Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Manajemen Laba
1. Pengertian Manajemen Laba
Menurut [ CITATION Sco17 \l 1033 ] “Pemilihan kebijakan
akuntansi oleh manajemen untuk mencapai tujuan khusus. Manajemen
laba merupakan suatu proses yang disengaja, menurut batasan standar
akuntansi keuangan untuk mengarahkan pelaporan laba pada tingkat
tertentu”
2. Pengukuran Manajemen Laba
Menurut [ CITATION Fer13 \l 1033 ] “Pengukuran Manajemen
LabaPraktik manajemen laba dalam perusahaan merupakan hal yang
logis karena fleksibilitas akuntansi memungkinkan manajer dalam
mempengaruhi pelaporan. Dalam melakukan penelitian untuk
mengungkap adanya praktik manajemen laba, ada beberapa proksi yang
digunakan untuk mengevaluasi manajemen laba. Model yang digunakan
peneliti sebagai proksi manajemen laba adalah pendekatan distribusi
laba.”
3. Bentuk Manajemen Laba
Menurut [ CITATION Ayr18 \l 1033 ] “Ada tiga bentuk
manajemen laba menurut yaitu:
a. Manajemen akrual
b. Penerapan kebijaksanaan akuntansi yang wajib
c. Perubahan metode akuntansi secara suka rela
4. Strategi Manajemen Laba
Menurut [ CITATION Sco17 \l 1033 ] “Ada beberapa strategi
dalam membuat manajemen laba antara lain:
a. Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi
b. Mengubah metode akuntansi
c. Menggeser periode biaya atau pendapatan”
5. Alasan Terjadinya Manajemen Laba
Menurut [ CITATION Ayr18 \l 1033 ] “Alasan mengapa
dilakukannya manajemen laba adalah sebagai berikut:
a. Manajemen laba dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham
terhadap manajer. Manajemen laba berhubungan erat dengan tingkat
perolehan laba atau prestasi usaha suatu organisasi, hal ini karena
tingkat keuntungan atau laba dikaitkan dengan prestasi manajemen
dan juga besar kecilnya bonus yang akan diterima oleh manajer.
b. Manajemen laba dapat memperbaiki hubungan dengan pihak
kreditor. Perusahaan yang terancam default yaitu tidak dapat
memenuhi kewajiban pembayaran utang pada waktunya, perusahaan
berusaha menghindarinya dengan membuat kebijakan yang dapat
meningkatkan pendapatan maupun laba. Dengan demikian akan
memberi posisi bargaining yang relatif baik dalam negosiasi atau
penjadwalan ulang utang antara pihak kreditor dengan perusahaan.
c. Manajemen laba dapat menarik investor untuk menanamkan
modalnya.”
6. Indikator Manajemen Laba
a. Menghitung total accrual (TAC)
TAC=NIit −CFOit
b. Selanjutnya, total accrual (TA) diestimasi dengan Ordinary Least
Squaresebagai berikut:
TAC it (1) (∆ Revit) (PPEit )
=β 1 +β 2 + β3 +e
Ait−1 Ait−1 Ait−1 Ait−1
c. Dengan koefesien regresi seperti pada rumus di atas, maka
nondiscretionary accruals (NDA) ditentukan dengan formula
sebagai berikut:
(1) ( ∆ Revit ) ( ∆ Recit ) ( PPEit )
NDAit=β 1 + β 2( − )+ β 3
Ait −1 Ait−1 Ait−1 Ait−1

