SKRIPSI
Oleh
Rodhotul Muttaqin
NIM. 4250401014
Skripsi ini telah disetujui pembimbing untuk dimajukan ke sidang panitia ujian
skripsi.
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi Jurusan Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Sabtu
Tanggal : 1 April 2006
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Pembimbing I Penguji I
Pembimbing II Penguji II
Penguji III
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan
dirujuk secara ilmiah.
Rodhotul Muttaqin
NIM 4250401014
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“ Jika hidup tak penuh tantangan tak akan aku berperan dalam dunia yang kian
2. Kakakku tersayang, Mbak Sofyanti, Mas M. Azis Mas, Abd. Rohman, Dek
Indana A.
v
KATA PENGANTAR
Skripsi ini telah tersusun dengan baik karena bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Drs. Agus Yulianto, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
2. Drs. Sunyoto Eko Nugroho, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah
4. Drs. Hadi Susanto, M.Si, selaku Kepala Laboratorium Fisika yang telah
7. Mas Wasi Sakti W.P., S.Pd, serta semua teknisi Laboratorium Fisika UNNES.
8. All Magnetic Generation: Pap Dika, Billy ’The Kid’, Adjiek ‘milling’, Khoirul
Zen ’Jepolo’, Purwo Jatchy ’beton’, Waridin ‘calon wong sugih’, Taufik H
9. Semua sahabat-sahabatku: Eko ’Hex’ Ariyadi, Novi R.D, Novi I., Rio, Winda,
Indie, Roha, Susilowati, Nining B, Astrid, Dwi Umi, Tika, Eri dan semua
vi
10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
dangkal dan sempit, sehingga penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis dengan kerendahan hati mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari semua pihak guna perbaikan dan penyempurnaan skipsi ini.
vii
ABSTRAK
Kata Kunci: Sensor efek Hall, medan magnet, teslameter digital, modul
M1632LCD
viii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN.............................................................................................. iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................... ix
BAB I: PENDAHULUAN
B. Permasalahan .................................................................................. 2
D. Tujuan ............................................................................................. 3
E. Manfaat............................................................................................ 4
ix
C. Penguat Operasional ....................................................................... 8
E. Mikrokontroller .............................................................................. 19
B. Pembahasan...................................................................................... 40
BAB V: PENUTUP
A. Simpulan .......................................................................................... 42
B. Saran................................................................................................. 43
LAMPIRAN.................................................................................................... 45
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.2 : Hubungan tegangan keluaran dari sensor efek Hall dengan
tampilan LCD. .......................................................................... 37
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
PENDAHULUAN
satu diantaranya adalah magnet ferrit. Magnet jenis ini disintesis dengan
menggunakan bahan dasar besi oksida. Hal yang cukup menggembirakan adalah
misalnya dalam bentuk pasir besi. Dalam pasir besi terkandung beberapa anggota
besi oksida, misalnya magnetit (Fe3O4), maghemit (γ-Fe2O3), dan hematit (α-
Jurusan Fisika UNNES tengah dilakukan penelitian intensif tentang pasir besi.
menjadi maghemit dan hematit, dan pembuatan serbuk barium ferrit yang siap
magnet permanen.
1
2
magnet remanensi dan lain-lain. Medan magnet remanensi dan medan koersifitas
diukur secara langsung dengan teslameter. Selama ini untuk kepeluan penelitian
pengukuran medan magnet sering dilakukan di lembaga luar UNNES karena tidak
B. Permasalahan
1. Rancang bangun (desain) alat yang dapat mengesan medan magnet dan
besaran digital.
3. Tampilan hasil pengukuran medan magnet agar dapat dilihat secara langsung
di layar LCD.
3
C. Batasan Masalah
1. Pembuatan alat ukur medan magnet dibatasi pada alat ukur digital yang
alat, yaitu:
6520A.
D. Tujuan
E. Manfaat
sinyal digital.
pemahaman tentang struktur dan isi skripsi. Penulisan skripsi ini dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu: bagian pendahuluan skripsi, bagian isi skripsi, dan
2. Bagian isi skripsi, terdiri dari lima bab yang disusun dengan sistematika
sebagai berikut :
BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan, di dalam bab ini dibahas
penelitian tersebut.
