Anda di halaman 1dari 50

i

Copyright © 2016, Bayu Prasetyo

Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesia


Oleh Penerbit Gradimotion Publishing, 2016
Gradimotion – Semarang

Penulis : Bayu Prasetyo

Editor : Bayu Prasetyo


Konsultan Desain : Gradimotion
Layout dan Cover : Gradimotion

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang


Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian
Atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

ISBN :

Isi di luar tanggung jawab Gradimotion

ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan alam semesta yang
maha megah. Dan juga solawat serta salam kepada Nabi akhir
zaman yang diagungkan oleh-Nya, Nabi Muhammad SAW.
Alhamdulillah, setelah sekian lama saya menulis dan merevisi
berulang kali naskah Ebook ini, akhirnya saya memutuskan
untuk "membungkus" naskah ini menjadi sebuah Ebook yang
siap Anda santap dengan lahap.

Perlu Anda ketahui bahwa Ebook ini saya tulis dari


pertengahan tahun 2015, dan tak tanggung-tanggung, isinya
lalu saya uji dan tes di lapangan, yaitu di kehidupan saya
sehari-hari selama kurang lebih 90 hari. Mulai dari urusan
sepele hingga urusan yang rumit, alhamdulillah akhirnya saya
mantap untuk membagikan Ebook ini untuk Anda, dengan
harapan, manfaat yang saya dapatkan dari metode yang saya
tulis ini juga bisa Anda dapatkan.

Dalam ilmu NLP, percaya diri adalah state of mind, yang


artinya kondisi pikiran. Tak dapat dipungkiri bahwa,
kepercayaan diri ialah akar dari segala metode dan rahasia
sukses yang banyak orang gembor-gemborkan. Saya berani
jamin, secanggih apapun metode yang kita pakai, ia tak akan
berhasil tanpa dibarengi dengan rasa percaya diri. Lha kalo
nggak percaya, gimana bisa berhasil?, Ya to?

iii
Lebih lanjut. Dalam ilmu pengembangan diri berbasis
fisika quantum, rasa percaya diri dapat memberikan getaran
positif yang luar biasa, sehingga ia akan menarik segala
macam kebaikan di dunia ini untuk mendekat kepada kita.
Tentu saja ini sangat berkorelasi positif terhadap ilmu NLP yang
telah saya sebutkan sebelumnya. Dan saya kira Ebook ini ialah
yang Anda butuhkan dan Anda cari selama ini.

Mengenai judulnya, saya beri embel-embel "percaya diri


dalam 5 menit", bagi saya itu tidak berlebihan, dan saya yakin
Anda pun berpikir demikian. Karena jika Anda sudah tau
rahasianya, hanya sekali "klik" saja, Anda akan dapat
mengaktifkan kepercayaan diri Anda seketika.

Saya rasa basa-basi saya sudah terlalu banyak, saya


yakin Anda sudah tak sabar untuk membaca dan
mempraktekkan isi Ebook ini sekarang juga. Baiklah, saya
ucapkan selamat datang dan selamat menyelami isi pikiran
Anda sendiri.

Salam,

Balikpapan, 5 Mei 2016

Bayu Prasetyo

iv
Kata Pengantar……………………………………………………………… iii

Daftar isi……………………………………………………………………… v

Bab I: Konsep Dasar Perilaku Manusia…………………….. 1

Bab II: Jangan Jadi Hakim………………………………………….. 12

Bab III: Perjalanan Panjang……………………………………….. 17

Bab IV: Samudra Vs Kapal…………………………………………… 25

Bab V: Cuma 5 Menit…………………………………………………… 30

Bab VI: Latihan Yuk!................................................................... 38

Profil Penulis……………………………………………………………….. 45

v
BAB I
Konsep Dasar Perilaku
Manusia

Pada dasarnya, pertama kali manusia dilahirkan di dunia


ini kondisinya itu nol, nol pikirannya, nol hatinya, dan program
yang terpasang di otaknya pun nol, alias belum ada program
apapun di otaknya. Program yang dimaksud adalah mind-set
atau cara pandang pada suatu hal, norma yang ditanamkan,
tingkah laku, dan kecenderungan bersikap, serta bahasa yang
digunakan sehari-hari.

Program-program manusia tercipta dan ter-install dalam


otak mulai dari pertama kali manusia dilahirkan, program-
program itu didapat dari orang-orang yang sering berinteraksi
dengannya, lingkungannya dan hal-hal yang didoktrinkan
kepadanya, dari siapapun.

Selama proses pemrograman dan penginstalan nilai-nilai


pada otak, semuanya dimasukkan dan tersusun rapi pada
pikiran bawah sadar. Dan selama proses peng-install-an nilai-

1
nilai baru dalam kehidupannya, otak manusia tidak dapat
menolaknya. Otak secara otomatis akan memasukkan program
ke dalam pikiran bawah sadar, lalu diproses secara otomatis
ketika memerlukan respon pada suatu hal yang berkaitan
dengan hal yang telah ter-install.

Lalu, apakah benar semuanya langsung otomatis ter-


install dan otomatis diterima otak? Ya, semua hal/nilai baru
yang didapat oleh otak manusia langsung diterima pikiran
bawah sadar. Karena sifat pikiran bawah sadar tidak dapat
mengetahui mana baik, mana buruk dan mana benar, serta
mana yang salah.

Saya punya kasus yang bisa kita jadikan contoh, begini


ceritanya. Suatu ketika ada orang yang baru Anda kenal,
orangnya sangat baik, supel dan ramah. Anda pun nyaman
ngobrol dengannya. Sebut saja nama orang tersebut ialah Jono.
Sampai suatu saat obrolan Anda dan Si Jono semakin asik dan
menyenangkan. Di salah satu bagian obrolan, Anda dan Jono
saling berbagi cara pandang dalam politik. Ketika itu Jono
bercerita tentang keunggulan salah satu calon Walikota–karena
kebetulan di kota Anda sedang berada pada masa kampanye
Walikota. Sebut saja yang Si Jono bicarakan ialah Si Anu.
Namun, Anda tak sependapat dengan Jono, lalu muncul sedikit
perdebatan pada batin dan pikiran Anda. Nah, pada kasus
tersebut, berarti sebelum menerima pandangan dari orang
yang baru Anda kenal itu, Anda sudah mengenal dan terdoktrin

2
atas calon Walikota lain. Semua hal tentang calon Walikota
yang ada di pikiran Anda sudah ter-install dalam pikiran bawah
sadar Anda, sehingga kapanpun ketika ada pembahasan
tentang calon yang lain, pikiran Anda akan secara otomatis
menentang.

Hal itu pasti terjadi, namun program bawah sadar bisa


berubah kalau kita terus menerus mendapat dan dimasuki
doktrin baru yang dapat menggantikan doktrin lama. Sebagai
contoh kasus di atas, kalau sekarang Anda berpihak pada calon
Walikota Banu, tapi kalau tiap hari, dan secara terus menerus
Anda lihat, dan mendengarkan kampanye, menyimak visi dan
misi, serta melihat bukti-bukti yang telah dicapai oleh calon
Walikota Anu, lama kelamaan Anda bisa berpihak ke calon
Walikota Anu. Itu bisa terjadi karena otak dan pikiran bawah
sadar Anda dijejali informasi secara bertubi-tubi dan terus
menerus, sehingga menggantikan program bawah sadar yang
sudah terinstal dan digantikan program yang baru. Yang
dulunya Anda berkata “Tak ada yang lebih baik dari calon
walikota Banu.” Kini Anda dapat mengatakan “Hebat juga ya
calon walikota Anu, ternyata selama ini aku salah sangka.”

Ada contoh lagi yang saya alami sendiri. Dulu, pas saya
masih kecil, dan masih ingusan, tak sengaja liat almarhum
kakek saya sedang nonton bola di TV. Saya liat kakek saya
sangat serius menontonnya, dan memang waktu itu–
berdasarkan penglihatan saya, pertandingan bolanya memang

3
seru sekali. Tiap tim saling serang. Kalau tak salah,
pertandingan tersebut ada pada piala dunia 2002 di Jepang.
Saya kan penasaran nih ceritanya, terus saya nanya ke kakek
kayak gini, “Mbah, itu mbah lagi nonton apaan sih?”, “Ini Bay,
pertandingan bola” jawab kakek saya, “Yang main Brazil nih,
ini tim hebat, mbah suka sama Brazil”. Yang harus Anda tahu,
itu adalah saat di mana saya pertama kali kenal sama yang
namanya sepak bola, dan pas pertama kali itu saya langsung
mendapat informasi tentang negara Brazil itu bagus main
bolanya. Dan Anda tahu? Sampai sekarang, kalau ada
pertandingan yang ada Brazil, saya selalu dukung Brazil.
Karena selain memang suka, dulu informasi pertama kali yang
saya dapat tentang negara yang bagus main bolanya ya Brazil,
dan sampai sekarang–saya tidak tahu mengapa, padahal
sudah dijejali informasi bertubi-tubi, tapi masih tertanam di
pikiran bawah sadar, bahwa yang bagus main bolanya ya
Brazil.

