Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH 3

MACAM-MACAM MODEL PEMBELAJARAN BIOLOGI


(Mata Kuliah Strategi Pendidikan Biologi)

Dosen Pengampu:
Supriyadi, M.Pd

Disusun Oleh:
Meri ardina 1811060302

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
Makalah pada Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Biologi yang terkhusus pada
materi “Metode ceramah, diskusi, demontrasi dan eksperimen”. Salawat dan
salam tidak lupa kami kirimkan kepada baginda Rasulullah Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju zaman yang serba
modern ini dengan perkembangan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Adapun Makalah kami tentang “Macam-Macam Medel Pembelajaran
Biologi”. ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas dari Mata Kuliah Strategi
Pembelajaran dengan dosen pengampuh Supriyadi, M.Pd.
Dengan adanya penulisan tentang ini diharapkan bermanfaat untuk seluruh
rekan-rekan sekalian. Dan kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
turut membantu.
Kami menyadari tidak ada manusia yang sempurna. Makalah ini masih
banyak kekurangan serta masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dari para pembaca untuk
perbaikan di masa yang akan datang akhir kata saya mohon maaf apabila ada
kesalahan dalam penulisan Makalah ini.

Bandar Lampung, 25 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................................
BAB II DASAR TEORI
2.1 Model Pembelajaran SSCS.........................................................................
2.2 Model Pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite,
Review).............................................................................................................
2.3 Pembelajaran berbasis proyek (PjBL)........................................................
2.4 Model Pembelajaran PBL...........................................................................
2.5 Model Pembelajaran ERCore.....................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran Biologi merupakan pembelajaran yang memiliki fungsi
yang penting dalam pengembangan kemampuan berfikir kreatif, kritis, serta
inovatif, agar tercapainya kemampuan tersebut, dalam menghadapi perkembangan
dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang maka
diperlukan berbagai macam strategi pembelajaran dalam penyampaian materi atau
ilmu kepada siswa.
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan
kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan
suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Para pendidik hendaknya
memposisikan peserta didik sebagai insan yang harus dihargai kemampuannya
dan diberi kesempatan untuk mengembangkan potensinya. Oleh karena itu, dalam
proses pembelajaran perlu adanya suasana yang terbuka, akrab dan saling
menghargai.
Dalam melakukan proses pembelajaran guru dapat memilih beberapa
model pembelajaran. Model pembelajaran banyak sekali macamnya. Masing-
masing model mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kekurangan suatu model
dapat ditutup dengan model yang lain, sehingga guru dapat menggunakan
beberapa model dalam melakukan proses pembelajaran. Pemilihan suatu model
perlu memperhatikan beberapa hal seperti yang disampaikan, tujuan
pembelajaran, waktu yang tersedia, jumlah siswa, mata pelajaran, fasilitas dan
kondisi siswa dalam pembelajaran serta hal-hal yang berkaitan dengan
keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu pada makalah ini
akan dijelaskan macam-macam model pembelajaran dalam biologi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Search, Solve, Create, and
Share (SSCS)?
2. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran PQ4R (Preview, Question,
Read, Reflect, Recite, Review)?
3. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran PBL (Problem Based
Learning)?
4. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran PjBL (Project Based
Learning)?
5. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran ERCore?
6. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran STAD?
7. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Inquiry?
8. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran TGT?
9. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Make A Match?
10. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Discovery?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui tentang model pembelajaran SSCS.
2. Dapat mengetahui tentang model pembelajaran PQ4R.
3. Dapat mengetahui tentang model pembelajaran PBL.
4. Dapat mengetahui tentang model pembelajaran PjBL.
5. Dapat mengetahui tentang model pembelajaran ERCore.
6. Dapat mengetahui tentang model pembelajaran STAD.
7. Dapat mengetahui tentang model pembelajaran Inquiry.
8. Dapat mengetahui tentang model pembelajaran TGT.
9. Dapat mengetahui tentang model pembelajaran Make A Match.
10. Dapat mengetahui tentang model pembelajaran Discove
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Model Pembelajaran SSCS