LANDASAN TEORI
A. Medan Magnet
Medan magnet adalah ruangan disekitar sebuah magnet atau penghantar
yang dialiri arus listrik (Halliday & Resnick, 1989). Medan magnet merupakan
r r
Integral permukaan Β • dΑ menyatakan produk skalar antara vektor
v r
Β dan dΑ , persamaan (1) dapat ditulis dalam bentuk:
Φ = ∫ B dΑ cos θ = ∫ B n dΑ ...(2)
s s
v r
dengan θ adalah sudut antara vektor Β dan dΑ , sedangkan Bn= B cos θ adalah
sebagai rapat fluks (Sutrisno dan Tan, 1983). Alat yang digunakan untuk
5
6
magnet dan dapat mengubahnya menjadi tegangan listrik analog yang setara. Di
pasaran dapat ditemukan berbagai jenis sensor medan magnet, salah satunya
adalah sensor tipe UGN3503UA. Sensor jenis ini bekerja berdasar prinsip efek
Hall serta dapat digunakan secara akurat untuk mendeteksi perubahan kecil pada
kerapatan fluks magnet (Allegromicro Inc., 1999). Sensor ini sering digunakan
sebagai pengukur kecepatan putaran roda gigi, pendeteksi gerakan, serta sebagai
yaitu berupa elemen Hall sebagai sensor, penguat linier (linier amplifier), serta
emittor follower pada keluaranya. Blok diagram fungsional dari sensor medan
dengan 6 volt. Karakteristik elektrik dari sensor effek Hall tersebut dapat dilihat
pada tabel 1.
Data yang diberikan pada tabel 1 di atas berlaku pada kondisi tegangan
masukan (input) sebesar 5 Volt dan suhu lingkungan sebesar 25 oC. Saat tidak ada
2,5 Volt. Tegangan ini sering disebut tegangan keluaran null yang besarnya
kurang lebih setengah dari tegangan masukan. Saat mendapat medan magnet luar
sensor efek Hall akan menghasilkan tegangan keluaran yang menyimpang dari
harga tegangan output null. Perubahan tegangan ini yang akan dimanfaatkan pada
dengan 13 mA, sehingga pemanasan diri dari sensor ini relatif kecil. Tingkat
masukan sebesar 5 volt tingkat sensitifitas sensor adalah sekitar 1,3 mV/gauss.
Keluaran sensor merupakan tegangan dengan orde milivolt. Oleh karena itu,
diolah lebih lanjut menjadi sinyal digital. Hubungan antara tegangan masukan dan
gambar 2.2.
2,5
Typical sensitivity (mV/G)
2,0 Ta=25oC
1,5
1,0
0,5
0
4,5 5,0 5,5 6,0
Supplay Voltage (VOLT)
kerapatan fluks magnetik. Sensor efek Hall juga dapat digunakan sebagai salah
satu elemen pengukuran kurva histeresis dari suatu bahan yang dimagnetisasi
(Sinclair, 1992).
C. Penguat Operasional
operasional (Op-Amp). Penguat operasional terdiri dari tiga komponen dasar yaitu
9
catu daya, dua terminal masukan dan satu terminal keluaran Pada dasarnya
Op-amp memiliki dua buah masukan yaitu masukan tak membalik (Non
1987).
empat op-amp yang memiliki penguatan yang tinggi dan memiliki kompensasi
frekuensi internal. Konfigurasi dari pin IC LM 324 dapat dilihat pada gambar 2.4.
10
1. Penyangga / Buffer
penyangga adalah:
Vo = Vi … (14)
rangkaian penyangga ini maka sinyal keluaran dari sensor tidak mudah terbebani
(Sutrisno, 1987).
V+
4
2 - Vo
1
3
Vin +
11
V-
2. Penguat instrumentasi
langsung berasal dari suatu sensor atau tranduser secara akurat (Sutrino, 1989).
