Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PRAKTIK KLINIK ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PADA PASIEN Tn P DI RS AL FATAH AMBON

DISUSUN OLEH :

Nama : Yunita Mahmud fokaaya

Nim : 1240212020066

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA AKADEMI

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK III DR J,A,LATUMETEN

AMBON
LAPORAN PENDAHULUAN

STEMI ANTERIOR

A. DEFENISI

St elevasi miokard infark ( STEMI)adalah rusaknya bagian otot jantung secara permanen
akibat esifuensi aliran darah koroner oleh proses degeratif maupun di pengaruhi banyak
faktor dengan di tandai keluhan nyeri dada ,peningkatan enzim jantung dan ST pada
pemekriksaan EKG. in fak mokardium menunjukan suatu daerah mokardium akibat iskemia
total. MI akut yang terkenal sebagai “ serangan jantung “merupakan penyebab tunggal
tersering kematian di industry dan merupakan salah satu diaknosis rawat inap terseringadi
Negara maju ( kumar, 2007)

Infark miokard akut adalah iskemia atau nekrosis pada otot jantung yang di akibatkan karena
penurunan aliran darah melalui satu atau lebih arteri coroner ( doengos, 2003 ).

Stemi adalah cermin dari pembuluh darah koroner tertantu yang tersumbat total sehingga
aliran darahnya benar-benar berhenti, otot jantung yang di pendarahi tidak dapat nutrisi-
oksigen dan mati.(slyana,2005)

B. ETIOLOGI

Umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara oklusi trombhus pada plak
atereskotik yang sudah ada sebelumnya.ini disebabkan karena injuri yang di sebabkan oleh
faktor-faktor seperti merokok, hipertensi,dan akumulasi lipid (Nurarif AH & Hardik K 2013)

Menurut (slyana,2005)) STEMI terjadi jika thrombus arteri koroner terjadi secaracepat pada
lokasi injuri vascular,di mana injuri ini dicetuskan oleh faktor seperti merokok,hipertensi dan
akomodasi lipid.

Penyebab lain infark tanpa ateroksis karonaria antara lain emboli arteri koronaria anomali
arterikoronaria kongenital,spasme koronaria terisolasi,arteritis trauma,gangguanhematologik,
dan berbagai penyakit inflamasi sistematik ( libby,bonow, manny, zipes, 2008)

1. Faktor penyebab:

a. Suplai oksigen ke miocard berkurang yang di sebabkan oleh :


 Faktor pembuluh darah :
 Eterosklerosis
 Spasme
 Arteritis
 Faktor sir kulasi :
 Hipotensi
 Stenosis aurta
 Insufisiensi

 Faktor darah :
 Anemia
 Hipoksemia
 Polistemia

b. Curah jantung yang meningkat :


 Aktifitas berlebihan
 Emosi
 Makan terlalu banyak
 Hipetoroidisme
c. Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :

 Kerusakan miocard
 Hypertropimiocard
 Hypertensi diastolic
2. Faktor predisposisi :

a. Faktor resiko biologis yang tidak dapat di ubah


 Usia lebih dari 40 tahun
 Jenis kelamin : insiden pada pria tinggi sedangkan wanita meningkat setelah meno
pause
 Hereditas
 Ras : lebih tinggi, sedangkan pada wanita meningkat setelan menopause
b. Faktor resiko yang dapat di ubah :
 Mayor :
 Hyperledemia
 Hipertensi
 Merokok
 Diabetes
 Obesitas
 Diet tinggi lemak jenuh, kalor
 Minor :

 Inakfitas fisik
 Pola kebribadian tipe A ( emosional,agresif,ambisuius,kompetitif)
 Stresspsikologi berlebihan ( kasuari, 2002).

C. MANEFESTASI KLINIS

Nyeri dada penderita infak miokard serupa dengan nyeri angina tetapi lebih in tensif dan
berlangsung lama serta tidak sepenuhnya hilang dengan istrahat atau pun pembrian
nitrogiserin ( irmalita, 1996). Rasa nyeri hebat sekali sehingga penderita gelisah, takut,
berkeringat dingin dan lemas.pasien terus menerus mengubah posisunya di tempat tidur.hal
ini di lakukan untuk menemukan posisi dapat mengurangi rasa sakit, namun tidak berhasil.
Kulit terlihat pucat dan berkeringat serta ekstremitas biasanya tersa dingin (antaman, 2005).

Dari akultasi prokordium jantung. Di temukan suara jantung yang lemah pulsasinya juga sulit
di palpasi pada infak daerah interior, terdengar sistolik abnormal yang di sebabkan oleh
diskenesis otot-otot jantung. Penemuan suara jantung tambahan ( S3dan S4).penurunan
intensitas suara jantung dan Paradoxal splittingsuara jantung S2 merupakan pertanda
difungsi fertikel jantung. Jika di dengar seksama dapat terdengar friction rubperikard,
umumnya pada pasien infak miokard trasmular tipe STEMI ( antman,2005
D. KOMPLIKASI

Ada pun komplikasi yang terjadi pada pasien stemi adalah :

a. Difungsi vertikuler

Setelah stemi, ventrikel kiri akan mengalami perubahan serial dalam pembentuk ukuran dan
ketebalan pada segmen yang mengalami infak dan non infak. Proses uini di sebutromedeling
ventikuler dan umum nya mendahului perkembangan nya gagal jantung dalam klinis dalam
hitungan bulan atau tahun paska infak segera setelah infak sebelah kiri mengalami dilatasi.
Secara akut,hasil ini berasal dari inspansi infak al: slippage serat otot disrupsi sel miokardial
normal dan hilangnya jaringan dalam zona nekrotik

Selanjutnya terjadi pula pemajangan segmen non infak, mengakibatkan penipisan


yangdidispresional eronggasi zona infak pembesaran rongga jantung secara keseluruhan yang
terjadi dikaitkan ukuran dan lokasi infak,dengan dilatasi tersebar pasca infak pada aspek
ventrikel kiri yang mengakibatkan penurunan hemodinamik yang nyata lebih sering terjadi
gagal jantung dan prognosis lebih buruk progresivitas dilatasi dan konsekuensi dapat
menghambat dengan terapi inhibitor ACE dan vasebilator lain. Pada pasien dengan fraksi
injeksi <40%tanpa melihat ada nya gagal jantung, inhibiator ACEharus di berikan

b. Gangguan pemompaan ( pump failure )merupakan penyeban utama kematian di rumah


sakit pada STEMI. Perluasan iskemia mempunyai kolerasi yang baik dengan tingkat
gagal pompa dan mortalitas, baik pada awal ( 10 hari infak )dan sesudahnya tanda klinis
yang baik di jumpai pada ronkhi basah di paru dan bunyi jantung S3dan S4 galop pada
pemeriksaan rotgen di jumpai kongsti paru.
c. Gagal jantung
d. Syok kardiogenik
e. Perluasan IM
f. Emboli sitemik/atau pilmonal
g. Perikarditas
h. Ruptur
i. Ventrikel
j. Otot papilar
k. Kelainan septa ventrikel
l. Difungsi katup