2
d. Terakhir, discretionary accruals (DA) sebagai ukuran manajemen
laba ditentukan dengan formula berikut:
TAC it
DAit = −NDAit
Ait (t−1)
Keterangan:
1) TAC: Total accruals perusahaan i pada periode t
2) NIit: Net income perusahaan i pada periode t
3) OCFit: Operating cash flows perusahaan i pada periode t
4) Ai.t-1: Total aset perusahaan i pada periode t-1
5) ΔRevit: Perubahan pendapatan perusahaan i pada tahun t
6) ΔRecit: Perubahan piutang perusahan i pada periode t
7) e: Error term
8) PPEit: Properti, pabrik dan perlatan tetap perusahaan i pada
periode t
9) DAit: Discretionary accruals perusahaan i dalam periode tahun t
NDAit: Non-discretionary accruals perusahaan i pada periode
2.1.2 Perencanaan Pajak
1. Pengertian Perencaan Pajak
Menurut [ CITATION Sua18 \l 1033 ] “Perencanaan pajak (tax
planning) sebagai proses mengorganisasi usaha wajib pajak atau
sekelompok wajib pajak sedemikian rupa sehingga utang pajak, baik PPh
maupun beban pajak yang lainnya berada pada posisi yang seminimal
mungkin, dalam hal ini dilakukan sepanjang masih berada di dalam
peraturan perpajakan yang berlaku sehingga kegiatan ini legal.”
Menurut [ CITATION Sai16 \l 1033 ] “Salah satu contoh dari
perencanaan pajak yaitu dengan penggunaan metode saldo menurun
dalam perhitungan penyusutan aktiva tetap. Perusahaan sebagai wajib
pajak badan memiliki tujuan dalam melakukan perencanaan pajak
diantarnya yaitu:
a. Meminimalisasi beban pajak yang terhitung.
b. Memaksimalkan laba setelah pajak.

3
c. Meminimalkan terjadinya kejutan pajak jika terjadi pemeriksaan
pajak.
d. Memenuhi kewajiban perpajakan secara benar, efesien dan efektif
sesuai dengan ketentuan perpajakan.”
2. Manfaat Perencanaan Pajak
Menurut [ CITATION Mar16 \l 1033 ] “Ada beberapa manfaat
yang dapat diperoleh dalam perencanaan pajak, yaitu:
a. Penghematan Kas Keluar
b. Mengatur Aliran Kas (Cash Flow)
c. Memaksimalkan Gaji Karyawan”
3. Aspek Perencanaan Pajak
Pajak dikenakan atas objek pajak, yang dapat berupa situasi,
tindakan, atau peristiwa. Oleh karena itu, guna mengoptimalkan alokasi
sumber pendanaan, manajemen perseroan berencana tidak membayar
pajak lebih atau kurang. Oleh karena itu, objek pajak harus dilaporkan
dengan benar, lengkap dan tanpa rekayasa negatif.
Menurut [ CITATION Sua18 \l 1033 ] “Aspek dalam
perencanaan pajak, yaitu:
a. Aspek Formal dan Administratif
Kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak (NPPKP), menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan,
memotong atau memungut pajak, menyampaikan surat
pemberitahuan.
b. Aspek Material
Basis perhitungan pajak adalah objek pajak. Untuk mengoptimalkan
alokasi sumber dana, manajemen akan merencanakan pembayaran
pajak yang tidak lebih dan tidak kurang
4. Upaya dalam Perencanaan
Menurut [ CITATION Zai18 \l 1033 ] “Beberapa kegiatan yang
dapat dilakukan dalam perencanaan pajak, yaitu:
4
a. Tax Avoidance (Penghindaran Pajak)
b. Tax Evasion (Penyeludupan Pajak)
c. Kapitalisasi
d. Transformasi

5
5. Indikator Perencanaan Pajak
Menurut [ CITATION Sua18 \l 1033 ] “indikator perencanaan
pajak, antara lain:
a. Menganalisis informasi yang ada.
b. Membuat suatu modal atau lebih rencana kemungkinan besarnya
pajak.
c. Mengevaluasi pelaksanaan rencana pajak.
d. Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali rencana
pajak.
e. Memutakhirkan rencana pajak”.
2.1.3 Financial Distress
1. Pengertian Financial Distress
Menurut [ CITATION Pla17 \l 1033 ] “financial distress
merupakan suatu tahap penurunan kondisi finansial yang terjadi pada
perusahaan yang sebelumnya mengalami likuidasi atau kebangkrutan.”
Menurut [ CITATION Bra07 \l 1033 ] “Suatu perusahaan bisa
disebut sedang mengalami financial distress atau kesulitan keuangan jika
perusahaan itu menunjukkan sejumlah angka negatif pada laba operasi,
laba bersih, dan nilai buku ekuitas tersebut terjadi merger.”
Menurut [ CITATION Han17 \l 1033 ] “Fenomena lain dari
financial distress adalah adanya perusahaan yang cenderung mengalami
kesulitan likuiditas yang ditunjukkan dengan adanya kemampuan
perusahaan yang semakin lama semakin menurun dalam hal pemenuhan
kewajibannya kepada pihak kreditur.”
2. Jenis Financial Distress
Menurut [ CITATION Gam11 \l 1033 ] “Terdapat lima jenis
bentuk financial distress atau kesulitan keuangan, yaitu:
a. Economic failure
b. Business failure
c. Technical insolvency
d. Insolvency in bankruptcy
6
e. Legal bankruptcy”
3. Kondisi Financial Distress
Menurut [ CITATION Fah18 \l 1033 ] “Kondisi financial
distress secara umum menjadi empat kategori, yaitu:
a. Financial Distress Kategori A
b. Financial Distress Kategori B
c. Financial Distress Kategori C
d. Financial Distress Kategori D
4. Faktor penyebab Financial Distress
Menurut [ CITATION Dam17 \l 1033 ] “Terdapat beberapa
faktor yang bisa menyebabkan financial distress, faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Kesulitan Arus Kas
b. Besarnya Jumlah Utang
c. Kerugian Kegiatan Operasional Perusahaan Dalan Beberapa Tahun
5. Cara mencegah Financial Distress
Menurut [ CITATION Pla17 \l 1033 ] “Adanya prediksi
informasi kesulitan keuangan pada suatu perusahaan bisa mempercepat
tindakan yang diambil oleh menejemen dalam mencegah segala masalah
yang terjadi karena financial distress. Pihak manajemen perusahaan bisa
mengambil kebijakan takeover atau merger agar perusahaan mampu
membayar tagihan utang dan mampu mengelola perusahaan secara lebih
baik, serta agar mampu memberikan peringatan dini atas adanya
kebangkrutan pada masa depan.”
6. Indikator Financial Distress
Menurut [ CITATION Pas08 \l 1033 ] “Indikator dari financial distress
antara lain:
a. Perusahaan yang memiliki nilai EVA negatif;
b. Perusahaan yang rasio asset turn over-nya sebesar 40%;
c. Perusahaan yang rasio current rasio-nya sebesar 50%;
d. Perusahaan yang rasio gross profit margin-nya sebesar 19%;
7
e. Perusahaan yang rasio debt to total asset-nya sebesar 66%;
f. Perusahaan yang rasio debt to equity-nya sebesar 11,7%.”

8
2.1.4 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

N Judul Variabel Hasil


Nama
o. Penelitian Persamaan Perbedaan Penelitian

Secara
Simultan
Perencanaan
Pajak,
Financial
Distress,
Ukuran
Perusahaan,
Komite
Audit, dan
Menggunak Kualitas
an Audit
Perencanaan berpengaruh
Jihan
Pengaruh Pajak dan Menggunak terhadap
Muthi’ah
Financial Financial an Ukuran Manajemen
Khairunnisa,
Distress, Distress Perusahaan, Laba.
Majidah,
Perencanaan sebagai Komite Secara
Kurnia.
Pajak, Ukuran variabel Audit, dan Parsial
P-ISSN: 2541-
1. Perusahaan, independent Kualitas Komite
5255, E-ISSN:
Komite Audit , Audit Audit
2621-5306.
dan Kualitas Menggunak sebagai berpengaruh
(JIMEA, Vol.
Audit terhadap an variabel terhadap
4, No. 3
Manajemen Manajemen independen Manajemen
(2020), 1114-
Laba Laba t Laba,
1131).
sebagai sementara
variabel Perencanaan
dependent Pajak,
Financial
Distress,
Ukuran
Perusahaan,
dan Kualitas
Audit tidak
berpengaruh
terhadap
Manajemen
Laba.
2. Sally Irawan, Pengaruh Free Menggunak Menggunak Secara
Prima Cash Flow, an an Free Simultan
9
N Judul Variabel Hasil
Nama
o. Penelitian Persamaan Perbedaan Penelitian

