DISUSUN OLEH :
Nim : 1240212020066
AMBON
LAPORAN PENDAHULUAN
STEMI ANTERIOR
A. DEFENISI
St elevasi miokard infark ( STEMI)adalah rusaknya bagian otot jantung secara permanen
akibat esifuensi aliran darah koroner oleh proses degeratif maupun di pengaruhi banyak
faktor dengan di tandai keluhan nyeri dada ,peningkatan enzim jantung dan ST pada
pemekriksaan EKG. in fak mokardium menunjukan suatu daerah mokardium akibat iskemia
total. MI akut yang terkenal sebagai “ serangan jantung “merupakan penyebab tunggal
tersering kematian di industry dan merupakan salah satu diaknosis rawat inap terseringadi
Negara maju ( kumar, 2007)
Infark miokard akut adalah iskemia atau nekrosis pada otot jantung yang di akibatkan karena
penurunan aliran darah melalui satu atau lebih arteri coroner ( doengos, 2003 ).
Stemi adalah cermin dari pembuluh darah koroner tertantu yang tersumbat total sehingga
aliran darahnya benar-benar berhenti, otot jantung yang di pendarahi tidak dapat nutrisi-
oksigen dan mati.(slyana,2005)
B. ETIOLOGI
Umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara oklusi trombhus pada plak
atereskotik yang sudah ada sebelumnya.ini disebabkan karena injuri yang di sebabkan oleh
faktor-faktor seperti merokok, hipertensi,dan akumulasi lipid (Nurarif AH & Hardik K 2013)
Menurut (slyana,2005)) STEMI terjadi jika thrombus arteri koroner terjadi secaracepat pada
lokasi injuri vascular,di mana injuri ini dicetuskan oleh faktor seperti merokok,hipertensi dan
akomodasi lipid.
Penyebab lain infark tanpa ateroksis karonaria antara lain emboli arteri koronaria anomali
arterikoronaria kongenital,spasme koronaria terisolasi,arteritis trauma,gangguanhematologik,
dan berbagai penyakit inflamasi sistematik ( libby,bonow, manny, zipes, 2008)
1. Faktor penyebab:
Faktor darah :
Anemia
Hipoksemia
Polistemia
Kerusakan miocard
Hypertropimiocard
Hypertensi diastolic
2. Faktor predisposisi :
Inakfitas fisik
Pola kebribadian tipe A ( emosional,agresif,ambisuius,kompetitif)
Stresspsikologi berlebihan ( kasuari, 2002).
C. MANEFESTASI KLINIS
Nyeri dada penderita infak miokard serupa dengan nyeri angina tetapi lebih in tensif dan
berlangsung lama serta tidak sepenuhnya hilang dengan istrahat atau pun pembrian
nitrogiserin ( irmalita, 1996). Rasa nyeri hebat sekali sehingga penderita gelisah, takut,
berkeringat dingin dan lemas.pasien terus menerus mengubah posisunya di tempat tidur.hal
ini di lakukan untuk menemukan posisi dapat mengurangi rasa sakit, namun tidak berhasil.
Kulit terlihat pucat dan berkeringat serta ekstremitas biasanya tersa dingin (antaman, 2005).
Dari akultasi prokordium jantung. Di temukan suara jantung yang lemah pulsasinya juga sulit
di palpasi pada infak daerah interior, terdengar sistolik abnormal yang di sebabkan oleh
diskenesis otot-otot jantung. Penemuan suara jantung tambahan ( S3dan S4).penurunan
intensitas suara jantung dan Paradoxal splittingsuara jantung S2 merupakan pertanda
difungsi fertikel jantung. Jika di dengar seksama dapat terdengar friction rubperikard,
umumnya pada pasien infak miokard trasmular tipe STEMI ( antman,2005
D. KOMPLIKASI
a. Difungsi vertikuler
Setelah stemi, ventrikel kiri akan mengalami perubahan serial dalam pembentuk ukuran dan
ketebalan pada segmen yang mengalami infak dan non infak. Proses uini di sebutromedeling
ventikuler dan umum nya mendahului perkembangan nya gagal jantung dalam klinis dalam
hitungan bulan atau tahun paska infak segera setelah infak sebelah kiri mengalami dilatasi.
