Anda di halaman 1dari 16

Keamanan Lingkungan dan Istirahat Tidur

Dosen pembimbing
Estin Gita M, SST .,MPH

Disusun oleh :
Alfina Indah Susanti (201902001)

Tasya Atalla Rizki Amalia (20192013)

Veronika Elma Triven (201902014)

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI


2019/2020

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Keamanan
Lingkungan dan Istirahat Tidur ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia.Selain itu, makalah ini juga bertjuan untuk
menambah wawasan tentang Keamanan Lingkungan dan Istirahat Tidur bagi para
pembaca dan juga bagi kami.

Saya ucapkan terimakasih kepada ibu Estin Gita M, SST .,MPH selaku dosen
mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami
tekuni.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Kediri, 12 September 2019

Penyusun

ii
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar belakang.........................................................................................1


1.2 Tujuan.....................................................................................................1
1.3 Manfaat...................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................2
2.1 Keamanan Lingkungan................................................................................2
2.1.1 Definisi keamanan lingkungan.............................................................2
2.1.2 Jenis keamanan lingkungan..................................................................2
2.1.3 Karakteristik keamanan lingkungan.....................................................3
2.1.4 Faktor keamanan lingkungan...............................................................3
2.1.5 Macam macam bahaya.........................................................................5
2.2 Istirahat tidur................................................................................................6
2.2.1 Definisi istirahat...................................................................................6
2.2.2 Definisi tidur.........................................................................................7
2.2.3 Jenis tidur berdasarkan proses..............................................................7
2.2.4 Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi
oleh faktor............................................................................................8
2.2.5 Gangguan atau masalah tidur...............................................................9
BAB 3 PENUTUP....................................................................................................12

A. KESIMPULAN.......................................................................................12
DAFTAR PUSAKA.................................................................................................13

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keamanan lingkungan sangatlah penting, upaya menjaga keamanan lingkungan perlu
dilakukan oleh seluruh warga negara .Meskipun pemerintah telah menjamin keamanan kita,
selaku warga negara, dengan mengerahkan aparat-aparat penegak hukum seperti polisi dan
tentara, namun kita tetap bertanggung jawab atas keamanan lingkungan kita masing-masing.
Baik itu dilingkungan masyarakat, rumah, sekolah, jalan rumah sakit, dan lain sebagaianya.
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak yang harus dipenuhi oleh
semua orang. Dengan istirahat yang cukup, tubuh baru dapat berfungsi secara optimal.Secara
umun, istirahat berarti suatu keadaan tenang, rileks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari
perasaan gelisah.Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan
reaksi individu terhadap lingkungan menurun.Tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan
fisik, mengurangi kecemasan stres, dan dapat meningkatkan kemampuan dan konsentrasi saat
hendak melakukan aktivitas sehari-hari (Wahid & Nurul, 2007).

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang konsep keamanan
lingkungan dan istirahat tidur.

1.3 Manfaat
Memiliki dasar teori tentang konsep keamanan lingkungan dan istirahat tidur sehingga
mampu memberikan asuhan yang tepat pada klien.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Keamanan Lingkungan


2.1.1 Definisi Keamanan Lingkungan
Keamanan lingkungan adalah keadaan bebas dari bahaya.Istilah ini bisa digunakan
dengan hubungan kepada kejahatan segala bentuk kecelakaan, dan lain-lain. Keamanan
merupakan topik yang luas termasuk keamananan nasional terhadap serangan teroris,
keamanan komputer terhadap hacker atau cracker, keamanan rumah terhadap maling dan
penyelusup lainnya, keamanan finansial terhadap kehancuran ekonomi dan banyak situasi
berhubungan lainnya.

2.1.2 Jenis Keamanan Lingkungan

 Pengertian Keamanan Fisik (Biologic Safety)

Keamanan adalah kebutuhan dasar manusia prioritas kedua berdasarkan kebutuhan fisiologis
dalam hirarki Maslow yang harus terpenuhi selama hidupnya, sebab dengan terpenuhinya
rasa aman setiap individu dapat berkarya dengan optimal dalam hidupnya.Mencari
lingkungan yang betul-betul aman memang sulit, maka konsekuensinya promosi keamanan
berupa kesadaran dan penjagaan adalah hal yang penting.