Model Search, Solve, Create, and Share (SSCS) adalah model yang
memakai pendekatan problem solving, didesain untuk mengembangkan
keterampilan berfikir kritis dan meningkatkan pemahaman terhadap konsep ilmu.
Model Search, Solve, Create and Share melibatkan mahasiswa dalam menyelidiki
sesuatu, membangkitkan minat bertanya serta memecahkan masalah-masalah
yang nyata.
Tahap search bertujuan untuk mengidentifikasi masalah, yaitu siswa
menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang masalah yang akan dipecahkan.
Tahap solve bertujuan untuk merencanakan penyelesaian masalah. Pada tahap ini
siswa dapat merencanakan berbagai macam cara untuk menyelesaikan
permasalahan. Tahap create bertujuan untuk melaksanakan penyelesaian masalah,
siswa menhasilkan produk yang berupa solusi masalah. Tahap share bertujuan
untuk mengomunikasikan penyelesaian masalah yang dilakukan.
Ada 4 tahapan atau fase yang terdapat dalam model ini
- Fase search membantu mahasiswa untuk menghubungkan konsep-konsep
yang terkandung dalam permasalahan ke dalam konsep-konsep sains yang
relevan.
- Fase solve berpusat pada permasalahan spesifik yang ditetapkan
pada fase search dan mengharuskan mahasiswa untuk menghasilkan dan
menerapkan rencana mereka untuk memperoleh suatu jawaban.
- Fase create mengharuskan mahasiswa untuk menghasilkan suatu produk
terkait dengan permasalahan, membandingkan data dengan masalah, melakukan
generalisasi, jika perlu diperlukan memodifikasi.
- Prinsip dasar fase share adalah untuk melibatkan mahasiswa
dalam mengkomunikasikan jawaban terhadap permasalahan atau jawaban
pertanyaan. Fase share tidak hanya sebatas mengkomunikasikan ke mahasiswa
lainnya. Mahasiswa juga menyampaikan buah pikirannya melalui komunikasi dan
interaksi, menerima dan memproses umpan balik.
Berikut adalah keunggulan model SSCS problem solving:
A. Bagi PengajarT
- Dapat melayani minat mahasiswa yang lebih luas
- Dapat melibatkan keterampilan berfikir tingkat tinggi dalam pembelajaran IPA.
- Melibatkan semua mahasiswa secara aktif dalam proses pembelajaraN.
- Meningkatkan pemahaman antara sains teknologi dan masyarakat dengan
memfokuskan pada masalah-masalah real dalam kehidupan sehari-hari
B. Bagi Pelajar / Mahasiswa
- Kesempatan untuk memperoleh pengalaman langsung pada proses pemecahan
masalah.
- Kesempatan untuk mempelajari dan memantapkan konsep-konsep IPA
dengan cara yang lebih bermakna
- Menggunakan keterampilan berfikir tingkat tinggi.
- Mengembangkan metode ilmiah dengan menggunakan peralatan-peralatan
laboratorium.

