Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PENELITIAN

“HUBUNGAN MEMBACA AL-QUR’AN SECARA RUTIN TERHADAP KECERDASAN


EMOSIONAL REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN ”

Dosen Pengampu :Dr.Mardianto S.Ag., M.Si

oleh :

Vesty Dheacylia Ramadhani

18011206

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... 2

Kata pengantar .................................................................................................................................... 4

BAB 1 ................................................................................................................................................. 5

PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 5

1.1LATAR BELAKANG ............................................................................................................... 5

1.2Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 7

1.3Tujuan Penelitian ....................................................................................................................... 7

1.4Manfaat Penelitian ..................................................................................................................... 8

BAB II ................................................................................................................................................ 9

TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................................... 9

A.Kecerdasan Emosional ................................................................................................................ 9

B.Intensitas Membaca Al-Qur’an ................................................................................................. 12

C.Tinjauan Umum Panti Asuhan .................................................................................................. 13

Hubungan antar 2 variabel ............................................................................................................ 14

D.Kerangka Konseptual ................................................................................................................ 14

E.Hipotesis Penelitian ................................................................................................................... 15

BAB III ............................................................................................................................................. 16

METODE PENELITIAN ................................................................................................................. 16

A.Desain Penelitian....................................................................................................................... 16

B.Variabel Penelitian .................................................................................................................... 16

C.Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................................................................. 16

D.Populasi dan Sampel ................................................................................................................. 17

E.Teknik pengumpulan Data ........................................................................................................ 17


2
F.Analisis Data 17

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 18

3
Kata pengantar

Rasa syukur saya ucapkan atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia kepada saya dalam menyusun proposal ini. Dengan harapan kami semoga proposal dengan
judul “Hubungan Membaca Al-Qur’an Secara Rutin Terhadap Kecerdasan Emosional Remaja
Yang Tinggal Di Panti Asuhan ”Mampu memberi wawasan baru untuk yang membacanya. Untuk
harapan selanjutnya saya berharap pembaca bisa memberi kritik dan saran terhadap makalah ini.
Karna saya mengakui ketidaksempurnaan atas makalah ini ,mungkin ada kekurangan saya berharap
pembaca bisa memberi kritik dan saran untuk menjadikan makalah ini lebih baik lagi

Padang, 24 Juni 2021

Penulis

4
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Al-Qur’an dipedomankan oleh umat manusia islam didunia sebagai kitab suci
yang diturunkan kepada Rasulullah SAW. Al-Qur’an memberikan ajaran kepada umat
manusia tentang akidah tauhid, juga memberikan ajaran tentang bagaimana cara
beribadah kepada Allah yang bertujuan agar umat manusia dapat menerima kebaikan di
kehidupan dan masyarakat. Seluruh umat islam diperintahkan untuk membaca Al-
Qur’an sebagaimana Al-Qur’an merupakan wahyu pertama yang diperintahkan Allah
turun kepada Nabi Muhammad SAW terdapat pada Surat Al-‘Alaq ayat 1-5. Didalam
ayat tersebut dikatakan bahwa perintah iqra’ yang mempunyai arti bacalah. Makna kata
tersebut sudah diterangkan agar membaca yang telah tertulis. Ibu Kaldu pernah
mengatakan ( dalam Ahmad : 2004) terdapat dalam kitab Al-Muqadimah dimana disana
diterangkan pentingnta didikan Al-Qur’an sejak kecil.
Membaca merupakan kegiatan yang diharuskan untuk seluruh umat islam didunia.
Karena hal tersebut memberikan dampat berupa manfaat yang sangat besar dari kegiatan
membaca tersebut. Membaca dianjurkan secara khusyuk dan bersungguh-sungguh
menjadikan awal yang fundamental bagi umat muslim untuk dapat mengetahui arti dan
makna secara menyeluruh. Hal tersebut merupakan anugrah jiwa yang memegang teguh
ayat-ayat tersebut sebagai tujuan hidup yang koheren. Al-Qur’an juga memberikan
garirah hijrah untuk umat manusia islam sehingga umat islam yang rutin dalam
membaca Al-Qur’an dapat merasakan didalam jiwa nya terdapat aliran halus yang
mengalir.
kebiasaan merupakan segala kegiatan yang rutin dilakukan. Dapat dikatakan juga
kegiatan yang terus berlangsung secara terus-menerus atau continue. Kebiasaan disebut
juga sebagai suatu kegiatan yang positif yang memiliki arti penting untuk seseorang.
Upaya yang perlu dilakukan agar dapat mencerdaskan kehidupan bangsa salah satunya
adalah membiasakan diri untuk membaca, membaca disini bukan hanya membaca buku-
buku ilmu pengetahuan, namun Al-Qur’an juga sangat penting. Lembaga pendidikan

