Anda di halaman 1dari 9

Lex Crimen Vol. III/No.

2/April/2014

TATA CARA PENYITAAN BARANG BUKTI PENDAHULUAN


TINDAK PIDANA MENURUT KUHAP1 A. Latar Belakang Masalah
Oleh: Ukkap Marolop Aruan2 Salah satu tugas dan wewenang POLRI
dalam hal penyidikan ialah melakukan
ABSTRAK penyitaan untuk kepentingan pembuktian,
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah terutama ditunjukan sebagai barang bukti
untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dimuka persidangan. Kemungkinan besar
tata cara penyitaan barang bukti tindak tanpa alat bukti, perkara tidak dapat
pidana oleh penyidik dan bagaimana tata diajukan kesidang pengadilan. Oleh karena
cara penyitaan barang bukti di luar daerah itu, agar perkara tersebut lengkap dengan
hukum penyidik. Metode penelitian yang barang bukti, penyidik melakukan
digunakan dalam penelitian ini adalah penyitaan. Penyitaan yang dilakukan oleh
menggunakan metode pemnelitian hukum penyidik mempunyai peranan penting
normatif dan dapat disimpulkan, bahwa: dalam pembuktian di persidangan. Apabila
1.Tata cara penyitaan barang bukti Tindak terjadi kesalahan dalam penyitaan tentu
Pidana menurut KUHAP dapat dilakukan akan mangakibatkan masalah yang fatal
dengan penyitaan biasa, penyitaan dengan dalam pembuktian nanti. Bisa saja dengan
bentuk dan prosedur biasa inilah kurang atau dengan tidak adanya barang
merupakan aturan umum penyitaan, bukti tidak mencakup bagi hakim dalam
penyitaan dalam keadaan perlu dan pengambilan keyakinan pembuktian dalam
mendesak, penyitaan dalam keadaan persidangan. Atau terjadi obscur libeli /
tertangkap tangan, penyitaan tidak kekaburan bahan atau barang bukti yang
langsung, penyitaan terhadap surat atau berdampak hukuman terdakwa atau
tulisan lain. 2. Tindakan penggeledahan dan bahkan dibebaskan oleh hakim karena tidak
penyitaan itu pada hakekatnya merupakan terbukti kesalahan yang karena akibat
dua macam upaya paksa yang dalam kurang hati-hati dalam penyitaan.
praktik hukum pada umumnya selalu Selain hal di atas penyitaan seringkali
mempunyai kepentingan yang sama yaitu dilakukan bagi barang-barang yang berada
untuk kepentingan pembuktian dan kedua dalam sengketa. Baik barang yang bergerak
macam upaya paksa tindakan penyitaan maupun yang tidak bergerak, dapat
dan penggeledahan itu dapat diibaratkan dilakukan penyitaan oleh pihak yang
sebagai saudara kembar yang selalu berwajib. Tindakan ini dilakukan untuk
berjalan berdampingan, sehingga penyitaan mengantisipasi pengguna barang yang
diluar daerah hukum penyidik dapat belum sah pemilik sesungguhnya, misalnya
dilakukan sebagai berikut : Penyidik yang saja tanah yang dalam keadaan sengketa,
bersangkutan dapat melakukan sendiri dan tanah tersebut harus disita agar selama
Penyitaan dilakukan dengan jalan minta penyidikan atau penuntutan saat
bantuan. persidangan dilangsungkan tidak ada salah
Kata kunci: Penyitaan, Barang Bukti. satu pihakpun yang menggunakan tanah
itu, sebelum mempunyai keputusan yang
mempuyai kekuatan hukum yang tetap.
Penyitaan juga mempunyai tujuan untuk
menghargai hak asasi manusia (HAM).
Dikatakan demikian karena benda yang
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Dr. Wempie Jh. masih belum diketahui secara hukum
Kumendong, SH, MH., Dr. Diana Pangemanan, SH, pemiliknya tidak diperkenankan
MH., Robert N. Warong, SH, MH dipergunakan oleh seseorang atau salah
2
NIM 100711263