Secara akut,hasil ini berasal dari inspansi infak al: slippage serat otot disrupsi sel miokardial
normal dan hilangnya jaringan dalam zona nekrotik
E. PATOFISIOLOGI
STEMI umumnyan terjadi jika aliran darah coroner menurun secara mendadak setelah
oklusi thrombus pada plak arteroklerosik yang sudah ada sebelumnya.stenosis arteri koroner
berat yang bekerja secara lambat biasanya tidak menimbulkan STEMI karena
berkembangnya secara lambatnya biasanya tidak memicu STEMI karena berkembang
banyaknya korateral sepanjang waktu.STEMI terjadi jikatrombus arteri koroner terjadi secara
cepat pada lokasi ijury vaskural, dimana injury ini di cetuskan oleh faktor-faktor seperti
rokok,hipertensi dan akumulasi lipid.pada sebagian besar kasus,infak terjadi jika plak
arterosklerosis mengalami fisur,rupture,atau ulserasidan jika kondisi local atau sistemik
memicu trombogenesis,sehingga terjadi thrombus mural pada lokasi rupturyang
mengakibatkan oklusi arteri koroner.penelitian hostologis menunjukan plak koroner
cenderung mengalami ruptur jika mempunyai fibrous cap yang tipis dan inti kaya lipid (lipid
rich core) pada STEMI gambaran patologis klasik terdiri dari fibrin rich red thrombus yang
di prcaya menjadi dasar sehingga STEMI memberi respon terhadap terapi trombolitik
.selanjutnyapada lokasi ruptur plak,berbagai agonis
(kolagen,ADP,efinefrin,serotonin)memicu aktivitas trombosit,yang selanjutnya akan
memproduksi dan melepaskan tromboxan A2 (vaskontritor lokal yang poten ). Selain
aktivitas trombosi memicu perubahan konformasi reseptor glikoprotein IIb\IIIa
F. PEMEKRISAAN PENUNJANG
CK (Creatini kinase) : Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat pada 3-
6jam memuncak dalam 12-24 jam,kembali normal dalam 36-48 jam (3-5)hari
CK-MB :meningkatkan antara 2-4 jam,memuncak pada 12-20 jam dan kembali
normal pada 48-72 jam
LDH ( lakta dehidroganase ), LDHI, dan LDH2: meningkat dalam 24 jam dan
memakan waktu lama untuk kembali normal
AST ( /SGOT : meningkat b.elektrokardiogram ( EKG )
b. pemeriksaan EKG di gunakan untuk memcatat aktivitas elektrik jantung.melalui aktivitas
elektrik jantung dapat di ketahui irama jantung, besarnya jantung,dan kondisi otot
jantung,kondisi otot jantung inilah yang memiliki kaitnya dengan PJK.
c. tes treadmill atau exercisestress testing ( uji latih jantung dengan bebean )exceries testing
merupakan salah satu tes yang paling sering di lakukan untuk mendiaknosis apakah seseorang
terkena panyakit jantung dan juga menstrafikasi berat ringannya penyakit jantung.selain itu
tes treadmill juga dapat di pakai untuk mengukur kapasitas jantung.selainitu tes treadmill
juga gangguan irama dan lain-lain.
d.echokardiography ( ekokardiografi)
ekokardiografi adalah prosedur yang menggunakan gelombang suara ultra untuk mengamati
struktur jantung dan pembuluh darah,juga dapat meanilai fungsi jantung
E. Anggografi koroner
merupakan cara dengan menggunakan sinar x dan kontraks yang di suntikkan ke dalam
arteri koroner melalui kateter untuk melihat adanya penyempitan di arteri koroner
CT menghasilkan tampilan secara tomografi ( irisan )digital dari sinar x yang menrmbus
organ. Sinar x yang tembus di terimaoleh director yang mengubahnya menjadi data elektrik
dan diteruskan ke sistem computer untuk di olah menjadi tampilan irisan orgagan-organ
tubuh.
Merupakan salah satu teknik pemeriksaan diaknostik dalam ilmu kedokteran, yang
menggunakan interaksi proton – proton tubuh untuk membawa gelombang radio-frekuensi
dalam medan magnet (sekitar 0,64-3 tesla)untuk menghasilkan tampelan penampang ( irisan
) tubuh.
H. Radionuclear medicine
a. Syok kardiogenetik
Terapi O2 jika tekanan darah sistolik <70 mmhg dan terdapat tanda syok di berikan
norepenefrin
Jika tekanan darah sistolik<90 mmhg terdapat tanda syok yang di berikan dopamine
dosis 5-15ug/kg/BB/ menit
Jika tekanan darah sistolik <90 mmhg namun tidak terdapat tanda syok di berikan
dobutamin dosis 2-20ug/kgBB/menit
Revakularasasi arteri koroner segara, baik PCI atau CABG direkomendasikan pada
pasien <75 tahun dengan dengan elevasi ST atau LBByang mengalami syok dalam 36
jam IMA dan ideal untuk revakularisasi yang dapat di krjakan dalam 18 jam
syok,kecuali dapat terjadi kontraindikasi atau tidak ideal dengan tindakan invasif
Terapi trimbolitik yang di berikan pada pasien STEMI dengan syok kardiogenik yang
tak ideal dengan terapi invasif dan tidak mempunyai kontra indikasi thrombosis.
Intra aortic ballo pump (IABP) di rekomendasikan pasien STEMI dengan
syokkardiogenik yang tidak membaik dengan segera terapi farmakologis, bila sarana
tersedia
Infak vertikel kanan seacara klinis menyebabkan tanda gejala vertrikel kanan yang berat
( distensi vena jugularis, tanda kusmaul s, hepatomagali) atau tanda hipotensi. Penatalaksana
infak vertikel kanan :
Likodain : bolus 1-1mh/kg bolius tambahan 0,5-0,75 mg/kg tiap 5-10 menit
sampai dosis loading total maksimal 3 mg/kg kemudian selnjutnya dengan infus
2-4 mg /menit (30-50 ug/ig/menit)
Disopiramid : bolus 1-2/mg/kg dalam 5-10 menit dilanjutkan dosis pemeliharaan
I mg/kg /jam
Amiodarun : 150mg infus selama 5-10 menit atau 5 ml/kg/BB 20-60 menit
dilanjurkan infus tetap 1 mg /menit selama 6 jam damn kemudian infus
pemeliharaan 0,5 mg/menit
Kardioversi elektrik sykohoronized di mulai dosis 50 j ( anastesi sebelumnya
A. PENGKAJIAN
1. .identitas pasien
a. nama:
b. umur:
c.alamat:
d. pekerjaan :
e. tanggal masuk:
f. status:
2. riwayat kesehatan
Riwayat masuk.berapa jam masuk RS : onset 12 jam
Riwayat saat ini keluhan pasien seperti :
- Sesak
- Udema
- Nyeri dada
Riwayat kesehatan masa lalu : tanyakan pasien apakah pernah
mengalami penyakit yang sama dengan yang di alami penyakit yang
sama dengan pasien saat ini. Serta riwayat penyakit lainnya :
- Darah tinggi
- Diabetes
- Penyakit jantung
Riwayat kesehatan masa lalu : tanyakan pasien apakah pernah
mengalami penyakit yang sama dengan yang di alami saat ini atau
penyakit lain seperti :
- Riwayat asma
- Diabetes
- Stroke
- Gastritis
- Alergi
3. Pemeriksaan fisik :
- Keadaan umum :
- Kesadaran
4. Pemeriksaan penunjang :
a. Pemariksaan laboraturium
- Hematologi : terjadi peningkatan lekosit
- Cardiac enzyms : terjadi peningkatan enzim
b. Elaktrokardiografi :
Jantung
Ekokardiografi : pergerakan dinding jantung dan struktur jantung
