Anda di halaman 1dari 4

DASAR-DASAR KEPEMERINTAHAN YANG BAIK

(GOOD GOVERNANCE)

Dosen pengampu:

Prof. Dr. H. Sukiyat SH, Msi.

Disusun oleh:

VERA INADIYAH (2018020008)

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN


UNIVERSITAS GRESIK
2018 - 2019
DASAR-DASAR KEPEMERINTAHAN YANG BAIK
(GOOD GOVERNANCE)

 PENDAHULUAN
- Tuntutan good governance menjadi salah satu isu penting di Indonesia sejak krisis
finansial pada tahun 1997-1998 yang meluas menjadi krisis multi dimensi.
- Krisis mendorong arus balik adanya tuntutan reformasi dalam penyelenggaraan negara
termasuk pemerintahannya.
- Penyebab krisis karena buruknya atau salah kelola dalam penyelenggaraan tata
pemerintahan (poor governance), a.l. : (1) dimensi kekuasaan oleh 1 pihak terhadap
pihak-pihak lainnya, sehingga pengawasan jadi sulit dilakukan; (2) terjadinya tindakan
KKN; (3) rendahnya kinerja aparatur termasuk dalam pelayanan kpd publik atau
masyarakat di berbagai bidang.
- Pihak-pihak yang dituntut untuk melakukan reformasi tidak hanya negara saja, tapi
juga dunia usaha (corporate) dan masyarakat luas (civil society).
- Secara umum tuntutan reformasi berupa penciptaan good corporate governance di
sektor swasta, good public governance dalam penyelenggaraan pemerintahan negara,
dan pembentukan good civil society atau masyarakat luas yang mampu mendukung
terwujudnya good governance.

1
A. GOVERNMENT

“Pemerintah” yaitu lembaga beserta aparaturnya yang mempunyai tanggung jawab untuk
mengurus negara dan menjalankan kehendak rakyat.

B. GOVERNANCE

 Seluruh rangkaian proses pembuatan keputusan/kebijakan dan seluruh rangkaian proses


untuk implementasi atau tidak.
 UN Commission on Human Settlements (1996) menjelaskan governance adalah
kumpulan dari berbagai cara yang diterapkan oleh individu warga negara dan para
lembaga baik pemerintah maupun swasta dalam menangani kepentingan-kepentingan
umum mereka.
 Mustopadidjaja (2003), Governance sebagai: (1) kepemerintahan; (2) pengelolaan
pemerintahan; (3) penyelenggaraan pemerintahan; (4) penyelenggaraan negara; dan (5)
administrasi negara.
 Istilah “governance” lebih kompleks karena melibatkan 3 komponen stakeholders,
yakni pemerintah, masyarakat, dan swasta dalam posisi yang sejajar dan saling control.
 Hubungan ketiganya harus dalam posisi yang seimbang dan saling kontrol (checks and
balances), untuk menghindari penguasaan atau “eksploitasi” oleh satu komponen
terhadap komponen yang lainnya.
 Bila salah satu komponen lebih tinggi dari yang lain, yang terjadi adalah dimensi
kekuasaan atas dua komponen lainnya.

C. GOOD PUBLIC GOVERNANCE

 Mengandung makna tata kepemerintahan yang baik, pengelolaan pemerintahan yang


baik, dapat pula sebagai penyelenggaraan pemerintahan yang baik, penyelenggaraan
negara yang baik atau administrasi negara yang baik.
 Merupakan konsep tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, demokratis,
efektif, juga merupakan suatu gagasan dan nilai untuk mengatur pola hubungan antara
pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.
 Penerapan prinsip transparansi, partisipasi dan akuntabilitas diakui sebagai landasan
arah bagi terwujudnya tata kepemerintahan yang baik secara umum.
 Merupakan gagasan dan nilai untuk mengatur pola hubungan antara pemerintah, dunia
usaha dan masyarakat.

2
D. GOOD GOVERNANCE

Suatu proses interaksi antara pemerintah, dunia usaha swasta, dan masyarakat yang
bersendikan transparansi, akuntabilitas, partisipatif dsb.

1. Konsepsi Good Governance


 Pemerintahan dibentuk dengan maksud untuk membangun peradaban dan untuk
menjaga suatu sistem ketertiban sehingga masyarakat bisa menjalani kehidupan secara
wajar.
 Dalam perkembangannya, pemerintahan mengalami transformasi paradigma yang
kesemuanya dimaksudkan untuk membangun peradaban suatu bangsa.
 Transformasi paradigma pemerintahan meliputi a.l.: perubahan paradigma manajemen
pemerintahan dari yang serba negara ke orientasi pasar (market or public interest),
perubahan paradigma dari pemerintahan yang kuat, besar dan otoritarian ke orientasi
small and less government, egalitarian dan demokratis, dan perubahan paradigma
sistem pemerintahan dari yang sentralistis ke desentralistis pengelolaan pemerintahan.
 Perkembangan paradigma pemerintahan memasuki paradigma tata kepemerintahan
yang baik, untuk dapat memahaminya dengan segala dimensinya.

2. Penerapan Good Governance


 Salah satu upaya untuk mewujudkan pelaksanaan good governance adalah reformasi
birokrasi.
 Birokrasi sebagai organisasi formal memiliki kedudukan dan cara kerja yang terikat
dengan peraturan, memiliki kompetensi sesuai jabatan dan pekerjaan, memiliki
semangat pelayanan publik, pemisahan yang tegas antara milik organisasi dan individu,
serta sumber daya organisasi yang tidak bebas dari pengawasan eksternal.
 Upaya mewujudkan good governance hanya dapat dilakukan apabila terjadi
keseimbangan peran ketiga pilar, yaitu pemerintah, dunia usaha (swasta), dan
masyarakat.
 Pemerintah memainkan peran menjalankan dan menciptakan lingkungan politik dan
hukum yang kondusif bagi unsur-unsur governance; Dunia usaha swasta dalam
penciptaan lapangan kerja dan pendapatan; Masyarakat berperan dalam penciptaan
interaksi sosial, ekonomi, dan politik.

Anda mungkin juga menyukai