Kabupaten Pati memiliki luas wilayah 150.368 Ha yang terdiri dari 59.332 Ha lahan sawah
dan 44.080 Ha lahan bukan sawah dan terbagi dalam 21 kecamatan dan 406 Desa. Wilayah
Kabupaten Pati termasuk Kabupaten dengan cakupan wilayah yang luas di Provinsi Jawa Tengah.
Rentang jarak antar kecamatan cukup jauh. Wilayah paling barat adalah Kecamatan Margorejo dan
memanjang ke timur sampai Kecamatan Batangan. Sedangkan yang paling utara adalah
Kecamatan Dukuhseti memanjang keselatan hingga Kecamatan Sukolilo yang berbatasan langsung
dengan Kabupaten Grobogan. Dilihat dari jarak dengan Ibukota Kabupaten maka Kecamatan
terjauh adalah Kecamatan Cluwak dengan jarak 39 km kemudian Kecamatan Sukolilo dengan jarak
36 km, sedangkan yang paling dekat dengan Kecamatan Pati adalah Kecamatan Margorejo dengan
jarak 4 km
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019 II-1
Laporan Akhir
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019 II-2
Laporan Akhir
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019 II-3
Laporan Akhir
bentuk-bentuk staklakmit saja. Goa-goa tersebut sekarang menjadi ajang untuk mendapatkan
pencerahan (masyarakat sekitar menyebutnya “wangsit”).
Tempat wisata yang sekarang masih menarik minat wisatawan yaitu di pulau kecil di daerah
kecamatan juwana, nama pulau tersebut adalah “Pulau Seperempat”. Pulau itu dinamakan
tersebut karena bentuknya yang unik hanya berbentuk seperempat saja. Di pulau seperempat
setiap tahunnya di adakan upacara ucapan syukur kepada Yang Berkuasa atas alam, upacara itu
oleh masyarakat sekitar dinamakan “Sedekah Bumi”.
Untuk mendukung terwujudnya Kabupaten Pati sebagai Bumi Mina Tani, berbasis
keunggulan pertanian dan industri yang berkelanjutan, perlu didukung infrastruktur permukiman
antara lain infrastruktur persampahan, infrastruktur air limbah permukiman, infrastruktu air
minum, jalan lingkungan dan pedestrian, ruang terbuka hijau, penataan kawasan pusaka dsb. Di
samping itu juga perlu kebijakan dan perencanaan penataan bangunan pusaka melalui penerapan
Perda Bangunan Gedung dan penyusunan RTBL.
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019 II-4
Laporan Akhir
Banyaknya jumlah KK di Kabupaten Pati adalah 424 616 KK dengan rata-rata penduduk tiap
KK sebanyak 3 jiwa. Jumlah KK terbanyak berada di Kecamatan Pati yaitu 32.326 KK dan terkecil di
Kecamatan Gunungwungkal yaitu 12.269 KK. Selengkapnya mengenai banyaknya jumlah KK di
Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel berikut.
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019 II-5
Laporan Akhir
14,69 persen dari total penduduk Kabupaten Pati. Setelah itu jumlah penduduk miskin terus
mengalami penurunan dari 165 ribu jiwa pada tahun 2012 hingga menjadi 147,1 ribu jiwa
pada tahun 2015.
Gambar 2.1. Jumlah Penduduk Miskin Gambar 2.2. Persentase Jumlah Penduduk Miskin
Di Kabupaten Pati, 2011-2015 (000 jiwa) Di Kabupaten Pati, 2011-2015 (%)
Perubahan jumlah penduduk miskin pada periode tahun 2011-2015 berpengaruh juga
terhadap persentase penduduk miskin. Pada tahun 2011 persentase penduduk miskin di
Kabupaten Pati tercatat sebesar 14,69 persen. Setelah itu antara tahun 2012-2015 terus
menurun dari 13,61 persen pada tahun 2012 hingga menjadi 11,95 persen pada tahun 2015
B. Garis Kemiskinan
Garis kemiskinan dipakai untuk mengetahui batasan seseorang disebut miskin atau tidak
tergantung dari besaran garis tersebut. Apabila seseorang mempunyai pendapatan yang lebih
kecil dari garis kemiskinan tersebut, maka seseorang tersebut akan tergolong sebagai orang
yang miskin dan sebaliknya.
Perkembangan garis kemiskinan pada periode
2011-2015 terlihat mempunyai kecenderungan
meningkat dari tahun ke tahun, dari 264.372
rupiah/kapita/bulan pada tahun 2011 menjadi
347.575 rupiah/kapita/bulan pada tahun
2015. Bila dibandingkan tahun 2014
(332.228 rupiah/kapita/bulan), garis kemiskinan
Kabupaten Pati pada tahun 2015 meningkat
sebesar 15.347 rupiah/kapita/bulan.
