Anda di halaman 1dari 11

THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol 6, No.

2, Juni 2016

STUDI META ANALISIS PERAWATAN LUKA KAKI DIABETES


DENGAN MODERN DRESSING

Luh Titi Handayani*

*Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jember

ABSTRACT

Wound dressing technicque are growing so fast and it could help the
physicians and the patients to cure the crhonic wound. The old principles said the
wound care should be done in dry condition actually make the wound healing
become longer because it impede the cells and collagen proliferation but too wet
condition will caused maseration arround the wound. Understanding moist wound
healing concept, wow to choose dressing angprinciples of wound intervention are
key concepts to support wound healing proccess. Types of wound dressing that
available are hydrogel, film dressing, hydrocolloid, calcium alginate,
foam/absorbant dressing, anti microbial dressing, and anto microbial
hydrophobic. The successfull of wound healing proccess are depend on efforts to
maintain balance moist condition since its facilitate cell’s growing and collagen’s
proliferation. Dressing’s choice is a decision that should be taken in order to
improve wound healing proccess. And another key to succeeded is also depend on
nurse capability to choose the right dressing so it can be effective and efficient so
that wound care of diabetic foot could be efficient and cost effective.

Key words : diabetic foot, wound healing, modern dressing

luka yang sembuh kembali normal


PENDAHULUAN secara struktur anatomi, fungsi dan
Luka merupakan suatu penampilan.
kerusakan integritas kulit yang dapat Diabetes Mellitus (DM)
terjadi ketika kulit terpapar suhu atau adalah suatu penyakit gangguan
pH, zat kimia, gesekan, trauma metabolisme karbohidrat yang
tekanan dan radiasi. Respon tubuh kronis, yang dapat menimbulkan
terhadap berbagai cedera dengan komplikasi yang bersifat kronis juga.
proses pemulihan yang kompleks dan Saat ini DM telah menjadi penyakit
dinamis yang menghasilkan epidemik, ini dibuktikan dalam 10
pemulihan anatomi dan fungsi secara tahun terakhir terjadi peningkatan
terus menerus disebut dengan kasus 2 sampai 3 kalilipat, hal ini
penyembuhan luka. Penyembuhan disebabkan oleh pertambahan usia,
luka terkait dengan regenerasi sel berat badan, dangaya hidup.
sampai fungsi organ tubuh kembali Indonesia sendiri menempati urutan
pulih, ditunjukkan dengan tanda- ke 4 angka kejadian DM di dunia
tanda dan respon yang berurutan setelah negara India, Cina dan
dimana sel secara bersama-sama Amerika Serikat. DM merupakan
berinteraksi, melakukan tugas dan sekelompok kelainan heterogen yang
berfungsi secara normal. Idealnya ditandai dengan kenaikan kadar
glukosa dalam darah atau biasa

149
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol 6, No. 2, Juni 2016

disebut hiperglikemia. Kondisi perkembangan ulkus diabetes dapat


hiperglikemia yang lama pada pasien dicegah.
DM menyebabkan arteroskelosis,
penebalan membrane basalis dan TINJAUAN PUSTAKA
perubahan pada saraf perifer. Ini Ulkus diabetes adalah suatu
akan memudahkan terjadinya luka luka terbuka pada lapisan kulit
kaki diabetik. sampai ke dalam dermis,
Luka kaki diabetes yang biasanya terjadi di
disebabkan oleh beberapa faktor, telapak kaki. Separo lebih amputasi
yaitu neuropati, trauma, deformitas non trauma merupakan akibat dari
kaki, tekanan tinggi pada telapak komplikasi ulkus diabetes, dan
kaki dan penyakit vaskuler perifer. disertai dengan tingginya angka
Pemeriksaan dan klasifikasi ulkus mortalitas, reamputasi dan amputasi
diabetes yang menyeluruh dan kaki kontralateral. Bahkan setelah
sistematik dapat membantu hasil perawatan penyembuhan luka
memberikan dan arahan perawatan bagus, angka kekambuhan
yang adekuat. Dasar dari perawatan diperkirakan sekitar 66%, dan resiko
ulkus diabetes meliputi 3 hal yaitu amputasi meningkat sampai 12%.
debridement,offloading, dan kontrol Beberapa etiologi yang
infeksi. Ulkus kaki pada pasien menyebabkan ulkus diabetes
diabetes harus mendapatkan meliputi neuropati, penyakit arterial,
perawatan karena ada beberapa tekanan dan deformitas kaki.
alasan, misalnya unfuk mengurangi
resiko infeksi dan amputasi, Pengaruh Peningkatan kadar gula
memperbaiki fungsi dan kualitas darah terhadap aliran darah dan
hidup, dan mengurangi biaya perfusi jaringan.
pemeliharaan kesehatan. Tujuan
utama perawatan ulkus diabetes
sesegera mungkin didapatkan
kesembuhan dan pencegahan
kekambuhan setelah proses
penyembuhan. Dari beberapa
penelitian, menunjukkan bahwa