Secara umum keamanan (safety) adalah status seseorang dalam keadaan aman, kondisi yang
terlindungi secara fisik, sosial, finansial, politik, emosi, pekerjaan, psikologis atau berbagai
akibat dari sebuah kegagalan, kerusakan, kecelakaan, atau berbagai keadaan yang tidak
diinginkan. Menurut Craven: 2000, keamanan tidak hanya mencegah rasa sakit dan cedera
tetapi juga membuat individu merasa aman dalam aktifitasnya. Keamanan dapat mengurangi
stres dan meningkatkan kesehatan umum.

Keamanan fisik (biologic safety) merupakan keadaan fisik yang aman terbebas dari ancaman
kecelakaan dan cedera (injury). Kebutuhan keamanan fisik merupakan kebutuhan untuk
melindungi diri dari bahaya yang mengancam kesehatan fisik, yang pada pembahasan ini
akan difokuskan pada providing for safety atau memberikan lingkungan yang aman.

2
2.1.3 Karakteristik Keamanan Lingkungan

1. Pervasiveness (insidensi)

Artinya klien membutuhkan keamanan pada seluruh aktifitasnya seperti


makan, bernafas, tidur, kerja, dan bermain.

2. Perception (persepsi)

Persepsi seseorang tentang keamanan dan bahaya mempengaruhi aplikasi


keamanan dalam aktifitas sehari-harinya. Tindakan penjagaan keamanan dapat efektif
jika sesorang mengerti.

3. Management (pengaturan)

Ketika seseorang mengenali bahaya pada lingkungan klien akan melakukan


tindakan pencegahan agar bahaya tidak terjadi dan itulah praktek keamanan.

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keamanan.

Faktor yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melindungi diri dari bahaya
kecelakaan yaitu usia, gaya hidup, status mobilitas, gangguan sensori persepsi, tingkat
kesadaran, status emosional, kemampuan komunikasi, pengetahuan pencegahan kecelakaan,
dan faktor lingkungan.

1.   Usia

Seseorang belajar untuk melindungi dirinya dari berbagai bahaya melalui pengetahuan dan
pengkajian akurat tentang lingkungan. Sebagai tenaga kesehatan perlu mempelajari bahaya-
bahaya yang mungkin mengancam seseorang sesuai usia dan tahap tumbuh kembangnya
sekaligus tindakan pencegahannya.

Pada anak-anak tidak terkontrol dan tidak mengetahui akibat dari apa yang dilakukan. Pada
orang tua atau lansia akan mudah sekali terjatuh atau kerapuhan tulang.

2.  Gaya Hidup

       Faktor gaya hidup yang menempatkan klien dalam resiko bahaya diantaranya lingkungan
kerja yang tidak aman, daerah dengan tingkat kejahatan tinggi, adanya akses dengan obat-
obatan atau zat aditif berbahaya.

3
3.  Status Mobilisasi

                 Klien dengan kerusakan mobilitas akibat kelemahan otot, gangguan


keseimbangan/koordinasi memiliki resiko untuk terjadinya cedera.

4. Gangguan Sensori Persepsi

                 Sensori persepsi yang akurat terhadap stimulus lingkungan sangat penting bagi
keamanan seseorang. Klien dengan gangguan persepsi rasa, dengar, raba, cium dan lihat
memiliki resiko tinggi untuk cedera.

5.  Tingkat Kesadaran

Kesadaran merupakan kemampuan untuk menerima stimulus lingkungan, reaksi tubuh, dan
berespon tepat melalui proses berfikir dan tindakan. Klien yang mengalami gangguan
kesadaran diantaranya klien yang kurang tidur, klien tidak sadar atau setengah sadar, klien
yang menerima obat-obatan tertentu seperti narkotika.

6.  Status Emosional

Status emosi yang ekstrim dapat mengganggu kemampuan klien menerima bahaya
lingkungan. Contohnya situasi penuh stres dapat menurunkan konsentrasi dan menurunkan
kepekaan pada keadaan eksternal. Klien dengan depresi cenderung lambat berfikir dan
bereaksi terhadap keadaan lingkungan.

