Komorbid HT
Komorbid HT
E-ISSN :2722-0877
ARTIKEL PENELITIAN
artikel yang di tinjau adalah seluruh hipertensi bisa menjadi 1,5 miliar
artikel dari tahun 2014-2020 yang orang, diprediksi sekitar 9,4 juta
membahas tentang tentang hipertensi pasien hipertensi yanh meninggal di
dan COVID-19, dalam format full setiap tahun.12
text, dan membahas secara spesifik
Berdasarkan etiologinya
pengaruh komorbid hipertensi
hipertensi dibagi menjadi hipertensi
terhadap severitas pasien yang
primer dan sekunder, hipertensi
terinfeksi COVID-19
primer ini bersifat idiopatik dimana
PEMBAHASAN sejauh ini belum diketahui
penyebabnya. Hipertensi sekunder
Hipertensi merupakan
merupakan hipertensi yang sebabkan
kumpulan gejala kardiovaskuler yang
atau diakibatkan oleh beberapa
progresif dan dapat membunuh secara
penyakit, yang paling sering adalah
diam-diam yang ditandai dengan
penyakit ginjal dan gangguan
tekanan darah sistolik >140 mmHg
keseimbangan hormon lebih tepatnya
dan tekanan darah diastolik >90
hormon yang mengatur tekanan
mmHg yang diambil dari 2 kali
darah. Jadi hipertensi ini sudah
pengukuran dengan rentan waktu 5
10 diketahui pasti penyebabnya.13
menit dalam kondisi yang tenang .
Penyakit ini memiliki faktor risiko Patofisiologi Hipertensi
yang biasanya disepelekan oleh
Beberapa proses fisiologi ikut
masyarakat, yaitu kebiasaan
dalam pengaturan tekanan darah,
merokok, obesitas, stres dan
terjadinya gangguan proses ini
konsumsi garam yang berlebihan.11
menjadi faktor utama terjadinya
Menurut WHO informasi hipertensi
hipertensi. Patofisiologi terjadinya
di tahun 2015 terdapat 1,13 miliar
hipertensi dipengaruhi oleh faktor-
pasien di seluruh dunia yang
faktor yang meliputi faktor genetik,
terdiagnosis hipertensi. Pasien
usia, merokok, aktivasi sistem saraf
hipertensi setiap tahunnya mengalami
simpatik (sympathetic nervous
peningkatan, sehingga kemungkinan
system/SNS), konsumsi garam
di tahun 2025 peningkatan pasien
berlebih, gangguan vasokontriksi dan
disamping badan dan sejajar dengan kematian 18.440 pasien. Pada tanggal
jantung. Pengukurang dilakukan 2 Maret 2020 hingga 25 Maret 2020
sebanyak 2 kali dengan jeda 1-2 di Indonesia terdapat 790 pasien yang
menit, lalu gunakan rata-rata ke-2 terinfeksi COVID-19 dari 24 Provinsi
pengukuran.15 diantaranya, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, Daerag Istimewa
COVID-19 merupakan jenis
Yogyakarta, Sumatera Selatan, Jawa
baru dari coronavirus yang awalnya
Timur, Jambi, Jawa tengah, ,
di temukan di Wuhan Tiongkok pada
Kalimantan Timur, Banten,
tanggal 31 Desember 2019.
Kalimantan Barat, Papua, Kalimantan
Munculnya COVID-19 ini
Selatan, Kepulauan Riau, Kalimantan
memberikan ancaman yangan sangat
Tengah, Nusa Tenggara Barat,
berbahaya bagi kehidupan manusia di
Maluku, Maluku Utara, Sulawesi
seluruh dunia, baik dari segi
Tenggara, Riau, Sulawesi Utara,
kesehatan maupun segi ekonomi.16
Lampung, Sulawesi Selatan, Bali,
Dimana virus ini merupakan
Sumatera Utara, Jawa Barat.17
Coronavirus tipe ketujuh yang
ditemukan oleh manusia. Secara Partikel coronavirus
genetik COVID-19 hampir bentuknya bulat, biasanya
menyerupai Severe acute respiratory pleimorfik.18 Virus ordo Nidovirales
syndrome (SARS) dan Middle East tidak bersegmen, mempunyai kapsul,
Respiratory Syndrome (MERS). genom RNA yang lebih panjang dan
COVID-19 ini juga ditemukan di virus positif RNA.19 Strukturnya
kelelawar yang diduga dapat membentuk seperti kubus dan
mempengaruhi timbulnya penyakit memiliki protein S atau spike protein
ini.1 yang biasanya berada di permukaan
virus. spike protein adalah suatu
Berdasarkan data dari
protein antigen utama virus yang
Kementrian Kesehatan Republik
berfungsi dalam pelekatan sehingga
Indonesia 25 Maret 2020, dari 192
membantu masuknya virus kedalam
negara jumlah keseluruhan kasus
sel host.18
terkonfirmasi 414.179, jumlah
kuda yang merupakan host alamiah juta orang terbukti positif dan sekitar
dari virus ini.1 penularan Coronavirus 100.000 pasien meninggal. Studi dari
secara umum dengan kontak Cina menganalisa 72.314 rekam
langsung, percikan batuk atau bersin medis, pasien yang terkonfirmasi
(droplet), rute oral dan feses.18 sekitar 44.672 (61,8%), 16.186
(22,4%) kasus suspek, dan 889
Pada COVID-19 sel target
(1,2%) kasus asimtomatik. Dari data
banyak ditemukan di saluran nafas
kasus yang terkonfirmasi sekitar
bawah. Paru-paru merupakan organ
12,8% memiliki penyakit
tubuh yang sangat berpengaruh
hipertensi.24 Beberapa penelitian
terhadap COVID-19.21 Pada paru-
menyatakan tingkat keparahan dan
paru terdapat sel alveolar tipe I dan
mortilitas COVID-19 dipengaruhi
tipe II, dimana pada sel alveolar tipe
oleh beberapa penyakit komorbid
II banyak terdapat enzim ACE2.