Kualitas dari rangkaian penguat instrumentasi bergantung pada mutu op-amp yang
Mode Rejection Ratio (CMMR), Power Supplay Rejection Ratio (PSSR) dan
R5
2
Untuk menganalisis rangkaian pada gambar 2.5 digunakan dua sifat op-
amp yaitu masukan inverting dan non-inverting ada dalam keadaan hubung
singkat maya dan hambatan masukan differensial antara kedua masukan ini sangat
besar, sehingga arus yang masuk dapat diabaikan. Dari gambar 2.5 dapat
diperoleh:
I0 = I1 + I2 ... (15)
Vo − e ref
I0 = ... (16)
R4
1 R
I1 = (e ref − e sensor (1 + 2 ) ... (17)
R3 R1
e ref − e sensor
I2 = ... (18)
R5
R4 R4 R2 R4 R R R R R
Vo =`e sensor (1 + + + ) − e ref ( 4 + 4 2 + 4 2 ) ... (19)
R 3 R3 R 5 R5 R3 R3 R5 R3 R1
jika dibuat agar R2.R4 = R1.R3, yaitu dengan memilih R2 = R3 dan R4 = R1, maka
R4 R R4 R
Vo = (1 + + 2 4 )(e ref − e sensor ) atau Av , dif = (1 + +2 4 ) ... (20)
R3 R5 R3 R5
R2 R4
=1 + Δ ... (21)
R1 R3
13
dengan Δ <<1 (Δ adalah toleransi dari resistor yang digunakan), maka untuk
Av , diff 1 R R
CMMR = = (1 + 4 + 2 4 ) ... (22)
Av ,CM Δ R3 R5
2002)
14
Konfigurasi dari kaki pin ADC 0809 dapat dilihat pada gambar 2.6 di
bawah ini.
26 17
27 IN0 D0 14
28 IN1 D1 15
1 IN2 D2 8
2 IN3 D3 18
3 IN4 D4 19
4 IN5 D5 20
5 IN6 D6 21
IN7 D7
12 25
16 REF+ A0 24
REF- A1 23
10 A2
CLK 6
9 START 22
7 OE ALE
EOC
ADC0809
dengan mikrokontroller. Hal ini karena sinyal kontrol dari ADC0809 sesuai
konversi secara terkontrol maupun bebas (free running). Artinya kerja dari
dilakukan dengan memberikan perintah start yaitu dengan memberi logika 0-1-0
pada pin START. Kecepatan konversi tergantung dari frekuensi clock yang
diberikan oleh rangkaian eksternal. Blok diagram fungsional dari ADC0809 dapat
Three state output latch buffer adalah sebuah penyangga yang bersifat tiga
tingkat. Tingkat pertama terjadi pada saat data hasil konversi masuk ke input dari
bagian ini. Tingkat kedua saat data tersebut masuk ke dalam buffer internalnya.
mengubah tegangan analog dari 8 buah sensor secara bergantian. Dengan kata lain
multiplekser analog ini berfungsi untuk memilih jalur masukan yang digunakan.
Untuk memilih satu dari 8 masukan digunakan 3 bit alamat yaitu Add A, Add B,
Add C sebagai decoder. Hubungan tiga bit alamat dengan jalur yang digunakan
Setelah pemilihan salah satu dari 8 pin masukan analog maka alamat ini
akan dikaitkankan oleh decoder dengan logika 0-1 pada pin ALE.
2. Teknik konversi
siap dikonversi. Teknik konversi yang dilakukan oleh ADC0809 adalah teknik
beruntun. Suatu elemen yang penting dalam ADC, sebagaimana dijumpai pada
Keluaran komparator akan high jika masukan analog (+) lebih besar dari
masukan (-), selain itu keluarannya akan selalu low. Komponen penting yang lain
yaitu adanya DAC (Digital to Analog Converter). Tegangan analog yang akan
low, maka tegangan yang dihasilkan oleh DAC masih dibawah dari tegangan yang
akan dikonversi, maka bit-7 tersebut tetap dijaga dalam kondisi high.
DAC terlalu tinggi, sehingga keluaran bit-7 di-low-kan. Bit–bit yang lain diuji
dengan cara yang sama dan akhirnya kondisi high atau low tergantung dari status
dari komparator. Proses konversi berakhir ketika ada logika 1 pada pin EOC.
Dengan waktu konversi dari ADC jenis ini maksimum adalah 100 μs (Agfianto,
2002).
18
Setelah konversi selesai yang ditandai adanya logika 1 pada pin EOC,
maka data hasil konversi diletakkan disebuah register buffer yang bersifat latch
dan three state. Sifat data yang di latch sangat menguntungkan karena sebelum
ada data baru hasil konversi berikutnya maka data akan tetap berada diregister ini.
