Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ayu Trianingrum

Jurusan/Kelas : Pendidikan Bahasa Inggris Semester 1/Kelas B


Fakultas : Tarbiyah
Tugas : Al-Quran dan Hadits

Round Earth or Flat Earth According to Al-Qur’an

Salah satu masalah yang sedang berkembang akhir-akhir ini adalah perdebatan mengenai
bentuk bumi kita, apakah bulat ataukah datar. Pengetahuan yang selama ini diketahui umumnya
orang adalah bahwa bumi itu bulat, namun berkembang juga pemahaman bahwa bumi itu datar
atau disebut juga pemahaman flat earth. Beberapa ulama sebenarnya telah membahas hal ini,
mereka membahas masalah bentuk bumi dari perspektif syariat. Tentunya mereka berdalil
dengan yang tersirat dalam auat-ayat Al-Quran dan hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
yang mengabarkan tentang alam semesta ini.
Perlu diketahui bahwa ada klaim ijma’ dari sebagian ulama bahwa bumi itu bulat.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
“Telah berkata Imam Abul Husain Ibnul Munadi rahimahullah termasuk ulama terkenal dalam
pengetahuannya terhadap atsar-atsar dan kitab-kitab besar pada cabang-cabang ilmu agama, yang
termasuk dalam thabaqah/tingkatan kedua ulama dari pengikut imam Ahmad: “Tidak ada
perselisihan di antara para ulama bahwa langit itu seperti bola
Beliau juga berkata: “Demikian pula mereka telah bersepakat bahwa bumi ini dengan seluruh
pergerakannya baik itu di daratan maupun lautan, seperti bola.
Beliau berkata lagi: “Dalilnya adalah matahari , bulan dan bintang-bintang tidak terbit dan
tenggelam pada semua penjuru bumi dalam satu waktu, akan tetapi terbit di timur dahulu
sebelum terbit di barat.
Demikian juga Ibnu Hazm rahimahullah berkata,
“Para Imam kaum muslimin yang berhak mendapar gelar imam radhiallahu anhum tidak
mengingkari bahwa bumi itu bulat. Tidak pula diketahui dari mereka yang membantah sama
sekali, bahkan bukti-bukti dari Al-Quran dan Sunnah membuktikan bahwa bumi itu bulat”
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,
“Bahkan alam semesta dan bumi betuknya adalah bola, demikian juga penjelasan bahwa
cahaya bulan berasal dari pantulan sinar matahari dan gerhana bulan terjadi karena cahaya bulan
terhalang oleh bumi yang terletak antara bulan dan matahari”
Demikian juga pendapat bahwa beberapa ulama kontemporer seperti Syaikh Abdul Aziz bin Baz,
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin dan ulama lainnya.
Perlu diketahui juga bawa ada beberapa ulama ada yang menafikan bahwa bumi itu bulat
seperti Al-Qahthaniy Al-Andalusy dalam kitab Nuniyah-nya,
“Telah berbohong ilmuan dan astronom yang semisal … mereka mengklaim atas ilmu Allah”
“Bumi menurut mereka bulat … mereka bergandengan dengan pendapat ini”
“Bumi menurut ahli ilmu agama adalah datar … dengan dalil yang jelas dari Al-Quran”4.
Demikian juga dalam Tafsir Jalalain, ketika menafsirkan ayat
“Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?” (Al-Ghaasyiyah: 20).
Dijelaskan bahwa dzahir ayat bumi itu “sutihat” menunjukkan bumi itu “sathiyyah” yaitu bulat,
dalam tafsir dijelaskan,
“Makna ‘sutihat’ zahirnya menunjukkan bahwa bumi itu datar dan dijelaskan oleh ulama,
bukan bulat sebagaimana dikatakan oleh ahli astronom”.
Demikian juga Al-Qurthubi dalam tafsirnya, membantah bahwa bumi bulat, ketika
menafsirkan ayat,

ٍ ‫اس َي َوأَ ْنبَ ْتنَا فِيهَا ِم ْن ُك ِّل َش ْي ٍء َموْ ُز‬


‫ون‬ ِ ‫ض َم َد ْدنَاهَا َوأَ ْلقَ ْينَا فِيهَا َر َو‬
َ ْ‫َواأْل َر‬

“Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami
tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran” (Al-Hijr: 19).

Beliau Al-Qurthubi berkata,


“Ini adalah bantahan bagi mereka yang menyangka bahwa bumi itu seperti bola”.

Dalil-dalil yang digunakan kedua pendapat, dari Al-Quran dan As Sunnah.