77

Lex Crimen Vol. III/No. 2/April/2014

satu pihak yang mengsengketakan barang B. RUMUSAN MASALAH


tersebut. Jangan sampai barang tersebut 1. Bagaimanakah pelaksanaan tata cara
telah digunakan oleh pihak yang satu penyitaan barang bukti tindak pidana
namun dalam persidangan terbukti bahwa oleh penyidik ?
bukan dia pemiliknya. Tentu yang 2. Bagaimanakah tata cara penyitaan
diuntungkan adalah orang atau pihak yang barang bukti di luar daerah hukum
memenangkan kasus tersebut. Dalam penyidik ?
penyitaan tentu terdapat ketentuan yang
harus diperhatikan dan ada sesuatu hal C. METODE PENELITIAN
yang perlu dimengerti dalam penyitaan. Hal Metode penelitian yang digunakan
ini di atur dalam peraturan pemerintah dalam penulisan skripsi ini adalah metode
tentang Kitab Undang-Undang Hukum penelitian normatif, yaitu dengan melihat
Acara Pidana Pasal 1 butir 16 hukum sebagai kaidah (norma). Untuk
KUHAP, mengenai paksaan penyitaan. menghimpun data digunakan metode
Pasal 38 KUHAP dengan tegas telah penelitian kepustakaan atau library
menyatakan bahwa penyitaan hanya dapat research yaitu dengan mempelajari
dilakukan oleh penyidik. Dengan penegasan kepustakaan hukum yang berkaitan dengan
tersebut telah ditentukan dengan pasti pokok permasalahan, himpunan peraturan
bahwa penyidik yang berwenang untuk perundang-undangan, artikel-artikel
melakukan tindakan penyitaan. Penegasan hukum, dan berbagai sumber tertulis
tersebut dimaksudkan untuk menegaskan lainnya.
kepastian hukum. Agar tidak terjadi
simpang siur seperti yang dialami pada PEMBAHASAN
masa berlakunya HIR dimana POLRI dan A. Tata Cara Penyitaan Barang Bukti
penuntut umum masing-masing berwenang Jenis-jenis benda yang dapat dilakukan
untuk melakukan penyitaan, sebagai akibat penyitaan, apabila benda yang
dari status masing-masing memiliki bersangkutan ada keterlibatannya dengan
kewenangan melakukan penyidikan. Hal ini tindak pidana guna kepentingan
sama sekali tidak mengurangi kemungkinan pembuktian pada tingkat penyidikan,
akan ada penyitaan pada tingkat penuntutan dan persidangan.
penuntutan atau pada tingkat pemeriksaan Pasal 39 KUHAP :
pengadilan, namun demikian pelaksanaan Ayat 1 : Yang dapat dikenakan penyitaan
penyitaan mesti diminta kepada penyidik. adalah :
Penerapan suatu kaidah hukum a. Benda atau tagihan tersangka atau
merupakan salah satu sistem yang harus terdakwa yang seluruh atau sebagian
dilakukan untuk mewujudkan suatu tujuan diduga diperoleh dari tindak pidana atau
hukum sendiri yakni mencapai keadilan, sebagian dari tindak pidana.
kemanfaatan, dan kepastian hukum. b. Benda yang telah dipergunakan secara
Kepastian hukum dapat diterapkan dalam langsung melakukan tindak pidana atau
suatu penyitaan barang bukti dalam suatu untuk mempersiapkan tindak pidana.
tindak pidana. c. Benda yang dipergunakan menghalang-
Dalam upaya membantu warga halangi penyidikan tindak pidana.
masyarakat terutama para pencari d. Benda yang khusus dibuat atau
keadilan, akhirnya mendorong penulis diperuntukan melakukan tindak pidana.
untuk membahas tentang “TATA CARA e. Benda lain yang mempunyai hubungan
PENYITAAN BARANG BUKTI TINDAK langsung dengan tindak pidana.
PIDANA MENURUT KUHAP” . Ayat 2 : Benda yang berada dalam sitaan
karena perkara pailit dapat juga disita

