan seluruh perseroan terbatas yang kegiatannya berkaitan dengan

sumber daya alam untuk melakukan kegiatan dalam tanggung jawab sosial dan

lingkungan, dan menyajikan informasi mengenai kinerja kegiatan tanggung jawab

sosial dan lingkungan di dalam laporan tahunan Direksi kepada Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS). Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah

Nomor 47 Tahun 2012 mengenai Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial

Lingkungan Perseroan pada April 2012, maka mulai tahun 2012 kegiatan

tanggung jawab sosial lingkungan serta penyampaian infomasi tersebut menjadi

kewa jiban seluruh perseroan (Januari & Suardikha, 2019). Pengungkapan CSR

ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh (Liana & Sari, 2017) dengan

membandingkan jumlah item CSR yang diungkapkan oleh perusahaan dengan

total item CSR yang ditetapkan oleh Global Reporting Initiative (GRI), yaitu

sebanyak 91 item.
2.3 Hipotesis
2.3.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Penghindaran Pajak

Profitabilitas menunjukkan kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan

laba dari pengelolaan aktiva yang dikenal dengan ROA (return on asset). Semakin

tinggi ROA maka semakin besar laba yang diperoleh perusahaan dan sebaliknya

sehingga semakin tinggi return on asset maka laba perusahaan semakin tinggi

sehingga perusahaan akan melakukan penghindaran pajak (Hidayat, 2018).

Perusahaan dengan profitabilitas yang meningkat akan berdampak terhadap ETR

perusahaan yang digunakan sebagai rasio pengukuran penghindaran pajak.

Profitabilitas perusahaan yang meningkatakan menyebabkan ETR perusahaan

meningkat ETR yang meningkat menunjukkan penghindaran pajak yang menurun

jadi ketika profitabilitas perusahaan meningkat maka penghindaran pajak akan

menurun (Januari & Suardikha, 2019).

Hasil penelitian oleh (Darmayanti & Lely Aryani Merkusiawati, 2019), (Wardani

& Khoiriyah, 2018) serta (Januari & Suardikha, 2019) menyebutkan bahwa

profitabilitas berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak, sedangkan

menurut penelitian yang dilakukan oleh (I Gede Hendy Darmawan, 2014) serta

(Kurniasih & Ratna Sari, 2013) menunjukkan hasil bahwa profitabilitas

berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak. Berdasarkan penjelaan diatas,

maka hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap penghindaran pajak

2.3.2 Pengaruh Leverage Terhadap Penghindaran Pajak

Leverage menunjukkan rasio yang mengukur sberapa besar perusahaan

dibiayaioleh utang yang dikenal dengan debt to asset. Menurut (Kurniasih &
Ratna Sari, 2013) semakin tinggi rasio Leverage semakin tingg jumlah pendanaan

dari hutang pihak ketiga yang digunakan perusahaan dan semakin tinggi pula

biaya bunga yang timbul dari hutang tersebut, niaya bunga yang semakin tinggi

akan memberikan pengaruh berkurangnya beban pajak perusahaan. Semakin

tinggi nilai hutang perusahaan maka perilaku penghindaran pajak perusahaan akan

semakin rendah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Wardani & Khoiriyah, 2018),

(Hidayat, 2018), (I Gede Hendy Darmawan, 2014), serta (Kurniasih & Ratna Sari,

2013) yang menemukan bahwa Leverage tidak berpengaruh terhadap

penghindaran pajak sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Swingly &

Sukartha, 2015) menemukan bahwa Leverage berpengaruh negatif terhadap

penghindaran pajak. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis dalam penelitian

ini sebagai berikut :

H2 : Leverage berpengaruh terhadap penghindaran pajak

2.3.3 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Penghindaran Pajak

Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi penghindaran pajak adalah

pertumbuhan penjualan, pertumbuhan penjualan ialah peningkatan jumlah

penjualan perusahaan dari satu periode ke periode berikutnya, perusahaan dengan

pertumbuhan penjualan yang meningkatakan berdampak terhadap ETR peruahaan

yang digunakan sebagai rasio pengukuran penghindaran pajak. Pertumbuhan

penjualan perusahaan yang meningkat akan menyebabkan ETR perusahaan

meningkat, ETR yang meningkat menunjukkan penghindaran pajak yang


menurun, jadi ketika pertumbuhan penjualan perusahaan meningkat, maka

penghindaran pajak akan menurun.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Rosa Dewinta & Ery Setiawan,

2016) menemukan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap

penghindaran pajak, penelitian yang dilakukan oleh (Hidayat, 2018) menemukan

bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak,

sedangakan penelitian yang dilakukan oleh (Swingly & Sukartha, 2015)

menemukan bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh pada penghindaran

pajak. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai

berikut :

H3 : Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap penghindaran pajak

2.3.4 Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap Penghindaran Pajak

Penelitian yang dilakukan oleh (Liana & Sari, 2017) menjelaskan bahwa CSR

berpengaruh terhadap penghindaran pajak, semakin tinggi pengungkapan CSR

perusahaan maka semakin rendah penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan.