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. INTERVENSI
D. IMPLEMENTASI
Implementasi di laksanakan sesuai dengan rencana keperawatan terhadap pasien
Implementasi Evaluasi
Dilakukan sesuai rencana keperawatan Nyeri berkurang atau hilang
terhadap pasien Aktivitas pasien meningkat
I. PATHWA
Nekrosi
Resiko
metabolisme Seluler hipoksia
penurunan
curah jantung
Timbunan asam laktat
Gangguan Nyeri
meningkat Integritas membrane sel berubah
pertukaran gas
Kecemasan
Kelemahan
Kontraktilitas turun
Intoleransi aktivitas
Cop turun Kegagalan pompa
jantung
Gangguan jaringan
Gagal jantung
DAFTAR PUSTAKA
Agustus 2011. ST evaluasi miokard infak ( stemi)pada laki-laki54 memiliki
Brunner & suddarth. 2002.keperawatan medical vol.2. Jakarta. EKG
Carpenito, Lynda juall.1999. rencana asuhan dan dokumentasi keperawatan
jakata : EGC
Dongges, E. Marilynn. 2000. Rencana keperawatan edisi 3. Jakarta .EGC
Kowalak,welsh. 2002. Buku ajar patofisiologi Jakarta : EGC
Reeves,charlane j., ddk. 2001. Keperawatan medical bedah,Jakarta:salemba
medika
Price, A.sylvia. 1995.patofisiologi. edisi 4, Jakarta: EGC
(http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=ST+evaluasi+miokard+infark+
%28 STEMI%29+pada+lali-laki++54+tahun+ memiliki+kebiasaan
+minum+alcohol+,(diakes 24 oktober 2012)
(http://repository.usu.ac id./bitsream/123456789/22069/4/chapter% 20 II . pdf ),
(diakes 24 oktober 2012)
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktik Asuhan Keperawatan ini Telah disetujui oleh pembimbing CI lapangan dan
Pembimbing Institusi Pendidikan serta di sahkan oleh Kaur Mindik
DISAHKAN OLEH
KAUR MINDIK
AL-FATAH AMBON
I.PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. P
Umur : 52 tahun
Tanggal Lahir : 18-12-1970
jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : Indonesia
Alamat : Tawiri
Pekerjaan : Wirasuasta
Pendidikan : SMA
Tanggal Masuk RS : 22 - 06 - 2021 /pukul : 11:30
Tanggal Pengkajian : 22 - 06 - 2021/pukul : 13:00
Ruang Rawat : kelas 3 laki laki
No RM : 950686
Diagnosa Medis : Stemi Anterior
Identitas Penanguung Jawab
Nama : TN. A
Umur :23 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Hubungannya Dengan Klien : anak
Alamat : Tawiri
No Tlp/Hp : 085243885343
II.Riwayat Keperawatan
A. Keluhan utama
1. Keluhan utama masuk RS :Nyeri Dada.
2. Keluhan yang menyertai :
- Nyeri dada menjalar ke lengan kiri dan pinggul, nyeri bertambah saat beraktivitas
- nyeri seperti ditusuk-tusuk nyeri terus menerus
3. Riwayat kesehatan utama
T. (Waktu) : 30 detik
a. Catatan kronologis :
E. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan umum
1. Tingkat kesadara : Compo Mentis
2. Kedaan umum : lemah
3. BB : 60 Kg(sebelum sakit)
50 kg (saat sakit)
4. TB : 155 cm
5. Status Gizi : Sedang
- IMT (indeks massa tubuh)
Rumus IMT = BB
TB X TB
60 = 60 = 24,97
1,55 x 1,55(cm) 2,4025
a. Kepala
1. Bentuk : Normal
2. Hidrosevalus : Tidak
b. Muka/ wajah
- bentuk : Normal (simetris)
- paralisis : tidak ada
- oedema : tidak ada
1.
