Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PENTINGNYA EDUKASI

HOMOSEKSUALITAS DI LINGKUNGAN
SRONDOL KULON

Disusun Oleh :
DWI NUGRAENI (12)
X-MIPA 4

SMA NEGERI 4 SEMARANG


Jl. Kr. Rejo Raya No. 12A, Srondol Wetan, Kec. Banyumanik,
Kota Semarang, Jawa Tengah.
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas taufif dan rahmat-Nya

penulis dapat menyelesaikan tentang “Analisis Pentingnya Edukasi Homoseksualitas Di

Lingkungan Srondol Kulon” ini. Shalawat serta salam senantiasa kita dengung

sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta

semua umatnya hingga kini. Dan Semoga kita termasuk dari golongan yang kelak

mendapatkan syafaatnya.

Hanya kata syukur yang bisa penulis sampaikan sehingga makalah yang menjadi tugas

pelajaran Sosiologi bisa terselesaikan dengan baik.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat menjadi salah satu

panduan untuk lebih mendidik bagi para pembaca. Kritik dan saran senantiasa penulis

harapkan agar makalah ini dapat lebih ditingkatkan kedepannya.

Purwodadi, Mei 2021

Penulis

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan lepas dari interaksi antar sesama.

Interkasi akan terjadi baik sesama jenis maupun dengan jenis kelamin yang

berbeda. Interaksi terjadi di lingkungan tempat tinggal atau lingkungan tempat

kerja.

Interkasi yang berkala akan menimbulkan rasa nyaman ketika berkomunikasi.

Ketika komunikasi yang terjadi menjadi nyaman dapat menimbulkan rasa

ketertarikan satu sama lain. Ketertarikan pada lawan jenis merupakan hal yang

wajar dalam kehidupan sehari-hari namun apabila adanya rasa kecenderungan

tertarik dengan sesama jenis maka perlu diwaspadai karena dianggap tidak wajar

atau mengarah kepada perilaku abnormal.

Kecenderungan perilaku homoseksual adalah adanya kecenderungan tertarik

dengan jenis kelamin yang sejenis, apabila laki-laki dengan laki-laki dan

perempuan dengan perempuan. Adanya kecenderungan tersebut ditimbulkan

oleh interakasi yang intens dengan sesama jenis kelamin. Interkasi intens

menjadikan mereka memiliki ketertarikan. Awalnya hanya memiliki rasa tertarik

tapi ada juga yang sampai melakukan perilaku ciuman, meraba dan tidur

bersama. Perilaku tersebut merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan syariat

agama.
Pada perilaku menyimpang “homoseksual” komunikasi orang tua yang

memiliki anak remaja menjadi penting. Hal ini dikarenakan sebagai kekuatan

ikatan yang baik dan menjadi kontrol untuk mengawasi anak, frekuensi dan

intensitas komunikasi di dalam keluarga. Tidak hanya itu hal tersebut juga

mempengaruhi pesan yang ingin disampaikan oleh orang tua ke anak.

Sebagaimana penelitian Aspy, B. Cheryl, dkk (2007) dan Donna Isra Silaban,

dkk (2015) komunikasi seksual yang baik dalam keluarga menyebabkan

seseorang memahami identitas dirinya dengan baik, keluarga merupakan pondasi

awal yang memberikan pelajaran dan pengertian tentang seksual, selain itu para

orang tua memiliki kecemasan terhadap anak-anaknya terhadap perilaku

homoseksual (Jordan Soliz, dkk. 2010)