5
sudah menerapkan pendidikan Agama islam dimana hal tersebut dilakukan untuk
memunculkan dan meningkatkan tingkat ketaqwaan dan keimanan seseorang memalui
penghayatan, pemberian, pengetahuan serta pengalaman.
Al-Qur’an memiliki peran yang berpengaruh untuk tumbuh dan berkembangnya jiwa
umat manusia islam. Adapun pengaruh membaca Al-Qur’an yaitu dapat menggetarkan
hati, menciptakan ketenangan, ketentraman, konsentrasi yang meningkat, membuat hati
yang damai, dapat membuat saraf otak menjadi tidak tegang, menghilangkan
kegelisahan dan menghilangkan rasa takut serta mencipatakan jiwa yang sejuk bagi
siapa saja yang membaca Al-Qur’an
Kecerdasan Emosional adalah potensi untuk mempelajari suatu keterampilan
diantaranya didasari oleh lima unsure kecerdasan emosional yakni mengenal emosi,
mengatur emoti, dapat memberikan motivasi diri dan menjalin hubungan yang baik
dngan orang lain. Maka dari itu penting nya emosi untuk menjalani kehidupan.
Kecerdasan emosional merupakan suatu kemampuan untuk mengenal perasaan sendiri
juga perasaan orang lain, kemampuan untuk mengatur emosi yang baik terhadap diri
sendiri dan kepada orang lain.
Menurut Goleman kecerdasan emosional dikatakan sebagai suatu kemampuan yang
didefinisikan sebagai motivasi diri sendiri dan tahapan dalam menghadapi frustasi,
mengatur dorongan hati dan mengatur kesenangan, Susana hati, peduli dan berdoa.
Kecerdasan emosional dapat mempengaruhi keadaan psikologis seseorang. Di dalam
kehidupan adanya emosi pada setiap individu mempunyai peran penting terhadap sikap
manusia.
Hurlock mengatakan pada bukunya “Development Psychology” bahwa usia remaja
dimulai pada 12-21 tahun terbagi atas masa praremaja pada usia 11/12-12/13 tahun,
remaja awal pada usia 13/14-17 tahun dan rwmaja usia lanjut/ akhir pada usia 17-20/21
tahun. Pada remaja awal dilihatkan tidak stabilnya remaja tersebut karena belum mampu
untuk mengatasi masalah nya sendiri, namun ketika remaja berusia 16 tahun remaja
mulai mandiri, bisa berfikir abstrak, idealistis dan logis. Kestabilan tersebut diantaranya
menahan amarah, mampu menghadapi tekanan emosi, masa strom dan depresi.
Panti asuhan merupakan rumah bagi anak-anak yang memiliki kekurangan kasih
sayang dari ayah/ibu. Anak yatim/piatu maupun dhuafa dititipkan untuk tinggal dipanti