150
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol 6, No. 2, Juni 2016

Perawat mempunyai peran mengalami perkembangan sangat


yang penting dalam merawat pasien pesat selama hampir dua dekade ini.
DM yaitu dalam membuat Teori yang mendasari perawatan luka
perencanaan untuk mencegah dengan suasana lembap antara lain :
timbulnya luka kaki diabetik dengan a. Mempercepat fibrinolisis. Fibrin
cara melakukan perawatan kaki, yang terbentuk pada luka kronis
inspeksi kaki setiap hari, menjaga dapat dihilangkan lebih cepat
kelembapan, menggunakan alas kaki oleh neutrofil dan sel endotel
yang sesuai dan melakukan olahraga dalam suasana lembab.
kaki. Salah satu peran perawat yang b. Mempercepat angiogenesis.
tidak kalah penting adalah dalam Keadaan hipoksia pada perawa-
memberikan perawatan luka pada tan luka tertutup akan merang-
pasien DM yang mengalami luka sang pembentukan pembuluh
kaki diabetes. darah lebih cepat.
Manajemen luka sebelum-nya c. Menurunkan risiko infeksi; keja-
tidak mengenal adanya lingkungan dian infeksi ternyata relatif lebih
luka yang lembab. Manajemen rendah jika dibandingkan dengan
perawatan luka yang lama atau perawatan kering.
disebut juga dengan metode d. Mempercepat pembentukan
konvensional dimana hanya growth factor. Growth factor ber-
membersihkan luka dengan normal peran pada proses penyembuhan
salin atau larutan NaCl 0,9% dan luka untuk membentuk stratum
ditambahkan dengan iodine korneum dan angiogenesis.
providine, kemudian ditutup dengan e. Mempercepat pembentukan sel
kassa kering. Tujuan dari balutan aktif. Pada keadaan lembap,
konvensional ini adalah untuk invasi neutrofil yang diikuti oleh
melindungi luka dari infeksi. Pada makrofag, monosit, dan limfosit
balutan konvensional ketika akan ke daerah luka berlangsung lebih
merawat luka pada hari berikutnya, dini.
kassa akan menempel pada luka dan
menyebabkan rasa sakit pada klien, METODE PENELITIAN
di samping itu juga sel-sel yang baru
tumbuh juga akan rusak. Untuk itu Pengumpulan Data
diperlukan pemilihan metode balutan Pengumpulan data dilaku-kan
lukayang tepat untuk mengoptimal- dengan mencari literatur berupa
kan proses penyembuhan luka. Saat artikel jurnal dengan kata kunci :
ini, teknik perawatan luka telah luka kaki diabetes, rawat luka,
banyak mangalami perkembangan, konvensional dan modern dressing
dimana perawatan luka sudah melalui scholar google.com. Dengan
menggunakan balutan modern. kata kunci tersebut diperoleh artikel
Prinsip dari produk perawatan jurnal sebanyak 13 artikel jurnal.
luka modern adalah mempertahankan Kemudian dilakuan seleksi
dan menjaga lingkungan luka tetap sesuai dengan kriteria dan kata kunci,
lembap untuk memfasilitasi proses maka meta analisis ini menggunakan
penyembuhan luka, mempertahankan 13 studi jurnal dari rentang 2013-
kehilangan cairan jaringan dan 2015. Adapun kriteria inklusi yang
kematian sel Prinsip dan Kaidah dijadikan syarat untuk dilakukan
Balutan luka (wound dressings) telah meta analisis pada studi ini adalah:

