Mekanisme Penyebaran Virus di Dalam Tubuh

Wisiva Tofriska Paramaiswari (2006542122)

Mikrobiologi - PMIB FKUI 2020-2021/1

Mata Kuliah : Virologi Dasar

Dosen Pengajar : dr. R. Fera Ibrahim, MSc., PhD., SpMK(K)
Tahap-Tahap Penyebaran Virus di Dalam Tubuh

1. Inisiasi infeksi virus pada sel yang bersifat rentan untuk melakukan replikasi primer

2. Proses shedding virus

 Inisiasi infeksi virus pada sel yang bersifat rentan
• Setelah virus berhasil masuk ke dalam host yang potensial, virus harus menginisasi
infeksi melalui sel yang bersifat rentan untuk bisa memulai proses replikasi primer.
• Beberapa virus ada yang menyebabkan infeksi bersifat lokal (hanya di portal entry
virus tersebut) atau menyebar hingga menyebabkan infeksi sistemik.

Contoh lain infeksi virus lokal: infeksi oleh

Influenza virus, Norovirus

Contoh lain infeksi virus sistemik: infeksi oleh

Cytomegaloviruses (CMV), HIV, Rabies virus

Cann, A. Principles of Molecular Virology. Sixth edition. Amsterdam: Elsevier/AP,

Academic Press is an imprint of Elsevier; 2016. 308 p.
Jalur Penyebaran Virus
Umumnya, penyebaran virus di dalam tubuh terjadi melalui :

1. Sirkulasi darah
Melalui inokulasi secara langsung melalui vektor (arthropoda), transfusi darah atau
penggunaan obat intravena yang menyimpang (berbagi jarum suntik yang tidak steril).
Virus akan menyebar di dalam plasma (cont: Togavirus, enterovirus), platelet (HSV),
limfosit (EBV, CMV) atau monosit (lentivirus) sehingga menyebabkan kondisi viremia
2. Sistem saraf
Biasanya diawali oleh viremia atau melalui kontak langsung dengan neuron pada situs
utama infeksi. Virus dapat menyebar ke sistem saraf pusat melalui transport axon pada
neuron dari sistem saraf perifer (cont: HSV, Rabies). Virus dapat melewati antar sinaps
karena adanya reseptor virus pada bagian tersebut.
3. Sistem limfatik
Cann, A. Principles of Molecular Virology. Sixth edition. Amsterdam: Elsevier/AP,
Academic Press is an imprint of Elsevier; 2016. 308 p.
Riedel S, Hobden JA, Miller S, Morse SA, Mietzner TA, Detrick B, et al. Jawetz Melnick
& Adelbergs Medical Microbiology, Twenty-Eighth Edition. 2019. 827p.
Penyebaran virus lewat sirkulasi darah

Riedel S, Hobden JA, Miller S, Morse SA, Mietzner TA, Detrick B, et al. Jawetz Melnick
& Adelbergs Medical Microbiology, Twenty-Eighth Edition. 2019. 827p.
 Dalam beberapa kasus, persebaran virus dikontrol
oleh infeksi pada sel-sel epitel terpolarisasi dan
bagaimana virus dapat dirilis dari sel tersebut

Cont: Virus Influenza menginfeksi dan akan dirilis

dari bagian apikal sel epitel dan menyebabkan
infeksi terlokalisasi.
Sedangkan, Measles virus menginfeksi bagian
membran basolateral sel epitel dan akan dilepaskan
ke jaringan sub-epithelial sehingga dapat
menyebabkan viremia yang diikuti infeksi sistemik

Penyebaran virus secara sistemik ke berbagai organ tubuh salah satunya ditentukan oleh spesifisitas virus tersebut terhadap
sel atau jaringan tertentu untuk menyebabkan infeksi yang khas : Tropisme viral
Cont: Virus Hepatitis B mempunyai tropisme terhadap sel hepatosit liver sehingga dapat menyebabkan penyakit hepatitis B.

Faktor yang mempengaruhi tropisme viral:

1. Rute infeksi virus
2. Interaksi dari virus-attachment protein (VAP) dengan molekul reseptor spesifik pada permukaan sel host.