Topik dalam komunikasi seksual orang tua dan anak yang sangat penting

diberikan kepada para remaja seperti seputar hal-hal yang sensitif, penggunaan

kondom, pubertas, perkembangan fisik dan STIs. Selain itu terdapat topik yang

tidak dibahas oleh orang tua adalah informasi tentang akibat HIV. Hal tersebut

menjadikan anak tidak dipersiapkan secara utuh dan bertanggungjawab tentang

kehidupan seksualnya. Kebutuhan penting informasi seksual merupakan

tanggungjawab, penting dalam menekan terkenanya HIV & AIDS dan

mengurangi resiko kehamilan dini. Beberapa topik seksual tersebut yang

terlupakan oleh orang tua sehingga tidak diberikan kepada remaja

(Turnbull&Triece, 2012).
Seseorang yang memiliki kecenderungan perilaku homoseksual atau yang telah

dilecehkan secara seksual apabila diketahui oleh orang dilingkungan sekitarnya

maka dirinya akan merasa dijauhi dan ada rasa malu serta rasa takut pada diri

mereka. Berdasarkan penelitian di India kaum minoritas homoseksual memiliki

pandangan negatif yang berdampak pada kehidupan dan kesejahteraannya

(Srivastava&Singh, 2015). Selain itu dapat berdampak pada rasa ingin bunuh diri

yang sangat beresiko di alami oleh para pelaku kecenderungan perilaku

homoseksual (Haas, dkk, 2011).

Komunikasi orang tua yang memiliki anak remaja menjadi penting karena

sebagai kekuatan ikatan yang baik dan menjadi kontrol untuk mengawasi anak,

frekuensi dan intensitas komunikasi di dalam keluarga mempengaruhi pesan

yang ingin disampaikan oleh orang tua ke anak. Komunikasi tentang seksual

sangat penting diberikan kepada para remaja. Terdapat beberapa topik seksual

yang terlupakan oleh orang tua sehingga tidak diberikan kepada remaja seperti

seputar hal-hal yang sensitif, penggunaan kondom, pubertas, perkembangan fisik

dan STIs. Dan terdapat topik yang tidak dibahas oleh orang tua adalah informasi

tentang akibat HIV. Hal tersebut menjadikan anak tidak dipersiapkan secara utuh

dan bertanggungjawab tentang kehidupan seksualnya. Kebutuhan penting

informasi seksual adalah rasa tanggungjawab, menekan terkenanya HIV & AIDS

dan mengurangi resiko kehamilan dini. Memberikan bukti bahwa remaja dalam

berkomunikasi tentang kesehatan seksual dengan keluarga, teman dan teman

kencan sangatlah jarang. Sehingga intervensi atau pemberian komunikasi seksual

dalam keluarga menjadikan remaja lebih memahami tentang kesehatan seksual.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Konsep Diri Homoseksual di Srondol Kulon ?

2. Bagaimana Seseorang Bisa Menjadi Gay / Lesbi ?

3. Bagaimana Peran Orang Tua Agar Anak Tidak Terjerumus Homoseksual ?

C. TINJAUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk:


1. Menguji hubungan komunikasi seksual dalam keluarga dan rasa malu dengan

kencenderungan perilaku homoseksual pada masyarakat Srondol Kulon

2. Menguji hubungan komunikasi seksual dalam keluarga dengan

kencenderungan perilaku homoseksual pada masyarakat Srondol Kulon

3. Untuk mengedukasi masyarakat Srondol Kulon agar tidak terjerat homoseksul

D. MAANFAAT PENELITIAN

penelitian ini dapat memberikan manfaat akademik dan praktis antara lain

sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

penelitian ini dapat menambah khazanah pengetahuan upaya

minat belajar siswa agar pembelajaran jarak jauh terasa menyenangkan tidak

membosankan.

2. Manfaat praktis

Bagi masyarakat Srondol Kulon hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan pengetahuan untuk para masyarakat Srondol Kulon bahwasanya

apabila seseorang memiliki rasa malu yang tinggi maka akan memiliki

kencenderungan perilaku homoseksual yang rendah,begitupun dengan

komunikasi seksual dalam keluarga yang baik maka akan dapat terhindar dari

kecenderungan perilaku homoseksual.

BAB 2
PEMBAHASAN

A. PRILAKU HOMOSEKSUALITAS

Keberadaan homoseksual telah muncul setua sejarah lahirnya manusia beserta

peradaban dan kebudayaannya. Secara evolutif dikembangkan hipotesis yang

menjelaskan bahwa kisah kasih percintaan sejenis merupakan bagian dari

tindakan adaptif pada kalangan nenek moyang termasuk para primata.

