Anda di halaman 1dari 17

Laporan Akhir

2.1. WILAYAH ADMINISTRASI


Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah/kabupaten/kota di Jawa Tengah
bagian timur, terletak diantara 1100,15’ - 1110,15’ bujur timur dan 60,25’ - 70,00’ lintang selatan.
Batas-batas administrasi Kabupaten Pati adalah :
 Sebelah Utara : Kabupaten Jepara dan Laut Jawa
 Sebelah Barat : Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara
 Sebelah Selatan : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora
 Sebelah Timur : Kabupaten Rembang dan Laut Jawa

Kabupaten Pati memiliki luas wilayah 150.368 Ha yang terdiri dari 59.332 Ha lahan sawah
dan 44.080 Ha lahan bukan sawah dan terbagi dalam 21 kecamatan dan 406 Desa. Wilayah
Kabupaten Pati termasuk Kabupaten dengan cakupan wilayah yang luas di Provinsi Jawa Tengah.
Rentang jarak antar kecamatan cukup jauh. Wilayah paling barat adalah Kecamatan Margorejo dan
memanjang ke timur sampai Kecamatan Batangan. Sedangkan yang paling utara adalah
Kecamatan Dukuhseti memanjang keselatan hingga Kecamatan Sukolilo yang berbatasan langsung
dengan Kabupaten Grobogan. Dilihat dari jarak dengan Ibukota Kabupaten maka Kecamatan
terjauh adalah Kecamatan Cluwak dengan jarak 39 km kemudian Kecamatan Sukolilo dengan jarak
36 km, sedangkan yang paling dekat dengan Kecamatan Pati adalah Kecamatan Margorejo dengan
jarak 4 km

Tabel 2.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Pati


Menurut Kecamatan Tahun 2017

Luas Wilayah Jumlah


No. Kecamatan Jumlah RT Jumlah RW
(Ha) Desa/Kelurahan
1. Sukolilo 15 874 16 478 86
2. Kayen 9 603 17 433 70
3. Tambakromo 7 247 18 341 63
4. Winong 9 994 30 474 81
5. Pucakwangi 12 283 20 333 68
6. Jaken 6 852 21 311 81
7. Batangan 5 066 18 273 53
8. Juwana 5 593 29 370 88
9. Jakenan 5 304 23 356 59
10. Pati 4 249 29* 569 99
11. Gabus 5 551 24 401 76

Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019    II-1
Laporan Akhir

Luas Wilayah Jumlah


No. Kecamatan Jumlah RT Jumlah RW
(Ha) Desa/Kelurahan
12. Margorejo 6 181 18 318 65
13. Gembong 6 730 11 276 82
14. Tlogowungu 9 446 15 322 70
15. Wedarijaksa 4 085 18 340 58
16. Trangkil 4 284 16 374 60
17. Margoyoso 5 997 22 336 80
18. Gunungwungkal 6 180 15 241 47
19. Cluwak 6 931 13 310 77
20. Tayu 1 266 21 395 75
21. Dukuhseti 8 159 12 343 46
Jumlah 150 368 406 7585 1484
Sumber : BPS Kabupaten Pati dalam Angka, 2017

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Pati


Sumber : BPS, Kabupaten Pati Dalam Angka 2017

Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019    II-2
Laporan Akhir

2.2. POTENSI WILAYAH KABUPATEN PATI


Potensi wilayah Kabupaten Pati perlu dikembangkan dan didukung pembangunannya
dengan infrastruktur permukiman. Perkuatan infrastruktur permukiman harus terus diupayakan
oleh Pemerintah Daerah agar pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan pemerataan ekonomi
pada semua wilayah dan sektor usaha serta memberikan dampak ganda (multiplier effect).
Beberapa potensi wilayah Kabupaten Pati yang perlu dikembangkan dan dioptimalkan adalah:
1). Pengoptimalan pengembangan kawasan pesisir
2). Mengembangkan outlet komoditas hasil laut, perikanan,dan buah-buahan di Kecamatan
Pati, Kecamatan Juwana, Kecamatan Dukuhseti, dan Kecamatan Batangan; dan
3). Memantapkan industrialisasi perikanan di Kecamatan Juwana.
4). Mengembangkan kawasan pelabuhan Juwana dan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI)
Dukuhseti sebagai pusat pengembangan pesisir
5). Mengembangkan kawasan agropolitan di lereng Gunung Muria dan wilayah bagian
selatan; dan
6). Mengembangkan industrialisasi pertanian
Potensi sumber daya alam Kabupaten Pati bisa diandalkan, Kabupaten yang berada di
sebelah timur bagian utara Provinsi Jateng ini secara topografi, wilayahnya dibedakan menjadi
dataran rendah, pegunungan, dan lereng gunung. Sektor pertanian memang masih menjadi tulang
punggung ekonomi Pati terutama bahan tanaman pangan dan buah-buahan. Usaha agroindustri
juga turut dikembangkan, tanaman sayur-sayuran juga tidak kalah dalam produksi, seperti bawang
merah, jagung, kacang tanah, kacang hijau, hingga cabai banyak dibudidayakan di beberapa
kecamatan.
Kacang tanah lebih untuk memenuhi kebutuhan pabrik-pabrik makanan dari kacang tanah
seperti pabrik Garuda dan kacang Dua kelinci yang berada di Kabupaten ini. Tanaman perkebuan
juga tumbuh subur, potensi hasil perkebunan yang cukup mencolok adalah produksi kelapa, juga
perkebuan kopi yang berada di enam kecamatan yakni Gembong, Sukokilo, Tlogowungu,
Margoyoso, Gunungwungkal, dan Cluwaak yang hasilnya antara lain dipasarkan ke beberapa
industri pengolahan kpi di Kabupaten ini.
Wilayah Pati yang berbatasan dengan laut, sudah tentu mengandalkan perikanan,
Kabupaten ini menjadi salah satu penghasil ikan di Jateng, terdapat juga hasil tambak, produksi
ikan terbesar dihasilkan dari budi daya tambak dengan lahan tambak terutama banyak tersebar di
Kecamatan Juwana berupa petak-petak yang letaknya mendekati bibir pantai. Jenis ikan bandeng
dan udang banyak dibudidayakan disini. Selain ikan segar, banyak pula diusahakan ikan olahan
dengan cara pengawetan atau pengeringan ikan menjadi ikan asin, ikan pindang, atau pun ikan
asap.
Letak Pati memang strategis, berada di jalur padat laulintas antara Semarang-Surabaya ini
membawa dampak yang cukup bagus bagi sektor perdagangan. Pemasaran komoditas pertanian,
perikanan, dan hasil industri selain lewat pelabuhan yakni perdagangan antar pulau dan ekspor
mancanegara juga melalui jalur darat untuk perdagangan antar kabupaten maupun antar provinsi.
Pariwisata di kota pati kebanyakan berupa keindahan yang di buat oleh alam (dalam hal ini
berupa goa) dan makam-makam yang di anggap keramat oleh masyarakat sekitar. kekeramatan
yang di padukan dengan unsur keindahan terktur dapat menarik minat wisatawan dari daerah pati
sendiri atau bahkan dari luar kabupaten pati.
Obyek wisata yang sering di kunjungi oleh wisatawan ada tiga tempat, diantaranya : Goa
pancur yang berada di wilayah kecamatan Kayen, Goa Cerawang yang berada di desa Todanan
wilayah kecamatan Puncak Wangi, dan Goa Lowo yang berada di wilayah kecamatan Tambakromo,
dahulu Goa-goa tersebut masih rapi dan di kunjungi banyak wisatawan, sekarang jumlah
wisatawan yang datang kesana hanya beberapa, dan kebanyakan yang datang ke tempat tersebut
mempunyai maksud dan tujuan yang lain dari pada hanya menikmati pemandangan alam dan

Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019    II-3
Laporan Akhir

bentuk-bentuk staklakmit saja. Goa-goa tersebut sekarang menjadi ajang untuk mendapatkan
pencerahan (masyarakat sekitar menyebutnya “wangsit”).
Tempat wisata yang sekarang masih menarik minat wisatawan yaitu di pulau kecil di daerah
kecamatan juwana, nama pulau tersebut adalah “Pulau Seperempat”. Pulau itu dinamakan
tersebut karena bentuknya yang unik hanya berbentuk seperempat saja. Di pulau seperempat
setiap tahunnya di adakan upacara ucapan syukur kepada Yang Berkuasa atas alam, upacara itu
oleh masyarakat sekitar dinamakan “Sedekah Bumi”.
Untuk mendukung terwujudnya Kabupaten Pati sebagai Bumi Mina Tani, berbasis
keunggulan pertanian dan industri yang berkelanjutan, perlu didukung infrastruktur permukiman
antara lain infrastruktur persampahan, infrastruktur air limbah permukiman, infrastruktu air
minum, jalan lingkungan dan pedestrian, ruang terbuka hijau, penataan kawasan pusaka dsb. Di
samping itu juga perlu kebijakan dan perencanaan penataan bangunan pusaka melalui penerapan
Perda Bangunan Gedung dan penyusunan RTBL.

2.3. DEMOGRAFI DAN URBANISASI


Profil Kabupaten Pati khususnya mengenai karakteristik penduduk yang meliputi: Jumlah
penduduk dan KK keseluruhan; Jumlah penduduk miskin dan persebaran penduduk, Proyeksi
pertumbuhan penduduk lima tahun ke depan dan Jumlah penduduk perkotaan dan proyeksi
urbanisasi, secara lebih rinci akan dijabarkan pada uraian berikut ini.

2.3.1. Jumlah Penduduk dan KK Keseluruhan


Jumlah penduduk di Kabupaten Pati pada tahun 2016 sebanyak 1.239.989 jiwa. Jumlah
penduduk terbesar di Kecamatan Pati yaitu 107.028 jiwa dan terkecil di Kecamatan
Gunungwungkal yaitu 36.012 jiwa. Selengkapnya mengenai perkembangan jumlah dan kepadatan
penduduk tiap kecamatan di Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.2. Penduduk Kabupaten Pati Menurut Jenis Kelamin Tiap Kecamatan dan
Rasio Jenis Kelamin Keadaan 30 Juni 2016
Rasio Jenis
No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah
Kelamin
1 Sukolilo 44 273 45 816 90 089 96,63
2 Kayen 34 817 37 989 72 806 91,65
3 Tambakromo 23 841 25 733 49 574 92,65
4 Winong 22 023 27 984 50 007 78,70
5 Pucakwangi 19 665 22 179 41 844 88,66
6 Jaken 20 554 22 185 42 739 92,65
7 Batangan 21 072 21 806 42 878 96,63
8 Juwana 47 225 48 372 95 597 97,63
9 Jakenan 18 944 21 857 40 801 86,67
10 Pati 51 471 55 557 107 028 92,65
11 Gabus 24 412 28 167 52 579 86,67
12 Margorejo 29 550 31 895 61 445 99,62
13 Gembong 22 152 22 236 44 388 95,63
14 Tlogowungu 24 801 25 933 50 734 95,64
15 Wedarijaksa 29 450 30 793 60 243 95,64
16 Trangkil 30 088 31 460 61 548 97,63
17 Margoyoso 36 146 37 023 73 169 100,62
18 Gunungwungkal 18 062 17 950 36 012 95,63
19 Cluwak 21 267 22 238 43 505 97,63
20 Tayu 32 293 33 077 65 370 97,63
21 Dukuhseti 28 617 29 016 57 633 98,62
Jumlah 600 723 639 266 1 239 989 93,97
Sumber : BPS Kabupaten Pati, 2017

Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019    II-4
Laporan Akhir

Banyaknya jumlah KK di Kabupaten Pati adalah 424 616 KK dengan rata-rata penduduk tiap
KK sebanyak 3 jiwa. Jumlah KK terbanyak berada di Kecamatan Pati yaitu 32.326 KK dan terkecil di
Kecamatan Gunungwungkal yaitu 12.269 KK. Selengkapnya mengenai banyaknya jumlah KK di
Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.3. Jumlah Keluarga Menurut Tahapan Keluarga Sejahtera


