Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam kehidupan saat ini
untuk perkembangan suatu bangsa. Pendidikan dapat dikatakan baik jika
menghasilkan sumber daya yang sangat berkualitas. Seperti khususnya dalam
pendidikan kejuruan, yang perlu menghasilkan sumber daya yang sangat bagus
seperti yang diharapkan. Namun kenyataan masih banyak lulusan yang masih belum
sesuai dengan harapan saat setelah lulus dalam pendidikannya.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu pendidikan yang
diharapkan dapat menghasilkan sumber daya berkualitas tinggi untuk industri yang
akan ditujunya. Seperti halnya SMK memang bertujuan untuk mempersiapkan siswa
bisa berkerja dengan bidang keahliannya, untuk memperkenalkan dunia kerja yang
sesungguhnya (Sisdiknas UU No. 20 Tahun 2013).
Siswa SMK sendiri membutuhkan berbagai macam keterampilan yang perlu
disiapkan dalam memasuki dunia kerja. Agar tidak merasakan kesulitan dan mampu
menyesuaikan diri dalam lingkunga kerja yang sebelumnya masih belum pernah
diikuti oleh siswa. Bennet (2006 :1) menyebutkan bahwa tantangan terbesar di dunia
pendidikan saat ini adalah menghasilkan lulusan yang dapat memiliki kemampuan
akademik (academic skills), kemampuan pada penguasaan keterampilan (technical
skills), dan kemampuan employabilitas (employability skills) yang sama/seimbang.
Tidak hanya basic skills dan juga technical skills atau keterampilan yang
digelutinya, dunia kerja dan industri memerlukan keterampilan employabilitas atau
generic skills yang harus dimiliki setiap individu sebagai calon tenaga kerja yang
sesuai dengan karakteristik iklim kerja saat ini (Hanafi, 2012). Keterampilan
employabilitas ini berisikan tentang kemampuan bekerja seseorang dengan
bermacam-macam situasi dan dapat berpikir kritis dalam berbagai suasana,
berkomunikasi secara efektif, terdapat kekuatan dan semangat untuk belajar terus
menerus dan bekerja.

1
2

Perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan yang dapat membuat siswa siap
dalam menghadapi rintangan dan persaingan yang ada dalam dunia kerja.
Peningkatan tersebut bertujuan dapat memberikan solusi dari masalah yang ada
terhadap tantangan pendidikan khususnya pendidikan kejuruan. Salah satu upaya
peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan proses pembelajaran yang
dilakukan di sekolah. Diharapkan untuk proses pembelajaran yang dilaksanakan
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Peran guru sangat penting juga dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu dapat
dilakukan dengan memilih aktifitas belajar yang tepat bagi siswa. Seperti hasil
penelitian Hikmah, dkk. (2015) menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan
antara keaktifan siswa dalam pembelajaran terhadap salah satu keterampilan yaitu
komunikasi interpersonal. Keaktifan siswa dapat menghasilkan keterampilan serta
membantu siswa dalam memahami materi yang dipelajari jika keaktifannya sesuai
dengan tujuan yang dilakukannya. Tidak luput juga pemilihan model dan metode
yang tepat dalam pembelajaran dapat membuat siswa mudah memahami materi yang
diajarkan. Sehingga tujuan pembelajaran sendiri dapat tercapai sesuai yang
diinginkannya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang terjadi dalam proses pembelajaran Komputer
dan Jaringan Dasar di SMKN 11 Malang, diketahui proses pembelajaran yang
digunakan yaitu masih menggunakan teacher center, yang berarti pembelajaran yang
dilakukan masih berpusat terhadap guru. Seperti halnya menjelaskan materi secara
lisan serta terdapat pertanyaan di sela-sela menjelaskan dan memberikan tugas
kepada siswa. Efek yang ditimbulkan dengan hal tersebut yaitu siswa kurang aktif,
cenderung malas untuk menulis maupun membaca materi yang diberikan sebelum
diberikan perintah oleh guru. Siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang kurang
menarik. Siswa dituntut untuk dapat menyelesaikan masalah. Terkadang siswa juga
diam saat guru memberikan kesempatan mengajukan pertanyaan bagi yang masih
belum memahami materi dan mengemukakan pendapat tentang materi yang
dijelaskan. Saat pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning dan Project Based Learning. Penggunaan kedua model pembelajaran
3

tersebut menyesuaikan pada keadaan siswa apakah tepat jika menggunakan model
pembelajaran PBL atau PJBL.
Tidak hanya masalah keaktifan siswa, nilai rata-rata Ujian Tengah Semester
(UTS) mata pelajaran komputer dan jaringan dasar siswa TKJ 1 yaitu 70% masih
berada dibawah KKM (76) dari 34 siswa. Kelas TKJ 2 memiliki nilai rata-rata UTS
yaitu 82% dibawah KKM (76) dari 34 siswa. Kelas TKJ 3 memiliki nilai rata-rata
UTS yaitu 82% dibawah KKM (76) dari 34 siswa. Kelas TKJ 2 memiliki nilai rata-
rata UTS yaitu 82% dibawah KKM (76) dari 34 siswa. Penyebab terjadinya masalah
tersebut karena siswa masih mengalami kesulitan dalam membuat konsep terkait
materi yang telah dijelaskan/diterima. Seperti halnya ketika guru memberikan
perintah untuk mencatat materi atau menjelaskan materi yang telah disampaikan,
siswa cenderung masih merasa bingung dan jawaban yang disampaikan cenderung
mengulang kata-kata yang sudah disampaikan oleh guru meskipun masih terdapat
yang diam. Meskipun mata pelajaran komputer dan jaringan dasar termasuk kedalam
pelajaran produktif sebagai langkah awal agar siswa mampu memahami pelajaran
jaringan selanjutnya. Oleh karena itu diperlukan suatu solusi yang dapat mengatasi
masalah tersebut.
Setelah melakukan pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa masalah yang
sering terjadi, yaitu guru kurang mampu mengkombinasikan variasi model dan
metode pembelajaran yang tepat untuk memberikan rangsangan kepada siswa agar
lebih aktif saat proses belajar mengajar. Penelitian ini sendiri dilakukan untuk
mengetahui seberapa efektifkah penggunaan variasi model dan metode pembelajaran
ini agar menghasilkan meningkatkan keaktifan siswa sehingga mendukung
kepemahaman konsep siswa yaitu Problem Based Learning (PBL) dipadu metode
individual terbimbing dan Problem Based Learning (PBL) dipadu metode tutorial.
Alasan pemilihan penggunaan model Problem Based Learning (PBL) ini sendiri
agar siswa dapat belajar lebih aktif dan dapat mengetahui materi dari permasalahan
yang diberikan oleh guru. Menurut Glazer (2001) menyatakan PBL lebih
menekankan belajar sebagai proses yang melibatkan pemecahan masalah dan berpikir
lebih kritis dalam konteks yang sebenarnya. Glazer juga menjelaskan bahwa PBL
4

memberikan peluang kepada siswa agar dapat mengeksplore hal lebih luas yang
berfokus terhadap persiapan siswa untuk menjadi warga Negara yang aktif dan
bertanggung jawab. Model ini cocok untuk siswa agar dapat memecahkan masalah
yang realistis, menekankan penggunaan komunikasi, kerjasama, dan mengembangkan
keterampilan setiap siswa.
Metode peembelajaran individual terbimbing, dalam penerapannya menjadikan
guru sebagai kontrol/pengatur dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan.
Pemilihan metode individual terbimbing ini juga berdasarkan hasil penelitian Bara
(2015) menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan
metode ini. Hasil pengamatan juga menunjukan, siswa memiliki tingkat kemampuan
yang berbeda-beda terlihat dari pemahaman materi dan nilai pelajaran dari setiap
siswa. Oleh karena itu metode individual terbimbing ini dipilih sebagai terobosan
yang dapat meningkatkan proses pembelajaran.
Penggunaan metode tutorial yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu tutorial
teman sebaya, seperti dalam penerapannya siswa yang memiliki kemampuan/keahlian
yang lebih dari teman lainnya membantu temannya atau menjadi tutor. Alasan yang
digunakan dalam penggunaan metode ini yaitu berdasarkan penelitian Pertiwi (2018)
menunjukkan terdapat pengaruh positif antara penerapan metode tutor sebaya
terhadap efikasi diri dan hasil belajar dari siswa. Sedangkan hasil pengamatannya
sendiri juga menunjukkan karakteristik siswa di kelas lebih percaya diri dan bertanya
kepada teman yang memiliki kemampuan lebih darinya tanpa terdapat rasa malu.
Untuk teman yang memiliki kemampuan lebih dari teman lainnya, dalam penjelasan
materi dilakukan dengan cara menggunakan bahasa mereka sendiri agar lebih mudah
dipahami oleh temannya. Metode ini akan menjadi efektif jika diterapkan dalam
proses pembelajaran, karena siswa tidak merasa malu bertanya jika mengalami
kesulitan dan juga dapat mudah mengerti penjelasan.
Berdasarkan penjelasan masalah yang ada, hal yang diperlukan untuk
menghasilkan perpaduan model dan metode pembelajaran yang lebih efektif,
diperlukan perbandingan yang memadukan model dan metode pembelajaran. Oleh
karena itu penelitian ini berjudul “Perbandingan Penerapan Model Pembelajaran
5