Mencermati Gambar 2.3, ternyata garis Gambar 2.3. Perkembangan Garis Kemiskinan
Di Kabupaten Pati, 2011-2015 (Rp)
kemiskinan tidak selalu tetap pada setiap
tahunnya, bahkan cenderung mengalami kenaikan. Hal ini terjadi karena memang trend akan
kebutuhan hidup manusia setiap saat berubah. Gambar 2.3 di atas juga bisa diartikan bahwa
besarnya konsumsi per kapita per bulan penduduk miskin di Kabupaten Pati pada tahun 2011
maksimal sebesar 264.372 rupiah dan pada tahun 2015 berubah menjadi sebesar 347.575
rupiah.
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019 II-6
Laporan Akhir
Selama kurun waktu tahun 2011-2015, indeks gini Kabupaten Pati terus mengalami kenaikan
dari 0,29 menjadi 0,35, yang berarti distribusi pendapatan semakin tidak merata atau
ketimpangan pendapatan semakin tinggi, persentase penduduk miskin justru menurun dari
14,69 menjadi 11,95 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa teori ketimpangan pendapatan
yang semakin tinggi dapat menyebabkan naiknya angka kemiskinan ternyata tidak sesuai.
Bila melihat hubungan antara pemerataan pendapatan menurut kriteria Bank Dunia dengan
angka kemiskinan di Kabupaten Pati pada periode tahun 2011-2013, teori bahwa ketimpangan
pendapatan yang semakin rendah dapat menyebabkan turunnya angka kemiskinan atau
sebaliknya, masih sesuai. Hal tersebut ketika penerimaan 40 persen penduduk berpendapatan
rendah terus meningkat dari 22,03 persenmenjadi 23,21 persen, angka kemiskinan terus
mengalami penurunan dari 14,69 persen menjadi 12,94 persen.
Tetapi pada saat penerimaan 40 persen penduduk berpendapatan rendah mengalami
penurunan pada periode tahun 2013-2015 hingga 19,29 persen, angka kemiskinan juga turun
menjadi 11,95 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pemerataan pendapatan menurut kriteria
Bank Dunia yang menurun pada periode tahun 2013-2015 tidak menyebabkan naiknya angka
kemiskinan di Kabupaten Pati.
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019 II-7
Laporan Akhir
E. Kepadatan Penduduk
Persebaran penduduk di Kabupaten Pati dapat dilihat dari kondisi kepadatan penduduk yang
ada di Kabupaten Pati. Kepadatan penduduk di Kabupaten Pati terkonsentrasi di Kecamatan
Pati 2518,90 dengan kepadatan sebesar 2.518,90 jiwa/km2 dan Kecamatan Juwana dengan
kepadatan 1.709,23 jiwa/km2. Kepadatan terendah berada di Kecamatan Pucakwangi sebesar
340,67 jiwa/km2, sedangkan rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten Pati sebesar 824,64
jiwa/km2. Lebih jelasnya, untuk kondisi kepadatan penduduk pada masing-masing Kecamatan
di Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel berikut.
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019 II-8
Laporan Akhir
Dari data laju pertumbuhan penduduk di atas, maka dapat digunakan dalam
memproyeksikan pertumbuhan penduduk Kabupaten Pati selama kurun waktu 5 tahun ke depan.
