Anda di halaman 1dari 45

JAWABAN SOAL TWK AKSES SURABAYA D

KELOMPOK 3
(Tyo, Amir, Rista, Liya, Lita)

1. Jelaskan latarbelakang pergeseran kekuasaan membentuk undang-undang yang


semula ditangan Presiden menjadi kewenangan DPR?

 Latar belakang dari pergeseran kekuasaan ini terjadi karena pemerintah ingin
mempertegas sistem presidensial dalam penyelenggaraan negara. Dimana sistem ini
dapat dilihat dari kejelasan fungsi dan tugas dari masih-masing Lembaga. Lembaga
legislative (DPR) sebagai pembentuk undang-undang, Lembaga Eksekutif (Presiden)
sebagai pelaksana undang-undang). Hal ini juga dipengaruhi karena pada masa lalu
kewenangan pembentukan undang-undang yang dimiliki oleh Presiden sering
digunakan demi kepentingan kedudukan Presiden itu sendiri.

2. Jelaskan bagian dan materi dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang tidak dapat diubah dan mengapa terhadap hal tersebut tidak dapat
dilakukan perubahan?

 Bagian dan materi dalam UUD 1945 yang tidak dapat diubah adalah bagian pembukaan.
Karena dalam bagian tersebut memuat filosofi berdirinya negara Indonesia, tujuan, dan
dasar negara. Serta bagian tersebut mendasari seluruh pasal dalam UUD 1945.

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan etika penegakkan hukum yang berkeadilan
sebagaimana tercantum dalam Ketetapan MPR Nomor VI/MPR/2001!

 Etika penegakan hukum yang dimaksud disini adalah bagaimana kita sebagai warga
negara hukum dapat menumbuhkan kesadaran tertib sosial, ketenangan, dan
keteraturan hidup yang dapat diwujudkan dengan menaati hukum dan seluruh
peraturan yang berpihak pada keadilan.

4. Sebutkan substansi dan amanat dari Ketetapan MPR Nomor VIII/MPR/2001 tentang
Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme!
 Subtansi dalam Ketetapan MPR Nomor VIII/MPR/2001 tentang Rekomendasi Arah
Kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme adalah
memberi amanat untuk mempercepat dan lebih menjamin efetivitas pemberantasan
KKN. Sedangan untuk amanat yaitu memerintahkan pembentukan undang-undang erta
peraturan pelaksanaanya untuk percepatan dan efektivitas pemberantasan dan
pencegahan KKN sampai terlaksananya seluruh ketentuan dalam ketetapan ini.

5. Jelaskan latar belakang pembentukan lembaga Dewan Perwakilan Daerah dalam


sistem ketatanegaraan Indonesia!

 Latar belakang DPR

Amandemen UUD 1945 mengakibatkan perubahan desain ketatanegaraan Indonesia.


Tetapi pasca amandemen UUD 1945 kedudukan DPR lebih diperkuat lagi. DPR
diharapkan dapat memperkuat dan memperteguh persatuan bangsa Indonesi. Dengan
adanya DPR doharapkan mampu menambah laju pembangunan demokrasi dan
ekonomi secara seimbang. Disisi lain DPR dibentuk sebagai wadah atau akomodasi
aspirasi dan kepentingan darah dalam perumusan kebijakan yang berkaitan dengan
negara Indonesia.

6. Jelaskan ketentuan dari pemberlakuan Ketetapan MPR Nomor XVI/MPR/1998 tentang


Politik Ekonomi Dalam Rangka Demokrasi Ekonomi!
Jawab : Ketentuan dalam pelaksanaan Demokrasi Ekonomi adalah harus dilaksanakan
sesuai dengan prinsip yang mengutamakan kepentingan rakyat agar mencapai
kemakmuran rakyat. Pelaku usaha harus kuat dan besar agar mampu berdaya saing
tinggi satu sama lain dengan cara harus diprioritaskan dan dibantu dalam
mengembangkan usahanya. Usaha kecil, menengah dan koperasi menjadi pilar utama
harus tetap diberi kesempatan utama untuk terus mengembangkan usahanya. Selain
itu, usaha – usaha besar juga ikut serta dalam memanfaatkan sumber daya alam
dengan cara sehat dan mampu bermitra dengan pengusaha kecil tanpa mengabaikan
BUMN. Dalam memanfaatkan sumber daya alam harus adil dan tidak ada pemusatan
kekuasaan agar usaha kecil, menengah dan koperasi dapat ikut terlibat dan menikmati
kemakmuran. Untuk pengusaha kecil, menengah dan koperasi dapat bergabung dalam
Lembaga Keuangan untuk mengelola usahanya. Serta keterlibatan Bank Indonesia yang
mandiri dan bebas campur tangan dari pemerintah dan pihak luar dapat
dipertanggungjawabkan akan mewujudkan pengelolaan ekonomi keuangan yang sehat.
Pinjaman yang dilakukan oleh Pemerintah dan telah disetujui oleh DPR harus dapat
memperkuat perekonomian nasional dan dimasukkan kedalam rencana anggaran
tahunan. Dalam rangka keselamatan ekonomi nasional, debitur memegang tanggung
jawab penuh dalam pinjaman luar negeri dan pemerintahmemonitoring secara
fungsional dan transparan. Perlunya penanaman modal asing sebagai upaya
mempercepat pemulihan dan pertumbuhan ekonomi nasional, selain itu juga
diharapkan dapat menjalin keterkaitan usaha dengan pelaku ekonomi rakyat.
Kebebasan berserikat dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dapat
menunjang produktivitas, kesejahteraan pekerja dan memperoleh peluang untuk
memiliki saham perusahaan menjadi perwujudan demokratis ekonomi. Pelaksanaan
politik ekonomi tentunya diawasi dan didirong oleh Pemerintah dan DPR agar dapat
terwujud keadilan ekonomi dan rakyat dapat merasakan manfaatnya.
Presiden/Mandrataris MPR RI Bersama DPR diberi wewenang untuk mengatur lebih
lanjut dalam berbagi undang – undang sebagai pelaksanaan dari Politik Ekonomi dalam
rangka Demokrasi Ekonomi dengan memperhatikan sasaran dan waktu yang terukur.

7. Jelaskan latar belakang dibentuknya Mahkamah Konstitusi!


Jawab : Pada tahun 1919, pakar hukum Hans Kelsen (1881 – 1973) menyatakan bahwa
pelaksanaan konstitusional tentang legislasi dapat secara efektif dijamin hanya jika
suatu organ selain badan legislative diberikan tugas untuk menguji apakah suatu produk
hukum itu konstitusional atau tidak, dan tidak memberlakukannya jika tidak
konstitusional. Untuk itu perlu diadakan organisasi khusus yang disebut Mahkamah
Konstitusi (MK). Hans Kelsen mengusulkan ide mengenai pengujian undnag – undang,
hal ini sejalan dengan Moh Yamin yang pernah mengutarakan maksudnya namun
disanggah oleh Soepomo sehingga ide tersebut tidak diadopsi dalam UUD 1945. Seiring
dengan momentum perubahan UUD 1945 pada masa reformasi (1999 – 2004) ide
pembentukan Mahkamah Konstitusi di Indonesia makin menguat. Sehingga pada tahun
2001, ide pembentukan Mahkamah Konstitusi diadopsi dalam amandemen konstitusi
yang dilakukan oleh MPR sebagaimana dirumuskan dalam ketentuan Pasal 24 ayat (2)
dan Pasal 24C, dan Pasal 7B dalam UUD 1945 hasil Perubahan Ketiga yang disahkan
pada 9 November 2001. Selanjutnya dalam rangka menunggu pembentukan MK, MPR
menetapkan MA menjalankan fungsi MK untuk sementara sebagaimana diatur dalam
Pasal III Aturan Peralihan UUD 1945 hasil Perubahan Keempat. Pemerintah bersama
DPR membuat Rancangan Undang – Undang tentang Mahkamah Konstituis. Pada
tanggal 13 Agustus 2003, DPR dan Pemerintah menyetujui secara Bersama UU Nomor
24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi dan disahkan oleh Presiden pada hari itu
(Lembaran Negara Nomor 98 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 4316). Pada
tanggal 15 Agustus 2003, Presiden melalui Keputusan Presiden Nomor 147/M Tahun
2003 hakim konstitusi untuk pertama kalinya kemudian dilanjutkan tanggal 16 Agustus
2003 dengan pengucapan sumpah jabatan para hakim konstitusi di Istana Negara. Dan
pada tanggal 15 Oktober 2003 ditandai dengan mulai beroprasinya kegiatan MK disalah
satu cabang kekuasaan kehakiman sesuai ketentuan UUD 1945.