Homoseksual bukan merupakan bagian dari pengaruh kontemporer gaya hidup

orang-orang barat semata. Ia merupakan bagian kebutuhan manusia dalam

memenuhi orientasi seksualnya yang bersifat alamiah atau natural, yang

kemudian menjadi berfungsi dan distrukturkan dalam berbagai lembaga lokal

dalam berbagai kebudayaan masyarakat.

Mengkaji perilaku homoseksual yang dianggap menyimpang ini, sebelumnya

perlu dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan perilaku menyimpang

itu sendiri. Tingkah laku abnormal atau menyimpang adalah tingkah laku yang

tidak adekutat, tidak bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya, dan tidak

sesuai dengan norma sosial yang ada. Seorang individu atau kelompok yang

dalam mencapai tujuannya tidak dapat menyesuaikan dengan norma yang

berlaku maka disebut deviasi. Deviasi adalah penyimpangan terhadap kaidah dan

nilai-nilai masyarakat. Menurut sosio-kulturalnya deviasi dapat dibagi menjadi

tiga, yaitu:
a. Deviasi individual

Deviasi ini merupakan gejala personal, pribadi atau

individual, sebab yang ditimbulkan oleh ciri-ciri yang unik dari individu itu

sendiri. Hal tersebut berasal dari anomali-anomali (penyimpangan dari hukum,

kelainan-kelainan, variasi-variasi biologis dan kelainan-kelainan psikis sejak

lahir). Contoh-contoh yang termasuk dalam deviasi individual ini antara lain:

anak-anak luar biasa, penemu-penemu dan fanatisi (orang-orang yang sangat

fanatik). Mereka cenderung memiliki kepribadian yang menyimpang yang

kemudian diperkuat oleh rangsangan sosial kultural dari sekitarnya.

b. Deviasi Situasional

Deviasi jenis ini disebabkan oleh pengaruh bermacammacam kekuatan

situasional atau sosial di luar individu atau oleh pengaruh situasi, dimana

pribadi yang bersangkutan menjadi bagian integral dari dirinya.

c. Deviasi Sistematik

Deviasi sistematik itu pada hakikatnya adalah satu subkultur, atau satu sistem

tingkah laku yang disertai organisasi sosial khusus, status formal, peranan-

peranan, nilai-nilai rasa kebanggaan norma dan moral tertentu yang semuanya

berbeda dengan situasi umum. Penyimpangan tingkah laku deviasi-deviasi itu

menjadi deviasi yang terorganisasi atau deviasi sistematik. Homoseksual yaitu

hubungan seks dengan pasangan sejenis (pria dengan pria). Homoseksual

juga diartikan sebagai orang yang mengalami ketertarikan emosional,


romantik, seksual atau rasa sayang terhadap sejenis, sedangkan biseksual

merasa nyaman melakukan hubungan seksual dengan kedua jenis kelamin.

Secara sosiologis, homoseksual merupakan seseorang yang cenderung

mengutamakan orang sejenis kelaminnya sebagai mitra seksual.

Homoseksualitas merupakan kecenderungan untuk tertarik kepada orang lain

yang sejenis. Homoseksualitas pun diartikan sebagai sikap-tindak atau pola

perilaku para homoseksual. Perilaku homoseksual adalah hubungan seks

antara orang yang berjenis kelamin sama, sedangkan orientasi homoseksual

adalah sikap atau perasaan ketertarikan seseorang pada orang lain dengan jenis

kelamin yang sama untuk tujuan kepuasan seksual. Paham tentang

homoseksual disebut homoseksualisme dan keadaan tertarik terhadap orang

dari jenis kelamin yang sama disebut homoseks.

Homoseksual dapat digolongkan ke dalam tiga kategori, yakni:

a. Golongan yang secara aktif mencari mitra kencan di tempat-tempat

tertentu, seperti misalnya bar-bar homoseksual

b. Golongan pasif, artinya yang menunggu

c. Golongan situasional yang mungkin bersikap pasif atau melakukan

tindakan-tindakan tertentu.
B. PERSEPSI MASYARAKAT

Persepsi masyarakat, Secara etimologis persepsi berasal dari bahasa latin

perception persepstion yang berarti menerima atau mengambil. Persepsi

merupakan proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami

informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran,

penghayatan, perasaan dan penciuman. Persepsi diartikan juga sebagai tanggapan

atau penerimaan langsung dari suatu serapan yaitu proses seseorang mengetahui

beberapa hal melalui panca indera. Pada dasranya persepsi merupakan suatu

bentuk anggapan ataupun pendapat yang dikeluarkan oleh individu maupun

kelompok terhadap sesuatu hal.

Munculnya persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Keadaan stimulus khusunya stimulus person

b. Keadaan individu yang mengadakan persepsi, yaitu mengenai daya pikir,

perasaan dan sebagainya

c. Keadaan sosial dimana stimulus itu dijumpai Berdasarkan beberapa uraian dan

faktor yang mendorong munculnya persepsi di atas, maka apat disimpulkan

bahwa persepsi dapat dikemukakan karena persaan, kemampuan berfikir,

pengalaman-pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersepsi

sesuatu stimulus, hasil persepsi memungkinan perbedaan antara individu yang

satu dengan individu yang lain. Penelitian ini di samping akan meneliti faktor

penyebab munculnya fenomena homoseksual dan eksistensinya juga akan

meneliti persepsi masyarakat Srondol Kulon terhadap keberadaan

homoseksual tersebut.
BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hasil penelitian tentang Analisis Pentingnya Edukasi Homoseksualitas di

Lingkungan Srondol Kulon ini menujukan bahwa:

1. Alasan yang menjadikan homoseksual sebagai pilihan hidup adalah

a. Kebutuhan seksual, Kebutuhan seksual setiap individu berbedabeda. Dalam

dunia homoseksual, pasangan yang dibutuhkan yaitu laki-laki dengan laki.

Seorang laki-laki merasa tertarik pada lakilaki sehingga dalam memenuhi

kebutuhan seksualnya, ia berpasangan dengan laki-laki.

b. Trauma Percintaan Pengalaman cinta yang kurang menyenangkan dapat

menyebabkan seorang laki-laki menjadi homoseksual. Hilangnya kepercayaan

terhadap pasangan sebelumnya (perempuan) menyebabkan lakilaki tersebut

untuk memilih pasangan laki-laki untuk menghindari rasa sakit hati atau

trauma yang pernah terjadi antara ia dan perempuan.

c. Pengalaman seksual yang kurang menyenangkan Tindak kekerasan seksual

seperti sodomi memang bisa terjadi pada siapa saja. Sodomi merupakan istilah

hukum yang digunakan dalam untuk merujuk kepada tindakan seks tidak
alami, yang bergantung pada yuridiksinya dapat terdiri atas seks oral atau seks

anal atau semua bentuk pertemuan organ non-kelamin dengan alat kelamin,

baik dilakukan secara heteroseksual, homoseksual, atau antara manusia dan

hewan.

4. Persepsi Masyarakat Akibat dari keberadaan homoseksual khususnya di

Srondol Kulon menimbulkan beberapa pendapat yang berbeda-beda dari

setiap masyarakatnya. Sebagian masyarakat menerima keberadaanya, sebagian

masyarakat lainnya kurang bisa menerima keberadaanya sehingga cemoohan

dan cibiran masih sering dilontarkan terhadap para homoseksual.

B. SARAN
Fenomena homoseksual di Srondol Kulon termasuk salah satu contoh

fenomena yang dianggap menyimpang sehingga pasangan sesama jenis ini yaitu

antara laki dengan laki di Indonesia memang belum diterima di kalangan

masyarakat luas, namun fenomena tersebut sedikit dijumpai di Srondol Kulon.

Homoseksual atau gay bisa mengikuti beberapa kegiatan di LSM-LSM yang

mempunyai program kegiatan bertemakan homoseksual. Pendidikan seks pun

diperlukan untuk para remaja agar mengetahui proses seksual yang seharusnya.

Tindakan selanjutnya yang seharusnya dilakukan adalah mengadakan

penyuluhan tentang HIV dan Aids.

Anda mungkin juga menyukai