Anda di halaman 1dari 24

(Fiscal)

Dosen :
DR. H. HERU TJARAKA, SE, Msi, BKP, AK, CA.
 Pengertian dalam PSAK No. 16 butir 05 :
“Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yg diperoleh dlm
bentuk siap pakai atau dgn dibangun terlebih dahulu, yg dlm
operasi perusahaan, tdk dimaksudkan utk dijual dlm rangka
kegiatan normal perusahaan dan memiliki masa manfaat > 1
tahun”.
 Pengertian dalam Pasal 9 (2) UU PPh 1984 dan perubahannya:
“Pengeluaran utk mendaptkan, menagih dan memelihara
penghasilan yg memiliki masa manfaat > 1 thn dan tdk boleh
utk dibebankan sekaligus, melainkan dibebankan melalui
penyusutan atau amortisasi sebagaimana dimaksudkan dalam
pasal 11 atau pasal 11 A”
 Pengertian Harta berwujud yg masa manfaatnya > 1 thn
menurut UU PPh 1984 dan perubahannya, lebih luas
dibandingkan pengertian aktiva tetap menurut akuntansi
komersial, namun dalam prakteknya sama, yaitu mengikuti
akuntansi komersial.
 Pengeluaran yg dpt dikapitalisasikan pada harga
perolehan AT = pengeluaran yg dpt memperpanjang
masa manfaat atau menambah manfaat ekonomi, yg
mencakup : modifikasi suatu pos sarana pabrik,
upgrading machine patrs, penerapan proses produksi
baru.
 Komponen harga perolehan menurut akunt. tsb =
komponen harga perolehan fiskal, → peng. Tsb
berkaitan dgn kewajiban memotong/meungut PPh
pihak lain atau bukan.
 PPN Masukan atas perolehan barang modal (atktiva
tetap) yg digunakan utk memproduksi/menjual BKP
dpt dikreditkan dgn PPN Keluaran, tdk termasuk harga
perolehan AT.
Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat
disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi.

Tax policy untuk penyusutan harus dipertimbangkan tiga hal yaitu:

a. Keadilan pajak (tax equity)

b. Kebijakan ekonomi (economy policy)

c. Administrasi (administration)
Pengeluaran untuk mendapatkan manfaat, menagih, dan memlihara
penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
tidak boleh dibebankan sekaligus, melainkan dibebankan melalui
penyusutan.

Saat Mulainya Penyusutan Fiskal

Saat dimulainya penyusutan fiskal adalah pada bulan perolehan


dan dilakukan sebulan penuh, kecuali:
a. Harta/aktiva yang masih dalam proses pengerjaan
b. Harta/aktiva dalam usaha leasing

c. WP yang mengajukan permohonan kepada DJP


PENYUSUTAN
Pasal 11 ayat (1),(2) dan (7)
HARTA BERWUJUD
KECUALI TANAH

SELAIN USAHA
BANGUNAN BANGUNAN TERTENTU

METODE SALDO
MENURUN
PADA AKHIR MASA DITETAPKAN
METODE GARIS MANFAAT
DISUSUTKAN MENTERI
LURUS SEKALIGUS
(CLOSED ENDED)
KEUANGAN

3/8/2021
SAAT MULAI PENYUSUTAN
Pasal 11 ayat (3),(4) dan (5)

PADA BULAN DENGAN


PENGELUARAN PERSETUJUAN
KECUALI : DIRJEN PAJAK ;
HARTA YG MASIH DLM PROSES - PADA BULAN HARTA
PENGERJAAN, PADA TAHUN SELE- MULAI DIGUNAKAN
SAINYA PENGERJAAN - PADA BULAN HARTA
TSB MENGHASILKAN
DASAR PENYUSUTAN BAGI WP YG
MELAKUKAN PENILAIAN KEMBALI
AKTIVA SESUAI PASAL 19

NILAI SETELAH
DILAKUKAN PENILAIAN KEMBALI
AKTIVA TETAP3/8/2021
MASA MANFAAT DAN TARIF PENYUSUTAN
Pasal 11 ayat (6) dan (7)

KEL. HARTA MASA TARIF PENYUSUTAN


BERWUJUD MAN- GARIS LURUS SALDO MENURUN
FAAT
1. BUKAN
BANGUNAN
- KELOMPOK 1 4 THN 25 % 50 %
- KELOMPOK 2 8 THN 12,5 % 25 %
- KELOMPOK 3 16 THN 6,25 % 12,5 %
- KELOMPOK 4 20 THN 5 % 10 %

2. BANGUNAN
PERMANEN 20 THN 5 %
TDK PERMANEN 10 THN 10 %

KELOMPOK HARTA BERWUJUD YG DIMILIKI


DAN DIGUNAKAN DALAM USAHA TERTENTU,
DITETAPKAN DENGAN KEP.MENKEU RI.

3/8/2021
a. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode
akuntansi, dan
b. Memiliki suatu masa manfaat yang terbatas, dan
c. Ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi
atau memasok barang dan jasa, untuk disewakan, atau untuk
tujuan adminstrasi.