Buah Repetisi
Dari pembahasan tentang konsep dasar perilaku manusia
di atas, sekarang kita sudah tau bahwa ternyata perilaku kita
saat ini adalah buah dari informasi yang kita terima secara
terus-menerus hingga masuk ke dalam pikiran bawah sadar
kita.

4
Coba perhatikan betul-betul kebiasaan-kebiasaa Anda
sekarang. Kebiasaan dalam menggunakan uang misalnya.
Misalkan aja, mungkin sekarang Anda termasuk dalam kategori
orang yang boros dalam menggunakan uang. Coba lihat
bagaimana Anda diperlakukan orang tua Anda, apakah Anda
sering dimanja? mudah dituruti kalo pengen sesuatu? Atau
apapun itu yang bikin Anda berperilaku boros dalam
menggunakan uang. Kalau contoh tadi tidak terdapat pada diri
Anda, coba perhatikan orang di sekitar Anda. Teman Anda
misalnya. Cari teman Anda yang berperilaku boros, perhatikan
benar-benar apa yang bikin dia boros dalam menggunakan
uang.

Apa yang Anda katakan, pikirkan, rasakan dan lakukan


berulang-ulang, lama-kelamaan akan masuk ke dalam alam
bawah sadar. Seperti contoh, bahasa yang Anda pakai
sekarang ini adalah buah dari pengulangan yang dilakukan
oleh orang tua dan lingkungan sekitar Anda. Kalau Anda
tumbuh di lingkungan berbahasa Indonesia, Anda juga bakal
pakai Bahasa Indonesia. Tapi, kalau Anda tumbuh di
lingkungan berbahasa Inggris, Anda pasti memakai Bahasa
Inggris di kehidupan sehari-hari. Jadi, jangan bingung ya, kalau
anak kecil di Inggris sana sudah pada pintar ngomong Bahasa
Inggris. Ya iya lah! Lha wong, mereka dari kecil udah diajari
Bahasa Inggris hahaha.

5
Nah, sekalian nih, saya mau kasih tips sekaligus
intermezzo sedikit. Kalau nanti Anda pengen punya anak pintar
bahasa asing, ya ajari saja dari kecil. Biar bisa cepat pintar dan
mahir berbahasa asing. Karena program di bawah sadarnya
masih belum banyak. Apapun yang masuk di otaknya langsung
ter-install dan tersusun rapi di alam bawah sadarnya.

Sekarang kita bahas soal kebiasaan. Anda kira kebiasaan


Anda bukan karena pengulangan? Kalau Anda jawab “bukan”,
berarti jawaban Anda kurang tepat. Apa yang Anda lakukan di
kehidupan keseharian sebetulnya sudah berpola. Dan pola itu
terbentuk karena pengulangan-pengulangan dari apa yang
sebelumnya Anda lakukan. Jadi, jangan heran kalau susah
nyuruh orang untuk menghilangkan kebiasaan buruknya.
Karena apa? Karena kebiasaan buruknya itu sudah tertanam di
pikiran bawah sadarnya, karena pengulangan secara terus
menerus. Kalau ingin bukti, coba mulai besok Anda bangun
tidur siang terus selama minimal 2 minggu berturut-turut, saya
berani jamin, hari-hari berikutnya Anda akan susah bangun
pagi. Karena, kebiasaan baru Anda udah terekam di dalam
alam bawah sadar.

6
Hubungannya Dengan Kepercayaan Diri

Dalam hal kepercayaan diri, semua yang sudah saya


sampaikan di atas tentunya sangat berhubungan dengan
seberapa besar tingkat kepercayaan diri seseorang.
Kepercayaan diri juga terbentuk dari beberapa faktor yang
membuat seseorang bisa begitu percaya diri sedangkan orang
lain tidak, atau kurang percaya diri.

Lingkungan, keluarga, dan doktrin-doktrin serta


informasi-informasi yang telah didapat seseorang selama ia
hidup benar-benar sangat memengaruhi tingkat kepercayaan
diri seseorang. Orang yang dulu sering dicaci, dibully pas
sekolah akan berbeda tinggat kepercayaan dirinya dengan
orang yang dulunya selalu diberi dukungan secara mental tiap
kali berbuat suatu hal, mendapat respon positif dan kritik yang
membangun ketika menyalurkan bakatnya.

Anda bisa bayangkan sendiri apa jadinya kalau hal


tersebut terus-menerus terjadi pada mereka selama mereka
hidup. Yang sering dibully akan menjadi pribadi yang
pemurung, takut melakukan dan mencoba hal-hal baru, dan
nggak percaya diri di hadapan orang. Sedangkan yang selalu
mendapat dukungan dan kritik positif yang membangun, akan
beranjak menjadi pribadi yang mandiri, dan punya
kepercayaan diri yang tinggi. Tak percaya? Anda boleh
buktikan dengan melihat dan memperhatikan orang-orang di

7
sekitar Anda. Namun harus saya garis bawahi, kalau seseorang
yang tak punya kepercayaan diri mau berubah dan keluar dari
zona nyamannya, maka dia pun juga bisa berubah. Itu kabar
baiknya. Tergantung dari usahanya dan penyerapan informasi
pikiran bawah sadarnya. Untuk cara-cara dan latihan untuk
mengubah program alam bawah sadar akan saya bahas di
bagian akhir buku ini.

Apa Itu Percaya Diri?

Sebelum lebih jauh membahas bagaimana agar bisa


percaya diri, sekarang kita bahas dulu, apa sih sebetulnya
makna percaya diri itu?

Menurut versi saya, arti percaya diri secara singkat itu


adalah percaya pada diri sendiri. Namun, penjabaran dari
percaya diri itu sendiri ialah suatu kondisi di mana kita benar-
benar percaya akan kemampuan dan kapasitas diri kita sendiri,
tanpa menghiraukan apapun yang akan orang lain katakan
tentang diri kita. Jadi, kalau kita melakukan sesuatu, kita
berpikir dan merasa bahwa diri kita bisa, dan mampu. Selain
itu, kita juga nggak mikirin apapun yang akan terjadi ketika kita
melakukan suatu hal, efek apapun yang akan terjadi,
bagaimana tanggapan atau respon orang lain tentang diri kita,
kita tak peduli–mungkin lebih tepatnya bukan tidak peduli,
namun tidak berekspektasi apapun tentang yang akan terjadi.

8
Maksudnya adalah, kita melakukan apapun tanpa pernah
memikirkan apapun yang terjadi.

Kalau kita sudah mencapai level seperti yang sudah saya


jelaskan di atas, maka kita baru bisa disebut sudah mempunyai
kepercayaan diri. Percaya kita mampu, dan hilang rasa malu
untuk berbuat sesuatu.

Tentunya percaya diri juga ada takarannya, yaitu jangan


sampai kita jadi terlalu percaya diri, atau kalau Bahasa
Jawanya yaitu over self-confidence hehehe. Kita juga tetap harus
menjaga agar kadar kepercayaan diri kita berjalan dengan
normal dan pada jalan yang benar. Bukan berarti kalau kita
udah percaya diri dan nggak peduli pada apapun yang orang
lain katakan kepada kita, kita bisa seenaknya sendiri
melakukan hal apapun. Sebagai catatan, semua hal boleh kita
lakukan. Kita nggak perlu berekspektasi apapun tentang apa
yang akan terjadi dan orang lain katakan, namun kebebasan
kita juga dibatasi oleh hak-hak orang lain dan kewajiban kita
sebagai manusia adalah menghargai orang lain dan menjaga
hubungan antar manusia agar tetap harmonis.

