Anda di halaman 1dari 5

Prosiding PRO POLTEK Diseminasi Hasil Penelitian ISSN : 2089-2144

ANALISIS TOTAL HARMONIC DISTORTION ( THD % ) ARUS


SECARA TEKNIS
PADA GARDU DISTRIBUSI POLITEKNIK NEGERI MALANG
Heri sungkowo1,Slamet.N2, M.Mieftah 3
Jurusan Teknik Elektro, Program Studi Teknik Listrik, Politeknik Negeri Malang
2
e-mail: herisungkowo@yahoo.com1, Slamet.N@yahoo.com

Abstract - With the standard IEEE 519-1992 antar fasa membentuk 120˚. jika terjadi
Refers harmonics can be identified by comparing the ketidakseimbangan maka di titik netral akan mengalir
measurement results with those standards so it can be arus yang menyebabkan adanya losses daya pada
known whether a certain point (point of common sistem tenaga listrik. Menurut standar IEEE Std 446-
coupling) are harmonics. Where the percentage of 1980 ketidakseimbangan beban yang diijinkan adalah
allowable voltage below 69 kV attached to harmonic 5%. Pada sistem 3 phasa beban non-linier, distorsi
voltage is 5% while for Total Harmonic Distortion harmonisa akan menyebakan kondisi tak seimbang.
(THD%)current is 15% .with their harmonic currents Menurut IEEE Standard 519-1992, IHD tegangan
will produce additional power to function improperly. tidak boleh melebihi 3% dan untuk THD tegangan
So that power quality will be bad and may result in an tidak boleh melebihi 5 %. Sedangakan untuk
increase in the value of energy used. harmonisa arus batas toleransi THD arus adalah
One cause of the power loss is three fasa.Normal load sebesar 15 %. Tujuan dari penelitian ini diharapkan
imbalance, phase R, Sdan T should the same and the akan diperoleh hasil sebagai berikut :
angles formed equally between phases which form a 1. Dapat mengetahui nilai %THD arus
120˚. If the loads are conducive diketidakseimbangan, 2. Menentukan dan menghitung kerugian teknis akibat
then at the point of neutral current is generated not adanya Total Harmonic Distortion( THD % ) arus
only from an imbalance of the load, but rather, that of terhadap kualitas daya
triplen harmonics or multiples of three odd harmonics
(3rd harmonic, 9th, 15th) which tzero harmonic II. TINJAUAN PUSTAKA
sequences.
At peak periods, according to calculations of the
2.1. Kualitas Daya Listrik
average neutral current arising from zero-order
Menurut standard IEEE (Institute of
harmonics is at 100.02 A. Meanwhile, when the
Electrical and Electronics Engineer), kualitas daya
average load neutral currents arising from 87.85
didefinisikan sebagaisebagai konsep dari daya dan
harmonisa.Oleh because it can be concluded that
pentanahan perlatan elektronik yang sensitif untuk
besides causing the neutral current load imbalance is
kesesuaian pemakain pada peralatan. Power Quality
zero order harmonics (3,9,15, .. etc) and in this
merupakan perlengkapan listrik yang diperbolehkan
condition harmonics dominate the flow of neutral
pada tiap fungsi peralatan yang diharapkan oleh
current than a load imbalance. At the time of peak
pemakai tanpa adanya rugi – rugi yang mempengaruhi
load can be found that the total loss of power is
performance atau sesuai dengan yang
48,96kW with the percentage of technical losses
diharapkan,Kualitas Daya tersebut dipengaruhi oleh
amounted to 29.58% of the power used. Meanwhile,
penggunaan jenis beban tertentu yang dapat
when the average load was found that the total loss of
mengakibatkan turunnya efisiensi. Jenis beban-beban
power is 43,18kW with lossesnya percentage
yang mempengaruhi kualitas daya listrik adalah beban-
amounted to 29.23% of the power used on the average
beban induktif dan beban non-linier.
load time.
Kualitas Daya yang buruk antara lain
.
terjadi karena rugi – rugi yang terlalu besar dan
pengaruh harmonisa akibat beban – beban non linier
Keywords : Total Harmonic Distortion( THD %
yang mengakibatkan kondisi tidak normal pada sistem.
)Current, Power Quality
Pada sistem 3 fasa non linier, distorsi harmonisa akan
menyebabkan kondisi tak seimbang pada sistem.
I. PENDAHULUAN
2.2. Transformator
1.1 Latar Belakang Transformator adalah suatu alat listrik yang
dapat memindahkan dan mengubah energy listrik dari
Ketidakseimbangan adalah gejala perbedaan besarnya satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik
tegangan dan arus dalam sistem tiga fasa serta sudut yang lain melalui suatu gandengan magnet dan
fasanya. (Roger C. Dugan, 1996). Salah satu penyebab berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet.* (*Zuhal,
losses daya ialah ketidakseimbangan beban. Dasar Teknik Tenaga Listrik).Transformator terdiri
Ketidakseimbangan beban ini mengakibatkan arus atas sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan dua
antar fasa tidak seimbang. Padahal untuk keadaan buah kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan
normalnya, fasa R,S dan T harus mempunyai besar sekunder.Penggunaan transformator yang sederhana
yang sama dan sudut yang terbentuk juga sama yaitu dan handal memungkinkan dipilihnya tegangan yang

