Anda di halaman 1dari 5

Budidaya Ternak Kambing Dan Domba

Disusun oleh : Wasis Budi Hartono ( Penyuluh Pertanian BP3K Sanankulon )


A. Pendahuluan

Pola peternakan kambing dan domba potong atau pedaging di Indonesia sebagian besar masih
berskala kecil sehingga perlu diupayakan secara lebih intensif. Pertambahan penduduk yang
tinggi di Indonesia ditambah dengan semakin meningkatnya daya beli masyarakat menyebabkan
kebutuhan daging selama ini belum bisa mencukupi permintaan. Produksi dalam negeri untuk
daging baru mencapai ± 400.000 ton/tahun, sehingga sampai dengan saat ini masih
mengandalkan impor daging.

Untuk itu diperlukan management pemeliharaan kambing / domba yang benar sehingga bisa
menbantu meningkatkan budidaya kambing dan domba potong dengan target sasaran tercapainya
peningkatan kualitas dan kuantitas daging.

B. Penggemukan
Penggemukan kambing atau domba adalah suatu aktivitas pemeliharaan kambing atau domba
dewasa yang sebelumnya dalam kondisi kurus selanjutnya ditingkatkan barat badannya melalui
proses pembesaran daging dalam waktu 3-5 bulan.

C. Jenis-jenis kambing dan domba potong.

a) Kambing kacang
Cirinya adalah badan kecil dan relatif pendek, telinga pendek dan tegak, jantan dan betina
memiliki tanduk, leher pendek dan punggung meninggi, warna bulu bervariasi, ada yang hitam,
coklat, merah atau belang hitam-putih.

b) Kambing Peranakan Etawa (PE)


Sasaran utama dari kambing PE pada dasarnya adalah penghasil susu, tetapi dapat digunakan
juga sebagai penghasil daging, terutama setelah masa afkir. Ciri dari kambing ini adalah bagian
hidung ke atas melengkung, panjang telinga antara 15-30 cm, menggantung ke bawah dan sedikit
kaku, warna bulu bervariasi antara hitam dan coklat, memiliki bulu tebal dan agak panjang
dibawah leher dan pundak (jantan), di bagian bawah ekor (betina).

c) Domba Ekor Gemuk


Memiliki ciri bentuk ekor yang panjang, tebal, besar dan semakin ke ujung makin kecil; tidak
mempunyai tanduk; sebagian besar bewarna putih, tetapi ada anaknya yang bewarna hitam atau
kecoklatan.

d) Domba Ekor Tipis


Memiliki ciri tubuh yang kecil, ekor relatif kecil dan tipis, bulu bewarna putih, tidak bertanduk
(betina), bertanduk kecil dan melingkar (jantan).

D. Pemilihan bibit
Bibit kambing atau domba bakalan yang baik untuk pengggemukan adalah sebagai berikut :
1. umur antara 8 bulan – 1 tahun.
2. Ukuran badan normal, sehat, bulu bersih dan mengkilap, garis punggung dan pinggang
lurus.
3. Keempat kaki lurus, kokoh dan tumit terlihat tinggi.
4. Tidak ada cacat pada bagian tubuhnya, tidak buta.
5. Hidung bersih, mata tajam dan bersih serta anus bersih.
E. Tata Laksana Pemeliharaan

5.1 Perkandangan
Pada umumnya tipe kandang pada ternak kambing dan domba adalah berbentuk panggung.
Konstruksi kandang dibuat panggung di mana di bawah lantai kandang terdapat kolong untuk
menampung kotoran. Dengan adanya kolong berfungsi untuk menghindari kebecekan dan kontak
langsung dengan tanah yang bisa jadi tercemar penyakit. Lantai kandang ditinggikan antara 0,5 –
2 m. Bak pakan dapat ditempelkan pada dinding. Ketinggian bak pakan untuk kambing dan
domba berbeda. Bak pakan untuk kambing dibuat agak tinggi, kira-kira sebahunya karena
kebiasaan kambing memakan daun-daun perdu.

Untuk Domba, dasar bak pakan horizontal dengan lantai kandang karena kebiasaan domba
merumput. Lantai kandang dibuat dari kayu papan atau belahan bambu yang disusun dengan
jarak 2-3 cm. Dengan demikian, kotoran dan air kencing mudah jatuh pada kolong, sementara
tracak/kaki kambing dan domba tidak mudah terperosok dan terjepit terjepit.

Ukuran Kandang :

Anak : 1 X 1,2 m /2 ekor (lepas sapih),


Jantan dewasa : 1,2 X 1,2 m/ ekor
Dara/ Betina dewasa :1 X 1,2 m /ekor
Induk dan anak 1,5 X 1,5 m/induk + 2 anak

Dasar kolong kandang digali sedalam ±20 cm dibagian pinggirnya dan 30-50 cm pada bagian
tengah serta dibuatkan saluran yang menuju bak penampung kotoran. Kotoran kemudian dapat
diproses untuk menjadi pupuk kandang. Dan sudah semestinya kandang harus terjaga
kebersihannya sehingga ternak kambing dan domba lebih sehat karena tidak mudah terserang
penyakit.

5.2 Pakan
Pakan utama yang umum diberikan berupa hijauan segar, seperti rumput, legum(daun lamtoro
dan turi, dll) atau aneka hijauan (daun singkong yang mempunyai protein cukup tinggi), daun
nangka dan daun pepaya). Khusus legume dan aneka hijauan sebelum diberikan pada ternak
sebaiknya dilayukan terlebih dahulu 2-3 jam dibawah terik matahari untuk menghilangkan racun
yang ada dalam hijauan tersebut.

