Anda di halaman 1dari 6

Konflik 1: Konflik Kepemimpinan

Para pemimpin seringkali diharapkan untuk turun tangan dan menyelesaikan konflik, tetapi bagaimana
jika para pemimpin itu sendiri yang menjadi pusat konflik? Hal ini dapat terjadi terutama jika individu
yang tidak berpengalaman dipromosikan dengan cepat ke posisi tersebut dan tidak diperlengkapi
dengan pelatihan. Tekanan lingkungan ditambah dengan kurangnya pengalaman dan variasi gaya
kepemimpinan dapat menimbulkan konflik. Hal ini biasanya ditemukan dalam perusahaan berukuran
sedang atau besar.

Penyelesaian

HRD harus menentukan bagaimana cara untuk memilih individu yang kompeten untuk mengisi posisi
tertentu sesuai kualifikasi yang dibutuhkan. Proses rekrutmen dan manajemen sumber daya manusia
(SDM) sangat berpengaruh dalam hal ini. Jika sudah terlanjur, komunikasi antara manajer, karyawan,
dan HRD tentang bagaimana cara menengahi dan berkompromi dengan gaya kepemimpinan mana yang
sebaiknya digunakan. Pastikan jenis gaya kepemimpinan yang digunakan sesuai dengan budaya tempat
kerja dan nilai perusahaan.

Konflik 2: Konflik Antar Departemen

Divisi pemasaran sedang menunggu feedback dari staf penjualan tentang apa yang diminta klien.
Sementara staf penjualan sibuk dan tidak memasukkan feedback tepat waktu. Hal ini membuat divisi
pemasaran terhambat dalam membuat laporan. Kemudian, terlambatnya laporan juga akan
menimbulkan masalah dengan divisi keuangan. Contoh konflik ini terdengar familiar? Konflik antar divisi
dalam perusahaan sangat sering terjadi. Masalah ini terkait erat dengan kepemimpinan karena sebuah
divisi tanpa kepemimpinan yang kuat akan mengalami masalah.

Payroll, ESS, and Talent Management


Coba LinovHR Gratis!

Search Payroll, ESS, and Talent Management

Search

Search for:

Type Here

HOME 5 CONTOH KONFLIK PERUSAHAAN DAN PENYELESAIANNYA

TIPS & TRICK

5 Contoh Konflik Perusahaan dan Penyelesaiannya

contoh konflik

Interaksi manusia pasti sering kali ditemukan konflik. Bagaimana tidak? Isi pikiran dan pandangan
manusia berbeda satu sama lainnya. Ketika perbedaan tak menemukan titik temu, maka Lingkungan
kerja pun tak luput dari konflik. Sebuah konflik perusahaan tak selamanya menyeramkan dan
menghancurkan. Dengan penanganan yang tepat, konflik dapat menjadi pemicu ide, inovasi, perubahan,
dan hubungan kerja yang lebih harmonis. Apa sih akibat dari contoh konflik perusahaan yang paling
umum terjadi?

Banyaknya karyawan yang resign, peningkatan jumlah ketidakhadiran tanpa sebab, masalah
produktivitas, budaya perusahaan yang buruk disebabkan oleh konflik tempat kerja yang tidak ditangani
dengan baik. Konflik perusahaan akan membesar jika tidak ditangani secara serius. Sayangnya, konflik
hampir tidak bisa dihindari. Kondisi bisnis tidak berbeda dengan situasi sosial atau hubungan pribadi
yang ada disekitar.

Contoh Konflik Perusahaan Paling Umum

Dalam bisnis perusahaan yang berfokus kepada kinerja dan produktivitas, konflik dapat ditangani dan
diminimalisir sekecil mungkin. Untuk meminimalisir konflik, perusahaan dan HRD harus memahami
contoh konflik yang paling umum terjadi di perusahaan berikut cara menyelesaikan secepatnya. Berikut
adalah contoh konflik perusahaan yang paling umum:
Konflik 1: Konflik Kepemimpinan

Para pemimpin seringkali diharapkan untuk turun tangan dan menyelesaikan konflik, tetapi bagaimana
jika para pemimpin itu sendiri yang menjadi pusat konflik? Hal ini dapat terjadi terutama jika individu
yang tidak berpengalaman dipromosikan dengan cepat ke posisi tersebut dan tidak diperlengkapi
dengan pelatihan. Tekanan lingkungan ditambah dengan kurangnya pengalaman dan variasi gaya
kepemimpinan dapat menimbulkan konflik. Hal ini biasanya ditemukan dalam perusahaan berukuran
sedang atau besar.

Penyelesaian

HRD harus menentukan bagaimana cara untuk memilih individu yang kompeten untuk mengisi posisi
tertentu sesuai kualifikasi yang dibutuhkan. Proses rekrutmen dan manajemen sumber daya manusia
(SDM) sangat berpengaruh dalam hal ini. Jika sudah terlanjur, komunikasi antara manajer, karyawan,
dan HRD tentang bagaimana cara menengahi dan berkompromi dengan gaya kepemimpinan mana yang
sebaiknya digunakan. Pastikan jenis gaya kepemimpinan yang digunakan sesuai dengan budaya tempat
kerja dan nilai perusahaan.