8. Jelaskan makna yang terkandung dalam rumusan Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menegaskan bahwa, “kedaulatan
berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar”!
Jawab : Negara Indonesia penganut teori kedaulatan rakyat dan kedaulatan hukum
sehingga jelas bahwa Indonesia menganut paham demokrasi. Kedaulatan ditangan
rakyat menunjukkan bahwa kedudukan rakyat adalah yang tertinggi. Rakyat sebagai
asal mula kekuasaan Negara dan rakyat sebagai tujuan kekuasaan Negara. Oleh karena
itu, sistem Negara yang terbentuk dalam UUD harus berdasar atas kedaulatan rakyat
dan berdasar atas permusyawaratan perwakilan. Sehingga Negara dapat mewujudkan
keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

9. Jelaskan kedudukan serta tugas dan wewenang MPR sebelum perubahan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945!
Jawab :
 Kedudukan : MPR adalah penjelmaan seluruh rakyat Indonesia dan merupakan
Lembaga tertinggi Negara, pemegang dan pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat.
 Tugas dan wewenang :
a) Menetapkan Undang – undang Dasar Negara Republik Indonesia Thaun 1945 dan garis
besar dari pada haluan Negara, serta mengubah Undang – Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
b) Menetapkan garis – garis besar haluan Negara;
c) Memilih dan mengangkat Presiden dan Wapres;
d) Membuat putusan – putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh Lembaga Negara yang
lain termasuk penetapan garis – garis besar haluan Negara;
e) Memberikan penjelasan yang bersifat penafsiran terhadap putusan – putusan Majelis;
f) Menyelesaikan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan Wapres;
g) Meminta pertanggungjawaban dari Presiden mengenai pelaksanaan garis – garis besar
haluan Negara dan menilai pertanggungjawaban tersebut;
h) Mencabut kekuasaan dan memberhentikan Presiden dalam masa jabatannya apabila
Presiden sungguh – sungguh melanggar Undang – Undang Dasar dan/atau garis – garis
besar haluan Negara;
i) Menetapkan Peraturan Tata Tertib Majelis;
j) Menetapkan Pimpinan Majelis yang dipilih dari dan oleh Anggota;
k) Mengambil dan/atau memberi keputusan terhadap Anggota yang melanggar
sumpah/janji Anggota

10. Jelaskan makna rumusan ” meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa” sebagai tujuan
penyelenggaraan sistem pendidikan nasional.
Jawab : rumusan “keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia” dan “mencerdaskan
kehidupan bangsa” jelas tertulis dalam UUD 1945 hasil amandemen keempat dan
merupakan tujuan negara Indonesia. Warga negara berhak mendapatkan Pendidikan
dan Negara wajib memenuhi hak warga negara tersebut. Karena pentingnya Pendidikan
di Indonesia, menyebabkan Pendidikan tidak serta merta diberikan untuk memenuhi
hak warga Negara tetapi UUD 1945 sudah mencantumkan dan memandang perlu untuk
menjadikan Pendidikan dasar sebagai kewajiban warga negara. Sehingga dapat
disimpulkan, bahwa tujuan dan target utama Pendidikan Indonesia adalah dalam
mencetak generasi yang unggul, warga Negara harus seimbang dalam mengasah ilmu
dan potensi dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia.
Dengan begitu warga Negara tidak hanya cerdas dalam mengaplikasikan ilmu dan
potensinya tetapi juga cerdas dalam berakhlak.

16. Jelaskan ketentuan dari pemberlakuan Ketetapan MPRS Nomor


XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia, Pernyataan
Sebagai Organisasi Terlarang di Seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia
bagi Partai Komunis Indonesia dan Larangan Setiap Kegiatan untuk
Menyebarkan atau Mengembangkan Faham atau Ajaran Komunis/Marxisme-
Leninisme!
Pemberlakuan Ketetapan MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 ditetapkan karena faham
atau ajaran Komunis/Marxisme-Leninisme tidak sesuai dengan pancasila. Dalam
sejarah kemerdekaan republik indonesia telah nyata terbukti beberapa kali berusaha
merobohkan kekuasaan Pemerintah Republik Indonesia yang sah dengan jalan
kekerasan. Terdapat 4 Pasal.
17. Jelaskan latar belakang dibentuknya Komisi Yudisial!
Keprihatinan mendalam mengenai kondisi wajah peradilan yang muram dan keadilan
di Indonesia yang tak kunjung tegak maka dibentuk lembaga yang berfungsi sebagai
check and balance di bidang kekuasaan kehakiman.
18. Jelaskan latar belakang penegasan perlunya negara memprioritaskan anggaran
pendidikan sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari APBN dan
APBD!
Sesuai dengnan Undang Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat 2 bahwa setiap warga
negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
Komitmen pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa diwijudkan dengan
memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan
APBD
19. Sebutkan indikator Bersatu dalam Visi Indonesia Masa Depan sebagaimana
tercantum dalam Ketetapan MPR Nomor VII/MPR/2001
Sesuai dengan butir-butir sila ke 3 yaitu Persatuan Indonesia.
20. Jelaskan makna pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil!
langsung : pemilih diharuskan memberikan suaranya secara lagsug dan tidak boleh
diwakilkan
Umum : Pemilihan umum dapat diikuti oleh seluruh warga negara yang memiliki hak
suara.
Bebas : pemilih harus memberikan suaranya tanpa adanya paksaan
Rahasia : suara yang diberikan pemilih bersifat rahasia hanya diketahui oleh si
pemilih itu sendiri
Jujur : pemilihan umum harus dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku
Adil : Perlakuan yang sama terhadap pemilih tanpa ada pengistimewaan atau
diskriminasi terhadap peserta atau pemilih tertentu

21. Jelaskan proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan
bagaimana apabila DPR tidak menyetujui RAPBN yang diajukan pemerintah?

22. Jelaskan arah politik ekonomi nasional untuk mewujudkan demokrasi ekonomi
dan efisiensi nasional yang berdaya saing tinggi sebagaimana diatur dalam
Ketetapan MPR Nomor XVI/MPR/1998!
Jawab : Dalam rangka demokrasi ekonomi sesuai dengan hakikat Pasal 33 UUD 1945,
dimana Pemerintah berkewajiban mendorong keberpihakan politik ekonomi yang lebih
memberikan kesempatan dukungan dan pengembangan ekonomi, usaha kecil
menengah, dan koperasi sebagai pilar ekonomi dalam membangkitkan terlaksananya
pembangunan nasional dengan menciptakan pengusaha menengah yang kuat dan besar
jumlahnya, Membentuk keterkaitan dan kemitraan yang saling menguntungkan antar
pelaku ekonomi, Tidak ada penumpukan asset dan pemusatan kekuatan ekonomi pada
seseorang, sekelompok, atau perusahaan, Pengusaha ekonomi lemah diberi prioritas dan
dibantu dalam mengembangkan usaha, Membuka akses pada sumber dana.

Menciptakan struktur ekonomi nasional agar terwujud pengusaha menengah yang kuat
dan besar jumlahnya, serta terbentuknya keterkaitan dan kemitraan yang saling
menguntungkan antar pelaku ekonomi yang meliputi usaha kecil, menengah dan
koperasi, usaha besar swasta, dan BUMN yang saling memperkuat.

Pasal 1 Politik Ekonomi dalam Ketetapan ini mencakup kebijaksanaan, strategi dan
pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional sebagai perwujudan dari prinsip-prinsip
dasar Demokrasi Ekonomi yang mengutamakan kepentingan rakyat banyak untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 Undang-
Undang Dasar 1945.

Pasal 2 Politik ekonomi nasional diarahkan untuk menciptakan struktur ekonomi


nasional agar terwujud pengusaha menengah yang kuat dan besar jumlahnya, serta
terbentuknya keterkaitan dan kemitraan yang saling menguntungkan antar pelaku
ekonomi yang meliputi usaha kecil, menengah dan koperasi, usaha besar swasta, dan
Badan Usaha Milik Negara yang saling memperkuat untuk mewujudkan Demokrasi
Ekonomi dan efisiensi nasional yang berdaya saing tinggi.

Pasal 3 Dalam pelaksanaan Demokrasi Ekonomi, tidak boleh dan harus ditiadakan
terjadinya penumpukan aset dan pemusatan kekuatan ekonomi pada seorang,
sekelompok orang atau perusahaan yang tidak sesuai dengan prinsip keadilan dan
pemerataan.
Pasal 4 Pengusaha ekonomi lemah harus diberi prioritas, dan dibantu dalam
mengembangkan usaha serta segala kepentingan ekonominya, agar dapat mandiri
terutama dalam pemanfaatan sumber daya alam dan akses kepada sumber dana.

Pasal 5 Usaha kecil, menengah dan koperasi sebagai pilar utama ekonomi nasional
harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan
seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha
ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan usaha besar dan Badan Usaha Milik
Negara.

Pasal 6 Usaha besar dan Badan Usaha Milik Negara mempunyai hak untuk berusaha
dan mengelola sumber daya alam dengan cara yang sehat dan bermitra dengan
pengusaha kecil, menengah dan koperasi.

Pasal 7 (1) Pengelolaan dan pemanfaatan tanah dan sumber daya alam lainnya harus
dilaksanakan secara adil dengan menghilangkan segala bentuk pemusatan penguasaan
dan pemilikan dalam rangka pengembangan kemampuan ekonomi usaha kecil,
menengah dan koperasi serta masyarakat luas. (2) Tanah sebagai basis usaha pertanian
harus diutamakan penggunaannya bagi pertumbuhan pertanian rakyat yang mampu
melibatkan serta memberi sebesar-besar kemakmuran bagi usaha tani kecil, menengah
dan koperasi.

Pasal 8 Perbankan dan Lembaga Keuangan wajib dalam batas-batas prinsip dan
pengelolaan usaha yang sehat membuka peluang sebesar-besarnya, seadil-adilnya dan
transparan bagi pengusaha kecil, menengah dan koperasi.

Pasal 9 Dalam rangka pengelolaan ekonomi keuangan nasional yang sehat, Bank
Indonesia sebagai Bank Sentral harus mandiri, bebas dari campur tangan pemerintah
dan pihak luar lainnya dan kinerjanya dapat diawasi dan dipertanggungjawabkan.

Pasal 10 Seluruh pinjaman luar negeri Pemerintah harus memperkuat perekonomian


nasional, dilaksanakan oleh Pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
dan dimasukkan kedalam rencana anggaran tahunan.
Pasal 11 Pinjaman luar negeri oleh swasta sepenuhnya menjadi tanggung jawab yang
bersangkutan selaku debitur dengan monitoring secara fungsional dan transparan oleh
pemerintah dalam rangka keselamatan ekonomi nasional.

Pasal 12 Dalam upaya mempercepat pemulihan dan pertumbuhan ekonomi nasional,


diperlukan penanaman modal asing yang sekaligus diharapkan dapat menjalin
keterkaitan usaha dengan pelaku ekonomi rakyat.

Pasal 13 Demokratisasi ekonomi bagi pekerja harus diwujudkan dalam bentuk


kebebasan berserikat dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang mendorong
produktifitas, kesejahteraan pekerja serta memperoleh peluang untuk memiliki saham
keuangan.