Masing-masing pendapat yang ada berdalil dengan Al Quran dan Sunnah dan saling membantah.
Jika membahas dalil-dalil mereka maka cukup panjang, maka kita beri beberapa contoh saja:

1) Dalil bahwa bumi itu bulat menurut pro bumi bulat, surat Az Zumar ayat 5
Allah berfirman,

‫ار َويُ َك ِّو ُر النَّهَا َر َعلَى اللَّي ِْل‬


ِ َ‫يُ َك ِّو ُر اللَّ ْي َل َعلَى النَّه‬

“Dia menutupkan/menggilirkan (takwrir) malam atas siang dan


menutupkan/menggilirkan siang atas malam” (Az-Zumar : 5).
Pro bumi bulat berkata bahwa takwir itu bermakna lingkaran atau melingkari,
misalnya melingkari penutup kepala imamah, karenanya bumi itu bulat-bola bergantian
siang dan malam.
Pro bumi datar membantah bahwa justru itu dalil bahwa bumi itu datar dan
berbentuk lingkaran (piring bulat), matahari dan bulan berputar melingkar di atas bumi
dan menggantikan siang dan malam.

2) Dalil bumi itu datar menurut pro bumi datar, surat At Thur ayat 6
Yaitu posisi baitul makmur (ka’bah penduduk langit) yang berada tepat sejajar di
atas ka’bah dunia di Mekkah:

ِ ‫ َو ْالبَحْ ِر ْال َم ْسج‬. ‫وع‬


‫ُور‬ ِ ْ ُ‫ف ْال َمرْ ف‬ ِ ْ ‫ت ْال َم ْع ُم‬
ِ ‫ور َوال َّس ْق‬ ِ ‫َو ْالبَ ْي‬

“Dan demi Baitul Ma’mur , dan atap yang ditinggikan (langit), dan laut yang di
dalam tanahnya ada api,” (QS. At-Thur: 4-6)
Al-Baghawi rahimahullah berkata,
“Baitul Makmur: banyaknya yang memenuhi dan penduduknya, yaitu rumah di
langit sekitar ‘Arsy dan sejajar dengan Ka’bah bumi”.
Pro bumi datar berkata: “Bagaimana mungkin bumi bulat-bola dan berputar
kemudian baitul makmur sejajar dengan baitullah di Mekkah, bagaimana bisa sejajar
kalau bumi-bulat berputar? berarti baitul makmur mutar-mutar di atas langit ikut bumi?
Ini tidak masuk akal. Kalau bumi datar maka masuk akal jika sejajar”.
Pro bumi bulat membantah: “bisa jadi, ini hal ghaib yang tidak bisa masuk akal
manusia, banyak hal ghaib yang tidak masuk akal kita sekarang, seperti di hari kiamat
ada yang berjalan dengan wajahnya dalam Al-Quran. Orang dahulu tidak masuk akal jika
ada yang bisa pergi ke tempat yang jauh dalam semalam saja, di zaman sekarang bisa saja
dengan pesawat super cepat”.

3) Dalil bumi datar menurut pro bumi datar, surat Al Ghasyiyah ayat 20
Ayat yang menjelaskan bahwa bumi itu dihamparkan. Allah berfirman,

ْ ‫ُط َح‬
‫ت‬ ِ ْ‫َوإِلَى اأْل َر‬
ِ ‫ض َك ْيفَ س‬

“Dan (apakah manusia tidak mau memikirkan) bagaimana bumi itu


dihamparkan?” (Al-Ghasyiyah: 20).
Pro-datar berkata: “ini sangat jelas mengatakan bumi dihamparkan,
menghamparkan permadani misalnya, tentu pada benda yang datar”.
Pro-bulat membantah: “silahkan lihat penjelasan ulama semisal syaikh Al-
Utsaimin8 dan fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah9 yang menjelaskan bahwa bumi itu datar
bagi pandangan manusia dari bumi, sedangkan bentuk sebenarnya adalah bulat-bola”.

4) Dalil bumi bulat menurut pro bumi bulat, klaim ijma’ dari Syaikhul Islam, Ibnu Hazm
dan beberapa ulama lain.
Namun klaim ijma’ ini perlu dikritik karena adanya pendapat lain dari ulama
terdahulu seperti Al Qurthuby dan penulis Tafsir Jalalain yang telah di sebutkan.
Sebenarnya masih banyak lagi dalil-dalil lainnya yang menjadi pembahasan dua
kubu dan kita cukupkan saja contohnya sebagaimana tersebut.