Problem Based Learning (PBL) dipadu Metode Individual Terbimbing dan Model
Problem Based Learning (PBL) dipadu Metode Tutorial terhadap Keaktifan dan
Pemahaman Konsep Mata Pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar Siswa Kelas X
TKJ di SMKN 11 Malang”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, rumusan masalah
dalam penilitian ini adalah:
1. Bagaimanakah deskripsi keaktifan dan pemahaman konsep belajar mata
pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar karena pengaruh penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning dipadu metode individual terbimbing
pada siswa kelas X Teknik Komputer dan Jaringan Dasar di SMKN 11 Malang.
2. Bagaimanakah deskripsi keaktifan dan pemahaman konsep belajar mata
pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar karena pengaruh penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning dipadu metode tutorial pada siswa kelas
X Teknik Komputer dan Jaringan Dasar di SMKN 11 Malang.
3. Bagaimanakah signifikansi keaktifan belajar Komputer dan Jaringan Dasar
karena pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dipadu
metode individual terbimbing dan model Problem Based Learning dipadu
metode tutorial pada siswa kelas X Teknik Komputer dan Jaringan Dasar di
SMKN 11 Malang.
4. Bagaimanakah signifikansi pemahaman konsep belajar Komputer dan Jaringan
Dasar karena pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
dipadu metode individual terbimbing dan model Problem Based Learning dipadu
metode tutorial pada siswa kelas X Teknik Komputer dan Jaringan Dasar di
SMKN 11 Malang.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan, tujuan dalam penelitian ini
adalah:
6

1. Mendeskripsikan keaktifan dan pemahaman konsep belajar mata pelajaran


Komputer dan Jaringan Dasar karena pengaruh penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning dipadu metode individual terbimbing pada siswa kelas
X Teknik Komputer dan Jaringan Dasar di SMKN 11 Malang.
2. Mendeskripsikan keaktifan dan pemahaman konsep belajar mata pelajaran
Komputer dan Jaringan Dasar karena pengaruh penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning dipadu metode tutorial pada siswa kelas X Teknik
Komputer dan Jaringan Dasar di SMKN 11 Malang.
3. Mengetahui signifikansi keaktifan dan pemahaman konsep belajar Komputer dan
Jaringan Dasar karena pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning dipadu metode individual terbimbing dan model Problem Based
Learning dipadu metode tutorial pada siswa kelas X Teknik Komputer dan
Jaringan Dasar di SMKN 11 Malang.
4. Mengetahui signifikansi pemahaman konsep belajar Komputer dan Jaringan
Dasar karena pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
dipadu metode individual terbimbing dan model Problem Based Learning dipadu
metode tutorial pada siswa kelas X Teknik Komputer dan Jaringan Dasar di
SMKN 11 Malang.

D. Hipotesis Penelitian
Ha1 : Terdapat signifikansi perbedaan keaktifan belajar Komputer dan
Jaringan Dasar karena pengaruh penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning dipadu metode individual terbimbing dan model Problem
Based Learning dipadu metode tutorial pada siswa kelas X Teknik
Komputer dan Jaringan Dasar di SMKN 11 Malang.
Ha2 : Terdapat signifikansi perbedaan pemahaman konsep belajar Komputer
dan Jaringan Dasar karena pengaruh penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning dipadu metode individual terbimbing dan model
Problem Based Learning dipadu metode tutorial pada siswa kelas X
Teknik Komputer dan Jaringan Dasar di SMKN 11 Malang.
7
8