Pasal 14 Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat mendorong dan mengawasi


pelaksanaan politik ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Ketetapan ini dalam rangka
terwujudnya keadilan ekonomi yang dirasakan kemanfaatannya dan dinikmati oleh
rakyat banyak.

Pasal 15 Menugaskan kepada Presiden/Mandataris Majelis Permusyawaratan Rakyat


Republik Indonesia bersama Dewan Perwakilan Rakyat untuk mengatur lebih lanjut
dalam berbagai undang-undang sebagai pelaksanaan dari Politik Ekonomi Dalam
Rangka Demokrasi Ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Ketetapan ini dengan
memperhatikan sasaran dan waktu yang terukur

23. Jelaskan pengertian kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka


untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan!

Jawab : Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka artinya bahwa


lembaga yang memegang kekuasaan kehakiman, dalam menjalankan tugas dan
wewenangnya bebas dari pengaruh pihak manapun demi mewujudkan peradilan bebas
dari intervensi guna menegakkan hukum dan keadilan, hal ini sejalan dengan dianutnya
prinsip Indonesia sebagai negara hukum. – Peradilan dalam rangka menegakan hukum
dan keadilan dilaksanakan sesuai dengan hukum yang berlaku.
24. Jelaskan apa yang dimaksud dengan amnesti dan abolisi, dan mengapa dalam
memberikan amnesti dan abolisi, Presiden harus memperhatikan pertimbangan
dari Dewan Perwakilan Rakyat!

Jawab : Yang dimaksud Amnesti adalah Pengampunan yang diberikan kepada seseorang
atau sekelompok orang yang diduga melakukan pelanggaran hukum dan kepadanya
belum di proses dalam peradilan, sedangkan Abolisi adalah Penghentian proses
peradilan kepada seseorang atau sekelompok orang yang diduga telah melakukan
pelanggaran hukum, dan kepadanya telah diproses melalui lembaga peradilan yang
kemudian dihentikan. Dikarenakan sifatnya lebih cenderung pada
persoalan/pertimbangan politik, dimana DPR merupakan lembaga yang
merefresentasikan lembaga perwakilan/lembaga politik, merupakan penjabaran dari
prinsip checks and balances system

25. Jelaskan apa yang dimaksud dengan grasi dan rehabilitasi, dan mengapa dalam
memberikan grasi dan rehabilitasi, Presiden harus memperhatikan pertimbangan
dari Mahkamah Agung!

Jawab : Grasi adalah Pengurangan hukuman atau pengampunan yang diberikan Presiden
kepada seseorang atau sekelompok orang dan kepadanya telah memiliki putusan hukum
tetap dari pengadilan, sedangkan Rehabilitasi adaah Pemulihan nama baik dari Presiden
kepada seseorang atau sekelompok orang yang melanggar hukum dan telah memiliki
putusan tetap dari pengadilan, tetapi dikemudian hari ternyata terbukti tidak bersalah,
dimana karena sifatnya lebih cenderung pada persoalan/pertimbangan hukum, dimana
MA adalah lembaga pemegang kekuasaan dibidang peradilan; merupakan penjabaran
dari prinsip checks and balances system

26. Jelaskan latar belakang ditetapkannya Ketetapan MPRS Nomor XXV/MPRS/1966


tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia, Pernyataan Sebagai Organisasi
Terlarang di Seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia bagi Partai Komunis
Indonesia dan Larangan Setiap Kegiatan untuk Menyebarkan atau
Mengembangkan Faham atau Ajaran Komunis/Marxisme-Leninisme.
Jawab : Seluruh ketentuan dalam Ketetapan MPRS RI Nomor XXV/MPRS/1966 ini, ke
depan diberlakukan dengan BERKEADILAN dan MENGHORMATI HUKUM,
PRINSIP DEMOKRASI dan HAK ASASI MANUSIA. Berkeadilan dan menghormati
hukum, Tidak ada dosa turunan. Prinsip Demokrasi dan Hak Asasi Manusia, Tidak
menghilangkan hak untuk ikut dalam penyelenggaraan negara dan mendapat perlakuan
yang sama dengan warga negara lainnya yang terkait dengan hak asasi manusia.

Soal Benar-Salah

1. Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,


MPR masih tetap memiliki kewenangan menetapkan garis-garis besar daripada haluan
negara.

Jawab : Salah, karena Implikasi Perubahan pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945,
MPR tidak lagi sebagai pemegang kedaulatan rakyat dan bukan merupakan lembaga
tertinggi negara. Implikasi dari Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang dilakukan
secara langsung oleh rakyat. Presiden melaksanakan program sebagaimana dituangkan
dalam kampanye pada proses PILPRES.

2. Jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat
melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan, maka MPR
menyelenggarakan sidang untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua calon
yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calon
Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak kedua dan ketiga dalam
pemilihan umum sebelumnya.

Jawab : Salah, Dalam usulan sesuai Pasal 8 ayat 3 UUD 1945, yaitu Parpol atau
gabungan parpol yang pasangan calon Presiden dan Wapresnya meraih suara terbanyak
pertama dan kedua dalam pemilu sebelumnya. MPR wajib menyelenggarakan siding
selambat-lambatnya dalam 30 hatri.
3. Penempatan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia merupakan dasar pemberlakuannya.

Jawab : Salah, karena UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR10


TAHUN 2004TENTANGPEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN dalam Pasal 3 ayat 3, menyebutkan :

(1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan hukum
dasar dalam Peraturan Perundang-undangan.
(2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ditempatkan dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia.
(3) Penempatan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia tidak merupakan dasar pemberlakuannya.

4. Sesuai dengan Ketetapan MPR RI Nomor VII/MPR/2000 tentang Peran Tentara


Nasional Indonesia dan Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia, prajurit Tentara
Nasional Indonesia tunduk kepada kekuasaan peradilan militer dalam hal pelanggaran
hukum, baik pelanggaran hukum militer maupun pelanggaran hukum pidana umum.

Jawab : Benar, dalam Pasal 3

Susunan dan Kedudukan Tentara Nasional Indonesia

(1)Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara yang organisasinya disusun berdasarkan kebutuhan yang diatur
dengan undang-undang.

(2) Tentara Nasional Indonesia berada di bawah Presiden.

(3) Tentara Nasional Indonesia dipimpin oleh seorang Panglima yang diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat.

(4) a. Prajurit Tentara Nasional Indonesia tunduk kepada kekuasaan peradilan militer
dalam hal pelanggaran hukum militer dan tunduk kepada kekuasaan peradilan
umum dalam hal pelanggaran hukum pidana umum.
b. Apabila kekuasaan peradilan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (4a) pasal
initidak berfungsi maka prajurit Tentara Nasional Indonesia tunduk di bawah
kekuasaan peradilan yang diatur dengan undang-undang.

5. Sebelum dilakukan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945, maka sesuai dengan Ketetapan MPR RI Nomor III/MPR/2000 tentang Sumber
Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan, Majelis Permusyawaratan
Rakyat berwenang menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar 1945, dan
Ketetapan MPR RI.

Jawab : Benar, dimana sesuai dengan Ketetapan MPR RI Nomor III/MPR/2000 tentang
Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan, Majelis
Permusyawaratan Rakyat berwenang menguji undang-undang terhadap Undang-Undang
Dasar 1945, dan Ketetapan MPR RI.

6. Setelah perubahan Undang-Undang Dasar 1945, MPR merupakan lembaga tertinggi


negara, pemegang dan pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat.

Jawab : Salah, karena dalam UUD 1945 HASIL AMANDEMEN, dimana MPR
merukapan Lembaga Tinggi Negara yang Sejajar kedudukannya dengan Lembaga
Yudikatif (Kekuasaan Kehakiman : MA dan MK), Lembaga Eksekutif (Presiden/Wakil :
Menteri-Menteri Negara), Lembaga Legislatif (MPR, DPR, DPD), dan Lembaga
Eksaminatif (BPK)

7. Jika Presiden mangkat, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam
masa jabatannya, maka MPR mengadakan sidang untuk memilih Presiden.

Jawab : Benar

8. Dewan Perwakilan Daerah HARUS mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat


rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber
daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan
keuangan pusat daerah.

Jawab : Salah
9. Di dalam Ketetapan MPR RI Nomor VII/MPR/2000 yang mengatur tentang Peran
Tentara Nasional Indonesia dan Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia,
ditegaskan bahwa peran Tentara Nasional Indonesia sebagai alat pertahanan negara,
bertugas pokok menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara, serta
memelihara keamanan di dalam negeri.

Jawab : Salah, karena memelihara keamanan di dalam negeri. Dalam negeri adalah Peran
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAdalam Pasal 6

Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia

(1) Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, memberikan
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

(2) Dalam menjalankan perannya, Kepolisian Negara Republik Indonesia wajib memiliki
keahlian dan keterampilan secara profesiona., sedangkan Pasal 2

Peran Tentara Nasional Indonesia

(1) Tentara Nasional Indonesia merupakan alat negara yang berperan sebagai alat
pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(2) Tentara Nasional Indonesia, sebagai Alat Pertahanan Negara, bertugas pokok
menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan negara.