E. PATOFISIOLOGI

STEMI umumnyan terjadi jika aliran darah coroner menurun secara mendadak setelah
oklusi thrombus pada plak arteroklerosik yang sudah ada sebelumnya.stenosis arteri koroner
berat yang bekerja secara lambat biasanya tidak menimbulkan STEMI karena
berkembangnya secara lambatnya biasanya tidak memicu STEMI karena berkembang
banyaknya korateral sepanjang waktu.STEMI terjadi jikatrombus arteri koroner terjadi secara
cepat pada lokasi ijury vaskural, dimana injury ini di cetuskan oleh faktor-faktor seperti
rokok,hipertensi dan akumulasi lipid.pada sebagian besar kasus,infak terjadi jika plak
arterosklerosis mengalami fisur,rupture,atau ulserasidan jika kondisi local atau sistemik
memicu trombogenesis,sehingga terjadi thrombus mural pada lokasi rupturyang
mengakibatkan oklusi arteri koroner.penelitian hostologis menunjukan plak koroner
cenderung mengalami ruptur jika mempunyai fibrous cap yang tipis dan inti kaya lipid (lipid
rich core) pada STEMI gambaran patologis klasik terdiri dari fibrin rich red thrombus yang
di prcaya menjadi dasar sehingga STEMI memberi respon terhadap terapi trombolitik
.selanjutnyapada lokasi ruptur plak,berbagai agonis
(kolagen,ADP,efinefrin,serotonin)memicu aktivitas trombosit,yang selanjutnya akan
memproduksi dan melepaskan tromboxan A2 (vaskontritor lokal yang poten ). Selain
aktivitas trombosi memicu perubahan konformasi reseptor glikoprotein IIb\IIIa

F. PEMEKRISAAN PENUNJANG

a. pemeriksaan laboraturium pemeriksaan enzim jantung :

 CK (Creatini kinase) : Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat pada 3-
6jam memuncak dalam 12-24 jam,kembali normal dalam 36-48 jam (3-5)hari
 CK-MB :meningkatkan antara 2-4 jam,memuncak pada 12-20 jam dan kembali
normal pada 48-72 jam
 LDH ( lakta dehidroganase ), LDHI, dan LDH2: meningkat dalam 24 jam dan
memakan waktu lama untuk kembali normal
 AST ( /SGOT : meningkat b.elektrokardiogram ( EKG )
b. pemeriksaan EKG di gunakan untuk memcatat aktivitas elektrik jantung.melalui aktivitas
elektrik jantung dapat di ketahui irama jantung, besarnya jantung,dan kondisi otot
jantung,kondisi otot jantung inilah yang memiliki kaitnya dengan PJK.

c. tes treadmill atau exercisestress testing ( uji latih jantung dengan bebean )exceries testing
merupakan salah satu tes yang paling sering di lakukan untuk mendiaknosis apakah seseorang
terkena panyakit jantung dan juga menstrafikasi berat ringannya penyakit jantung.selain itu
tes treadmill juga dapat di pakai untuk mengukur kapasitas jantung.selainitu tes treadmill
juga gangguan irama dan lain-lain.

d.echokardiography ( ekokardiografi)

ekokardiografi adalah prosedur yang menggunakan gelombang suara ultra untuk mengamati
struktur jantung dan pembuluh darah,juga dapat meanilai fungsi jantung

E. Anggografi koroner

merupakan cara dengan menggunakan sinar x dan kontraks yang di suntikkan ke dalam
arteri koroner melalui kateter untuk melihat adanya penyempitan di arteri koroner

F. Multislice computed tomograpi seaming (MSCT)

CT menghasilkan tampilan secara tomografi ( irisan )digital dari sinar x yang menrmbus
organ. Sinar x yang tembus di terimaoleh director yang mengubahnya menjadi data elektrik
dan diteruskan ke sistem computer untuk di olah menjadi tampilan irisan orgagan-organ
tubuh.

G. Cardiac magnetic resonance imaging ( cardiac MRI )

Merupakan salah satu teknik pemeriksaan diaknostik dalam ilmu kedokteran, yang
menggunakan interaksi proton – proton tubuh untuk membawa gelombang radio-frekuensi
dalam medan magnet (sekitar 0,64-3 tesla)untuk menghasilkan tampelan penampang ( irisan
) tubuh.

H. Radionuclear medicine

Dengan menggunakan radio aktif di masukkan ke dalam tubuh pasien,kemudian dideteksi


dengan menggunakan kamera gamma atau kamera positron, sehingga pola tampilan yang
terjadi berdasarkan pola organ yang memancarkan sinar gamma (kabo,2008)
G. PENATALAKSANAAN

a. Syok kardiogenetik

 Terapi O2 jika tekanan darah sistolik <70 mmhg dan terdapat tanda syok di berikan
norepenefrin
 Jika tekanan darah sistolik<90 mmhg terdapat tanda syok yang di berikan dopamine
dosis 5-15ug/kg/BB/ menit
 Jika tekanan darah sistolik <90 mmhg namun tidak terdapat tanda syok di berikan
dobutamin dosis 2-20ug/kgBB/menit
 Revakularasasi arteri koroner segara, baik PCI atau CABG direkomendasikan pada
pasien <75 tahun dengan dengan elevasi ST atau LBByang mengalami syok dalam 36
jam IMA dan ideal untuk revakularisasi yang dapat di krjakan dalam 18 jam
syok,kecuali dapat terjadi kontraindikasi atau tidak ideal dengan tindakan invasif
 Terapi trimbolitik yang di berikan pada pasien STEMI dengan syok kardiogenik yang
tak ideal dengan terapi invasif dan tidak mempunyai kontra indikasi thrombosis.
 Intra aortic ballo pump (IABP) di rekomendasikan pasien STEMI dengan
syokkardiogenik yang tidak membaik dengan segera terapi farmakologis, bila sarana
tersedia

b. Infak vertikel kanan

Infak vertikel kanan seacara klinis menyebabkan tanda gejala vertrikel kanan yang berat
( distensi vena jugularis, tanda kusmaul s, hepatomagali) atau tanda hipotensi. Penatalaksana
infak vertikel kanan :