151
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol 6, No. 2, Juni 2016

(1) luka kaki diabetes, (2) perawatan Populasi dan Sampel dalam
luka konvensional, (3) perawatan studi meta analisis ini adalah pasien
luka dengan modern dressing, (4) dengan luka kaki diabetes. Dilakukan
alat dan bahan yang digunakan studi meta analisis secara deskriptif
dalam perawatan luka, (5) masa tentang perawatan luka kaki diabetes
penyembuhan luka, (6) faktor biaya, dengan menggunakan modern
(7) tingkat kepuasan menggunakan dressing.
modern dressing.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Data
Hasil penelitian
Karakteristik Sampel dan Variabel
Studi
Tabel 1. Artikel-artikel Jurnal Sumber Meta Analisis
No Jurnal Hasil penelitian
1. Penggunaan  Tidak ada beda yang signifikan usia terhadap
Balutan Modern proses penyembuhan luka
Memperbaiki  Nilai rerata biaya modern dressing lebih tinggi
Proses (Rp. 56.157,75, SD=25.257,122) dibandingkan
Penyembuhan dengan balutan konvensional (Rp. 15.020,13
Luka Diabetik SD = 10.633,012)
 Tingkat proses penyembuhan luka ada beda
signifikan pembiayaan pada perawatan luka
diabetes menggunakan balutan modern
dibandingkan balutankonvensional
2 Perbandingan
Motivasi
Penggunaan
Modern Dressing
Pada Penderita
Ulkus
3 Kepuasan Pasien Hasil penelitian menunjukkan :
Dengan Teknik Luar biasa baik : 56%
Perawatan Luka Sangat Baik sekali : 24%
Modern Sangat baik ; 20%

4. Efektifitas  Rerata perkembangan luka pada kelompok


Perawatan Luka modern dressing :
Kaki Diabetik o hari ke 1 : 34,62
Menggunakan o hari ke 15 : 26,87
Balutan Modern  Rerata perkembangan luka pada kelompok
modern dressing :
o hari ke 1 : 37,87
o hari ke 15 : 35,25
 biaya selama 15 hari :
o modern dressing : 335.500

152
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol 6, No. 2, Juni 2016

o metode konvensional : 234.375


 uji Anova one way dengan alpha = 5 %
o rerata perkembangan luka (penurunan
derajad luka) p=0,00
o total biaya p = 0,19
 Kedua variabel yang merupakan tolak ukur
efektifitas perawatan luka menunjukkan nilai
signifikansi (p) lebih kecil daripada α (0,05)
sehingga menolak H0 yang bermakna ada
perbedaan efektifitas perawatan luka diantara
kedua
5 Efektifitas metode  Penilaian efektifitas perawatan luka didapatkan
perawatan luka konsisi luka sebelum perawatan dengan rerata
moisture balance 28,4 dan setelah dilakukan 19,3
terhadap  Uji t paired : didapatkan perbedaan sebelum
penyembuhan dan sesudah
luka pada pasien
ulkus diabetes
6 Cost-effectiveness Menunjukkan perbedaan efektifitas pembiayaan
Analysis antara modern dan konvensional
Perawatan Luka
Kaki Diabetik
Antara Metode
Perawatan
Modern Di
Praktek Mandiri
Perawat Dengan
Metode
Konvensional
7 Perawatan Luka Perawatan luka dengan menggunakan hydrogel Aloe
Kaki Diabetik Vera mengalami perbaikan. Didapatkan kondisi luka
Pada Pasien merah, mulai muncul granulasi, tumbuhnya epitel
Diabetes Mellitus dan tumbuhnya jaringan baru di tepi luka, serta tidak
muncul tanda-tanda infeksi. Perawatan luka juga
harus dapat tetap mengkondisikan situasi lembab
sehingga dibutuhkan topical hydrogel sebagai
primary dressingnya dan padding sebagai secondary
dressingnya dengan tujuan agar dapat menstimulasi
wound bed preparation. Selain perawatan luka yang
tepat, proses penyembuhan luka juga didukung oleh
faktor lokal dan faktor umum. Perawatan luka
dengan menggunakan topical sangat
dirokemendasikan karena luka mengalami perbaikan
yang signifikan dimana luka yang hitam bisa
berubah menjadi merah.