Free Cash
Flow,
Financial
Distress, dan
Investment
Opportunity
Set
berpengaruh
terhadap
Financial
Manajemen
Apriweni. Distress
Laba.
P-ISSN: 1979- sebagai Cash Flow
Secara
360X, E- Financial variabel dan
Parsial Free
ISSN: 2598- Distress, dan independent Investment
Cash Flow
6767. Investment , Opportunit
dan
(Jurnal Opportunity Menggunak y Set
Investment
Akuntansi Set Terhadap an sebagai
Opportunity
Bisnis, Vol. Manajemen Manajemen variabel
Set
14, No. 1 Laba Laba independen
berpengaruh
(2021), 24- sebagai t
terhadap
37). variabel
Manajemen
dependent
Laba,
sementara
Financial
Distress
tidak
berpengaruh
terhadap
Manajemen
Laba.
3. Rustandi, Pengaruh Menggunak Menggunak Secara
Yuniarti, Laila Perencanaan an an Parsial
Fitria Pajak Dan Perencanaan Corporate Corporate
Fujiastuti. Corporate Pajak Social Social
E-ISSN: 2775- Social sebagai Responsibil Responsibilit
6475. Responsibility variabel ity sebagai y
(SAFJ, Vol. 1, Terhadap independent variabel berpengaruh
No. 1 (2021), Manajemen , independen terhadap
6-8). Laba (Studi Menggunak t Manajemen
Empiris Pada an Laba,
Perusahaan Manajemen sementara
Pertambangan Laba Perencanaan

10
N Judul Variabel Hasil
Nama
o. Penelitian Persamaan Perbedaan Penelitian

Yang Terdaftar Pajak tidak


Di Bursa Efek sebagai berpengaruh
Indonesia variabel terhadap
Periode 2016- dependent Manajemen
2018) Laba.
Secara
Simultan
Perencanaan
Pajak dan
Beban Pajak
Pengaruh Menggunak
Tangguhan
Perencanaan an
tidak
Akhsa Pajak dan Perencanaan
berpengaruh
Gabriella, Beban Pajak Pajak
Menggunak terhadap
Valentine Tangguhan sebagai
an Beban Manajemen
Siagian. terhadap variabel
Pajak Laba.
P-ISSN: 2615- Manajemen independent
Tangguhan Secara
4. 1871, E-ISSN: Laba Pada ,
sebagai Parsial
2615-5850. Perusahaan Menggunak
variabel Perencanaan
(JEMMA, IDX BUMN20 an
independen Pajak dan
Vol. 4, No. 1 yang terdaftar Manajemen
t Beban Pajak
(2021), 109- di Bursa Efek Laba
Tangguhan
116). Indonesia sebagai
Financial
Tahun 2016- variabel
Distress
2019 dependent
tidak
berpengaruh
terhadap
Manajemen
Laba.

2.2 Kerangka Pemikiran


Penelitian ini mengenai pengaruh Perencanaan Pajak dan Financial Distress
terhadap Manajemen Laba. Adapun variabel yang digunakan pada penelitian ini
adalah Perencanaan Pajak dan Financial Distress sebagai variabel independent
(Variabel Bebas) dan Manajemen Laba Sebagai variabel dependent (Variabel yang
dipengaruhi). Kerangka berpikir ini dapat dituangkan dalam sebuah model penelitian
sebagai berikut:

11
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Perencanaan Pajak
(X1) H1
Manajemen Laba
(Y)
Financial Distress H2
(X2)

H3

2.3 Hipotesis
Menurut [CITATION Placeholder1 \l 1033 ] “Sebagai jawaban sementara
yang kebenarannya harus diuji atau di rangkum kesimpulan secara teoritis yang
diperoleh melalui tinjauan pustaka”.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan diatas
maka dapat dirumuskan penelitian sebagai berikut:

1. HO1: Tidak ada pengaruh antara Perencanaan Pajak terhadap Manajemen Laba.

HA1: Ada pengaruh antara Perencanaan Pajak terhadap Manajemen Laba.

2. HO2: Tidak ada pengaruh antara Financial Distress terhadap Manajemen Laba.

12
HA2: Ada pengaruh antara Financial Distress terhadap Manajemen Laba.

3. HO3: Tidak ada pengaruh antara Perencanaan Pajak dan Financial Distress
terhadap Manajemen Laba.

HA3: Ada pengaruh antara Perencanaan Pajak dan Financial Distress terhadap
Manajemen Laba.

13
14

Anda mungkin juga menyukai