(3) Tentara Nasional Indonesia melaksanakan tugas negara dalam penyelenggaraan


wajib militer bagi warga negara yang diatur dengan undang-undang.
10. Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah pusat kepada daerah dan/atau
desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa, serta dari
pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

Jawab : Benar, Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada


daerah otonom untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat atau dari Pemerintah Daerah provinsi kepada Daerah
kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah provinsi. Pemerintah pusat dalam hal ini berwenang dan
berkewajiban memberikan perencanaan umum, petunjuk-petunjuk serta biaya.
Sedangkan perencanaan lebih rinci, khusus mengenai pengawasan dari kegiatan tersebut
dipercayakan kepada pejabat atau aparatur pemerintah pusat yang ada di daerah.Maksud
diadakan asas tugas pembantuan dalam pembangunan di daerah bertujuan agar
keterbatasan jangkauan aparatur pemerintah pusat dapat ditanggulangi melalui
kewenangan aparatur daerah.
Daerah berhak menetapkan kebijakan Daerah dalam melaksanakan Tugas Pembantuan.
Kebijakan Daerah hanya terkait dengan pengaturan mengenai pelaksanaan Tugas
Pembantuan di Daerahnya. Anggaran untuk melaksanakan Tugas Pembantuan
disediakan oleh yang menugasi. Dokumen anggaran untuk melaksanakan Tugas
Pembantuan disampaikan oleh kepala daerah penerima Tugas Pembantuan kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) bersamaan dengan penyampaian rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD dalam dokumen yang terpisah.
Laporan pelaksanaan anggaran Tugas Pembantuan disampaikan oleh kepala daerah
penerima Tugas Pembantuan kepada DPRD bersamaan dengan penyampaian laporan
keuangan Pemerintah Daerah dalam dokumen yang terpisah. Pelaksanaan Tugas
Pembantuan, Urusan pemerintahan yang dapat ditugaskan dari pemerintah pusat kepada
pemerintah provinsi atau kabupaten/kota dan/atau pemerintah desa merupakan sebagian
urusan pemerintahan di luar 6 (enam) urusan yang bersifat mutlak yang menurut
peraturan perundang-undangan ditetapkan sebagai urusan pemerintah pusat. Urusan
pemerintahan absolut/mutlak meliputi:

a. politik luar negeri;

b. pertahanan;
c. keamanan;

d. yustisi;

e. moneter dan fiskal nasional; dan

f. agama.

Dengan kata lain, tugas pembantuan yang dapat dilakukan adalah urusan pemerintahan
di luar keenam urusan pemerintahan yang mutlak di atas. Pelaksanaan tugas pembantuan
itu dapat dilakukan melalui suatu Keputusan Kepala Daerah, dapat juga dilakukan
melalui Peraturan Daerah. Misalnya urusan tugas pembantuan berupa program INPRES
Sekolah Dasar yang diwujudkan dalam bentuk Keputusan Kepala Daerah

11. satu persyaratan seorang calon Presiden dan calon Wakil Presiden adalah mendapat
dukungan dari rakyat yang dibuktikan dengan fotokopi Kartu Tanda Penduduk dan tanda
tangan.

Jawab : Salah, dalam Pasal 6 ayat 1 disebutkan Capres/Cawapres harus WNI Asli, sehat
jasmani dan rohani, tidak pernah menerima kewarganegaraan lain tas kehendak sendiri
dan mengkhianati Negara, serta dalam Pasal 6 ayat 2 Syarat Presiden/Wapres diatur
dalam UU.

Syarat Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia menurut UU No 42 tahun 2008
tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden sebagai berikut:

 Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


 Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima
kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri.
 Tidak pernah mengkhianati negara, serta tidak pernah melakukan tindak pidana
korupsi dan tindak pidana berat lainnya.
 Mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai
Presiden dan Wakil Presiden.
 Bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 Telah melaporkan kekayaannya kepada instansi yang berwenang memeriksa laporan
kekayaan penyelenggara negara.
 Tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan dan/atau secara badan
hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara.
 Tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan.
 Tidak pernah melakukan perbuatan tercela.
 Terdaftar sebagai Pemilih.
 Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah melaksanakan kewajiban
membayar pajak selama 5 tahun terakhir yang dibuktikan dengan Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi.
 Belum pernah menjabat sebagai Presiden atau Wakil Presiden selama 2 (dua) kali
masa jabatan dalam jabatan yang sama.
 Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945.
 Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
 Berusia sekurang-kurangnya 35 (tiga puluh lima) tahun.
 Berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah
(MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau
bentuk lain yang sederajat.
 Bukan bekas anggota organisasi terlarang Partai Komunis Indonesia, termasuk
organisasi massanya, atau bukan orang yang terlibat langsung dalam G30S/PKI.
 Memiliki visi, misi, dan program dalam melaksanakan pemerintahan negara Republik
Indonesia.

12. MPR wajib memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden jika MK sudah
memeriksa, memutus, dan mengadili bahwa memang terbukti Presiden dan/atau Wakil
Presiden telah melakukan pelanggaran hukum sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Jawab : Salah, Karena sebelum MPR menyelenggarakan sidang untuk memutuskan
pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden, MPR menerima usul dari DPR
terlebih dahulu.

13. Jika Peraturan Pemerintah sebagai Pengganti Undang-Undang tidak mendapat


persetujuan DPR, sedangkan Presiden menilai keadaan mengharuskan tetap adanya
peraturan tersebut, maka Peraturan Pemerintah sebagai Pengganti Undang-Undang
tersebut dinyatakan tetap berlaku.

Jawab : Salah

14. Sesuai dengan Ketetapan MPR RI Nomor VII/MPR/2000 tentang Peran Tentara
Nasional Indonesia dan Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia, Tentara Nasional
Indonesia dipimpin oleh seorang Panglima yang diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

Jawab : Benar, Tentara Nasional Indonesia dipimpin oleh seorang Panglima yang
diangkat dan diberhentikan oleh Presiden setelah mendapat persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat., sesuai dengan Ketetapan MPR RI Nomor VII/MPR/2000 tentang
Peran Tentara Nasional Indonesia dan Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia.

15. Anggota Tentara Nasional Indonesia tidak menggunakan hak memilih dan dipilih.
Dengan demikian, anggota Tentara Nasional Indonesia tidak dapat menduduki jabatan
sipil walaupun yang bersangkutan telah mengundurkan diri atau pensiun dari dinas
ketentaraan.

Jawab : Salah dalam Ketetapan MPR RI Nomor VII/MPR/2000 Pasal 5 ayat 5


disebutkan “Anggota Tentara Nasional Indoneisa hanya dapat menduduki jabatan sipil
setelah mengundurkan diri atau pension dari dinas ketentaraan”

16. Setelah perubahan, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
terdiri dari Pembukaan dan Pasal-pasal.
Jawab : Benar

17. Calon Presiden dan calon Wakil Presiden tidak mesti seorang warga negara Indonesia
sejak kelahirannya, karena yang paling utama adalah tidak pernah menerima
kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri.

Jawab : Salah, karena dalam Syarat Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia
menurut UU No 42 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden
disebutkan “Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima
kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri”

18. Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh rakyat sebagai kekuatan utama, dan Tentara Nasional
Indonesia serta Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan pendukung.

Jawab : Salah, dalam Ketetapan MPR RI Nomor VII/MPR/2000, Pasal 1

Jatidiri Tentara Nasional Indonesia

(1) Tentara Nasional Indonesia merupakan bagian dari rakyat, lahir dan berjuang
bersama rakyat demi membela kepentingan negara.

(2) Tentara Nasional Indonesia berperan sebagai komponen utama dalam sistem
pertahanan Negara.

(3) Tentara Nasional Indonesia wajib memiliki kemampuan dan keterampilan secara
profesional sesuai dengan peran dan fungsinya.

19. satu tujuan pembentukan Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003 adalah menetapkan
keberadaan (eksistensi) dari Ketetapan MPRS dan Ketetapan MPR RI untuk saat ini dan
masa yang akan datang.

Jawab : Benar, Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003 menetapkan“KETETAPAN


MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TENTANG
PENINJAUAN TERHADAP MATERI DAN STATUS HUKUM KETETAPAN MAJELIS
PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA DAN KETETAPAN MAJELIS
PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1960 SAMPAI
DENGAN TAHUN 2002”

20. Pahlawan Ampera sebagaimana dimaksud dalam Ketetapan MPRS Nomor


XXIX/MPRS/1966 adalah setiap korban perjuangan menegakkan dan melaksanakan
amanat penderitaan rakyat yang telah gugur dalam merebut kemerdekaan bangsa
Indonesia pada tahun 1945.

Jawab : Salah, dalam Ketetapan MPRS Nomor XXIX/MPRS/1966Pasal 1 Menetapkan


bahwa setiap korban perjuangan menegakkan dan melaksanakan Amanat Penderitaan
Rakyat dalam melanjutkan pelaksanaan Revolusi 1945 mencapai masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila, adalah:PAHLAWAN AMPERA

21. satu latar belakang dilakukannya perubahan Undang-Undang Dasar 1945 adalah karena
rumusan tentang semangat para penyelenggara negara belum cukup didukung ketentuan
konstitusi.

Jawab : Benar

22. Pada saat rapat paripurna MPR, Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak mendapat
kesempatan untuk memberikan penjelasan atas pendapat DPR dan putusan MK bahwa
dirinya telah melakukan pelanggaran sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Jawab : Salah, dalam UUD 1945 Pasal 7B ayat 7, bahwa Presiden dan/atau Wakil
Presiden diberi kesempatan menyampaikan penjelasan

23. Perubahan Undang-Undang Dasar mencakup pasal-pasal, oleh sebab itu pasal-pasal yang
mengatur mengenai bendera, lagu kebangsaan, dan lambang negara dapat dilakukan
perubahan.

Jawab : Benar
24. Substansi Pasal 4 Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003 adalah Ketetapan MPRS dan
Ketetapan MPR RI yang dinyatakan tetap berlaku dengan ketentuan.

Jawab : Benar, Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan


Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia yang tetap berlaku sampai dengan
terbentuknya undang-undang:

1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Republik Indonesia Nomor


XXIX/MPRS/1966 tentang Pengangkatan Pahlawan Ampera tetap berlaku dengan
menghargai Pahlawan Ampera yang telah ditetapkan dan sampai terbentuknya
undang-undang tentang pemberian gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan.
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor
XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme sampai terlaksananya seluruh ketentuan dalam Ketetapan
tersebut.

3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor


XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian,
dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang Berkeadilan, serta Perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
sampai dengan terbentuknya undang-undang tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 18, 18A, dan 18B Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

4. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor


III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-
undangan.

5. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor V/MPR/2000


tentang Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Nasional.

6. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor


VI/MPR/2000 tentang Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia sampai terbentuknya undang-undang yang terkait.

7. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor


VII/MPR/2000 tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan Peran Kepolisian
Negara Republik Indonesia sampai terbentuknya undang-undang yang terkait dengan
penyempurnaan Pasal 5 ayat (4) dan Pasal 10 ayat (2) dari Ketetapan tersebut yang
disesuaikan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

8. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor


VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

9. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor


VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan.

10.Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor


VIII/MPR/2001 tentang Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan dan
Pencegahan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme sampai terlaksananya seluruh ketentuan
dalam Ketetapan tersebut.

11.Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor


IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam
sampai terlaksananya seluruh ketentuan dalam Ketetapan tersebut.

25. Ketetapan MPR RI Nomor XIII/MPR/1998 tentang Pembatasan Masa Jabatan Presiden
dan Wakil Presiden Republik Indonesia adalah contoh Ketetapan MPR RI yang dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku karena Ketetapan MPR RI tersebut telah berakhir masa
berlakunya.

Jawab : Salah, karena Ketetapan MPR RI Nomor XIII/MPR/1998 tetap berlaku sampai
sekarang sesuai pasal 7 UUD 1945 dimana Presiden / Wakil presiden menjabat selama 5
tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 periode.

26. Pemberlakuan kembali Undang-Undang Dasar 1945 ditetapkan melalui Dekrit Presiden
tanggal 5 Juli 1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959 oleh
MPRS

Jawab : Salah, dalam Dekrit Presiden yang diumumkan oleh Soekarno pada tanggal 5
Juli 1959 mengenai kembali ke UUD 1945, yang dimana pada tanggal 22 April 1959
Presiden Soekarno menyampaikan amanatnya dalam siding Pleno di hadapan
Konstituante, dimana isi pokok pidato tersebut adalah anjuran presiden agar konstituante
kembali ke UUD 1945

27. Yang berhak mengajukan calon Presiden dan calon Wakil Presiden adalah partai politik
atau gabungan partai politik yang ada di Indonesia.

Jawab : benar, Pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai
politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum legislatif. Untuk dapat
mengusulkan, partai politik atau gabungan partai politik harus memperoleh sekurang-
kurangnya 5% suara suara secara nasional atau 3% kursi Dewan Perwakilan Rakyat.
Pasangan calon presiden dan wakil presiden yang mendapatkan suara lebih dari 50% dari
jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya 20% suara di setiap provinsi
yang tersebar di lebih dari 50% jumlah provinsi di Indonesia, dilantik menjadi presiden
dan wakil presiden. Apabila tidak ada pasangan calon presiden dan wakil presiden
terpilih, dua pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dalam
pemilihan umum dipilih oleh rakyat secara langsung dan pasangan yang memperoleh
suara rakyat terbanyak dilantik sebagai presiden dan wakil presiden.

NO 28 - 54
28. Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tidak disahkan oleh
Presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak rancangan undang-undang tersebut
disetujui, maka rancangan undang-undang tersebut dinyatakan batal dan tidak boleh
diundangkan.
Jawab : Salah. Meskipun tidak di tanda tangani oleh presiden, RUU tetap sah menjadi
UU dan wajib dilaksanakan.

29. Peninjauan terhadap materi dan status hukum Ketetapan MPRS dan Ketetapan MPR RI
dari tahun 1960 sampai dengan tahun 2002 merupakan amanat dari Pasal I Aturan
Peralihan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Jawab : Benar.

30. Pembentukan sebuah provinsi dapat dilakukan dengan memiliki paling sedikitnya 5
(lima) kabupaten/kota.
Jawab : Benar. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 78 Tahun
2007

31. Kesepakatan dasar MPR untuk tetap mempertahankan bentuk negara kesatuan yakni
Negara Kesatuan Republik Indonesia didasari pertimbangan bahwa negara Indonesia
sudah lama dijajah oleh Belanda.
Jawab : Salah. Didasari oleh pertimbangan bahwa negara indonesia adalah negara
kepulauan.

32. Ketentuan bahwa calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau
gabungan partai politik peserta pemilihan umum tidak menutup peluang munculnya
calon Presiden dan Wakil Presiden dari kalangan non partai sepanjang diusulkan oleh
partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum.
Jawab : Betul. Calon presiden dan waki presiden harus diusung oleh partai politik.

33. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh pemerintah.


Jawab : Betul. Sesuai dengan UUD pasal 34 ayat 1
34. Setelah perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, MPR
masih dapat mengeluarkan Ketetapan MPR yang bersifat mengatur (regeling).
Jawab : Salah. TAP MPR bersifat penetapan.

35. Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan
Bebas KKN dikelompokkan ke dalam Pasal 4 Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003,
yaitu Ketetapan MPRS dan Ketetapan MPR RI yang dinyatakan masih berlaku sampai
dengan terbentuknya undang-undang. Karena sudah ada undang-undang tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, maka Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998
dinyatakan sudah tidak berlaku lagi. :
Jawab :

36. Yang dimaksud dengan sistem checks and balances adalah saling mengawasi dan
mengimbangi antarlembaga negara agar dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya
sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar 1945.
Jawab : Benar. Agar tercipta keseimbangan antar lembaga negara.

37. Rapat MPR dinyatakan sah walaupun hanya dihadiri oleh anggota MPR yang berasal
dari anggota DPR, sepanjang kuorum rapat telah terpenuhi
Jawab : Benar. Anggota MPR berasal dari anggota DPR dan anggota DPD.

38. Rehabilitasi adalah pemulihan nama baik seseorang yang telah menjalani hukuman
akibat dugaan pelanggaran hukum yang dilakukannya tetapi di kemudian hari ternyata
yang bersangkutan dinyatakan tidak bersalah
Jawab : Benar. Sesuai dengan pengertian rehabilitasi.

39. Substansi Pasal 2 Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003 adalah Ketetapan MPRS dan
Ketetapan MPR RI yang dinyatakan tetap berlaku sampai dengan terbentuknya undang-
undang.
Jawab : Benar. Sudah sesuai

40. Di dalam Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi


Daerah; Pengaturan, Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang
Berkeadilan; serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia, yang berwenang mengelola sumber daya nasional dan
bertanggung memelihara kelestarian lingkungan adalah Pemerintah Pusat. :
Jawab : Salah. Pemerintah daerah berwenang mengelola sumber daya nasional dan
bertanggung memelihara kelestarian lingkungan sesuai pasal 5.

41. Sebelum perubahan, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
terdiri dari Pembukaan, Batang Tubuh, dan Penjelasan.
Jawab : Benar. Setelah amandemen, penjelasan dihilangkan.

42. Amnesti adalah pengampunan yang diberikan oleh Presiden kepada seseorang atau
sekelompok orang yang diduga telah melakukan pelanggaran hukum dan kepadanya
telah dilakukan proses peradilan, tetapi belum ada putusan hukum yang bersifat tetap.
Jawab : Salah. Amnesti diberikan baik telah dan belum dilakukan proses peradilan,
sudah atau belum ada putusan hukum.

43. Presiden berwenang mensahkan undang-undang yang telah dibahas dan disetujui
bersama antara DPR dengan Presiden menjadi undang-undang.
Jawab : Betul. Sudah sesuai

44. Ketetapan MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia,
Pernyataan Sebagai Organisasi Terlarang di Seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia
bagi Partai Komunis Indonesia dan Larangan Setiap Kegiatan untuk Menyebarkan atau
Mengembangkan Faham atau Ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme dinyatakan
tetap berlaku dengan ketentuan, oleh karena itu mata kuliah yang mengajarkan
ideologi Marxisme di Perguruan Tinggi tidak boleh disampaikan.
Jawab : Salah. Sesuai pasal 3 bahwa kegiatan mempelajari secara ilmiah ideologi
Marxisme-Leninisme dalam rangka mengamankan Pancasila dapat dilakukan secara
terpimpin dengan ketentuan.

45. Sesuai dengan Ketetapan MPR RI Nomor VII/MPR/2000 tentang Peran Tentara Nasional
Indonesia dan Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia, Tentara Nasional Indonesia
memberikan bantuan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas
keamanan atas permintaan yang diatur dalam undang-undang.
Jawab : Benar. Sesuai dengan pasal 4.

46. Rumusan DIATUR DALAM UNDANG-UNDANG yang terdapat dalam pasal atau ayat
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diberi makna hal yang
diatur dalam ketentuan itu harus dirumuskan dalam sebuah undang-undang yang
khusus diterbitkan untuk kepentingan itu.
Jawab : Benar. Sesuai dengan perundang-undangan.

47. Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan usul pemberhentian Gubernur, Bupati,
atau Walikota jika Dewan Perwakilan Daerah menilai Gubernur, Bupati, atau Walikota
tidak cakap dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan di
daerah. Jawab : Salah. Yang mengusulkan pemberhentian Gubernur, Bupati atau
walikota adalah DPRD.

48. Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dengan


Peraturan Presiden.
Jawab : Salah. Diatur dalam Undang Undang RI No 39 Tahun 2008

49. Walaupun sudah ada undang-undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan
Bebas KKN masih tetap berlaku karena belum seluruh amanat dari Ketetapan tersebut
dilaksanakan.
Jawab : Salah. Sudah berubah menjadi Undang Undang no 7 Tahun 2006

50. Setelah perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 maka
tata urutan peraturan perundang-undangan adalah: Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Ketetapan MPR, UU, Perpu, Peraturan Pemerintah,
Keputusan Presiden, dan Peraturan Daerah.
Jawab :Benar. Sesuai dengan Undang Undang No 12 Tahun 2011

51. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk pertama kali
disahkan pada tanggal 17 Agustus 1945 bersamaan dengan Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia.
Jawab : Salah. Tanggal 18 Agustus 1945
52. Yang dimaksud dengan pernyataan Indonesia adalah negara hukum adalah setiap sikap,
kebijakan, dan perilaku alat negara dan penduduk, baik warga negara maupun orang
asing yang berada di Indonesia harus berdasar dan sesuai hukum yang berlaku di
Indonesia.
Jawab : Benar. Telah jelas.

