Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
TAHUN 2021
A. Gagal Nafas
1. Definisi
cukup masuk dari paru-paru ke dalam darah. Organ tubuh, seperti jantung
dan otak, membutuhkan darah yang kaya oksigen untuk bekerja dengan
baik. Kegagalan pernapasan juga bisa terjadi jika paru-paru tidak dapat
2016).
2. Etiologi
berikut :
Normalnya cairan bergerak dari ruang intertisial pada ujung arteri kapiler
cairan tersebut keluar dari sirkulasi mikro dan masuk ke intertisial untuk
Ventilasi alveolus dijaga oleh susuan syaraf pusat (SSP) melalui saraf
berdifusi kedalam aliran darah. Jika volume alveolus lebih rendah dari
tidak ada aliran darah dan oksigen yang masuk ke alveolus. Pada gagal
4. Manifestasi Klinis
1) Dispneu (takipneu)
alveolus dari arteri turun. Hal tersebut dapat disebabkan oleh gangguan di
dinding dada, otot pernapasan, atau batang otak. Contoh pada PPOK
berat, asma berat, fibrosis paru stadium akhir, ARDS berat atau landry
5. Klasifikasi
napas tipe I ini terjadi pada kelainan pulmoner, dimana paru tidak
mampu menyediakan oksigen yang cukup untuk diedarkan ke seluruh
2017).
6. Penatalaksanaan
a. Tahap I
L/menit
Nebulisasi dengan bronkodilator (Terapi utama untuk PPOK dan
asma).
Humidifikasi
Pemberian antibiotik
b. Tahap II
Pemberian kortikosteroid
c. Tahap III
Stimulasi pernapasan
d. Tahap IV
7. Pemeriksaan Penunjang
Gejala klinis gagal napas sangat bervariasi dan tidak spesifik. Jika
gejala klinis gagal napas sudah terjadi maka analisa gas darah harus
dilakukan untuk memastikan diagnosis, membedakan gagal napass akut
dan kronik. Hal ini penting untuk menilai berat-ringannya gagal napas
b. Pulse Oximetry
d. Ekokardiografi
hiperkapnik kronik.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
b. Kaji riwayat neonatus (lahir afiksia akibat hipoksia akut, terpajan pada
keadaan hipotermia)
d. Kaji nilai apgar rendah (bila rendah di lakukkan tindakan resustasi pada
bayi).
e. Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan tanda dan gejala RDS. Seperti:
2. Diagnosa keperawatan
2009) .
Diagnosa keperawatan dari gagal nafas yang sering muncul (Nanda,
2015).
alveolar-kapiler
kuman patogen
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
tim kesehatan lain untuk membantu masalah kesehatan pasien yang sesuai
dengan perencanaan dan kriteria hasil yang telah ditentukan dengan cara
telah dilakukan.
5. Evaluasi
Emban Patria
Cecily & Sowden. (2009). Buku Saku Keperawatan Pedriatik. Edisi 5. Jakarta: EGC
Syarani, Dr. dr. Fajrinur, M.Ked(Paru), S. P. (K). (2017). ‘Gagal Napas’, in Buku
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Anak : An. MZ
Tempat / Tgl Lahir : 20 Februari 2021
Alamat : Labui, Aceh besar
Nama ayah : Tn. Z
Agama : Islam
Suku bangsa : Aceh
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Pengkajian : 14 Juni 2021
X. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Lemah
Tanda vital : TD 59/28 mmHG, N 137 x/m, RR 35 x/m, T 36,4 °C
TB/BB (persentile) : 56cm/4,3 kg
Lingkar kepala : Tidak terkaji
Mata : Konjungtiva pucat
Hidung : Pernapasan cuping hidung
Mulut : Bibir kering dan tidak ada sianosis
Telinga : Telinga simetris, tidak ada gangguan
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
Dada : Simetris
Jantung : Terpasang EKG monitor
Paru : Menggunakan ventilator, ronchi di seluruh lapang paru
Perut : Abdomen normal
Punggung : Tidak dapat dikaji
Ekstremitas : Tidak ada edema
Kulit : Bersih
XI. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN
Hari/
Diagnosa CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal
14/06/21 Ketidakefektifan S: -
bersihan jalan
napas O:
berhubungan - TD : 59/28 mmHG
dengan - N : 137 x/m
disfungsi - RR : 35 x/m
neuromuscular
- SPo2 : 66%
- T : 36,4 oC
- Ronchi di seluruh lapang paru
- Terpasang ventilator
P:
- Mempertahankan oksigen yang adekuat
- Mengauskultasi bunyi napas
- Melakukan suction saat dibutuhkan untuk
- Memantau tanda-tanda apnue
- Berkolaborasi pemberian ventilator
Ketidakefektifan S: -
pola napas
berhubungan O:
dengan - TD : 59/28 mmHG
disfungsi - N : 137 x/m
neuromuscular - RR : 35 x/m
- SPo2 : 66%
- T : 36,4 oC
- Ronchi di seluruh lapang paru
- Pernapasan cuping hidung
- Menggunakan otot bantu pernapasan
Terpasang ventilator
P:
- Mempertahankan oksigen yang adekuat
- Mengauskultasi bunyi napas
- Melakukan suction saat dibutuhkan untuk
- Memantau tanda-tanda apnue
- Berkolaborasi pemberian ventilator
Ketidakefektifan S: -
perfusi jaringan
serebral O:
berhubungan - TD : 59/28 mmHG
dengan - N : 137 x/m
gangguan - RR : 35 x/m
neurologi
- SPo2 : 66%
- T : 36,4 oC
- Keadaan umum lemah
- Ekstremitas sedikit kebiruan dan pucat
- Riwayat kejang 2x
- Durasi kejang 5-7 menit
- Penurunan kesadaran
P:
15/6/21 Ketidakefektifan S: -
bersihan jalan
napas O:
berhubungan - TD : 61/35 mmHG
dengan - N : 138 x/m
disfungsi - RR : 34 x/m
neuromuscular
- SPo2 : 82%
- T : 36,5 oC
- Ronchi di seluruh lapang paru
- Terpasang ventilator
P:
- Mempertahankan oksigen yang adekuat
- Mengauskultasi bunyi napas
- Melakukan suction saat dibutuhkan untuk
- Memantau tanda-tanda apnue
- Berkolaborasi pemberian ventilator
Ketidakefektifan S: -
pola napas
berhubungan O:
dengan - TD : 61/35 mmHG
disfungsi - N : 138 x/m
neuromuscular - RR : 34 x/m
- SPo2 : 82%
- T : 36,5 oC
- Ronchi di seluruh lapang paru
- Pernapasan cuping hidung
- Menggunakan otot bantu pernapasan
Terpasang ventilator
P:
- Mempertahankan oksigen yang adekuat
- Mengauskultasi bunyi napas
- Melakukan suction saat dibutuhkan untuk
- Memantau tanda-tanda apnue
- Berkolaborasi pemberian ventilator
Ketidakefektifan S: -
perfusi jaringan
serebral O:
berhubungan - TD : 61/35 mmHG
dengan - N : 138 x/m
gangguan - RR : 34 x/m
neurologi
- SPo2 : 82%
- T : 36,5 oC
- Keadaan umum lemah
- Ekstremitas sedikit kebiruan dan pucat
- Riwayat kejang 2x
- Durasi kejang 5-7 menit
- Penurunan kesadaran
P: