Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Hari/ Tanggal : Rabu, 9

Desember 2009
Kimia Analitik 1 Nama : Cahya Septyanti
NRP : G44080051
Rekan Kerja : Linda Trivana
Waktu : 08.00-11.00
Kelompok : B
Nama Asisten : Dery Suprayogi

ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK BAHAN ALAM DAN UJI


KELARUTAN

Teori dasar percobaan

Analisis kualitatif adalah suatu analisis yang membahas


identifikasi zat-zat atau senyawa yang terdapat dalam suatu
sampel. Pada dasarnya, analisis kualitatif adalah pemeriksaan
pendahuluan yang menghasilkan simpulan sementara,
sedangkan analisis sesungguhnya yang harus menghasilkan
simpulan definitif (Harjadi 1986). Uji kualitatif atau analisis
kualitatif merupakan suatu pegujian yang bertujuan untuk
mengetahui keberadaan suatu unsur atau senyawa, baik organik
maupun anorganik, dalam suatu bahan. Kebanyakan sampel
yang dianalisis dalam analisis kualitatif adalah zat-zat yang larut
dalam air (Underwood 2002).
Fitokimia berasal dari kata phytochemical. Phyto berarti
tumbuhan atau tanaman dan chemical sama dengan zat kimia
berarti zat kimia yang terdapat pada tanaman. Senyawa
fitokimia tidak termasuk ke dalam zat gizi karena bukan berupa
karbohidat, protein, lemak, vitamin, mineral, atau air. Fitokimia
atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala
jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber
tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan. Fitokimia
biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang
ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi
normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi
kesehatan atau memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit
(Anonim 2009). Zat-zat kombinasi fitokimia menghasilkan enzim-
enzim yang berfungsi sebagai penangkal racun (detoksifikasi),
merangsang sistem pertahanan tubuh (imunitas), mencegah
penggumpalan keping-keping darah (trombosit), menghambat
sintesa kolesterol di hati, meningkatkan metabolisme hormon,
meningkatkan pengenceran dan pengikatan zat karsinogen
dalam liang usus, menimbulkan efek anti bakteri, anti virus dan
anti oksidan, mengatur gula darah serta dapat menimbulkan
efek anti kanker (Daris Azwar 2009).
Senyawa bahan alam adalah hasil metabolisme suatu
organisme hidup (tumbuhan, hewan, sel) berupa metabolit
primer dan sekunder. Senyawa kimia yang biasa dijumpai seperti
karbohidrat, lipid, vitamin dan asam nukleat termasuk dalam
bahan alam, namun ahli kimia memberikan arti yang lebih
sempit tentang istilah bahan alam yakni senyawa kimia yang
berkaitan dengan metabolit sekunder saja seperti alkaloid,
flavonoid, steroid, terpenoid, golongan fenol, feromon, saponin,
tanin, kuinon, dan sebagainya (Putra Sinly Evan 2007). Senyawa
metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang umumnya
mempunyai kemampuan biokatifitas dan berfungsi sebagai
pelindung tumbuhan dari gangguan hama penyakit untuk
tumbuhan tersebut atau lingkungan. Senyawa metabolit
sekunder digunakan sebagai zat warna, racun, aroma makanan,
dan obat tradisional pada kehidupan sehari-hari (Lenny Sovia
2006).

Tujuan praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk dapat mengidentifikasi


adanya senyawa metabolit sekunder dalam tanaman dan
mengetahui golongan senyawa organik berdasarkan uji
kelarutan.

Prosedur percobaan

Uji alkaloid dilakukan dengan mengekstrak temulawak


dengan kloroform, ditambahkan kloroform-amoniak dan H2SO4,
dikocok, lapisan asam yang terbentuk ditambah peraksi
Dragendorf membentuk endapan jingga, Mayer membentuk
endapan putih kekuningan, dan Wagner membentuk endapan
coklat jika hasil positif. Uji flavonoid/senyawa fenolik dilakukan
dengan mengekstrak temulawak dengan metanol, dididihkan,
disaring, kemudian cairan hasil penyaringan ditambah NaOH
menghasilkan warna merah (flavonoid positif) atau ditambah
H2SO4 menghasilkan warna merah (hidrokuinon positif). Uji
steroid/triterpenoid dilakukan dengan melarutkan temulawak
dengan etanol, dididihkan, disaring, pelarut diuapkan, kemudian
endapan hasil penyaringan ditambah dietil eter dan pereaksi
Liebermann Buchard, jika terbentuk warna kehijauan (steroid
positif), jika warna kemerahan/ungu (triterpenoid positif). Uji
saponin dan tanin dilakukan dengan melarutkan bangle dengan
akuades, dididihkan, disaring, kemudian cairan hasil penyaringan
didinginkan dan dikocok kuat, jika busa stabil selama sepuluh
menit maka saponin positif. Jika cairan hasil penyaringan
ditambah FeCl3 menghasilkan warna hijau/biru/hitam (tanin
positif). Uji kuinon dilakukan dengan melarutkan temulawak
dengan eter, jika warna eter sama dengan warna sampel maka
kemungkinan ada kuinon. Ditambahkan NaOH (warna
menghilang) dan ditambah HCl (warna timbul kembali) maka
kuinon positif.
Sampel temulawak diuji kelarutannya dengan cara
melarutkan dengan air, jika larut maka ditambah eter
menghasilkan larutan homogen (golongan I) atau tidak larut
(golongan II). Jika tidak larut dalam air, ditambah NaOH, jika
menghasilkan larutan homogen yang kemudian ditambah
NaHCO3 terbentuk larutan homogen (golongan III A) atau tidak
larut (golongan III B). Jika tidak larut dengan NaOH, ditambah
HCl, terbentuk larutan homogen (golongan IV) atau tidak larut
(tidak atau mengandung N/S). Jika mengandung N/S maka
golongan VII. Jika tidak mengandung N/S maka ditambah H2SO4
pekat, terbentuk larutan homogen yang kemudian ditambah
H3PO4 membentuk larutan homogen (golongan V A) atau tidak
larut (golongan V B). Jika tidak larut dengan penambahan
(golongan VI) H2SO4 pekat maka termasuk golongan VI.
Hasil dan perhitungan data
Tabel 1. Uji Kualitatif Senyawa Organik
Senyawa Perubahan Warna Intensit
Pereaksi
Organik Awal Akhir as Keterangan
Uji
Warna
Dragend Tidak
Jingga +++
orf berwarna
Putih
Tidak Mengandun
Alkaloid Mayer kekuninga +++
berwarna g alkaloid
n
Tidak
Wagner Coklat +++
berwarna
NaOH Mengandun
Kuning Merah +++
10% g flavonoid
Flavonoid/ Tidak
Fenolik H2SO4 mengandun
Kuning Hitam -
pekat g
hidrokuinon
Lieberma Tidak
Steroid nn Kuning Kuning - mengandun
Buchard g steroid
Lieberma Mengandun
Triterpeno Kemeraha
nn Kuning +++ g
id n
Buchard triterpenoid
Kuning Tidak
Saponin Dikocok Kuning (tidak - mengandun
berbusa) g saponin
Tidak
Tanin FeCl3 Kuning Kuning - mengandun
g tanin
Eter Kuning Kuning -
Merah
NaOH
Kuning Kecoklata - Tidak
5%
Kuinon n mengandun
Merah g kuinon
HCl Kecoklata Kuning -
n
Keterangan :
+++ = uji positif (sangat - = uji negatif
pekat)
Tabel 2. Uji Kelarutan
Senyaw Kelarutan dalam Golonga
H2O Eter NaHCO3 NaO HCl H2SO H3PO n
a 5% H 5% 5% 4 4 85% Kelaruta
pekat n
A + + + + + + - I
B + + + + - - - I
Keterangan :
+ = larut - = tidak larut
Pembahasan

