Anda di halaman 1dari 42

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

SOSIALISASI (TAK S)

DISUSUN OLEH :

1. Titis Aisyah [18.036]


2. Aprilya Vera Damayanti [19.004]
3. Avin Dwi Agustian [19.006]
4. Melinda Aprilia Eka Maviroh [19.014]
5. Putri A’uliyatus Sholikha [19.015]
6. Maya Rahmawati [19.021]

AKADEMI KEPERAWATAN DIAN HUSADA


MOJOKERTO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah “Terapi Aktivitas Kelompok
Sosialisasi (TAK S)”. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu proses
pembelajaran serta dapat menambah pengetahuan pembaca. Kami selaku penyusun
makalah ini juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan, dorongan dan do’a sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Tidak lupa, kami mengharap kritik dan saran untuk memperbaiki makalah ini,
dikarenakan masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
 

Mojokerto, 10 Juli 2021


Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ 2


Daftar Isi ......................................................................................................................... 3
Bab I Pendahuluan ......................................................................................................... 4
1.1 Latar belakang .................................................................................................... 4
1.2 Rumusan masalah ............................................................................................... 4
1.3 Tujuan penulisan ................................................................................................. 5
Bab II Pembahasan ......................................................................................................... 6
Terapi aktivitas kelompok (TAK) ............................................................................. 6
Isolasi sosial klien skizofrenia .................................................................................. 10
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) ......................................................... 13
SOP TAK S .............................................................................................................. 16
Bab III Penutup ............................................................................................................. 41
3.1 Simpulan ............................................................................................................. 41
3.2 Saran ................................................................................................................... 41
Daftar Pustaka ............................................................................................................... 42

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sosialisasi merupakan suatu upaya membantu klien berhubungan dengan
orang lain. Sosialisasi bisa dilakukan melalui komunikasi dan hubungan
interpersonal. Terapi kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara
kelompok untuk memberikan stimulasi bagi klien dengan gangguan
interpersonal. Sedangkan TAK (Terapi Aktivitas Kelompok) adalah salah satu
terapi moralitas yang dilakukan perawat k e p a d a k e l o m p o k k l i e n y a n g
m e m p u n y a i m a s a l a h k e p e r a w a t a n y a n g s a m a y a n g bertujuan untuk
memberikan motivasi kemajuan fungsi psikolog hingga terjadi identifikasi diri yang
baru, menghilangkan rasa isolasi diri, meningkatkan kepercayaan diri serta
bertambahnya pengetahuan tentang berbagai cara pemecahan masalah dalam
kehidupan individu.
TAK ini perlu dilakukan agar para anggota kelompok (pasien) mampu
melakukan interaksi sosial, yaitu dengan cara sosialisasi yang dapat memantau dan
meningkatkan hubungan interpersonal klien, yang dapat dimulai dari
saling mengenal dengan orang lain dan menciptakan hubungan harmonis
dengan orang lain. Dalam TAK juga bisa diberikan informasi tentang
cara pemecahan masalah.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan di bahas yaitu :
1. Apa itu pengertian “TAK” ?
2. Apa saja tujuan “TAK” ?
3. Apa saja manfaat “TAK”?
4. Apa saja tahapan “TAK” ?
5. Apa saja peran perawat dalam “TAK” ?
6. Apa itu pengertian “Isolasi Sosial” ?
7. Bagaimana rentang respon “Isolasi Sosial” ?
8. Apa saja faktor penyebab “Isolasi Sosial” ?
9. Apa saja tanda dan gejala “Isolasi Sosial” ?
10. Apa itu pengertian “TAK S” ?
11. Apa saja komponen “TAK S” ?

4
12. Apa saja tujuan “TAK S” ?
13. Apa saja aktivitas dan indikasi “TAK S” ?
14. Bagaimana SOP “TAK S” pada klien Isos ?

1.3 Tujuan Penulisan


Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa;
2. Untuk mengaplikasikan asuhan keperawatan pada klien skizofrenia yang mengalami
isolasi sosial dengan menerapkan “ Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi”.
3. Agar pembaca mengetahui bagaimana asuhan keperawatan terapi aktivitas
kelompok sosialisasi pada klien skizofrenia isolasi sosial.

5
BAB II
PEMBAHASAN

Terapi Aktivitas Kelompok


2.1 Pengertian TAK
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target
asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung,
saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru
yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.

2.2 Tujuan TAK


1) Mengembangkan stimulasi kognitif
Tipe : biblioterapy
Aktivitas : menggunakan artikel, sajak,puisi, buku, surat kabar untuk
merangsang dan mengembangkan hubungan dengan orang lain.
2) Mengembangkan stimulasi sensori
Tipe : musik, seni, menari.
Aktivitas : menyediakan kegiatan, mengekspresikan perasaan.
Tipe : relaksasi.
Aktivitas : belajar teknik relaksasi dengan cara napas dalam, relaksasi otot, dan
imajinasi.
3) Mengembangkan orientasi realitas
Tipe : kelompok orientasi realitas, kelompok validasi.
Aktivitas : fokus pada orientasi waktu, tempat dan orang, benar, salah bantu
memenuhi kebutuhan.
4) Mengembangkan sosialisasi
Tipe : kelompok remitivasi.
Aktivitas : mengorientasikan klien yang menarik diri, regresi.
Tipe : kelompok mengingatkan.
Aktivitas : fokus pada mengingatkan untuk menetapkan arti positif.

Secara umum tujuan kelompok adalah :


1) Setiap anggota kelompok dapat bertukar pengalaman.

6
2) Memberikan pengalaman dan penjelasan pada anggota lain.
3) Merupakan proses menerima umpan balik.

2.3 Manfaat TAK


Secara umum manfaat terapi aktivitas kelompok adalah :
1) Meningkatkan kemampuan uji realitas (reality testing) melalui komunikasi dan
umpan balik dengan atau dari orang lain.
2) Melakukan sosialisasi.
3) Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.

Secara khusus manfaatnya adalah :


1) Meningkatkan identitas diri.
2) Menyalurkan emosi secara konstruktif.
3) Meningkatkan ketrampilan hubungan interpersonal atau sosial.

Di samping itu manfaat rehabilitasinya adalah :


1) Meningkatkan keterampilan ekspresi diri.
2) Meningkatkan keterampilan sosial.
3) Meningkatkan kemampuan empati.
4) Meningkatkan kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah.

2.4 Tahapan TAK


Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase-fase dalam
terapi aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :
1) Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi
leader, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses
evaluasi pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber – sumber yang
diperlukan kelompok seperti proyektor dan jika memungkian biaya dan
keuangan.
2) Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi,
konflik atau kebersamaan.
a. Orientasi

7
Anggota mulai mengembangkan sistem sosial masing-masing, dan
leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan
anggota.
b. Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai
memikirkan siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota,
tugasnya dan saling ketergantungan yang akan terjadi.
c. Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai
menemukan siapa dirinya.
3) Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif
dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih
stabil dan realistik, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas
kelompok, dan penyelesaian masalah yang kreatif.
4) Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Terminasi sementara
berarti masih ada pertemuan lanjutan, sedangkan terminasi akhir terjadi jika
perawat telah menyelesaikan proses keperawatan secara menyeluruh. Anggota
kelompok mungkin mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.

2.5 Peran Perawat Dalam TAK


Peran perawat jiwa professional dalam pelaksanaan terapi aktivitas kelompok
adalah :
1) Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok
Sebelum melaksanakan terapi aktivitas kelompok, perawat harus terlebih
dahulu, membuat proposal. Proposal tersebut akan dijadikan panduan dalam
pelaksanaan terapi aktivitas kelompok, komponen yang dapat disusun meliputi :
deskripsi, karakteristik klien, masalah keperawatan, tujuan dan landasan teori,
persiapan alat, jumlah perawat, waktu pelaksanaan, kondisi ruangan serta uraian
tugas terapis.
2) Tugas sebagai leader dan coleader
Meliputi tugas menganalisa dan mengobservasi pola-pola komunikasi
yang terjadi dalam kelompok, membantu anggota kelompok untuk menyadari

8
dinamisnya kelompok, menjadi motivator, membantu kelompok menetapkan
tujuan dan membuat peraturan serta mengarahkan dan memimpin jalannya terapi
aktivitas kelompok.
3) Tugas sebagai fasilitator
Sebagai fasilitator, perawat ikut serta dalam kegiatan kelompok sebagai
anggota kelompok dengan tujuan memberi stimulus pada anggota kelompok lain
agar dapat mengikuti jalannya kegiatan.
4) Tugas sebagai observer
Tugas seorang observer yaitu mencatat serta mengamati respon penderita,
mengamati jalannya proses terapi aktivitas dan menangani peserta/anggota
kelompok yang drop out.
5) Tugas dalam mengatasi masalah yang timbul saat pelaksanaan terapi
Masalah yang mungkin timbul adalah kemungkinan timbulnya sub
kelompok, kurangnya keterbukaan, resistensi baik individu atau kelompok dan
adanya anggota kelompok yang drop out. Cara mengatasi masalah tersebut
tergantung pada jenis kelompok terapis, kontrak dan kerangka teori yang
mendasari terapi aktivitas tersebut.
6) Program antisipasi masalah
Merupakan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
keadaan yang bersifat darurat (emergensi dalam terapi) yang dapat
mempengaruhi proses pelaksanaan terapi aktivitas kelompok.
Dari rangkaian tugas diatas, peranan ahli terapi utamanya adalah sebagai
fasilitator. Idealnya anggota kelompok sendiri adalah sumber primer penyembuhan
dan perubahan.
Iklim yang ditimbulkan oleh kepribadian ahli terapi adalah agen perubahan
yang kuat. Ahli terapi lebih dari sekedar ahli yang menerapkan tehnik; ahli terapi
memberikan pengaruh pribadi yang menarik variable tertentu seperti empati,
kehangatan dan rasa hormat (Kaplan & Sadock, 1997).
Sedangkan menurut Depkes RFI 1998, di dalam suatu kelompok, baik itu
kelompok terapeutik atau non terapeutik tokoh pemimpin merupakan pribadi yang
paling penting dalam kelompok. Pemimpin kelompok lebih mempengaruhi tingkat
kecemasan dan pola tingkah laku anggota kelompok jika dibandingkan dengan
anggota kelompok itu sendiri. Karena peranan penting terapis ini, maka diperlukan
latihan dan keahlian yang betul-betul professional.

9
Stuart & Sundeen (1995) mengemukakan bahwa peran perawat psikiatri
dalam terapi aktivits kelompok adalah sebagai leader/co leader, sebagai observer
dan fasilitator serta mengevaluasi hasil yang dicapai dalam kelompok.
Untuk memperoleh kemampuan sebagai leader/co leader, observer dan
fasilitator dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok, perawat juga perlu mendapat
latihan dan keahlian yang professional.

Isolasi Sosial Klien Skizofrenia


2.1 Pengertian Isolasi Sosial
Menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SDKI DPP
PPNI, 2016) Isolasi Sosial ialah ketidak mampuan untuk membina hubungan yang
erat, hangat, terbuka, dan interdependen dengan orang lain. Isolasi sosial adalah
keadaan dimana individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak
mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya, pasien mungkin merasa
ditolak, tidak diterima,kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti
dengan orang lain (Dermawan & Rusdi, 2013).

2.2 Rentang Respon Isolasi Sosial

[Gambar 1 Rentang Respon Isolasi Sosial]

(Sumber: Surya Direja Buku Ajaran Asuhan Keperawatan Jiwa di Indonesia,


2011)
Berikut ini penjelasan tentang respons yang terjadi pada isolasi sosial :
1) Respon adaptif
Respon adaptif adalah respons yang masih dapat diterima oleh norma-
norma sosial dan kebudayaan secara umum dalam batas normal ketika
menyelesaikan masalah. Berikut ini adalah sikap yang termasuk respon adaptif :
a) Menyendiri, respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang
telah terjadi di lingkungan sosialnya.

10
b) Otonomi, kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide,
pikiran, dan perasaan dalam hubungan sosial.
c) Bekerja sama, kemampuan individu yang saling membutuhkan satu sama
lain.
d) Saling ketergantungan (Interdependen), saling ketergantungan antara idividu
dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal.
2) Respon maladaptif
Respon maladaptif adalah respons yang menyimpang dari normal sosial
dan kehidupan disuatu tempat. Berikut ini adalah perilaku yang termasuk respon
maladaptif :
a) Menarik diri, seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan
secara terbuka dengan orang lain.
b) Kertegantungan, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri sehingga
tergantung dengan orang lain.
c) Manipulasi, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri sehingga
tergantung dengan orang lain.
d) Curiga, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya terhadap orang lain.

2.3 Faktor Penyebab Isolasi Sosial


Terjadinya gangguan ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi diantaranya
perkembangan dan sosial budaya. Kegagalan dapat mengakibatkan dapat
mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya pada orang lain, ragu,
takut salah, pesimis, putus asa terhadap orang lain, tidak mampu merumuskan
keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan ini dapat menimbulkan perilaku tidak
ingin berkomunikasi dengan orang lain, lebih menyukai berdiam diri, menghindar
dari orang lain, dan kegiatan sehari-hari terabaikan. Proses terjadinya Isolasi sosial
pada pasien akan dijelaskan dengan menggunakan konsep stress adaptasi (Surya
Direja, 2011) yang meliputi stressor dari faktor predisposisi dan presipitasi.
1) Faktor Predisposisi
a) Faktor tumbuh kembang
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan
yang harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial.
b) Faktor komunikasi dalam keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung
terjadinya gangguan dalam hubungan sosial.