Menurut KecamatanTahun 2016

Tahapan Keluarga Sejahtera


No Kepala Keluarga
Kecamatan Pra KS KS-1 KS
1 Sukolilo 28 951 9 347 8 526 11 078
2 Kayen 24 085 5 814 4 835 13 436
3 Tambakromo 17 136 7 736 1 049 8 351
4 Winong 22 681 11 061 1 796 9 824
5 Pucakwangi 15 690 8 305 2 535 4 850
6 Jaken 15 572 6 525 6 284 2 763
7 Batangan 15 006 5 445 3 478 6 063
8 Juwana 29 704 8 194 2 481 19 029
9 Jakenan 16 918 6 864 4 531 5 523
10 Pati 32 326 5 413 6 671 20 242
11 Gabus 19 861 5 413 1 871 12 777
12 Margorejo 19 238 2 808 2 546 13 884
13 Gembong 14 782 5 607 4 462 4 713
14 Tlogowungu 17 931 5 323 5 824 6 784
15 Wedarijaksa 20 538 6 880 3 998 9 660
16 Trangkil 20 878 6 688 4 655 9 535
17 Margoyoso 23 279 4 999 4 103 14 177
18 Gunungwungkal 12 269 3 211 4 220 4 838
19 Cluwak 16 118 4 472 2 733 8 913
20 Tayu 22 222 5 512 4 771 11 939
21 Dukuhseti 19 431 6 512 3 052 9 867
Jumlah 424 616 132 129 84 421 208 266
Sumber : BPS Kabupaten Pati, 2017

2.3.2. Jumlah Penduduk Miskin dan Persebaran Penduduk


Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk disuatu wilayah.
Adapun faktor kesuburan tanah, daerah, atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, iklim,
topografi, sumber air, dan perhubungan atau transportasi merupakan faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya persebaran penduduk. Permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan
persebaran penduduk secara geografis adalah persebaran penduduk yang tidak merata, yang
dapat menimbulkan masalah pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia bagi
pembangunan. Selain itu, persebaran penduduk yang tidak merata juga mengakibatkan perbedaan
tingkat kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk di suatu wilayah
dibandingkan luas wilayahnya yang dihitung dalam satuan jiwa per km persegi. Ukuran jumlah
penduduk akan lebih bermakna jika dihubungkan dengan luas wilayahnya Informasi tentang
distribusi penduduk secara geografis dan terkonsentrasinya penduduk di suatu tempat
memungkinkan pemerintah mengatasi kepadatan penduduk, yang umumnya disertai dengan
kemiskinan, dengan pembangunan dan program-program untuk mengurangi beban kepadatan
penduduk atau realokasi pendudukuntuk bermukim di tempat lain.
A. Perkembangan Kemiskinan
Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin Kabupaten Pati pada periode 2011-
2015 terlihat mempunyai kecenderungan menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011,
jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pati tercatat sebanyak 175,1 ribu jiwa atau sebesar

Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019    II-5
Laporan Akhir

14,69 persen dari total penduduk Kabupaten Pati. Setelah itu jumlah penduduk miskin terus
mengalami penurunan dari 165 ribu jiwa pada tahun 2012 hingga menjadi 147,1 ribu jiwa
pada tahun 2015.

Gambar 2.1. Jumlah Penduduk Miskin Gambar 2.2. Persentase Jumlah Penduduk Miskin
Di Kabupaten Pati, 2011-2015 (000 jiwa) Di Kabupaten Pati, 2011-2015 (%)

Sumber : Susenas 2011-2015, BPS

Perubahan jumlah penduduk miskin pada periode tahun 2011-2015 berpengaruh juga
terhadap persentase penduduk miskin. Pada tahun 2011 persentase penduduk miskin di
Kabupaten Pati tercatat sebesar 14,69 persen. Setelah itu antara tahun 2012-2015 terus
menurun dari 13,61 persen pada tahun 2012 hingga menjadi 11,95 persen pada tahun 2015

B. Garis Kemiskinan
Garis kemiskinan dipakai untuk mengetahui batasan seseorang disebut miskin atau tidak
tergantung dari besaran garis tersebut. Apabila seseorang mempunyai pendapatan yang lebih
kecil dari garis kemiskinan tersebut, maka seseorang tersebut akan tergolong sebagai orang
yang miskin dan sebaliknya.
Perkembangan garis kemiskinan pada periode
2011-2015 terlihat mempunyai kecenderungan
meningkat dari tahun ke tahun, dari 264.372
rupiah/kapita/bulan pada tahun 2011 menjadi 
347.575  rupiah/kapita/bulan  pada  tahun 
2015.  Bila  dibandingkan  tahun  2014
(332.228 rupiah/kapita/bulan), garis kemiskinan
Kabupaten Pati pada tahun 2015 meningkat
sebesar 15.347 rupiah/kapita/bulan.

Mencermati Gambar 2.3, ternyata garis Gambar 2.3. Perkembangan Garis Kemiskinan
Di Kabupaten Pati, 2011-2015 (Rp)
kemiskinan tidak selalu tetap pada setiap
tahunnya, bahkan cenderung mengalami kenaikan. Hal ini terjadi karena memang trend akan
kebutuhan hidup manusia setiap saat berubah. Gambar 2.3 di atas juga bisa diartikan bahwa
besarnya konsumsi per kapita per bulan penduduk miskin di Kabupaten Pati pada tahun 2011
maksimal sebesar 264.372 rupiah dan pada tahun 2015 berubah menjadi sebesar 347.575
rupiah.

Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019    II-6
Laporan Akhir

C. Keterkaitan antara Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan

Distribusi pendapatan suatu daerah


dapat menentukan bagaimana
pendapatan yang tinggi mampu
menciptakan perubahan-perubahan
dan perbaikan dalam masyarakat
yang akhirnya dapat mengurangi
kemiskinan. Distribusi pendapatan
yang tidak merata tidak akan
menciptakan kemakmuran dan
kesejahteraan bagi masyarakat
umum, tetapi hanya akan dinikmati
oleh segelintir golongan tertentu
Gambar 2.4. Distribusi Pendapatan dan Angka saja.
Kemiskinan Kabupaten Pati, 2011-2015

Selama kurun waktu tahun 2011-2015, indeks gini Kabupaten Pati terus mengalami kenaikan
dari 0,29 menjadi 0,35, yang berarti distribusi pendapatan semakin tidak merata atau
ketimpangan pendapatan semakin tinggi, persentase penduduk miskin justru menurun dari
14,69 menjadi 11,95 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa teori ketimpangan pendapatan
yang semakin tinggi dapat menyebabkan naiknya angka kemiskinan ternyata tidak sesuai.
Bila  melihat hubungan antara pemerataan pendapatan menurut kriteria Bank Dunia dengan
angka kemiskinan di Kabupaten Pati pada periode tahun 2011-2013, teori bahwa ketimpangan
pendapatan yang semakin rendah dapat menyebabkan turunnya angka kemiskinan atau
sebaliknya, masih sesuai. Hal tersebut ketika penerimaan 40 persen penduduk berpendapatan
rendah terus meningkat dari 22,03 persenmenjadi 23,21 persen, angka kemiskinan terus
mengalami penurunan dari 14,69 persen menjadi 12,94 persen.
Tetapi pada saat penerimaan 40 persen penduduk berpendapatan rendah mengalami
penurunan pada periode tahun 2013-2015 hingga 19,29 persen, angka kemiskinan juga turun
menjadi 11,95 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pemerataan pendapatan menurut kriteria
Bank Dunia yang menurun pada periode tahun 2013-2015 tidak menyebabkan naiknya angka
kemiskinan di Kabupaten Pati.

D. Keterkaitan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Angka Kemisikinan


Pertumbuhan ekonomi merupakan salah
satu syarat penting untuk mengentaskan
masyarakat dari kemiskinan, walaupun
pertumbuhan ekonomi tidak bisa berdiri
sendiri untuk mengentaskan kemiskinan.
Dapat dilihat pada Gambar 2.5, pada saat
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pati
mengalami percepatan antara tahun 2011-
2013 dari 5,91 persen menjadi 5,93
persen, angka kemiskinan di Kabupaten
Pati menurun dari 14,69 persen menjadi
12,94 persen. Kejadian serupa terjadi pada
periode tahun 2014-2015, ketika
Gambar 2.5. Laju Pertumbuhan ekonomi dan
Angka Kemiskinan di Kabupaten Pati, 2011-2015

Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019    II-7
Laporan Akhir

pertumbuhan ekonomi meningkat, angka kemiskinan mengalami penurunan. Hal tersebut


menunjukkan terjadi kesesuaian teori bahwa meningkatnya pertumbuhan ekonomi dapat
menurunkan angka kemiskinan.
Namun pada periode tahun 2013-2014 terjadi anomali. Ketika itu pertumbuhan ekonomi
mengalami perlambatan dari 5,97 persen menjadi 4,63 persen, tetapi angka kemiskinan masih
mengalami penurunan dari 12,94 persen menjadi 12,06 persen. Dengan demikian teori bahwa
perlambatan pertumbuhan ekonomi dapat menyebabkan naiknya angka kemiskinan tidak
terjadi pada periode ini.

E. Kepadatan Penduduk
Persebaran penduduk di Kabupaten Pati dapat dilihat dari kondisi kepadatan penduduk yang
ada di Kabupaten Pati. Kepadatan penduduk di Kabupaten Pati terkonsentrasi di Kecamatan
Pati 2518,90 dengan kepadatan sebesar 2.518,90 jiwa/km2 dan Kecamatan Juwana dengan
kepadatan 1.709,23 jiwa/km2. Kepadatan terendah berada di Kecamatan Pucakwangi sebesar
340,67 jiwa/km2, sedangkan rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten Pati sebesar 824,64
jiwa/km2. Lebih jelasnya, untuk kondisi kepadatan penduduk pada masing-masing Kecamatan
di Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.4. Kepadatan Penduduk Kabupaten Pati Menurut Kecamatan dan


Jenis Kelamin, 2016

Jumlah Penduduk Kepadatan


No Kecamatan Luas (Km2)
Laki-Laki Perempuan Jumlah Jiwa/Km2
010 Sukolilo 158.74 44 273 45 816 90 089 567,53
020 Kayen 96.03 34 817 37 989 72 806 758,16
030 Tambakromo 72.47 23 841 25 733 49 574 684,06
040 Winong 99.94 22 023 27 984 50 007 500,37
050 Pucakwangi 122.83 19 665 22 179 41 844 340,67
060 Jaken 68.52 20 554 22 185 42 739 623,74
070 Batangan 50.66 21 072 21 806 42 878 846,39
080 Juwana 55.93 47 225 48 372 95 597 1709,23
090 Jakenan 53.04 18 944 21 857 40 801 769,25
100 Pati 42.49 51 471 55 557 107 028 2518,90
110 Gabus 55.51 24 412 28 167 52 579 947,20
120 Margorejo 61.81 29 550 31 895 61 445 994,09
130 Gembong 67.30 22 152 22 236 44 388 659,55
140 Tlogowungu 94.46 24 801 25 933 50 734 537,10
150 Wedarijaksa 40.85 29 450 30 793 60 243 1474,74
160 Trangkil 42.84 30 088 31 460 61 548 1436,69
170 Margoyoso 59.97 36 146 37 023 73 169 1220,09
180 Gunungwungkal 61.80 18 062 17 950 36 012 582,72
190 Cluwak 69.31 21 267 22 238 43 505 627,69
200 Tayu 47.59 32 293 33 077 65 370 1373,61
210 Dukuhseti 81.59 28 617 29 016 57 633 706,37
Jumlah/ Total 1 503.68 600 723 639 266 1 239 989 824,64
Sumber : BPS Kabupaten Pati, 2017

2.3.3. Proyeksi Penduduk 5 (Lima Tahun Kedepan)


Rata-rata pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukkan tingkat pertambahan
penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu.

Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019    II-8
Laporan Akhir

Tabel 2.5. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk


Pertengahan Tahun Kabupaten Pati
Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan
No Kecamatan
2014 2015 Penduduk
1 Sukolilo 89 230 90 089 0,96
2 Kayen 72 378 72 806 0,59
3 Tambakromo 49 317 49 574 0,52
4 Winong 49 906 50 007 0,20
5 Pucakwangi 41 760 41 844 0,20
6 Jaken 42 653 42 739 0,20
7 Batangan 42 562 42 878 0,70
8 Juwana 94 742 95 597 0,20
9 Jakenan 40 719 40 801 0,20
10 Pati 106 432 107 028 0,56
11 Gabus 52 474 52 579 0,20
12 Margorejo 60 540 61 445 1,49
13 Gembong 44 048 44 388 0,77
14 Tlogowungu 50 493 50 734 0,48
15 Wedarijaksa 59 834 60 243 0,68
16 Trangkil 61 204 61 548 0,56
17 Margoyoso 72 731 73 169 0,60
18 Gunungwungkal 350860 36 012 0,12
19 Cluwak 43 340 43 505 0,38
20 Tayu 65 239 65 370 0,20
21 Dukuhseti 57 431 57 633 0,35
Jumlah/ Total 1 232 889 1 239 989 0,58
Sumber: BPS Kabupaten Pati

Dari data laju pertumbuhan penduduk di atas, maka dapat digunakan dalam
memproyeksikan pertumbuhan penduduk Kabupaten Pati selama kurun waktu 5 tahun ke depan.
Proyeksi penduduk Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.6. Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Pati
Tahun 2015-2022
No Kecamatan 2015 (1+r) 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
1 Sukolilo 90089 1,0096300 90.957 91.832 92.717 93.610 94.511 95.421 96.340
2 Kayen 72806 1,0059200 73.237 73.671 74.107 74.545 74.987 75.431 75.877
3 Tambakromo 49574 1,0052100 49.832 50.092 50.353 50.615 50.879 51.144 51.410
4 Winong 50007 1,0020200 50.108 50.209 50.311 50.412 50.514 50.616 50.718
5 Pucakwangi 41844 1,0020000 41.928 42.012 42.096 42.180 42.264 42.349 42.433
6 Jaken 42739 1,0020100 42.825 42.911 42.997 43.084 43.170 43.257 43.344
7 Batangan 42878 1,0074500 43.197 43.519 43.843 44.170 44.499 44.831 45.165
8 Juwana 95597 1,0090200 96.459 97.329 98.207 99.093 99.987 100.889 101.799
9 Jakenan 40801 1,0020200 40.883 40.966 41.049 41.132 41.215 41.298 41.381
10 Pati 107028 1,0056000 107.627 108.230 108.836 109.446 110.059 110.675 111.295
11 Gabus 52579 1,0020000 52.684 52.790 52.895 53.001 53.107 53.213 53.320
12 Margorejo 61445 1,0149500 62.364 63.296 64.242 65.203 66.177 67.167 68.171
13 Gembong 44388 1,0077100 44.730 45.075 45.423 45.773 46.126 46.481 46.840
14 Tlogowungu 50734 1,0047800 50.977 51.220 51.465 51.711 51.958 52.207 52.456
15 Wedarijaksa 60243 1,0068290 60.654 61.069 61.486 61.906 62.328 62.754 63.182
16 Trangkil 61548 1,0056200 61.894 62.242 62.592 62.943 63.297 63.653 64.011
17 Margoyoso 73169 1,0060200 73.609 74.053 74.498 74.947 75.398 75.852 76.309
18 Gunungwungkal 36012 1,0264000 36.963 37.939 38.940 39.968 41.023 42.106 43.218
19 Cluwak 43505 1,0038000 43.670 43.836 44.003 44.170 44.338 44.506 44.676
20 Tayu 65370 1,0020100 65.501 65.633 65.765 65.897 66.030 66.162 66.295
21 Dukuhseti 57633 1,0035100 57.835 58.038 58.242 58.446 58.652 58.857 59.064
Jumlah 1.239.989 1,0013429 1.247.936 1.255.961 1.264.066 1.272.251 1.280.519 1.288.869 1.297.304
Sumber: BPS Kabupaten Pati, diolah 2017

Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019    II-9
Laporan Akhir

Dari hasil analisis proyeksi jumlah penduduk di Kabupaten Pati sampai dengan tahun 2022
yaitu sebanyak 1.297.304 jiwa.

2.3.4. Jumlah Penduduk Perkotaan dan Urbanisasi (Migrasi)


Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Kawasan Perkotaan Pati berdasarkan RTRW Kabupaten Pati terdiri dari Ibukota Kecamatan
Jakenan, Kawasan Perkotaan Kayen, Kawasan Perkotaan Pati, Kawasan Perkotaan Tayu, dan
Kawasan Perkotaan Juwana (JAKATINATA).
Secara administrasi pembagian wilayah JAKATINATA dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.7. Pembagian Wilayah Administrasi JAKATINATA


Menurut Kecamatan, 2016

Jumlah Desa/ 
No  Kecamatan  Jumlah RT  Jumlah RW 
Kelurahan 
1  Kayen  17  433  70 
2  Juwana  29  370  88 
3  Jakenan  23  356  59 
4  Pati  29*  569  99 
5  Tayu  21  395  75 
Jumlah  90  2123  391 
Sumber : Kabupaten Pati Dalam Angka, 2017
Catatan/Note:*5 kelurahan dan 24 desa

Sedangkan jumlah penduduk kawasan Perkotaan JAKATINATA Menurut Kecamatan dapat


dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.8. Jumlah Penduduk Kawasan Perkotaan JAKATINATA


Menurut Kecamatan, 2016
Jumlah 
No  Kecamatan KK 
Penduduk 
1  Kayen  72 806  24 085 
2  Juwana  95 597  29 704 
3  Jakenan  40 801  16 918 
4  Pati  107 028  32 326 
5  Tayu  65 370  22 222 
Jumlah  381 602  125 255 
Sumber : Kabupaten Pati Dalam Angka, 2017

Urbanisasi menyangkut perpindahan penduduk atau migrasi di Kabupaten Pati baik yang
datang maupun keluar dari wilayah Kabupaten Pati. Penyebab terjadinya urbanisasi secara
umum disebabkan karena menempuh pendidikan maupun mencari pekerjaan. Dilihat dari
kondisi yang ada, banyak penduduk yang berada di daerah perdesaan, yang datang ke

Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019    II-10
Laporan Akhir

wilayah perkotaan untuk faktor pendidikan dan pekerjaan, bahkan terdapat penduduk yang
bermigrasi keluar wilayah Kabupaten Pati.

Tabel 2.9. Jumlah Penduduk Datang dan Pindah Kawasan Perkotaan JAKATINATA
Menurut Kecamatan, 2015

Datang Pindah
No Kecamatan Jumlah Jumlah
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
1 Kayen 235 210 445 117 106 223
2 Juwana 427 432 859 375 343 718
3 Jakenan 140 65 205 182 66 248
4 Pati 720 655 1375 561 569 1130
5 Tayu 331 394 725 448 466 914
Jumlah 1853 1756 3609 1683 1550 3233
Sumber : Kabupaten Pati Dalam Angka, 2017

Jika dilihat dari data statistik yang ada, penduduk yang datang pada kawasan Perkotaan
JAKATINATA pada tahun 2016 lebih banyak dari pada yang pindah yaitu sebanyak 3609 jiwa yang
penduduk yang datang, sedangkan penduduk yang pindah sebanyak 3233 jiwa.

2.4. Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

Isu strategis sosial, ekonomi dan lingkungan Kabupaten Pati yang terkait dengan
penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Pati berdasarkan RPJMD dan RTRW Kabupaten
Pati secara rinci diuraikan sebagai berikut.

2.4.1 Data perkembangan PDRB dan potensi ekonomi

Pertumbuhan ekonomi secara agregat ditunjukkan oleh pertumbuhan PDRB atas dasar
harga konstan. Selama periode tahun 2011-2013, tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pati
cenderung mengalami percepatan. Pada tahun 2011 tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,91
persen dan terus meningkat hingga menjadi 5,97 persen pada tahun 2013. Tetapi pada tahun
2014 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pati mengalami perlambatan menjadi 4,63 persen,
terendah selama lima tahun terakhir, dan setelah itu kembali meningkat pada tahun 2016 menjadi
5,20 persen, merupakan yang tertinggi pada periode yang sama. Untuk lebih jelasnya laju
pertubuhan ekonomi Kabupaten Pati, 2011 – 2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.10. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pati, 2011-2016 (persen)


Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015* 2016**
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,87 5,41 3,95 -1,19 7,67 3,99
B Pertambangan dan Penggalian 8,81 7,75 7,23 6,29 2,38 4,53
C Industri Pengolahan 7,74 7,19 8,41 6,60 4,71 4,64
D Pengadaan Listrik dan Gas 8,66 9,90 9,17 9,48 3,29 4,91
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 2,02 -1,75 -1,47 4,89 1,76 3,84
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 2,65 6,66 5,53 4,30 5,20 5,46
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 7,79 1,90 4,05 5,85 4,51 5,04
Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 7,48 7,37 9,68 9,92 7,83 7,24

Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019    II-11
Laporan Akhir

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015* 2016**


I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,39 8,08 5,83 7,48 7,62 8,21
J Informasi dan Komunikasi 8,93 9,82 9,24 19,83 9,84 9,62
K Jasa Keuangan dan Asuransi 3,39 3,04 4,90 3,71 6,18 7,03
L Real Estate 5,27 4,97 6,61 6,64 6,87 6,65
M,N Jasa Perusahaan 10,59 8,27 11,94 8,22 8,32 9,51
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 2,77 1,31 2,54 1,47 5,09 4,26
dan Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 19,97 18,58 9,84 0,61 7,67 7,23
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,30 8,33 7,06 10,72 7,54 8,97
R,S,T,U Jasa lainnya 3,58 6,02 7,47 8,76 3,68 7,36
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5,91 5,93 5,97 4,63 4,64 5,20
Sumber : Kabupaten Pati Dalam Angka, 2017
* Angka sementara
** Angka sangat sementara

2.4.2 Data pendapatan per kapita dan proporsi penduduk miskin


PDRB per kapita merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan
perekonomian di suatu daerah. Namun demikian, besarnya PDRB per kapita belum
mencerminkan pendapatan penduduk yang sebenarnya, akan tetapi hanya menunjukkan
kemampuan ekonomi suatu daerah.
Perkembangan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku selama ini dari tahun ke tahun
menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2011 PDRB per kapita Kabupaten Pati mencapai
17,5 juta rupiah, naik menjadi sekitar 19,3 juta rupiah pada tahun 2012. Pada tahun 2013
PDRB per kapita Kabupaten Pati mencapai 21,3 juta rupiah, naik sebesar 10,28 persen bila
dibandingkan dengan tahun 2012. Sementara itu PDRB per kapita tahun 2014 mengalami
kenaikan sebesar 8,9 persen dari tahun 2013 menjadi sekitar 23,2 juta rupiah, tahun 2015
naik sebesar 10,7 persen menjadi sekitar 25,67 juta rupiah, dan pada tahun 2016 naik
sebesar 5,7 persen menjadi 27.134.604.