Tidak ada dalil yang tegas menyatakan bahwa bumi bulat atau datar.
Setelah melihat pendalilan dua kelompok yang berbeda pendapat, maka kita dapatkan
dalam satu dalil yang sama, bisa mereka gunakan untuk mendukung pendapat mereka masing-
masing yang bertentangan padahal dalilnya sama. Memang dalam Al-Quran dan Sunnah tidak
didapatkan dalil yang tegas dan jelas mengenai hal ini yang menyebut dengan tegas “bumi bulat-
bola” atau “bumi datar”.
Kita bisa lihat yang pro-bulat menggunakan penjelasan syaikh Al-‘Utsaimin mengatakan
bahwa bumi itu bulat dengan dalil dan penjelasan oleh Syaikh. Akan tetapi di sisi lain, Syaikh
Al-Ustaimin dan juga Syaikh Bin Baz berpendapat bahwa bumi adalah pusat tata surya dan tidak
berputar sedangkan matahari yang mengelilingi bumi. Tentu ini bertentangan dengan sebagian
orang yang pro bumi bulat, yang mereka menyakini bahwa bumi itu bulat dan mengelilingi
matahari.
Tentunya Syaikh Al-‘Utsaimin dan Syaikh Bin Baz berpendapat bahwa matahari
mengelilingi bumi dengan penjelasan dalil dalam Al-Quran dan Sunnah. Syaikh Utsaimin
menjelaskan,
“Pendapat kami, matahari yang mengelilingi bumi sehingga terjadi pergantian siang dan
malam, kami berpegang teguh dengan dzahir Al-Quran dan Sunnah bahwa matahari itu yang
benar-benar mengelilingi bumi.
Syaikh Bin Baz juga menafikan bahwa bumi berputar (berarti matahari yang berputar
mengelilingi agar terjadi siang dan malam), beliau berkata,
“Adapun perputaran bumi maka aku ingkari dan aku telah jelaskan dalil tidak benarnya
(perputaran bumi).
Dalil yang mereka gunakan untuk pernyataan “matahari mengelilingi bumi” juga banyak,
salah satunya yang menurut mereka cukup jelas bahwa matahari bergerak mengelilingi bumi,
yaitu hadits riwayat Bukhari dan Muslim bahwa matahari bergerak di peredarannya dan tatkala
sampai di bawah Arsy maka matahari bersujud.
Dari Abu Dzar bahwa pada suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
bersabda, “Tahukah kalian ke manakah matahari ini pergi?” Mereka berkata, “Allah dan Rasul-
Nya lebih mengetahui?” Beliau bersabda, “Sesungguhnya matahari ini berjalan sehingga sampai
ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dia bersujud. Dia tetap selalu seperti itu sehingga
dikatakan kepadanya: ‘Bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang’, maka dia pun
kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian dia berjalan sehingga sampai ke tempat
peredarannya di bawah Arsy, lalu dia bersujud. Dia tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan
kepadanya: ‘Bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang’, maka dia pun kembali dan
terbit dari tempat terbitnya, kemudian berjalan sedangkan manusia tidak menganggapnya aneh
sedikitpun darinya sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dikatakan
padanya: ‘Bangunlah, terbitlah dari arah barat’, maka dia pun terbit dari barat.” Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Tahukah kalian kapan hal itu terjadi? Hal
itu terjadi ketika tidak bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman
sebelum itu atau dia belum mengusahakan kebaikan dalam masa imannya”
Akan tetapi yang mengatakan bahwa “bumi mengelilingi matahari” bisa membantah
juga: matahari itu memang bergerak dan mengelilingi pusat tata surya. Mereka berpegangan
pada fatwa ulama yaitu Syaikh Al-Albani yang menyatakan bahwa bumi itu berputar dan beliau
pun membawakan dalil dan penjelasannya. Syaikh Al Albani berkata:
“Kami sejatinya tidak ragu bahwa perputaran bumi merupakan fakta yang ilmiah dan
tidak bisa dibantah”
Demikianlah, kesimpulannya mengenai apakah bumi datar atau bulat-bola, maka tidak
kita dapatkan dalil yang tegas menyebutkan “bumi itu bulat” atau “bumi itu datar”.
Yang benar adalah sesuai dengan penelitian dan fakta ilmiah ilmu dunia
Apakah bumi datar atau bulat maka kita kembalikan lagi kepada penelitian dan fakta ilmiah. Hal
ini dicerminkan dari sikap Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani di mana beliau
menggabungkan kedua ilmu yaitu fakta ilmu dunia (yang menurut beliau benar) dan “yang
tersirat” dalam Al-Quran dan Sunnah.
Simak tanya jawab beliau dan kehati-hatian beliau dalam berfatwa,
Pertanyaan untuk syaikh Al-Albani dari seorang muslim di Inggris:

Penanya: Apa pendapatmu, apakah bumi itu bulat atau datar?

Syaikh: Apakah ini pertanyaan geografi atau pertanyaan agama?

Penanya: Keduanya

Syaikh: Bumi itu bulat-bola

Penanya: Jika demikian syaikh Bin Baz salah mengatakan bumi lurus (ingat ada klarifikasi
bahwa syaikh Bin Baz mengatakan bumi itu bulat, pent)

Syaikh: Lurus atau datar?