11
c) Faktor sosial budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakam
faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial.
d) Faktor biologis
Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya
gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat mempengaruhi
terjadinya gangguan hubungan sosial adalah otak, mislanya skizofrenia yang
mengalami masalah dalam hubungan sosial.
2) Faktor Presipitasi
Terjadinya gangguan hubungan sosial juga dapat ditimbulkan oleh faktor
internal dan ksternal seseorang. Faktor setressor presipitasi dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
a) Faktor eksternal
Contohnya adalah stressor sosial budaya, yaitu stress yang ditimbulkan
oleh faktor sosial budaya seperti keluarga.
b) Faktor internal
Contohnya adalah stressor psikologis, yaitu stress terjadi akibat ansietas
atau kecemasan yang berkepanjangan dan terjadinya bersamaan dengan
kertebatasan kemampuan individu untuk mengatasinya.

2.4 Tanda Dan Gejala Isolasi Sosial


Menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SDKI DPP
PPNI, 2017) tanda dan gejala isolasi sosial sebagai berikut :
1) Gejala dan Tanda Mayor isolasi sosial
DS :
- Merasa ingin sendirian.
- Merasa tidak aman di tempat umum.
DO :
- Menarik diri.
- Tidak berminat/menolak berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan.
2) Gejala dan Tanda Minor isolasi sosial
DS :
- Merasa berbeda dengan orang lain.
- Merasa asyik dengan pikiran sendiri.
- Merasa tidak mempunyai tujuan yang jelas.

12
DO :
- Afek datar.
- Afek sedih.
- Riwayat ditolak.
- Menunjukkan permusuhan.
- Tidak mampu memenuhi harapan orang lain.
- Kondisi difabel.
- Tindakan tidak berarti.
- Tidak ada kontak mata.
- Perkembangan terlambat.
- Tidak bergairah/lesu.

Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi


2.1 Pengertian TAK S
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah pasien dengan masalah hubungan sosial (Keliat &
Prawirowiyono, 2014). Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAK S)
dilaksananakan dengan membantu pasien melakukan sosialisasi dengan individu
yang ada disekitar pasien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari
interpersonal (satu dan satu), kelompok dan massa. Aktivitas dapat berupa latihan
sosialisasi dalam kelompok.

2.2 Komponen TAK S


Menurut (Keliat, 2005) komponen kelompok terdiri dari delapan aspek, yaitu
sebagai berikut :
1) Struktur Kelompok
Struktur kelompok menjelaskan batasan komunikasi, proses pengambilan
keputusan dan hubungan otoritas dalam kelompok. Struktur kelompok menjaga
stabilitas dan membantu pengaturan pola perilaku dan interaksi. Struktur dalam
kelompok diatur dengan adanya pemimpin dan anggota, arah komunikasi
dipandu oleh pemimpin, sedangkan keputusan diambil secara bersama.
2) Besaran Kelompok
Jumlah anggota kelompok yang nyaman adalah kelompok kecil yang
anggotanya berkisar antara 5-12 orang. Jumlah anggota kelompok kecil menurut
Keliat dan Akemat (2005) adalah 7-10 orang, sedangkan menurut Rawlins,

13
Williams, dan Beck (dalam Keliat dan Akemat, 2005) adalah 5-10 orang.
Anggota kelompok terlalu besar akibatnya tidak semua anggota mendapat
kesempatan mengungkapkan perasaan, pendapat, dan pengalamannya, jika
terlalu kecil tidak cukup variasi informasi dan interaksi yang terjadi. Pada
penelitian yang telah digunakan adalah menurut teori Keliat dan Akemat yaitu
sebanyak 10 orang.
3) Lamanya Sesi
Waktu optimal untuk satu sesi adalah 20-45 menit bagi fungsi kelompok
yang rendah dan 60-120 menit bagi fungsi kelompok yang tinggi (Keliat, 2005).
Biasanya dimulai dengan pemanasan berupa orientasi, kemudian tahap kerja,
dan finishing berupa terminasi. Banyaknya sesi tergantung pada tujuan
kelompok, dapat satu kali atau dua kali perminggu; atau dapat direncanakan
sesuai dengan kebutuhan.
4) Komunikasi
Tugas pemimpin kelompok yang terpenting adalah mengobservasi dan
menganalisa pola komunikasi dalam kelompok. Pemimpin menggunakan umpan
balik untuk memberi kesadaran pada anggota kelompok terhadap dinamika yang
terjadi.
5) Peran Kelompok
Pemimpin perlu mengobservasi peran yang terjadi dalam kelompok. Ada
tiga peran dan fungsi kelompok yang ditampilkan anggota kelompok dalam
kerja kelompok, yaitu maintenance roles, task roles, dan individual role.
Maintence role, yaitu peran serta aktif dalam proses kelompok dan fungsi
kelompok. Task roles, yaitu fokus pada penyelesaian tugas. Individual roles
adalah self-centered dan distraksi pada kelompok (Keliat, 2005)
6) Kekuatan Kelompok
Kekuatan (power) adalah kemampuan anggota kelompok dalam
mempengaruhi berjalannya kegiatan kelompok. Untuk menetapkan kekuatan
anggota kelompok yang bervariasi diperlukan kajian siapa yang paling banyak
mendengar dan siapa yang membuat keputusan dalam kelompok.
7) Norma Kelompok
Norma adalah standar perilaku yang ada dalam kelompok. Pengharapan
terhadap perilaku kelompok pada masa yang akan datang berdasarkan
pengalaman masa lalu dan saat ini. Pemahaman tentang norma kelompok
berguna untuk mengetahui pengaruhnya terhadap komunikasi dan interaksi

14
dalam kelompok. Kesesuaian perilaku anggota kelompok dengan normal
kelompok, penting dalam menerima anggota kelompok. Anggota kelompok
yang tidak mengikuti norma dianggap pemberontak dan ditolak anggota
kelompok lain.
8) Kekohesifan
Kekohesifan adalah kekuatan anggota kelompok bekerja sama dalam
mencapai tujuan. Hal ini mempengaruhi anggota kelompok untuk tetap didalam
kelompok. Apa yang membuat anggota kelompok tertarik dan puas terhadap
kelompok, perlu diidentifikasi agar kehidupan kelompok dapat dipertahankan.