7.  Kemampuan Komunikasi

Klien dengan penurunan kemampuan untuk menerima dan mengemukakan informasi juga
beresiko untuk cedera. Contohnya klien dengan keterbatasan bahasa, dan klien yang buta
huruf atau tidak bisa mengartikan simbol-simbol tanda bahaya.

8.  Pengetahuan Pencegahan Kecelakaan

Informasi adalah hal yang sangat penting dalam penjagaan keamanan. Klien yang berada
dalam lingkungan asing sangat membutuhkan informasi keamanan yang khusus. Setiap
individu perlu mengetahui cara-cara yang dapat mencegah terjadinya cedera.

4
9.  Faktor Lingkungan

Lingkungan dengan perlindungan yang minimal dapat beresiko menjadi penyebab cedera
baik di rumah, tempat kerja, dan jalanan.

2.1.5 Macam-macam Bahaya / Kecelakaan

a) .Di rumah

a. Tersedak
b. Jatuh
c. Tersiram air panas
d. Jatuh dari jendela / tangga
e. Luka tusuk / gores
f. Luka bakar
g. Terkena pecahan kaca
h. Jatuh dari sepeda
i. Keracunan

b) Di rumah sakit
a. Mikroorganisme
b. Cahaya
c. Kebisingan
d. Cedera / jatuh
e. Kesalahan prosedur
f. Peralatan medic
Pencegahan Kecelakaan di Rumah Sakit :

1. Menjaga keselamatan pasien yang gelisah selama berada di tempat tidur


2. Menjaga keselamatan klien dari infeksi dengan mempertahankan teknik aseptik,
menggunakan alat kesehatan sesuai tujuan
3. Menjaga keselamatan klien yang dibawa dengan kursi roda
4. Menghindari kecelakaan :
 Mengunci roda kereta dorong saat berhenti
 Tempat tidur dalam keadaan rendah dan ada penghalang pada pasien
 Bel berada pada tempat yang mudah dijangkau

5
 Meja yang mudah dijangkau

5. Memasang lebel pada obat, botol, dan obat-obatan yang mudah terbakar

6. Mempertahankan kebersihan lantai ruangan dan kamar mandi

7. Menyiapkan alat pemadam kebakaran dalam keadaan siap pakai dan mampu
menggunakannya.

2.2 Istirahat Tidur


Setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar fisiologis untuk istirahat teratur, jumlah
kebutuhan istirahat bervariasi, bergantung pada kualitas tidur, status kesehatan, pola akifitas,
gaya hidup dan umur seseorang.
2.2.1 Istirahat
1) Pengertian
Istirahat adalah keadaan yang rileks tanpa adanya tekanan emosional dan
bukan hanya dalam keadaan untuk tidak beraktivitas, melainkan juga berhenti sejenak.
2) Karakteristik

Pada tahun 1967, Narrow mengemukakan 6 karakteristik yang berhubungan


dengan istirahat (dalam Potter dan Perry)

 Merasakan bahwa segala sesuatu harus bisa diatasi


 Merasa diterima
 Mengetahui apa yang sedang terjadi
 Bebas dari gangguan ketidaknyamanan
 Mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang memiliki tujuan
 Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan

Kebutuhan istirahat dapat dirasakan apabila semua karakteristik tersebut di atas dapat
terpenuhi. Hal ini dapat dijumpai apabila pasien merasakan segala kebutuhannya
dapat diatasi, adanya pengawasan, dan penerimaan dari tindakan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan sehingga dapat memberikan kedamaian. Apabila pasien tidak
merasakan keenam kriteria tersebut di atas, maka kebutuhan istirahatnya masih belum
terpenuhi sehingga diperlukan tindakan yang dapat meningkatkan terpenuhinya
kebutuhan istirahat dan tidur, misalnya mendengarkan secara hati-hati tentang
kekhawatiran personal pasien dan mencoba meringankannya jika memungkinkan.
6
2.2.2 Tidur
1)Pengertian
Tidur adalah suatu kondisi tidak sadar di mana seseorang dapat dibangunkan oleh
stimulus atau sensori yang sesuai (Guyton 1986). Dengan perkataan lain, tidur merupakan
suatu keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa
kegiatan, tetapi lebih kepada suatu urutan siklus yang berulang.
Tidur memiliki ciri yaitu adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang
bervariasi, terdapatnya perubahan proses fisiologis dan terjadinya penurunan respons
terhadap rangsangan dari luar.

2) Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur yang melibatkan hubungan


mekanisme serebral secara bergantian agar mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk
dapat tidur dan bangun. Dalam keadaan sadar, neuron dalam Reticular Activating System
(RAS) akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin. Selain itu RAS dapat memberikan
rangsangan visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari
korteks serebri termasuk rangsangan emosin dan proses pikir. Pada saat tidur, terdapat
pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu
Bulbar Synchronizing Regional (BSR).

2.2.3 Berdasarkan proses terdapat 2 jenis tidur yaitu :

a) Tidur gelombang lambat (Slow Wave Sleep) / NREM ( Non Rapid Eye Movement)

Jenis tidur ini dikenal dengan tidur yang dalam, istirahat penuh, dengan gelombang
otak yang lebih lambat, atau juga dikenal dengan tidur nyenyak. Ciri-ciri tidur nyenyak
adalah menyegarkan, tanpa mimpi, atau tidur dengan gelombang delta

Tahapan tidur gelombang lambat

 Tahap 1
Merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur, ciri-cirinya yaitu rileks, masih
sadar dengan lingkungan, merasa ngantuk, bola mata bergerak, frekuensi nafas dan
nadi menurun, yang berlangsung selama 5 menit

7
 Tahap 2
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun, ciri-cirinya yaitu mata
pada umumnya menetap, denyut jantung dan frekuensi nafas menurun, temperature
tubuh menurun, metabolisme menurun yang berlangsung selama 10-15 menit
 Tahap 3
Ciri-ciri tahap ini yaitu denyut nadi, frekuensi nafas dan proses tubuh lainnya lambat.
Hal ini disebabkan oleh adanya dominasi sistem saraf parasimpatis sehingga sulit
untuk bangun.
 Tahap 4
Merupakan tahap tidur dalam, ciri-cirinya yaitu kecepatan jantung dan nafas turun,
jarang bergerak dan sulit dibangunkan, sekresi lambung dan tonus otot menurun

b) Tidur Paradoks / REM ( Repit Eye Movement )

Tidur jenis ini dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20 menit,
rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama terjadi selama 80-100 menit. Namun apabila
kondisi seseorang sangat lelah, maka awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada.

. Ciri-ciri tidur REM :

 Biasanya disertai dengan mimpi aktif


 Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak NREM
 Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan inhibitasi kuat
proyeksi spinal atas sistem pengaktifan retikularis.
 Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan tidak teratur, tekanan darah
meningkat, sekresi gaster meningkat, metabolisme meningkat
 Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi juga berperan dalam belajar,
memori dan adaptasi

2.2.4 Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor

 Latihan dan kelelahan


Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk
menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan

8
 Stress psikologi
Kondisi stress psikologi dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa.
Seseorang yang memiliki masalah psikologis akan mengalami kegelisahan sehingga
sulit untuk tidur.
 Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dapat mempercepat proses tidur. Konsumsi protein
yang tinggi dapat menyebabkan individu tersebut akan mempercepat proses terjadinya
tidur karena dihasilkan triptofan. Triptofan merupakan asam amino hasil pencernaan
protein yang dapat membantu kemudahan dalam tidur.
 Obat
Beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi proses tidur, seperti jenis golongan
obat diuretik yang dapat menyebabkan insomnia, kafein yang dapat meningkatkan
saraf simpatis sehingga dapat menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta
bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia dan golongan narkotik dapat menekan
REM (Repit Eye Movement) sehingga mudah mengantuk.
 Penyakit
Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang dapat
memperbesar kebutuhan tidur, seperti penyakit yang disebabkan oleh infeksi terutama
infeksi limpa. Infeksi limpa berkaitan dengan keletihan.
 Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat
proses terjadinya tidur. Sebaliknya, lingkungan yang tidak aman dan nyaman bagi
seseorang dapat menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga memengaruhi proses
tidur.
 Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, sehingga
dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk tidur dapat
menimbulkan gangguan proses tidur.

2.2.5 Ada beberapa gangguan atau masalah dalam kebutuhan tidur yaitu

 Insomnia

9
Insomnia merupakan suatu keadaan yang menyebabkan seseorang tidak mampu
mendapatkan tidur yang adekuat, baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga
seseorang tersebut hanya tidur sebentar atau susah tidur.
Insomnia terdiri dari 3 jenis yaitu
1. Inisial Insomnia yaitu ketidakmampuan seseorang untuk jatuh tidur atau
mengawali tidur.
2. Intermiten Insomnia yaitu ketidakmampuan tetap tidur karena selalu terbangun
pada malam hari.
3. Terminal Insomnia yaitu ketidakmampuan untuk tidur kembali setelah bangun
tidur pada malam hari.
 Hipersomnia
Hipersomnia merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan. Pada
umumnya lebih dari sembilan jam pada malam hari, yaitu disebabkan oleh
kemungkinan adanya masalah psikologis, depresi, kecemasan, gangguan susunan,
saraf pusat, ginjal, hati dan gangguan metabolisme.
 Parasomnia
Parasomnia merupakan kumpulan beberapa penyakit yang dapat mengganggu pola
tidur. Misalnya, somnambulisme (bejalan-jalan dalam tidur) yang banyak terjadi pada
anak-anak.
 Enuresis
Enuresis merupakan buang air kecil yang tidak disengaja pada waktu tidur atau
disebut juga dengan istilah mengompol. Enuresis terdiri dari 2 macam yaitu
1. Enuresis Noktunal yaitu mengompol pada waktu tidur. Umumnya terjadi
sebagai gangguan tidur NREM
2. Enuresis Deurnal yaitu mengompol pada saat bangun tidur
 Mendengkur
Mendengkur disebabkan oleh adanya rintangan dalam pengaliran udara di hidung dan
mulut pada waktu tidur. Terjadinya mendengkur dapat mengacaukan pada saat
bernafas dan bahkan bisa menyebabkan henti nafas. Apabila kondisi ini berlangsung
lama, maka dapat menyebabkan kadar oksigen dalam darah dapat menurun dan
denyut nadi menjadi tidak teratur.
 Narkolepsi

10
Narkolepsi merupakan keadaan tidur yang tidak dapat dikendalikan, seperti saat
seseorang tidur dalam keadaan berdiri, mengemudikan kendaraan atau di tengah suatu
pembicaraan. Hal ini merupakan suatu gangguan neurologis.
 Mengigau
Mengigau merupakan suatu gangguan tidur bila terjadi selalu sering dan di luar
kebiasaan menyebabkan kualitas dan kebutuhan hidup berkurang sehingga dapat
menggangu fungsi organ dalam tubuh dan dapat mudah menyebabkan gangguan
psikologis.
 Gangguan pola tidur secara umum
Suatu keadaan ketika seseorang mangalami atau mempunyai resiko perubahan jumlah
dan kualitas pola itirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu
gaya hidup yang diinginkan

11
BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN

Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang yang terhindar dari ancaman bahaya atau
kecelakaan. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak dapat diduga dan tidak diharapkan
yang dapat menimbulkan kerugian, sedangkan keamanan adalah keadaan aman dan tentram.

Secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khusus nya dan manusia
pada umum nya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja.

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang.
Dengan istirahat dan tidur yang cukup,tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Secara
umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari
perasaan gelisah.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://dinkes.lomboktimurkab.go.id/baca-berita-150-pentingnya-menjaga-keamanan-
lingkungan.html (10 September 2019)

https://id.wikipedia.org/wiki/Keamanan PENGERTIAN KEAMANAN BAB 2 (10


September 2019)

https://jujubandung.wordpress.com/2011/03/15/pentingnya-menjaga-keamanan-lingkungan/
(10 September 2019)

Uliyah,Musrifatul., dan Hidayat,A Aziz Alimul. 2007. “Keterampilan Dasar Praktik


Klinik.Salemba Medika”

13

Anda mungkin juga menyukai