 Pertahakan preload vertikel kanan


 Loading volume ( infuse NaCL 0,9 %) 1-2 cairai jam I selanjutnya 200ML /jam
(tergetrarium kanan >10 mmhg ( 13,6 cm H20)
 Hindari pengguna nitrat diuretik
 Pertahankan A-V dan bradikadial harus di koreksi.pacu jantung skuensial A-V pada
blok jantung derajat tinggi simtomatik yang tidak repon dengan atropin
 Di berikan inotropik jika curah jantung tidak meningkat setelah loading volume
 Kurangi afterload ventrikel kanan sesuai dengan difungsi vertikel kiri
 Pompa balon intra-aortik
 Vasolidator arteri ( nitropospid,hidralazin)
 Penghambat ACE
 Repofusi
 Obat trambolitik
 Percutacous coronary intervention ( PCI) primer
 Coronary arteru bapass graft ( CABG) ( pada pasien tertentu dengan penyakit
multivesel)

c. Takikardia dan vibrilasi ventrikel


Dalam 24 jam pertama STEMI, takikardia dan vibrilasi ventricular dapat terjadi
tanpa tanda bahaya aridmia sebelumnya
Penatalaksana takikardia vebtrikel :
 Taki kardia vertikel ( VT ) polimorvik yang menetap (lebih dari 30 detik atau
menyebab koleps hemodinamik )harus di terapi dengan DC shock
unsynchoronizer menggunakan energi awal 200 j: jika gagal harus di berikan
shock kedua 200-300 j: dan jika shock ketiga 360j:
 Takikardia vebtrikel (VT) monomorfik, menetap diikuti dengan angina, edema
paru dan hipotensi ( tekanan darah <90mmhg ) harus diterapi shock
shinzohorinized energy awal 100j: energy dapat ditingkatkan jika dosis awal
gagal
 Takikardial vebtrikel ( VT) monomorfik yang tidak di sertai angina, edema paru
dan hipotensi ( tekanan darah <90 mmhg ) terapi salah satu regimaen berikut :

 Likodain : bolus 1-1mh/kg bolius tambahan 0,5-0,75 mg/kg tiap 5-10 menit
sampai dosis loading total maksimal 3 mg/kg kemudian selnjutnya dengan infus
2-4 mg /menit (30-50 ug/ig/menit)
 Disopiramid : bolus 1-2/mg/kg dalam 5-10 menit dilanjutkan dosis pemeliharaan
I mg/kg /jam
 Amiodarun : 150mg infus selama 5-10 menit atau 5 ml/kg/BB 20-60 menit
dilanjurkan infus tetap 1 mg /menit selama 6 jam damn kemudian infus
pemeliharaan 0,5 mg/menit
 Kardioversi elektrik sykohoronized di mulai dosis 50 j ( anastesi sebelumnya

d. Penatalaksaan fibrilasi ventrikel

 Fibrilasi vertikel atau takikardia vertikel pulseless di berikan terapi DC shock


unsynchoronized dengan energy awal 200j jika tidak berhasil di berikan shock
kedua 200-300 jdan jika perlu shock ketiga 360j(kelas 1)
 Fibrilasi ventrikel atau takikardia vertikel pulselessyang refraksi terhadap shock
elektrik di berikan terapi amiodaron 300 mg atau 5/ kg IV bolus di lanjutkan
pengulangan shock unsynchoronized (klas lia).

H KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. .identitas pasien
a. nama:
b. umur:
c.alamat:
d. pekerjaan :
e. tanggal masuk:
f. status:
2. riwayat kesehatan
 Riwayat masuk.berapa jam masuk RS : onset 12 jam
 Riwayat saat ini keluhan pasien seperti :
- Sesak
- Udema
- Nyeri dada
 Riwayat kesehatan masa lalu : tanyakan pasien apakah pernah
mengalami penyakit yang sama dengan yang di alami penyakit yang
sama dengan pasien saat ini. Serta riwayat penyakit lainnya :
- Darah tinggi
- Diabetes
- Penyakit jantung
 Riwayat kesehatan masa lalu : tanyakan pasien apakah pernah
mengalami penyakit yang sama dengan yang di alami saat ini atau
penyakit lain seperti :
- Riwayat asma
- Diabetes
- Stroke
- Gastritis
- Alergi

3. Pemeriksaan fisik :
- Keadaan umum :
- Kesadaran
4. Pemeriksaan penunjang :
a. Pemariksaan laboraturium
- Hematologi : terjadi peningkatan lekosit
- Cardiac enzyms : terjadi peningkatan enzim
b. Elaktrokardiografi :
 Jantung
 Ekokardiografi : pergerakan dinding jantung dan struktur jantung

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Perubahan pola napas berhubungan dengan infak ditandai dengan sesak.


b. Nyeri berhubungan dengan iskemia dengan infak jaringan miokard di tandai
dengan keluhan nyeri dada
c. Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan penurunan perfusi
organ di tandai dengan adema
d. Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan kondisi yang mempengaruhi
masukan nutrisi /peningaktan kebutuhan metabolik di tandai dengan
kelebihan berat badan.
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigaen
f. Anseitas berhubungan dengan ancaman kelingan / kematian di tandai dengan
ketakutan,gelisah perilaku takut

C. INTERVENSI

1. Intervensi diaknose gangguan nyeri.


 Tujuan : menyatakan nyeri berkurang atau hilang.
Kriteria hasil :
- Menyatakan nyeri dada terkontrol dalam waktu 3 hari
- Mendemosrtrasikan penggunaan teknik releksasi dalam waktu satu hari
- Menunjukan menurunya keteganggan, dan mudah bergerak dalam waktu 3
hari
 Intervensi :
- Kaji lokasi karakter,dura durasi, dan intrensitas nyeri dengan menggunakan
skala nyeri 0 ( tidak nyeri ) sampai 10 ( nyeri hebat ) kaji gejala berkaitan,
seperti mual,dan diaphoresis
- Kaji dan catat TD dan FJ dengan episode nyeri. TD dan FJ meningkat karena
rangsang simpati atau menurun karena iskemia dan fungsi jantung menurun
- Berikan obat nyeri yang diprogramkan ( biasanya morfin sulfat ) : catat
kualitas pengurangan nyeri dengan menggunakan skala nyeri, dan tentukan
interval waktu dari pemberian sampai penghilangan nyeri
- Tenangkan pasien selam episode nyeri : temani pasien bila mungkin.
- Observasi dan laporkan efek samping dari obat nyeri : hipotensi FB lambat,
sulit miksi ,
- Berikan O2 sesui program 2-4/ permenit perkanul nasa
- Siapkan pasien untuk UPK ( unit perwatan kritis )