2.3 Tujuan TAK S


Menurut (Keliat & Prawirowiyono, 2014) tujuan umum TAK Sosialisai
adalah pasien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara
bertahap dan tujuan khususnya adalah :
1) Pasien mampu memperkenalkan diri.
2) Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok.
3) Pasien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok.
4) Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan topik pembicaraan.
5) Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan maslah pribadi pada orang
lain.
6) Pasien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS yang
telah dilakukan.

2.4 Aktivitas dan Indikasi TAK S


Aktivitas yang dilaksanakan dalam tujuh sesi yang bertujuan untuk melatih
kemampuan sosialisasi pasien. Pasien yang diindikasikan mendapatkan TAKS
adalah pasien yang mengalami gangguan hubungan sosial berikut :
1) Pasien yang mengalami isolasi sosial yang telah mulai melakukan interaksi
interpersonal.
2) Pasien yang mengalami kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons
sesuai dengan stimulus.
TAK Sosialisasi menurut Keliat & Prawirowiyono (2014), terdiri dari 2 sesi, yaitu :
a) Sesi 1 : Memperkenalkan diri.
b) Sesi 2 : Berkenalkan dengan anggota kelompok.

15
SOP Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
A. TAK S Sesi 1
a) Pengertian
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah pasien dengan masalah hubungan sosial.
b) Tujuan
Klien dapat meningkatkan hubungan sosial secara bertahap.
c) Indikasi
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
nama panggilan, asal, dan hobi.
d) Kontra indikasi
-
e) Persiapan klien
1. Memilih klien sesuai indikasi yaitu isolasi sosial.
2. Membuat kontrak dengan klien.
3. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

f) Persiapan alat
1. Tape recorder/CD player.
2. Lagu yang berirama riang.
3. Bola.
4. Buku catatan dan pulpen.
5. Jadwal kegiatan harian klien.
g) Prosedur
o Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
1. Memberikan salam terapeutik.
2. Melakukan evaluasi/validasi dengan menanyakan perasaan klien saat ini.
3. Membuat kontrak kegiatan meliputi :
a. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu memperkenalkan diri.
b. Menjelaskan aturan main kegiatan yaitu :
1) Klien yang akan meninggalkan kelompok harus minta izin kepada
terapis.
2) Lama kegiatan 45 menit.
3) Setiap klien harus mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai.

16
o Tahap Kerja
1. Jelaskan kegiatan yaitu terapis akan memutar lagu, kemudian bola
diedarkan berlawanan arah jarum jam (yaitu arah kanan klien yang
memegang bola) pada saat musik dihentikan maka anggota kelompok yang
memegang bola akan memperkenalkan dirinya.
2. Hidupkan kembali musik, dan edarkan bola berlawanan arah jarum jam.
3. Pada saat musik dihentikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk mengucapkan salam, menyebutkan nama lengkap,
nama panggilan, hobi, asal, dimulai dari terapis sebagai contoh.
4. Tulis nama panggilan pada papan nama/kertas dan tempel/pakai.
5. Ulangi nomor 2, 3, dan 4 sampai semua anggota kelompok mendapatkan
giliran.
6. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan.
o Tahap Terminasi
1. Lakukan evaluasi dengan cara :
a. Menanyakan kembali perasaan klien setelah mengikuti kegiatan TAK.
b. Beri pujian atas keberhasilan kelompok.
2. Rencana tindak lanjut
a. Menganjurkan klien melatih memperkenalkan diri kepada orang lain di
kehidupan sehari-hari.
b. Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri ke dalam jadwal kegiatan
harian klien.
3. Kontrak yang akan datang
a. Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota
kelompok.
b. Menyepakati waktu dan tempat.
h) Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAKS berlangsung, khususnya pada
tahap kerja untuk menilai kemampuan klien melakukan TAKS. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS. Untuk TAKS
sesi 1, dievaluasi kemampuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan
nonverbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut.
Sesi 1 : TAKS Kemampuan memperkenalkan diri
a. Kemampuan verbal

17
Aspek Yang Nama Klien
No.
Dinilai
Menyebutkan
1.
nama lengkap
Menyebutkan
2.
nama panggilan
3. Menyebutkan asal
4. Menyebutkan hobi
Jumlah

b. Kemampuan non verbal


Aspek Yang Nama Klien
No.
Dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
Menggunakan
3. bahasa tubuh yang
sesuai
Mengikuti kegiatan
4. dari awal sampai
akhir
Jumlah

Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda checklist
(√) jika ditemukan pada klien atau tanda (-) jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 maka klien
“mampu”, jika nilai 0, 1 , 2 maka klien “belum mampu”.
i) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika mengikuti TAKS
pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, klien mengikuti sesi 1
TAKS, klien mampu memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal, klien
dianjurkan latihan memperkenalkan diri pada klien lain di ruang rawat (buat
jadwal).

B. TAK S Sesi 2
a) Pengertian
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah pasien dengan masalah hubungan sosial.

18
b) Tujuan
Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok :
a. Memperkenalkan identitas diri sendiri : nama lengkap, nama panggilan, asal
dan hobi.
b. Menanyakan identitas diri anggota kelompok lain : nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi.
c) Indikasi
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
nama panggilan, asal, dan hobi.
d) Kontra indikasi
-
e) Persiapan klien
1. Memilih klien sesuai indikasi yaitu isolasi sosial.
2. Membuat kontrak dengan klien.
3. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
f) Persiapan alat
1. Tape recorder/CD player.
2. Lagu yang berirama riang.
3. Bola.
4. Buku catatan dan pulpen.
5. Jadwal kegiatan harian klien.
g) Prosedur
o Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
1. Memberikan salam terapeutik
a) Salam dari terapis.
b) Peserta dan terapis memakai papan nama.
2. Evaluasi / validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini.
b) Menanyakan apakah telah mencoba memperkenalkan diri kepada orang
lain.
3. Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu berkenalan dengan anggota
kelompok.
b) Menjelaskan aturan main berikut :

19
1) Jika ada peserta yang akan meninggalakan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis.
2) Lama kegiatan 45 menit.
3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
o Tahap Kerja
1. Hidupkan kaset / CD pada tape record / CD player dan minta klien
mengedarkan bola berlawanan dengan arah jarum jam.
2. Pada saat musik di hentikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk berkenalan dengan anggota kelompok yang ada di
sebelah kanan dengan cara :
- Memberi salam.
- Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
- Menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi lawan bicara.
- Di mulai dari terapis sebagai contoh.
3. Ulangi 1 dan 2 sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
4. Hidupkan musik dan minta klien mengedarkan bola. Pada saat musik di
berhentikan, minta pada anggota kelompok yang memegang bola untuk
memperkenalkan anggota kelompok yang sebelah kanannya kepada
kelompok, yaitu nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi. Di mulai
oleh terapis sebagai contoh.
5. Ulangi sampai semua anggota mendapat giliran.
6. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan.
o Tahap Terminasi
a. Evaluasi
- Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
- Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana tindak lanjut
- Menganjurkan setiap anggota kelompok latihan berkenalan.
- Memasukkan kegiatan berkanalan pada jadwal harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
- Menyepakati kegiatan berikut, yaitu dengan bercakap-cakap tentang
kehidupan pribadi.
- Menyepakati waktu dan tempat.
h) Evaluasi