Ada kalanya ketika kita melakukan sesuatu, meskipun itu


positif dan tidak melanggar hak orang lain, kita masih juga
dikomentari negatif oleh orang lain. Hal seperti itu yang saya
maksud untuk tidak perlu kita pikirkan. Kita harus bisa cukup
cuek dan tak peduli tentang apapun yang akan orang lain

9
katakan tentang diri kita dan apapun yang kita lakukan, selama
itu positif dan bermanfaat bagi kita, atau bahkan lingkungan
kita, it’s okay, no problem.

Ruang Lingkup Kepercayaan Diri

Pembahasan di atas sudah sangat jelas. Bahwa, jika kita


sudah memercayai diri sendiri, artinya kita sepenuhnya percaya
pada diri sendiri dan tak pernah berekspektasi pada apapun
yang terjadi dan pada apapun yang akan orang lain katakan
kepada diri kita.

Lalu, di mana saja sih kita harus bisa percaya diri? Pada
hal-hal apa saja yang menuntut kita untuk wajib percaya pada
diri sendiri?

Kepercayaan diri idealnya harus kita bawa kemanapun


kita pergi, berhadapan dengan situasi apapun, mengerjakan
apapun dan bertemu dengan siapapun. Percaya diri harus
selalu dimunculkan di manapun dan kapanpun, tanpa
terkecuali. Pas kita sedang mengerjakan ujian sekolah, bekerja,
bernegosiasi, berhadapan dengan orang asing, dan juga pas
kita sedang pedekate dengan calon pasangan hehehe. Mungkin
juga ketika berbicara di depan banyak orang, itu juga perlu
kepercayaan diri.

10
Buku yang sedang Anda baca ini adalah SALAH SATU
dasar dari semua ilmu tentang pengembangan diri. Apapun itu,
entah itu tentang leadership, manajemen, public speaking,
apapun itu, pondasinya harus dari KEPERCAYAAN DIRI. Untuk
mendapatkan kesuksesan pun juga memerlukan kepercayaan
diri. Lha kalau kita sendiri tak percaya bahwa kita akan sukses,
apalagi orang lain. Cicak saja tak mau mengamini hehehe.
Sudah, tak usah sensi, mending berbenah gih! Jadi jangan sia-
siakan buku yang sedang Anda baca ini. Di akhir buku ini ada
teknik dan latihan untuk meningkatkan kepercayaan diri,
silakan ikuti dan praktekkan secara rutin dan serius.

Sebelum menyelesaikan pembahasan tentang


kepercayaan diri pada bab ini, saya ingin membuat
pengecualian tentang konsep dan praktek percaya diri.
Memang udah dijelaskan bahwa kalau kita udah bisa percaya
diri, berarti kita melakukan suatu hal dengan tanpa beban dan
tanpa pikiran atau ekspektasi apapun mengenai yang akan kita
lakukan dan apa yang akan orang lain katakan tentang kita.
Artinya, kita benar-benar mempercayai diri kita sepenuhnya–
disamping memercayai Tuhan tentunya.

Namun ada satu pengecualian dari praktek percaya diri,


yaitu, jangan pernah nekat melakukan hal yang belum kita
kuasai jika hal tersebut dituntut untuk mempunyai keahlian
profesional–menerbangkan helikopter misalnya. Masa iya anak
SD–yang sekalipun tingkat kepercayaan dirinya tinggi langsung

11
boleh menerbangkan helikopter, hahaha! Kalau kepercayaan
diri pada kasus di atas, yang dibutuhkan adalah, kepercayaan
diri untuk belajar menerbangkan helikopter, percaya bahwa kita
akan bisa menerbangkan helikopter setelah kita belajar nanti,
jadi gitu saudara-saudara hehehe.

12
BAB II
Jangan Jadi Hakim!

Pada bab ini, sengaja diberi judul “Jangan Jadi Hakim!”


bukan tanpa alasan. Karena memang sebagian besar orang–
walaupun secara tidak sadar–ternyata suka jadi hakim. Bukan
hakim aparat pemerintahan tentunya, tapi maksud saya adalah,
hakim yang menghakimi orang disekitarnya, menghakimi
lingkungannya, bahkan menghakimi dirinya sendiri. Khusus
menghakimi diri sendiri, kan itu lucu, lha wong diri Anda sendiri
tak salah apa-apa kok dihakimi.

Menurut saya itu sangat kejam. Kejam bukan harus berarti


melakukan suatu hal yang sadis ya, tapi kejam dalam perilaku
yang tak kita sadari itu juga bisa di bilang kejam. Terus perilaku
apa yang tak kita sadari tapi bisa dibilang kejam? Ya itu, suka
menghakimi, kita suka menjadi hakim, apalagi menghakimi diri
sendiri, itu sangat-sangat kejam. Sekali lagi, lha wong diri kita
nggak salah apa-apa kok dihakimi. Belum juga mencoba
action, tapi pikiran kita sudah kemana-mana. Sudah mikir takut
kalau-kalau gagal, kalau-kalau ditolak, kalau-kalau
dipermalukan. Coba sekarang kalau-kalaunya diganti menjadi

13
kalau-kalau sukses gimana? Kalau-kalau diterima gimana?
Kalau-kalau ternyata yang kita lakukan bisa bikin kaya dan
sukses bagaimana? Jadi harus seimbang mikir dan
pertimbangannya, boleh mikir resiko, tapi harus mikir efek
baiknya juga.

Saya sendiri mengakui, sering sekali menghakimi diri


sendiri. Oleh karena itulah, salah satu niat saya menulis buku
ini ialah, sebagai pengingat kalau saya sedang tak percaya diri.
Selain itu juga sebagai bahan sharing untuk teman-teman
semua yang sedang baca buku ini. Satu hal yang selalu saya
lakukan ketika sedang kurang percaya diri ialah, saya tarik
nafas dalam-dalam dan perlahan, terus saya berdiri dengan
posisi yang menurut saya paling berwibawa sambil
membayangkan kalau saya adalah orang yang paling
berwibawa dan paling layak untuk mendapatkan apa yang saya
inginkan. Cara itu bisa Anda praktekkan sendiri di rumah, atau
ketika Anda sedang butuh. Ketika sedang bertemu calon
istri/suami misalnya, kan Anda butuh kepercayaan diri nih,
monggo, bisa Anda praktekkan. Pembahasan lebih
mendalamnya akan saya sampaikan di bagian akhir buku ini.

Lebih lanjut. Lalu, apa yang harus kita lakukan? Yang


harus kita lakukan adalah jangan pernah menghakimi diri kita
dengan berbagai macam prasangka buruk. Hindari lintasan-
lintasan pikiran yang tidak baik, karena pikiran adalah sugesti.
Dan apapun sugestinya, baik ataupun buruk akan direspon oleh

14
alam semesta. Kalau kita memikirkan dan mempunyai
pandangan positif pada diri kita, alam pun akan merespon
secara positif. Tiba-tiba Anda didatangkan rejeki yang gak
disangka-sangka, atau tiba-tiba didatangkan seseorang untuk
jadi partner bisnis Anda, siapa tahu? Tapi, kalau yang kita
pikirkan sebaliknya, maka sebaliknya pula lah yang akan kita
dapatkan. Ingat, Tuhan akan selalu sama dengan prasangka
hambaNya. Kita berprasangka bahwa Tuhan Maha Baik, maka
kebaikanlah yang akan kita dapatkan. Begitu pula sebaliknya.
Bagaimana? Masih mau coba-coba mikir negatif? Rasakan
sendiri akibatnya hehehe.

Yang perlu saya ingatkan adalah, minimalisir atau


bahkan hilangkan semua hal yang berbentuk dan berbau
negatif mulai dari sekarang juga, yang Anda tujukan pada diri
Anda dan pada orang lain. Semua hal yang negatif itu tidak
baik. Ya, iya lah! Anak TK saja tahu. Tapi, walaupun begitu, tak
semua orang sadar jika hal negatif itu tidak baik. Masih saja
banyak yang suka berprasangka buruk, terutama pada dirinya
sendiri. Sebetulnya semua bentuk hal negatif memang harus
kita hilangkan, termasuk tindakan-tindakan negatif. Tapi, pada
kali ini kita fokuskan pada cara pandang terhadap diri kita saja
dahulu.

Sudah kodratnya sebagai manusia punya kadar


kepercayaan diri yang naik-turun. Dan sudah kodratnya pula
manusia punya pikiran negatif walaupun sekecil dan sejarang

15
apapun. Tapi jangan biarkan hal itu terjadi terus menerus.
Kalau pun muncul, segera hapuskan, nggak pake’ lama!
Kalaupun sedang turun, jangan lama-lama, bangun lagi
kepercayaan diri. Jika sedang naik dan on fire, pertahankan
momentumnya selama-lamanya.

