Disusun Oleh
Kelompok 6
a) Aresenical Keratosis
Keratosis arsenik adalah dermatosis prakanker yang terlihat pada pasien dengan
toksisitas arsenik kronis. Hal ini ditandai dengan papula dan plak seperti jagung,
kekuningan, hiperkeratosis, terutama mengenai telapak tangan dan telapak kaki. Seringkali
dimulai sebagai area kecil hiperkeratosis, yang meningkat dalam jumlah dan ukuran untuk
melibatkan seluruh telapak tangan dan telapak kaki. Jarang, dapat menyebar ke punggung
tangan dan kaki, bagian lain dari tubuh, dan dapat berkembang menjadi karsinoma sel
skuamosa.
b) Bowen’s Disease
Penyakit Bowen, sebagai karsinoma sel skuamosa, adalah kanker kulit paling
umum yang disebabkan oleh arsenik. Patologisnya, yang meliputi displasia epidermal
berlapis penuh, peningkatan ketebalan epidermis, diskeratosis individu, dan infiltrat
dermal sedang. Hiperpigmentasi beraneka ragam dan keratosis belang-belang pada telapak
tangan dan telapak kaki adalah karakteristik klinis yang paling signifikan dari lesi kulit
yang diinduksi arsenik.
Kondisi ini ditandai dengan adanya garis putih yang melintang pada kuku dan bisa
menjadi tanda seseorang mengalami keracunan arsenik.
d) Arsenic poisoning (gambaran basophilic stippling)
Bintik-bintik basofilik adalah salah satu contoh dari beberapa inklusi eritrosit yang
signifikan secara klinis yang diidentifikasi pada apusan darah tepi. Kehadiran basofilik
stippling dikaitkan dengan agregat ribosom atau fragmen RNA ribosom yang diendapkan
di seluruh sitoplasma eritrosit yang bersirkulasi. Temuan ini dikaitkan dengan kelainan
hematologi yang didapat dan diwariskan yang mempengaruhi eritropoiesis dan
pematangan eritrosit.
Penyakit berilium kronis dikaitkan dengan menghirup bubuk atau asap berilium.
Orang yang terpapar biasanya menjadi peka terhadap berilium sebelum berkembang
menjadi CBD. Sensitivitas berilium (Be) dan CBD dapat berkembang segera setelah
terpapar atau banyak (30-40) tahun kemudian. Dari mereka yang bekerja di sekitar
berilium, sekitar 10% menjadi peka terhadapnya dan sekitar setengah dari mereka
berkembang menjadi CBD. Jika sudah terkena penyakit CBD maka akan menyebabkan
jaringan parut pada jaringan paru-paru.
Gambaran Berilliosis
Beriliosis, atau penyakit berilium kronis (CBD), adalah respons paru-paru tipe
alergi kronis dan penyakit paru-paru kronis yang disebabkan oleh paparan berilium dan
senyawanya, suatu bentuk keracunan berilium. Ini berbeda dari keracunan berilium akut,
yang menjadi langka setelah batas paparan kerja yang ditetapkan sekitar tahun 1950.
Beriliosis adalah penyakit paru-paru akibat kerja.
Kromium merupakan iritan kuat dan juga bersifat korosif. Bila terjadi kontak
langsung, maka dapat menimbulkan alergi. Letak luka berada di akar kuku, persendian,
dan selaput antara jari bagian belakang tangan dan lengan. Karakteristik luka karena
kromium mula-mula melepuh (papulae), kemudian terbentuk luka dengan tepi yang
meninggi dan keras. Penyembuhan luka lambat dapat terjadi selama beberapa bulan, dan
luka tidak sakit diduga karena terdapat gangguan saraf perofer. Kromium ditemukan di
zona pernafasan yaitu dengan terjadi kasus luka pada mukosa hidung (mukosa bengkak,
ulserasi septum, dan perforasi septum), hal ini terjadi apabila terpapar kromium secara
periodik dengan konsentrasi paling sedikit 20µg/m3.
Gambar di atas merupakan salah satu efek yang ditimbulkan dari korban yang
mengalami Minamata Disease di mana korban mengalami kelumpuhan yang diakibatkan
hilangnya keseimbangan pada tubuhnya dan rusaknya sistem syaraf. Tubuh manusia yang
menerima paparan Methyl-Hg tentunya memiliki efek samping yang negatif. Pada
awalnya tubuh manusia akan bereaksi seperti biasanya, namun lama kelamaan muncul
hilangnya keseimbangan, mati rasa di tangan dan kaki, kelemahan otot umum, penglihatan
yang terbatas dan kerusakan pada pendengaran dan suara. Di dalam kasus yang tinggi,
penyakit gila, kelumpuhan, pingsan dan kematian bisa terjadi dalam hitungan minggu dari
serangan dari gejala. Suatu bentuk bawaan dari penyakit dapat juga mempengaruhi janin
di dalam kandungan. Gejala-gejala yang dialami di atas di namakan dengan Minamata
Disease atau Chisso Minamata Disease.
k) Penyakit dermatitis
Sebagian timbal akan masuk kedalam jaringan lunak (sumsum tulang, sistim
saraf, ginjal, hati) dan ke jaringan keras (tulang, kuku, rambut, dan gigi). Gigi dan tulang
panjang mengandung timbal yang lebih banyak dibandingkan tulang lainnya. Pada gusi
dapat terlihat lead line yaitu pigmen berwarna abu-abu pada perbatasan antara gigi dan
gusi. Hal itu merupakan ciri khas keracunan timbal (Pb).
m) Kelumpuhan saraf (polineuropati)
Gejala lemah pada otot tanpa nyeri bisa disebabkan kemungkinan adanya
keracunan timbal. Pada pekerja dengan pemajanan timbal yang tinggi dan mengonsumsi
alkohol dapat menyebabkan kelumpuhan saraf atau polineuropati. Polineuropati adalah
kelainan saraf tepi di seluruh tubuh yang terjadi secara bersamaan. Kelumpuhan ini bisa
terjadi tiba-tiba (akut) dan terjadi secara bertahap, biasanya dalam waktu beberapa bulan
atau tahun.
DAFTAR PUSTAKA