Penanya: Datar

Syaikh: Saya berharap itu adalah kesalahan geografi (Syaikh Al-Albani yakin Syaikh bin Baz
cerdas masalah agama sehingga, sehingga beliau berharap Syaikh bin Baz menjawab dengan
pengetahuan beliau dari ilmu geografi)
Dari tanya jawab ini kita dapat dua pelajaran penting:
1. Syaikh Al-Albani sangat hati-hati berfatwa sehingga beliau bertanya apakah bumi bulat
atau datar tersebut, apakah ditinjau dari segi ilmu agama atau ilmu geografi dan penanya
menjawab “keduanya”. Maka syaikh Al-Albani menjawab bahwa bumi itu bulat, karena
ditinjau dari ilmu geografi beliau bahwa bumi itu bulat, sedangkan dari ilmu agama,
beliau lebih condong dengan dalil yang tersirat (bukan dalil tegas), karena tidak ada dalil
yang tegas bahwa bumi itu bulat
Beliau menjelaskan setelah tanya jawab tadi bahwa tidak ada dalil tegasnya, beliau
berkata:
“Tidak ada dalil tegas yang mendukung dua pendapat yang berbeda ini… sebagian ayat
Al-Quran yang berkaitan dengan hal ini bisa jadi dipahami bahwa bumi itu tetap dan
datar dan sebagian ayat lainnya bisa saja dipahami bumi bergerak dan berputar.”
Bahkan beliau menegaskan selanjutnya, permasalahan bumi itu bulat atau datar bukanlah
permasalahan aqidah, beliau berkata:
“Karenanya kami katakan bawa masalah ini bukanlah masalah i’tiqadiyah”
Tentunya jika memang masalah aqidah tentu sudah dibahas dan menjadi penekanan
utama oleh banyak ulama dalam berbagai kitab mereka.
2. Lihat sikap Syaikh Al-Albani yang bersebrangan dengan Syaikh Bin Baz, beliau sangat
berharap Syaikh Bin Baz hanya salah dalam ilmu geografi saja dan ini wajar karena
Syaikh Bin Baz bukan ahli geografi dan hanya ikut saja dari apa info yang sampai ke
beliau.

Patut direnungi oleh sebagian kecil saudara kita muslim yang mungkin saling berdebat
apakah bumi itu bulat atau datar sampai tahap mencela, menyindir dan sampai bermusuhan
dalam masalah ini, padahal mereka bersaudara dalam Islam dan yang lebih penting hal ini
bukanlah permasalahan aqidah.

Kesimpulan dari tulisan ini:


Tidak ada dalil yang tegas dalam Al-Quran dan Sunnah yang menyatakan bahawa bumi
itu bulat atau datar, sedangkan klaim ijma yang ada perlu dipertanyakan validitasnya, karena
diketahui ternyata ada beberapa ulama yang menyelisihi klaim ijma’ tersebut
Permasalahan apakah bumi bulan atau datar bukanlah permasalahan aqidah.
Jika memang bukan permasalahan aqidah terutama, tidak layak bagi kaum muslimin berpecah
belah dalam hal ini, saling mencela, menyindir dan bermusuhan dalam rangka mendukung
pendapatnya.
Karena bukan masalah aqidah maka tidak bisa menyebabkan seseorang menjadi kafir
hanya karena keyakinan apakah bumi bulat atau datar. Karenanya syaikh Bin Baz ketika
mengingkari bumi berputar (beliau berpendapat bumi diam), tetapi beliau tidak mengkafirkan
yang mengatakan bumi berputar, beliau berkata,
“Akan tetapi aku tidak mengkafirkan mereka yang mengatakan demikian”
Apakah bumi itu bulat atau datar maka dikembalikan kepada penelitian dan fakta ilmiah dan
tentunya oleh para ahlinya dalam masalah ini. Allah berfirman,

َ‫فَاسْأَلُوا أَ ْه َل ال ِّذ ْك ِر إِ ْن ُك ْنتُ ْم اَل تَ ْعلَ ُمون‬

“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai ilmu jika kamu tidak mengetahui” (An-
Nahl:43).

Dalil Al-Quran dan Sunnah yang sudah pasti dan tegas (dalil qath’i) tidak akan bertentangan
dengan fakta ilmiah dan akal manusia yang sehat. Sebagaimana dijelaskan bahwa tidak ada dalil
tegas apakah bumi itu bulat atau datar. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menjelaskan,
“Semua yang telah ada dalil pasti/qath’i maka tidak bertentangan dengan akal yang
sehat”.
Yang lebih penting adalah dari “bumi datar atau bulat” adalah kita hidup di atas bumi,
akan meninggalkan bumi menuju kampung akhirat yang kekal serta bagaimana agar bumi
sebagai tempat mencari bekal untuk pulang ke kampung akhirat yaitu bekal iman, takwa, amal
kebaikan yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk di muka bumi.

Anda mungkin juga menyukai