2. intervensi dan intoleransi aktivitas :


- tujuan : mentoleransikan peningkatan aktivitas yang dapat diukur
- kriteria hasil: melaporkan tidak adanya angina/ terkotrol dalam rentang waktu
sealam apemberian obat .
 intervesi :
- pantau pasien terhadap tanda intoleransi dan minta pasien untuk merentang
aktivitas yang di program kan
- Mati dan laporkan gejala- gejal acurah jantungmenurun atau gagal jantung. TD
menurun ekstremitas dingin, oliguria,nadi prifer menurun fj meningkat
- Pantau M dan H waspada haluaran urine < 30 ml/ jam auskultasi lapamng paru
setiap dua jam terhadap krekels yang dapat terjadi pada retensi cairan dengan
gaagal jantung
- Berikan O2 dan obat- obat sesuia program
- Selama priode akut dari curah jantung menurun dan sesuai program dukung
pasien dalam mempertahankan tirah baring dengan mempertahankan barang-
barang milik pribadi jangkuan, member situasi yang tenang, dan batasi
pengujung untuk memastikan periode istrahat tanpa gangguan.
- Bantu pasien untuk menggunakan pispot bila kamar mandi diizikan
- Bantu pasien melakukan latihan rentang gerak pasif atau bantu
sepertiditentukan oleh toleransi aktivitas dan keterbatasan aktivitas. Konsul
dengan dokter tentang tipe dan jumlah latihan di tempat tidur yang dapt di
lakukan bila kondisi pasien membaik
- Bila tepat, ajarkan pasien mengukur FJ sendiri untuk mengukur toleransi
latihan
- Pastikan pasien menjalani istrahat tanpa gangguan >90 menit rencana aktivitas
yang sesuai

D. IMPLEMENTASI
Implementasi di laksanakan sesuai dengan rencana keperawatan terhadap pasien

Implementasi Evaluasi
Dilakukan sesuai rencana keperawatan Nyeri berkurang atau hilang
terhadap pasien Aktivitas pasien meningkat
I. PATHWA

Aterosklerosis, thrombosis, kontraksi arteri koronaria

Penurunan aliran darah kejantung

Kekurangan oksigen dan nutrisi

Iskemik pada jaringan miokard

Nekrosi

Suplay dan kebutuhan oksigen kejantung tidak seimbang

Suplay oksigen ke miokard menurun

Resiko
metabolisme Seluler hipoksia
penurunan
curah jantung
Timbunan asam laktat
Gangguan Nyeri
meningkat Integritas membrane sel berubah
pertukaran gas

Kecemasan
Kelemahan
Kontraktilitas turun

Intoleransi aktivitas
Cop turun Kegagalan pompa
jantung
Gangguan jaringan
Gagal jantung

Resiko kelebihan volume cairan


ekstravaskular

DAFTAR PUSTAKA
Agustus 2011. ST evaluasi miokard infak ( stemi)pada laki-laki54 memiliki
Brunner & suddarth. 2002.keperawatan medical vol.2. Jakarta. EKG
Carpenito, Lynda juall.1999. rencana asuhan dan dokumentasi keperawatan
jakata : EGC
Dongges, E. Marilynn. 2000. Rencana keperawatan edisi 3. Jakarta .EGC
Kowalak,welsh. 2002. Buku ajar patofisiologi Jakarta : EGC
Reeves,charlane j., ddk. 2001. Keperawatan medical bedah,Jakarta:salemba
medika
Price, A.sylvia. 1995.patofisiologi. edisi 4, Jakarta: EGC
(http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=ST+evaluasi+miokard+infark+
%28 STEMI%29+pada+lali-laki++54+tahun+ memiliki+kebiasaan
+minum+alcohol+,(diakes 24 oktober 2012)
(http://repository.usu.ac id./bitsream/123456789/22069/4/chapter% 20 II . pdf ),
(diakes 24 oktober 2012)
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Asuhan Keperawatan ini Telah disetujui oleh pembimbing CI lapangan dan
Pembimbing Institusi Pendidikan serta di sahkan oleh Kaur Mindik

Ambon juni 2021

CI Lapangan CI Institusi Pendidikan

Subiana Samani Amd kep Ns Tri Hatala S.kep

DISAHKAN OLEH
KAUR MINDIK

Mardin ode S.pd


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.P DENGAN

GANGGUAN STEMI ANTERIOR DI RUANG INTERNA RUMAH SAKIT

AL-FATAH AMBON

I.PENGKAJIAN

A. Identitas Pasien
Nama : Tn. P
Umur : 52 tahun
Tanggal Lahir : 18-12-1970
jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : Indonesia
Alamat : Tawiri
Pekerjaan : Wirasuasta
Pendidikan : SMA
Tanggal Masuk RS : 22 - 06 - 2021 /pukul : 11:30
Tanggal Pengkajian : 22 - 06 - 2021/pukul : 13:00
Ruang Rawat : kelas 3 laki laki
No RM : 950686
Diagnosa Medis : Stemi Anterior
Identitas Penanguung Jawab
Nama : TN. A
Umur :23 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Hubungannya Dengan Klien : anak
Alamat : Tawiri
No Tlp/Hp : 085243885343

II.Riwayat Keperawatan

A. Keluhan utama
1. Keluhan utama masuk RS :Nyeri Dada.
2. Keluhan yang menyertai :
- Nyeri dada menjalar ke lengan kiri dan pinggul, nyeri bertambah saat beraktivitas
- nyeri seperti ditusuk-tusuk nyeri terus menerus
3. Riwayat kesehatan utama

P. (Penyebab) : Penyumbatan darah arteri jantung

Q.(Kualitas) : Nyeri yang di alami pasien nyeri dada


R. (Penyebaran) : Rasa sakit menyebar ke lengan kiri dan pinggul

S. (Keparahan) : Nyeri perut dalam skala 5 (sakit)

T. (Waktu) : 30 detik

a. Catatan kronologis :

Pada tanggal 22 - 06 – 2021, Sekitar pukul : 11:30 Wit


pasien mulai serta mengeluh Nyeri dada sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit,nyeri dada
muncul tiba tiba saat beraktivitas menjalar ke lengan kiri dan pinggul, nyeri bertambah.
Keluarga memutuskan pasien dibawa ke RS-ALFATAH Ambon, pasien tiba di IGD pada
pukul 11:00 Wit oleh dokter jaga diberi terapi sebagai berikut:
- IVFD 10 tts/m
- Injeksi Diazepam 5 mg /24 jam