78
Lex Crimen Vol. III/No. 2/April/2014

untuk kepentingan penyidikan, penuntutan telah membedakan beberapa bentuk dan


dan mengadili perkara pidana, sepanjang tata cara penyitaan :
memenuhi ketentuan ayat (1). 1. Penyitaan biasa dan tata caranya
Sedangkan fungsi benda sitaan dalam Penyitaan dengan bentuk dan prosedur
Pasal 1 butir 16 KUHAP secara jelas biasa inilah merupakan aturan umum
dinyatakan bahwa tindakan penyitaan yang penyitaan. Selama masih mungkin dan tidak
dilakukan oleh penyidik terhadap suatu ada hal-hal yang luar biasa atau keadaan
benda adalah dimaksudkan untuk yang memerlukan penyimpangan, aturan
kepentingan "pembuktian" maka barang dan bentuk proses biasa inilah yang harus
bukti mempunyai nilai atau fungsi dan ditempuh penyidik.
bermanfaat dalam upaya pembuktian, Adapun tata cara pelaksanaan penyitaan
walaupun benda sitaan tersebut secara dalam bentuk yang biasa dan umum dapat
yuridis formal bukan sebagai alat bukti yang diuraikan sebagai berikut :
sah, bahkan merupakan benda mati yang a. Harus ada surat izin penyitaan dari ketua
tidak dapat berbicara. Akan tetapi dalam pengadilan negeri.
praktik penegakan hukum barang bukti Sebelum penyidik melakukan
tersebut dapat dikembangkan dan dapat pelaksanaan penyitaan, terlebih dahulu
memberikan keterangan yang berfungsi penyidik harus meminta izin dari Ketua
sebagai alat bukti yang sah dalam bentuk Pengadilan Negeri setempat. Dalam
keterangan ahli (Visum et repertum). permintaan surat izin tersebut, penyidik
Misalnya sebuah benda berupa senjata api memberi penjelasan dan alasan-alasan
atau senjata tajam setelah disita menjadi pentingnya dilakukan penyitaan, guna
barang bukti kemudian ditunjukkan dan dapat memperoleh barang bukti baik
ditanyakan kepada saksi dan saksi tersebut sebagai barang bukti untuk, penyidikan,
memberikan keterangan bahwa barang penuntutan dan untuk barang bukti dalam
bukti tersebut oleh tersangka atau persidangan. Tujuan pokok perizinan
terdakwa telah digunakan untuk melakukan penyitaan harus dari ketua pengadilan
pembunuhan atau penganiayaan. negeri, adalah dalam rangka pengawasan
Kemudian keterangan saksi tersebut dan pengendalian, agar tidak terjadi
diperkuat dengan keterangan tersangka penyitaan-penyitaan yang tidak perlu atau
atau terdakwa yang membenarkan penyitaan yang bertentangan dengan
keterangan saksi tersebut. Demikian pula undang-undang. Ketua Pengadilan Negeri
mayat korban pembunuhan. Setelah berwenang penuh untuk menolak
dilakukan pemeriksaan ilmiah oleh ahli permintaan izin penyitaan dari penyidik,
kedokteran kehakiman kemudian hasil tetapi setiap penolakan izin yang dilakukan
pemeriksaannya dituangkan kedalam VER haruslah dengan alasan-alasan yang
(Visum et repertum) yang isinya berdasarkan hukum dan undang-undang.
bersesuaian dan memperkuat keterangan b. Memperlihatkan atau menunjukan
saksi dan keterangan tersangka atau tanda pengenal.
terdakwa, maka benda sitaan yang berubah Syarat kedua yang harus dipenuhi
menjadi VER tersebut dengan sendirinya penyidik adalah menunjukan tanda
mempunyai nilai dan kekuatan sebagai alat pengenal jabatan kepada orang dari mana
bukti yang sah dalam bentuk keterangan benda itu akan disita. Hal ini bertujuan agar
ahli. ada kepastian bagi orang yang
Memperhatikan peraturan yang bersangkutan bahwa dia benar-benar
menggariskan penyitaan, undang-undang berhadapan dengan petugas penyidik
(Pasal 128). Dengan adanya ketentuan ini,