Cann, A. Principles of Molecular Virology. Sixth edition. Amsterdam: Elsevier/AP, Riedel S, Hobden JA, Miller S, Morse SA, Mietzner TA, Detrick B, et al. Jawetz Melnick
Academic Press is an imprint of Elsevier; 2016. 308 p. & Adelbergs Medical Microbiology, Twenty-Eighth Edition. 2019. 827p.
 Proses Shedding Virus

Tahap terakhir dari pathogenesis virus dan salah satu faktor yang
mempertahankan infeksi virus pada populasi host-hostnya adalah
adanya viral shedding.
Viral shedding terjadi ketika replikasi virus sedang terjadi di tubuh
host dan biasanya dilepaskan dari permukaan tubuh yang terlibat
dalam proses masuknya virus (portal entry) ke lingkungan.
Selama proses viral shedding, individu yang terinfeksi menjadi
infeksius terhadap individu lain melalui kontak langsung.

Viral shedding muncul pada tahap yang berbeda-beda,

tergantung dari agen virus tertentu yang terlibat.

Namun pada beberapa jenis infeksi seperti rabies, manusia yang

terinfeksi akan menjadi “pemberhentian” terakhir infeksi,
sehingga tidak akan terjadi shedding.
Riedel S, Hobden JA, Miller S, Morse SA, Mietzner TA, Detrick B, et al. Jawetz Melnick
& Adelbergs Medical Microbiology, Twenty-Eighth Edition. 2019. 827p.
 Contoh ilustrasi pathogenesis dari infeksi virus yang tersebar dalam tubuh
(mousepox dan poliomyelitis)

Riedel S, Hobden JA, Miller S, Morse SA, Mietzner TA, Detrick B, et al.
Jawetz Melnick & Adelbergs Medical Microbiology, Twenty-Eighth
Edition. 2019. 827p.
 Respon imun mempengaruhi penyebaran virus dalam tubuh

• Respon imun dari host menentukan outcome dari infeksi virus, seperti: apakah infeksi
virus akan menyebabkan replikasi sekunder (terutama pada infeksi bersifat sistemik),
apakah virus dapat dicegah untuk melakukan replikasi sekunder di jaringan lain,
seberapa besar kerusakan sel dan jaringan yang dihasilkan oleh infeksi suatu virus
• Respon imun bawaan terhadap infeksi virus: IFN tipe I (viral IFN). IFN merespon infeksi
virus sampai antibodi yang spesifik terhadap virus tersebut disekresikan. IFN
disekresikan dan berikatan dengan reseptor pada sel yang terinfeksi dan menghambat
replikasi virus melalui sintesis protein tertentu.

Riedel S, Hobden JA, Miller S, Morse SA, Mietzner TA, Detrick B, et al.
Jawetz Melnick & Adelbergs Medical Microbiology, Twenty-Eighth
Edition. 2019. 827p.
Respon imun bawaan (IFN) terhadap penyebaran virus dalam tubuh

Jalur aktivasi pada sekresi IFN :

1. PKR (ds-RNA dependent protein kinase) memfosforilasi dan
menginaktivasi faktor eIF-2 sehingga mencegah kompleks inisiasi
untuk sintesis protein viral)
2. Degradasi mRNA virus oleh RNAse L, suatu endonuklease seluler yang
diaktivasi oleh 2-5A sintetase
3. Penghambatan elongasi rantai peptida virus oleh fosfodiesterase
4. Pembentukan sintetase oksida nitrit oleh IFN-γ di dalam makrofag

Riedel S, Hobden JA, Miller S, Morse SA, Mietzner TA, Detrick B, et al.
Jawetz Melnick & Adelbergs Medical Microbiology, Twenty-Eighth
Edition. 2019. 827p.
 Respon imun mempengaruhi penyebaran virus dalam tubuh

• Respon imun spesifik terhadap infeksi virus: Sel T-CD8+ akan melisiskan sel yang
terinfeksi (karena adanya peptida virus tertentu terdeteksi di sel terinfeksi).
Antibodi netralisasi akan mencegah reinfeksi dengan memblokade protein pada
kapsid virus tersebut, sehingga mencegah inisiasi infeksi baik dalam proses
penempelan, entry maupun uncoating virus.
• Namun, infeksi virus tertentu seperti oleh virus HIV malah dapat menyerang
limfosit T sehingga menyebabkan malfungsi pada respon imun host tersebut dan
menyebabkan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).

Talaro KP, Chess, B. Foundation in Microbiology, Tenth Edition. 2018. New York: The McGraw-Hill Companies Inc.
Daftar Referensi
• Cann, A. Principles of Molecular Virology. Sixth edition. Amsterdam: Elsevier/AP,
Academic Press is an imprint of Elsevier; 2016. 308 p.
• Riedel S, Hobden JA, Miller S, Morse SA, Mietzner TA, Detrick B, et al. Jawetz
Melnick & Adelbergs Medical Microbiology, Twenty-Eighth Edition. 2019. 827p.
Terimakasih