Masa Manfaat

• Harta/aktiva dalam usaha leasing

• WP yang mengajukan permohonan kepada DJP


Berdasarkan waktu
• metode garis lurus (straight-line-method)
• Metode pembebanan menurun
• metode junlah angka tahun (sum of the years digit methode),
• metode saldo menurun/saldo menurun ganda
(declining/double declining methode)
Berdasarkan penggunaan
• metode jam jasa (service hours methode)
• metode jumlah unti produksi (productive output methode)
Berdasarkan kriteria lainnya
• metode berdasarkan jenis dan kelompok (group and composite
methode)
• metode anuitas (anuity methode)
Dasar penyusutan yang digunakan adalah biaya perolehan awal
baik melalui pembelian maupun pendirian, penambahan,
perbaikan. Apabila perusahaan melakukan penilaian kembali
(revaluasi) maka dasar penyusutannya adalah nilai setelah
revaluasi.

Pengungkapan

Pengungkapan metode yang digunakan dan estimasi masa manfaat


atau tingkat penyusutan yang digunakan menyediakan bagi para
pemakai laporan informasi yang membuat mereka menelaah
kebijakan yang dipilih manajemen dan dapat membuat
perbandingan dengan perusahaan lain.
AMORTISASI
termasuk biaya perpanjangan
HGB,HGU
Pasal 11A ayat (1)

METODE
SALDO
METODE
MENURUN
GARIS LURUS
PADA AKHIR MASA MANFAAT
DIAMORTISASI DG SEKALIGUS
SYARAT : TAAT AZAS
(CLOSED ENDED)
MASA MANFAAT DAN TARIF AMORTISASI
Pasal 11A ayat (2),(3),(4),(5) dan (6)
KELOMPOK MASA TARIF AMORTISASI
HARTA TAK MANFAAT
GARIS LURUS SALDO MENURUN
BERWUJUD

- KELOMPOK 1 4 THN 25 % 50 %
- KELOMPOK 2 8 THN 12,5 % 25 %
- KELOMPOK 3 16 THN 6,25 % 12,5 %
- KELOMPOK 4 20 THN 5 % 10 %

1. BIAYA PENDIRIAN TARIF BERDSRKAN


2.BIAYA PERLUASAN MODAL KELOMPOK HARTA

PENGELUARAN UTK MEMPEROLEH METODE SATUAN


HAK PENAMBANGAN MIGAS PRODUKSI

1. HAK PENAMBANGAN METODE SATUAN PRODUKSI


2. HAK PENGUSAHAAN HUTAN SETINGGI-TINGGINYA
3. HAK PENGUSAHAAN SUMBER DAN 20 % SETAHUN
HASIL ALAM LAINNYA
PENGELUARAN SEBELUM OPERASI TARIF BERDSRKAN
KOMERSIL YANG KELOMPOK HARTA
MASA MANFAAT > 1 THN 3/8/2021
PENGALIHAN HARTA TAK
BERWUJUD
Pasal 11A ayat (7) dan (8)

NILAI SISA BUKU JUMLAH


HARTA ATAU HAK PENGGANTIAN
DIBEBANKAN DIBUKUKAN
SEBAGAI KERUGIAN SEBAGAI PENGHASILAN

SEBAGAI
BANTUAN ATAU SUMBANGAN;
HARTA HIBAHAN ATAU WARISAN
YG MEMENUHI SYARAT PASAL 4 Ayat (3) Huruf a dan b

JUMLAH NILAI SISA BUKU


TIDAK BOLEH DIBEBANKAN
SEBAGAI KERUGIAN
BAGI PIHAK YG MENGALIHKAN
3/8/2021
CONTOH Pasal 11A ayat (5)

PENGELUARAN UNTUK MEMPEROLEH :


- HAK PENAMBANGAN SELAIN MINYAK DAN GAS BUMI
- HAK PENGUSAHAAN HUTAN ATAU HASIL ALAM
LAINNYA
- HAK PENGUSAHAAN HASIL LAUT

CONTOH :
- PENGELUARAN UTK HAK PENGUSAHAAN HUTAN
Rp 500.000.000,00.
- POTENSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN 10.000.000
TON KAYU
- JML YG DIAMORTISASI DGN PERSENTASE SATUAN
PRODUKSI YG DIREALISASIKAN DLM THN YBS
Rp 500.000.000,00
- JIKA DLM SATU THN PAJAK JML PRODUKSI 3.000.000
TON KAYU YG BERARTI 30 % DARI POTENSI YG ADA,
- AMORTISASI YG DIPERKENANKAN UTK DIKURANGKAN
DARI PENGHASILAN BRUTO PD TAHUN TSB SEBESAR
20 % DARI PENGELUARAN ATAU Rp 10.000.000,00

3/8/2021
CONTOH Pasal 11A ayat (7)