79

Lex Crimen Vol. III/No. 2/April/2014

tanpa menunjukan lebih dahulu tanda tanda tangan, penyidik membuat catatan
pengenalnya, orang yang hendak disita tentang hal itu serta menyebut alasan –
berhak menolak tindakan dan pelaksanaan alasan penolakan membubuhkan tanda
penyitaan. tangan pada berita acara.
c. Memperlihatkan benda yang akan disita f. Menyampaikan turunan berita acara
(Pasal 129 KUHAP). penyitaan
Penyidik harus memperlihatkan benda Setelah berita acara penyitaan ditanda
yang akan disita kepada orang dari mana tangani oleh para pihak sebagai tersebut
benda itu akan disita, atau kepada orang Pasal 129 ayat (2) KUHAP, kemudian
bersangkutan, dapat juga memperlihatkan turunannya/tembusannya disampaikan
benda itu terhadap keluarganya. Hal ini kepada atasan penyidik dan kepada orang
untuk sekedar menjamin adanya kejelasan dari mana benda itu disita atau keluarganya
atas benda yang disita, dan dapat meminta serta kepala desa/lurah/ketua RT (pasal 129
keterangan kepada mereka mengenai asal- KUHAP)
usul benda yang akan disita. g. Membungkus benda sitaan
d. Penyitaan dan memperlihatkan benda Terhadap benda sitaan sebagaimana
sitaan harus disaksikan kepala desa dan yang dimaksud dalam Pasal 38 jo 39 jo 129
dua orang saksi. KUHAP dilakukan pembungkusan/
Syarat atau tata cara selanjutnya, penyegelan barang bukti. Sebelum benda
adanya kesaksian dalam penyitaan dan sitaan/barang bukti dilakukan
memperlihatkan barang yang akan disita, pembungkusan terlebih dahulu harus
dengan ketentuan ini, pada saat penyidik dicatat mengenai berat dan jumlah
akan melakukan penyitaan, penyidik harus menurut jenisnya, ciri dan sifat khas,
membawa saksi-saksi ke tempat tempat, hari dan tanggal penyitaan,
pelaksanaan sita. Saksi penyitaan itu identitas orang darimana benda itu disita.
sekurang-kurangnya terdiri dari tiga orang. Ketentuan itu sangat wajar karena untuk
Saksi pertama ialah kepala desa atau ketua menjaga dan memelihara barang sitaan
lingkungan (RT/RW) dan ditambah dua dengan cermat dan baik, sebagaimana
orang saksi lainnya yang merupakan warga layaknya barang kita sendiri. Sebab
lingkungan yang bersangkutan. Kehadiran alangkah tragisnya apabila kesalahan
ketiga saksi dimaksud ialah untuk melihat tersangka tidak terbukti atau barang yang
dan mempersaksikan jalannya penyitaan. disita tidak tersangkut atau terlibat dalam
Menyaksikan benda apa yang disita, tindak pidana yang dilakukan tersangka
menyaksikan bahwa benda yang disita atau yang paling sedih lagi, benda sitaan itu
benar-benar diperlihatkan kepada si tersita ternyata memang tersangkut dalam tindak
atau keluarganya, dan terakhir semua saksi pidana, tetapi benda itu adalah milik saksi
ikut menandatangani berita acara. yang menjadi korban tindak pidana
e. Membuat berita acara penyitaan tersebut dan pada saat putusan
Penyidik membuat berita acara memerintahkan pengembalian barang bukti
penyitaan yang dibacakan dihadapan orang sitaan kepada saksi/korban (misalnya kasus
dari mana benda itu disita atau keluarganya pencurian), ternyata benda tersebut sudah
dengan disaksikan kepala desa/lurah/ketua rusak atau tidak bisa lagi dimanfaatkan.
RW/ketua RT dan dua orang warga Dalam hal benda sitaan tidak mungkin
setempat, kemudian ditandatangani dibungkus, penyidik memberikan catatan
penyidik dan orang yang menguasai benda sebagaimana dimaksud dalam pasal 130
yang disita {Pasal 129 ayat (2) KUHAP}. ayat (1) diatas lebel yang ditempelkan dan
Apabila orang yang bersangkutan atau atau dikaitkan pada benda sitaan tersebut
keluarganya tidak mau membubuhkan (Pasal 130 ayat (2) KUHAP).

