Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KASUS TERKAIT PERMASALAHAN PENDIDIKAN

NONFORMAL/PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH YANG ADA DI


MASYARAKAT

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Problematik PLS

Dosen Pengampu:

Frimha Purnamawati, S.Pd., M.Pd


Niswatul Imsiyah, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh :

Aliya Puspa Ananda


190210201054

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
I. PAPARAN KASUS

Menurut Direktur Pendidikan Anak Usia Dini Kemendikbud, Muhammad


Hasbi, saat ini baru 41 persen program PAUD yang berhasil diimplementasikan
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemda Kabupaten/Kota. Dijelaskan, PAUD itu
penting karena berdasarkan hasil penelitian bahwa seorang anak yang mengikuti
PAUD cenderung memiliki prestasi yang lebih baik daripada anak yang tidak
mengikuti PAUD. Anak yang mengikuti PAUD memiliki tingkat drop out dan
angka mengulang yang lebih rendah, dan untuk jangka panjangnya anak yang
mengikuti PAUD memiliki kesejahteraan yang lebih baik.

Guna mendorong terciptanya PAUD berkualitas, sejumlah strategi telah


dilakukan dan disiapkan Direktorat PAUD Kemendikbud. Direktorat PAUD terus
berkoordinasi dengan Kementrian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal agar
desa yang belum memiliki PAUD dapat segera mendapatkan akses program
PAUD. Baru 72 persen desa di Indonesia yang memiliki PAUD, artinya saat ini
masih ada 22.000 desa di Indonesia yang belum memiliki PAUD. Sedangkan
program kedua adalah mendorong “Program 1 Desa 1 PAUD” agar dapat
ditingkatkan partisipasinya. Di daerah 3T (Teringgal, Terdepan, Terluar) masih
banyak desa yang belum memiliki PAUD.
II. RUMUSAN MASALAH

a. Apa pentingnya PAUD bagi anak?


b. Bagaimana tindakan pemerintah dalam mengatasi permasalahan tersebut?

III. PEMECAHAN MASALAH

a. Pentingnya PAUD
Pada hakikatnya manusia belajar harus berlangsung sepanjang
hayat. Agar dapat menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan pada
anak harus diberikan sejak dini, sehingga Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) merupakan tahapan pendidikan yang tidak bisa dilewatkan,
karena telah menjadi bagian penting dalam sistem pendidikan di
Indonesia. Anak yang mendapatkan pendidikan sejak usia dini memiliki
harapan yang lebih besar untuk mandiri dan mengoptimalkan potensi yang
dimiliki. Sehingga melalui PAUD diharapkan anak dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik serta dapat meningkatkan kecerdasan dan
kemampuannya.

Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh


upaya dan tindakan yang dilakukan pendidik dan orang tua dalam proses
perawatan, pengasuhan, dan pendidikan pada anak dengan menciptakan
aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang
memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami
pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara
mengamati, meniru, dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-
ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.

Namun minimnya kesadaran masyarakat khususnya para orang tua


akan pentingnya pendidikan anak usia dini tentunya berimbas terhadap
perkembangan anak-anaknya. Pemerintah berupaya untuk membuka
pikiran masyarakat tentang pentingnya pendidikan bagi anak usia dini.
Berbagai cara yang dilakukan pemerintah yaitu dengan memberdayakan
masyarakat sekitar, organisasi ataupun institusi dalam membuat program
layanan pendidikan bagi anak usia dini melalui partisipasi dan peran
organisasi masyarakat yang ada.

Selain kesadaran orang tua akan pentingnya Pendidikan Anak Usia


Dini (PAUD) pemerintah juga memiliki kesadaran dengan membuat
kebijakan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional yang menjelaskan bahwa PAUD merupakan suatu upaya
pembinaan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilaksanakan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan berikutnya.

b. Tindakan Pemerintah
Upaya pemerintah khususnya Direktorat PAUD Kemendikbud
dalam mengatasi banyaknya desa yang belum memiliki PAUD
direalisasikan dengan terus mendorong komitmen pemerintah daerah
untuk menerbitkan Peraturan Gubernur juga terbitnya Peraturan Bupati
atau Perautan Walikota terkait program Wajib PAUD.
Direktorat PAUD terus berkoordinasi dengan Kementrian Desa
dan Pembangunan Daerah Tertinggal agar desa yang belum memiliki
PAUD dapat memiliki akses program PAUD. Tak hanya itu,
pengembangan PAUD Holistik Integratif akan lebih banyak
dikembangkan agar seluruh satuan PAUD memposisikan diri sebagai pusat
intervensi tumbuh kembang anak. Sehingga Dinas Pendidikan, Dinas
Kesehatan, Kantor Kementerian Agama, Dinas PPPA, dan Dinas Sosial
mempunyai data yang sama terkait data anak yang sudah diintervensi
dengan pendekatan PAUD holistik integratif.
Hal ini bertujuan agar anak mendapatkan hak atas 5 kebutuhan
esensialnya terkait dengan kesehatan, gizi, pendidikan, pengasuhan, dan
perlindungan. Untuk itu, Direktorat PAUD mengajak untuk melakukan
beberapa gerakan PAUD, yaitu:
1. Gerakan menuju PAUD berkualitas yang
menyelenggarakan layanan PAUD holistik integratif.
2. Gerakan satu data untuk PAUD Indonesia.
3. Gerakan The Source Sharing atau berbagi sumber daya
antara pendidikan formal dan pendidikan nonformal.
4. Komunikasikan kepada guru PAUD dan TK bahwa
Mendikbud telah melarang les calistung di TK, les
calistung di SD kelas rendah, dan tes calistung ketika
masuk SD.

IV. ANALISIS KRITIS


Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan unik. Anak memiliki pola pertumbuhan dan
perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), daya pikir, daya cipta,
bahasa dan komunikasi, yang tercakup dalam kecerdasan intelektual (IQ),
kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ) atau kecerdasan agama
atau religius (RQ), sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan
anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini perlu diarahkan pada
peletakan dasar-dasar yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan
manusia seutuhnya (Mansur, 2011:vii).
Montessori dalam Hainstock, (1999:12) menyatakan bahwa pada rentang
usia lahir sampai 6 tahun anak mengalami masa keemasan (the golden years)
yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima
berbagai rangsangan. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi
fisik dan psikis, anak telah siap merespon stimulasi yang diberikan oleh
lingkungan.
Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju
pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa ini juga
merupakan masa peletak dasar pertama untuk mengembangkan kemampuan
kognitif, bahasa, gerak-motorik, dan sosio emosional pada anak usia dini.
Pendidikan anak usia dini merupakan bagian bagian dari pencapaian
tujuan pendidikan nasional, sebagaimana diatur dalam Undang-undang
Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dalam Amandemen UUD 1945 pasal 28 B ayat 2 dinyatakan bahwa “
setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.
Dalam UU NO. 23 Thaun 2002 pasal 9 ayat 1 tentang perlindungan anak
dinyatakan bahwa “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya”.
Dalam UU NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab
1, pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa “Pendidikan anak usia dini adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut”.

Kesadaran pemerintah akan pentingnya perkembangan anak usia dini


melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk menghasilkan generasi
yang unggul dan berkualitas sekaligus berakhlak mulia yaitu dengan
menjadikan PAUD sebagai salah satu prioritas pembangunan pendidikan di
Indonesia. Pemerintah merealisasikannya dengan adanya komitmen
pemerintah dalam rangka penyebarluasan akses dan meningkatkan mutu
layanan PAUD. Sehingga diharapkan desa yang belum memiliki PAUD dapat
segera mendapatkan akses program PAUD.
DAFTAR PUSTAKA

Albertus Adit. (2021). Kemendikbud: 22.000 Desa Belum Punya PAUD. Diakses
pada 6 Mei 2021, dari
https://www.kompas.com/edu/read/2021/04/11/144127371/kemendikbud-22000-
desa-belum-punya-paud?page=all

Tatik Ariyanti. (2016). Jurnal Dinamika Pendidikan Dasar. Pentingnya


Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Tumbuh Kembang Anak, 8(1), 50-58

Anda mungkin juga menyukai