20
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAKS berlangsung, khususnya pada
tahap kerja untuk menilai kemampuan klien melakukan TAKS. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS. Untuk TAKS
sesi 2 dievaluasi kemampuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan
nonverbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut.
Sesi 2 : TAKS Kemampuan memperkenalkan diri
a. Kemampuan verbal
Aspek Yang Nama Klien
No.
Dinilai
Menyebutkan
1.
nama lengkap
Menyebutkan
2.
nama panggilan
3. Menyebutkan asal
4. Menyebutkan hobi
Jumlah

b. Kemampuan non verbal


Aspek Yang Nama Klien
No.
Dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
Menggunakan
3. bahasa tubuh yang
sesuai
Mengikuti kegiatan
4. dari awal sampai
akhir
Jumlah

Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda checklist (√)
jika ditemukan pada klien atau tanda (-) jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Kemampuan verbal, di sebut
mampu jika mendapat nilai >_6, disebut belum mampu jika mendapat nilai
<_2.
i) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika mengikuti TAKS
pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, jika klien 7 untuk verbal

21
dan 3 untuk nonverbal, catatan keperawatan adalah klien mengikuti TAKS sesi
2, klien mampu berkenalan secara verbal dan nonverbal, anjurkan klien
berkenalan dengan klien lain, buat jadwal.

C. TAK S Sesi 3
a) Pengertian
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah pasien dengan masalah hubungan sosial.
b) Tujuan
Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok :
a. Menanyakan kehidupan pribadi kepada satu orang anggota kelompok.
b. Menjawab pertanyaan tentang kehidupan pribadi.
c) Indikasi
-
d) Kontra indikasi
-
e) Persiapan klien
1. Memilih klien sesuai indikasi yaitu isolasi sosial.
2. Membuat kontrak dengan klien.
3. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
f) Persiapan alat
1. Tape recorder/CD player.
2. Lagu yang berirama riang.
3. Bola.
4. Buku catatan dan pulpen.
5. Jadwal kegiatan harian klien.
g) Prosedur
o Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
1. Memberikan salam terapeutik.
2. Melakukan evaluasi/validasi dengan menanyakan perasaan klien saat ini
dan apakah telah mencoba berkenalan dengan orang lain.
3. Membuat kontrak kegiatan meliputi :
a. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu bertanya dan menjawab tentang
kehidupan pribadi.

22
b. Menjelaskan aturan main kegiatan yaitu :
1) Klien yang akan meninggalkan kelompok harus minta izin kepada
terapis.
2) Lama kegiatan 45 menit.
3) Setiap klien harus mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai.
o Tahap Kerja
1. Hidupkan kaset/CD pada tape recorder/CD player dan edarkan bola
berlawanan dengan arah jarum jam.
2. Pada saat musik dihentikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk bertanya tentang kehidupan pribadi anggota
kelompok yang ada di sebelah kanan dengan cara :
- Memberi salam.
- Memanggil panggilan.
- Menanyakan kehidupan pribadi : keluarga, sekolah, atau pekerjaan.
- Dimulai oleh terapis sebagai contoh.
2. Ulangi 1 dan 2 sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
3. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan.
o Tahap Terminasi
1. Lakukan evaluasi dengan cara :
a. Menanyakan kembali perasaan klien setelah mengikuti kegiatan
TAKS.
b. Beri pujian atas keberhasilan kelompok.
2. Rencana tindak lanjut :
a. Menganjurkan tiap anggota kelompok bercakap-cakap tentang
kehidupan pribadi dengan orang lain pada kehidupan sehari-hari.
b. Memasukkan kegiatan bercakap-cakap pada jadwal kegiatan harian
klien.
4. Kontrak yang akan datang :
a. Menyepakati kegiatan berikut, yaitu menyampaikan/membicarakan
topik pembicaraan tertentu.
b. Menyepakati waktu dan tempat.
h) Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAKS berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan

23
tujuan TAKS. TAKS sesi 3 dievaluasi kemampuan verbal dalam bertanya dan
menjawab pada saat bercakap-cakap serta kemampuan nonverbal dengan
menggunakan formulir evalasi berikut.
Sesi 3 : TAKS Kemampuan kemampuan bercakap-cakap
a. Kemampuan verbal : bertanya
Aspek Yang Nama Klien
No.
Dinilai
Mengajukan
1. pertanyaan yang
jelas
Mengajukan
2. pertanyaan yang
ringkas
Mengajukan
3. pertanyaan yang
relevan
Mengajukan
4. pertanyaan yang
sponta
Jumlah

b. Kemampuan verbal : menjawab


Aspek Yang Nama Klien
No.
Dinilai
Menjawab secara
1.
jelas
Menjawab secara
2.
ringkas
Menjawab secara
3.
relevan
Menjawab secara
4.
spontan
Jumlah
c. Kemampuan non verbal
Aspek Yang Nama Klien
No.
Dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
Menggunakan
3. bahasa tubuh yang
sesuai
Mengikuti kegiatan
4. dari awal sampai
akhir
Jumlah

24
Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda checklist (√)
jika ditemukan pada klien atau tanda (-) jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 maka klien
“mampu”, jika nilai 0, 1 , 2 maka klien “belum mampu”.

i) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika mengikuti TAKS
pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, nilai kemampuan verbal
bertanya 2, kemampuan menjawab verbal 2, maka catatan keperawatan adalah
klien belum mampu bercakap-cakap secara verbal dan nonverbal. Di anjurkan
latihan diulang di ruangan (buat jadwal).

D. TAK S Sesi 4
a) Pengertian
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah pasien dengan masalah hubungan sosial.
b) Tujuan
Klien mampu menyapaikan topik pembicaraan tertentu dengan anggota
kelompok :
a. Menyampaikan topik yang ingin dibicarakan.
b. Memilih topik yang ingin dibicarakan.
c. Memberi pendapat tentang topik yang dipilih.
c) Indikasi
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
nama panggilan, asal, dan hobi.
d) Kontra indikasi
-
e) Persiapan klien
1. Memilih klien sesuai indikasi yaitu isolasi sosial.
2. Membuat kontrak dengan klien.
3. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
f) Persiapan alat
1. Tape recorder/CD player.