Senyawa alkaloid merupakan senyawa organik terbanyak


ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari
tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan.
Alkaloid mengandung paling sedikit satu buah atom nitrogen
yang bersifat basa dan merupakan bagian dari cincin
heterosiklik. Kebanyakan alkaloid berbentuk padatan kristal
dengan titik lebur tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi.
Alkaloid dapat juga berbentuk amorf atau cairan (Lenny Sovia
2006). Secara organoleptik, daun-daunan yang berasa sepat dan
pahit, biasanya teridentifikasi mengandung alkaloid (Putra Sinly
Evan 2007). Pengujian secara kimia yaitu dengan mereaksikan
sampel dengan tiga pereaksi yaitu Dragendorf, Mayer, dan
Wagner. Uji ini positif bila larutan-larutan tersebut menghasilkan
endapan berwarna jingga (Dragendorf), putih kekuningan
(Mayer), dan coklat (Wagner). Berdasarkan pecobaan didapatkan
hasil bahwa uji positif mengandung alkaloid karena dihasilkan
warna yang sesuai dengan pereaksinya.
Senyawa flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol
yang terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini
merupakan zat warna merah, ungu, dan biru dan sebagai zat
warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan (Thika
2009). Flavonoid merupakan anti oksidan yang menetralisir
radikal bebas yang menyerang sel-sel tubuh kita. Radikal bebas
dapat menyebabkan kanker, penyakit jantung dan penuaan dini.
Flavonoid dapat ditemukan pada jeruk, kiwi, apel, anggur merah,
brokoli dan teh hijau (Anonim 2009). Pengujian senyawa
flavonoid secara kimia yaitu dengan mereaksikan sampel dengan
NaOH 10% dan H2SO4 pekat. Uji flavonoid positif bila dihasilkan
warna merah dengan NaOH sedangkan hidrokuinon positif jika
dihasilkan warna merah dengan H2SO4. Berdasarkan percobaan
didapatkan hasil bahwa uji mengandung flavonoid dan tidak
mengandung hidrokuinon.
Senyawa steroid adalah senyawa turunan (derivat) lipid
yang tidak terhidrolisis. Senyawa yang termasuk turunan steroid,
misalnya kolesterol, ergosterol, dan estrogen. Pada umunya
steroid berfungsi sebagai hormon. Steroid mempunyai struktur
inti. Perbedaan jenis steroid yang satu dengan steroid yang lain
terletak pada rantai samping (cabang) yang diikatnya (Anonim
2009). Terpena dan terpenoid dihasilkan hewan, terutama
serangga dan beberapa hewan laut. Struktur terpena yang
bermacam-macam timbul akibat dari reaksi sekunder seperti
hidrolisa, isomerisasi, oksidasi, reduksi, dan siklikasi atas
geranil-, farnesil-, dan geranil-geranil pirofosfat. Salah satu
strukturnya yaitu triterpenoid yang merupakan senyawa yang
hanya mengandung karbon dan hidrogen atau karbon, hidrogen
dan oksigen yang tidak bersifat aromatik pada minyak atsiri
(Lenny Sovia 2006). Pada percobaan digunakan pereaksi uji
Liebermann Buchard (3 tetes asam asetat anhidrat + 1 tetes
H2SO4). Uji steroid positif jika dihasilkan warna kehijauan dan uji
triterpenoid positif jika kemerahan/ungu. Berdasarkan percobaan
didapatkan hasil tidak mengandung steroid karena dihasilkan
warna kuning dan mengandung triterpenoid.
Saponin adalah suatu glikosida dengan konsentrasi tinggi
pada bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas
tanaman dan tahap pertumbuhan. Fungsi dalam tumbuh-
tumbuhan tidak diketahui, mungkin sebagai bentuk
penyimpanan karbohidrat, atau merupakan waste product dari
metabolisme tumbuh-tumbuhan. Kemungkinan lain adalah
sebagai pelindung terhadap serangan serangga. Sumber utama
saponin adalah biji-bijian khususnya kedele. Saponin dapat
menghambat pertumbuhan kanker kolon dan membantu kadar
kolesterol menjadi normal (Anonim 2009). Tanin merupakan
senyawa organik amorf yang bersifat asam dengan rasa sepat,
ditemukan dalam banyak tumbuhan dan digunakan sebagai
bahan penyamak, bahan pembuat tinta, dan bahan pewarna.
Pengujuan tanin menggunakan pereaksi uji FeCl3 menghasilkan
warna hijau jika tanin positif dan pengocokan menghasilkan busa
stabil jika saponin positif. Diperoleh hasil larutan berwarna
kuning pada uji tanin berarti sampel tidak mengandung tanin,
serta tidak dihasilkan busa pada proses pengocokan yang artinya
sampel tidak mengandung saponin.
Kuinon adalah komponen yang memiliki stuktur dion siklik
terkonjugasi penuh, seperti benzokuinon, turunan dari komponen
aromatik oleh perubahan dari nomor genap –CH= ke –C(=O)-
grup dengan penataan ulang ikatan rangkap dua (termasuk
polisiklik dan heterosiklik). Kuinon dapat digunakan sebagai
antibiotik dan penghilang rasa sakit (Anonim 2009). Berdasarkan
percobaan digunakan pereaksi uji eter, NaOH 5%, dan HCl dan
didapatkan hasil bahwa uji negatif mengandung kuinon.
Sampel yang digunakan dalam uji kelarutan adalah
temulawak (senyawa A) dan seledri (senyawa B). Sampel A dan B
larut homogen dalam air dan eter, sehingga kedua sampel
mengandung senyawaan golongan I. Jika sampel tidak larut
dalam air dan eter, maka dilakukan analisis lanjutan yaitu
pelarutan sampel dengan NaOH dan seterusnya hingga diketahui
golongan dari senyawaan yang terkandung.

Simpulan

Berdasarkan percobaan analisis kualitatif senyawa bahan


alam pada sampel temulawak, dapat disimpulkan bahwa
senyawa alkaloid, flavonoid dan triterpenoid ada dalam sampel
tersebut. Berdasarkan uji kelarutan, sampel A (temulawak) dan
sampel B (seledri) mengandung senyawaan golongan I.

Daftar Pustaka

[Anonim]. 2009. Fitokimia [Terhubung Berkala]. http://


id.wikipedia.org/wiki/.
[7 Desember 2009].
[Anonim]. 2009. Manfaat Fitokimia pada Sayur dan Buah.
[Terhubung Berkala].
http://www.resep.web.id/kesehatan/manfaat-fitokimia-
pada-sayur-dan-buah.htm/. [13 Desember 2009].
[Anonim]. 2009. Steroid. [Terhubung Berkala]. http://
id.wikipedia.org/wiki/.
[7 Desember 2009].
[Anonim]. 2009. Quinone. [Terhubung Berkala].
http://en.wikipedia.org/wiki/.
[13 Desember 2009].

[Anonim]. 2009. Zat-Zat Toksik Alamiah. [Terhubung Berkala].


http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/58_10_Zat-
ZatToksikAlamiah.pdf/
58_10_Zat-ZatToksikAlamiah.html/. [13 Desember 2009].
Daris Azwar. 2009. Fitokimia Mencegah Penyakit Degeneratif.
[Terhubung Berkala].http://www.isfinational.or.id/pt-isfi-
penerbitan/126/476-fitokimia-mencegah-penyakit-
degeneratif.html/. [13 Desember 2009].
Lenny Sovia. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenilpropanoida, dan
Alkaloida. [Terhubung Berkala].
http://library.usu.ac.id/download/fmipa/ 06003489.pdf/. [13
Desember 2009].
Lenny Sovia. 2006. Senyawa Terpenoida dan Steroida.
[Terhubung Berkala].
http://library.usu.ac.id/download/fmipa/06003488.pdf/. [13
Desember 2009].
Harjadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia

Putra Sinly Evan. 2007. Alkaloid : Senyawa Organik Terbanyak di


Alam. [Terhubung Berkala].http://www.chem-is-
try.org/artikel_kimia/berita/senyawa_organik_
terbanyak_di_alam/. [13 Desember 2009].

Putra Sinly Evan. 2007. Bahan Alam Ujung Tombak Riset di


Indonesia. [Terhubung
Berkala].http://www.chemistry.org/artikel_kimia/berita/bah
an_alam_ujung_tombak _riset_kimia_di_indonesia/. [13
Desember 2009].

Thika. 2009. Flavonoida. [Terhubung Berkala].


http://thikalagi.blogspot.com/2009/
07/flavonoida.html/. [13 Desember 2009].
Underwood AL, Day RA. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:
Erlangga. Terjemahan dari Quantitative Analysis. Fifth
Edition. Penerjemah: Sloysius Hadyana Pudjaatmaka, Ph.D.

Anda mungkin juga menyukai