6
asuhan. Di panti asuhan anak di didik untuk mandiri dan menjadi anak yang sholeh
maupun sholeha. Panti asuhan banyak mengajarkan tentang ilmu agama, dimana anak
harus selalu rutin melakukan ibadah seperti sholat, mengaji dan lain-lain sebagainnya.
Tujuan ibu asuh dalam menerapkan ilmu agama yaitu untuk membentuk sikap yang
positif terhadap individu tersebut. Salah satunya dengan membaca Al-Qur’an secara
rutin. Dimana manfaat dari Al-Qur’an untuk menenangkan hati dan fikiran, itu sangat
berguna bagi anak panti asuhan yang memiliki tingkat stress syang tinggi dibandingkan
anak yang tinggal bersama orang tuanya.
Hal tersebut juga berpengaruh kepada kecerdasan emosional remaja. Berhubungan
dengan itu Al-Qur’an merupakan kitab suci yang dapat mendatangkan ketenangan
membentuk sikap dan mengontrol emosi seseorang. Dengan kita rutin membaca Al-
Qur’an maka hati kita akan menjadi tentram dan tenang. Berkaitan dengan itu saya
sebagai penetiti ingin meneliti tentang “Hubungan Membaca Al-Quran Dengan Rutin
Terhadap Emosional Kecerdasan Pada Remaja Yang Tinggal di Panti Asuhan Pada”.
Yang dimana diharapkan pada penetitian kali ini dapat memberikan dampak positif
terhadap remaja dan memberikan motivasi terhadap diri sendiri dan orang lain terutama
umat islam didunia tentang pentingnya membaca Al’Quran bagi seorang muslim.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa makna dari Al-Qur’an bagi umat islam ?
2. Apa yang dimaksud dengan kecerdasan emosional ?
3. Bagaimana emosional remaja yang tinggal dipanti asuhan?
4. Apa pengaruh membaca Al-Quran secara rutin terhadap kecerdasan emosional pada
remaja ?
1.3 Tujuan Penelitian
A. Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah ada hubungan membaca Al-Qur’an secara rutin
terhadap kecerdasan emosional pada remaja yang tinggal di Panti asuhan
Sayyidah Adawiyyah kota Padang
B. Tujuan Khusus

7
1) Mengetahui faktor yang mempengaruhi remaja yang kurang dalam kecerdasan
emosial
2) Dapat mempelajari Al-Qur’an secara rutin
3) Diketahui gangguan pada anak remaja yang tinggal dip anti asuhan
4) Mengetahui apakah dipanti asuhan sayyidah adawiyyah menerapkan membaca
Al’Quran secara rutin
5) Mengetahui apakah ada hubungan membaca Al-Qur’an secara rutin terdapat
kecerdasan emosional pada anak remaja panti asuhan
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
a) Bagi pendidikan
Menambah pengetahuan dan memperkaya hasil penelitian yang suda ada dan dapat memberi
gambaran mengenai membaca Al-Qur’an terhadap kecerdasan emosional
b) Bagi Responden
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi yang mengalami permasalahan pada
gangguan kecerdasan emosiaonal khusunya pada remaja yang tinggal dipanti asuhan.
c) Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan pengalaman yang berharga bagi peneliti, karena dapat secara
langsung mengaplikasikan membaca Al-Qur’an secara rutin untuk mengatasi gangguan
kecerdasan emosional.
d) Bagi Mahasiwa
Setelah hasil penelitian ini diinformasikan kepada teman-teman mahasiswa, diharapkan
nantinya dapat menjadi salah satu terapi alternative untuk mengatasi masalah gangguan
kecerdasan emosional pada remaja di panti asuhan.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecerdasan Emosional
1. Pengertian Kecerdasan Emosional
Goleman mengatakan ( dalam Daniel : 2002 ) kecerdasan emosional merupakan
suatu kemampuan individu dalam mengatur kehidupan emosinya melalui inteligensi,
mengontrol kestabilan emosi dan menyalurkannya melalui keterampilan kesadaran
diri, mengendalikan diri, memotivasi diri, peduli, dan berjiwa sosial. Goleman juga
mengatakan bahwa emosi merupakan pelampiasan perasaan, nafsu atau pergolakan di
bawah alam sadar manusia. Pelampiasan emosi tersebut meliputi perasaan gembira,
amarah, takut, sedih, jengkel cinta dan malu.
Emosi dijadikan sebagai rasa yang bergolak dalam diri seseorang ditandai
dengan adanya perubahan-perubahan pada fisiologis tubuh. Emosi juga terpaku pada
perasaan dan pikiran-pikiran yang khas. Dimana keadaan biologis dan psikologis
untuk bertindak. Individu yang sulit dalam mengendalikan emosinya mengarah untuk
melakukan suatu tindakan yang bisa membuat orang lain mendapatkan efeknya
maupun diri sendiri yang berupa efek negetif. Emosi yang berlebihan dapat juga
membuat kesehatan terganggu baik fisik maupun psikis. ( Daniel : 2002)
Kecerdasan emosional dapat diartikan sebagai suatu kemampuan diantaranya
kemampuan yang dapat memotivasi diri sendiri dan mampu bertahan dalam
menghadapi stress, dapat mengontrol keinginan hati dan tidak berlebihan dalam
kesenangan, mengontrol suasana hati dan dapat menjaga supaya stress tidak membuat
kelumpuhan kemampuan berfikir, peduli dan beroda. Kecerdasan emosional dapat
memberikan tentang kesadaran mengenai perasaan mempunyai diri sendiri dan orang
lain juga memberikan rasa simpati, empati, cinta , motivasi dan suatu kemampuan
yang mampu mengatasi kegembiraan atau kesedihan yang tepat. Kecerdasan
emosional dapat memotivasi individu untuk mendapatkan manfaat dan memunculkan
aspirasi dan makna-makna yang dalam, mengubah apa yang difikirkan menjadi apa
yang dijalani. Kecerdasan emosional menjadikan individu agar belajar mengakui dan
menghargai perasan kepada dirinya dan kepada orang lain untuk merespon dengan