E. Manfaat Penelitian
a. Bagi siswa; (1) membantu meningkatkan keaktifan dan motivasi belajar, (2)
memberikan pengalaman belajar yang baru dan menyenangkan dan (3)
meningkatkan pemahaman konsep pada mata pelajaran Komputer dan Jaringan
Dasar.
b. Bagi guru, memberikan inovasi baru tentang pertimbangan perpaduan model dan
metode pembelajaran yang tepat dan efektif untuk proses pembelajaran pada
mata pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar.
c. Bagi sekolah, dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan pemahaman
konsep siswa SMKN 11 Malang melalui proses pembelajaran yang dilalui di
kelas sehingga meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
d. Bagi peneliti, hasil penilitian ini dapat digunakan sebagai rujukan untuk
melakukan penilitian lebih lanjut demi meningkatkan kualitas pembelajaran.

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Masalah


Ruang lingkup dan keterbatasan pada penelitian ini adalah:
1. Subjek yang digunakan untuk penelitian ini merupakan siswa kelas X TKJ 1 dan
3 di SMKN 11 Malang.
2. Aspek yang dilakukan untuk pengukuran yaitu variable bebas dan terikat pada
mata pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar.
3. Penelitian dilaksanakan di SMKN 11 Malang program keahlian Teknik
Komputer dan Jaringan kelas X pada semester genap tahun ajaran 2020/2021.
4. Aspek keaktifan yang diteliti, yaitu: (a) kegiatan visual, (b) kegiatan lisan, (c)
kegiatan mendengarkan, (d) kegiatan menulis, (e) kegiatan mental, dan (f)
kegiatan emosional.
9

G. Definisi Operasional
1. Model Pembelajaran Problem Based Learning Dipadu Metode Individual
Terbimbing
Model pembelajaran Problem Based Learning dipadu metode individual
terbimbing yaitu, setiap langkah yang terdapat kegiatan inti pembelajaran akan
dibuat berdasarkan sintaks dari model pembelajaran Problem Based Learning
dan sintaks metode pembelajaran individual terbimbing akan disisipkan pada
setiap aktifitas yang akan dilakukan terhadap langkah kegiatan.
2. Model Pembelajaran Problem Based Learning Dipadu Metode Tutorial
Model pembelajaran Problem Based Learning dipadu metode individual
terbimbing yaitu, setiap langkah yang terdapat kegiatan inti pembelajaran akan
dibuat berdasarkan sintaks dari model pembelajaran Problem Based Learning dan
sintaks metode pembelajaran tutorial akan disisipkan pada setiap aktifitas yang
akan dilakukan terhadap langkah kegiatan.
3. Keaktifan
Keaktifan belajar merupakan salah satu unsur dasar yang penting untuk
keberhasilan suatu proses pembelajaran. Indikator yang digunakan untuk
mengetahui keaktifan belajar siswa yaitu; (a) kegiatan visual, (b) kegiatan lisan,
(c) kegiatan mendengarkan, (d) kegiatan menulis, (e) kegiatan mental, dan (f)
kegiatan emosional.
4. Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep terhadap mata pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa agar berfikir secara logis untuk
memahami konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya terkait materi dari mata
pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar meliputi indikator sebagai berikut: (a)
dapat menyatukan ulang sebuah konsep, (b) mengklasifikasi objek menurut sifat-
sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, (c) memberi contoh dan bukan contoh
dari suatu konsep, (d) menyajikan konsep dalam bermacam bentuk representasi
secara matematis, (e) mengembangkan syarat yang diperlukan atau syarat cukup
dari suatu konsep, (f) menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur
10

atau operasi tertentu, dan (g) menerapkan konsep atau algoritma pada
penyelesaian masalah.
5. Mata Pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar
Mata pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar merupakan salah satu mata
pelajaran produktif yang terdapat pada program keahlian teknik komputer dan
informatika di SMKN 11 Malang. Pengambilan mata pelajaran komputer dan
jaringan dasar sendiri bertujuan untuk memberikan pengetahuan baru terhadap
siswa tentang materi jaringan dasar yang perlu diketahui. Dalam penelitian ini
materi yang difokuskan harus dikuasai yaitu KD 3.12 menerapkan pengalamatan
ip pada jaringan komputer.

Anda mungkin juga menyukai