Sedangkan sifat three state menandakan bahwa ADC ini dapat diantarmukakan
dengan mikrokontroller.
a. Siapkan sinyal analog di kanal yang dipilih (IN0 – IN7), beri logika
b. Berikan pulsa 0-1-0 pada pin Start dan ALE secara bersamaan untuk
c. Tunggu setelah pin EOC berlogika 1, atau tunggu selama 100 μs yang
d. Keluaran data (8 bit) dapat dibaca dengan cara memberi logika 1 di kaki
ADC0809 adalah IC ini juga rasiometri terhadap tegangan acuan, artinya ‘ linier ’
antara masukan acuan atau + Vref dan keluaran. Contohnya ketika Vref sebesar 5 V
dan masukan analog 5 V akan menghasilkan data digital 255 dan ketika masukan
0 V maka akan mengeluarkan data digital 0. Jika tegangan acuan atau + Vref
19
diubah menjadi 4 V, maka kini masukan 4 V akan menghasilkan data digital 255,
+ Vref 5
Ketelitian = = = 19,6mV
2 − 1 256 - 1
8
E. Mikrokontroller
Mikrokontroller merupakan sebuah chip yang dilengkapi dengan
Central Processing Unit (CPU), memori internal serta sarana input/output (I/O).
keluaran dari Atmel. Mikrokontroller jenis ini pada prinsipnya dapat digunakan
untuk mengolah data pet bit maupun data 8 bit secara bersamaan. Mikrokontroller
telah diisikan tidak akan hilang ketika catu daya dihilangkan. Selain itu
memorinya dapat diisi ulang ataupun dihapus berkali-kali. Berbagai fasilitas yang
logika.
(http://www.keil.com/dd/docs/datashts/atmel/at89c51_ds.pdf)
1 21
2 P1.0 P2.0/A8 22
3 P1.1 P2.1/A9 23
4 P1.2 P2.2/A10 24
5 P1.3 P2.3/A11 25
6 P1.4 P2.4/A12 26
7 P1.5 P2.5/A13 27
8 P1.6 P2.6/A14 28
9 P1.7 P2.7/A15 29
10 RST PSEN 30
11 P3.0/RXD ALE/PROG 31
12 P3.1/TXD EA/VPP 32
13 P3.2/INT0 P0.7/AD7 33
14 P3.3/INT1 P0.6/AD6 34
15 P3.4/T0 P0.5/AD5 35
16 P3.5/T1 P0.4/AD4 36
17 P3.6/WR P0.3/AD3 37
18 P3.7/RD P0.2/AD2 38
19 XTAL2 P0.1/AD1 39
20 XTAL1 P0.0/AD0 40
Gnd AT89C51 Vcc
baris. Tiap karakter tampilan dibentuk oleh 8 baris pixel dan 5 kolom pixel (1
e. Data tampilan RAM dan pembangkit karakter RAM dapat dibaca dari
mikroprosesor.
Reset).
merupakan karakter yang akan ditampilkan pada LCD atau perintah yang
mengatur proses tampilan pada LCD saja ( Paulus Andi N., 2004).
22
1. DDRAM
Contoh untuk karakter ‘a’ atau 41 h yang ditulis pada pada alamat 00, maka
karakter tersebut akan tampil pada kolom pertama dan pada baris pertama dari
LCD. Apabila karakter tersebut ditulis pada alamat 40, maka karakter tersebut
2. CGRAM
karakter dimana bentuk dari karakter dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan.
Namun memori ini akan hilang saat power supply tidak aktif, sehingga pola
3. CGROM
sebuaah karakter dimana pola tersebut sudah ditentukan secara permanen dari
HD44780 sehingga pengguna tidak dapat mengubah lagi. Namun karena ROM
bersifat permanen, maka pola karakter tidak akan hilang walaupun power supplay
tidak aktif.