25
2. Lagu yang berirama riang.
3. Bola.
4. Buku catatan dan pulpen.
5. Jadwal kegiatan harian klien.
6. Flipchart/ Whiteboard dan Spidol.
g) Prosedur
o Persiapan
1. Meningkatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 3 TASK.
2. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
o Orientasi
1. Salam terapeutik
Pada tahap ini terapis melakukan :
a. Memberikan salam terapeutik.
b. Peserta dan terapis memakai papan nama.
2. Evaluasi/validasi
a. Menanyakan perasaan klien saat ini.
b. Menanyakan apakah klien telah berlatih bercakap-cakap dengan orang
lain.
3. Kontrak
a. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menyampaikan, memilih, dan
memberi pendapat tentang topik percakapan.
b. Menjelaskan aturan main berikut :
1) Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis.
2) Lama kegiatan 45 menit.
3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
o Tahap Kerja
a. Hidupkan kaset/CD pada tape/recorder/CD player dan edarkan bola
berlawanan dengan arah jarum jam.
b. Pada saat musik dihentikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran menyampaikan satu topik yang ingin dibicarakan.
Dimulai terapis sebagai contoh.
c. Tuliskan pada flipchart/whiteboard, ropik yang disampaikan secara
berurutan.

26
d. Ulangi a, b, dan c sampai semua anggota kelompok menyampaikan topik
yang ingin dibicarakan.
e. Hidupkan lagi musik dan edarkan bola, pada saat dimatikan, anggota yang
memegang bola memilih topik yang disukai untuk dibicarakan dari daftar
yang ada.
f. Ulangi e sampai semua anggota kelompok memilih topik.
g. Terapis membantu menetapkan topik yang paling banyak dipilih.
h. Hidupkan lagi musik dan edarkan bola, pada saat dimatikan, anggota yang
memegang bola menyampaikan pendapat tentang topik yang dipilih.
i. Ulangi h sampai semua anggota kelompok menyampaikan pendapat.
j. Buat rangkuman pendapat dari anggota.
k. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan.
o Tahap terminasi
a. Evaluasi
- Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAKS.
- Memberi pujian atas keberhasilan.
b. Rencana tindak lanjut
- Menganjurkan setiap anggota bercakap-cakap tentang topik tertentu
dengan orang lain pada kehidupan sehari-hari.
- Memasukkan kegiatan bercakap-cakap pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
- Menyepakati kegiatan berikutnya, yaitu menyampaikan dan
membicarakan masalah pribadi.
- Menyepakati waktu dan tempat.
h) Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAKS berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAKS. Untuk TAKS Sesi 4 di evaluasi kemampuan verbal
menyampaikan, memilih dan memberi pendapat tentang topik percakapan serta
kemampuan nonverbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut.
Sesi 4 : TAKS Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu
a. Kemampuan verbal : menyampaikan topik
Aspek Yang Nama Klien
No.
Dinilai

27
Menyampaikan
1.
topik secara jelas
Menyampaikan
2. topik secara
ringkas
Menyampaikan
3.
topik yang relevan
Menyampaikan
4. topik secara
spontan
Jumlah

b. Kemampuan non verbal : menyampaikan topik


Aspek Yang Nama Klien
No.
Dinilai
Memilih topik
1.
secara jelas
Memilih topik
2.
secara ringkas
Memilih topik
3.
yang relevan
Memilih topik
4.
secara spontan
Jumlah

c. Kemampuan verbal : memberikan pendapat


Aspek Yang Nama Klien
No.
Dinilai
Memberi pendapat
1.
secara jelas
Memberi pendapat
2.
secara ringkas
Memberi pendapat
3.
yang relevan
Memberi pendapat
4.
secara spontan
Jumlah

d. Kemampuan non verbal


Aspek Yang Nama Klien
No.
Dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
Menggunakan
3. bahasa tubuh yang
sesuai

28
Mengikuti kegiatan
4. dari awal sampai
akhir
Jumlah

Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda checklist (√)
jika ditemukan pada klien atau tanda (-) jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan jika mendapat nilai 3 atau 4, klien
mampu; jika senilai ≤ 2, klien belum mampu.
i) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika mengikuti TAKS
pada misalnya, kemampuan verbal menyampaikan dan memilih topik
percakapan 3, kemampuan memberi pendapat 2, dan kemampuan nonverbal 2.
Oleh sebab itu, catatan keperawatan adalah : Klien mengikuti TAKS Sesi 4,
klien mampu menyampaikan dan memilih topik percakapan, tetapi belum
mampu memberi pendapat, Secara nonverbal juga belum mampu. Dianjurkan
untuk memilih klien bercakap-cakap dengan topik tertentu di ruang rawat (buat
jadwal).

E. TAK S Sesi 5
a) Pengertian
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah pasien dengan masalah hubungan sosial.
b) Tujuan
Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan
orang lain :
a. Menyampaikan masalah pribadi.
b. Memilih satu masalah untuk dibicarakan.
c. Memberi pendapat tentang masalah pribadi yang dipilih.
c) Indikasi
-
d) Kontra indikasi
-
e) Setting

29
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
f) Persiapan alat
1. Tape recorder/CD player.
2. Lagu yang berirama riang.
3. Bola.
4. Buku catatan dan pulpen.
5. Jadwal kegiatan harian klien.
6. Flipchart/whiteboard dan spidol.
g) Metode
1. Dinamika kelompok.
2. Diskusi dan Tanya jawab.
3. Bermain peran/simulasi.
h) Prosedur
o Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 4 TAKS.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
o Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
a. Memberikan salam terapeutik :
a) Salam dari terapis.
b) Klien dan terapis memakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini.
b) Menanyakan apakah klien telah berlatih bercakap-cakap tentang
topik/hal tertentu dengan orang lain.
c. Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menyampaikan, memilih, dan
memberi pendapat tentang masalah pribadi.
b) Menjelaskan aturan main berikut :
1) Jika ada yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
2) Lama kegiatan 45 menit.
3) Setiap klien harus mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai.
o Tahap Kerja