Tabel 2.11. PDRB Per Kapita Kabupaten Pati, 2011-2016

Tahun PDRB per Kapita ADHB


2011 17.514.923
2012 19.305.800
2013 21.291.353
2014 23.186.384
2015* 25.666.882
2016** 27 134 604
Sumber : Kabupaten Pati Dalam Angka, 2017
* Angka sementara
** Angka sangat sementara

2.4.3 Kondisi Lingkungan Strategis

2.4.3.1. Topografi
Berdasarkan morfologinya, sebagaian besar wilayah Kabupaten Pati berupa dataran rendah
dengan elevasi berkisar antara 0 – 100 m diatas muka air laut. Oleh karena itu daerah tersebut
cukup potensial untuk menjadi daerah pertanian. Kondisi morfologi Kabupaten Pati dapat
dikelompokan menjadi 3 satuan, yaitu :

Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019    II-12
Laporan Akhir

• Lereng Gunung Muria, yang membentang sebelah barat bagian utara Laut Jawa dan meliputi
Wilayah Kecamatan Gembong, Kecamatan Tlogowungu, Kecamatan Gunungwungkal, dan
Kecamatan Cluwak.
• Dataran rendah membujur di tengah sampai utara Laut Jawa, meliputi sebagian Kecamatan
Dukuhseti, Tayu, Margoyoso, Wedarijaksa, Juwana, Winong, Gabus, Kayen bagian Utara,
Sukolilo bagian Utara, dan Tambakromo bagian utara.
• Pegunungan Kapur, yang membujur di sebelah selatan meliputi sebagian kecil wilayah
Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, dan Pucakwangi.

 
Tabel 2.12. Topografi di Kabupaten Pati

No Ketinggian Kecamatan
1 0 – 7 mdpl Kecamatan Dukuhseti, Tayu, Margoyoso, Trangkil, Wedarijaksa, Pati,
Juwana, Margorejo, Jakenan, Batangan, Jaken, Gabus, sebagian
Kecamatan Sukolilo, Kayen, Winong, dan Pucakwangi, serta sebagain kecil
Kecamatan Tlogowungu dan Gunungwungkal.
2 7 – 100 mdpl Sebagian Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, Pucakwangi,
Margorejo, Tlogowungu, Gunungwungkal, Cluwak, sebagian kecil
Kecamatan Margoyoso dan Dukuhseti.
3 100 – 500 mdpl Sebagian Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, Cluwak,
Gunungwungkal, Tlogowungu, Gembong dan sebagian kecil Kecamatan
Pucakwangi dan Margorejo
4 5 – 1000 mdpl Sebagian kecil Kecamatan Gembong, Tlogowungu
5 >1000 mdp Sebagian kecil Kecamatan Gembong, Tlogowungu
Sumber: RTRW Kabupaten Pati Tahun 2010-2030

2.4.3.2. Geologi
Pembahasan geologi lingkungan untuk wilayah Kabupaten Pati meliputi: geomorfologi,
stratigrafi, struktur geologi dan gerakan tanah yang umumnya mempengaruhi lingkungan fisik di
wilayah ini.

Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019    II-13
Laporan Akhir

A. GEOMORFOLOGI
Secara fisiografi daerah Kabupaten Pati termasuk ke dalam lajur Zona Rembang (Rembang
Zone) yang terdiri dari pegunungan lipatan berbentuk antiklinorium yang memanjang mulai
dari utara Purwodadi melalui Blora, Jatirogo, Tuban dan berakhir di Pulau Madura. Daerah
ini terdiri dari dataran rendah, perbukitan bergelombang dan pegunungan berlerengan terjal
dengan ketinggian 0 sampai 650 meter. Punggung perbukitan dan pegunungan tersebut
umumnya memanjang dengan arah barat – timur.
Struktur geologi yang terdapat di wilayah Kabupaten Pati adalah berupa sesar dan kubah.
Daerah ini merupakan bagian dari antiklinorium rembang dengan sumbu antiklin dan siklin
yang mempunyai arah barat – timur dan barat laut – tenggara. Struktur sesar normal
dengan arah timur laut – barat daya yang mensesar litologi batu gamping pada Formasi
Bulu.
Struktur kubah dijumpai di daerah Patiayam, merupakan suatu diapir. Sampai kini belum
jelas jenis diapir tersebut karena belum diadakan penelitian detail dengan pemboran untuk
mengetahui inti kubah tersebut. Diduga terbentuknya kubah ini berkaitan dengan proses
tektonika setempat, sebelum terjadinya kegiatan Gunung Api Muria.
Kegiatan gunung api Kuarter yang bersumber pada Gunung Muria menghasilkan batuan
Gunung Api Muria serta diikuti dengan terjadinya retas-retas batuan beku. Retas-retas basalt
mengandung leusit (sosonit) yang setempat berasosiasi dengan batu gamping dan terjadi
sewaktu kegiatan Gunung Api Muria masih berlangsung. Magma basalt yang menerobos
batu gamping dan menyeret bongkahan batu gamping (Formasi Bulu) ke permukaan sempat
berasimilasi dan menghasilkan retas sosonit dengan xenolit batu gamping. Singkapannya
dijumpai di daerah Semliro, sebelah selatan Gunung Muria. Pada zaman kuarter pada daerah
Rembang ini dijumpai hanya endapan aluvium yang diduga daerah tersebut merupakan
daerah bermofologi dataran rendah.

B. JENIS TANAH
Secara umum geologi Kabupaten Pati tidak terlepas dari geologi secara umum di Kabupaten
Pati, yaitu keadaan komplek Gunung Api Muria. Komplek Gunung Api Muria merupakan salah
satu gunung api di Pulau Jawa. Wilayah Kabupaten Pati termasuk wilayah komplek Gunung
Api Muria bagian Tenggara dan sebagian kecil dari rona Kendeng. Komplek Muria terletak di
atas batuan yang berumur neogen, yaitu gamping, batu lempung dan napal. Selain itu,
komplek Muria tersusun oleh etologi yang berumur miosen tengah sampai dengan holosen.
Berikut ini urutan dari yang tertua sampai yang termuda:
 Batu Gamping (miosen atas – tengah)
 Napal – Batu lempung (Pilosen)
 Batu kerikil – Batu Pasir (Pleistosen bawah)
 Batu lanau – batu pasir – konglomerat – basal – andesit – breksi vulkanik (Pleistosen
Tengah)
 Krikil – pasir – lempung (holosen)

Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019    II-14
Laporan Akhir

2.4.3.3. Klimatologi
Kabupaten Pati memiliki intensitas curah hujan sebanyak 192 mm dengan 60 hari hujan
selama setahun. Kecamatan Pati sebagai pusat ibukota kabupaten, memiliki curah hujan
1231 mm dengan hari hujan sebanyak 132 hari. Daerah pada Kabupaten Pati yang berdekatan
dengan gunung muria memiliki curah hujan yang tergolong tinggi yaitu 2785 mm pada Kecamatan
Gembong, 3313 mm pada Kecamatan Gunungwungkal, dan 3744 pada Kecamatan Kluwak.
Kondisi iklim pada umumnya sama dengan kondisi iklim di Kabupaten Pati dan wilayah Indonesia
lainnya, yaitu mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan penghujan dengan bulan basah
umumnya lebih banyak daripada bulan kering, dengan temperatur terendah 23oCdan tertinggi
39oC.

Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019    II-15
Laporan Akhir

2.4.3.4. Risiko Bencana Alam

Kawasan Rawan Bencana di Kabupaten Pati, berdasarkan RTRW Kabupaten Pati terdiri dari:
a). Kawasan rawan bencana banjir
Kawasan rawan banjir terletak disekitar kawasan dataran rendah dan pesisir, meliputi:
1. Kecamatan Juwana dengan luas kurang lebih 56 Ha (lima puluh enam hektar);
2. Kecamatan Trangkil dengan luas kurang lebih 12 Ha (dua belas hektar);
3. Kecamatan Tayu dengan luas kurang lebih 41 Ha (empat puluh satu hektar);
4. Kecamatan Pati dengan luas kurang lebih 24 Ha (dua puluh empat hektar);
5. Kecamatan Margorejo dengan kurang lebih luas 8 Ha (delapan hektar);
6. Kecamatan Wedarijaksa dengan kurang lebih luas 22 Ha (dua puluh dua hektar );
7. Kecamatan Batangan dengan kurang lebih luas 38 Ha (tiga puluh delapan hektar);
8. Kecamatan Dukuhseti dengan luas kurang lebih 21 Ha (dua puluh satu hektar);
9. Kecamatan Jakenan dengan luas kurang lebih 23 Ha (dua puluh tiga hektar);
10. Kecamatan Sukolililo dengan luas kurang lebih 12 Ha (dua belas hektar);
11. Kecamatan Kayen dengan luas kurang lebih 27 Ha (dua puluh tujuh hektar) ; dan
12. Kecamatan Gabus dengan luas kurang lebih 46 Ha (empat puluh enam hektar).

b). kawasan rawan bencana gerakan tanah, meliputi;


1. Kecamatan Cluwak dengan luas kurang lebih 5 Ha (lima hektar) ;
2. Kecamatan Gembong dengan luas kurang lebih 6 Ha (enam hektar);
3. Kecamatan Tlogowungu dengan luas kurang lebih 4 Ha (empat hektar);
4. Kecamatan Gunungwungkal dengan luas kurang lebih 12 Ha (dua belas hektar );
5. Kecamatan Sukolilo dengan luas kurang lebih 18 Ha (delapan belas hektar);
6. Kecamatan Kayen dengan luas kurang lebih 11 Ha (sebelas hektar);
7. Kecamatan Winong dengan luas kurang lebih 11 Ha (sebelas hektar);
8. Kecamatan Tambakromo dengan luas kurang lebih 8 Ha (delapan hektar); dan
9. Kecamatan Pucakwangi dengan luas kurang lebih 5 Ha (lima hektar).

c). kawasan rawan bencana kekeringan, melputi:


1. Kecamatan Sukolilo dengan luas kurang lebih 32 Ha (tiga puluh dua hektar);
2. Kecamatan Kayen dengan luas kurang lebih 5 Ha (lima hektar);
3. Kecamatan Tambakromo dengan luas kurang lebih 21 Ha (dua puluh satu hektar);
4. Kecamatan Winong dengan luas kurang lebih 14 Ha (empat belas hektar);
5. Kecamatan Pucakwangi dengan luas kurang lebih 8 Ha (delapan hektar);
6. Kecamatan Jaken dengan luas kurang lebih 5 Ha (lima hektar);
7. Kecamatan Batangan dengan luas kurang lebih 4 Ha (empat hektar); dan
8. Kecamatan Gabus dengan luas kurang lebih 3 Ha (tiga hektar).

d). kawasan rawan bencana gelombang pasang, meliputi:


1. sepanjang pesisir pantai Kecamatan Dukuhseti dengan luas kurang lebih 184 Ha
(seratus delapan puluh empat hektar );
2. sepanjang pesisir pantai Kecamatan Tayu dengan luas kurang lebih 76 Ha (tujuh
puluh enam hektar);
3. sepanjang pesisir pantai Kecamatan Margoyoso dengan luas kurang lebih 70 Ha
(tujuh puluh hektar);
4. sepanjang pesisir pantai Kecamatan Trangkil dengan luas kurang lebih 29 Ha (dua
puluh sembilan hektar);
5. sepanjang pesisir pantai Kecamatan Wedarijaksa dengan luas kurang lebih 18 Ha
(delapan belas hektar);

Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019    II-16
Laporan Akhir

6. sepanjang pesisir pantai Kecamatan Juwana dengan luas kurang lebih 36 Ha (tiga
puluh enam hektar); dan
7. sepanjang pesisir pantai Kecamatan Batangan dengan luas kurang lebih 96 Ha
(sembilan puluh enam hektar).

2.5. Isu-Isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya


Isu-isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya di Kabupaten Pati,
meliputi :
(1). Peningkatan Cakupan Pelayanan Infrastruktur Sanitasi, meliputi: cakupan pelayanan
limbah, sampah dan drainase lingkungan.
(2). Peningkatan Cakupan Pelayanan Infrastruktur Air minum
(3). Mengurangi Luas Kawasan Kumuh
(4). Penataan Bangunan dan Lingkungan Kawasan Strategis
(5). Dukungan Infrastruktur Permukiman Untuk Kawasan Strategis

Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019    II-17

Anda mungkin juga menyukai