9
benar, dapat mengaplikasikan secara efektif energy dan informasi, emosi di
kehidupan dan dalam perkerjaan secara rutin. ( Azwar : 2004)
2. Aspek Kecerdasan Emosional
Menurut Peter Salovey ( dalam Azwar : 2004) aspek kederdasan emosional yang
digunakan untuk melihat bagaimana kecerdasaan sosial seseorang, yaitu :
a. Mengenali Emosi Diri
Mengenali emosi diri merupakan suatu kesadaran dalam diri tentang
perasaan kejadiaan terjadi. Kemampuan ini juga disebut juga sebagai tiang
dari kecerdasan emosional. Seseorang yang mampu mengendalikan emosinya
sendiri dikeanl sebagai mandiri, jiwanya memiliki kesehatan yang bagus dan
memiliki pikiran yang positif.
Mengenali emosi diri merupakan apa yang diketahui dan diraskan oleh
seseorang di suatu saat dan mengaplikasikannya untuk petunjuk sebagai
pengambilan keputusan diri sendiri. Individu yang mempunyai suatu
keyakinan yang tinggi tentang perasaannya yakni orang yang mampu
diandalkan untuk kehidupan mereka, dikarnakan mempunyai perasaan yang
peka dari perasaan sesungguhnya dari keputusan masalah pribadi.
b. Mengelola Emosi
Mengelola emosi merupakan tanggapan atas perasaan yang diungkapkan
dengan tepat. Maksudnya kecakapan ini tergantung juga pada kesadaran diri.
Mengelola emosi berhubung erat terhadap kemampuan dalam menghibur diri
sendiri, bersikap menghargai dan toleran terhadap stress, meluapkan
kecemasan, dapat mengeluarkan amarah dengan benar dan dampak-dampak
yang dapat ditimbulkan dikarnakan gagalnya sebuah keterampilan emosional
dasar.
c. Memotivasi diri sendiri
Memotivasi diri sendiri merupakan bsuatu kemampuan dalam mengatur emosi
yang digunakan sebagai alat dalam mengapai suatu tujuan yang berkaitan
dengan memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri
sendiri. Seseorang yang mempunyai keterampilan ini cenderung lebih
produktif dan efektif tentang apapun yang dilakukan.