Jadi kesimpulan dari pembahasan ini adalah, jangan


pernah menghakimi diri kita sendiri dengan hal-hal yang
negatif, jangan pernah berpikir nggak bisa, padahal belum
dicoba. Hindari, minimalisir, bahkan hilangkan pikiran-pikiran
dan prasangka-prasangka negatif, terhadap apapun. Ini adalah
langkah awal untuk mendapatkan kepercayaan diri yang
kadarnya bisa Anda sesuaikan dengan kebutuhan dan
lingkungan yang Anda hadapi.

16
BAB III
Perjalanan Panjang
Saya bersyukur bisa jadi sekarang ini, terlepas dari semua
kekurangan yang saya miliki. Saya selalu merasa beruntung
menjadi diri saya sendiri, tanpa paksaan apapun dan dari
siapapun. Tiap kali ingat ketika masih TK dulu, saya selalu
senyum-senyum sendiri. bagaimana tidak, lha wong dulu saya
anak yang sering dibully sama teman-teman saya hahaha.
Seorang Bayu kecil adalah anak yang pemalu, pendiam,
introvert, dan selalu telat berangkat sekolah kalau masuk pagi–
karena dulu pas saya TK, sekolah saya kadang masuk pagi dan
kadang masuk siang. Pengecualian untuk yang masuk siang,
saya selalu bisa datang paling awal dari teman-teman saya.
Cukup membanggakan. Hahaha.

Jaman dulu, tren malak anak cupu bukan cuma terjadi di


kalangan sekolah menengah, tapi sekelas anak TK pun ternyata
sudah mulai muncul inisiatif untuk memalak dan berlagak
preman (saya tak tahu, jadi preman itu karena bakat, atau
dibentuk oleh lingkungan, atau mungkin karena ada
kesempatan hahaha). Dan ironisnya, dulu saya sering jadi
korban palak sama salah satu teman saya yang dulu nakalnya
minta ampun *ngelus dada*. Saya tak tahu bagaimana kabar

17
dia sekarang. Terlepas dari sifatnya dulu yang nakal, suka
mem-bully dan suka malak temannya, saya doakan semoga dia
tenang di alam sana. Hahaha bercanda. Semoga dia jadi
orang yang baik dan berhasil sekarang, amin.

Saya ingin sedikit bercerita soal masa lalu saya dulu ketika
TK, yang soal dipalak oleh teman saya itu. Begini ceritanya. Di
suatu pagi yang cerah, dengan masih memasang tampang
ngantuk nan cupu, saya mulai bangun dan beranjak keluar dari
tempat tidur. Rasanya memang sangat berat melepaskan badan
dari kasur. Mungkin penelitian yang mengatakan bahwa bumi
adalah magnet terbesar di dunia ini salah. Magnet terbesar
adalah kasur. Apalagi kasur berada di atas bumi, makin dobel-
dobel gaya tariknya. Sudah ditarik kasur, ditarik bumi pula.
Oke, kok saya kelihatan malas banget ya, hehehe.

Setelah memutuskan untuk bangun, lalu saya putuskan


untuk mencari ibu. Biasa, anak TK kan kalau mandi biasanya
masih dimandikan ibunya. Akhirnya, saya sudah nemu ibu dan
dimandikan. Saatnya ganti baju dan siap-siap berangkat ke
sekolah. Seperti biasa, saya diantar bapak kalo berangkat ke
sekolah, sekalian bapak berangkat kerja. Dan seperti biasa
pula, saya selalu telat kalo berangkat sekolah pagi. Oke, saya
masuk kelas dengan tampang pura-pura bego saja, sambil
menahan malu. Sebetulnya sudah tidak bisa malu, karena
sudah terlalu sering terlambat masuk kelas. Terlambatnya tak
nanggung-nanggung lagi, 30 menit, alias setengah jam. Kalau

18
sedang rajin, paling telatnya hanya 15 menit. Dan bagi saya, itu
sudah jadi prestasi yang cukup membanggakan.

Jam istirahat pun akhirnya tiba….

(Sambil main seluncuran) “Woi! Bagi duitnya dong Bay!”


kata teman saya ke saya, namanya Pratama. “Apa? Bagi duit?
Tapi sanguku ( Uang Bekalku ) cuma segini nih” kata saya
sambil menunjukkan uang 500 perak. “Udah, pokoknya aku
minta. Kalo nggak, aku gak mau temenan sama kamu” lanjut
Pratama. Saya bingung. “Okelah, ntar aku beliin kamu jajan
aja, kita temenan ya?” Dan pertemanan kita kembali terjalin.
Semudah itu mencari uang untuk seukuran anak TK. Cukup
mengatasnamakan pertemanan kita bisa tetap hidup. Yang
penting perut terisi sudah lebih dari cukup.

Sebetulnya ada cerita yang lebih parah dari itu, dan kalau
diingat-ingat cuma bisa bikin senyum-senyum sendiri. Tapi saya
tidak dendam sama sekali. Tak ada yang lebih menentramkan
kecuali memaafkan dan memilih berdamai dengan diri sendiri
kalau pernah disakiti. Karena tujuan dari memaafkan itu bukan
untuk orang yang kita maafkan, tapi lebih untuk diri kita sendiri
biar tenang, plong, dan dihindarkan dari orang-orang sejenis
seperti yang pernah menyakiti kita.

Sebetulnya saya malu kalau cerita tentang masa lalu saya


yang dicap sebagai anak cupu, tukang telat, dan tak punya
kepercayaan diri sama sekali. Saya itu sudah pernah jadi anak

19
yang pemalu, dan pernah jadi korban palak, yang menurut
saya pribadi itu kenangan yang sangat berarti dalam proses
pembentukan dan pengebangan kepribadian.

Awal Kebangkitan

Beranjak dari TK dan masuk ke SD, diawali dengan


keadaan yang sama, yaitu masih tetap jadi anak cupu dan tak
punya kepercayaan diri sama sekali. SD kelas 1 dan 2, saya
habiskan jadi anak yang biasa-biasa saja. Tidak pintar-pintar
amat dan yah kalau menurut saya pribadi tak ada istimewanya
selama saya duduk di bangku kelas 1 sampai 2 SD. Saya masih
tetap jadi pribadi yang pemalu dan tidak ada kepercayaan diri
sama sekali.

Lanjut. ketika sudah masuk kelas 3 SD, saya mulai bangkit


dan sadar kalau saya begini terus, saya nggak akan
berkembang. Tapi, waktu itu belum sempat berpikir untuk
melakukan hal apapun yang bisa mengembangkan diri saya.
Cuma, dalam hati kecil dan pikiran, saya benar-benar ingin
berubah. Bosan jadi anak cupu terus. Sampai suatu ketika, saya
ditunjuk untuk jadi ketua kelas, dan itu adalah pengalaman
pertama saya jadi seorang pemimpin. Saya tidak tahu, apa
yang merasuki pikiran wali kelas saya pada waktu itu, kok bisa
saya yang ditunjuk dan ditugaskan untuk menjadi ketua kelas.

20
Tetapi, apapun alasannya, saat ini saya sangat bersyukur atas
kejadian itu.

Dalam masa kepemimpinan saya di kelas 3 itu, saya


jalani pengalaman pertama jadi seorang pemimpin dengan
cukup berat. Bagaimana tidak, lha wong saya lupa
mengerjakan PR kok malah di-bully teman sekelas. Kata mereka
begini “Ketua kelas kok nggak ngerjain PR!” Saya sempat
dongkol, tapi sekaligus berpikir bahwa ternyata untuk menjadi
seorang pemimpin itu harus bisa jadi contoh yang baik.

Itu adalah pengalaman saya pertama kali dalam


membangun rasa kepercayaan diri. Selama menjadi ketua kelas
dari kelas 3 SD sampai lulus SD, saya belajar banyak. Belajar
bicara di depan banyak orang, belajar mendapat tekanan dari
anggota, sampai belajar bagaimana caranya membuat barisan
yang rapi sebelum masuk kelas pun saya bisa, karena ketika
saya SD dulu, sebelum masuk kelas harus baris terlebih dahulu.
Kayaknya yang soal barisan agak kurang penting hahaha, tapi
tak apa, semua pasti ada pelajaran dan hikmah tersendiri.
Ternyata rasa percaya diri itu memang harus dibangun.