- PENGELUARAN BIAYA UTK MEMPEROLEH HAK


PENAMBANGAN MIGAS OLEH PT. X = Rp 500.000.000,00
- TAKSIRAN KANDUNGAN MINYAK 200.000.000 BAREL
- SETELAH PRODUKSI MINYAK DAN GAS BUMI
MENCAPAI 100.000.000 BAREL, PT.X MENJUAL HAKNYA
KEPADA PT.Y DENGAN HARGA Rp 300.000.000,00
- PENGHITUNGAN PENGHASILAN DAN KERUGIAN DARI
PENJUALAN HAK TERSEBUT SEBAGAI BERIKUT :

- HARGA PEROLEHAN Rp 500.000.000,00


- AMORTISASI YG TELAH DILAKUKAN
100.000.000 BAREL =(50%) Rp 250.000.000,00
200.000.000
- NILAI BUKU HARTA Rp 250.000.000,00
- HARGA JUAL HARTA Rp 300.000.000,00

PEMBUKUAN :
- JUMLAH NILAI BUKU HARTA Rp 250.000.000,00
DIBEBANKAN SEBAGAI KERUGIAN
- JUMLAH SEBESAR Rp 300.000.000,00 DIBUKUKAN
SEBAGAI PENGHASILAN
3/8/2021
PENILAIAN KEMBALI
(REVALUASI) AKTIVA TETAP
a. Perhitungan harga pokok akan menghasilkan nilai yang
mendekati harga pokok yang wajar.

b. Meningkatkan struktur modal sendiri.

→ Pembayaran PPh atas selisih lebih penilaian kembali aktiva


tetap sebesar 10% yang bersifat final.
PSAK 16 disebutkan bahwa penilaian kembali aktiva tetap pada
umumnya tidak diperkenenkan karena standar akuntansi keuangan
menganut penilaian aktiva berdasarkan harga perolehan atau harga
pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini memungkin
dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah.
REVALUASI AKTIVA TETAP BERSARKAN
UNDANG-UNDANG PAJAK

1. Wajib Pajak (WP) yang dapat melakukan revaluasi adalah WP


badan dalam negeri yang terletak atau berada di Indonesia.
2. Telah memenuhi semua kewajiban pajaknya samapai dengan
masa pajak berakhir sebelum masa pajak dilakukan penilain
kembali.
Aktiva Tetap Yang Direvaluasi Adalah:
1. Aktiva tetap berwujud dalam bentuk tanah, kelompok
bangunan, dan bukan bangunan yang tidak dimaksudkan
untuk dialihkan atau dijual.

2. Aktiva tersebut terletak atau berada di wilayah Indonesia

3. Revaluasi total atau revaluasi parsial.

4. Penilaian kembali aktiva tetap dilakukan berdasarkan nilai


pasar atau nilai wajar.

5. Nilai pasar atau nilai wajar yang ditetapkan ternyata tidak


mencerminkan keadaan yang sebenarnya, maka DJP akan
menetapkan kembali nilai pasar nilai wajar yang
bersangkutan
6. Selisih karena penilaian kembali dikenakan PPh final, sebesar
10% (sepuluh persen).

7. Bagi WP yang melakukan penggabungan usaha, PPh yang


terutang sebesar 10% (sepuluh persen) di atas dapat dibayar
dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun.

8. PPh yang harus dilunasi untuk setiap tahun paling sedikit


sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah pajak yang
terutang, kecuali pelunasan untuk tahun terakhir.
• Nilai pasar atau nilai wajar merupakan dasar penyusutan aktiva
mulai tahun pajak dilakukannnya penilaian kembali aktiva tetap
tersebut.

• Aktiva tetap yang dilakukan penilaian kembali dan setelah dikenakan


PPh tidak dapat dialihkan sebelum lewat jangka waktu 5 (lima)
tahun.

• Apabila WP mengalihkan aktiva tetap tersebut sebelum lewat jangka


waktu 5 (lima) tahun, maka atas selisih penilaian aktiva tetap tersebut
tetap dikenakan PPh yang terutang sebesar 10% dan tambahan PPh
yang bersifat final sebesar 15% (lima belas persen).

• Dikecualikan dari jangka waktu 5 (lima) ahun jika aktiva tetap


tersebut dialihkan kepada pemerintah atau dialihkan dalam rangka
penggabungan, peleburan atau pemekaran usaha.
WP wajib memberitahukan hasil revaluasi dengan mengisi formulir yang
telah disediakan.

Jangka Waktu Pengambilan Keputusan Oleh Otoritas Pajak

Keputusan harus diambil dalam jangka waktu satu bulan sejak


diterimanya pemberitahuan WP.
Perlakuan Khusus
Selisih lebih revaluasi aktiva tetap setelah dikompensasikan dikenakan
tarif PPh final sebesar 10%.

Teknis Akuntansi
Selish Revaluasi dibukukan dalam perkiraan (rekening/akun) tersendiri
yang diberi nama “Selisih Penilaian Kembali Aktiva” dan termasuk
dalam kelompok perkiraan modal.

Anda mungkin juga menyukai