2.2 Model Pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite,


Review)
Strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review )
dicetuskan oleh Thomas dan Robinson (1972).Strategi ini didasarkan pada strategi
PQRST (Preview, Question, Read, State and Test) dari Thomas F. Staton dan
strategi SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review) dari Francis
Robinson. Strategi ini membantu peserta didik memahami dan mengingatkan
materi yang mereka baca dan dapat membantu proses belajar mengajar di kelas
yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku. Kegiatan membaca buku
bertujuan untuk mempelajari sampai tuntas bab demi bab suatu buku pelajaran.
Kelebihan Strategi Pembelajaran PQ4R:
- Dapat digunakan untuk materi-materi yang mengandung fakta- fakta, rukun-
rukun atau prinsip-prinsip dan definisi-definisi.
- Mudah digunakan ketika peserta didik harus mempelajari materi yang bersifat
menguji pengetahuan kognitif.
- Cocok untuk memulai pembelajaran sehingga peserta didik akan terfokus
perhatiannya pada istilah dan konsep yang akan dikembangkan dan yang
berhubungan dengan mata pelajaran untuk kemudian dikembangkan menjadi
konsep atau bagan pemikiran yang lebih ringkas.
- Memungkinkan siswa belajar lebih aktif, karena memberikan kesempatan
mengembangkan diri, diharapkan mampu memecahkan masalah sendiri dengan
menemukan dan bekerja sendiri.
Kekurangan Strategi Pembelajaran PQ4R (Preview, Question,
Read,Reflect, Recite, Review) sebagai berikut:
- Jika PQ4R digunakan sebagai strategi pembelajaran pada setiap materi
pelajaran, maka guru akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
- Dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga
guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang ditentukan.
- Menuntut para guru untuk lebih menguasai materi lebih luas lagi dari standar
yang telah ditetapkan.

2.3 Pembelajaran berbasis proyek (PjBL)


Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning = PjBL) adalah
model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model belajar yang menggunakan
masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.
Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan
komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan
memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan
pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam
sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam
kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat
melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin
yang sedang dikajinya.

Pada Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki beberapa karakteristik berikut ini,


yaitu :
1. Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja.
2. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik.
3. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan
atau tantangan yang diajukan.
4. Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan
mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan.
5. Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu.
6. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah
dijalankan.
7. Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif dan
8.Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.

Beberapa hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran Berbasis


Proyek antara lain berikut ini.
1. Pembelajaran Berbasis Proyek memerlukan banyak waktu yang harus
disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek.
2. Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena menambah biaya
untuk memasuki system baru.
3. Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana instruktur
memegang peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit,
terutama bagi instruktur yang kurang atau tidak menguasai teknologi.
4. Banyaknya peralatan yang harus disediakan, sehingga kebutuhan listrik
bertambah.
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
- Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar,
mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka
perlu untuk dihargai.
- Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
- Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan
problem- problem yang kompleks.
- Meningkatkan kolaborasi.
- Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi.
- Meningkatkan keterampilan peserta didikdalam mengelola sumber.

Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek


- Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
- Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
- Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
- Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.

2.4 Model Pembelajaran PBL


PBL adalah metode pembelajaran berbasis masalah yang mengedepankan
strategi pembelajaran menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks
bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan
pemecahanmasalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang
esensial dari materi pelajaran.
Tujuan utama dari model PBL adalah pengembangan kemampuan berpikir
kritis dan kemampuan pemecahan masalah, sekaligus mengembangkan
kemampuan peserta didik secara aktif membangun pengetahuannya sendiri. PBL
juga dimaksudkan untuk mengembangkan kemandirian belajar dan keterampilan
sosial peserta didik. Kemandirian belajar dan keterampilan sosial itu dapat
terbentuk ketika peserta didik berkolaborasi untuk mengidentifikasi informasi,
strategi, dan sumber belajar yang relevan untuk menyelesaikan masalah.
Ciri-ciri model pembelajaran PBL
- Pengajuan pertanyaan atau masalah
- Berfokus pada keterkaitan antar disiplin (tematik)
- Penyelidikan autentik dalam Model Pembelajaran PBL
- Menghasilkan produk dan memamerkannya
- Model Pembelajaran PBL melatih Kolaborasi dan kerja sama

Kelebihan Model Pembelajaran PBL


- Pemecahan masalah sangat efektif digunakan untuk memahami isi pelajaran.
- Pemecahan masalah akan mendobrak dan menantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
- Menjadikan aktivitas pembelajaran siswa lebih meningkat.
- Dapat membantu siswa mengetahui bagaimana menstansfer pengetahuan
mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
- Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

Kekurangan Model Pembelajaran PBL


- Kesulitan memecahkan persoalan manakala siswa tidak memiliki minat atau
tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah tersebut bisa dipecahkan.
- Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan persiapan model pembelajaran
ini cukup lama.