UPT. P2M Politeknik Negeri Malang, Oktober 2016 1


Prosiding PRO POLTEK Diseminasi Hasil Penelitian ISSN : 2089-2144

sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan serta ke-3.Standar harmonisa menurut IEEE 519 tahun 1992
merupakan salah satu sebab penting bahwa arus bolak- untuk THD arus adalah maksimal sebesar 8 %
balik sangat banyak dipergunakan untuk pembangkitan sedangkan untuk THD tegangan adalah 8 %
dan penyaluran tenaga listrik.
Prinsip kerja transformator adalah Tabel 2.1 Standar Harmonisa Arus
berdasarkan hukum Ampere dan hukum Faraday,
yaitu: arus listrik dapat menimbulkan medan magnet
dan sebaliknya medan magnet dapat menimbulkan arus
listrik. Jika pada salah satu kumparan pada
transformator diberi arus bolak-balik maka jumlah
garis gaya magnet berubah-ubah. Akibatnya pada sisi
primer terjadi induksi. Sisi sekunder menerima garis
gaya magnet dari sisi primer yang jumlahnya berubah-
ubah pula. Maka di sisi sekunder juga timbul induksi,
akibatnya antara dua ujung terdapat beda tegangan.
Konstruksi dan Prinsip Kerja transformator
tiga fasa.Sebuah transformator 3 fasa dapat diperoleh
dari 3 buah transformator satu fasa atau unit ( sumber : Standar IEEE 519 – 1992)
transformator 3 fasa. Jika suplai 3 fasa yang digunakan
adalah , dan dan masing-masing menghasilkan Tabel 2.2 batas distorsi tegangan harmonisa
maksimum
fluks ( , dan ) yang masing-masing fluks beda
fasa 120º, maka berdasarkan hukum faraday pada
lilitan primer dan lilitan sekunder masing-masing akan
menghasilkan ggl induksi dan masing-masing fasa juga
berjarak 120º.
Transformator yang digunakan pada Laporan
Tugas Akhir ini adalah transformator yang berada di
kampus 2 Politeknik Negeri Malang dengan trafo 3
fasa dan daya nominal 500 kVA. Adapun spesifikasi ( sumber : Standar IEEE 519 – 1992)
transformator adalah sebagai berikut :
Merek : UNINDO Gelombang non sinusoidal di atas dapat terbentuk
Jenis Trafo : Transformator 3 fasa dengan menjumlahkan gelombang – gelombang
Frekuensi : 50 Hz sinusoidal, seperti terlihat pada gambar ini :
Daya nominal : Primer : 500 kVA,
Sekunder: 500 kVA
Bentuk Hubungan : DYN5
Tegangan Nominal : Primer : 20.000 V
Sekunder : 400 V
Arus Nominal : Primer : 14,4 A
Sekunder : 720 A
Tegangan Hubung Singkat : 4 %
Jumlah Berat : 1830 Kg
Berat Minyak : 450 Kg