30
a. Hidupkan kaset/CD pada tape recorder/CD player dan edarkan bola
berlawanan dengan arah jarum jam.
b. Pada saat musik dihentikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk menyampaikan satu masalah pribadi yang ingin
dibicarakan. Dimulai dari terapis sebagai contoh.
c. Tuliskan pada flipchart/whiteboard masalah yang disampaikan.
d. Ulangi a, b, dan c sampai semua anggota kelompok menyampaikan
masalah yang ingin dibicarakan.
e. Hidupkan musik dan edarkan bola. Pada saat dimatikan, anggota yang
memegang bola memilih masalah yang ingin dibicarakan.
f. Ulangi e sampai semua anggota kelompok memilih masalah yang ingin
dibicarakan.
g. Terapis membantu menetapkan topik yang paling banyak dipilih.
h. Hidupkan musik dan edarkan bola. Pada saat dimatikan, anggota yang
memegang bola menyampaikan masalah yang dipilih.
i. Ulangi h sampai anggota kelompok menyampaikan pendapat.
j. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan tepuk
tangan.
o Tahap Terminasi
a. Evaluasi
a) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti kegiatan TAKS.
b) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut.
a) Menganjurkan tiap anggota kelompok bercakap-cakap tentang masalah
pribadi dengan orang lain pada kehidupan sehari-hari.
b) Memasukkan kegiatan bercakap-cakap tentang masalah pribadi pada
jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang.
a) Menyepakati kegiatan berikutnya, yaitu berkerja sama dalam kelompok.
b) Menyepakati waktu dan tempat.
i) Evaluasi
Evaluasi dilakukan menggunakan formulir dibawah ini pada proses TAKS
berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS. Untuk TAKS sesi 5, dievaluasi
kemampuan verbal klien menyampaikan, memilih, dan memberikan pendapat

31
tentang percakapan mengenai masalah pribadi, serta kemampuan nonverbal.
Terapis memberi contoh masalah pribadi yang dialami. Contoh sebaiknya
dikaitkan dengan masalah interaksi dengan orang lain, misalnya, “sulit bercerita”
atau “tidak diperlihatkan ayah/ibu/kakak/teman”.
Sesi 5: TAKS Kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi
a. Kemampuan verbal : menyampaikan topik
Aspek Yang Nama Klien
No.
Dinilai
Menyampaikan
1.
topik secara jelas
Menyampaikan
2. topik secara
ringkas
Menyampaikan
3. topik secara
relevan
Menyampaikan
4. topik secara
spontan
Jumlah

b. Kemampuan verbal : memilih topik


Aspek Yang Nama Klien
No.
Dinilai
Memilih topik
1.
secara jelas
Memilih topik
2.
secara ringkas
Memilih topik
3.
secara relevan
Memilih topik
4.
secara spontan
Jumlah

c. Kemampuan verbal : memberi pendapat tentang masalah


Aspek Yang Nama Klien
No.
Dinilai
Memberi topik
1.
secara jelas
Memberi topik
2.
secara ringkas
Memberi topik
3.
secara relevan
Memberi topik
4.
secara spontan

32
Jumlah

d. Kemampuan non verbal


Aspek Yang Nama Klien
No.
Dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
Menggunakan
3. bahasa tubuh yang
sesuai
Mengikuti kegiatan
4. dari awal sampai
akhir
Jumlah

Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda checklist (√)
jika ditemukan pada klien atau tanda (-) jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 maka klien
“mampu”, jika nilai ≤ 2 maka klien “belum mampu”.
j) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika mengikuti TAKS
pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, kemampuan
menyampaikan topik masalah pribadi yang akan dipercakapkan 3, memilih dan
memberi berpendapat 2, kemampuan nonverbal 4. Untuk itu, catatan
keperawatannya adalah klien TAKS sesi 5, klien mampu menyampaikan
masalah pribadi yang ingin dibicarakan, belum mampu memilih dan memberi
pendapat, tetapi nonverbalnya baik. Anjurkan/latih untuk bercakap-cakap
tentang masalah pribadi dengan perawat dan klien lain diruang rawat (buat
jadwal).

F. TAK S Sesi 6
a) Pengertian
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah pasien dengan masalah hubungan sosial.
b) Tujuan
Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok :

33
a. Bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhan pada orang lain.
b. Menjawab dan memberi pada orang lain sesuai dengan permintaan.
c) Indikasi
-
d) Kontra indikasi
-
e) Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
f) Persiapan alat
1. Tape recorder/CD player.
2. Lagu yang berirama riang.
3. Bola.
4. Buku catatan dan pulpen.
5. Jadwal kegiatan harian klien.
6. Kartu kwartet.
g) Metode
1. Dinamika kelompok.
2. Diskusi dan Tanya jawab.
3. Bermain peran/simulasi.
h) Prosedur
o Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 5 TAKS.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
o Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
a. Memberikan salam terapeutik
a) Salam dari terapis.
b) Klien dan terapis memakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini.
b) Menanyakan apakah telah latihan bercakap-cakap tentang masalah
pribadi dengan orang lain.
d. Kontrak

34
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan bertanya dan meminta kartu
yang diperlukan serta menjawab dan memberi kartu pada anggota
kelompok.
b) Menjelaskan aturan main berikut :
- Jika ada yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
- Lama kegiatan 45 menit.
- Setiap klien harus mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai.
o Tahap Kerja
a. Terapis membagi membagi 4 buah kartu kwartet untuk setiap anggota
kelompok. Sisanya diletakkan diatas meja.
b. Terapis meminta tiap anggota kelompok untuk menyusun kartu sesuai
dengan seri (satu seri mempunyai 4 kartu).
c. Hidupkan musik dan edarkan bola berlawanan dengan arah jarum jam.
d. Pada saat musik dihentikan, anggota kelompok yang memegang bola
memulai permainan berikut.
- Meminta kartu yang dibutuhkan (seri yang belum lengkap) kepada
anggota kelompok disebelah kanannya.
- Jika kartu yang dipegang serinya lengkap diumumkan pada kelompok
dengan membaca judul dan subjudul.
- Jika kartu yang dipegang serinya tidak lengkap diperkenankan
mengambil satu kartu dari tumpukan kartu diatas meja.
- Jika anggota kelompok memberikan kartu yang dipegang pada yang
meminta, ia berhak mengambil satu kartu dari tumpukan kartu diatas
meja.
- Setiap menerima kartu, diminta mengucapkan terimakasih.
e. Ulangi c dan d jika d 2 atau d 3 terjadi.
f. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan.
o Tahap Terminasi
a. Evaluasi
- Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti kegiatan TAKS.
- Memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana tindak lanjut

35
- Menganjurkan setiap anggota kelompok latihan bertanya, meminta,
menjawab, dan memberi pada kehidupan sehari-hari (kerjasama).
- Memasukkan kegiatan bekerjasama pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
- Menyepakati kegiatan berikut, yaitu mengevaluasi kegiatan TAKS.
- Menyepakati waktu dan tempat.
i) Evaluasi
Evaluasi dilakukan menggunakan formulir dibawah ini pada proses TAKS
berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS. Untuk TAKS sesi 6, dievaluasi
kemampuan verbal dalam bertanya, meminta, menjawab, dan memberi serta
kemampuan nonverbal.
Sesi 6 : TAKS Kemampuan berkerjasama
a. Kemampuan verbal : bertanya dan meminta
Aspek Yang Nama Klien
No.
Dinilai
Bertanya dan
1. meminta secara
jelas
Bertanya dan
2. meminta secara
ringkas
Bertanya dan
3. meminta secara
relevan
Bertanya dan
4. meminta secara
spontan
Jumlah

b. Kemampuan verbal : menjawab dan memberi


Aspek Yang Nama Klien
No.
Dinilai
Menjawab dan
1. memberi secara
jelas
Menjawab dan
2. memberi secara
ringkas
Menjawab dan
3. memberi secara
relevan
4. Menjawab dan

