KEDISIPLINAN SISWA
Disusun Oleh :
Kelompok 6
SHERLIANA WULANDARI
SALMA BELLA NUR AZIZAH
WILIYAN SULISTIA
TIMOTIUS ALFA MERANDI
RAFI ADELA
SAFERIUS ALBET NEGO
RHEVAL GERARD RAMADHAN
RISKY ALFA REZA
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat rahmat dan
karunia – Nya kami bisa menyelesaikan Makalah tentang Kedisiplinan siswa ini,
tak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
kepada keluarga para sahabat dan seluruh umatnya.
Yang kedua kalinya, semoga makalah tentang kedisiplinan siswa ini dapat
memberikan sedikit pengetahuan bagi teman-teman dan pembaca umum. Terima
kasih juga kepada pembimbing kami karena telah mengarahkan kami ke hal – hal
yang positif.
Pada kesempatan ini kami ingin berterima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat membawa
manfaat dan memberikan nilai tambah kepada teman maupun pembaca.
Kami sebagai penyusun makalah ini sangat menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan terkait
perbaikan makalah ini. Sedikit kritik dan saran akan kami perhatikan untuk perbaikan
kedepannya.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat .........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................3
2.1 Pengertian Disiplin ..........................................................................................4
2.2 Penyebab Utama Perilaku Tidak Disiplin Dan Perilaku Siswa Yang Dinilai
Tidak - Atau Kurang Disiplin .................................................................................4
2.3 Faktor Pendorong Dan Penghambat Kedisiplinan Di Sekolah .......................7
2.4 Upaya-Upaya Yang Bisa Di Lakukan Warga Sekolah Dalam Meningkatkan -
Penerapan Disiplin ................................................................................................11
BAB III PENUTUP ...............................................................................................12
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................12
3.2 Saran .............................................................................................................12
Daftar Pustaka .......................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
b. Apa alasan utama perilaku tidak disiplin, Bagaimana perilaku siswa yang dinilai
tidak disiplin atau kurang disiplin?
2.2. Penyebab Utama Perilaku Tidak Disiplin Dan Perilaku Siswa Yang Dinilai
Tidak Atau Kurang Disiplin
A. Alasan utama perilaku siswa yang tidak disiplin
Berbicara tentang disiplin sekolah tidak terlepas dari masalah perilaku negatif
siswa. Dalam beberapa tahun terakhir, perilaku negatif di kalangan pelajar muda
nampaknya sangat mengkhawatirkan, seperti seks bebas, penyalahgunaan narkoba,
geng motor, dan berbagai perilaku yang mengarah pada pelaku kejahatan lainnya,
perilaku tersebut tidak hanya akan merugikan diri sendiri tetapi juga orang lain.
Berbahaya bagi publik. Di lingkungan internal sekolah sering ditemukan pelanggaran
terhadap berbagai peraturan dan regulasi sekolah, mulai dari pelanggaran ringan hingga
pelanggaran tingkat tinggi, seperti pembolosan, perkelahian, kecurangan, bullying,
bullying, pencurian dan bentuk perilaku menyimpang lainnya. Upaya pencegahan dan
penanggulangan adalah pentingnya disiplin sekolah.
Perilaku siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan,
keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu
faktor utama yang membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah, siswa
berinteraksi dengan guru yang mendidik dan mengajarinya. Sikap, teladan, perilaku,
dan perkataan guru yang baik yang dilihat, didengar, dan dipikirkan siswa akan berakar
dalam di hati mereka, dan pengaruh mereka terkadang melebihi pengaruh orang tua
mereka di rumah. Sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh guru pada dasarnya
merupakan bagian dari kedisiplinan siswa sekolah.
Brown dan Brown mengkategorikan beberapa alasan tindakan disipliner siswa
sebagai berikut:
a. Guru dapat menyebabkan perilaku tidak disiplin.
b. Perilaku tidak disiplin dapat disebabkan oleh sekolah : kondisi sekolah yang
tidak menyenangkan, kurang teratur dan lainnya dapat menyebabkan perilaku
berkurang atau tidak disiplin.
c. Pelajar dari keluarga broken home dapat menyebabkan perilaku tidak disiplin.
d. Perilaku disiplin dapat disebabkan oleh kurikulum, kurikulum yang terlalu
kaku, tidak atau kurang fleksibel, dan terlalu dipaksakan sedangkan mata
pelajaran lain dapat menyebabkan perilaku tidak disiplin, terutama dalam
proses pengajaran dan sepanjang proses pendidikan.
Menyikapi permasalahan di atas, guru harus mampu menumbuhkan kedisiplinan
siswa terutama disiplin diri. Berkaitan dengan hal tersebut, guru harus memiliki
kemampuan sebagai berikut :
a. Membantu siswa mengembangkan perilakunya sendiri, setiap siswa berasal dari
latar belakang yang berbeda, dengan karakteristik dan kemampuan yang
berbeda, dalam hal ini guru harus dapat memberikan bantuan atas perbedaan
tersebut agar setiap siswa dapat menemukan jati dirinya dan mengoptimalkan
dirinya.
b. Karena siswa berasal dari latar belakang yang berbeda, ini dapat membantu
mereka meningkatkan standar perilaku mereka. Jelas sekali, standar perilaku
mereka sangat tinggi, dan beberapa di antaranya bahkan sangat rendah. Setiap
guru harus meramalkan hal ini dan berusaha untuk memperbaikinya dalam
proses belajar mengajar dan di seluruh masyarakat.
c. Gunakan penegakan aturan sebagai alat, setiap sekolah memiliki aturan umum.
Baik itu aturan khusus atau aturan umum. Aturan ini harus dijaga dan
diterapkan dengan benar untuk mencegah pelanggaran yang mengarah pada
perilaku negatif atau tidak disiplin.
B. Perilaku Siswa Yang Dinilai Tidak Atau Kurang Disiplin
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar orang atau teman mengatakan
bahwa orang A adalah orang yang disiplin, dan orang B adalah orang yang kurang
disiplin. Istilah "orang yang disiplin" biasanya mengacu pada perilaku yang selalu
muncul tepat waktu, mengikuti aturan, mengikuti pedoman yang berlaku, dll.
Sebaliknya, “orang dengan disiplin yang lemah” biasanya mengacu pada mereka yang
tidak mengikuti atau tidak dapat mematuhi aturan dan ketentuan yang berlaku, baik
yang berasal dari masyarakat (pertemuan informal), pemerintah atau peraturan yang
dibuat oleh suatu instansi (formal) -organisasi).
Siswa yang mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan menyimpang dari
berbagai peraturan perundang-undangan yang diberlakukan oleh sekolah, dan setiap
siswa diwajibkan untuk bertindak sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku
di sekolahnya. Kepatuhan dan kepatuhan siswa terhadap berbagai peraturan perundang-
undangan yang berlaku di sekolah biasa disebut disiplin siswa. Sedangkan aturan,
regulasi, dan berbagai regulasi lain yang mencoba mengatur perilaku siswa disebut
disiplin sekolah.
Disiplin sekolah merupakan upaya sekolah untuk menjaga perilaku siswa agar
tidak menyimpang dari perilaku siswa dan mendorong siswa untuk bertindak sesuai
dengan norma, aturan, dan peraturan yang berlaku di sekolah. Menurut Wikipedia
(1993), disiplin sekolah "mengacu pada siswa yang mengikuti kode etik, biasanya
disebut sebagai peraturan sekolah." Makna peraturan sekolah, seperti standar pakaian,
ketepatan waktu, perilaku sosial, dan etika belajar / kerja .
Terkadang konsep disiplin sekolah juga dapat digunakan untuk memberikan sanksi
(sanksi) akibat pelanggaran aturan, walaupun terkadang dapat menjadi kontroversi
ketika menerapkan metode disiplin, sehingga terjebak dalam bentuk penganiayaan fisik
dan psikis, seperti oleh Irwin A. Hyman Dan Pamela A. Snock dalam bukunya
"Dangerous School" (1999).