80
Lex Crimen Vol. III/No. 2/April/2014

2. Penyitaan dalam keadaan perlu dan harus diikuti tata cara dan prosedur yang
mendesak. ditentukan pada Pasal 128, Pasal 129, dan
Prosedur tata cara dalam keadaan yang Pasal 130 KUHAP, adalah :
sangat perlu dan mendesak :  Harus menunjukan tanda pengenal
a. Tanpa "surat izin" dari Ketua Pengadilan kepada orang darimana benda tersebut
Negeri. disita atau terhadap keluarganya,
Penyidik tidak perlu lebih dahulu  Memperlihatkan benda yang disita baik
melapor dan meminta surat izin dari ketua kepada orang yang bersangkutan atau
pengadilan. Maka dalam keadaan yang keluarganya dan kepada saksi-saksi,
sangat perlu harus segera bertindak,  Penyitaan harus disaksikan oleh kepala
penyidik langsung mengadakan penyitaan desa atau kepala lingkungan ditambah
tanpa permintaan izin dan surat izin dari lagi dua orang saksi dari tempat
ketua pengadilan negeri. Dengan demikian lingkungan penyitaan.
bilamana penyidik "harus segera bertindak"  Membuat berita acara penyitaan serta
dan tidak mungkin untuk mendapatkan membacakan terlebih dahulu berita
surat izin terlebih dahulu, dalam keadaan acara tersebut kepada orang darimana
seperti inilah penyitaan dilakukan tanpa benda itu disita atau terhadap
surat izin ketua pengadilan negeri. keluarganya dan saksi-saksi.
b. Penyitaan dalam keadaan perlu dan  Kemudian setelah berita acara
mendesak hanya terbatas atas benda dibacakan, barulah masing-masing
bergerak saja. mereka membubuhkan tanda tangan.
Obyek penyitaan dalam keadaan sangat Dan apabila orang yang bersangkutan
perlu dan mendesak sangat dibatasi, hanya atau keluarganya tidak bersedia
meliputi benda yang bergerak saja. Tujuan membubuhkan tanda tangan, hal itu
alasan pembuat undang-undang untu harus dicatat oleh penyidik pada berita
membatasi obyek penyitaan yang seperti acara setelah menuliskan alasan
ini, tidak lain oleh karena belum ada izin penolakan tanda tangan dimaksud,
dari ketua pengadilan negeri. Sehingga  Turunan berita acara disampaikan
timbul pendapat, penyitaan dalam keadaan kepada pihak atasan penyidik, kepada
sangat perlu dan mendesak belum orang darimana benda itu disita atau
sempurna landasan hukumnya, karena keluarganya, dan kepada kepala desa,
hanya benda yang bergerak yang mudah  Benda sitaan dibungkus sebagaimana
untuk dilenyapkan atau dilarikan tersangka. halnya pada pembungkusan benda
c. Wajib segera melaporkan tindakan sitaan seperti biasa yang diatur pada
penyitaan kepada ketua pengadilan Pasal 130 ayat (2).
negeri setempat guna mendapatkan
persetujuan. 3. Penyitaan dalam keadaan tertangkap
Setelah penyitaan terlaksana, berhasil tangan.
atau tidak penyidik wajib segera Tertangkap tangan adalah
melaporkan kepada ketua pengadilan tertangkapnya seseorang pada waktu
setempat sambil meminta persetujuan dari sedang melakukan tindak pidana, atau
beliau. 3 dengan segera sesudah beberapa saat
Ketiga hal itulah yang khusus dalam tindak pidana itu dilakukan, atau sesaat
penyitaan yang dilakukan dalam keadaan kemudian diserukan oleh khalayak ramai
sangat perlu dan mendesak. Selebihnya, sebagai orang yang melakukannya, atau
apabila sesaat kemudian padanya
3
Ibid, hal 292 ditemukan benda yang diduga keras telah

81

Lex Crimen Vol. III/No. 2/April/2014

dipergunakan untuk melakukan tindak 4. Penyitaan tidak langsung.


pidana itu yang menunujukan bahwa ia Tata cara penyitaan tidak langsung
adalah pelakunya atau turut melakukan diatur dalam Pasal 42 KUHAP ialah sebagai
atau membantu melakukan tindak pidana berikut :
itu.4  Seseorang yang menguasai benda yang
Penyitaan suatu benda dalam keadaan dapat disita karena benda itu tersangkut
tertangkap tangan juga pengecualian dari sebagai barang bukti dari suatu tindak
penyitaan biasa. Dalam keadaan tertangkap pidana, oleh karena itu perlu untuk
tangan, penyidik dapat langsung menyita disita. Yang dimaksud disini orang yang
suatu benda dan alat : menguasai benda yang dapat disita dan
 Yang ternyata dipergunakan untuk benda yang tersangkut dengan suatu
melakukan tindak pidana, peristiwa pidana, tidak hanya terbatas
 Atau benda dan alat yang patut diduga kepada tersangka saja tetapi meliputi
telah dipergunakan untuk melakukan semua orang atau siapa saja pun yang
tindak pidana, menguasai atau memegang benda yang
 Atau benda lain yang dapat dipakai dapat disita tersebut baik penyimpan,
sebagai barang bukti. pembeli, pemakai, atau peminjam.
Ketentuan Pasal 40 KUHAP tersebut  Surat-surat yang ada pada seseorang
adalah sangat beralasan, yang langsung yang berasal dari tersangka atau
memberi wewenang kepada penyidik untuk terdakwa atau surat yang ditunjukkan
menyita benda dan alat yang dipergunakan kepada tersangka/terdakwa ataupun
pada suatu peristiwa tindak pidana yang diperuntukkan baginya.
tertangkap tangan. Barangkali akan  Atau jika benda itu merupakan alat
dianggap lucu jika untuk melakukan untuk melakukan tindak pidana.
penyitaan benda alat pada keadaan  Maka atas benda-benda yang perlu
tertangkap tangan, penyidik dari tempat disita tersebut, penyidik memerintahkan
kejadian guna meminta surat izin penyitaan kepada orang-orang yang menguasai
dari ketua pengadilan negeri. Sikap seperti atau memegang benda untuk
itu sangat sia-sia dan tidak efektif dan menyerahkannya kepada penyidik. Jadi
efisien, dan sangat tidak rasional serta tidak cara penyitaanya dilakukan penyidik
tepat menurut logika prinsip penegakan dengan jalan mengeluarkan surat
hukum yang cepat, tepat, dan biaya ringan. perintah kepada orang-orang yang
Pengertian keadaan tertangkap tangan bersangkutan untuk menyerahkan
disini, bukan terbatas pada tersangka yang benda tersebut kepada penyidik.
nyata-nyata nampak sedang melakukan  Penyidik memberikan surat tanda terima
tindak pidana. Tetapi termasuk pengertian setelah penyidik menerima penyerahan
tertangkap tangan atas paket atau surat benda dari orang yang bersangkutan,
dan benda-benda pos lainnya sehingga penyidik memberikan surat tanda terima
terhadap benda-benda tersebut dapat kepada orang dari siapa benda tersebut
dilakukan penyitaan langsung oleh diterimanya.
penyidik. Apabila orang yang bersangkutan tidak
mau mematuhi perintah penyidik tersebut,
dari segi hukum materil penyidik dapat
menyidik atau memeriksa orang yang
bersangkutan atas pelanggaran tindak
pidana Pasal 216 KUHP yaitu dengan
4
Panduan Bantuan Hukum di Indonesia, edisi 2006, sengaja tidak menurut perintah atau
Sentralise Prodaction, 2006, hal 418. permintaan keras yang dilakukan menurut