2.5 Model Pembelajaran ERCore


Model Pembelajaran sebaiknya mengarahkan siswa untuk berpikir tingkat
tinggi misalnya dengan pemberdayaan ketrampilan metakognitif. Model
pembelajaran ERCore terdiri dari sintaks terdiri dari Eclitation, Restructuring,
Confimation, Reflection yang merupakan model pembelajaran baru yang
berlandaskan pada filosofis konstruktivistik yang berpotensi meningkatkan
keterampilan metakognitif.
Sintaks Pembelajaran ERCoRe (Elicitation, Restructuring, Confimation,
Reflection)
- Tahapan pertama yaitu Elicitation merupakan kata kerja yang
artinya mendapatkan informasi. Kegiatan ini berupa pemberian aktivitas kepada
siswa untuk mengamati bacaan/video/mengunjungi lokasi tertentu berdasarkan
keterkaitan materi pembelajaran, dari hasil kegiatan ini siswa diharapkan memiliki
pengetahuan tambahan yang se
belumnya siswa telah memiliki pengetahuan awal.
- Tahap kedua yaitu Restructuring mengarahkan siswa untuk
mengklarifikasikan ide lama, membangun ide yang baru, menggunakan ide dalam
banyak situasi. Kegiatan tersebut membantu siswa untuk belajar tidak dengan
paksaan, tetapi mengajak siswa untuk menyusun kembali pengetahuan awal
mereka secara mandiri ataupun berkelompok melalui mind mapping.
- Tahap ketiga Confirmation dilakukan dalam bentuk presentasi depan
kelas. Masing-masing kelompok memperesentasikan hasil diskusi mereka berupa
mind mapping di depan kelas dan di konfirmasi oleh kelompok lain dan guru.
- Tahap keempat Reflection yang dilakukan dalam kegiatan ini ada dua
yaitu dengan melihat pengetahuan siswa yang dilakukan dengan membuat catatan
perbandingan perubahan pengetahuan siswa dan menuliskan kegiatan
aplikasinya pada jurnal belajar.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Model Pembelajaran SSCS
Model Search, Solve, Create, and Share adalah model yang memakai pendekatan
problem solving, didesain untuk mengembangkan keterampilan berfikir kritis dan
meningkatkan pemahaman terhadap konsep ilmu. Model Search, Solve, Create
and Share melibatkan mahasiswa dalam menyelidiki sesuatu, membangkitkan
minat bertanya serta memecahkan masalah-masalah yang nyata.
Tahap search bertujuan untuk mengidentifikasi masalah, yaitu siswa menggali
informasi sebanyak-banyaknya tentang masalah yang akan dipecahkan. Tahap
solve bertujuan untuk merencanakan penyelesaian masalah. Pada tahap ini siswa
dapat merencanakan berbagai macam cara untuk menyelesaikan permasalahan.
Tahap create bertujuan untuk melaksanakan penyelesaian masalah, siswa
menhasilkan produk yang berupa solusi masalah. Tahap share bertujuan untuk
mengomunikasikan penyelesaian masalah yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Gultom Maharani dan Dini Hariyati Adam “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran


Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Di MTS Negeri
Rantauprapat” Jurnal STKIP Labuan Batu, Vol 4. No 2. 2018

Hatari Niki, Arif Widiyatmoko, dan Parmin “Keefektifan Model Pembelajaran


Search,Solve, Create and Share (SSCS) Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif
Siswa” Jurnal Science Education. Vol 5. No 2. 2016

Suharsimi, dkk.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara 2008

Trianto. Model-model pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivitis. Jakarta:


Prestasi Pustaka Publisher. 2007

Anda mungkin juga menyukai