B. Riwayat kesehatan masa lalu


1 Penyakit-Penyakit yang pernah diderita : Tidak Ada
a.Pernah dirawat di RS : Tidak Pernah
b.Riwayat penggunaan Obat : Tidak ada
c.Tindakan (misalnya operasi) : Tidak Pernah
d.Alergi : Tidak Ada
e. Kecelakaan : Tidak Ada

C. Riwayat Kesehatan Keluarga


a. Genogram 3 Generasi : Ada
b. Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada
c. Penyakit Pernah diderita : Tidak ada
d. Penyakit yang sedang diderita : Tidak ada
e. Penyakit Menular : Tidak ada
D. Riwayat Kesehatan Lingkungan : Baik

E. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan umum
1. Tingkat kesadara : Compo Mentis
2. Kedaan umum : lemah
3. BB : 60 Kg(sebelum sakit)

50 kg (saat sakit)

4. TB : 155 cm
5. Status Gizi : Sedang
- IMT (indeks massa tubuh)

Rumus IMT = BB

TB X TB

Menghitung IMT sebelum sakit:

60 = 60 = 24,97
1,55 x 1,55(cm) 2,4025

Menghitung IMT setelah sskit:


50 = 50 = 20,81

1,55 x 1,55cm 2,4025

F. Pemeriksaan head To Toe

a. Kepala
1. Bentuk : Normal
2. Hidrosevalus : Tidak

b. Muka/ wajah
- bentuk : Normal (simetris)
- paralisis : tidak ada
- oedema : tidak ada
1.
c. Mata
- Bola mata :Tidak Sejajar
- Pupil : strabismus

d. Mulut
 Bibir
- Warna : Hitam
- Kelembapan : lembab
- Lesi : tidak ada
- Kelainan : tidak ada kelainan
 Membran mukosa
- Warna : kemerahan
- Kelmbaban : lembab
- Luka : tidak ada
- Lesi : tidak ada

 Gigi
- Warna : putih
- Jumlah : 32 buah
- Jarak : tidak
- Caries : tidak ada
- Karang gigi : tidak ada
 Gusi
- Bengkak : tidak bengkak
- Perdarahan : tidak ada perdarahan
- Warna : merah muda
 Lidah
- Bentuk : simetris
- Warna : kemerahan
- Pergerakan : normal
- Kelainan : tidak ada
 Palatum
- Warna : merah muda
- Lesi : tidak ada
- Kelainan : tidak ada kelainan
 Ovula
- Bentuk : Normal
e. Hidung
- Bentuk : simetris
- Gerakan cuping hidung : Sesak
- Septum : tidak ada kelainan
- Penciuman umum : baik
- Keluhan : terpasang O2 kanul 3 ml/mnt
f. Telinga

 Daun telinga
- Kelainan congenital : tidak ada
- Oedema : tidak ada

 Liang telinga

- Serumen : tidak ada serumen


- Korpus ilienum : tidak ada
- Furunkel : tidak ada furunkel
 Test pendengaran : pendengaran baik

g. Leher
- Bentuk : Simetris
- Kaku Kuduk : tidak ada
- Pembengkakan ; tidak ada Pembesaran
- Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada Pembesaran
- Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
- Artei carotis : teraba
- Vena jugularis : tidak ada pembesaran
h. Dada
- Bentuk : simetris
- Pembengkakan : tidak ada pembengkakan
- Gerakan dada : normal
i. Paru-paru
- Bunyi napas : wheezing
- Batuk : Tidak ada
- Sputum : tidak ada sputum
- Sesak napas : ada sesak
j. Abdomen
- Bentuk : Tidak Normal
- Kembung : ada kembung
- Tegang atau kaku : keras/kaku
- Nyeri tekan dan nyeri lepas : ada
k. Ekstermitas atas
- Bentuk : tangan kanan/kiri normal
- Kekuatan menggenggam :Tidak kuat mengenggam
- Terpasang IFVD RL 20 tts/menit pada ektermitas atas bagian kiri
l. Ekstermitas bawah
- Bentuk : kaki kiri/kanan Bengkak
- Keseimbangan berjalan : Tidak seimbang
m. Kulit
- Warna : pucat
- turgor : kurang

n. Riwayat kesehatan keluarga


Genogram
Genogram 3 generasi

52
23

Keterangan : Laki-Laki

Perempuan

Klien

Meninggal

Garis Perkawinan
Garis Keturunan

Garis Serumah

H&S : Hidup dan sehat

- Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat penyakit keturunan atau
penyakit menular

- Keadaan Psikososial
- Pasien tampak gelisa
- Pasien berharap agar cepat sembuh
- Pola interaksi dengan orang terdekat baik
- Pasien termasuk orang yang ramah terhadap semua orang

o. Keadaan Spiritual
- Pasien menganut agama kristen
- Pasien yakin dengan pertolongan Tuhan,dia akan sembuh

p. Pemeriksaan Fisik

 Pengamatan umum
- Keadaan umum : Compo Mentis
- Tingkat kesadaran : Sadar
- Status gizi : Menurun,BB pasien turun 10 kg
 Tanda-tanda Vital
TD : 100/90 mmHg
N : 88x / m
R : 20x/ m
S : 35,1 o C
SpO2 : 97%

 Ukuran badan
a. TB sebelum sakit : 165 cm
TB saat sakit : 155 cm
b. BB sebelum sakit : 87 kg
BB saat sakit : 50 kg

- IMT (indeks massa tubuh)

Rumus IMT = BB

TB X TB

Menghitung IMT sebelum sakit :

60 kg = 60 =24,97

1,55 x 1,55 (cm) 2,4025

 Kepala
- Bentuk kepala : bulat, simetris
- Keadaan rambut : bersih
- Keadaan kulit kepala : Kering
- Nyeri kepala / pusing : Ada
- Komentar : Tidak ada
 Wajah
a. Ekspersi wajah : Meringis
 Kulit
- Turgor kulit : Jelek
- Warna : Tidak normal
- Kelembaban : Kering
- Lesi : Tidak ada
- Komentar : Tidak ada

 Mata / penglihatan
- Ketajaman penglihatan : Baik
- Peradangan : Tidak ada
- Sklera : Tidak Icterus
- Pupil : strabismus
- Konjungtiva : Pucat
- Rasa nyeri : Tidak ada
- Komentar : Tidak ada

 Hidung / penciuman
- Struktur : Normal
- Polip : Tidak ada kelainan
- Sinus : Tidak ada kelainan
- Perdarahan : Tidak ada
- Fungsi penciuman : Baik
- Komentar : Tidak ada

 Telinga / pendengaran
- Struktur : Normal
- Nyeri : Tidak ada
- Cairan : Tidak ada
- Tanda peradangan : Tidak ada
- Fungsi pendengaran : Baik
- Alat bantu : Tidak ada
- Komentar : idak ada