2.3 Definsi Harmonisa

Pada dasarnya harmonisa didefinisikan sebagai


satu komponen sinusoidal dari satu periode gelombang
yang mempunyai satu frekuensi yang merupakan
kelipatan integer dari gelombang fundamentalnya.
Dengan kata lain harmonisa adalah gelombang-
gelombang sinus dengan frekuensi kelipatan dari
frekuensi sumber, dan apabila frekuensi kelipatan
tersebut digabungkan dengan gelombang sinus akan
menghasilkan gelombang non-sinus (terdistorsi).
Gelombang-gelombang tersebut kemudian menumpang
pada gelombang murni atau aslinya sehingga terbentuk
gelombang cacat yang merupakan jumlah antara
gelombang murni sesaat dengan gelombang Gambar 2.1. Gelombang Fundamental Harmonik
harmonisanya.Gambar gelombang di bawah ini Ketiga *)
merupakan penggabungan antara gelombang sinus
*
fundamentalnya dengan gelombang harmonisa urutan ) Power quality, C, SANKARAN hal 80

UPT. P2M Politeknik Negeri Malang, Oktober 2016 2


Prosiding PRO POLTEK Diseminasi Hasil Penelitian ISSN : 2089-2144

Sedangkan frekuensi harmonik adalah suatu frekuensi III. METODE PENELITIAN


yang menyebabkan cacatnya gelombang amplitudo
dalam suatu sistem tenaga listrik. Jika frekuensi Metode penelitian mengacu pada diagram alir dibawah
fundamental suatu sistem tenaga adalah f0, maka ini :
frekuensi harmonisa orde ke-h adalah hf0.
Misalnya, frekuensi dasar suatu sistem tenaga listrik
adalah 50 Hz, maka harmonisa keduanya adalah
gelombang dengan frekuensi sebesar 100 Hz,
harmonisa ketiga adalah gelombang dengan frekuensi
sebesar 150 Hz dan seterusnya.(Power Quality
Sankaran 82)
Harmonisa memiliki bentuk gelombang kelipatan dari
gelombang dasar (fundamental). Urutan harmonisa
dapat memperlihatkan bentuk gelombangnya. Sebagai
contoh untuk urutan harmonisa orde ke-3 (3th)
memiliki bentuk gelombang sebanyak 3 kali lebih
banyak daripada gelombang dasar begitupula dengan
urutan harmonisa lainya, hanya saja yang berbeda dari
gelombang dasarnya adalah amplitudo dari gelombang
harmonisa lebih kecil dibandingkan dengan amplitudo
gelombang dasar (fundamental) dan bila urutan
harmonisa semakin tinggi, maka amplitudo
gelombangnya akan semakin kecil. Pada gambar 3.1 diagram alir diatas dapat diuraikan
Agar dapat mempermudah kita dalam membaca dan sebagai berikut:
menentukan gelombang harmonisa urutan yang ke n, a) Persiapan yang dilakukan:
maka kita harus mengacu pada bentuk gelombang 1. Persiapan pembuatan alat
fundamental (pada frekuensi 50 Hz). Gelombang 2. Persiapan pengambilan dan analisa data
frekuensi fundamental kita jadikan sebagai referensi b) Data pegnukuran yang diambil dengan power
untuk membaca gelombang harmonisa. Sebagai contoh logger:
untuk harmonisa urutan ke-3, maka bentuk 1. Tegangan (V) Fasa – Netral, Fasa - Fasa
gelombangnya akan berosilasi sebanyak 3 kali (3 buah 2. Arus (A) Fasa dan Arus Netral
gelombang) didalam 1 gelombang fundamental, untuk 3. Frekuensi
harmonisa urutan ke-4, maka bentuk gelombangnya 4. Power Faktor masing-masing fasa dan PF total
akan berosilasi sebanyak 4 kali (4 buah gelombang) 5. Individual Harmonik /IHD (%) dan Total
didalam 1 gelombang fundamental, dan seterusnya. Harmonic Distortion (THD %) tegangan (V) Line-
Line dan Line - Netral
6. Individual Harmonik /IHD (%) Total Harmonic
Distortion (THD %) Arus masing-masing fasa dan
netral
7. Daya : P (kW), S (kVA), Q (kVAR) dan Energi :
kWh, kVAh dan kVARh
c. Analisa:
1. Analisa Tegangan (L-L) dan (L-N)
2. Analisa Arus Fasa (A)/ ketidakseimbangan
3. Analisa Arus Netral (A)
4. Analisa Harmonisa Penyebab Arus Netral
5. Analisa Losses Daya dan Losses Energi
6. Perbandingan data yang diambil dengan
pengukuran dengan hasil perhitungan