c. Mata
- Bola mata :Tidak Sejajar
- Pupil : strabismus
d. Mulut
Bibir
- Warna : Hitam
- Kelembapan : lembab
- Lesi : tidak ada
- Kelainan : tidak ada kelainan
Membran mukosa
- Warna : kemerahan
- Kelmbaban : lembab
- Luka : tidak ada
- Lesi : tidak ada
Gigi
- Warna : putih
- Jumlah : 32 buah
- Jarak : tidak
- Caries : tidak ada
- Karang gigi : tidak ada
Gusi
- Bengkak : tidak bengkak
- Perdarahan : tidak ada perdarahan
- Warna : merah muda
Lidah
- Bentuk : simetris
- Warna : kemerahan
- Pergerakan : normal
- Kelainan : tidak ada
Palatum
- Warna : merah muda
- Lesi : tidak ada
- Kelainan : tidak ada kelainan
Ovula
- Bentuk : Normal
e. Hidung
- Bentuk : simetris
- Gerakan cuping hidung : Sesak
- Septum : tidak ada kelainan
- Penciuman umum : baik
- Keluhan : terpasang O2 kanul 3 ml/mnt
f. Telinga
Daun telinga
- Kelainan congenital : tidak ada
- Oedema : tidak ada
Liang telinga
g. Leher
- Bentuk : Simetris
- Kaku Kuduk : tidak ada
- Pembengkakan ; tidak ada Pembesaran
- Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada Pembesaran
- Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
- Artei carotis : teraba
- Vena jugularis : tidak ada pembesaran
h. Dada
- Bentuk : simetris
- Pembengkakan : tidak ada pembengkakan
- Gerakan dada : normal
i. Paru-paru
- Bunyi napas : wheezing
- Batuk : Tidak ada
- Sputum : tidak ada sputum
- Sesak napas : ada sesak
j. Abdomen
- Bentuk : Tidak Normal
- Kembung : ada kembung
- Tegang atau kaku : keras/kaku
- Nyeri tekan dan nyeri lepas : ada
k. Ekstermitas atas
- Bentuk : tangan kanan/kiri normal
- Kekuatan menggenggam :Tidak kuat mengenggam
- Terpasang IFVD RL 20 tts/menit pada ektermitas atas bagian kiri
l. Ekstermitas bawah
- Bentuk : kaki kiri/kanan Bengkak
- Keseimbangan berjalan : Tidak seimbang
m. Kulit
- Warna : pucat
- turgor : kurang
52
23
Keterangan : Laki-Laki
Perempuan
Klien
Meninggal
Garis Perkawinan
Garis Keturunan
Garis Serumah
- Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat penyakit keturunan atau
penyakit menular
- Keadaan Psikososial
- Pasien tampak gelisa
- Pasien berharap agar cepat sembuh
- Pola interaksi dengan orang terdekat baik
- Pasien termasuk orang yang ramah terhadap semua orang
o. Keadaan Spiritual
- Pasien menganut agama kristen
- Pasien yakin dengan pertolongan Tuhan,dia akan sembuh
p. Pemeriksaan Fisik
Pengamatan umum
- Keadaan umum : Compo Mentis
- Tingkat kesadaran : Sadar
- Status gizi : Menurun,BB pasien turun 10 kg
Tanda-tanda Vital
TD : 100/90 mmHg
N : 88x / m
R : 20x/ m
S : 35,1 o C
SpO2 : 97%
Ukuran badan
a. TB sebelum sakit : 165 cm
TB saat sakit : 155 cm
b. BB sebelum sakit : 87 kg
BB saat sakit : 50 kg
Rumus IMT = BB
TB X TB
60 kg = 60 =24,97
Kepala
- Bentuk kepala : bulat, simetris
- Keadaan rambut : bersih
- Keadaan kulit kepala : Kering
- Nyeri kepala / pusing : Ada
- Komentar : Tidak ada
Wajah
a. Ekspersi wajah : Meringis
Kulit
- Turgor kulit : Jelek
- Warna : Tidak normal
- Kelembaban : Kering
- Lesi : Tidak ada
- Komentar : Tidak ada
Mata / penglihatan
- Ketajaman penglihatan : Baik
- Peradangan : Tidak ada
- Sklera : Tidak Icterus
- Pupil : strabismus
- Konjungtiva : Pucat
- Rasa nyeri : Tidak ada
- Komentar : Tidak ada
Hidung / penciuman
- Struktur : Normal
- Polip : Tidak ada kelainan
- Sinus : Tidak ada kelainan
- Perdarahan : Tidak ada
- Fungsi penciuman : Baik
- Komentar : Tidak ada
Telinga / pendengaran
- Struktur : Normal
- Nyeri : Tidak ada
- Cairan : Tidak ada
- Tanda peradangan : Tidak ada
- Fungsi pendengaran : Baik
- Alat bantu : Tidak ada
- Komentar : idak ada
Mulut
- Keadaan gigi : bersih
- Problem menelan : ada
- Bicara : Kurang Baik
- Fungsi mengunyah : Kurang Baik
- Komentar : Tidak ada
Leher
- Vena jugularis : Tidak ada pembesaran
- Arteri carotid : Teraba
- Pembesaran tiroid : Tidak ada pembesaran
- Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
- Komentar : Tidak ada
Dada
- Pernafasan
- Bentuk dada : Simetris, terpasang WSD sebelah
kanan
- Pergerakan : Mengikuti irama pernafasan
- Batuk : Tidak ada
- Nyeri dada : Ada
- Bunyi jantung : Normal
Abdomen
o Inspeksi abdomen
- Keadaan kulit abdomen : Baik (tidak ada iritasi)
- Bentuk abdomen : Tidak Normal
Perkemihan
- Nyeri pinggang : ada
- Bau amoniak : ada
- Komentar : Terpasang kateter
Status neurologi
- Tingkat kesadaran : Compo Mentis
- Koordinasi : Kurang Baik
- Orientasi : Kurang Baik
- Memori : Baik
- Kejang-kejang : Tidak ada
- Kelumpuhan motorik : Tidak ada
- Komentar : Tidak ada
Muskuluskeletal
- Kekuatan otot : Lemah
- Tonus otot : Kurang
- Kekuatan sendi : Lemah
- Trauma : Tidak ada
- Nyeri : Tidak ada
- Pola aktifitas : Aktifitas dibantu oleh keluarga
- Komentar : Pasien mengatakan badan terasa
- :lemah sehingga tidak dapat
- melakukan aktifitasnya sendiri
Endokrin
- Penonjolan bola mata : Tidak ada
- Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada
- Perubahan suara : ada
- Tremor : Tidak ada
Ekstermitas
a. Ekstremitas kiri atas terpasang IVFD RL 20 tts / menit
O.Pola aktivitas sehari-hari
1 Nutrisi
a. Makan
- 5x sehari
b. BAK - 4x sehari
- Kuning
1) Frekuensi Kuning
- Tidak ada
2) Warna - Di bantu
menggunakan
3) Keluhan (kateter)
3 Personal Hygine
P. Terapi pengobatan/Penatalaksanaan
Pemeriksaan hasil
Hematologi
Hemoglobin 14.0
Lekosit 7.48
Eritrosit 4.73
Trombosit 394
Hematocrit 342.6
Hitungan jenis
Eosinofil 0
Basofil 0
Batang 5
Segmen 66
Limfosit 27
Monosit 2
Kimia klinis
Fungsi jantung
CK MB 26
Tromponin I 1,28
Elektrolit
Natrium 143.4
Kalium 3.62
Klorida 108.2
Fungsi hati
SGOT 24
SPGT 23
Lemak
- Konjungtiva pucat
- Aktivitas dibantu oleh keluraga
- Gelisah
- Lemas
- Jumlah minum ± 500 cc / hari
- Terpasang O2 canul 3 liter
- Tidur sering terbangun dan tidak nyenyak
- TTV:
TD : 100 / 90 mmHg
N : 88x / m
R : 20 x / m
S : 35,1o C
SPO2 : 97 mmH
- BB turun 10 kg
- Terpasang kateter
Rumus IMT = BB
TB X TB
60 = 60 = 24,97
50 = 50 = 20,81
- KU lemah
IV. ANALISIS DATA
klien menyatakan
- nyeri dada menjalar ke lengan
kiri dan pinggul, nyeri bertambah
saat beraktivitas, nyeri seperti
ditusuk-tusuk nyeri terus
menerus skala nyeri 5
DO:
- Geliash
TTV:
- TD :100/90 mmHg
- HR :88x/ menit
- RR :20x/ menit
- S : 35,1° c
- spo2 : 97
P: nyeri saat bergerak
Q: nyeri seperti di tusuk-tusuk
R :Menyebar Ke punggung
S: 5
T: 30 detik
. Hari, tanggal: kamis 22 juni 2021 Resiko penurunan Gangguan kebutuhan
Waktu: 09:00 WIT curah jantung oksigenasi
2
DS:
DO:
V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
ditandai dengan:
DS:
- nyeri dada menjalar ke lengan kiri dan pinggul, nyeri bertambah saat
beraktivitas, nyeri seperti ditusuk-tusuk nyeri terus menerus skala
nyeri 5
DO:
- Geliash
TTV:
- TD :100/90 mmHg
- HR :88x/ menit
- RR :20x/ menit
- S : 35,1° c
- spo2 : 97
P: nyeri saat bergerak
R :Menyebar Ke punggung
S: 5
T: 30 detik
Risiko penirunan curah jantung berhubungan Gangguan kebutuhan oksigenasi
ditandai dengan:
DS:
- sesak nafas
- badannya lemas
DO:
DS :
pasien mengatakan :
DO :
KU lemah
Tidur sering terbangun dan tidak nyenyak
Konjungtiva pucat
DS
Pasien mengatakan :
- Lemas
- Tidak ada nafsu makan
DO
- BB turun 10 kg
- KU lemah
60 = 60 = 24,97
50 = 50 = 20,81
- Bab keras
- Tidak bias menahan kencing
DO:
Nama pasien : tn p
No RM : 928606
Intervensi
NO DX .kep
Tujuan Perencanaan Rasional
1 Nyeri akut Setelah di lakukan 1.Kaji TTV dan kaji KU 1. Mengetahui TTV
berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien
pasien dan
iskemia miokard selama 1x8 jam,nyeri
akibat sumbatan arteri teratasi mengetahui KU
coroner Dengan kriteria 2. Kaji Skala Nyeri
pasien
hasil :
DS: -pasien mampu 1) 2. Mengetahui skala
nyeri dada menjalar mengontrol nyeri nyeri poasien
ke lengan kiri dan 3.ajarkan pasien cara
-tanda vital dalam
mengontrol nyeri pasien 2) 3. Membantu pasien
pinggul, nyeri batas normal
bertambah saat (TD,N,RR) dalam mengontrol
4. kolaborasi dengan
beraktivitas, nyeri -skala nyeri turun dokter dalam pemberian Nyeri dan
seperti ditusuk-tusuk dari 5 menjadi 2 therapy obat
nyeri terus menerus mengurangi Nyeri
skala nyeri 5 3)
DO:
Geliash 4. bertujuan untuk
TTV: mepercepat
TD :100/90 mmHg
HR :88x/ menit
RR :20x/ menit
S : 35,1° c
spo2 : 97
P: nyeri saat bergerak
Q: nyeri seperti di
tusuk-tusuk
R :Menyebar Ke
punggung
S: 5
T: 30 detik
4 Intake nutrisi tidak Setelah di lakukan 1.kaji ttv dan pemenuhan 1.mengetahui ttv
adekuat berhubungan asuhan keperawatan kebutahan nutrisi pasien pasien dan
dengan Gangguan selama 1x8 jam di mengetahui
Pemenuhan nutrisi rawat di rumah kekurangan nutrisi
kurang dari kebutuhan sakit,eficit perawatan pasien
tubuh diri mandi teratasi 2. beri makan dalam porsi 2.agar meningkatkan
DS Dengan kriteria kecil tapi sering selera makan dan
Pasien mengatakan : :pasien terlihat memudahkan pasien
dalam proses
- Lemas bersih dan rapi
makan .