Perusahaan yang memiliki CSR lebih rendah mengindikasikan bahwa perusahaan

tersebut memiliki rasa tanggung jawab sosial yang lebih rendah, sehingga lebih

agresif dalam melakukan penghindaran pajak, sedangkan perusahaan yang

melakukan tanggung jawab sosial secara berkelanjutan lebih cenderung untuk

mengurangi usahanya dalam praktik penghindaran pajak (Januari & Suardikha,

2019).

Penelitian yang dilakukan oleh (Ningrum, Suprapti, & Hidayat Anwar, 2018)

menemukan bahwa CSR berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak ,


perusahaan yang memiliki tingkat aktivitas corporate social responsibility yang

tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki rasa tanggung jawab sosial yang

tinggi termasuk tanggung jawabnya dalam membayar pajak sesuai peraturan yang

berlaku serta menunjukkan perusahaan tersebut memiliki praktik penghindaran

pajak yang rendah. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis dalam penelitian

ini sebagai berikut :

H4 : Pengungkapan CSR berpengaruh terhadap penghindaran pajak

2.4 Kerangka Pikir


Penelitian ini meneliti tentang penghindaran pajak (variabel dependen) yang

dipengaruhi oleh profitabilitas, leverage, pertumbuhan penjualan dan

pengungkapan CSR (variabel independen). Model penelitian ini digambarkan

sebagai berikut :

Profitabilitas (X1)

Leverage (X2)

Penghindaran
Pertumbuhan Pajak (Y)
Penjualan (X3)

Pengungkapan
CSR (X4)

Gambar 2.4. Model Kerangka Pikir


DAFTAR PUSTAKA

Adhityawati, Mangoting, Y., & Widuri, R. (2018). Apakah corporate social responsibility
mempengaruhi hubungan penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan *. Journal
of Management.
Darmayanti, P. P. B., & Lely Aryani Merkusiawati, N. K. (2019). Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, Koneksi Politik dan Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Pada Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi.
https://doi.org/10.24843/eja.2019.v26.i03.p12
Hadi, N. (2018). PERAN BIAYA SOSIAL TERHADAP PENINGKATAN KINERJA
SOCIAL RESPONSIBILITYPADA PERUSAHAAN INDUSTRI MANUFAKTUR
LISTED DIBURSA EFEK INDONESIA. IQTISHADIA.
https://doi.org/10.21043/iqtishadia.v10i2.2609
Hidayat, W. W. (2018). PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN
PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK:
STUDI KASUS PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA. Jurnal Riset
Manajemen Dan Bisnis.
I Gede Hendy Darmawan, I. M. S. (2014). Pengaruh Penerapan Corporate Governance,
Leverage, Return on Assets, Dan Ukuran Perusahaan Pada Penghindaran Pajak.
ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 9.1 (2014): 143-161.
Januari, D. M. D., & Suardikha, I. M. S. (2019). Pengaruh Corporate Social
Responsibility, Sales Growth, dan Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal
Akuntansi. https://doi.org/10.24843/eja.2019.v27.i03.p01
Kurniasih, T., & Ratna Sari, M. (2013). PENGARUH RETURN ON ASSETS,
LEVERAGE, CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN DAN
KOMPENSASI RUGI FISKAL PADA TAX AVOIDANCE. Buletin Studi
Ekonomi.
Liana, L., & Sari, P. (2017). Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap
Penghindaran Pajak Perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting.
Maraya, A. D., & Yendrawati, R. (2016). Pengaruh corporate governance dan corporate
social responsibility disclosure terhadap tax avoidance: studi empiris pada
perusahaan tambang dan CPO. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia.
https://doi.org/10.20885/jaai.vol20.iss2.art7
Muzakki, M. R., & Darsono. (2015). Pengaruh Corporate Social Responsibility Dan
Capital Intensity Terhadap Penghindaran Pajak. E-Jurnal Akuntansi.
Ningrum, A. K., Suprapti, E., & Hidayat Anwar, A. S. (2018). Pengaruh Pengungkapan
Corporate Social Responsibility Terhadap Tax Avoidance Dengan Gender Sebagai
Variabel Moderasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2016). BALANCE: Economic, Business, Management
and Accounting Journal. https://doi.org/10.30651/blc.v15i01.1260
Putu, P., & Darmayanti, B. (2019). E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Pengaruh
Ukuran Perusahaan , Profitabilitas , Koneksi Politik dan Pengungkapan Corporate
Social Responsibility Pada Tax Avoidance Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana ( Unud ), Bali , Indonesia PENDAHULUAN. 26, 1992–2019.
Rosa Dewinta, I., & Ery Setiawan, P. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur
Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax
Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Swingly, C., & Sukartha, I. M. (2015). Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit,
Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Sales Growth pada Tax Avoidance. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana.
Wardani, D. K., & Khoiriyah, D. (2018). Pengaruh Strategi Bisnis dan Karakteristik
Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak. Akuntansi Dewantara.
Wijayanti, A., Wijayanti, A., & Samrotun, Y. C. (2016). PENGARUH
KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, GCG DAN CSR TERHADAP
PENGHINDARAN PAJAK. Seminar Nasional IENACO –.
Yulyanah, Y., & Kusumastuti, S. Y. (2019). TAX AVOIDANCE PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG DAN
KONSUMSI SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2017. Media
Ekonomi. https://doi.org/10.25105/me.v27i1.5284

Anda mungkin juga menyukai