82
Lex Crimen Vol. III/No. 2/April/2014

peraturan perundang-undangan oleh undang-undang sendiri tidak mengaturnya.


5
pegawai negeri. Namun dari segi hukum Walau bagaimanapun lubang tersebut
formil sesuai apa yang digariskan oleh harus ditutup dengan penafsiran analogi
KUHAP, penyidik harus menempuh tata dengan peraturan yang dirumuskan pada
cara penyitaan bentuk biasa. Atas Pasal 36 KUHAP, penyitaan di luar wilayah
keingkaran tersebut menyerahkan benda hukum penyidik dapat dilakukan sebagai
yang perlu disita tadi, penyidik minta surat berikut :
izin dari ketua pengadilan setempat untuk 1. Penyidik yang bersangkutan dapat
melakukan penyitaan dengan upaya atau melakukan sendiri.
cara paksa. Penyitaan diluar wilayah hukum
kekuasaanya dapat dilakukan sendiri oleh
5. Penyitaan terhadap surat atau tulisan penyidik yang bersangkutan dengan
lain. berpedoman pada ketentuan Pasal 33 dan
Adapun yang dimaksud dengan surat Pasal 38 :
atau tulisan lain pada Pasal 43 KUHAP  Harus lebih dulu ada surat izin penyitaan
adalah surat atau tulisan yang disimpan dari ketua pengadilan negeri setempat,
atau dikuasai oleh orang tertentu, dimana  Kemudian harus ada perintah tugas dari
orang tertentu menyimpan atau menguasai penyidik jika yang melakukan penyitaan
surat itu, diwajibkan merahasiakannya oleh tidak langsung dilakukan oleh pejabat
undang-undang. Misalnya saja seorang penyidik sendiri.
notaris. Dia adalah seorang pejabat atau  Harus melaporkan penyitaan yang
orang tertentu yang menyimpan dan hendak dilakukan kepada ketua
menguasai akte testament dan oleh pengadilan negeri di tempat mana
undang-undang dia diwajibkan untuk penyitaan akan dilakukan. Jadi penyidik
merahasiakan isinya. Akan tetapi harus atau petugas harus menyampaikan
diingat kepada kelompok surat atau tulisan pemberitahuan atau melaporkan hal
lain tidak termasuk surat-surat atau tulisan- penyitaan itu kepada ketua pengadilan
tulisan yang menyangkut rahasia negara. negeri di daerah tempat dimana
penyitaan dilakukan dengan
B. PENYITAAN DILUAR DAERAH PENYIDIK memperlihatkan izin ketua pengadilan
KUHAP memang tidak mengatur negeri dari wilayah hukum penyidik.
mengenai masalah penyitaan diluar wilayah  Dalam pelaksanaan penyitaan, penyidik
hukum penyidik. Padahal siapapun pasti harus didampingi oleh pejabat penyidik
dapat memperkirakan kemungkinan setempat,
terjadinya penyitaan barang bukti diluar  Disamping itu penyitaan harus
wilayah hukum penyidik yang disaksikan oleh kepala desa atau ketua
bersangkutan. Dengan demikian lingkungan dan ditambah lagi dengan
kekosongan atas peraturan penyitaan di dua orang saksi dari warga lingungan
luar wilayah hukum penyidik ini akan setempat dimana penyitaan itu
menjadi lubang dalam perundang- dilakukan.
undangan. Tersangka atau terdakwa 2. Penyitaan dilakukan dengan jalan minta
tersebut dengan mudah melarikan barang bantuan.
bukti keluar daerah, karena sudah aman Disini penyidik yang bersangkutan tidak
dengan sendirinya. Sebab tangan penyidik melaksanakan sendiri penyitaan. Akan
sudah tidak sampai menjangkaunya karena tetapi dimintakan bantuan pelaksanaannya
kepada pejabat penyidik di daerah tempat
5
M.Yahya Harahap OP.Cit , hal 295
benda sitaan.dalam hal seperti ini, penyidik