Proyeksi penduduk Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.6. Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Pati
Tahun 2015-2022
No Kecamatan 2015 (1+r) 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
1 Sukolilo 90089 1,0096300 90.957 91.832 92.717 93.610 94.511 95.421 96.340
2 Kayen 72806 1,0059200 73.237 73.671 74.107 74.545 74.987 75.431 75.877
3 Tambakromo 49574 1,0052100 49.832 50.092 50.353 50.615 50.879 51.144 51.410
4 Winong 50007 1,0020200 50.108 50.209 50.311 50.412 50.514 50.616 50.718
5 Pucakwangi 41844 1,0020000 41.928 42.012 42.096 42.180 42.264 42.349 42.433
6 Jaken 42739 1,0020100 42.825 42.911 42.997 43.084 43.170 43.257 43.344
7 Batangan 42878 1,0074500 43.197 43.519 43.843 44.170 44.499 44.831 45.165
8 Juwana 95597 1,0090200 96.459 97.329 98.207 99.093 99.987 100.889 101.799
9 Jakenan 40801 1,0020200 40.883 40.966 41.049 41.132 41.215 41.298 41.381
10 Pati 107028 1,0056000 107.627 108.230 108.836 109.446 110.059 110.675 111.295
11 Gabus 52579 1,0020000 52.684 52.790 52.895 53.001 53.107 53.213 53.320
12 Margorejo 61445 1,0149500 62.364 63.296 64.242 65.203 66.177 67.167 68.171
13 Gembong 44388 1,0077100 44.730 45.075 45.423 45.773 46.126 46.481 46.840
14 Tlogowungu 50734 1,0047800 50.977 51.220 51.465 51.711 51.958 52.207 52.456
15 Wedarijaksa 60243 1,0068290 60.654 61.069 61.486 61.906 62.328 62.754 63.182
16 Trangkil 61548 1,0056200 61.894 62.242 62.592 62.943 63.297 63.653 64.011
17 Margoyoso 73169 1,0060200 73.609 74.053 74.498 74.947 75.398 75.852 76.309
18 Gunungwungkal 36012 1,0264000 36.963 37.939 38.940 39.968 41.023 42.106 43.218
19 Cluwak 43505 1,0038000 43.670 43.836 44.003 44.170 44.338 44.506 44.676
20 Tayu 65370 1,0020100 65.501 65.633 65.765 65.897 66.030 66.162 66.295
21 Dukuhseti 57633 1,0035100 57.835 58.038 58.242 58.446 58.652 58.857 59.064
Jumlah 1.239.989 1,0013429 1.247.936 1.255.961 1.264.066 1.272.251 1.280.519 1.288.869 1.297.304
Sumber: BPS Kabupaten Pati, diolah 2017
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019 II-9
Laporan Akhir
Dari hasil analisis proyeksi jumlah penduduk di Kabupaten Pati sampai dengan tahun 2022
yaitu sebanyak 1.297.304 jiwa.
Jumlah Desa/
No Kecamatan Jumlah RT Jumlah RW
Kelurahan
1 Kayen 17 433 70
2 Juwana 29 370 88
3 Jakenan 23 356 59
4 Pati 29* 569 99
5 Tayu 21 395 75
Jumlah 90 2123 391
Sumber : Kabupaten Pati Dalam Angka, 2017
Catatan/Note:*5 kelurahan dan 24 desa
Urbanisasi menyangkut perpindahan penduduk atau migrasi di Kabupaten Pati baik yang
datang maupun keluar dari wilayah Kabupaten Pati. Penyebab terjadinya urbanisasi secara
umum disebabkan karena menempuh pendidikan maupun mencari pekerjaan. Dilihat dari
kondisi yang ada, banyak penduduk yang berada di daerah perdesaan, yang datang ke
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019 II-10
Laporan Akhir
wilayah perkotaan untuk faktor pendidikan dan pekerjaan, bahkan terdapat penduduk yang
bermigrasi keluar wilayah Kabupaten Pati.
Tabel 2.9. Jumlah Penduduk Datang dan Pindah Kawasan Perkotaan JAKATINATA
Menurut Kecamatan, 2015
Datang Pindah
No Kecamatan Jumlah Jumlah
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
1 Kayen 235 210 445 117 106 223
2 Juwana 427 432 859 375 343 718
3 Jakenan 140 65 205 182 66 248
4 Pati 720 655 1375 561 569 1130
5 Tayu 331 394 725 448 466 914
Jumlah 1853 1756 3609 1683 1550 3233
Sumber : Kabupaten Pati Dalam Angka, 2017
Jika dilihat dari data statistik yang ada, penduduk yang datang pada kawasan Perkotaan
JAKATINATA pada tahun 2016 lebih banyak dari pada yang pindah yaitu sebanyak 3609 jiwa yang
penduduk yang datang, sedangkan penduduk yang pindah sebanyak 3233 jiwa.
Isu strategis sosial, ekonomi dan lingkungan Kabupaten Pati yang terkait dengan
penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Pati berdasarkan RPJMD dan RTRW Kabupaten
Pati secara rinci diuraikan sebagai berikut.