8 Efektivitas Hasil analisis dengan Paired Sampel T-test

153
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol 6, No. 2, Juni 2016

Metode Perawatan menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara


Luka Moisture sebelum dan sesudah perawatan luka dengan metode
Balance Terhadap moisture balance pada pasien ulkus diabetikum nilai
Penyembuhan (t= 16,722, > t kritik=2,201).
Luka Pada Pasien
Ulkus Diabetikum
9 Gambaran Umum
Perawatan Ulcus
Diabeticum pada
Pasien Rawat Inap
di Rumah Sakit
Immanuel
Bandung Periode
Juli 2007-Agustus
2008
10 Penggunaan Hasil penelitian menunjukkan, pembalut herbal
Pembalut Herbal mampu menyerap eksudat lebih banyak,
Sebagai Absorbed mempercepat proses penyembuhan luka, mengurangi
Pada Modern peradangan, dan rasa nyeri.
Dressing
11 Efektifitas Dari hasil analisis menggunakan mann whitney
Penyembuhan dengan taraf alpha = 0,05 didapatkan p = 0,00
Luka dengan mean rank 3:1 yang artinya hydrogel tiga kali
Menggunakan lebih efektif dibandingkan NaCl 0,9% dalam
Nacl 0,9% Dan penyembuhan ulkus diabet.
Hydrogel Pada
Ulkus Diabetes
Mellitus
12 Pengaruh 50% hingga 75% amputasi ekstermitas bawah
Perawatan Luka dilakukan pada pasien-pasien yang menderita
Teknik Balutan diabetes. Perawatan luka dewasa ini, cenderung
menggunakan metode balutan kasa”wet-dry”(Basah-
Wet-Dry Dan
kering), perawatan luka telah mengalami
Moist Wound perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua
Healing Dengan dekade terakhirini. Teknik perawatan luka terkini
Hydrocoloid “Moist Wound Healing”. Setelah itu data dianalisa
Dressing Pada dengan menggunakan uji statistik kolmogorov
Penyembuhan Smirnov. Hasil penelitian ini menunjukan nilai
Ulkus Diabetik. Signifikasi Kolmogorov Smirnov sebesar 1,643 yang
berada dibawah nilai P > 0,05. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan pada proses penyembuhan luka dengan
menggunakan teknik moist healing dengan wet-dry.
Kesimpulan dari penelitian ini perawatan luka pada
ulkus diabetik dengan teknik moist healing lebih
cepat proses penyembuhannya.
13 Gambaaran status Pedoman pengobatan ulkus kaki diabetik terdiri dari
luka ulkus kaki 8 kategori yaitu: diagnosis, offloading, kontrol

154
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol 6, No. 2, Juni 2016

diabetik yang infeksi, persiapan dasar luka, balutan luka,


dirawat pembedahan, agen topikal, dan pencegahan
menggunakan kekambuhan. Pemilihan balutan didasarkan pada
teknik modern prinsip menjaga kelembaban luka dengan sifat moist
dressing dressing.Hasil: Ada perubahan gambaran status luka
hydrocolloid dan ulkus kaki diabetik pada responden yang
teknik menggunakan balutan hidrokoloid dan balutan kasa
konvensional konvensional. Kesimpulan dan Saran: Ada
gauze pada pasien perubahan yang signifikan gambaran perkembangan
diabetes melitus penyembuhan ulkus kaki diabetik responden dengan
balutan hidrokoloid dan ada perubahan
perkembangan penyembuhan ulkus kaki diabetik
responden yang menggunakan balutan kasa
konvensional meskipun sangat sedikit. Responden
yang menggunakan balutan hidrokoloid mengalami
perkembangan status luka yang lebih baik dan lebih
cepat..

PEMBAHASAN 5. Mencegah luka dari kontaminasi


bakteri
Penggantian balutan
6. Meningkatkan hemostasis dengan
dilakukan sesuai kebutuhan tidak
menekan dressing
hanya berdasarkan kebiasaan,
7. Memberikan rasa nyaman mental
melainkan disesuaikan terlebih
dan fisik pada pasien
dahulu dengan tipe dan jenis luka.
Dalam pelaksanaanya pera-
Penggunaan antiseptik hanya untuk
watan luka kepada pasien di praktik
yang memerlukan saja karena efek
perawatan luka ini menggunakan
toksinnya terhadap sel sehat. Untuk
konsep perawatan luka modern
membersihkan luka hanya memakai
dengan prinsip moisture balance dan
normal. Citotoxic agent seperti
mengaplikasikan advance dressing.
povidine iodine, asam asetat,
seharusnya tidak secara sering Namun demikian pasien yang akan
menentukan bahan/ dressing yang
digunakan untuk membersihkan luka
akan diaplikasikan karena hal ini
karena dapat menghambat
terkait dengan pembiayaan.
penyembuhan dan mencegah
Perawatan luka yang diberikan pada
reepitelisasi. Luka dengan sedikit
pasien harus dapat meningkatkan
debris dipermukaannya dapat
proses perkembangan luka.
dibersihkan dengan kassa yang
Perawatan yang diberikan bersifat
dibasahi dengan sodium klorida dan
memberikan kehangatan dan
tidak terlalu banyak manipulasi
lingkungan yang moist (lembab)
gerakan. Tujuan Perawatan Luka :
pada luka. Kondisi yang lembab pada
1. Memberikan lingkungan yang
permukaan luka dapat meningkatkan
memadai untuk penyembuhan
proses perkembangan luka, men-
luka
cegah dehidrasi jaringan dan
2. Absorbsi drainase
kematian sel kondisi ini juga dapat
3. Menekan dan imobilisasi luka
meningkatkan interaksi antara sel
4. Mencegah luka dan jaringan epitel
dan faktor pertumbuhan.
baru dari cedera mekanis

155
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol 6, No. 2, Juni 2016

Oleh karena itu metode menyerap eksudat sampai pada


perawatan harus bersifat menjaga lapisan atas balutan.
kelembaban dan mem-pertahankan Indikasi penggunaan dari
kehangatan pada luka. Metode Foam dressing ini adalah luka
perawatan modern memiliki prinsip dengan eksudasi sedang sampai
kerja dengan menjaga kelembaban berat, perlindungan profilaksis pada
dan kehangatan area luka. tulang yang menonjol atau area yang
Metode perawatan yang bersentuhan, luka dengan kedalam
digunakan dalam penelitian ini sedang sampai keseluruhan, luka
adalah dengan menggunakan yang bergranulasi atau nekrosis, luka
dressing modern yaitu Alginate, donor, skin tears dan bias dipakai
Foam dressing, Hidrogel. Pada luka pada luka infeksi. Balutan ini juga
dengan eksudasi sedang sampai dapat dikombinasi dengan
tinggi, luka basah dengan pengobatan topikal dan enzimatis.
terowongan yang dalam digunakan Hidrogel merupakan metode
Alginate (Kaltostat®) dan Foam perawatan yang mengandung air
dressing pada luka yang basah, untuk dalam gel yang tersusun dari struktur
luka yang cenderung kering polymer yang berisi air dan berguna
digunakan Hidrogel (Duoderm untuk menurunkan suhu hingga 5ºC.
Gel®). Alginate dressing adalah Kelembaban dipertahankan pada area
absorban tingkat tinggi, nonadheren, luka untuk memfasilitasi proses
biodegradable, turunan serat autolisis dan mengangkat jaringan
nonwoven dari rumput laut terdiri yang telah rusak. Indikasi
dari garam kalsium, asam alginic dan penggunaan dari hydrogel dressing
asam mannuronic dan guluronic. ini adalah menjaga kandungan air
Cara kerjanya : ketika alginate pada luka kering, kelembutan, dan
dressing kontak dengan cairan sebagai pelembab serta mengangkat
sodium yang berasal dari drainage jaringan nekrotik. Keuntungan yang
luka, akan terjadi pertukaran ion lain adalah bisa dipakai bersamaan
kalsium dan sodium yang akan dengan antibakterial topikal.
membentuk sodium alginate gel, gel Metode perawatan ini bisa
ini akan mempertahankan kelembab- digunakan pada berbagai jenis luka
an dan mendukung lingkungan luka seperti : luka ulkus decubitus, luka
yang terapeutik. Indikasi penggunaan dengan kedalaman sedang samapai
alginate dressing adalah pada luka dalam dan ulkus vaskuler. Metode
dengan eksudasi sangat banyak perawatan konvensional merupakan
seperti: luak yang menggaung, ulkus metode perawatan luka yang
decubitus, ulkus vaskuler, luak insisi, menggunakan kasa sebagai metode
luka dehicence, tunnels, saluran perawatan utama. Metode perawatan
sinus, luka donor skin graft, luka ini termasuk material pasif dengan
tendon yang terlihat dan luka infeksi. fungsi utamanya sebagai pelindung,
Foam dressing berfungsi sebagai menjaga kehangatan dan menutupi
absorban yang terbuat dari penampilan yang tidak menyenang-
polyurethane dan memberikan kan. Disamping itu metode
tekanan pada permukaan luka. perawatan kasa juga dipakai untuk
Balutan ini dapat di lewati udara dan melindungi luka dari trauma
air, kandungan hydrophilinya dapat mempertahankan area luka atau
untuk penekanan luka dan area

156
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol 6, No. 2, Juni 2016

sekitar luka dan mencegah cepat sembuh jika luka tersebut telah
kontaminasi bakteri pada penelitian mengering. Namun faktanya,
ini perkembangan luka sangat lambat lingkungan luka yang kelembaban-
dibandingkan perawatan modern, hal nya seimbang memfasilitasi
ini dapat di sebabkan karna pertumbuhan sel dan proliferasi
penggatian kasa setiap hari untuk kolagen dalam matriks nonseluler
luka yang sudah bergranulasihal ini yang sehat. Pada luka akut, moisture
menyebabkan terjadinya trauma pada balance memfasilitasi aksi faktor
luka sehingga penyembuhan luka pertumbuhan, cytokines, dan
kembali pada fase awal. Dan untuk chemokines yang mempromosi per-
luka yang eksudatnya minimal atau tumbuhan sel dan menstabilkan
sedang hanya dilakukan pergantian matriks jaringan luka. Jadi, luka
balutan sekali. Hal ini menyebabkan harus dijaga kelembapannya.
luka cenderung lebih kering dapat Lingkungan yang terlalu lembap
menyebabkan proses perkembangan dapat menyebabkan maserasi tepi
luka terhambat. luka, sedangkan kondisi kurang
Prinsip metode perawatan lembap menyebabkan kematian sel,
modern dan konvensional sama yaitu tidak terjadi perpindahan epitel dan
menjaga kelembaban, kehangatan, jaringan matriks.
dan mencegah dari trauma. Namun Perawatan luka modern harus
metode perawatan tradisional kurang tetap memperhatikan tiga tahap,
dapat menjaga kelembaban karena yakni mencuci luka, membuang
NaCl akan menguap sehingga kasa jaringan mati, dan memilih balutan.
menjadi kering. Kondisi kering Perawatan luka konvensional harus
menyebabkan kasa lengket pada luka sering mengganti kain kasa pembalut
sehingga mudah terjadi trauma luka, sedangkan perawatan luka
ulang, kekurangan kasa dalam modern memiliki prinsip menjaga
menjaga kelembaban lingkungan kelembapan luka dengan mengguna-
luka menyebabkan masa perawatan kan bahan seperti hydrogel.
luka yang memanjang. Sehingga Hydrogel berfungsi men-
metode perawatan modern adalah ciptakan lingkungan luka tetap
pilihan yang baik untuk lembap, melunakkan serta meng-
meningkatkan proses perkembangan hancurkan jaringan nekrotik tanpa
luka. merusak jaringan sehat, yang
kemudian terserap ke dalam struktur
KESIMPULAN DAN SARAN gel dan terbuang bersama pembalut
(debridemen autolitik alami).
Kesimpulan
Metode perawatan luka yang Saran
berkembang saat ini adalah Diharapkan dapat menambah
menggunakan prinsip moisture wawasan dan pengetahuan bagi
balance, yang disebutkan lebih penderita luka diabetes melitus
efektif dibandingkan metode tentang cara merawat luka, sehingga
konvensional. Perawatan luka mengurangi efek samping yang
menggunakan prinsip moisture ditimbulkan oleh obat obatan medis
balance ini dikenal sebagai metode dan biaya yang tinggi karena
modern dressing. Selama ini, ada perawatan luka yang lama dan
anggapan bahwa suatu luka akan dressing yang mahal. Metode

157
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol 6, No. 2, Juni 2016

perawatan luka diaplikasikan pada Nurrahmah.E., Kristianto.H., &


pasien dengan luka diabetes melitus Gayatri. D. (2011). Aspek
untuk meningkatkan efektivitas dan Kenyamanan Pasien Luka
efisiensi dalam pelayanan perawatan Kronik Ditinjau dari
luka diabetes. Transforming Growth Factor
Dari hasil penelitian ini β1 dan Kadar Kortisol.
diharapkan kepada pihak RS untuk Makara, Kesehatan Vol 15
dapat menggunakan tehnik modern (2).73-80.
dressing sebagai SOP perawatan luka Poerwantoro, P. D. (2013). Dasar-
dasar Perawatan Luka
DAFTAR PUSTAKA
Modern dan Pemilihan
Asmadi. (2008). Teknik prosedural Dressing untuk Berbagai
keperawatan: Konsep dan Jenis Luka. Jakarta Timur:
aplikasi kebutuhan dasar Pancar Gradia.
klien. Jakarta: Salemba
Prompahakul, C., Nilmanat, K.,&
Medika.
Kongsuwan,W. (2011).
Bogie, K.M. (2011). Evidance-Based Nurses caring behavior for
Practicein Wound dying patients in southern
Care:Toward Addressing Our Thailand. Nurse Media
Knowledge Gaps. JRRD.Vol Journal of Nursing. Vol 1
48(3).7-10. (2).147-158.
Carville. K. (2012). Wound Care Setiawan., Hattakhit.U., Boonyoung,
Manual.(6th ed). Western N., & Engebretson, J.C.
Australia : Silver Chain (2010). Creating a caring
Foundation. Atmosphere in an intensive
Dowsett, C. (2011). Moisture in Stroke Care Unit: an action
Wound Healing: Exudates Research Approach. The
Management. Journal of Malaysian Journal of
wound Care. .8-12. Nursing. 2(2).

Gitarja .W.S.(2008). Perawatan Slater, M.(2008). Does Moist Wound


Luka Diabetes. Bogor : Healing Influence the Rate of
Wocare Publishing. Infection. British Journal of
Nursing.Vol 17(20).4-15.
Halim, A.S., Khoo,T.L.,& Mat-
Saat,A.Z.(2012). Wound Bed Solowiej, K., & Upton,D. (2012).
Preparation from a Clinical Painful Dressing Changes for
Perspective. Indian Jurnal of Chronic Wounds:Assessment
Plastic Surgery,Vol and Management. British
45(2).193202. Journal of Nursing.Vol
21(20).20-25.
Nazarko,L. (2009). Wound Healing
and Moisture Balance: Tauro.(2007). A Comparative Study
Selecting Dressing. Nursing of the Efficacy of Topical
& Residentia.Vol 11 (6).286- Negative Pressure Moist
291. Dressings and Conventional
Moist Dressings in Chronic
Nather. A. (2013). The diabetic foot. Wounds. Indian Jurnal of
Singapore : World Scientific.

158
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol 6, No. 2, Juni 2016

Plastic Surgery,Vol 40
(2).133-140.
The Australian Wound Management
Association. (2010).
Standards for wound
management. (2nd ed).
Australia : The Australian
Wound Management
Association Inc.
Topaz, M. (2012). Improved wound
management by regulated
negative pressureassisted
wound therapy and regulated,
oxygen-enriched negative
pressure-assisted wound
therapy through basic science
research and clinical
assessment. Indian Jurnal of
Plastic Surgery,Vol 45.291-
301.

159

Anda mungkin juga menyukai