10
d. Mengenali Emosi Orang lain
Mengenali emosi orang lain atau empati merupakan suatu kemampuan yang
digunakan untuk peka terhadap orang lain, bisa dalam memaham perspektif
mereka, menciptakan hubungan yang saling percaya dan meluruskan diri
terhadap orang banyak atau masyarakat. Orang yang mempunyai sifat peduli
yang tinggi akan mampu menangkap sinyal-sinyal sosial tersirat terhadap apa
yang dibutuhkan oleh orang lain. Kemampuan mengenali emosi orang lain
disebut juga sebagai kemampuan dalam mengerti tentang perasaan orang lain,
sehingga mampu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.
e. Membina Hubungan
Membina hubungan merupakan suatu kemampuan yang dapat
mengandalkan dan mengatasi emosi dengan baik disaat berhubungan oleh
orang lain, teliti dalam menangkap situasi dan lingkungan sosial, komunikasi
secara baik , mengerti dan berbuat bijaksana terhadap antar manusia.
Kemmapuan ini juga disebut sebagai kemampuan yang bisa menyeleasaikan
konflik ataupun pertengkaran yang terjadi antar sesame, menyelesaikan
masalah, bekerjasama , senang berbagi dan memiliki jiwa yang toleran dan
bersikap dewasa terhadap orang lain. Sama hal nya dengan anak yang mampu
beragul.
3. Konsep Kecerdasan Emosional dalam Perspektif Islam
Menurut perspektif islam, emosi disadarkan pada nafsu yang dianugerahkan oleh
Allah, nafsu disini dikatakan yang akan membawa baik atau buruk, preman atau
budiman, pemarah atau pemurah dan lain-lain. Menurut Mawardy Labay Elsulthani
( dalam Ary, 2001) nafsu dalam pandanganntya terbagi atas :
a) Nafsu Hewani yang dikatakan sebagai Nafsu rendah yakni nafsu yang dimiliki
oleh setiap hewan diantaranya keinginan untuk makan dan minum, kemauan seks,
kemauan untuk mengumpulkan harta benda, kegembiraan terhadap hewan dan
rasa takut.
b) Nafsu Amarah merupakan mendorong, menarik, menyuluruh, membawa
keburukan dan kejelakan saja. Nafsu ini identik dengan mendorong manusia
untuk berbuat prilaku yang negating dan berlebihan.

11
c) Nafsu Lawwamah merupakan nafsu yang membawa manusia kea rah yang lebih
baik. Nafsu ini lawan dari nafsu amarah
d) Nfasu Mussawilah merupakan nafsu provokator. Nafsu ini disebut juga dengan
“koloni lima” dikarnakan pihak lawan memerlukan perhatian yang lebih serius.
e) Nfasu mutmainah merupakan keadaan jiwa yang selaras dengan jiwa yang tenang.
Nafsu ini merupakan keadaan yang tenang dan damai.

Dalam perspektif islam, kecerdasan emosional dapat disimpulkan suatu kemampuan


individu untuk dalam mengendalikan emosi.

B. Intensitas Membaca Al-Qur’an


1. Pengertian Intensitas
Intensitas dapat diartikan dalam bahasa inggris yaitu intention yang artinya suatu
ukuran kekuatan , tingkatan atau intens individu ( Fitriyani, 2014). Intensitas adalah
suatu tingkat apakah keseringan individu dalam melakukan sesuatu hal yang dirujuk
pada perasaan senang terhadap apapun yang dilakukan.
Intensitas dapat juga dikatakan sebagai suatu kekuatan untuk ditujukan dalam kedaan
sungguh-sungguh atau serius yang seseorang miliki dalam hal apapun dan perpuatan
apapun untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan optimal.
2. Faktor yang mempengaruhi Intensitas Membaca Al-Qur’an
Ajzen mengatakan ( dalam Latifah, 2015) intensitas dapat dipengaruhi oleh beberpa
aspek yaitu :
a) Frekuensi merupakan waktu lama peluang tingkah laku atau suatu kegiatan yang
terpusat perhatiannya, bisa juga disebut sebagai ketertarikan seseorang terhapad
objek yang dituju
b) Penghayatan merupakan pemahaman untuk mendapatkan informasi yang dapat
dilihat dan dilakukan, lalu informasi tersebut bisa dipahami, disimpan dan
dinimati oleh setiapn individu sebagai ilmu pengetahuan.
c) Durasi, merupakan lamanya selang waktu yang dibutuhkan seseorang untuk
menjalankan suatu kegiatan tertentu.
3. Keutamaan Membaca Al-Qur’an

12
Adapun banyak manfaat yabng didapatkan ketika membaca Al-Qur’an yaitu ( Imam:
2005) :
a) Memberikan Syafa’at di hari kiamat
b) Allah pasti menaikkan derajat indivisu yang menertapkan membaca Al-Qur’an
c) Dihindarkan dari sifat dengki dan iri
d) Memperoleh rahmat dan ketenangan
e) Akan berkumpul dengan malaikan
f) Memperoleh kebaikan yang melipatgandakan kebaikannya