Konflik 2: Konflik Antar Departemen

Divisi pemasaran sedang menunggu feedback dari staf penjualan tentang apa yang diminta klien.
Sementara staf penjualan sibuk dan tidak memasukkan feedback tepat waktu. Hal ini membuat divisi
pemasaran terhambat dalam membuat laporan. Kemudian, terlambatnya laporan juga akan
menimbulkan masalah dengan divisi keuangan. Contoh konflik ini terdengar familiar? Konflik antar divisi
dalam perusahaan sangat sering terjadi. Masalah ini terkait erat dengan kepemimpinan karena sebuah
divisi tanpa kepemimpinan yang kuat akan mengalami masalah.

Baca Juga: Decision Making Skill & Cara Meningkatkannya

Penyelesaian

Pastikan bahwa peran dan tanggung jawab karyawan diklasifikasi dengan sejelas-jelasnya sebelum
memulai pekerjaan sehingga semua orang mengetahui apa yang diharapkan dari mereka dan apa yang
harus dikerjakan untuk memenuhi harapan tersebut. Jika karyawan belum mampu bekerja secara
maksimal, maka akan dilakukan evaluasi kinerja untuk mencari tahu apa yang bisa dilakukan berkaitan
dengan kinerja si karyawan.

Konflik 3: Konflik Kepribadian

Contoh konflik yang berikutnya menyangkut soal kepribadian manusia. Konflik akibat perbedaan
kepribadian di tempat kerja sangat umum terjadi di antara karyawan apapun posisinya. Konflik semacam
ini di tempat kerja biasanya terjadi karena persepsi yang salah tentang sikap rekan kerja. Ketika tipe
kepribadian yang berbeda bekerja sama, kemungkinan kesalahpahaman tentang karakter, dan tindakan
satu sama lain menjadi tinggi. Misalnya, seorang karyawan introvert dan tidak terlalu ramah mungkin
tampak sombong di antara anggota tim lainnya. Hal ini dapat menyebabkan masalah dan menghambat
produktivitas tim.

Penyelesaian

Dalam penyelesaian jangka pendek, dibutuhkan orang-orang dengan keterampilan mediasi yang kuat
untuk menyelesaikan konflik kepribadian tersebut. Mediasi membutuhkan seseorang yang dapat
mengambil sikap independen dan memahami kebutuhan, berempati, dan mengesampingkan emosi
yang terjadi. Sementara untuk langkah jangka panjang, HRD dapat menetapkan kebijakan dan
menyusun buku pedoman karyawan yang membantu menjelaskan ekspektasi tentang apa yang dapat
diterima serta melatih karyawan dalam keragaman tempat kerja. Dengan demikian, cara tersebut akan
menumbuhkan kecerdasan emosional, toleransi dan pemahaman terhadap orang lain.

Konflik 4: Gaya Bekerja

Beberapa orang lebih suka bekerja dalam kelompok sementara yang lain melakukan pekerjaan terbaik
mereka sendirian. Ada orang yang tidak memerlukan arahan ekstra untuk menyelesaikan tugas,
sementara yang lain menyukai masukan dan arahan eksternal setiap langkahnya. Perbedaan gaya
bekerja terkadang membuat individu tidak dapat bekerja dan membuat keharmonisan dalam tim
terganggu. Miskomunikasi akhirnya tidak dapat dihindari.

Penyelesaian

Pada dasarnya setiap gaya bekerja mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Memahami
dan menghormati gaya kerja setiap anggota tim penting dalam membentuk kerja tim yang sukses. Setiap
anggota tim yang saling terbuka, memahami dan berkompromi bagaimana cara kerjasama dengan gaya
bekerja yang berbeda.

Konflik 5: Brainstorming Ide

Debat singkat dalam sesi brainstorming akibat perbedaaan ide juga dapat memicu konflik. Sebenarnya,
hal ini adalah hal yang wajar dan pasti terjadi dalam semua kegiatan brainstorming. Perdebatan juga
menjadi kesempatan bagus untuk membuat ide menjadi lebih baik. Sesama karyawan perlu mengenali
ide orang lain, menyuarakan pendapat mereka sendiri, dan kemudian mengumpulkan ide untuk
mendapatkan solusi yang terbaik. Jika antara karyawan tidak setuju pada suatu ide proyek, mereka
dapat berbicara satu sama lain secara kooperatif memutuskan mufakat bersama menghasilkan hasil dari
kolaborasi tersebut.
Penyelesaian

Contoh konflik saat brainstorming sebetulnya tidak terlalu mengkhawatirkan asal dapat dikendalikan.
Brainstorming sangat baik untuk mencari ide untuk perkembangan perusahaan. Konflik dalam
brainstorming atau diskusi bisa dikendalikan dengan membangun kepercayaan dan rasa hormat. Maka,
brainstorming atau diskusi tetap bisa dilakukan dengan meminimalisir potensi dampak negatif pada
karyawan, budaya perusahaan, dan produktivitas. Membangun budaya terbuka dengan komunikasi
efektif, di mana karyawan cukup cerdas secara emosional untuk memahami pemicu emosional dalam
mereka sendiri dan menghargai perasaan orang lain adalah kunci terjalinnya brainstorming yang sehat.

Nah, kini menyelesaikan dan menghadapi konflik perusahaan tidak lagi semenyeramkan dulu, deh.
Perusahaan dengan kinerja yang tinggi sangat menyadari perlunya manajemen konflik dan pelatihan soft
skills. Ketika contoh konflik di atas dapat ditangani dan dikendalikan dengan baik, seluruh pihak dalam
perusahaan baik karyawan dan manajer akan jauh lebih bahagia dan bekerja lebih produktif.
Perkembangan perusahaan pun akan semakin bagus dan fantastis. Sekian penjelasan mengenai contoh
konflik perusahaan. Semoga dapat membantu!

Anda mungkin juga menyukai