b) Kesimpulan:
Kesimpulan adalah hasilanalisa dengan
membandingkan dengan standar yang ada atau
peraturan- peraturan instalasi.

IV.PEMBAHASAN

Gambar 2.2. Bentuk gelombang harmonisa pada tiap 4.1 THD Arus
orde.*) Pada pembahasan ini, kami menggunakan standar
IEEE. IEEE 519-1992 tentang standar THD Arus
3. *) Handbook Power Quality Sankaran
adalah sebagai berikut:

UPT. P2M Politeknik Negeri Malang, Oktober 2016 3


Prosiding PRO POLTEK Diseminasi Hasil Penelitian ISSN : 2089-2144

terpakai pada waktu beban puncak.


Tabel 4.1 Standar IEEE
4.5.1. Pada Beban Rata-Rata
Untuk perhitungan rugi daya ini, kita
mengambil rata-rata beban puncak selama 4 hari, yaitu
rata-rata bebanpuncak untuk tanggal 11,12, 15 dan 16
Juli 2015 .Diketahui sebagai berikut :

(Sumber :IEEE 519-1992) IN rata – rata 4 hari = 91,8 A


RN = 0,124 Ω( RDC kabel NYY 150 mm2 ) + 5Ω
Dari table diatas dapat diketahui untuk sistem yang (karena ground
kami ukur berada berada pada tegangan 380/220 V, tahanan tidak diukur maka menggunakan standard
sedangkan range arus berada pada kisaran 40 A ≤ I < grounding SPLN 1978)
400 A yang berarti batas toleransi THD arus adalah PN = IN2. ( RN )
sebesar 15 %. Sedangkan untuk data pengukuran THD = 91,82 .( 5,124 )
arus adalah sebagai berikut: = 43181,18 W = 43,18kW
Dari data perhitungan diatas dapat ditemukan bahwa
total rugi daya yang diakibatkan oleh arus netral ialah
sebesar 43,18KW
Untuk mencari prosentase rugi daya pada beban rata-
rata adalah sebagai
berikut: PN = 43,18kW. Total daya terpakai pada
beban puncak rata-rata =
147,71 kW. Sehingga prosentase rugi daya adalah :
= x 100%

= x 100%

= 29,23 %
Jadi rugi daya yang muncul adalah sebesar 29,23%
Gambar 4.1 Grafik THD Arus dari daya terpakai pada
waktu beban rata-rata.