 Mulut
- Keadaan gigi : bersih
- Problem menelan : ada
- Bicara : Kurang Baik
- Fungsi mengunyah : Kurang Baik
- Komentar : Tidak ada

 Leher
- Vena jugularis : Tidak ada pembesaran
- Arteri carotid : Teraba
- Pembesaran tiroid : Tidak ada pembesaran
- Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
- Komentar : Tidak ada

 Dada
- Pernafasan
- Bentuk dada : Simetris, terpasang WSD sebelah
kanan
- Pergerakan : Mengikuti irama pernafasan
- Batuk : Tidak ada
- Nyeri dada : Ada
- Bunyi jantung : Normal
 Abdomen
o Inspeksi abdomen
- Keadaan kulit abdomen : Baik (tidak ada iritasi)
- Bentuk abdomen : Tidak Normal

 Perkemihan
- Nyeri pinggang : ada
- Bau amoniak : ada
- Komentar : Terpasang kateter
 Status neurologi
- Tingkat kesadaran : Compo Mentis
- Koordinasi : Kurang Baik
- Orientasi : Kurang Baik
- Memori : Baik
- Kejang-kejang : Tidak ada
- Kelumpuhan motorik : Tidak ada
- Komentar : Tidak ada

 Muskuluskeletal
- Kekuatan otot : Lemah
- Tonus otot : Kurang
- Kekuatan sendi : Lemah
- Trauma : Tidak ada
- Nyeri : Tidak ada
- Pola aktifitas : Aktifitas dibantu oleh keluarga
- Komentar : Pasien mengatakan badan terasa
- :lemah sehingga tidak dapat
- melakukan aktifitasnya sendiri

 Endokrin
- Penonjolan bola mata : Tidak ada
- Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada
- Perubahan suara : ada
- Tremor : Tidak ada
 Ekstermitas
a. Ekstremitas kiri atas terpasang IVFD RL 20 tts / menit
O.Pola aktivitas sehari-hari

No Pola Aktivitas Sebelum sakit Sesudah

1 Nutrisi

a. Makan

Frekuensi - 3x sehari 1 porsi - 1x sehari ½ porsi

Waktu - Pagi, Siang, Malam - Pagi, Siang,


Malam
Jenis - Nasi, Ikan sayur
- Bubur
Keluhan - Tidak ada
- makanan tidak
dihabiskan
b. Minum

Frekuensi - 5-6x sehari - 1-2x sehari

Jenis - Kopi, Teh, Air putih - 4-5x sehari

Keluhan - Tidak ada - Tidak ada

2 Eliminasi -Tidak menentu,


- 1x sehari sering (Flatus)
a. BAB kentut
- Kuning kecoklatan
1) Frekuensi - Tidak ada
- Khas
2) Warna - Tidak ada bau
- Lunak
3) Bau - Keras
- Tidak ada
4) Konsisten - Harus di bantu
dengan Microlax
5) Keluhan

- 5x sehari
b. BAK - 4x sehari
- Kuning
1) Frekuensi Kuning
- Tidak ada
2) Warna - Di bantu
menggunakan
3) Keluhan (kateter)

3 Personal Hygine

a.Frekuensi Mandi - 2 x sehari - 1 x sehari (di lap)

b. Frekuensi Sikat Gigi - 2 x sehari - 1 x sehari

c. Ganti Pakaian - 2 x sehari - 1 x sehari

d. Masalah Saat Mandi - Tidak ada - Di bantu Keluarga


4 Aktifitas

a. Aktifitas yang - Aktifitas ringan - Aktifitas dibantu


dilakukan oleh keluarga dan
perawat
b. Aktifitas yang - Aktifitas Berat
dilkukan oleh orang - Tidak ada
lain

P. Terapi pengobatan/Penatalaksanaan

NO OBAT DOSIS RUTE


Aspilet 80 mg /24 jam PO
Brilinta 90 mg /12 jam PO
Captopril 25 mg /8 jam PO
Diazepam 5 mg /24 jam IV
Laxadine syrup 3x1 cth PO
Arixtra 2,5 mg/ 24 jam SC
NaCI 10 tpm IV

Q. Hasil pemeriksaan laboraturium tanggal 22 juni 2021

Pemeriksaan hasil
Hematologi

Hemoglobin 14.0
Lekosit 7.48
Eritrosit 4.73
Trombosit 394
Hematocrit 342.6
Hitungan jenis

Eosinofil 0
Basofil 0
Batang 5
Segmen 66
Limfosit 27
Monosit 2
Kimia klinis

Fungsi jantung

CK MB 26
Tromponin I 1,28

Elektrolit

Natrium 143.4
Kalium 3.62
Klorida 108.2

Fungsi hati

SGOT 24
SPGT 23
Lemak

Kolestrol total 218


LDL-cholestrol (direct) 152
HDL-cholestrol (direct) 50
Tringlisereda 82
III.Klasifikasi data
 Data subjektif :
 Pasien mengatakan:
- Nyeri dada menjalar ke lengan kiri dan pinggul, nyeri
bertambah saat beraktivitas
- nyeri seperti ditusuk-tusuk nyeri terus menerus
- skala nyeri 5
- Aktivitas dibantu oleh keluraga
- minum air hanya 1 – 2 gelas / hari
- Makan ½ porsi
- Tidak ada nafsu makan
- Tidur malam 3 – 4 jam
- Tidur siang 1 jam
- Bab keras
- Tidak bisa menahan kencing
 Data objektif

- Konjungtiva pucat
- Aktivitas dibantu oleh keluraga
- Gelisah
- Lemas
- Jumlah minum ± 500 cc / hari
- Terpasang O2 canul 3 liter
- Tidur sering terbangun dan tidak nyenyak
- TTV:
TD : 100 / 90 mmHg
N : 88x / m
R : 20 x / m
S : 35,1o C
SPO2 : 97 mmH

- Ekspresi wajah meringis

- Keadaan gigi bersih

- Ekstremitas kanan atas terpasang IVFD RL 20 tts / m

- BB turun 10 kg

- Terpasang kateter

Rumus IMT = BB

TB X TB

Menghitung IMT sebelum sakit:

60 = 60 = 24,97

1,55 x 1,55(cm) 2,4025

Menghitung IMT setelah sskit:

50 = 50 = 20,81

1,55 x 1,55cm 2,4025

- KU lemah
IV. ANALISIS DATA

hari, tanggal : kamis,22 juni 2021

waktu : 09.00 WIT

NO ANALISIS DATA ETIOLOGI MASALAH


1 Hari : kamis, 22 juni 2021 Nyeri akut Gangguan kebutuhan
Waktu : 09.00 WIT rasa aman nyaman
DS :

klien menyatakan
- nyeri dada menjalar ke lengan
kiri dan pinggul, nyeri bertambah
saat beraktivitas, nyeri seperti
ditusuk-tusuk nyeri terus
menerus skala nyeri 5

DO:
- Geliash
TTV:
- TD :100/90 mmHg
- HR :88x/ menit
- RR :20x/ menit
- S : 35,1° c
- spo2 : 97
P: nyeri saat bergerak
Q: nyeri seperti di tusuk-tusuk
R :Menyebar Ke punggung
S: 5
T: 30 detik
. Hari, tanggal: kamis 22 juni 2021 Resiko penurunan Gangguan kebutuhan
Waktu: 09:00 WIT curah jantung oksigenasi
2
DS:

-Pasien mengatakan sesak nafas


-Pasien mengatakan badannya lemas

DO:

-Pasien bedrest total


-Posisi semi fowler
-Terpasang O2 nasal kanul 3 lmp

3 DS : pasien mengatakan : Insomnia Gangguan pola


Susah tidur dan Sering terbangun istirahat dan tidur
Tidur malam 3 – 4 jam
Tidur siang 1 jam
DO :
KU lemah
Tidur sering terbangun dan tidak
nyenyak
Konjungtiva pucat

4 DS : Pasien mengatakan : Intake nutrisi tidak Gangguan Pemenuhan


Lemas adekuat nutrisi kurang dari
Tidak ada nafsu makan kebutuhan tubuh
DO :
BB turun 10kg
KU lemah
IMT (indeks massa tubuh)
Menghitung IMT sebelum sakit:
60 = 60 = 24,97
1,55 x 1,55(cm) 2,4025

Menghitung IMT setelah sskit:


50 = 50 = 20,81
1,55 x 1,55cm 2,4025

5 Gangguan Eliminasi 1. Efek tindakan medis Gangguan eliminasi fekal


DS: pasien mengatakan : dan diagnosa dan urin
Bab keras 2.Ketidakmampuan
Tidak bias menahan kencing mengakses toilet
3.ketidaksempurnaan
DO: pengosongan
usus/kegagalan dalam
Pasien terpasang kateter menanggapi sinyal bab

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Nyeri akut berhubungan dengan Gangguan kebutuhan rasa aman nyaman

ditandai dengan:
DS:

- nyeri dada menjalar ke lengan kiri dan pinggul, nyeri bertambah saat
beraktivitas, nyeri seperti ditusuk-tusuk nyeri terus menerus skala
nyeri 5
DO:

- Geliash
TTV:

- TD :100/90 mmHg
- HR :88x/ menit
- RR :20x/ menit
- S : 35,1° c
- spo2 : 97
P: nyeri saat bergerak

Q: nyeri seperti di tusuk-tusuk

R :Menyebar Ke punggung

S: 5

T: 30 detik
 Risiko penirunan curah jantung berhubungan Gangguan kebutuhan oksigenasi
ditandai dengan:

DS:

- sesak nafas
- badannya lemas

DO:

- Pasien bedrest total


- Posisi semi fowler
- Terpasang O2 nasal kanul 3 lmp

 Insomnia berhubungan dengan Gangguan pola istirahat dan tidur


Ditandai dengan:

DS :

pasien mengatakan :

- Susah tidur dan Sering terbangun


- Tidur malam 3 – 4 jam
- Tidur siang 1 jam

DO :

 KU lemah
 Tidur sering terbangun dan tidak nyenyak
 Konjungtiva pucat

 Intake nutrisi tidak adekuat berhubungan dengan Gangguan Pemenuhan nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh di tandai dengan:

DS

Pasien mengatakan :

- Lemas
- Tidak ada nafsu makan

DO

- BB turun 10 kg
- KU lemah

IMT (indeks massa tubuh)

Menghitung IMT sebelum sakit:

60 = 60 = 24,97

1,55 x 1,55(cm) 2,4025

Menghitung IMT setelah sskit:

50 = 50 = 20,81

1,55 x 1,55cm 2,4025

 Gangguan eliminasi fekal dan urin berhubungn dengan

1. Efek tindakan medis dan diagnosa

2.Ketidakmampuan mengakses toilet

3.ketidaksempurnaan pengosongan usus/kegagalan dalam menanggapi sinyal bab

DS: pasien mengatakan :

- Bab keras
- Tidak bias menahan kencing

DO:

- Pasien terpasang kateter


V. INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama pasien : tn p
No RM : 928606

Intervensi
NO DX .kep
Tujuan Perencanaan Rasional

1 Nyeri akut Setelah di lakukan 1.Kaji TTV dan kaji KU 1. Mengetahui TTV
berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien
pasien dan
iskemia miokard selama 1x8 jam,nyeri
akibat sumbatan arteri teratasi mengetahui KU
coroner Dengan kriteria 2. Kaji Skala Nyeri
pasien
hasil :
DS: -pasien mampu 1) 2. Mengetahui skala
nyeri dada menjalar mengontrol nyeri nyeri poasien
ke lengan kiri dan 3.ajarkan pasien cara
-tanda vital dalam
mengontrol nyeri pasien 2) 3. Membantu pasien
pinggul, nyeri batas normal
bertambah saat (TD,N,RR) dalam mengontrol
4. kolaborasi dengan
beraktivitas, nyeri -skala nyeri turun dokter dalam pemberian Nyeri dan
seperti ditusuk-tusuk dari 5 menjadi 2 therapy obat
nyeri terus menerus mengurangi Nyeri
skala nyeri 5 3)
DO:
Geliash 4. bertujuan untuk
TTV: mepercepat
TD :100/90 mmHg
HR :88x/ menit
RR :20x/ menit
S : 35,1° c
spo2 : 97
P: nyeri saat bergerak
Q: nyeri seperti di
tusuk-tusuk
R :Menyebar Ke
punggung
S: 5
T: 30 detik

Resiko penurunan Setelah dilakukan 1. Kaji TTV 1. Agar dapat


2 curah jantung asuhan keperawatan mengetahui TTV
berhubungan dengan selama1x8 pasien
gangguan oksigenasi jam,terdapat
DS: peningkatan perfusi 2. Atur posisi pasien 2. Memudahkan
- sesak nafas jaringan dengan dengan nyaman pasien Bernapas
- badannya lemas kriteria hasil : dengan baik