salah satunya ialah hipertensi, dimana
Virus ini bisa mengaktifkan sel inang
hipertensi yang sudah ada dapat
menggunakan enzim ACE2. Agar
memperparah 2,5 kali lipat COVID-
menyatu dengan ACE2 dan masuk ke
19. Tingkat keparahan COVID-19
sel inang, virus ini memiliki
juga dikaitkan dengan penggunaan
glikoprotein permukaan khusus atau
obat ACEI dan ARBs, karena
spike.22 Meningkatnya ACE2 di
penggunaan obat ini bisa saja
dalam jaringan berhubungan dengan
meregulasi reseptor ACE2.25 Hal ini
tingkat keparahan penyakit, sehingga
dapat dijelaskan pada beberapa studi
terjadi kerusakan pada sel-sel
yang telah dirangkum pada tabel 1.
alveolar, kerusakan sel-sel alveolar
Artikel ini sangat menarik
dapat memicu berbagai reaksi
karena membahas tentang virus baru
sistemik dan kematian bahkan
yaitu COVID-19 yang menjadi
mungkin dapat terjadi.23
masalah diberbagai belahan dunia
Diskusi yang kemudian dikaitkan dengan
Pada Maret 2020, sekitar 4296 orang hipertensi, dimana hipertensi
di seluruh dunia meninggal akibat merupakan salah satu penyakit
COVID-19 dan pada April 2020 1,6 penyebab kematian tertinggi di dunia,
hal ini dapat dijadikan sebagai hasil dan kesimpulan bisa saja
referensi untuk baru untuk peneliti berubah sesuai dengan perkembangan
selanjutnya, artikel ini menggunakan penelitian terbaru tentang COVID-19
tinjauan pustaka dari jurnal 10 tahun dimana COVID-19 merupakan
terakhir. Kelemahan dari artikel ini masalah baru dalam dunia kesehatan.
Tabel 1. Hasil Penelitian tentang pengaruh hipertensi dan penggunaan obat ACEI
dan ARB pada pasien yang terinfeksi COVID-19.
Desain Subjek
Temuan Utama Referensi
penelitian Penelitian
Desain Pasien yang pasien memiliki usia rata-rata 47 (Guan et al,
Cross terinfeksi tahun, 0,9% dari pasien memiliki usia 2020)
sectional COVID-19*** <15 tahun, sekitar 41,9% adalah
perempuan. Sebanyak 43,8% pasien
mengeluhkan demam saat masuk
namun meningkat di 88,7% selama
rawat inap. Gejala selanjutnya yang
paling umum adalah batuk 67,8%,
mual atau muntah 5,0% dan diare
3,8% sangat jarang terjadi. Dari
seluruh pasien, 23,7% setidaknya
memiliki satu penyakit penyerta
seperti hipertensi dan penyakit paru
obstruktif kronis.8
Systemati Pasien yang Total 13 penelitian dengan 2893 (Lippi,
c review terinfeksi pasien yang terinfeksi COVID-19*** Wong and
dan COVID-19*** dilibatkan dalam analisis ini sebanyak Henry,
meta- 11 penelitian menjelaskan dan 2020)
analysis membandingkan prevalensi
hipertensi pada 2552 pasien yang
terinfeksi COVID-19*** berat
dengan yang tidak berat, 748 di
antaranya (29,3%) dikategorikan
dapat memperparah COVID-19***.
Sebanyak 2 penelitian yang
membandingkan prevalensi
hipertensi pada 219 pasien COVID-
19*** yang selamat (64,2%) dan 122
yang tidak selamat (35,8%). hasil
analisis kumpulan dari literatur saat
ini mengarahkan bahwa hipertensi
yang sudah ada dapat memperparah