4.5 Pada Beban Puncak : V.KESIMPULAN DAN IMPLIKASI


Untuk perhitungan rugi daya ini, kita
mengambil rata-rata beban puncak selama 4 hari, yaitu 5.1. Kesimpulan
rata-rata bebanpuncak untuk tanggal 11,12, 15 dan 16
Juli 2015.Data yang dibutuhkan ialah sebagai berikut : 1. Pada saat beban puncak, dari perhitungan, arus
IN rata – rata = 97,75 A netral rata-rata yang timbul akibat harmonisa urutan
RN = 0,124 Ω( RDC kabel NYY 150 mm2 ) + 5Ω nol ialah sebesar 100,02 A, sedangkan arus netral
(karena ground tahanan tidak diukur maka yang ditimbulkan oleh ketidakseimbangan beban
menggunakan standard grounding dari hasil perhitungan ialah sebesar 15,21 A dan
SPLN 1978) = 5,124Ω total arus netral yang terukur di alat ukur yaitu
PN = IN2. RN sebesar 97,75 A.
= 97,752 . 5,124 Sedangkan pada saat beban rata-rata arus netral
= 48960,14 W = 48,96 kW yang timbul akibat dari harmonisa adalah sebesar
Dari data perhitungan diatas dapat ditemukan bahwa 87,85 A dan pada pengukuran arus netral adalah
total rugi daya yang diakibatkan oleh arus netral ialah sebesar 91,8 A. Oleh karena itu dapat disimpulkan
sebesar 48,96 kW. bahwa penyebab timbulnya arus netral selain
Untuk mencari prosentase rugi daya pada rata-rata ketidakseimbangan beban ialah harmonisa urutan
beban puncak denganPN = 48,96kW dan Total daya nol (3,9,15,..dst) dan pada kondisi ini harmonisa
terpakai pada beban puncak rata-rata = 165,5 kW lebih mendominasi terhadap mengalirnya arus
Sehingga prosentase rugi daya adalah : netral daripada ketidakseimbangan beban

= x 100% 2. Arus netral yang pada dasarnya ialah losses, akan


mengahasilkan kerugian secara teknis. Pada saat
beban puncak dapat ditemukan bahwa total rugi
= x 100%
daya yang diakibatkan oleh arus netral ialah sebesar
= 29,58 % 48,96 kW. Dan prosentase rugi daya yang muncul
Jadi prosentase rugi daya yang muncul adalah sebesar adalah sebesar 29,58 % dari daya terpakai
29,58 % dari daya Sedangkan pada saat beban rata-rata dapat
ditemukan bahwa total rugi daya yang diakibatkan

UPT. P2M Politeknik Negeri Malang, Oktober 2016 4


Prosiding PRO POLTEK Diseminasi Hasil Penelitian ISSN : 2089-2144

oleh arus netral ialah sebesar 43,18 KW dan


prosentase lossesnya adalah sebesar 29,23 % dari
daya terpakai pada waktu beban rata-rata
5.2. Saran

1. Karena hasil pengukuran untuk harmonisa melebihi


dari standar IEEE dan menyumbang arus netral yang
lebih banyak dari pada ketidakseimbangan beban yang
mengakibatkan losses maka disarankan untuk
mengurangi ataupun mengeliminasi kandungan
harmonisa. Salah satu cara ialah menggunakan filter
pasif.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional, Persyaratan Umum


Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000), Yayasan PUIL,
Jakarta 2000.
C. Sankaran, Power Quality, USA : CRC Press LLC,
2002.
J. Arrilaga, Bradley D.A., Bodger P.S., Power System
Harmonics, New York: John Wiley & Sons, 2003.
M Chan , Kai M , Power Quality Refference,
Roger C. Dugan, Mark F. McGranaghan, H. Wayne
Beaty, Electrical Power System Quality, New York :
McGraw-Hill, 1996.
Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, ITB Bandung, Bandung,
1991.

UPT. P2M Politeknik Negeri Malang, Oktober 2016 5

Anda mungkin juga menyukai