83

Lex Crimen Vol. III/No. 2/April/2014

yang bersangkutan mengirimkan surat izin Mungkin ada saja ketua pengadilan
peyitaan yang dikeluarkan ketua pengadilan negeri yang merasa dirinya dilangkahi,
negeri kepada penyidik yang dimintainya karena barang yang disita terletak di daerah
bantuan. Dan penyidik tersebutlah yang hukumnya tapi izin penyitaan dikeluarkan
akan melaporkan atau memberitahukan oleh ketua pengadilan negeri yang
penyitaan kepada ketua pengadilan negeri sedaerah hukum dengan penyidik yang
di tempat mana penyitaan akan dilakukan. melakukan penyitaan. Tapi sifat seperti itu
Demikian juga mengenai syarat-syarat lain, tidak proporsional untuk seorang pejabat
akan diselesaikan pemenuhan syaratnya penegak hukum, karena terlampau
oleh penyidik yang dimintai bantuan, baik mengedepankan keakuan dirinya dan
mengenai saksi, pembuatan berita acara jabatannya daripada kepentingan
penyitaan, pembungkusan. pelayanan hukum dan kepentingan umum.
Penafsiran ini sejalan dengan prosedur
hukum acara perdata tentang pelaksanaan PENUTUP
penyitaan benda diluar daerah hukum Kesimpulan
pengadilan negeri. Surat penetapan 1. Tata cara penyitaan barang bukti Tindak
dikeluarkan oleh ketua pengadilan negeri Pidana menurut KUHAP dapat dilakukan
yang berkepentingan. Dan berdasarkan dengan beberapa cara, yaitu sebagai
surat penetepan itulah dimintakan bantuan berikut :
kepada ketua pengadilan negeri setempat - Tata cara penyitaan biasa, Penyitaan
dimana benda berada. Jadi hal seperti ini dengan bentuk dan prosedur biasa
pun dijumpai dalam penyitaan perkara inilah merupakan aturan umum
perdata. Sekalipun barang yang hendak penyitaan.
disita berada di luar daerah hukum - Tata cara penyitaan dalam keadaan
pengadilan negeri yang berkepentingan, perlu dan mendesak.
surat penetapan penyitaan dikeluarkan - Tata cara penyitaan dalam keadaan
oleh pengadilan negeri yang tertangkap tangan.
berkepentingan, bukan oleh ketua - Penyitaan tidak langsung
pengadilan negeri tempat dimana barang - Penyitaan terhadap surat atau tulisan
itu terletak. Dengan dukungan lain.
perbandingan ini, semakin kuatlah landasan 2. Tata cara penyitaan barang bukti di luar
peng-analogian Pasal 36 jo Pasal 33 KUHAP daerah hukum penyidik dapat dilakukan
tentang pelaksanaan penyitaan diluar dengan melakukan penafsiran analogi
daerah hukum penyidik dengan tatacara :6 dengan peraturan yang dirumuskan
 Surat izin penyitaan dimintakan dan Pasal 36 KUHAP, penyidik yang
dikeluarkan oleh ketua pengadilan bersangkutan dapat mempergunakan
negeri yang sedaerah hukum dengan aturan-aturan penggeledahan diluar
penyidik yang bersangkutan. Bukan wilayah hukum penyidik menjadi
daerah ketua pengadilan negeri yang di aturan-aturan yang berlaku pada
daerah hukumnya terletak barang yang tindakan penyitaan diluar wilayah
hendak disita. hukum penyidik yang bersangkutan.
 Melaporkan penyitaan kepada ketua Tindakan penggeledahan dan penyitaan
pengadilan negeri yang di daerah itu pada hakekatnya merupakan dua
hukumnya terletak barang yang hendak macam upaya paksa yang dalam praktik
disita. hukum pada umumnya selalu
mempunyai kepentingan yang sama
yaitu untuk kepentingan pembuktian
6
Ibid, hal 319 dan kedua macam upaya paksa