C. Tinjauan Umum Panti Asuhan


1. Definisi Panti Asuhan
Panti sosial asuhan merupakan suatu tempat lembaga kesejahteraan sosial yang
ditujukan pada anak yang terlantar dengan melakukan penyantunan dan memberikan
layanan sebagai pengganti orang tua atau wali anak untuk mencukupi kebutuhan fisik,
mental dan sosial kepada para anak asuh, yang diharapkan mampu mendapatkan
peluang yang besar , tepat dan menjadikan pribadi yang baik sesuai yang diharapkan
sebagai generasi penerus dan insan yang aktif dalam pembangunan nasional ( Depsos
RI, 2004)
Beberapa ahli menyimpulkan panti asuhan adalah salah satu lembaga
perlindungan anak yang dapat memberikan perlindungan kepada anak-anak sebagai
hak dari wakil orang tua dalam mencukupi kebutuhan mental dan sosia;l pada anak
asuh supaya mereka mempunayi peluang dalam pengembangan diri hingga mencapai
kedewasaan yang matang dan menjalankan perannya sebagai seseorang yang hidup di
masyarakat.
2. Fungsi dan Tujuan Panti Asuhan
Panti asuhan mempunyai beberapa fungsi yang dibahas Departemen Sosial Republik
Indonesia ( 1997) yaitu :
a) Sebagai perlindungan, pencegahan, pemulihan dan pengembangan
b) Inti dari informasi sebagai konsultasi kesejahteraan sosial anal
c) Sebagai pusat keterampilan masyarakat dan pengembangan kepribadian anak-
anak remaja.

13
D. Hubungan antar 2 variabel
Kecerdasan emosional dapat dibentuk dengan melalui membaca Al-Quran dan
mamaknai isinya. Salah satu hal yang dil;alkukan untuk memperoleh kecerdasan
emosional diperintahkan untuk memperhatikan dan mendengarkan dengan tenang
supaya memperoleh ketenangan jiwa. Jika mendengarkan Al-Qur’an sudah bdapat
menenangkan hati, meredakan kegelisahan, meningkatkan ketenangan maka
membaca Al-Qur’an secara terus-menerus sesuai dengan irama kaidah tajwid akan
meningkan kecerdaan emosional. Berdasarkan beberapa teori yang dijelaskan Al-
Qur’an memiliki pengaruh kepada kecerdasan emosional in divide dengan cara
membaca secara sungguh-sungguh dan terus –menerus (Samsul , 2015)
Di panti asuhan anak-anak telah diajarkan untuk rutin dslam membaca Al-Qur’an
, banyak dari anak-anak tersebut yang mengalami depresi dan jiwa yang tidak tenang
karena telah dititipkan di lembaga panti asuhan, dengan membaca Al-Qur’an yang
banyak manfaat diantaranya dapat menciptakan jiwa yang tenang, anak-anak bisa
menciptakan ketengan jiwa dan fikiran.
Dengan membiasaan dalam membaca Al-Qu’an menjadikan suatu kegiatan yang
intelektual dilakukan secara berkesinambungan hal tersebut merupakan ibadah
individu untuk beribadah dan memahami serta mengerti tentang ajaran agama islam
melalui bacaan yang terdapat dalam kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad . membaca Al-Qur’an banyak manfaat dan sangat berguna bagi
kesehatan. Hal tersebut dikarenakan Al-Qur’an mempunyai lantunan kalam suci
Allah kepada Nabi Muhammad yang dapay memberikan sebuah kebaikan baik
jasmani amupun rohani, Al-Qur’an juga dapat dijadikan sebagai obat penyembuh
bagi umat islam, maksud nya adalah dapat meredakan dan menghilangkan semua hal
yang dikatakan keraguan, penimpangan, kensyirikan, kemunafikan, dan perselisihan
yang terdapat didalam hati manusia umat islam.
E. Kerangka Konseptual

Anak panti asuhan Kebiasaan membaca Al-Qur’an

14
Kecerdasan Emosional

F. Hipotesis Penelitian
Ha = Adanya pengaruh Membaca Al-Qur’an secara rutin untuk meningkatkan
Kecerdasan Emosional pada Remaja
Ho = Tidak adanya pengaruh Membaca Al-Qur’an secara rutin untuk Kecerdasan
Emosinal pada remaja

15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain Pre-eksperimental desaign dengan rancangan
one group pre-posttest without control, yang dilakukan dengan cara memberikan
pretest (pengamatan awal) sebelum melakukan intervensi, setelah itu
postetest(pengamatan akhir). Dengan menggunakan jenis simple random sampling.
Dengan itu nantinya kelompok subjek akan dilakukan pretest kemudian
diberikan intervensi dengan mendengarkan murottal kepada subjek setelah itu
dilakukan posttest.
Berikut desain penelitian One group prestest posttest.

O₁→X→O₂
O₂
Keterangan:
O1 : Pretest
X : Perlakuan
O2 : Posttest
B. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variable, yaitu variable bebas (independen)
dan variable terikat (dependen). Yakninya variable bebas penelitian ini adalah
membaca Al-Quran secara rutin , dengan variable terikatnya adalah Kecerdasan
Emosional
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Kitab suci yang dirunkan Allah kepada Nbai Muhammad yaitu Al-Qur’an ,
dimana banyak manfaat yang didapatkan dari membaca Al-Quran, Al-Quran
merupakan satu wahyu yang sangat penting bagi kehidupan umat muslim di dunia,
menjadikan jiwa tanang, ketentraman hati dan pedoman serta petunjuk bagi hidup
seorang umat islam di dunia.
Kecerdasan emosional dapat diartikan sebagai suatu kemampuan diantaranya
kemampuan yang dapat memotivasi diri sendiri dan mampu bertahan dalam

16
menghadapi stress, dapat mengontrol keinginan hati dan tidak berlebihan dalam
kesenangan, mengontrol suasana hati dan dapat menjaga supaya stress tidak membuat
kelumpuhan kemampuan berfikir, peduli dan beroda
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generasi yang terdiri dari objek/subjek yang
mempunyai karakteristik serta kuantitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan nantinya akan ditarik kesimpulan. Populasi pada dasarnya
bisa bersifat terbatas dan tidak terbatas. Pada penelitian kali ini populasi yang
diambil adalah seluruh remaja panti asuhan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau bagian dari jumlah
yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian kali ini
secara random samplingpada remaja panti asuhan sayyidah adawiyyah sebanyak
10 orang.
E. Teknik pengumpulan Data
Dalam penelitian ini untuk mengumpulakan data, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data kepada subjek dengan mengisi kuesioner kecerdasan emosional
sebelum dan setelah membaca rutin Al-Qur’an untuk mengetahui apakah ada
pengaruh membaca rutin Al-Qur’an kepada remaja panti asuhan.
F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah dengan metode statistik nonparametrik.
Yaitu dengan menggunakan uji statistik dua sampel berpasangan Wilcoxon Signed
Ranks Test yang digunakan untuk menganalisis hasil penelitian pada kelompok
eksperimen saat pretest dan posttest, agar diketahui perubahan tingkat regulasi pada
kelompok setelah diberikan. Denganmenggunakan ProgramStatistical Package for the
Social Sciences(SPPS).

17
DAFTAR PUSTAKA

Azwar. ( 2004). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

Departemen Sosial Republik Indonesia. 2004. Acuan Pelayanan Sosial Anak di Panti Sosial
Asuhan Anak. Jakarta : Departemen Sosial Republik Indonesia.

Departemen Sosial Republik Indonesia. 1997. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak. Jakarta :
Departemen Sosial Republik Indonesia

Fitriyani, R. 2014. Pengaruh penggunaan teknologi informasi, keahlian Pemakaian dan intensitas
Pemakaian terhadap Kualitas Informasi Akuntasi. Skripsi, Universitas Bengkulu.
Bengkulu

Ginanjar, Agustian,Ary. ( 2001). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan


Spiritual.Jakarta: Penerbit Arga,

Goleman,Daniel. ( 2002). Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Munir Amin,Samsul. ( 2015). Bimbingan Konseling Islam. Jakarta : AMZAH

Prihandini,Latifah. ( 2015). Pengaruh Intensitas Membaca Terhadap Hasil Belajar Ips Siswa
Kelas V Sd Segugus II Kecamatan Pengasih Kulon Progo. Yogyakarta: Tidak
diterbitkan)

Syarifuddin,Ahmad. ( 2004). Mendidik Anak, Membaca, Menulis, dan Mencintai AlQur’an.


Jakarta : PT. Gema Insani .

18

Anda mungkin juga menyukai