Satu pelajaran khusus yang bisa saya dapatkan selama


jadi ketua kelas adalah bisa bicara di depan banyak orang.
Dan Anda tahu? Itu tidak mudah. Bagaimana caranya kita bisa
berbicara dengan tenang, jelas, dan didengarkan. Dan
bagaimana caranya setelah kita bicara, mereka mengerti dan

21
mengerjakan apa yang kita bicarakan. Lantas apa pelajaran
khususnya? Dari kita tampil, mau tidak mau kita harus percaya
diri. Dan kalau sudah seperti itu–apalagi bicaranya dadakan,
yang bisa kita persiapkan adalah teknik persona. Agar kita bisa
percaya diri dalam seketika. Mau tahu apa itu teknik persona?
Jangan kemana-mana, baca terus sampai selesai hehehe.

Ditarik Oleh Alam

Cerita saya di atas adalah pengalaman pertama saya


dalam membangun kepercayaan diri. Hal itu terjadi bukan
secara tidak sengaja lho. Bukan berarti takdir yang memilih
saya untuk jadi ketua kelas pada waktu itu. Dan kalau Anda
sadar, coba baca lagi baik-baik, saya sempat ingin berubah
jadi pribadi yang baik dan percaya diri pada kelas 3. Lalu, tak
lama berselang, alam meresponnya dan Tuhan membuat wali
kelas saya memilih saya untuk menjadi ketua kelas. Masih
percaya kalau hoki itu tak bisa diciptakan? Masih belum masuk
akal? Mungkin akalnya yang belum masuk hehehe.

Itulah konsep yang saya jelas kan di pembahasan tentang


dibalik kepercayaan diri, yang menjelaskan bahwa berpikir
positif akan mendatangkan hal positif, termasuk untuk
kepercayaan diri. Kita harus tetap berpikir positif tentang diri
kita di posisi dan situasi apapun. Hindari, atau bahkan
hilangkan lintasan pikiran-pikiran negatif tentang diri kita, agar

22
muncul rasa percaya pada diri sendiri. Dan tak bosan-bosanya
saya ingatkan, jangan pernah menjadi hakim atas diri kita
sendiri. Hakim yang menghakimi bahwa diri kita tidak bisa,
hakim yang menghakimi bahwa diri kita tidak mampu, hakim
yang menghakimi semua hal negatif pada diri kita.

Lalu sekarang apa yang harus kita lakukan untuk mulai


membangun kepercayaan diri? Yang pertama adalah pikirkan
ingin menjadi apa diri kita. Pikirkan terus tiap hari, dan
bayangkan seakan-akan hal itu sudah terjadi dan sudah Anda
dapatkan. Lalu, buatlah daftar apa-apa aja hal yang membuat
diri Anda tak percaya diri. Misalnya, kalau Anda itu tidak pede
ketika berbicara di depan banyak orang, coba mulai dengan
ajak ngobrol orang asing yang terdekat di sekitar Anda,
cleaning service di kampus/kantor yang belum Anda kenal
misalnya. Terus latih dan kembangkan skill berbicara Anda.
Tingkatkan level berbicara Anda. Yang dimaksud adalah, yang
pertama dimulai dari ngobrol dengan orang asing di sekitar,
lalu kembangkan lagi berbicara di forum grup, dan
kembangkan-kembangkan lagi sampai Anda benar-benar
percaya diri untuk bicara di depan publik.

Yang saya ceritakan di atas hanya sebagai contoh.


Karena ruang lingkup kepercayaan diri begitu luas.
Kepercayaan diri bisa diaplikasikan pada kepentingan apa aja.
Yang ingin saya tambahkan adalah, kita tak bisa percaya diri
pada semua hal. Karena percaya diri pada semua hal berarti

23
kita mampu melakukan semua hal, itu tidak mungkin. Tapi,
tujuan dari buku ini adalah untuk bisa membawa kita menjadi
percaya diri secara umum, yaitu percaya pada diri sendiri. Tak
peduli tentang kelebihan dan kekurangan kita. Tidak malu
melakukan suatu hal yang benar, dan yakin mampu untuk
tampil dan meningkatkan kualitas diri kita.

Yang terakhir, sebelum menutup pembahasan ini, saya


ingin menyampaikan suatu hal yang lebih jelas mengenai
kepercayaan diri. Untuk bisa menjadi benar-benar percaya diri
pada suatu skill itu perlu proses, tak ada yang instan. Mie instan
yang judulnya instan pun perlu proses memasak. Seperti yang
sudah dijelaskan di atas yang tentang public speaking. Sudah
dijelaskan bahwa untuk bisa mahir berbicara di depan publik itu
perlu latihan. Latihan berbicara pada forum yang kecil dulu
hingga forum besar sekelas seminar. Tapi, untuk sekedar
tampil, semua orang sebetulnya bisa, tinggal kita belajar yang
namanya teknik persona saja. Sebagai tambahan, yang akan
kita bahas pada buku ini adalah bagaimana caranya
mempercayai diri kita tanpa memikirkan kekurangan dan
kelebihan kita. Percaya pada diri sendiri bahwa kita pasti
mampu melakukan suatu hal kalau kita mau berusaha. Kalau
kepercayaan diri secara umum tersebut sudah dapat kita capai,
itu berarti kita sudah satu langkah lebih maju untuk
memperjuangkan apa yang kita inginkan. Mudeng? Tepok jidat.

24
BAB IV
Samudra Vs Kapal
Lingkungan memang sangat berpengaruh terhadap
perkembangan kepribadian manusia. Karena lingkungan,
manusia bisa berbahasa, mempunyai norma, tingkah laku,
sopan santun, dan cara pandang suatu hal. Lingkungan lah
yang sebagian besar–selain keluarga–berpengaruh pada
pembentukan tingkah lakul seseorang. Kalau lingkungannya
bagus, maka kemungkinan besar akan menjadi orang yang
bagus. Tapi, kalau lingkungannya tidak bagus, maka
kemungkinan besar akan menjadi orang yang tidak bagus juga.
A simple as that.

Kembali lagi ke pokok bahasan tentang pikiran bawah


sadar. Manusia itu terbentuk dari apa yang sering ia dapat dari
keluarganya, orang terdekatnya dan lingkungannya. Dan
lingkungan merupakan salah satu faktor terbesar yang
membentuk manusia. Entah itu baik atau buruk, lingkungan
mempunyai andil yang sangat besar.

Ketika masih kecil, manusia sangatlah mudah dibentuk


dan dimasuki program atau mind-set ke dalam pikiran bawah
sadarnya. Karena kondisi pikiran bawah sadar anak-anak
masih belum banyak terprogram. Jadi hampir semua yang

25
anak-anak dengar, baca, lihat, dan rasakan akan langsung
masuk ke pikiran bawah sadarnya tanpa dilawan. Ibaratnya
begini, gelas yang kosong kalau diisi langsung diterima begitu
saja kan? Beda dengan gelas yang sudah penuh, kalau diisi
dengan air, air yang baru bakal menggantikan air yang lama.
Begitu saudara-saudara.

Tapi, sekarang kondisi kita sudah tidak anak kecil lagi.


Sudah cukup banyak program-program dan banyak mind-set
yang tertanam di pikiran bawah sadar kita. Apa yang kita
dengar, baca, lihat, dan rasakan tidak akan begitu saja jadi
suatu program di pikiran kita. Tapi bukan tak mungkin, selama
suatu informasi diberikan terus-menerus dan bertubi-tubi,
akhirnya akan bisa tertanam di pikiran bawah sadar juga. Ya
perumpamaannya seperti gelas yang sudah penuh itu tadi. Air
yang sudah lama ada di dalam gelas, akan keluar dan
digantikan dengan air yang baru, kalau gelas yang sudah
penuh itu diisi terus-menerus dengan air yang baru.

Selain itu, di kondisi kita yang sudah tidak anak kecil lagi
ini, seharusnya kita bisa memilih, informasi mana yang bisa
diterima dan mana yang tidak bisa diterima. Kalau dirasa
lingkungan Anda tidak/kurang baik dan tidak mendukung
perkembangan diri Anda, ya sudah, tinggalkan saja. Memang
kadang berat, tapi itu lebih baik dari pada harus terpuruk pada
keadaan yang buruk.

26
Ketegasan Pribadi

Mungkin Anda bertanya-tanya, mengapa judul bagian ini


adalah Samudra Vs Kapal. Begini maksud saya. Anda tahu
kapal kan? Kalau dibandingkan dengan samudra yang begitu
luasnya, berapa perbandingan besar kapal dengan luas
samudra? Tidak ada apa-apanya kan? Tapi, kapal itu hebat.
Walaupun samudra itu luas sekali, dan kapal begitu kecil
dibanding luas samudra, kapal tetap bisa berlayar dari
dermaga ke tempat tujuan. Apa yang membuat kapal bisa
berlayar selamat sampai tujuan? Karena air samudra yang
begitu banyak itu TIDAK MASUK ke dalam kapal. Sehebat
apapun ombak yang dihadapi kapal, tidak akan punya
berpengaruh apa-apa, selama air laut tidak masuk ke dalam
kapal.

Sudah paham dengan analogi di atas? Belum? Hehehe.


Tenang saya akan jelaskan. Jadi begini. Kapal itu diibaratkan
sebagai manusia, dan samudra adalah hal-hal negatif yang
ada di sekitar kita. Dalam perjalanan hidup manusia, akan
selalu dipenuhi hal-hal negatif yang menyerang. Hal negatif itu
bisa berupa apa saja yang melemahkan diri kita. Tapi, kita
sebagai manusia bisa memilih, apakah mengijinkan semua hal
negatif itu masuk ke diri kita atau menutup diri dari semua hal
negatif. Kalau kita ijinkan mereka masuk, maka “tenggelam”lah
kita. Tapi, kalau tidak kita ijinkan, maka kita bisa terus

27
“berlayar” dan selamat sampai tujuan. Filosofis sekali saudara-
saudara hehehe.

Kadang, dan sering kali, dalam proses kita dalam


berjuang untuk mendapatkan sesuatu, kita akan banyak
mendapat serangan berupa komentar-komentar yang kurang
bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Seperti contoh,
kalau Anda sedang usaha mendapatkan rangking 1 di kelas,
dan ada orang bilang Anda tidak akan bisa, sebetulnya orang
itu benar-benar ngomong tanpa alasan. Bagaimana tidak, dia
kan bukan yang menentukan berhasil atau tidaknya Anda.
Memangnya dia siapa? Bukan apa-apa mah. Nah, itu tandanya
omongan mereka tidak dapat dipertanggung jawabkan, karena
tak ada bukti kebenaran.

Analogi di atas bisa kita praktekkan di kehidupan sehari-


hari. Kita bisa mengijinkan hal-hal negatif untuk masuk atau
tidak–semua tergantung kita sendiri. Makna dari mengijinkan
adalah kita harus memilih. Kalau lingkungan yang kita singgahi
saat ini–lingkungan apapun itu, kurang baik atau bahkan tidak
baik sama sekali untuk perkembangan diri kita, kita bisa
memutuskan hijrah ke tempat yang lebih baik, atau tetap
terpuruk di lingkungan tersebut.

Selain itu, ketika kita melakukan suatu hal yang positif dan
produktif, pasti akan selalu ada orang-orang yang mencibir.
Membicarakan dari belakang. Malah yang lebih parah, mereka

28
tidak suka dengan apa yang kita perbuat. Padahal apa yang
kita lakukan juga sah-sah saja, dan tidak melanggar hak orang
lain. Mereka mengajak orang lain agar tidak suka juga dengan
kita. Kalau kasusnya seperti itu, itu sudah biasa. Lantas apa
yang harus kita perbuat? Ya cuek saja, anggap saja mereka
tidak ada. Toh, mereka juga tak ngasih makan dan menghidupi
kita. Kok berani beraninya mereka ngurusin kita. Mbok ya kalau
ngurusin jangan nanggung-nanggung. Makan dan kebutuhan-
kebutuhan kita sekalian, hahaha.

Jika dilihat, sebenarnya merekalah yang paling perhatian


dengan kita, sampai rela menyebarkan semua berita tentang
kita. Kan di atas sudah dijelaskan, kalau percaya diri itu adalah
kondisi di mana kita tidak berekspektasi sama sekali terhadap
apapun yang kita lakukan. Tak peduli tentang apa yang orang
lain katakan–selama yang kita perbuat positif–dan tak
mengkhawatirkan apapun yang terjadi setelah kita berbuat
sesuatu. Sekali lagi, selama itu positif, take it easy saja!

29
BAB V
Cuma 5 Menit.
Pada bagian ini saya akan menyampaikan yang namanya
teknik persona. Apa? Persona? Apa sih persona itu? Persona itu
adalah topeng. Iya topeng. Simple. Topeng yang kita pakai
dalam kehidupan sehari-hari. Sesuatu yang dicapkan orang-
orang ke diri kita itu adalah topeng yang kita pakai. Kalau
orang-orang bilang Anda itu orangnya berwibawa, berarti
topeng yang Anda pakai di lingkungan Anda adalah topeng
yang berwibawa. Terlepas dari sifat Anda yang sebenarnya,
kalau orang sudah memberi Anda cap orang yang berwibawa,
ya itulah topeng yang Anda gunakan di kehidupan sehari-hari.
Sadar atau tidak, itulah topeng yang Anda pasang.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita memang harus


memakai topeng. Mungkin kata “topeng” berkonotasi negatif,
namun sebenarnya tujuannya itu baik. Topeng tidak selalu bisa
dihubungkan dengan kemunafikan. Topeng pribadi punya
makna yang lebih luas dari pada sekedar itu.

Topeng yang kita gunakan di kehidupan bermasyarakat


dan lingkungan itu adalah topeng yang (seharusnya) baik.
Karena sifat alami manusia yang ingin diterima dan diakui
masyarakat. Dan untuk diterima masyarakat, kita memang

30
harus memakai topeng untuk membuat citra diri kita di
hadapan masyarakat. Topeng membuat kita terdorong untuk
berbuat baik kepada sesama, menolong tetangga, sampai–
untuk ketua kelas atau ketua RT bisa digunakan untuk
memimpin rapat. Semua butuh topeng. Selama topeng itu untuk
kebaikan, sah-sah aja. Karena memang sifat alamiah manusia
yang selalu memakai topeng. Percaya tidak percaya, memang
begitu adanya.

Dan asal Anda tahu, kita tidak akan pernah benar-benar


bisa memunculkan sifat asli kita. Misalkan Anda tidak suka
dengan kelakuan teman Anda yang amburadul itu, yang suka
merokok di sembarang tempat, dan Anda ingin menegurnya.
Pasti yang terlintas dipikiran Anda itu seperti ini “Hey! Matiin
dong rokoknya, ganggu nih!” Anda tidak akan mungkin kan
bilang seperti itu ke teman Anda? Kecuali dia memang sahabat
Anda yang paling dekat. Kalau itu hanya teman biasa yang
sekedar tahu, Anda pasti akan menegur dia dengan santun
seperti ini “Bro, boleh minta tolong? Ngerokoknya bisa ditahan
dulu nggak? Saya nggak tahan nih sama asap rokok.” Kira-kira
seperti itu. Sudah berani menegur seperti itu saja sudah bagus,
paling mentok juga kita akan menyingkir darinya. Atau
biasanya kita lebih memilih untuk memendam perasaan dan
hanya bisa bicara dalam hati, sambil pasang wajah senyum
pertanda Anda bisa menerima kekurangan dan kelebihan
teman Anda. Bukan begitu? Hehehe.

31
Lalu apa hubungannya dengan kepercayaan diri? Sangat
berhubungan. Kepercayaan diri itu dibentuk dari proses awal
dengan memunculkan persona. Dan sekali lagi, persona itu
topeng. Awal dibentuknya kepercayaan diri adalah dengan
menggunakan topeng. Tapi kebanyakan orang, masih belum
mau dan belum siap menggunakan topeng sebagai orang yang
sangat percaya diri, yang penuh kharisma, berwibawa dan tidak
memikirkan kekurangan pribadi. Memang berat di awal
memakai persona seperti itu. Akan selalu ada pikiran-pikiran
negatif yang mengganggu pemasangan persona kita. Ketika
kita sudah merasa percaya diri, berwibawa dan berkharisma,
tiba-tiba muncul pikiran “Saya kan bukan apa-apa, saya masih
banyak kekurangan. Kalau saya begini, nanti begitu. Kalau saya
begitu jangan-jangan begini. Aduuuuh.” Emang kadang akan
muncul lintasan-lintasan pikiran seperti itu. Itu wajar.
Masalahnya adalah, kita harus bisa mengendalikannya, bukan
menghilangkannya. Itu sudah sifat alami manusia. Kalau kita
berusaha menghilangkan malah menyalahi kodrat kita sebagai
manusia.

Tugas kita adalah untuk menjaga persona kita sebagai


orang yang percaya diri itu tetap utuh. Kalau kadang-kadang
terlintas pikiran negatif, itu biasa. Secepatnya harus kita benahi
pikiran kita. Teknik persona itu bisa kita pakai sesuai
kebutuhan. Di manapun, kapanpun, dan dalam situasi apapun.
Kalau kita ingin benar-benar percaya diri, kita harus

32
mengawalinya dengan merasa percaya diri dulu. Merasa
seolah-olah kita adalah orang paling hebat di dunia, merasa
bahwa kita adalah orang yang paling berwibawa dan paling
beruntung di muka bumi. Yang jelas, pemakaiannya harus kita
sesuaikan. Kalau kita sedang bertemu dengan orang yang
berlevel tinggi, maka kita juga harus bisa menyesuaikan dengan
level mereka. Begitu juga sebaliknya. It’s all about how to being
flexible in every situations. Tak tahu artinya? Buka kamus dong,
hehehe. Bercanda. Artinya secara bebas itu bagaimana caranya
agar selalu bisa menyesuaikan diri di setiap situasi. Begitu
saudara-saudara.

Belajar Teknik Persona

Untuk bisa jadi percaya diri, memang harus diawali


dengan berpura-pura, dan belajar merasa. Misalkan sekarang
Anda lagi berada di suatu acara, nih. Ceritanya Anda sekarang
sedang melihat seorang wanita. Wanita tersebut sangat menarik
menurut Anda, dan Anda mengajaknya berkenalan. Atau paling
tidak, bisa berani mengajak ngobrol saja, itu sudah cukup.
Tapi, saat itu Anda belum cukup percaya diri untuk
mengajaknya ngobrol, karena dalam pikiran Anda, wanita itu
sangat cantik, cukup punya kelas, dan Anda minder untuk
mengajaknya mengobrol. Nah, saat itulah Anda membutuhkan
yang namanya teknik persona, atau memakai topeng. Lalu,

33
bagaimana caranya memasang persona itu? Berikut cara-
caranya. Let’s see!

a. Merasa sudah mendapatkan yang kita inginkan


Langkah pertama untuk mendapatkan kepercayaan diri
adalah, belajarlah untuk merasa. Kalau seperti cerita di atas,
Anda harus merasa bahwa Anda itu adalah orang yang sangat
pantas mendapatkan apa yang Anda inginkan. Kalau Anda
ingin dinilai orang sebagai orang yang berkharisma dan
berwibawa, rasakan dengan sangat nyata, bahwa Anda itu
adalah pribadi yang sangat berkharisma. Rasakan dengan
sangat jelas, bahwa Anda adalah orang yang sangat
berwibawa. Anda layak mendapatkan apa yang Anda inginkan.
Anda adalah orang yang paling beruntung di dunia.

Kembali lagi ke cerita yang ada di atas, bayangkan


wanita yang Anda ingin kenal itu tak lebih tinggi levelnya dari
Anda. Dia itu cuma wanita biasa, dan kalau Anda mau, Anda
bisa mengajaknya kenalan atau mengobrol kapan saja.

b. Atur bahasa tubuh


Langkah selanjutnya, ambil posisi tubuh yang menurut
Anda adalah posisi tubuh yang paling berwibawa dan
mencerminkan sebagai orang yang berkharisma tinggi. Atur
sedemikian rupa bahasa tubuh Anda selayaknya orang-orang
sukses pada umumnya. Berdirilah dengan tegap, dan mantap,

34
terus bernafaslah secara bebas. Gerakkan badan Anda seperti
tangan dan kaki dengan bahasa tubuh seperti orang yang
sudah benar-benar mendapatkan kesuksesan.

Sadar atau tidak, cara seperti itu dapat menambah


kepercayaan diri Anda. Kalau tidak percaya coba saja sendiri di
rumah. Atau Anda bisa mencobanya ketika Anda sangat
membutuhkan kepercayaan diri. Bahasa tubuh itu penting
sekali. Jangan kikuk pokoknya. Santai saja dan gerakkan tubuh
Anda layaknya orang yang benar-benar sudah sukses.

c. Ekpresi dan intonasi suara


Aturlah ekspresi wajah Anda dengan ekspresi yang
menunjukkan bahwa Anda adalah orang yang sukses luar
biasa. Senyumlah dengan lebar, pandanglah dengan
pandangan mantap dan penuh wibawa. Tatap mata lawan
bicaramu dengan mantap, tapi tidak mengintimidasi. Bicaralah
dengan tegas, dan penuh semangat. Pilih kata-kata yang
mencerminkan bahwa Anda memang sudah sangat sukses.

Biasanya intonasi suara yang keren itu, yang nadanya


agak rendah dan cara bicaranyanya agak di tekan di bagian-
bagian tertentu yang perlu penekanan. Kalau Anda sedang
berbicara–terutama ketika sedang berbicara di depan banyak
orang, usahakan bicara yang jelas, tegas, dan mantap. Biar
Anda jadi lebih percaya diri. Kalau Anda berbicaranya sudah
tidak jelas, dan kikuk, bagimana bisa pede?

35
d. Udaaah, percaya saja!
Yang terakhir adalah, percaya saja bahwa apa yang
Anda rasakan itu sudah benar-benar terjadi. Tak perlu pakai
tapi. Cukup rasakan saja sensasinya. Sensasi bahwa Anda
sudah mendapatkan semua yang Anda inginkan. Rasakan
bahwa Anda benar-benar sangat pantas mendapatkan
keberlimpahan. Dan setelah itu coba praktekkan sekarang.
Boleh dimulai dari di depan cermin kamar Anda sendiri.

e. Alami (tanpa pemanis buatan)


Bagian ini yang paling penting menurut saya. Yaitu
bersikaplah alami, seperti tidak ada yang dibuat-buat.
Tampilkan bentuk terbaik seseorang yang sudah mencapai
kesuksesan menurut versi Anda. Berjalan, berdiri, berbicara,
dan bertingkahlah secara luwes.

Selain itu adalah, Anda tidak perlu memikirkan lagi


apakah yang Anda pikirkan itu memang benar-benar sudah
terjadi atau hanya memakai persona. Tugas Anda cukup
percaya saja, kalau Anda sudah benar-benar mendapatkan apa
yang Anda inginkan. Sudaaaah, tak usah dipikirkan lagi
pokoknya! Hehehe.

Selanjutnya apa? Yasudah, kita tinggal action saja untuk


keperluan apapun. Di situasi apapun yang membutuhkan
kepercayaan diri, praktekkan saja teknik ini. Atau kalau ingin

36
lebih mengena lagi dan lebih terasa jangka panjang
manfaatnya, terapkan pada kehidupan sehari-hari sebagai
pembawaan alami. Tampilkan persona bahwa Anda benar-
benar memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Sapa semua orang
dengan ramah dan senyuman yang renyah, serenyah wafer
yang masih ditutup kaleng dengan rapat hehehe.

37
BAB VI
Latihan Yuk!
Kita sekarang sudah tahu, bagaimana caranya bisa jadi
percaya diri dalam waktu relatif singkat. Sekali lagi, percaya diri
yang dimaksud adalah percaya diri secara umum, yang sudah
saya jelaskan sebelumnya. Bukan percaya diri pada suatu skill
keahlian tertentu.

Teknik persona, atau yang disebut dengan teknik


memasang “topeng” itu memang benar-benar woth it untuk
digunakan setiap orang. Agar bisa membawa diri dengan
fleksibel di manapun dan dalam situasi apapun. Tapi, sifatnya
memang tidak lama. Oleh karena itu, pada bahasan ini
sengaja diberi judul “Latihan Yuk!”, yaitu untuk memandu Anda
melatih teknik persona agar benar-benar terbiasa sampai jadi
pembawaan sehari-hari. Selain itu juga agar Anda benar-benar
percaya diri melakukan hal apapun yang positif, sampai tak
pernah berekspektasi apapun tentang apa yang orang lain
katakan kepada Anda.

Saya sudah merasakan sendiri bagaimana rasanya jalan


di mall dengan cuma memakai sandal. Sandalnya kotor dan
pake kaos oblong putih, dan saya dengan pedenya jalan
keliling mencari makan di sana. Bukannya saya tidak menjaga

38
penampilan lho ya, karena memang posisi saya waktu itu
sedang tidak memungkinkan untuk memakai baju layak ngeksis
hehehe, dan saya tidak perlu menjelaskan apa sebabnya, yang
ini rahasia pokoknya hahaha. Ingat, contoh tadi hanya untuk
kondisi terdesak. Kalau bisa mempersiapkan penampilan sebaik
mungkin, ya persiapkan dengan baik. Karena menjaga
penampilan termasuk teknik persona.

Terus selanjutnya, bagaimana? Sudah siap latihan dan


mulai praktek teknik persona? Siapa yang sudah siap? Yuk,
angkat tangan, hehehe. Kalau sudah siap, pastikan Anda janji
untuk benar-benar latihan ya! Materi bagian ini adalah materi
praktek, kalau tidak dipraktekkan percuma. Sudah buang-
buang waktu untuk baca buku. Lebih baik dari awal tak usah
dibaca sekalian. Tapi, apapun itu, semua keputusan ada di
tangan Anda. Udah gede kok hehehe. Saya ingin memberi tahu,
kalau materi yang disampaikan ini adalah materi mahal,
karena ini materi hipnosis dan NLP. Kalau diseminarkan sangat
mampu menguras tabungan Anda hehehe.

Oke, tak usah banyak ba-bi-bu, yuk kita bahas materi


selanjutnya untuk dipraktekkan. Oh iya, saya akan memberi
tantangan untuk Anda di setiap poin-poin latihannya. Jadi, siap-
siap ya. 

39
Saatnya Action!
Sesaat lagi, langkah kita untuk mencapai tahap action
akan sampai. Tahan dulu, tarik nafas dalam-dalam, terus
hembuskan perlahan. Dihembuskan dari mulut lho ya. Rileks
saja hehehe. Berikut ini adalah apa-apa saja yang harus
dilakukan untuk mempraktekkan teknik persona, dan saya akan
sampaikan tahap demi tahap yang harus Anda lakukan...
Check it this out !!!

a. Sapa orang yang tidak/belum terlalu Anda kenal


Awali pagi dengan senyuman. Yang jelas, bukan sebatas
omong kosong atau basa-basi belaka. Lakukan senyum dipagi
hari, dan sapa orang-orang di sekitar Anda dengan ramah–
tentunya pada waktu itu Anda sudah memakai persona sesuai
yang Anda inginkan–lalu, rasakan betapa plongnya hati Anda.
Cari beberapa orang yang ada di sekitar lingkungan Anda yang
mereka tidak Anda kenal atau belum terlalu Anda kenal.
Lemparkan senyum ke mereka (jangan lempar batu lho ya
hahaha), setelah itu beri sapa ke dia.

Tugas:

1. Carilah beberapa orang di sekitar Anda, yang cukup


sering Anda temui, tapi belum terlalu Anda kenal. Beri
senyum dan sapaan tiap hari (kalau ketemu), selama
seminggu.

40
2. Carilah beberapa orang disekitarmu, yang belum Anda
kenal sama sekali, tapi Anda cukup tahu keberadaan dia
di lingkunganmu. Kasih senyum dan sapaan tiap hari
(kalau ketemu) selama seminggu.

b. Ajak mengobrol orang yang sudah Anda beri sapa


dan senyum itu
Buat apa ngasih senyum dan tiap hari menyapa, tapi tak
pernah diajak ngobrol? Anda bukan mesin pemberi sapa dan
senyum kan? Hahaha. Kalau Anda sudah cukup sering bertemu
sama orang-orang yang Anda kasihi senyum dan sapa ala
petugas Ind*maret dan Al*amart itu hehehe, kini saatnya
beranikan diri Anda untuk mengajak mereka ngobrol. Yaaah,
paling tidak cukup basa-basi saja lah pertama-tama. Tanya
mau kemana misalnya, kerja di mana, atau tanya statusnya,
sudah punya pacar belum, hahaha. Itu kalau yang Anda ajakin
ngobrol lawan jenis, kalau tidak ya jangan. Iya juga tak apa sih,
kalau Anda mau nyariin dia jodoh misalnya hehehe.

Tugas:

1. Tiap kali bertemu mereka yang sudah Anda senyum-senyumin


nggak jelas itu hehehe, ajak lah ngobrol. Coba gali terus
informasi-informasi tentang mereka. Selain melatih
kepercayaan diri, ini juga melatih skill komunikasi.

41
c. Libatkan diri Anda di aktivitas masyarakat dan
atau suatu organisasi
Saya tidak bisa menyangkal kalau peran dari suatu
organisasi atau kalau kita bisa aktif di aktivitas masyarakat itu,
sangat memberi andil dalam meningkatkan kepercayaan diri
kita. Di organisasi kita diajarkan bagimana caranya
berkoordinasi antar bagian, tanggung jawab, dan masih
banyak manfaat lainnya. Bahkan kalau kita memang
mempunyai cukup kapasitas, kita bisa memimpin suatu
organisasi. Dengan catatan, ketika bergabung di suatu
organisasi, niat kita itu untuk menyumbangkan tenaga, pikiran,
skill, dan sekaligus untuk belajar. Bukan cuma memanfaatkan
peluang kalau ada maunya. Orang yang seperti itu cukup
sering ditemukan, tapi pastikan itu bukan Anda.

Tugas:

1. Libatkan diri Anda di aktivitas masyarakat dan/atau forum


di lingkungan Anda.
2. Ikut aktif dalam tiap aktivitas masyarakat.
3. (Atau) Libatkan diri Anda di suatu organisasi.
4. Berpartisipasilah secara aktif pada tiap kegiatan
organisasi.
5. Jaga hubungan baik dengan tiap anggota organisasi dan
masyarakat.

42
6. Sumbangkan tenaga, pikiran dan keahlian secara ikhlas
(kalau organisasi non-profit. Tapi kalau organisasi profit
oriented, harus tetap lakukan dengan ikhlas berapapun
upahnya, agar dilihat bahwa Anda punya kapasitas,
bukan orang biasa. Kalau sudah begitu, Anda punya
kesempatan jadi orang yang dibutuhkan.)

d. Berbicaralah di forum/di depan publik


Anggap saja posisi Anda sekarang sudah menjadi
anggota di suatu organisasi. Setelah itu apa? Selain aktif dalam
setiap kegiatan organisasi, suarakan juga pendapat Anda
dalam forum organisasi tersebut. Ungkapkan aspirasi dan ide-
ide Anda, cobalah pengaruhi pikiran anggota lain dengan isi
bicaramu yang berbobot dan dengan pembawaan yang
mantap.

Tugas:

1. Beri masukan pada tiap rapat atau forum diskusi


organisasi. Sampaikan dengan isi yang berbobot dan
dengan pembawaan Anda yang benar-benar mantap.
2. Bicaralah dengan mempraktekkan teknik persona yang
sudah Anda dapatkan.

43
e. Ambil kesempatan jadi pemimpin
Kalau semua langkah di atas sudah Anda lakukan
dengan baik. Anda sudah berani berkomunikasi dengan orang
asing. Anda sudah tidak canggung lagi untuk memulai
pembicaraan. Anda sudah join dengan suatu organisasi atau
forum masyarakat sekitar Anda. Dan Anda sudah rela
menyumbangkan tenaga, waktu, pikiran, dan keahlian Anda
dengan baik, dan sudah berani bicara menyampaikan aspirasi,
serta ide-ide yang selama ini Anda pendam, bukan tidak
mungkin Anda akan dipercaya jadi seorang pemimpin. Kalau
ternyata Anda dikasih kesempatan, ambil saja, hitung-hitung
belajar memimpin. Dengan memimpin, mau tidak mau, Anda
harus memaksa diri untuk bertindak selayaknya pemimpin
dengan wibawa dan kharisma tinggi.

Tugas Anda saat itu, lakukan peran Anda dengan sebaik-


baiknya. Lakukan setiap aktivitas di keseharian dengan penuh
percaya diri dan alami. Hal itu pertanda kalau Anda memang
benar-benar layak mendapat apapun yang Anda inginkan dan
patut diperjuangkan. Rasakan sensasi yang selama ini Anda
tunggu-tunggu sekian lama. AWAS JANGAN SAMPAI
KETAGIHAN! Hehehehe.

44
45

Anda mungkin juga menyukai