84
Lex Crimen Vol. III/No. 2/April/2014

tindakan penyitaan dan penggeledahan dan Penerapannya. Jakarta : Storia


itu dapat diibaratkan sebagai saudara Grafika.
kembar yang selalu berjalan Karjadi, M & Soesilo, R. 1997. Kitab
berdampingan, sehingga penyitaan Undang-Undang Hukum Acara Pidana
diluar daerah hukum penyidik dapat Dengan Penjelasan Resmi dan Komentar
dilakukan sebagai berikut : (Serta Peraturan Pemerintah R.I No. 27
- Penyidik yang bersangkutan dapat Tahun 1983 Tentang Pelaksanaannya).
melakukan sendiri. Bogor : Politeia.
- Penyitaan dilakukan dengan jalan Kuffal, HMA, SH. 2005. Tata Cara
minta bantuan. Penggeledahan dan Penyitaan. Umm
Press.
Saran Prodjodikoro, Prof. Dr. Wirjono, SH.. Asas-
1. Dalam upaya melakukan tindakan Asas Hukum Pidana di Indonesia.
penyitaan penyidik harus mengikuti Bandung : PT. Eresco Jakarta.
aturan-aturan yang sudah ditetapkan Ranoemihardja, R. Atang, SH.. 1983. Hukum
KUHAP agar tidak terjadi pelanggaran- Acara Pidana Studi Perbandingan Antara
pelanggaran HAM terhadap masyarakat Hukum Acara Pidana Lama (HIR DLL)
yang merasa dirugikan oleh penyidik Dengan Hukum Acara Pidana Baru
pada saat melakukan tindakan (KUHAP). Bandung : Tarsito.
penyitaan. Samosir, C. Djisman, SH., MH.. 2013.
2. Untuk mencegah terjadinya Segenggam Tentang Hukum Acara
ketidakpastian hukum mengenai Pidana. Bandung : Nuansa Aulia.
tindakan penyitaan diluar daerah hukum Tim Pengajar Kementrian Pendidikan
penyidik maka dalam upaya revisi Nasional Universitas Sam Ratulangi
KUHAP perlu dibuat ketentuan secara Fakultas Hukum. Bahan Ajar Hukum
jelas yang mengatur mengenai tindakan Pidana. Manado.
penyitaan di luar daerah hukum Wisnubroto, Al & Widiartana, G. 2005.
penyidik. Pembaharuan Hukum Acara Pidana.
Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
DAFTAR PUSTAKA Zen, A. Patra M. & Hutagalung, Daniel.
Alfitra, SH.,MH. 2012. Hukum Pembuktian 2006. Panduan Bantuan Hukum di
Dalam Beracara Pidana, Perdata dan Indonesia Pedoman Anda Memahami
Korupsi di Indonesia Edisi Revisi. Jakarta : dan Menyelesaikan Masalah Hukum.
Niaga Swadaya. Jakarta : Sentralisme Production.
Hamzah, Andi, SH.. 1991. Asas-Asas Hukum Suara Pembaruan. (2013, 29 November).
Pidana. Jakarta : Rineka Cipta. Penggeledahan dan Penyitaan Polda
Harahap, M. Yahya. 1993. Pembahasan Dinilai Tak Sesuai Aturan. Diperoleh 01
Permasalahan dan Penerapan KUHAP Maret 2014, dari
Jilid I. Pustaka Kartini. http://suarapembaruan.htm/Penggeleda
Harahap, M. Yahya. 2003. Pembahasan ha_dan_Penyitaan_Polda_Dinilai_Tak_S
Permasalahan dan Penerapan KUHAP esuai_Aturan
Pemeriksaan Sidang Pengadilan,
Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali
Edisi Kedua. Jakarta : Sinar Grafika.
Kanter, E.Y, SH. & Sianturi, S.R, SH.. 2002.
Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia

85

Anda mungkin juga menyukai