53. Sebelum perubahan Undang-Undang Dasar 1945, kekuasaan membentuk undang-


undang berada di tangan Presiden dengan persetujuan DPR.
Jawab : Benar. Sesuai dengan yang terjadi pada UUDS.
54. Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar dilakukan dengan
persetujuan sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu dari jumlah anggota
Majelis Permusyawaratan Rakyat yang hadir dalam Sidang Majelis Permusyawaratan
Rakyat.
Jawab : Salah. Sesuai dengan pasal 37 ayat 1. 1/3 dari jumlah anggota MPR.

No 82 - 108
82. Setelah perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, MPR
tidak akan pernah lagi memilih Presiden dan/atau Wakil Presiden.
Jawab : Benar. Karena Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara
langsung oleh rakyat.

83. Negara memiliki suatu Bank Indonesia yang susunan, kedudukan, kewenangan,
tanggung , dan independensinya diatur dengan undang-undang.
Jawab : Benar. Karena Bank Indonesia mempunyai kebebasan penuh dalam
melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam Undang
– Undang Republik Indonesia No. 6/2009.

84. DPR berwenang mensahkan rancangan undang-undang yang telah dibahas dan
disetujui bersama antara DPR dengan Presiden menjadi undang-undang.
Jawab : Salah. Karena yang mempunyai wewenang mengesahkan RUU adalah Presiden.

85. Ketetapan MPR RI Nomor V/MPR/2000 tentang Pemantapan Persatuan dan Kesatuan
Nasional menugaskan kepada Presiden untuk merumuskan visi Indonesia masa depan
yang kemudian harus disosialisasikan melalui proses pembudayaan untuk
menumbuhkan kesadaran terhadap visi tersebut.
Jawab : Salah. Karena merupakan tugas Badan Pekerja Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia.

86. Setelah perubahan Undang-Undang Dasar 1945, MPR merupakan lembaga negara yang
berkedudukan setara dengan lembaga negara lainnya.
Jawab : Benar. Karena setelah UUD 1945 diamandemen tidak ada istilah Lembaga
Tertinggi, yang ada hanya Lembaga Negara.

87. Pengambilan putusan MPR berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat


bertentangan dengan rumusan Pasal 2 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang
menyatakan, Segala putusan MPR ditetapkan dengan suara yang terbanyak.
Jawab : Salah. Karena musyawarah sama halnya dengan mengambil keputusan sesuai
dengan suara terbanyak.

88. Seorang anak yang lahir dari orang asing yang sudah menjadi warga negara Indonesia
diperbolehkan menjadi calon Presiden dan calon Wakil Presiden sepanjang persyaratan
yang ditentukan Undang-Undang Dasar 1945 dipenuhinya.
Jawab : Benar. Karena sejak kelahirannya anak itu sudah menjadi WNI dan tidak pernah
menerima kewarganegaraan lain, serta tidak pernah mengkhianati Negara maka boleh
mencalonkan Presiden dan Wapres.

89. Jika undang-undang yang mengatur tentang pemberian gelar, tanda jasa, dan lain-lain
tanda kehormatan sudah terbentuk, maka Ketetapan MPRS Nomor XXIX/MPRS/1966
tentang Pengangkatan Pahlawan Ampera menjadi tidak berlaku lagi.
Jawaban : Benar. Karena dengan adanya UU tersebut dapat memperjelas konsepsi
dimana tercantum syarat khusus dan syarat umum serta kriteria dalam pemberian
penghormatan dan penghargaan.

90. satu pertimbangan ditetapkannya Ketetapan MPR RI Nomor VI/MPR/2000 adalah


Ketetapan MPR yang mengatur tentang Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah bahwa peran sosial politik dalam
dwifungsi ABRI menyebabkan terjadinya penyimpangan peran dan fungsi Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berakibat tidak
berkembangnya sendi-sendi demokrasi dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat.
Jawab : Benar. Karena seharusnya TNI dan Kepolisisan Negara Republik Indonesia
mempunyai peran dan fungsi masing – masing sehingga ditetapkannya Ketetapan MPR
tersebut.

91. satu latar belakang dilakukannya perubahan Undang-Undang Dasar 1945 adalah karena
kekuasaan tertinggi di tangan MPR.
Jawab : Benar. Karena hal itu berakibattidak terjadinya checks and balance pada
institusi ketatanegaraan sehingga menyebabkan kekuasaan pemerintahan seakan tidak
memiliki hubungan dengan rakyat.

92. Dengan masuknya rumusan orang asing yang tinggal di Indonesia sebagai penduduk
Indonesia, orang asing yang menetap di wilayah Indonesia mempunyai status hukum
sebagai penduduk Indonesia.
Jawab : Benar. Karena tercantum dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor
24 Tahun 2013 hasil perubahan atas Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan

93. Tentara Nasional Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan
hukum.
Jawab : Salah. Karena yang bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat
serta menegakkan hukum adalah POLRI.

94. Ketetapan MPR RI Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka
Demokrasi Ekonomi, dinyatakan tetap berlaku dengan ketentuan. Dengan demikian di
Indonesia tidak boleh ada lagi pengusaha besar dan Badan Usaha Milik Negara yang
diberikan kesempatan untuk berusaha dan mengelola sumber daya alam.
Jawab : Salah. Karena pengusaha besar dan BUMN mempunyai hak untuk berusaha dan
mengelola SDA dengan cara sehat dan bermitra dengan pengusaha kecil, menengah
dna koperasi.
95. Ketetapan MPR RI Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia adalah contoh
Ketetapan MPR RI yang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku karena telah diatur di
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Jawab : Benar. Karena telah dibentuk Undang – Undang No 39 tahun 1999 untuk
mengimplementasikan amanat dari Ketetapan MPR – RI Nomor XVII/MPR/1998 tentang
HAM.

96. Kata PEMBUKAAN merupakan penyebutan resmi untuk menunjuk Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Istilah lain yang dipakai adalah
MUKADIMAH sebagaimana tercantum dalam naskah asli Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Jawab : Salah. Karena Mukadimah merupakan istilah yang digunakan dalam Piagam
Jakarta.

97. MPR terdiri dari anggota DPR dan anggota DPD, serta sebagian anggota yang diangkat
oleh Presiden.
Jawab : Salah. Karena anggota MPR hanya terdiri dari anggota DPR dan anggota DPD
yang dipilih melalui pemilihan langsung.

98. Calon Presiden dan Wakil Presiden dapat diusulkan oleh gabungan partai politik peserta
pemilihan umum dimaksudkan untuk membangun kesepahaman, kebersamaan, dan
kesatuan di kalangan partai-partai politik dalam melakukan perjuangan politik.
Jawab : Benar. Karena untuk mewujudkan fungsi dari partai politik itu sendiri dan
diharapkan dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam
melaksanakan demokrasi.

99. Kuorum rapat bagi MPR untuk mengambil keputusan atas usul pemberhentian Presiden
dan/atau Wakil Presiden adalah dihadiri sekurang-kurangnya ¾ dari jumlah anggota
MPR.
Jawab : Benar. Karena sudah tertera jelas pada Pasal 7B ayat (7)
100. Ketetapan MPR RI Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka
Demokrasi Ekonomi, dinyatakan tetap berlaku dengan ketentuan. Dengan demikian,
pinjaman luar negeri oleh pihak swasta tetap diperkenankan dengan ketentuan atas
sepengetahuan pemerintah karena pemerintah merupakan penjamin atas utang-utang
swasta tersebut.
Jawab : Salah. Karena yang bertanggung jawab sepenuhnya adalah yang bersangkutan
selaku debitur bukan pemerintah.

101. Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah partai politik.
Jawab : Benar. Karena sudah tertera jelas pada Undang – Undang Republik Indonesia
Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

102. Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Keuangan adalah pelaksana
tugas kepresidenan jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan,
atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan.
Jawab : Salah. Karena yang menjadi pelaksana tugas kepresidenan adalah Menteri Luar
Negeri, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertahanan bukan Menteri Keuangan.
Tercantum pada Pasal 8 ayat (3”)

103. Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Jawab : Salah. Karena pajak dan pungutan lain yang sifatnya memaksa untuk keperluan
Negara diatur dengan undang – undang bukan Peraturan Pemerintah. Tercantum pada
Pasal 23A

104. satu substansi Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan


Otonomi Daerah; Pengaturan, Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional
yang Berkeadilan; serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan
sumber daya nasional antara pusat dan daerah dilaksanakan secara adil untuk
kemakmuran masyarakat daerah dan bangsa secara keseluruhan. Dengan demikian,
setiap daerah harus mendapatkan anggaran yang sama besar untuk melaksanakan
pembangunan di daerah.
Jawab : Salah. Karena Pasal 4 berbunyi Perimbangan keuangan pusat dan daerah
dilaksanakan dengan memperhatikan potensi daerah, luas daerah, keadaan geografi,
jumlah penduduk dan tingkat pendapatan masyarakat di daerah.

105. satu rekomendasi dari Ketetapan MPR RI Nomor VIII/MPR/2001 tentang Rekomendasi
Arah Kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan KKN adalah membentuk undang-
undang beserta peraturan pelaksanaannya yang memuat antara lain kebebasan
mendapatkan informasi.
Jawab : Benar. Karena tercantum pada muatan Pasal 2 ayat (6).

106. Bagi seseorang yang menderita sakit, maka yang bersangkutan dapat mewakilkan hak
pilihnya kepada seseorang yang dipercayainya dalam pemilihan umum.
Jawab : Salah. Karena sebagaimana hal ini telah diatur dalam PKPU Nomor 3 Tahun
2019 Pasal 221 tentang Perhitungan dan Pemungutan Suara, bahwa seseorang yang
sakit tetap memberikan suara dengan didatangi oleh Saksi dan/atau Pengawas TPS.