36
memberi secara
spontan
Jumlah

c. Kemampuan non verbal


Aspek Yang Nama Klien
No.
Dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
Menggunakan
3. bahasa tubuh yang
sesuai
Mengikuti kegiatan
4. dari awal sampai
akhir
Jumlah

Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda checklist (√)
jika ditemukan pada klien atau tanda (-) jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 maka klien
“mampu”, jika nilai ≤ 2 maka klien “belum mampu”.
j) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAKS berlangsung,
pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, kemampuan verbal
bertanya, meminta, menjawab, dan memberi 4, serta kemampuan nonverbal 4,
maka catatan keperawatan adalah klien mengikuti TAKS sesi 6, klien mampu
secara verbal dan nonverbal dalam bertanya, meminta, menjawab, dan memberi
anjurkan klien melakukan diruang rawat (buat jadwal).

G. TAK S Sesi 7
a) Pengertian
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah pasien dengan masalah hubungan sosial.
b) Tujuan
Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan
kelompok yang telah dilakukan.
c) Indikasi

37
-
d) Kontra indikasi
-
e) Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
f) Persiapan alat
1. Tape recorder/CD player.
2. Lagu yang berirama riang.
3. Bola.
4. Buku catatan dan pulpen.
5. Jadwal kegiatan harian klien.
g) Metode
1. Dinamika kelompok.
2. Diskusi dan Tanya jawab.
3. Bermain peran/simulasi.
h) Prosedur
o Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 6 TAKS.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
o Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
a. Memberikan salam terapeutik
a) Salam dari terapis.
b) Klien dan terapis memakai papan nama.
c. Evaluasi/validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini.
b) Menanyakan apakah telah latihan berkerjasama dengan orang lain.
d. Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menyampaikan manfaat 6 kali
pertemuan TAKS.
b) Menjelaskan aturan main berikut :
- Jika ada yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
- Lama kegiatan 45 menit.

38
- Setiap klien harus mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai.
o Tahap Kerja
a. Hidupkan kaset/CD pada tape recorder/CD player dan edarkan bola
berlawanan arah jarum jam.
b. Pada saat musik dihentikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat kesempatan menyampaikan pendapat tentang manfaat dari 6 kali
pertemuan yang telah berlalu.
c. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok menyampaikan pendapat.
d. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan.
o Tahap Terminasi
a. Evaluasi
- Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti kegiatan TAKS.
- Memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
- Menyimpulkan 6 kemampuan pada 6 kali pertemuan yang lalu.
b. Rencana tindak lanjut.
- Menganjurkan setiap anggota kelompok tetap melatih diri untuk 6
kemampuan yang telah dimiliki baik di RS maupun di rumah.
- Melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga untuk memberi
dukungan pada klien dalam menjalankan kegiatan hidup sehari-hari.
c. Kontrak yang akan datang
Menyepakati rencana evaluasi kemampuan secara periodik.
i) Evaluasi
Evaluasi dilakukan menggunakan formulir dibawah ini pada proses TAKS
berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS. Untuk TAKS sesi 7, dievaluasi
kemampuan klien menyampaikan manfaat TAKS yang telah berlangsung 6 sesi
secara verbal dan disertai kemampuan nonverbal.
Sesi 7 : TAKS Evaluasi kemampuan sosialisasi
a. Kemampuan verbal : menyebutkan manfaat 6 kali TAKS
Aspek Yang Nama Klien
No.
Dinilai
Menyebutkan
1. manfaat secara
jelas
2. Menyebutkan

39
manfaat secara
ringkas
Menyebutkan
3. manfaat secara
relevan
Menyebutkan
4. manfaat secara
spontan
Jumlah

b. Kemampuan non verbal


Aspek Yang Nama Klien
No.
Dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
Menggunakan
3. bahasa tubuh yang
sesuai
Mengikuti kegiatan
4. dari awal sampai
akhir
Jumlah

Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda checklist (√)
jika ditemukan pada klien atau tanda (-) jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 maka klien
“mampu”, jika nilai ≤ 2 maka klien “belum mampu”.
j) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika akhir TAKS pada
catatan proses keperawatan setiap klien. Disimpulkan kemampuan yang telah
dapat diterapkan oleh klien sehari-hari untuk klien yang telah mampu maka
dianjurkan dan dievaluasi pada kegiatan sehari-hari (melalui jadwal kegiatan
harian). Jika klien belum mampu, klien dapat disertakan pada kelompok TAKS
yang baru.

40
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target
asuhan.
Sedangkan terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) adalah upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah pasien dengan masalah hubungan
sosial (Keliat & Prawirowiyono, 2014). Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAK
S) dilaksananakan dengan membantu pasien melakukan sosialisasi dengan individu
yang ada disekitar pasien.
Menurut (Keliat, 2005) komponen kelompok TAKS terdiri dari delapan
aspek, yaitu struktur kelompok, besaran kelompok, lamanya sesi, komunikasi,
peran kelompok, kekuatan kelompok, norma kelompok dan kekohesifan. Menurut
(Keliat & Prawirowiyono, 2014) tujuan umum TAK Sosialisai adalah pasien dapat
meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap.

3.2 Saran
Diharapkan pembaca dapat memahami isi dari makalah ini, yaitu agar
pembaca mengetahui bagaimana peneraan asuhan keperawatan terapi aktivitas
kelompok sosialisasi pada klien skizofrenia isolasi sosial.

41
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/15447452/PROPOSAL_TERAPI_AKTIVITAS_KELOM
POK_SOSIALISASI
http://ardhyashshiddieqi.blogspot.com/2013/05/makalah-terapi-aktivitas-
kelompok.html?m=1
https://hendrapriyatnanto.wordpress.com/tag/komunikasi-
terapeutik/#:~:text=Terminasi%20merupakan%20akhir%20dari
%20pertemuan,menyelesaikan%20proses%20keperawatan%20secara
%20menyeluruh.
https://www.academia.edu/15447452/PROPOSAL_TERAPI_AKTIVITAS_KELOM
POK_SOSIALISASI
https://samoke2012.files.wordpress.com/2017/03/taks-b.pdf
https://pdfcoffee.com/qdownload/sop-tak-sosialisasi-sesi-1-7-pdf-free.html

42

Anda mungkin juga menyukai