23
Tampilan modul M1632 LCD adalah proses akhir pada desain dari
teslameter yang akan dibuat. Secara global perencanaan pembuatan alat ukur ini
adalah sebagai berikut. Hal pertama yang dilakukan dalam pembuatan alat ukur
ini adalah membuat power supplay +12 dan +5 Volt yang digunakan untuk
penguat instrumentasi untuk mengkondisikan sinyal dari sensor. Hal ini dilakukan
untuk mengatasi tegangan output null dari sensor dan memperkuat keluaran dari
ADC0809. Hasil konversi dari ADC0809 adalah tegangan digital 8 bit yang
data dikondisikan dalam sebuah buffer alamat untuk menunggu data tersebut
METODE PENELITIAN
waktu 6 bulan mulai bulan Oktober 2005 sampai dengan bulan Maret 2006.
a. Alat
3) Komputer PII.
4) Multimeter digital.
5) Magnet permanen.
b. Bahan
No Bahan Jumlah
1 UGN3503UA 1
2 IC AT89C51 + soket 1
3 IC ADC0809 + soket 1
4 Resistor variabel 10K 5
5 Resistor 1K, 220K, 10K 3
24
25
6 Resistor 100K 5
7 Kapasitor 30 pf, 2,2 nF, 22 uF 2
8 Kristal 12 MHz 1
9 IC7414 + soket 1
10 LCD M1632 1
11 Kabel pelangi 1
12 IC op-amp LM324 + soket 2
13 Dioda IN4002 4
14 Kapasitor 1000 μF/25V 2
15 Kapasitor 15uF 1
16 Regulator 7812 1
17 Regulator 7805 1
18 PCB secukupnya
19 Dioda Zener 5 Volt 1
20 Trafo 1000 mA dengan center tab ( CT ) 1
21 Aluminium secukupnya
22 Cat Semprot secukupnya
23 Mur baut (3mm) secukupnya
C. Prosedur Kerja
langkah kerja yang terangkum pada skema yang ditunjukkan oleh gambar 3.1.
rancang bangun tersebut secara terpisah, sangat berguna terutama dalam meneliti
1. Sensor
magnet menjadi besaran tegangan listrik yang setara sebagai masukan ADC.
Sensor yang digunakan adalah sensor efek Hall tipe UGN3503UA produksi
instrumentasi supaya tegangan analog dari sensor dapat diubah menjadi tegangan
2. Pengkondisian sinyal
sensor agar lebih stabil dan sensor tidak mudah terbebani. Selain itu, penguat
LM324 terdapat empat buah op-amp sehingga akan lebih efisien dalam
buah op-amp saja. Rangkaian penguat instrumentasi yang dibuat dapat dilihat
R5
2
dua bagian. Hal pertama yang dilakukan terhadap keluaran sensor adalah
non-inverting dari op-amp 2. Modus kerja dari op-amp 2 dan op-amp 3 adalah
ADC. Dalam penelitian ini ADC yang digunakan adalah jenis ADC0809 produksi
referensi, serta sinyal start dan ALE untuk memulai konversi tegangan. Sinyal
kontrol ADC yaitu sinyal start dan ALE dikirimkan oleh mikrokontroller.
adalah IN0 saja, sehingga jalur lain dihubungkan dengan ground. Bentuk
rangkaian ADC0809 yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada
gambar 3.4
3 19
IN5 D5 P0.5
4 20
IN6 D6 P0.6
2 5 21
IN7 D7 P0.7
10K
12 25
16 REF+ A0 24
REF- A1 23
1K 10 A2
3
CLK 6
START P2.7
9 22
OE ALE P2.6
7
EOC P2.5
1 2 1 2 ADC0809
2.2nF 74LS14
dengan menggunakan IC 74LS14, resistor 1KΩ, dan kapasitor 2,2 nF. Sinyal start
dan ALE dihubungkan karena untuk mengaktifkan dan memulai konversi kedua
pin kontrol dari ADC0809 memiliki proses inisialisasi yang sama yaitu dengan
memberi logika 0-1-0. Sinyal EOC adalah tanda bahwa proses konversi telah
output enable) menandakan bahwa data hasil konversi siap untuk dikirim ke
mikrokontroller.