Berbicara tentang disiplin sekolah tidak terlepas dari masalah perilaku negatif
siswa. Dalam beberapa tahun terakhir, perilaku negatif di kalangan pelajar muda
nampaknya sangat mengkhawatirkan, seperti seks bebas, penyalahgunaan narkoba,
geng motor, dan berbagai perilaku yang mengarah pada pelaku kejahatan lainnya,
perilaku tersebut tidak hanya akan merugikan diri sendiri tetapi juga orang lain.
Berbahaya bagi publik.
Di lingkungan internal sekolah masih sering ditemukan pelanggaran terhadap
berbagai peraturan perundang-undangan sekolah, mulai dari pelanggaran ringan hingga
pelanggaran tingkat tinggi. Beberapa contoh perilaku siswa yang dianggap kurang atau
tidak kena disiplin, seperti membolos, berkelahi, menyontek, intimidasi, Pencurian, dan
bentuk hambatan perilaku lainnya.
3.1. KESIMPULAN
Penegakan disiplin sekolah tidak hanya terkait dengan kehadiran, tetapi juga
apakah Anda terlambat. Ini lebih mengacu pada pembentukan lingkungan di mana
untuk mematuhi aturan kolektif, siapa pun yang melanggar perilaku harus dengan
berani bertanggung jawab atas tindakan mereka. Setiap pelanggaran kepentingan
umum oleh sekolah harus dihukum oleh pendidikan agar siswa dapat memahami
bahwa nilai mata pelajaran tidak dihargai untuk mata pelajaran itu sendiri, tetapi untuk
tujuan lain yang lebih luas yaitu untuk stabilitas dan ketentraman hidup bersama.
Disiplin sekolah adalah ukuran keseluruhan dari tindakan yang diambil untuk
memastikan kondisi etika yang diperlukan agar proses pendidikan dapat berjalan
dengan lancar dan tanpa gangguan. Adanya kedisiplinan dapat menjadi salah satu
langkah preventif untuk menyingkirkan hal-hal yang membahayakan kehidupan siswa.
Sekolah tanpa disiplin seperti kincir tanpa air.
3.2. SARAN
Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, ada beberapa upaya yang dapat
dilakukan, antara lain:
A. Untuk menumbuhkan konsep diri siswa agar disiplin dan mampu
menunjukkan perilaku yang baik, guru disarankan untuk berempati,
menerima, antusias dan terbuka.
B. Guru pandai berkomunikasi secara efektif, memungkinkan mereka
menerima emosi dan mendorong siswa untuk patuh.
C. Direkomendasikan agar guru dapat menunjukkan perilaku yang salah
untuk membantu siswa mengatasi perilaku yang salah, dan
menggunakan logika dan konsekuensi alami dari perilaku yang salah.
DAFTAR PUSTAKA
https://witaisma.wordpress.com/2013/05/19/a-pengertian-kedisiplinan-ketu-kondisi-
yang/
http://abudaud2010.blogspot.co.id/2010/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://akramberbagi.blogspot.co.id/2012/11/sebab-pelanggaran-disiplin-dan-cara.html
http://aroxx.blogspot.co.id/2013/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-disiplin.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Disiplinhttp://tarmizi.wordpress.com/2008/12/12/kedisiplin
an-siswa-di-sekolah/
http://syaifulhijrah.blogspot.co.id/2011/10/pengertian-perilaku-pengertian-
disiplin.html
http://tkj-go.blogspot.co.id/2011/09/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-sikap.html
http://uleimeuasoe.blogspot.co.id/2011/02/disiplin-itu-kunci-sukses.html
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/04/disiplin-siswa-di-sekolah/
https://ndalz.wordpress.com/tag/masalah-kedisiplinan-siswa/
https://tarmizi.wordpress.com/2008/12/12/kedisiplinan-siswa-di-sekolah/
https://witaisma.wordpress.com/2013/05/19/a-pengertian-kedisiplinan-kedisiplinan-
adalah-suatu-kondisi-yang/