Selain pakan hijauan, dapat juga ditambah dengan pakan padat atau konsentrat. Jenis yang dapat
digunakan adalah bekatul, ampas tahu, ketela pohon (dicacah dahulu). Jenis pakan tersebut
relatif murah dan mudah dibeli di mana saja. Pakan konsentrat ini akan memberikan sumbangan
cukup besar untuk kebutuhan nutrisinya. Kebutuhan setiap ekor kira-kira 3 kg per hari dengan
komposisi 40% berkatul 40% ampas tahu dan 20% ketela pohon.

Teknik pemberian konsentrat disarankan jangan bersamaan dengan hijauan, karena pakan ini
mempunyai daya cerna dan kandungan nutrisi yang berbeda dengan hijauan. Jumlah pemberian
konsentrat sekitar 3 kg/ekor/hari.
Contoh pola pemberian pakan pada ternak kambing

Catatan: Pemberian konsentrat disarankan diberikan saat kambing atau domba sudah banyak
mengkonsumsi hijauan, tetapi belum terlihat kenyang.

Selain pemberian rumput dan konsentrat, masih dibutuhkan pakan pelengkap dengan kandungan
gizi ternak lengkap yang belum terdapat pada hijauan maupun konsentrat untuk mengoptimalkan
pertumbuhan dan produksi ternak. Sehingga target budidaya ternak yaitu pertumbuhan optimal
dan sehat dapat tercapai. Sebagai pakan pelengkap maka Peternak bisa memberikan suplemen
khusus ternak seperti VITERNA misalnya.Produk ini menggunakan teknologi asam amino yang
diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh Kambing dan Domba, yaitu dengan meneliti
berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak.

VITERNA Plus mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak, yaitu :

Asam-asam amino esensial, yaitu Arginin, Hiistidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain
sebagai penyusun protein tubuh, pembentuk sel dan organ tubuh.
Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang
normal dan meningkatkan ketahanan tubuh kambing/domba dari serangan penyakit.
Mineral-mineral lengkap yaitu N, P, K, Ca, mg , Cl dan lain-lain sebagai penyusun
tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim untuk memperlancar proses metabolisme
dalam tubuh.

Cara penggunaannya adalah dengan dicampurkan dalam air minum atau comboran pakan
konsentrat dengan dosis :
±10 cc atau 1 tutup botol VITERNA /ekor/hari. Penambahan VITERNA Plus tersebut dilakukan
pada pemberian air minum atau komboran yang pertama.

5.3 Tatalaksana Reproduksi

Tata laksana reproduksi meliputi :

Dengan pengelolaan yang baik kambing/domba dapat melahirkan 7 bulan sekali.


Perkawinan kembali setelah melahirkan 1bulan kemudian.
Penyapihan anak dilaksanakan pada 3 – 4 bulan.
Umur dewasa kelamin 8 – 10 bulan
Siklus birahi 17 – 21 hari
Lama birahi 24 – 40 jam, bila birahi pagi maka sore atau esok harinya harus
dikawinkan
Masa kebuntingan : 5 bulan.
F. Pengendalian Penyakit
Tindakan pertama yang dilakukan pada usaha pemeliharaan kambing / domba adalah melakukan
pencegahan terjangkitnya penyakit pada ternak. Beberapa langkah pencegahan adalah sebagai
berikut :

Lahan yang digunakan untuk memelihara kambing / domba harus bebas dari penyakit
menular.
Kandang harus kuat, aman dan bebas penyakit. Apabila digunakan kandang bekas
kambing / domba yang telah terserang penyakit, kandang cukup dicucihamakan dengan
insektisida dan dibiarkan 1 s/d 2 hari lalu dicuci dan disemprot dengan disinfektan,
kemudian dibiarkan beberapa saat.
Kambing / domba yang baru datang sebaiknya dimasukkan ke kandang karantina dulu
dengan perlakuan khusus. Ternak yang diduga bulunya membawa penyakit sebaiknya
dimandikan dan digosok dengan larutan sabun karbol, Neguvon, Bacticol Pour, Triatex
atau Granade 5% EC dengan konsentrasi 4,5 gram/3 liter air. Untuk membasmi parasit
luar / dalam , kambing / domba di injeksi dengan wormectin dosis 0,1 ml per kg berat
badan secara Subcutan ( dibawah kulit diatas daging ).
Kandang dan lingkungan tidak boleh lembap dan bebas dari genangan air. Kelembapan
yang tinggi dan genangan air mengakibatkan perkembangan nyamuk atau hewan sejenis
yang menggigit dan menghisap darah ternak.
Dilakukan vaksinasi secara teratur. Vaksinasi bertujuan untuk mencegah terjangkitnya
penyakit oleh Virus.

Beberapa penyakit yang dapat menyerang Kambing dan domba adalah : 1) Penyakit parasit
(kudis, kutu, cacingan); 2) Penyakit Bakterial (Antarks, Cacar mulut, Busuk Kuku); 3) Penyakit
Virus (Orf); 4) Penyakit lain (Keracunan sianida, Kembung Perut, Keguguran). Hal penting
dalam pengendalian penyakit adalah meningkatkan kesehatan ternak dan kebersihan kandang
dan lingkungan sekitarnya serta monitoring/pengamatan yang kontinyu pada ternak sehingga
apabila terdapat gejala penyakit, segera dapat diketahui jenis penyakit tersebut dan cara
pencegahan dan pengobatannya.

Anda mungkin juga menyukai