29
4. Mikrokontroller
piranti pengolah data yang akan ditampilkan oleh LCD. Konfigurasi rangkaian
U1
39 21
D0 ADC P0.0/AD0 P2.0/A8
38 22
D1 ADC P0.1/AD1 P2.1/A9
37 23
D2 ADC P0.2/AD2 P2.2/A10
36 24
D3 ADC P0.3/AD3 P2.3/A11
35 25
D4 ADC P0.4/AD4 P2.4/A12
34 26
D5 ADC P0.5/AD5 P2.5/A13 OE
33 27
D6 ADC P0.6/AD6 P2.6/A14 EOC
32 28
D7 ADC P0.7/AD7 P2.7/A15 START/ALE
1 10
D0 LCD P1.0 P3.0/RXD RS
2 11
D1 LCD P1.1 P3.1/TXD R/W
3 12
D2 LCD P1.2 P3.2/INTO E
4 13
D3 LCD P1.3 P3.3/INT1
5 14
D4 LCD P1.4 P3.4/TO
6 15
D5 LCD P1.5 P3.5/T1
7 16
D6 LCD P1.6 P3.6/WR
8 17
D7 LCD P1.7 P3.7/RD
19 29
18 XTAL1 PSEN
30pF 12MHz 9 XTAL2 30
RST ALE/PROG
31
EA/VPP
30pF AT89C51
10K 10uF VCC
ADC0809 dengan memberikan sinyal pada pin kontrol dari ADC0809 melalui
P2.5, P2.6, dan P2.7. Sinyal kontrol dari LCD dikendalikan oleh mikrokontroller
melalui P3.5 sampai dengan P3.7. Data hasil konversi ADC0809 diterima oleh
30
yaitu rangkaian reset, rangkaian detak/clock, dan catu daya. Rangkaian reset
tampilan kristal cair (LCD). Modul tampilan kristal cair yang digunakan adalah
modul matrik titik dengan pengendali LCD didalamnya. Pengendali ini memiliki
VCC
P1.0
D0 Vcc
P1.1
D1 Gnd
P1.2
VCC
D2
P1.3
2
VEE
D3 1 3
P1.4
D4
P1.6 R1
D5 E
P1.5 P3.7
D6 R/W
P1.7 P3.6
D7 RS
P3.5
Dari gambar 3.6 terlihat bahwa masukan 8 bit LCD dirangkaikan dengan
keluaran dari port satu mikrokontroller, E dan R/W serta RS, berturut-turut
dihubungkan dengan P3.7, P3.6 dan P3.5. Rangkaian LCD akan bekerja pada saat
RS (Register Select) mendapat sinyal dari P3.5 dan R/W aktif tinggi (LCD
31
membaca data dari ADC), dan E mendapat sinyal dari P3.7. Sedangkan saat R/W
aktif rendah maka LCD menulis data, sehingga data dapat ditampilkan ke LCD.
dari sensor dengan teslameter PASCO kondisi yang sama. Artinya kedua sensor
benar-benar mengukur intensitas medan magnet yang sama. Oleh karena itu
proses pengukuran dengan kedua alat tersebut dilakukan secara simultan. Proses
pengukuran dengan kedua alat ini dilakukan beberapa kali dengan intensitas
2. Pengambilan data
e) Memposisikan kedua sensor pada jarak yang sama terhadap sumber medan.
dalam tabel.
32
sinyal analog menjadi data tegangan digital. Data digital ini kemudian diolah oleh
diatas. Oleh karena itu mikrokontroller juga memerlukan perangkat lunak berupa
persiapan tampilan awal pada LCD, program membaca ADC, program delay dan
Program ini bertujuan untuk menampilkan tulisan awal pada LCD setelah alat
2. Inisialisasi LCD
Program ini merupakan proses inisialisasi modul M1632 LCD yang dilakukan
atau lebih setelah sumber daya mencapai tegangan 4.5 volt agar HD44780 siap
ADC0809 berfungsi untuk mengubah data analog dari sensor Hall menjadi
data digital yang akan diolah lebih lanjut oleh mikrokontroller. Perintah dimulai
dengan memaksa bit start/ALE menjadi nol, dengan maksud mereset ADC0809.
Kemudian membuat start/ALE menjadi satu kemudian nol lagi sebagai kode
data yang masuk, maka ADC0809 akan mengirimkan logika satu melalui EOC.
Kemudian mikrokontroller akan memberi logika satu pada OE agar data hasil
memindah data hasil pengukuran yang telah tersimpan di alamat tertentu ke dalam
6. Waktu tunda
Program waktu tunda ini diperlukan pada saat inisialisasi LCD dan pada
proses tampilan awal. Program waktu tunda diawali dengan memberikan data nol
34
pada register nol (r0), kemudian r5 diisi dengan data #50h, kemudian r5 dan r0
ditunggu sampai nol. Program ini diakhiri dengan ret, artinya kembali ke program
mikro detik, sehingga waktu tunda ini selama 20,4 mili detik.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang telah dilakukan adalah alat ukur medan magnet
digital dengan tampilan modul M1632 LCD yang telah dikarakterisasi. Setelah
linieritas alat serta kalibrasi alat ukur dengan teslameter PASCO. Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui ketepatan alat ukur serta respon dari sensor terhadap
pada magnet permanen dengan mengubah jarak antara sensor dengan magnet
permanan tersebut. Hasil Pengujian linieritas alat terhadap medan magnet dapat
1600
1400
1200
Medan (Gauss)
1000
800
600
400
200
0
0 2 4 6 8 10 12
Jarak (mm)
Gambar 4.1 Grafik hubungan medan magnet terhadap jarak
35
36
dibuat terhadap jarak sumber medan magnet. Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa
semakin dekat posisi sensor terhadap sumber medan magnet maka semakin besar
pula medan magnet yang terukur oleh alat. Hasil uji linieritas menunujukkan
bahwa respon sensor cukup baik terhadap perubahan medan magnet pada jarak
yang dekat. Tetapi sensor menjadi kurang responsif ketika jarak pengukuran
cukup lebar.
Dalam aplikasi yang manggunakan sensor efek Hall ini, sering digunakan
rentang pengukuran yang cukup kecil antara sensor dengan sumber medan magnet
yaitu dalam orde milimeter. Sensor efek Hall akan menghasilkan sinyal yang
akurat dan stabil pada jarak 2 mm terhadap sumber medan magnet (Fraden, 1996).
volt. Proses pengubahan sinyal analog dari sensor dibandingakan dengan tegangan
acuan dengan teknik pendekatan beruntun. Hal yang cukup menarik dari sensor
Hall ini adalah adanya tegangan output null yang besarnya kurang lebih setengah
dari suplai tegangan ke sensor. Hal ini menyebabkan output sensor hanya akan
mengayuh dari 0 volt sampai dengan 2,5 volt untuk medan magnet kutub utara,
dan 2,5 sampai dengan 5 volt untuk medan magnet kutub selatan. Oleh karena itu
tampilan dari hasil ADC harus menyesuaikan kondisi ini. Proses tampilan LCD
dengan tegangan keluaran dari sensor dapat dilihat dari gambar 4.2.
37
1800
1600
1400
1200
B (Gauss)
1000
800
600
400
200
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Tegangan (volt)
Gambar 4.2 Hubungan tegangan keluaran dari sensor efek Hall dengan
tampilan LCD.
Grafik hubungan antara tegangan keluaran dari sensor efek Hall dengan
tampilan dari LCD menunjukan grafik yang linier. Pada daerah tegangan antara 0
sampai dengan 0,32 volt tidak dapat dikonversi oleh ADC0809. Hal ini
disebabkan pada daerah tersebut terjadi proses eliminasi tegangan offset pada op-
amp yang digunakan. Tegangan offset dari op-amp yang digunakan cukup besar
tegangan antara 1 volt sampai dengan 2,43 volt sebenarnya tegangan dapat
mikrokontroller yang digunakan maka hasil konversi pada daerah tersebut tidak
dapat ditampilkan.
38
alat ukur. Pengujian ketepatan alat ini dilakukan dengan cara mengukur medan
magnet pada magnet permanen menggunakan dua alat tersebut secara simultan.
yang dibuat dalam uji ketepatan alat dapat dilihat pada gambar 4.3
1800
1600
Medan magnet (gauss)
1400
1200
1000
Display Pasco
800 Display Alat
600
400
200
0
0 2 4 6 8 10 12
Jarak (mm)
Gambar 4.3 Grafik perbandingan hasil ukur dengan menggunakan
teslameter PASCO dengan alat yang dibuat.