- Tidak ada nafsu -kulit pasien tidak
makan terasa lengket
DO : -kelurga dapat 3.timbang bb dan tinggi 3. mengetahui bb
- BB turun 10 kg membantu badan pasien dan jelaskan dan tinggi badan
- KU lemah kebutuhan pentingnya makanan bagi pasien dan
- IMT (indeks perawataan diri klien pada saat sakit menambah
massa tubuh) mandi selama di pengetahuan tentang
- Menghitung IMT rawat di ruma sakit nutriasi dalam
meningkatkan
- sebelum sakit: pemenuhan nutrisi .
(24,97) 4. kolaborasi dengan ahli 4. membantu
gizi untuk membantu memilih makanan
memilih makanan yang makanan sesuai
- Menghitung IMT dapat memenuhi dengan keadaan
setelah sakit: kebutuhan gizi kebutuhan sakitnya.
selama sakit
(20,81)
5 Gangguan eliminasi Setelah melakukan 1. Kaji ttv dan kaji 1.mengetahui TTV
fekal dan urin tindakan keperawatan konsistensi ,warna, bau dan mengetahui ko
berhubungn dengan selama 1x8 jam urin dan feses ndisi eliminasi
1.Efek tindakan medis diharapkan:
dan diagnose Pasien bab tidak 2.berikan cairan adekuat 2.bertujuan untuk
keras berjalan dengan dan makanan tinggi serat. membantu feses
2.Ketidakmampuan baik mnjadi lunak dan
mengakses toilet Bab dengan normal menurunkan
konstipasi
3.ketidaksempurnaan 3.berikan penjelasan 3.meningkatkan
pengosongan tentang pengobatan, pengetahuan dan
usus/kegagalan dalam kateter penyebabnya pasien lebih
menanggapi sinyal koperatif.
bab
4. kolaborasi dengan 4.membantu
DS: dokter dalam pemasangan mengeluarkan urine
pasien mengatakan : kateter
- Bab keras
- Tidak bias
menahan kencing
DO:
- Pasien terpasang
kateter
B .IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI
tenang
tidak gelisah
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
Jumat/23 juni 1. Kaji TTV S: Pasien mengatakan
2021
2. Atur posisi pasien dengan nyaman sesak nafas berkurang
Pukul 10:00
3. Ajarkan teknik relaksasi pasien untuk badannya lemas tidak lagi
DX II nafas dalam
O: Pasien tampak
4.kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat injeksi dalam mengatasi Tidak bedrest total lagi
sesak
Tidak terpasangO2
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentian
Hari/Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi ( SOAP )
sabtu/24juni 2021 1.kaji ttv dan kaji pola tidur pasien S: pasien mengatakan :
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
Sabtu/24 juni 2021 1. kaji ttv dan pemenuhan S: pasien mengatakan
kebutahan nutrisi pasien .
Pukul:13.00 wit - Tidak mual muntah
2. beri makan dalam porsi kecil - Nafsu makan kembali
DX IV tapi sering normal seperti sebelum
Sakit
3. timbang bb dan tinggi badan - Tidak lemah.
pasien dan jelaskan pentingnya
makanan bagi klien pada saat O: pasien tampak
sakit
- BB naik 2 kg menjadi 52
4. kolaborasi dengan ahli gizi kg
untuk membantu memilih - KU normal
makanan yang dapat memenuhi - IMT saat sakit (29,45)
kebutuhan gizi kebutuhan selama - IMT seteLah sembuh
sakit. (21,64)
A: masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan