Anda di halaman 1dari 7

VIRUS CORONA (COVID-19)

Pengertian virus corona :

 Istilah virus corona merujuk pada virus yang sering ditemukan menginfeksi binatang dan
bias menyebar ke manusia
 Virus corona yang saat ini mewabah (SARS-CoV-2) dan menyebabkan penyakit
COVID-19 merupakan jenis virus corona ke-7 yang menginfeksi manusia
 Virus corona yang menyerang manusia baru ditemukan pada 1960-an

Pengertian Pandemi :

 Virus yang menyebabkan kematian


 Penularan virus dari orang ke orang terus berlanjut tak terkendali
 Virus telah menyebar ke hampir seluruh dunia

Penyebaran virus corona terjadi :

 Dalam kasus MERS, ditularkan dari unta ke manusia


 Dalam kasus SARS, ditularkan dari musang ke manusia
 Dalam kasus COVID-19 diduga ditularkan dari ular dan kelelawar
 Penularan dari manusia ke manusia lewat droplet(partikel air liur) ketika penderita bersin
atau batuk

Masa inkubasi virus corona adalah 2-14 hari , masa inkubasi adalah saat pasien pertama kali
tertular/terpapar virus, hingga menunjukan gejala awal.

Yang paling berisiko terkena virus corona adalah :

 Lansia berusia 70 tahun ke atas


 Orang yang memiliki riwayat penyakit lain seperti diabetes atau sakit jantung
 Orang yang memiliki riwayat penyakit pneumonia atau sakit pernapasan

https://www.cnnindonesia.com/longform/gaya-hidup/20200313/laporan-mendalam-rumus-
melawan-virus/index.html
PRINSIP UMUM PENCEGAHAN COVID-19

Prinsip-prinsip pencegahan COVID-19 di masyarakat meliputi universal precaution dengan


selalu cuci tangan memakai sabun selama 20 detik atau hand sanitizer, pemakaian alat pelindung
diri, menjaga kondisi tubuh dengan rajin olah raga dan istirahat cukup, makan dengan gizi yang
seimbang, dan mempraktikan etika batuk-bersin.

Sedangkan prinsip-prinsip manajemen COVID-19 di fasilitas kesehatan adalah isolasi


awal, prosedur pencegahan infeksi sesuai standar, terapi oksigen, hindari kelebihan cairan,
pemberian antibiotik empiris (mempertimbangkan risiko sekunder akibat infeksi bakteri),
pemeriksaan SARS-CoV-2 dan pemeriksaan infeksi penyerta yang lain, pemantauan janin dan
kontraksi uterus, ventilasi mekanis lebih dini apabila terjadi gangguan pernapasan yang
progresif, perencanaan persalinan berdasarkan pendekatan individual / indikasi obstetri, dan
pendekatan berbasis tim dengan multidisipin.

A. UPAYA PENCEGAHAN UMUM YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH


MASYARAKAT

1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sedikitnya selama 20 detik (cara cuci tangan
yang benar pada buku KIA). Gunakan hand sanitizer berbasis alkohol yang setidaknya
mengandung alkohol 70%, jika air dan sabun tidak tersedia. Cuci tangan terutama setelah
Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK), dan sebelum makan
2. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci
3. Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang sakit
4. Saat sakit tetap gunakan masker, tetap tinggal di rumah atau segera ke fasilitas kesehatan
yang sesuai, jangan banyak beraktivitas di luar
5. Tutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tissue. Buang tissue pada tempat
yang telah ditentukan. Bila tidak ada tissue, lakukan batuk sesuai etika batuk
6. Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang sering disentuh
7. Menggunakan masker adalah salah satu cara pencegahan penularan penyakit saluran
napas, termasuk infeksi COVID-19. Akan tetapi penggunaan masker saja masih kurang
cukup untuk melindungi seseorang dari infeksi ini, karenanya harus disertai dengan usaha
pencegahan lain.
8. Menghindari kontak dengan hewan seperti : kelelawar, tikus, musang atau hewan lain
pembawa COVID-19 serta tidak pergi ke pasar hewan
9. Bila terdapat gejala COVID-19, diharapkan untuk menghubungi telepon layanan darurat
yang tersedia (Hotline COVID-19 : 119 ext 9) untuk dilakukan penjemputan di tempat
sesuai SOP, atau langsung ke RS rujukan untuk mengatasi penyakit ini
10. Hindari pergi ke negara/daerah terjangkit COVID-19

B. BAGI IBU NIFAS

1. Ibu nifas dan keluarga harus memahami tanda bahaya di masa nifas (lihat Buku KIA).
Jika terdapat risiko/ tanda bahaya, maka periksakan diri ke tenaga kesehatan.
2. Pelaksanaan kunjungan nifas pertama dilakukan di fasyankes. Kunjungan nifas kedua,
ketiga dan keempat dapat dilakukan dengan metode kunjungan rumah oleh tenaga
kesehatan atau pemantauan menggunakan media online (disesuaikan dengan kondisi
daerah terdampak COVID-19), dengan melakukan upaya-upaya pencegahan penularan
COVID-19 baik dari petugas, ibu dan keluarga.
3. Periode kunjungan nifas (KF) :
a. KF 1 : pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 2 (dua) hari pasca persalinan;
b. KF 2 : pada periode 3 (tiga) hari sampai dengan 7 (tujuh) hari pasca persalinan;
c. KF 3 : pada periode 8 (delapan) hari sampai dengan 28 (dua puluh delapan) hari
pasca persalinan;
d. KF 4 : pada periode 29 (dua puluh sembilan) sampai dengan 42 (empat puluh dua)
hari pasca persalinan.
4. Pelayanan KB tetap dilaksanakan sesuai jadwal dengan membuat perjanjian dengan
petugas. Diutamakan menggunakan MKJP.
5. Ibu nifas yang termasuk pasien dalam ODP/PDP COVID-19 tanpa gejala atau gejala
ringan dapat melakukan isolasi mandiri dirumah/tempat yang ditunjuk khusus. Untuk ibu
nifas dengan status PDP gejala sedang atau berat harus segera dirawat di rumah sakit
(berdasarkan pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19). Pasien dengan
COVID-19 yang diketahui atau diduga harus dirawat di ruang isolasi khusus di rumah
sakit. Apabila rumah sakit tidak memiliki ruangan isolasi khusus yang memenuhi syarat
Airborne Infection Isolation Room (AIIR) pasien harus ditransfer secepat mungkin ke
fasilitas di mana fasilitas isolasi khusus tersedia.

Sumber : Direktorat Kesehatan Keluarga, Direktorat Jenderal Kesehatan


Masyarakat.2020.PEDOMAN BAGI IBU HAMIL,BERSALIN,NIFAS,DAN BAYI BARU LAHIR
Di Era Pandemi COVID-19.Jakarta : KEMENTERIAN KESEHATAN RI.

Berikut rekomendasi dan panduan untuk ibu hamil dan menyusui agar tidak terpapar Covid-19 :

1. Mengonsumsi makanan yang bergizi dan sehat beserta vitamin bagi ibu hamil.
2. Hindari keluar rumah apabila tidak diperlukan. Apabila harus keluar rumah, kenakan
pakaian tertutup rapat dan masker. Sekembalinya dari rumah, bersihkan badan segera
dengan mandi, dan jangan dekati anak sebelum membersihkan badan.
3. Hindari berada di keramaian. Upayakan menjaga jarak--paling tidak satu meter--satu sama
lain apabila di tengah keramaian.
4. Apabila pada ibu menyusui terdapat gejala flu, demam, sewaktu memberikan ASI,
sebaiknya tidak diberikan secara langsung, melainkan dipompa terlebih dahulu dan
diberikan melalui peralatan lainnya (sendok, dot botol, dan lain sebagainya).
5. Segera periksakan diri ke dokter apabila merasa kurang sehat dan memiliki gejala mirip flu.

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200317151323-284-484235/5-panduan-bagi-ibu-
hamil-dan-menyusui-saat-wabah-corona

UPAYA MENINGKATKAN DAYA TAHAN TUBUH IBU NIFAS SELAMA PANDEMI


COVID-19

Ibu nifas masuk dalam kategori yang rentan terhadap infeksi virus COVID-19. Salah satu
penyebabnya ialah mereka memiliki imunitas yang rendah karena perubahan hormone. Oleh
karena itu berikut beberapa cara untuk meningkatkan daya tahan tubuh :

1. Menemani anak tidur setelah menyusui.


“Tidur adalah penting dalam hal menjaga kesehatan. Kurang tidur bisa menurunkan sistem
kekebalan tubuh karena tubuh tidak mendapatkan kesempatan untuk memproduksi sebanyak
mungkin antibodi, atau sel yang diperlukan untuk melawan infeksi”
2. Menerapkan pola makanan sehat dengan mengkonsumsi buah dan sayuran.
"Makan makanan segar dapat membantu kita untuk mendapatkan vitamin dan antioksidan
yang dibutuhkan untuk mendukung sistem kekebalan tubuh dan ibu nifas sebaiknya
mengkonsumsi cukup vitamin C dan seng (zinc) juga karena dapat membantu meningkatkan
kemampuan melawan infeksi virus dan bakteri” .

3. Hindari cemas berlebih karena memengaruhi kekebalan tubuh.


“Merasa tertekan, memisahkan diri dari orang lain, dan merasa stres dapat melemahkan
sistem kekebalan tubuh” .

Sumber : https://www.haibunda.com/menyusui/20200313113549-54-85332/tips-meningkatkan-
daya-tahan-tubuh-bagi-ibu-menyusui

KEBUTUHAN IBU NIFAS

Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk pemulihan kondisi kesehatan setelah
melahirkan, cadangan tenaga serta untuk memenuhi produksi air susu. Ibu nifas dianjurkan untuk
memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut:

a. Mengkonsumsi makanan tambahan, kurang lebih 500 kalori tiap hari


b. Makan dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, dan mineral
c. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
d. Mengkonsumsi tablet besi selama 40 hari post partum
e. Mengkonsumsi vitamin A 200.000 intra unit

Zat-zat yang dibutuhkan ibu nifas antara lain:

1. Kalori
Kebutuhan kalori pada masa menyusui sekitar 400-500 kalori. Wanita dewasa
memerlukan 1800 kalori per hari. Sebaiknya ibu nifas jangan mengurangi kebutuhan
kalori, karena akan mengganggu proses metabolisme tubuh dan menyebabkan ASI rusak.

2. Protein
Kebutuhan protein yang dibutuhkan adalah 3 porsi per hari. Satu protein setara dengan
tiga gelas susu, dua butir telur, lima putih telur, 120 gram keju, 1 ¾ gelas yoghurt, 120-
140 gram ikan/daging/unggas, 200-240 gram tahu atau 5-6 sendok selai kacang.

3. Kalsium dan Vitamin D


Kalsium dan vitamin D berguna untuk pembentukan tulang dan gigi. Kebutuhan kalsium
dan vitamin D didapat dari minum susu rendah kalori atau berjemur di pagi hari.
Konsumsi kalsium pada masa menyusui meningkat menjadi 5 porsi per hari. Satu setara
dengan 50-60 gram keju, satu cangkir susu krim, 160 gram ikan salmon, 120 gram ikan
sarden, atau 280 gram tahu kalsium.

4. Magnesium
Magnesium dibutuhkan sel tubuh untuk membantu gerak otot, fungsi syaraf dan
memperkuat tulang. Kebutuhan megnesium didapat pada gandum dan kacang-kacangan.

5. Sayuran Hijau dan Buah


Kebutuhan yang diperlukan sedikitnya tiga porsi sehari. satu porsi setara dengan 1/8
semangka, 1/4 mangga, ¾ cangkir brokoli, ½ wortel, ¼-1/2 cangkir sayuran hijau yang
telah dimasak, satu tomat.

6. Karbohidrat Kompleks
Selama menyusui, kebutuhan karbohidrat kompleks diperlukan enam porsi per hari. Satu
porsi setara dengan ½ cangkir nasi, ¼ cangkir jagung pipil, satu porsi sereal atau oat, satu
iris roti dari bijian utuh, ½ kue muffin dari bijian utuh, 2-6 biskuit kering atau crackers, ½
cangkir kacang-kacangan, 2/3 cangkir kacang koro, atau 40 gram mi/pasta dari bijian
utuh.
Lemak

7. Garam
Selama periode nifas, hindari konsumsi garam berlebihan. Hindari makanan asin seperti
kacang asin, keripik kentang atau acar.

8. Cairan
Konsumsi cairan sebanyak 8 gelas per hari. Minum sedikitnya 3 liter tiap hari. Kebutuhan
akan cairan diperoleh dari air putih, sari buah, susu dan sup.
9. Vitamin
Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat dibutuhkan. Vitamin yang diperlukan antara
lain:

a. Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenjar serta mata. Vitamin A
terdapat dalam telur, hati dan keju. Jumlah yang dibutuhkan adalah 1,300 mcg.
b. Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan meningkatkan fungsi syaraf.
Asupan vitamin B6 sebanyak 2,0 mg per hari. Vitamin B6 dapat ditemui di
daging, hati, padi-padian, kacang polong dan kentang.
c. Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan stamina dan daya tahan
tubuh. Terdapat dalam makanan berserat, kacang-kacangan, minyak nabati dan
gandum.

10. Zinc (Seng)


Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan luka dan pertumbuhan. Kebutuhan Zinc
didapat dalam daging, telur dan gandum. Enzim dalam pencernaan dan metabolisme
memerlukan seng. Kebutuhan seng setiap hari sekitar 12 mg. Sumber seng terdapat pada
seafood, hati dan daging.
Sumber : https://lusa.afkar.id/kebutuhan-dasar-ibu-nifas-nutrisi-dan-cairan

Anda mungkin juga menyukai