Dari gambar 4.3 dapat dilihat beberapa kesesuaian antara hasil ukur
dengan menggunakan teslameter PASCO dan alat ukur yang dibuat. Hasil ini
dapat dilihat dari beberapa data yang berhimpitan. Ketepatan dari alat ukur dapat
Penyimpangan hasil ukur dari alat yang dibuat dengan hasil pengukuran dengan
teslameter pasco disebut kesalahan mutlak yang dapat dicari dengan persamaan
sebagai berikut:
39
N −n
Kesalahan mutlak= x 100% ... (4.1)
n
persentase kesalahan dari alat yang dibuat berkisar antara 0,55% sampai dengan
66,6 %. Perbedaan yang sangat jauh antara tempilan teslameter PASCO dan alat
yang dibuat terutama pada medan magnet yang kecil. Hal ini disebabkan karena
alat ukur yang dibuat kurang responsif terhadap jarak medan yang jauh.
Alat ukur yang dibuat mampu mengukur medan magnet sampai dengan
1600 gauss. Keterbatasan dari rentang pengukuran ini disebabkan oleh terbatasnya
B. PEMBAHASAN
Proses pembuatan alat ukur yang telah dilakukan dalam penelitian ini
layout PCB (Printed Circuit Board). Proses selanjutnya adalah pembuatan layout
Alat ukur yang dibuat mempunyai tiga buah rangkaian utama, yaitu
regulator tegangan LM7805 dan LM7812. Keluaran dari rangkaian ini adalah
amp LM324. Hasil yang diperoleh dari op-amp jenis ini kurang baik, hal ini dapat
dilihat dari besarnya tegangan offset dari rangkaian yaitu sebesar 43 mVolt.
Tegangan offset ini relatif cukup besar mengingat tingkat sensitifitas dari sensor
sekitar 1,3 mV/gauss. Dalam penelitian ini tegangan offset diatasi dengan
yang muncul pada layar LCD sesuai dengan medan magnet yang diukur.
diumpankan ke masukan jalur 0 (IN0) pada ADC0809. Pada jalur 0 tersebut juga
dipasang dioda zener yang besarnya 5 volt secara paralel. Pemasangan ini
menjadi tegangan digital 8 bit. Tegangan keluaran ADC0809 pada kondisi high
adalah 3,93 volt dan pada saat kondisi low adalah 0,81 Volt. Hasil ini sudah
mencukupi untuk batas kondisi high dan kondisi low pada mikrokontroller
AT89C51. Sehingga keluaran data digital dari ADC0809 dapat diolah dengan baik
oleh mikrokontroller.
untuk ditampilkan ke modul LCD. Proses penampilan data ke modul LCD diawali
modus kerja dari LCD. Kerja dari LCD dikendalikan oleh mikrokontroller dengan
yaitu antara 0,55% sampai dengan 66,6 %. Ketidaktepatan terbesar terjadi pada
pengukuran medan magnet yang kecil. Hal ini disebabkan karena sensor Hall
kurang sensitif dalam mengukur medan magnet terutama pada jarak yang cukup
lebar.
skala terkecil (nst). Alat ukur yang dibuat mempunyai nilai skala terkecil 10
pengukuran yang cukup panjang. Sehingga alat yang dibuat mampu mengukur
PENUTUP
A. Simpulan
1. Penelitian ini telah mengahasilkan alat ukur medan magnet dengan tampilan
2. Pengukuran maksimal yang dapat diukur oleh alat ukur yang dibuat adalah
mutlak 2,23% dibandingkan teslameter PASCO, jika posisi sensor berada pada
4. Jarak maksimal pengukuran medan magnet yang masih dapat dideteksi oleh
42
43
B. Saran
ukur medan magnet yang telah dibuat memiliki beberapa kekurangan. Oleh sebab
itu untuk mengembangkannya menjadi alat yang akurat dan presisi disarankan
IC op-amp biasa.
Nalwan, Paulus Andi. 2004. Panduan Praktis Penggunaan dan Antarmuka Modul
LCD M1632. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Putra, Agfianto Eko. 2002. Teknik Antarmuka Komputer : Konsep dan Aplikasi.
Yogyakarta :Graha Ilmu.
Sinclair, Ian R.1992. Sensors and Transducers A Guide for Technicians. Oxford:
Newnes Butterworth-Heinemann. Ltd.
44