Pertumbuhan ekonomi secara agregat ditunjukkan oleh pertumbuhan PDRB atas dasar
harga konstan. Selama periode tahun 2011-2013, tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pati
cenderung mengalami percepatan. Pada tahun 2011 tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,91
persen dan terus meningkat hingga menjadi 5,97 persen pada tahun 2013. Tetapi pada tahun
2014 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pati mengalami perlambatan menjadi 4,63 persen,
terendah selama lima tahun terakhir, dan setelah itu kembali meningkat pada tahun 2016 menjadi
5,20 persen, merupakan yang tertinggi pada periode yang sama. Untuk lebih jelasnya laju
pertubuhan ekonomi Kabupaten Pati, 2011 – 2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019 II-11
Laporan Akhir
2.4.3.1. Topografi
Berdasarkan morfologinya, sebagaian besar wilayah Kabupaten Pati berupa dataran rendah
dengan elevasi berkisar antara 0 – 100 m diatas muka air laut. Oleh karena itu daerah tersebut
cukup potensial untuk menjadi daerah pertanian. Kondisi morfologi Kabupaten Pati dapat
dikelompokan menjadi 3 satuan, yaitu :
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019 II-12
Laporan Akhir
• Lereng Gunung Muria, yang membentang sebelah barat bagian utara Laut Jawa dan meliputi
Wilayah Kecamatan Gembong, Kecamatan Tlogowungu, Kecamatan Gunungwungkal, dan
Kecamatan Cluwak.
• Dataran rendah membujur di tengah sampai utara Laut Jawa, meliputi sebagian Kecamatan
Dukuhseti, Tayu, Margoyoso, Wedarijaksa, Juwana, Winong, Gabus, Kayen bagian Utara,
Sukolilo bagian Utara, dan Tambakromo bagian utara.
• Pegunungan Kapur, yang membujur di sebelah selatan meliputi sebagian kecil wilayah
Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, dan Pucakwangi.
Tabel 2.12. Topografi di Kabupaten Pati
No Ketinggian Kecamatan
1 0 – 7 mdpl Kecamatan Dukuhseti, Tayu, Margoyoso, Trangkil, Wedarijaksa, Pati,
Juwana, Margorejo, Jakenan, Batangan, Jaken, Gabus, sebagian
Kecamatan Sukolilo, Kayen, Winong, dan Pucakwangi, serta sebagain kecil
Kecamatan Tlogowungu dan Gunungwungkal.
2 7 – 100 mdpl Sebagian Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, Pucakwangi,
Margorejo, Tlogowungu, Gunungwungkal, Cluwak, sebagian kecil
Kecamatan Margoyoso dan Dukuhseti.
3 100 – 500 mdpl Sebagian Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, Cluwak,
Gunungwungkal, Tlogowungu, Gembong dan sebagian kecil Kecamatan
Pucakwangi dan Margorejo
4 5 – 1000 mdpl Sebagian kecil Kecamatan Gembong, Tlogowungu
5 >1000 mdp Sebagian kecil Kecamatan Gembong, Tlogowungu
Sumber: RTRW Kabupaten Pati Tahun 2010-2030
2.4.3.2. Geologi
Pembahasan geologi lingkungan untuk wilayah Kabupaten Pati meliputi: geomorfologi,
stratigrafi, struktur geologi dan gerakan tanah yang umumnya mempengaruhi lingkungan fisik di
wilayah ini.
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019 II-13
Laporan Akhir
A. GEOMORFOLOGI
Secara fisiografi daerah Kabupaten Pati termasuk ke dalam lajur Zona Rembang (Rembang
Zone) yang terdiri dari pegunungan lipatan berbentuk antiklinorium yang memanjang mulai
dari utara Purwodadi melalui Blora, Jatirogo, Tuban dan berakhir di Pulau Madura. Daerah
ini terdiri dari dataran rendah, perbukitan bergelombang dan pegunungan berlerengan terjal
dengan ketinggian 0 sampai 650 meter. Punggung perbukitan dan pegunungan tersebut
umumnya memanjang dengan arah barat – timur.
Struktur geologi yang terdapat di wilayah Kabupaten Pati adalah berupa sesar dan kubah.
Daerah ini merupakan bagian dari antiklinorium rembang dengan sumbu antiklin dan siklin
yang mempunyai arah barat – timur dan barat laut – tenggara. Struktur sesar normal
dengan arah timur laut – barat daya yang mensesar litologi batu gamping pada Formasi
Bulu.
Struktur kubah dijumpai di daerah Patiayam, merupakan suatu diapir. Sampai kini belum
jelas jenis diapir tersebut karena belum diadakan penelitian detail dengan pemboran untuk
mengetahui inti kubah tersebut. Diduga terbentuknya kubah ini berkaitan dengan proses
tektonika setempat, sebelum terjadinya kegiatan Gunung Api Muria.
Kegiatan gunung api Kuarter yang bersumber pada Gunung Muria menghasilkan batuan
Gunung Api Muria serta diikuti dengan terjadinya retas-retas batuan beku. Retas-retas basalt
mengandung leusit (sosonit) yang setempat berasosiasi dengan batu gamping dan terjadi
sewaktu kegiatan Gunung Api Muria masih berlangsung. Magma basalt yang menerobos
batu gamping dan menyeret bongkahan batu gamping (Formasi Bulu) ke permukaan sempat
berasimilasi dan menghasilkan retas sosonit dengan xenolit batu gamping. Singkapannya
dijumpai di daerah Semliro, sebelah selatan Gunung Muria. Pada zaman kuarter pada daerah
Rembang ini dijumpai hanya endapan aluvium yang diduga daerah tersebut merupakan
daerah bermofologi dataran rendah.
B. JENIS TANAH
Secara umum geologi Kabupaten Pati tidak terlepas dari geologi secara umum di Kabupaten
Pati, yaitu keadaan komplek Gunung Api Muria. Komplek Gunung Api Muria merupakan salah
satu gunung api di Pulau Jawa. Wilayah Kabupaten Pati termasuk wilayah komplek Gunung
Api Muria bagian Tenggara dan sebagian kecil dari rona Kendeng. Komplek Muria terletak di
atas batuan yang berumur neogen, yaitu gamping, batu lempung dan napal. Selain itu,
komplek Muria tersusun oleh etologi yang berumur miosen tengah sampai dengan holosen.
Berikut ini urutan dari yang tertua sampai yang termuda:
Batu Gamping (miosen atas – tengah)
Napal – Batu lempung (Pilosen)
Batu kerikil – Batu Pasir (Pleistosen bawah)
Batu lanau – batu pasir – konglomerat – basal – andesit – breksi vulkanik (Pleistosen
Tengah)
Krikil – pasir – lempung (holosen)
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019 II-14
Laporan Akhir
2.4.3.3. Klimatologi
Kabupaten Pati memiliki intensitas curah hujan sebanyak 192 mm dengan 60 hari hujan
selama setahun. Kecamatan Pati sebagai pusat ibukota kabupaten, memiliki curah hujan
1231 mm dengan hari hujan sebanyak 132 hari. Daerah pada Kabupaten Pati yang berdekatan
dengan gunung muria memiliki curah hujan yang tergolong tinggi yaitu 2785 mm pada Kecamatan
Gembong, 3313 mm pada Kecamatan Gunungwungkal, dan 3744 pada Kecamatan Kluwak.
Kondisi iklim pada umumnya sama dengan kondisi iklim di Kabupaten Pati dan wilayah Indonesia
lainnya, yaitu mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan penghujan dengan bulan basah
umumnya lebih banyak daripada bulan kering, dengan temperatur terendah 23oCdan tertinggi
39oC.
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019 II-15
Laporan Akhir
Kawasan Rawan Bencana di Kabupaten Pati, berdasarkan RTRW Kabupaten Pati terdiri dari:
a). Kawasan rawan bencana banjir
Kawasan rawan banjir terletak disekitar kawasan dataran rendah dan pesisir, meliputi:
1. Kecamatan Juwana dengan luas kurang lebih 56 Ha (lima puluh enam hektar);
2. Kecamatan Trangkil dengan luas kurang lebih 12 Ha (dua belas hektar);
3. Kecamatan Tayu dengan luas kurang lebih 41 Ha (empat puluh satu hektar);
4. Kecamatan Pati dengan luas kurang lebih 24 Ha (dua puluh empat hektar);
5. Kecamatan Margorejo dengan kurang lebih luas 8 Ha (delapan hektar);
6. Kecamatan Wedarijaksa dengan kurang lebih luas 22 Ha (dua puluh dua hektar );
7. Kecamatan Batangan dengan kurang lebih luas 38 Ha (tiga puluh delapan hektar);
8. Kecamatan Dukuhseti dengan luas kurang lebih 21 Ha (dua puluh satu hektar);
9. Kecamatan Jakenan dengan luas kurang lebih 23 Ha (dua puluh tiga hektar);
10. Kecamatan Sukolililo dengan luas kurang lebih 12 Ha (dua belas hektar);
11. Kecamatan Kayen dengan luas kurang lebih 27 Ha (dua puluh tujuh hektar) ; dan
12. Kecamatan Gabus dengan luas kurang lebih 46 Ha (empat puluh enam hektar).
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019 II-16
Laporan Akhir
6. sepanjang pesisir pantai Kecamatan Juwana dengan luas kurang lebih 36 Ha (tiga
puluh enam hektar); dan
7. sepanjang pesisir pantai Kecamatan Batangan dengan luas kurang lebih 96 Ha
(sembilan puluh enam hektar).
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
KABUPATEN PATI, TAHUN 2015-2019 II-17