107. Kata PEMBUKAAN merupakan penyebutan resmi untuk menunjuk Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Istilah lain yang dipakai adalah
PREAMBULE sebagaimana tercantum dalam naskah asli Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Jawab : Benar. Karena memang sudah tercantum dan terbukti kebenarannya.

108. Adanya ketentuan usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat
diajukan oleh DPR kepada MPR hanya dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan
kepada MK dilatarbelakangi untuk melaksanakan prinsip saling mengawasi dan saling
mengimbangi antarlembaga negara, serta paham mengenai negara hukum.
Jawab : Benar. Karena sudah tercantum jelas dalam ketentuan Pasal 7B ayat (1).

No 109 – 135
109. satu rekomendasi dari Ketetapan MPR RI Nomor VIII/MPR/2001 tentang Rekomendasi
Arah Kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan KKN adalah membentuk undang-
undang beserta peraturan pelaksanaannya yang memuat antara lain Ombudsman. :

 Menurut pendapat saya langkah pemerintah dalam memberikan “Rekomendasi


Arah Kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan KKN adalah membentuk
undang-undang beserta peraturan pelaksanaannya yang memuat antara lain
Ombudsman” adalah benar. Karena Ombusdman itu sendiri merupakan
lembaga negara di Indonesia yang mempunyai kewenangan mengawasi
penyelenggaraan pelayanan publik baik yang diselenggarakan oleh
penyelenggara negara dan pemerintahan, termasuk yang diselenggarakan
oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan Hukum
Milik Negara serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas
menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang sebagian atau seluruh
dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Oleh karena itu dengan
adanya Lembaga ini, maka setiap gerak gerik pegawai yg merugikan akan lebih
bisa terawasi.

110. satu rekomendasi dari Ketetapan MPR RI Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaruan
Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam adalah menugaskan kepada DPR bersama
Presiden untuk segera mengatur lebih lanjut pelaksanaan pembaruan agraria dan
pengelolaan sumber daya alam serta mencabut, mengubah dan/atau mengganti semua
undang-undang dan peraturan pelaksanaannya yang tidak sejalan dengan Ketetapan
MPR RI ini. :

 Menurut pendapat saya rekomendasi diatas adalah benar, karena jika melihat
lebih jauh terdapat ideologi penguasaan dan pemanfaatan sumber daya alam
sebagaiaman terwujud dalam Alinea IV Pembukaan dan dijabarkan lagi pada
UUD RI Tahun 1945 Pasal 33 ayat 3 yang dimana mengandung prinsip-prinsip
dasar pengelolaan sumber daya alam yang berkeadilan, demokratis, dan
berkelanjutan yang kemudian diuraikan lebih lanjut pada Ketetapan MPR RI
Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya
Alam. Dengan demikian untuk menindak lanjutin rekomendasi tersebut,
Pemerintah Bersama DPR RI wajib segera melakukan aksi dengan mereformasi
semua perundang-undagan di bidang pengelolaan sumber daya alam dengan
merujuk pada prinsip berkeadilan, demokratis, dan bekerlanjutan untuk
menjamin kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Mengapa demikian, karena
sejatinya segala hal yang dilakukan Pemerintah tentu ditujukan untuk rakyat
dan negaranya.

111. satu wewenang Mahkamah Agung adalah menguji peraturan perundang-undangan di


bawah undang-undang terhadap undang-undang. :

 Menurut pendapat saya wewenang MA tersebut benar. Sesuai dengan yang


terdapat pada Pasal 24 A ayat (1) UUD RI Tahun 1945 “Mengadili pada tingkat
kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang
terhadap undang-undang, dan mempunyai kewenangan lain yang diberikan
oleh UU.”

112. Calon hakim agung diusulkan oleh Ketua Mahkamah Agung kepada Dewan Perwakilan
Rakyat untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai hakim
agung oleh Presiden. :

 Menurut pendapat saya kalimat diatas adalah salah. Sesuai dengan Pasal 24
ayat (3) UUD RI Tahun 1945 “Calon hakim agung diusulkan Komisi Yudisial
kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk mendapatkan persetujuan dan
selanjutnya ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden.”Sehingga proses
pemilihan yang seharusnya yaitu, MA mengajukan permintaan calon hakim
agung kepada DPR, kemudian KY melaksanakan tugasnya dalam proses seleksi
selanjutnya KY mengusulkan nama calon hakim agung kepada DPR, yang mana
Presiden akan melakukan penetapan setelah mendapat persetujuan dari DPR.

113. Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat. :
 Menurut pendapat saya pernyataan diatas adalah salah. Sesuai dengan Pasal 33
ayat (1) UUD RI Tahun 1945 menyebutkan bahwa “Ketua, Wakil Ketua, Anggota
Komisi Yudisial diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatannya oleh
Presiden dengan persetujuan DPR, atas usul Komisi Yudisial dengan
alasan:”Dengan demikian Presiden membutuhkan persetujuan DPR bukan lagi
mempertimbangkan apabila baik ketua, wakil, maupun anggota KY melakukan
pelanggaran dan diberhentikan secara tidak hormat.

114. satu substansi dari Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara
Negara yang Bersih dan Bebas KKN adalah untuk menghindarkan praktek-praktek KKN,
seseorang yang dipercaya menjabat suatu jabatan dalam penyelenggaraan negara
harus bersumpah sesuai dengan agamanya, harus mengumumkan dan bersedia
diperiksa kekayaannya sebelum dan setelah menjabat. :

 Menurut pendapat saya subtansi diatas adalah benar. Seseorang yang hendak
menjabat suatu jabatan perlu melakukan sumpah sesuai dengan agamanya, hal
ini dilakukan karena suatu sumpah atau janji merupakan kesanggupan untuk
mentaati keharusan atau untuk tidak melakukan larangan yang ditentukan.
Karena sumpah atau janji tersebut diikrarkan menurut kepercayaannya
terhadap Tuhan YME maka seseorang tersebut tidak hanya sanggup terhadap
atasan yang berwenang tetapi juga kesanggupan terhadap Tuhan. Sedangkan
para seseorang bersedia untuk diperiksa kekayaan sebelum dan setelah
menjabat dilakukan sebagai control dan salah satu mekanisme untuk menilai
kejujuran dan integritas penyelenggara Negara.

115. Ketetapan MPR RI Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka
Demokrasi Ekonomi, dinyatakan tetap berlaku dengan ketentuan Pemerintah
berkewajiban mendorong keberpihakan politik ekonomi yang lebih memberikan
kesempatan dukungan dan pengembangan ekonomi usaha besar untuk mempercepat
pertumbuhan ekonomi dan karenanya dapat segera meningkatkan kesejahteraan
rakyat. :
 Menurut pendapat saya pernyataan diatas adalah salah. Karena dalam
Ketetapan MPR RI Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka
Demokrasi Ekonomi bukan ekonomi usaha besar yang diprioritaskan tetapi
justru politik ekonomi lebih memberikan kesempatan, dukungan, dan
pengembangan ekonomi rakyat yang mencakup koperasi, usaha kecil, dan
menengah sebagai pilar utama pembangunan ekonomi nasional.

116. Jika Mahkamah Konstitusi dipandang telah keliru dalam memutus suatu perkara, maka
masih terdapat upaya hukum agar Mahkamah Konstitusi melakukan peninjauan
kembali atas putusan yang telah dihasilkannya. :

 Menurut pendapat saya pernyataan diatas adalah salah. Karena peninjauan


kembali (PK) merupakan salah satu tugas Mahkamah Agung yang terdapat
dalam Pasal 28 ayat (1) huruf c UU No.14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah
Agung sebagaimana yang telah diubah terakhir kalinya dengan UU No.3 Tahun
2009 berbunyi “MA bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus
permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.“ Dari kutipan tersebut jelas bahwa bukan MK yang
memiliki tugas untuk mengadakan peninjauan kembali tetapi MA.

117. Keputusan MPR atas usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden harus
diambil dalam rapat paripurna MPR yang dihadiri sekurang-kurangnya ¾ dari jumlah
anggota MPR dan disetujui oleh sekurangnya-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang
hadir. :

 Menurut pendapat saya pernyataan diatas adalah benar. Sesuai dengan yang
terdapat dalam Pasal 7A s/d 7B UUD RI Tahun 1945 Tentang Pemberhentian
Presiden.

118. Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Majelis Permusyawaratan


Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil
Presiden, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. :
 Menururt pendapat saya pernyataan diatas adalah salah. Karena sesuai dengan
UU RI No.12 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
berbunyi: “bahwa sesuai dengan tuntutan dan perkembangan dinamika
masyarakat sebagaimana dituangkan dalam perubahan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemilihan umum diselenggarakan
untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta memilih Presiden dan Wakil
Presiden”. Sehingga pemilu tidak diselenggarakan untuk memilih MPR, karena
MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilu.
Keanggotaan MPR diresmikan dengan keputusan Presiden sesuia dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

119. Sesuai dengan Ketetapan MPR RI Nomor III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan
Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan, Mahkamah Konstitusi berwenang
menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar 1945. :

 Menurut pendapat saya pernyataan diatas adalah salah. Karena sesuai dengan
Ketetapan MPR RI Nomor III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata
Urutan Peraturan Perundang-Undangan “Majelis Permusyawaratan Rakyat
berwenang menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar 1945, dan
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat.” Sehingga pernyataan tentang MK
berwenang menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar 1945 tidak
benar.

120. satu rekomendasi dari Ketetapan MPR RI Nomor VIII/MPR/2001 tentang Rekomendasi
Arah Kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan KKN adalah membentuk undang-
undang beserta peraturan pelaksanaannya yang memuat antara lain kejahatan
terorganisasi. :
 Menurut pendapat saya pernyataan diatas adalah benar. Sesuai dengan
Ketetapan MPR RI Nomor VIII/MPR/2001 tentang Rekomendasi Arah Kebijakan
Pemberantasan dan Pencegahan KKN salah satu cara untuk membantu
percepatan dan efektivitas pelaksanaan pemberantasan dan pencegahan
korupsi salah satunya dengan adanya kejahatan terorganisasi.

121. Ketetapan MPR RI Nomor XIII/MPR/1998 tentang Pembatasan Masa Jabatan Presiden
dan Wakil Presiden Republik Indonesia adalah contoh Ketetapan MPR RI yang dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku karena Ketetapan MPR RI tersebut telah berakhir masa
berlakunya. an: .

 Menurut pendapat saya pernyataan diatas adalah salah. Sesuai dengan


Ketetapan MPR RI Nomor XIII/MPR/1998 tentang Pembatasan Masa Jabatan
Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia memutuskan menetapkan
Presiden dan Wakil Presiden RI memegang jabatan selama lima tahun dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya untuk satu
kali masa jabatan

122. Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya
dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.
Yang dimaksud dengan “2 (dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama” adalah
yang bersangkutan belum pernah menjabat dalam jabatan yang sama selama dua kali
masa jabatan, secara berturut-turut. Sedangkan jika tidak berturut-turut, maka yang
bersangkutan dapat kembali dicalonkan sebagai calon Presiden atau Wakil Presiden. an:

 Menurut pendapat saya pernyataan diatas adalah benar. Sesuai dengan


Ketetapan MPR RI Nomor XIII/MPR/1998 tentang Pembatasan Masa Jabatan
Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia memutuskan menetapkan
Presiden dan Wakil Presiden RI memegang jabatan selama lima tahun dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya untuk satu
kali masa jabatan
123. satu ciri dari negara hukum adalah penegakan hukum dengan cara yang tidak
bertentangan dengan hukum atau lebih dikenal dengan sebutan Due process of law. Ini
berarti, seseorang tidak dapat dijatuhi hukuman atas perbuatan yang dilakukannya
apabila tidak terdapat aturan yang mengatur tentang hal tersebut. an: .

 Menurut saya pernyataan diatas adalah benar. Due process of law adalah
proses hukum yang benar atau adil yang merupakan prinsip Hukum Acara
Pidana di Indonesia. Dalam KUHP terdapat beberapa asas yang ditujukan untuk
mencapai tujuan Due Process of Law. Bukan hanya KUHP yang menunjang
terciptanya proses peradilan yang adil namun juga ditemukan beberapa
undang-undang yang mendukung hal tersebut. Seperti contoh dalam Pasal 18
UU Hak Asasi Manusia No.39 Tahun 1999yang berbunyi : “Setiap orang
ditangkap, ditahan, dituntut, karena disangka melakukan tindak pidana berhak
dianggap tidak bersalah, sampai dibuktikan kesalahannya secara sah dalam
suatu sidang pengadilan dan diberikan segala jaminan hukum yang diperlukan
untuk membelanya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

124. Pasal 6A ayat (5) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menegaskan, tata cara pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden lebih lanjut
diatur dalam undang-undang. Dengan demikian, perlu dibuat ketentuan yang khusus
mengatur mengenai tata cara pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. an: .

 Menurut pendapat saya pernyataan diatas adalah salah. Penjelasan dari Pasal
6A ayat (5) UUD RI Tahun 1945 adalah bahwa semua hal tetang tata cara
pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden telah diatur dalam sebuah
undang-undang yakni UU No.42 Tahun 2008 Tentang PemilihanUmum Presiden
dan Wakil Presiden. Sehingga isi ayat dari pasal tersebut tidak memiliki maksud
untuk membuat ketentuan khusus dalam hal tata cara pelaksanaan pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden.

125. Sebelum dilakukan perubahan terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945, proses pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden hanya
melalui proses politik, tanpa ada pembuktian terlebih dahulu oleh pengadilan bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum. an: .

 Menurut saya pernaytaan diatas adalah benar. Karena pada saat masa orde
lama, Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh MPR yang berarti itu semua
adalah kewenangan MPR. Dan prosedur ini tidakk diatur secara rinci dalam UUD

126. Ketetapan MPR RI Nomor III/MPR/1998 tentang Pemilihan Umum merupakan satu
Ketetapan yang masuk dalam kategori Pasal 1 Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003
yang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku karena telah diatur di dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. an: .

 Menurut pendapat saya pernyataan diatas adalah salah. Ketetapan MPR RI


Nomor III/MPR/1998 tentang Pemilihan Umum termasuk dalam kategori Pasal 1
Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003 yang dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku karena peninjauan terhadap materi dan status hukum setiap Tap MPRS
dan Tap MPR serta untuk kepastian hukum.

127. Sebelum dilakukan perubahan terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945, seluruh lembaga tinggi negara, yaitu Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Pertimbangan Agung, Mahkamah Agung, dan Badan
Pemeriksa Keuangan, wajib menyampaikan laporan setiap tahun kepada MPR atas
pelaksanaan Garis-garis Besar Haluan Negara dan Ketetapan MPR lainnya. an: .

 Menurut pendapat saya pernyataan diatas adalah benar. Karena GGBHN


merupakan pola umum pembangunan yang ditetapkan oleh MPR, yang
berupaya untuk memberkikan arah bagi Negara dan Rakyat Indonesia dalam
melakukan pembangunan nasional dengan tujuan agar terwujud cita-cita
Bangsa Indonesia seperti yang tercantum dalam UUD RI Tahun 1945.

128. Segala putusan MPR diupayakan sejauh mungkin dengan jalan musyawarah untuk
mencapai mufakat. Putusan dengan suara terbanyak ditempuh apabila jalan
musyawarah untuk mencapai mufakat sudah tidak mungkin ditempuh karena adanya
perbedaaan pendapat yang sulit didekatkan atau karena faktor waktu. an: .
 Menurut pednapat saya pernyataan diatas dalah benar. Karena pada dasarnya
perbedaan pendapata merupakah hal wajar dalam proses pencarian keputusan,
oleh sebab itu apabila memang musyawarah untuk mufakat tidak berhasil maka
dapat menggunakan jalur vote.

129. Sebelum dilakukan perubahan terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945, sesuai dengan ketentuan Pasal 2 ayat (2), Majelis
Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibukota
negara, dan boleh bersidang lebih dari sekali dengan mengadakan persidangan
istimewa. Sidang Istimewa MPR diadakan hanya untuk memberhentikan Presiden
dan/atau Wakil Presiden. an:

 Menurut pendapat saya pernyataan diatas adalah salah. Karena pernyataan


diatas kurang tepat dengan isi dari pada Pasal 2 ayat (2) UUD RI Tahun 1945
yang berbunyi : “Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali
dalam lima tahun di ibukota negara.”Tidak ada kalimat lagi setelah kalimat
tersebut.

130. Untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya, Presiden menetapkan


Peraturan Pemerintah. Dengan demikian, Presiden hanya boleh menetapkan Peraturan
Pemerintah sepanjang diperintahkan oleh undang-undang. an: .

 Menurut pendapat saya pernyataan diatas adalah benar. Sesuai dengan Pasal 5
ayat (2) UUD RI Tahun 1945 yang berbunyi : “Presiden menetapkan Peraturan
Pemerintah untuk menjalankan Undang-undang sebagaimana mestinya.”

131. Tata urutan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia sebagaimana diatur


dalam Ketetapan MPR RI Nomor III/MPR/2000 adalah: Undang Undang Dasar 1945,
Ketetapan MPR RI, Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Daerah. an: .

 Menurut pendapat saya pernyataan diatas adalah salah. Karena tidak sesuai
dengan Ketetapan MPR RI Nomor III/MPR/2000. Seharusnya setelah Undang-
Undangn adalah Peraturan Pemerintah pengganti UU. UU dengan PP pengganti
UU adalah berbeda

132. Untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya, Presiden menetapkan


Peraturan Pemerintah. Selain itu, untuk menjalankan undang-undang, Presiden juga
dapat menetapkan Peraturan Presiden. an: .

 Menurut pendapat saya pernyataan diatas adalah benar. Karena muatan dalam
Peraturan Presiden adalah materi untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah.

133. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau
gabungan partai politik peserta pemilihan umum. Dengan demikian, seseorang yang
tidak masuk dalam keanggotaan partai politik tidak dapat dicalonkan sebagai calon
Presiden dan/atau calon Wakil Presiden. an: .

 Menurut pendapat saya pernyataan diatas adalah salah. Karena setiap WNI
memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk mencalonkan diri sebagai calon
Presiden, asalkan memenuhi persyaratan. Sesuai dengan Pasal 28D ayat (1) dan
(3) UUD RI Tahun 1945 Tentang Hak Asasi Manusia

134. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lima puluh
persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen
suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di
Indonesia, dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden. an: .

 Menurut pendapat saya pernyataan diatas adalaj salah. Karena sesuai dengan
Pasal 159 ayat (1) UU No.48 Tahun 2008 Tentang Penetapan Pasangan Calon
Presiden dan Wakil Presiden Terpilih berbunyi : “Pasangan Calon terpilih adalah
Pasangan Calon yang memperoleh suara lebih dari 50% (lima puluh persen) dari
jumlah suara dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dengan sedikitnya 20%
(dua puluh persen) suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari 1/2
(setengah) jumlah provinsi di Indonesia.”
135. Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut
agamanya, atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan sidang paripurna Majelis
Permusyawaratan Rakyat. Jika Majelis Permusyawaratan Rakyat tidak dapat bersidang,
Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut agamanya, atau berjanji dengan
sungguh-sungguh di hadapan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan
disaksikan oleh pimpinan Mahkamah Agung. an:

 Menurut pendapat saya pernyataan diatas adalah salah. Karena sesuai dengan
yang tercantum dalam Pasal 9 ayat (1) dan (2) UUD RI Tahun 1945 yang
berbunyi : (1) Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan wakil Presiden
bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat sebagai
berikut: “ (2) Jika Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan
Rakyat tidak dapat mengadakan sidang, Presiden dan Wakil Presiden
bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan
pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan disaksikan oleh Pimpinan
Mahkamah Agung.”

Anda mungkin juga menyukai