DO: -tanda vital dalam


- Pasien bedrest rentang normal (TD,
total 3. Ajarkan teknik 3.Memudahkan
nadi,respirasi) relaksasi pasien untuk aliran oksigen ke
- Posisi semi fowler -nadi di dalam nafas dalam seluruh tubuh
- Terpasang O2 rentang normal (60-
nasal kanul 3 lmp 100x/m) 4.kolaborasi dengan 4.bertujuan untuk
dokter dalam pemberian mempercepat
therapy obat kesembuhan

3 1.kaji ttv dan kaji pola 1.mengetahui ttv dan


Insomnia berhubungan Selama di berikan tidur pasien kemudahan dalam
dengan Gangguan pola asuhan keperwatan tidur
istirahat dan tidur 1x8jam pasien dapat 2.ciptakan lingkungan 2. Mengetahui factor
mempertahanka/me yang aman bagi pasien yang menyebabkan
ningkatkan klien tidak biasa
DS : ambulansi/ aktivitas tidur .
- pasien Dengan kriteria hasil: 3. jelaskan pentingnya 3. agar klien dan
mengatakan : tidur yang adekuat kepada keluarga klien dapat
- Susah tidur dan -terdapat klien dan keluarga mengetahui
Sering terbangun peningkatan pentingnya tidur
- Tidur malam 3 – 4 toleransi aktivitas yang cukup.
jam (termasuk aktivitas 4. bertujuan untuk
- Tidur siang 1 jam tempat tidur ) 4.identifikasi klien mengetahui factor
-tanda-tanda vital penyebab gangguan tidur penyebab tidur
DO :
- KU lemah
- Tidur sering
terbangun dan
tidak nyenyak
- Konjungtiva pucat

4 Intake nutrisi tidak Setelah di lakukan 1.kaji ttv dan pemenuhan 1.mengetahui ttv
adekuat berhubungan asuhan keperawatan kebutahan nutrisi pasien pasien dan
dengan Gangguan selama 1x8 jam di mengetahui
Pemenuhan nutrisi rawat di rumah kekurangan nutrisi
kurang dari kebutuhan sakit,eficit perawatan pasien
tubuh diri mandi teratasi 2. beri makan dalam porsi 2.agar meningkatkan
DS Dengan kriteria kecil tapi sering selera makan dan
Pasien mengatakan : :pasien terlihat memudahkan pasien
dalam proses
- Lemas bersih dan rapi
makan .
- Tidak ada nafsu -kulit pasien tidak
makan terasa lengket
DO : -kelurga dapat 3.timbang bb dan tinggi 3. mengetahui bb
- BB turun 10 kg membantu badan pasien dan jelaskan dan tinggi badan
- KU lemah kebutuhan pentingnya makanan bagi pasien dan
- IMT (indeks perawataan diri klien pada saat sakit menambah
massa tubuh) mandi selama di pengetahuan tentang
- Menghitung IMT rawat di ruma sakit nutriasi dalam
meningkatkan
- sebelum sakit: pemenuhan nutrisi .
(24,97) 4. kolaborasi dengan ahli 4. membantu
gizi untuk membantu memilih makanan
memilih makanan yang makanan sesuai
- Menghitung IMT dapat memenuhi dengan keadaan
setelah sakit: kebutuhan gizi kebutuhan sakitnya.
selama sakit
(20,81)
5 Gangguan eliminasi Setelah melakukan 1. Kaji ttv dan kaji 1.mengetahui TTV
fekal dan urin tindakan keperawatan konsistensi ,warna, bau dan mengetahui ko
berhubungn dengan selama 1x8 jam urin dan feses ndisi eliminasi
1.Efek tindakan medis diharapkan:
dan diagnose Pasien bab tidak 2.berikan cairan adekuat 2.bertujuan untuk
keras berjalan dengan dan makanan tinggi serat. membantu feses
2.Ketidakmampuan baik mnjadi lunak dan
mengakses toilet Bab dengan normal menurunkan
konstipasi
3.ketidaksempurnaan 3.berikan penjelasan 3.meningkatkan
pengosongan tentang pengobatan, pengetahuan dan
usus/kegagalan dalam kateter penyebabnya pasien lebih
menanggapi sinyal koperatif.
bab
4. kolaborasi dengan 4.membantu
DS: dokter dalam pemasangan mengeluarkan urine
pasien mengatakan : kateter
- Bab keras
- Tidak bias
menahan kencing

DO:

- Pasien terpasang
kateter
B .IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI

Hari/Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi ( SOAP )


Kamis/22 juni 1.Mengkaji TTV dan mengkaji KU pasien S: pasien mengatakan:
2021
2. mengkaji Skala Nyeri Skala nyeri berkurang
Pukul:
3. Mengajarkan teknik Relaksasi nafas Dada sesak berkurang
13.00 wit dalam
O: skala nyeri 2
DX I 4. mengkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian therapy obat Pasien tampak :

tenang

tidak gelisah

klien dapat mengendalikan nyeri


yang dirasakan

A: masalah teratasi

P: intervensi dihentikan
Jumat/23 juni 1. Kaji TTV S: Pasien mengatakan
2021
2. Atur posisi pasien dengan nyaman sesak nafas berkurang
Pukul 10:00
3. Ajarkan teknik relaksasi pasien untuk badannya lemas tidak lagi
DX II nafas dalam
O: Pasien tampak
4.kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat injeksi dalam mengatasi Tidak bedrest total lagi
sesak
Tidak terpasangO2

A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentian
Hari/Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi ( SOAP )

sabtu/24juni 2021 1.kaji ttv dan kaji pola tidur pasien S: pasien mengatakan :

DX III 2.ciptakan lingkungan yang aman bagi - Sudah tidur seperti


pasien
normal
Pukul:09.00 wit
3. jelaskan pentingnya tidur yang - Tidur malam 6 jam
adekuat kepada klien dan keluarga - Tidur siang 2 jam

4.identifikasi klien penyebab O : Pasien tampak:


gangguan tidur
- KU normal
- Tidur nyenyak
- Konjungtiva normal

A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan
Sabtu/24 juni 2021 1. kaji ttv dan pemenuhan S: pasien mengatakan
kebutahan nutrisi pasien .
Pukul:13.00 wit - Tidak mual muntah
2. beri makan dalam porsi kecil - Nafsu makan kembali
DX IV tapi sering normal seperti sebelum
Sakit
3. timbang bb dan tinggi badan - Tidak lemah.
pasien dan jelaskan pentingnya
makanan bagi klien pada saat O: pasien tampak
sakit
- BB naik 2 kg menjadi 52
4. kolaborasi dengan ahli gizi kg
untuk membantu memilih - KU normal
makanan yang dapat memenuhi - IMT saat sakit (29,45)
kebutuhan gizi kebutuhan selama - IMT seteLah sembuh
sakit. (21,64)

A: masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai