Anda di halaman 1dari 16

Vol 1 No 2 Agustus 2020

E-ISSN :2722-0877

ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH KOMORBID HIPERTENSI TERHADAP


SEVERITAS PASIEN CORONAVIRUS DISEASE 2019

Arif Gunawan, Kartika Prahasanti, Muhamad Reza Utama, Muhammad


Perdana Airlangga
Program Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Abstrak: Latar belakang: Coronavirus disease 2019 (COVID-19) saat ini


merupakan salah satu masalah yang banyak diperbincangkan. Penyebaran virus ini
sangat cepat, bahkan hampir seluruh negara di dunia merasakan dampak dari virus
ini. Virus ini sangat berbahaya apabila menginfeksi orang yang memiliki faktor
resiko. Faktor resiko yang telah teridentifikasi untuk penyakit ini diantaranya; usia,
jenis kelamin, perokok aktif, imunitas yang lemah, dan beberapa komorbid seperti
hipertensi dan diabetes mellitus. Tujuan: Untuk menelaah pengaruh komorbid
hipertensi terhadap perburukan kondisi pasien terinfeksi COVID-19. Metode:
Artikel-artikel ilmiah terpublikasi tentang pengaruh komorbid hipertensi terhadap
pasien COVID-19 dicari menggunakan Google Scholar dan PubMed lalu di telaah
secara kritis. Hasil: Hipertensi dapat memperburuk kondisi pasien COVID-19
hingga 2,5 kali lipat. Penggunaan obat anti hipertensi dari golongan angiotensin
converting enzyme inhibitor (ACEI) dan angiotensin receptor blockers (ARBs)
sendiri belum terbukti dapat memperburuk kondisi pasien COVID-19.
Kesimpulan: COVID-19 adalah penyakit yang berbahaya dengan proses
penyebaran yang sangat cepat. Hipertensi merupakan komorbid yang sering
ditemukan pada pasien COVID-19 dan dapat memperburuk kondisi pasien COVID-
19.
Kata kunci : Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI), Angiotensin reseptor
blockers (ARBs), COVID 19, Hipertensi, severitas

JURNAL IMPLEMENTA HUSADA


Jurnal.umsu.ac.id/index.php/JIH 136
Vol 1 No 2 Agustus 2020
E-ISSN :2722-0877

PENDAHULUAN Hipertensi termasuk sebuah


penyakit yang menyebabkan tingkat
Munculnya virus baru yang
kematian tertinggi di dunia.
saat ini sangat meresahkan
Hipertensi juga dapat membunuh
masyarakat di berbagai belahan dunia
secara diam-diam dan dapat
memberikan dampak yang yang luar
mengakibatkan berbagai macam
biasa bagi kehidupan manusia,
komplikasi yang menyerang berbagai
terutama dalam bidang kesehatan.
organ, meliputi penyakit
World Health Organization (WHO)
kardiovaskular, hipertensi
menyebutnya dengan COVID-19
ensefalopati, penyakit hipertensi
(Coronavirus disease 2019). COVID-
serebrovaskular, dan hipertensi
19 adalah penyakit yang tidak boleh
retinopati.6 Angka kejadian hipertensi
disepelekan karena virus ini sangat
di seluruh dunia pada orang dewasa
berbahaya, penyebaran COVID-19
tinggi, contohnya Cina, dan
begitu cepat sehingga terdapat di
khususnya tinggi pada lansia. Di
setiap wilayah termaksud di
Cina, 23,2% dari jumlah orang
Indonesia. World Health
dewasa berusia >18 tahun
Organization (WHO) telah
kemungkinan memiliki hipertensi.
memastikan COVID-19 sebagai
Hipertensi dapat menjadi perantara
pandemi dan di Indonesia COVID-19
untuk faktor risiko kardiovaskular
sudah dipastikan menjadi bencana
misalnya, kerusakan organ target
nasional.1 Beberapa hasil penelitian
hipertensi, atau komplikasi
menunjukkan bahwa tingkat
kardiovaskular, diabetes, yang mana
kematian pada COVID-19 berbeda-
dapat menunjukkan peningkatan
beda, ada yang menyatakan 2,84%,
prevalensi seiring bertambahnya
penelitian lain menyatakan 15%, dan
usia.7 Terdapat beberapa penelitian
33%.2’3’4 Tingkat keparahan
yang menyatakan dari 1000 pasien
COVID-19 dipengaruhi oleh daya
juga terdapat faktor lain yang
tahan tubuh, usia, dan beberapa
mempengaruhi panyakit ini diantara
penyakit komorbid, diantaranya
adalah usai, jenis kelamin, perokok
adalah asma, diabetes militus, dan
5 aktif dan penyakit paru kronis.8
hipertensi.
JURNAL IMPLEMENTA HUSADA
Jurnal.umsu.ac.id/index.php/JIH 137
Vol 1 No 2 Agustus 2020
E-ISSN :2722-0877

Hipertensi adalah salah satu hipertensi Angiotensin mengkonversi


penyakit penyerta yang banyak di enzim inhibitor (ACEI) dan
temukan pada penderita COVID-19, Angiotensin reseptor blockers
sekitar 15% kasus hipertensi yang (ARBs) dalam mengontrol hipertensi,
terdapat pada pasien COVID-19.9 masih belum jelas apakah akan
Awalnya hipertensi dan tingkat rawat bermaanfaat atau malah memberikan
inap untuk COVID-19 dihubungkan dampak yang buruk, karena dari
karena dari data 20,982 pasien beberapa penelitian menjelaskna
COVID-19 dan data dari penyakit bahwa ACEI dan ARB dapat
penyerta, data hipertensi sekitar meningkatkan ACE2.7 Tujuan
12,6%. dari 406 pasien yang tinjauan pustaka ini untuk mengetahui
meninggal karena infeksi COVID-19, pengaruh komorbid hipertensi
proporsi total dari hipertensi adalah terhadap severitas pasien yang
39,7% untuk hipertensi yang terinfeksi COVID-19
dilaporkan sendiri. Pada 406 pasien
Metode Penulisan Tinjauan
yang meninggal dengan infeksi
Literatur
COVID-19, proporsi keseluruhan dari
hipertensi adalah 39,7%. Tetapi, 81% Penulisan ini menggunakan metode

pasien yang meninggal dunia berusia yang mengumpulkan dan

>60 tahun.7 menganalisis artikel-artikel penelitian


tentang pengaruh komorbid
Dari beberapa publikasi
hipertensi terhadap severitas pasien
menyatakan bahwa hipertensi
terinfeksi COVID-19. Artikel-artikel
memiliki hubungan dengan COVID-
ini didapatkan dengan melakukan
19, dimana hipertensi akan
pencarian menggunakan Google
memperparah infeksi COVID-19
Scholar, PubMed, dengan
bahkan bisa menjadi patogenesis
menggunakan kata kunci;
terjadinya infeksi COVID-19. Virus
Angiotensin converting enzyme
ini akan mengikat Angiotensin
inhibitor (ACEI), Angiotensin
converting enzyme 2 (ACE2) yang
reseptor blockers (ARBs), COVID-
ada di paru kemudian penetrasi ke
19, Epidemiologi, Hipertensi. Kriteria
dalam sel, penggunaan obat anti
JURNAL IMPLEMENTA HUSADA
Jurnal.umsu.ac.id/index.php/JIH 138
Vol 1 No 2 Agustus 2020
E-ISSN :2722-0877

artikel yang di tinjau adalah seluruh hipertensi bisa menjadi 1,5 miliar
artikel dari tahun 2014-2020 yang orang, diprediksi sekitar 9,4 juta
membahas tentang tentang hipertensi pasien hipertensi yanh meninggal di
dan COVID-19, dalam format full setiap tahun.12
text, dan membahas secara spesifik
Berdasarkan etiologinya
pengaruh komorbid hipertensi
hipertensi dibagi menjadi hipertensi
terhadap severitas pasien yang
primer dan sekunder, hipertensi
terinfeksi COVID-19
primer ini bersifat idiopatik dimana
PEMBAHASAN sejauh ini belum diketahui
penyebabnya. Hipertensi sekunder
Hipertensi merupakan
merupakan hipertensi yang sebabkan
kumpulan gejala kardiovaskuler yang
atau diakibatkan oleh beberapa
progresif dan dapat membunuh secara
penyakit, yang paling sering adalah
diam-diam yang ditandai dengan
penyakit ginjal dan gangguan
tekanan darah sistolik >140 mmHg
keseimbangan hormon lebih tepatnya
dan tekanan darah diastolik >90
hormon yang mengatur tekanan
mmHg yang diambil dari 2 kali
darah. Jadi hipertensi ini sudah
pengukuran dengan rentan waktu 5
10 diketahui pasti penyebabnya.13
menit dalam kondisi yang tenang .
Penyakit ini memiliki faktor risiko Patofisiologi Hipertensi
yang biasanya disepelekan oleh
Beberapa proses fisiologi ikut
masyarakat, yaitu kebiasaan
dalam pengaturan tekanan darah,
merokok, obesitas, stres dan
terjadinya gangguan proses ini
konsumsi garam yang berlebihan.11
menjadi faktor utama terjadinya
Menurut WHO informasi hipertensi
hipertensi. Patofisiologi terjadinya
di tahun 2015 terdapat 1,13 miliar
hipertensi dipengaruhi oleh faktor-
pasien di seluruh dunia yang
faktor yang meliputi faktor genetik,
terdiagnosis hipertensi. Pasien
usia, merokok, aktivasi sistem saraf
hipertensi setiap tahunnya mengalami
simpatik (sympathetic nervous
peningkatan, sehingga kemungkinan
system/SNS), konsumsi garam
di tahun 2025 peningkatan pasien
berlebih, gangguan vasokontriksi dan

JURNAL IMPLEMENTA HUSADA


Jurnal.umsu.ac.id/index.php/JIH 139
Vol 1 No 2 Agustus 2020
E-ISSN :2722-0877

vasodilatasi dan sistem sedangkan korteks adrenal


reninangiotensin-aldosteron.14 Pada mengeluarkan kortisol dan steroid,
saat jantung bekerja lebih berat dan yang akan memperkuat vasokontriksi
kontraksi otot jantung menjadi lebih pembuluh darah. Hal ini
kuat sehingga menghasilkan aliran menyebabkan aliran darah ke ginjal
darah yang besar melalui arteri. Arteri menurun, mengakibatkan pelepasan
akhirnya mengalami kehilangan renin. Kemudian renin merangsang
elastisitas sehingga mempengaruhi pembentukan angiotensin I yang
peningkatan tekanan darah. Proses selanjutnya akan menjadi angiotensin
yang mengawasi kontraksi dan II, semakin memperkuat
relaksasi pembuluh darah ada di pusat vasokontriksi, yang pada akhirnya
vasomotor pada medula di otak. Pusat merangsang pengeluaran aldosteron
vasomotor berawal dari saraf simpatis oleh korteks adrenal. Hormon
yang kemudian ke korda spinalis dan aldosteron inilah yang
keluar dari kolumna medula spinalis mengakibatkan terjadinya retensi
menuju ganglia simpatis dada dan natrium dan air oleh tubulus ginjal,
perut. Rangsangan pusat vasomotor sehingga terjadi peningkatan volume
disalurkan melalui impuls menuju ke intravaskuler.13
bawah menggunakan saraf simpatis
Untuk mendiagnosa pasien
ke ganglia simpatis. Disinilah neuron
hipertensi kita bisa menggunakan
preganglion akan mengeluarkan
beberapa cara yaitu kita lakukan
astilkolin yang kemudian merangsang
anamnesis untuk mengetahui gejala
serabut saraf paska ganglion menuju
yang dirasakan oleh pasien, setelah
pembuluh darah, terjadilah kontriksi
itu kita melakukan pemeriksaan fisik
pembuluh darah. Bertepatan dengan
yaitu pemeriksaan tekanan darah
ini sistem saraf simpatis merangsang
dengan menggunakan
kelenjar adrenal sehingga
sfigmomanometer. Dalam
menyebabkan tambahan aktivitas
pengukuran tekanan darah sebaiknya
vasokontriksi. Medula adrenal
pasien diposisikan berbaring
mengeluarkan epinefrin dan juga
terlentang, kedua kaki lurus dengan
mengakibatkan vasokontriksi,
posisi kedua tangan lurus berada
JURNAL IMPLEMENTA HUSADA
Jurnal.umsu.ac.id/index.php/JIH 140
Vol 1 No 2 Agustus 2020
E-ISSN :2722-0877

disamping badan dan sejajar dengan kematian 18.440 pasien. Pada tanggal
jantung. Pengukurang dilakukan 2 Maret 2020 hingga 25 Maret 2020
sebanyak 2 kali dengan jeda 1-2 di Indonesia terdapat 790 pasien yang
menit, lalu gunakan rata-rata ke-2 terinfeksi COVID-19 dari 24 Provinsi
pengukuran.15 diantaranya, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, Daerag Istimewa
COVID-19 merupakan jenis
Yogyakarta, Sumatera Selatan, Jawa
baru dari coronavirus yang awalnya
Timur, Jambi, Jawa tengah, ,
di temukan di Wuhan Tiongkok pada
Kalimantan Timur, Banten,
tanggal 31 Desember 2019.
Kalimantan Barat, Papua, Kalimantan
Munculnya COVID-19 ini
Selatan, Kepulauan Riau, Kalimantan
memberikan ancaman yangan sangat
Tengah, Nusa Tenggara Barat,
berbahaya bagi kehidupan manusia di
Maluku, Maluku Utara, Sulawesi
seluruh dunia, baik dari segi
Tenggara, Riau, Sulawesi Utara,
kesehatan maupun segi ekonomi.16
Lampung, Sulawesi Selatan, Bali,
Dimana virus ini merupakan
Sumatera Utara, Jawa Barat.17
Coronavirus tipe ketujuh yang
ditemukan oleh manusia. Secara Partikel coronavirus
genetik COVID-19 hampir bentuknya bulat, biasanya
menyerupai Severe acute respiratory pleimorfik.18 Virus ordo Nidovirales
syndrome (SARS) dan Middle East tidak bersegmen, mempunyai kapsul,
Respiratory Syndrome (MERS). genom RNA yang lebih panjang dan
COVID-19 ini juga ditemukan di virus positif RNA.19 Strukturnya
kelelawar yang diduga dapat membentuk seperti kubus dan
mempengaruhi timbulnya penyakit memiliki protein S atau spike protein
ini.1 yang biasanya berada di permukaan
virus. spike protein adalah suatu
Berdasarkan data dari
protein antigen utama virus yang
Kementrian Kesehatan Republik
berfungsi dalam pelekatan sehingga
Indonesia 25 Maret 2020, dari 192
membantu masuknya virus kedalam
negara jumlah keseluruhan kasus
sel host.18
terkonfirmasi 414.179, jumlah

JURNAL IMPLEMENTA HUSADA


Jurnal.umsu.ac.id/index.php/JIH 141
Vol 1 No 2 Agustus 2020
E-ISSN :2722-0877

Beberapa penelitian penderita infeksi pernapsan akut,


menyatakan, COVID-19 di tularkan rajin mencuci tangan dengan benar
melalui droplet , dan tidak dapat dan menggunakan sabun, terutama
menular lewat udara. Virus ini apabila tidak sengaja berinteraksi
memiliki masa inkubasi hingga 2-14 langsung dengan orang yang sakit,
hari.17 COVID-19 memiliki gejala menghindari kontak dengan hewan
yang berbeda-beda, keluhan yang liat atau peternakan, penderita
paling umum dirasakan demam penyakit pernapasan akut wajib
(>380C), sesak napas, batuk. Dan mengetahui tata cara batuk seperti
biasanya timbul gejala penyerta atur jarak pada saat batuk, ketika
seperti diare, mialgia.1 Untuk bersin atau batuk harus menutup dan
mencegah dan mengurangi menggunakan pakaian atau tisu sekali
penyebaran infeksi kita dapat pakai dan segara mungki mencuci
melakukan hal seperti mencuci tangan.5
tangan dengan benar menggunakan
Coronavirus adalah virus
air bersih yang mengalir dan,
yang berasal dari hewan yang
menerapkan etika batuk dan bersin,
kemudian menginfeksi manusia.
hindari kontak langsung dengan
Terdapat beberapa hewan yang dapat
orang yang memiliki gejala seperti
menjadi vektor yang membantu
17
batuk dan bersin. Faktor risiko dari
penularan virus ini, diantaranya
infeksi COVID-19 adalah hipertensi,
seperti kelelawar, unta dan musang.
jenis kelamin laki-laki, diabetes
kelelawar merupakan sumber utama
melitus, dan perokok aktif. Pada
untuk yang mendasari atau dikaitkan
pasien hipertensi, diabetes melitus,
dengan kejadian SARS dan MERS.
dan perokok, diduga terjadi
Akan tetapi pada kasus SARS, justru
peningkatan ekspresi reseptor
yang ditemukan terlebih dahulu
ACE2.20
adalah host intermediet (luwak)
Beberapa cara yang dapat bahkan di sangka luwak ini
dilakukan untuk menghindari risiko merupakan host alamiah. Dan
umum penularan infeksi yaitu akhirnya dipenelitian terbaru
menghindari kontak langsung dengan menemukan bahwa kelelawar tapal
JURNAL IMPLEMENTA HUSADA
Jurnal.umsu.ac.id/index.php/JIH 142
Vol 1 No 2 Agustus 2020
E-ISSN :2722-0877

kuda yang merupakan host alamiah juta orang terbukti positif dan sekitar
dari virus ini.1 penularan Coronavirus 100.000 pasien meninggal. Studi dari
secara umum dengan kontak Cina menganalisa 72.314 rekam
langsung, percikan batuk atau bersin medis, pasien yang terkonfirmasi
(droplet), rute oral dan feses.18 sekitar 44.672 (61,8%), 16.186
(22,4%) kasus suspek, dan 889
Pada COVID-19 sel target
(1,2%) kasus asimtomatik. Dari data
banyak ditemukan di saluran nafas
kasus yang terkonfirmasi sekitar
bawah. Paru-paru merupakan organ
12,8% memiliki penyakit
tubuh yang sangat berpengaruh
hipertensi.24 Beberapa penelitian
terhadap COVID-19.21 Pada paru-
menyatakan tingkat keparahan dan
paru terdapat sel alveolar tipe I dan
mortilitas COVID-19 dipengaruhi
tipe II, dimana pada sel alveolar tipe
oleh beberapa penyakit komorbid
II banyak terdapat enzim ACE2.
salah satunya ialah hipertensi, dimana
Virus ini bisa mengaktifkan sel inang
hipertensi yang sudah ada dapat
menggunakan enzim ACE2. Agar
memperparah 2,5 kali lipat COVID-
menyatu dengan ACE2 dan masuk ke
19. Tingkat keparahan COVID-19
sel inang, virus ini memiliki
juga dikaitkan dengan penggunaan
glikoprotein permukaan khusus atau
obat ACEI dan ARBs, karena
spike.22 Meningkatnya ACE2 di
penggunaan obat ini bisa saja
dalam jaringan berhubungan dengan
meregulasi reseptor ACE2.25 Hal ini
tingkat keparahan penyakit, sehingga
dapat dijelaskan pada beberapa studi
terjadi kerusakan pada sel-sel
yang telah dirangkum pada tabel 1.
alveolar, kerusakan sel-sel alveolar
Artikel ini sangat menarik
dapat memicu berbagai reaksi
karena membahas tentang virus baru
sistemik dan kematian bahkan
yaitu COVID-19 yang menjadi
mungkin dapat terjadi.23
masalah diberbagai belahan dunia
Diskusi yang kemudian dikaitkan dengan
Pada Maret 2020, sekitar 4296 orang hipertensi, dimana hipertensi
di seluruh dunia meninggal akibat merupakan salah satu penyakit
COVID-19 dan pada April 2020 1,6 penyebab kematian tertinggi di dunia,

JURNAL IMPLEMENTA HUSADA


Jurnal.umsu.ac.id/index.php/JIH 143
Vol 1 No 2 Agustus 2020
E-ISSN :2722-0877

hal ini dapat dijadikan sebagai hasil dan kesimpulan bisa saja
referensi untuk baru untuk peneliti berubah sesuai dengan perkembangan
selanjutnya, artikel ini menggunakan penelitian terbaru tentang COVID-19
tinjauan pustaka dari jurnal 10 tahun dimana COVID-19 merupakan
terakhir. Kelemahan dari artikel ini masalah baru dalam dunia kesehatan.

Tabel 1. Hasil Penelitian tentang pengaruh hipertensi dan penggunaan obat ACEI
dan ARB pada pasien yang terinfeksi COVID-19.

Desain Subjek
Temuan Utama Referensi
penelitian Penelitian
Desain Pasien yang pasien memiliki usia rata-rata 47 (Guan et al,
Cross terinfeksi tahun, 0,9% dari pasien memiliki usia 2020)
sectional COVID-19*** <15 tahun, sekitar 41,9% adalah
perempuan. Sebanyak 43,8% pasien
mengeluhkan demam saat masuk
namun meningkat di 88,7% selama
rawat inap. Gejala selanjutnya yang
paling umum adalah batuk 67,8%,
mual atau muntah 5,0% dan diare
3,8% sangat jarang terjadi. Dari
seluruh pasien, 23,7% setidaknya
memiliki satu penyakit penyerta
seperti hipertensi dan penyakit paru
obstruktif kronis.8
Systemati Pasien yang Total 13 penelitian dengan 2893 (Lippi,
c review terinfeksi pasien yang terinfeksi COVID-19*** Wong and
dan COVID-19*** dilibatkan dalam analisis ini sebanyak Henry,
meta- 11 penelitian menjelaskan dan 2020)
analysis membandingkan prevalensi
hipertensi pada 2552 pasien yang
terinfeksi COVID-19*** berat
dengan yang tidak berat, 748 di
antaranya (29,3%) dikategorikan
dapat memperparah COVID-19***.
Sebanyak 2 penelitian yang
membandingkan prevalensi
hipertensi pada 219 pasien COVID-
19*** yang selamat (64,2%) dan 122
yang tidak selamat (35,8%). hasil
analisis kumpulan dari literatur saat
ini mengarahkan bahwa hipertensi
yang sudah ada dapat memperparah

JURNAL IMPLEMENTA HUSADA


Jurnal.umsu.ac.id/index.php/JIH 144
Vol 1 No 2 Agustus 2020
E-ISSN :2722-0877

2,5 kali lipat COVID-19***, terutama


individu yang lebih tua.26
desain Pasien yang Sebanyak 201 pasien yang digunakan (Wu et al.,
kohort terinfeksi dalam penelitian ini, pasien memiliki 2020)
retrospek COVID-19*** usia rata-rata 51 tahun sekitar 128
tif (63,7%) laki-laki. Gejala awal yang
sering muncul pada penyakit COVID-
19*** adalah demam (93,5%), batuk
(81,1%), dyspnea (39,8%), dan
kelelahan atau mialgia (32,3%).
Sebanyak 191 pasien (95,0%)
memiliki Temuan infiltrat bilateral
pada pencitraan radiografi, sementara
10 pasien (5,0%) memiliki infiltrat
unilateral. Sekitar 66 pasien (32,8%)
memiliki komorbiditas, diantaranya
hipertensi (19,4%), diabetes (10,9%),
penyakit hati (3,5%), penyakit sistem
saraf (3,5%), penyakit paru-paru
kronis (2,5%), penyakit ginjal kronis
(1,0%), penyakit sistem endokrin
tidak termasuk diabetes (1,0%), dan
tumor (0,5%).27
Desain Studi ini Studi ini melibatkan 78 pasien yang (Liu et al.,
kohort melibatkan terinfeksi COVID-19***, terdiri dari 2020)
prospekti pasien yang 39 laki-laki dan 39 perempuan,
f terinfeksi diantara 78 pasien ini, terdapat 70
COVID-19*** pasien dengan tipe sedang (89,7%)
dan 8 pasien dengan tipe berat
(10,3%). Dua puluh pasien (25,6%)
memiliki penyakit komorbid, yang
paling sering ditemukan adalah
hipertensi.28
desain Pasien yang Penelitian ini diambil dari 8910 (Mehra et
kohort terinfeksi pasien yang telah di diagnosis al., 2020)
retrospek COVID-19*** COVID-19*** yang dirawat di rumah
tif sakit, usia >65 tahun, penyakit paru
obstruktif kronik, penyakit arteri
koroner, riwayat aritmia jantung,
jantung kongestif kegagalan, dan
merokok berkaitan dengan
peningkatan risiko kematian di rumah
sakit, untuk penggunaan obat ACEI*
mau pun ARBs** tidak memiliki
hubungan dengan peningkatan risiko
kematian di rumah sakit.29

JURNAL IMPLEMENTA HUSADA


Jurnal.umsu.ac.id/index.php/JIH 145
Vol 1 No 2 Agustus 2020
E-ISSN :2722-0877

desain Catatan Penelitian ini diambil dari data (Reynolds


kohort kesehatan catatan kesehatan elektronik 12.594 et al., 2020)
prospekti elektronik pasien di sistem Langone Health New
f 12.594 pasien di University University (NYU) yang
sistem Langone diuji untuk COVID-19*** antara 1
Health New Maret dan 15 April 2020. Sebanyak
University 5.894 pasien memiliki positif tes.
University Analisis ini menunjukan tidak ada
(NYU) hubungan penggunaan obat ACEI*
dan ARBs** dengan tingkat
keparahan COVID-19***. 30
Desain pasien dewasa Penelitian ini merupakan jenis (Zhang et
kohort dengan penyakit penelitian retrospektif yang al., 2020)
retrospek hipertensi yang melibatkan 1128 pasien dewasa
tif terdiagnosis dengan penyakit hipertensi yang
COVID-19*** terdiagnosis COVID-19***,
termasuk 188 pasien yang memakai
ACEI* dan ARBs** dengan rata-rata
usai 64 tahun, 53,2% pasien berjenis
kelamin laki-laki dan 940 pasien
tanpa menggunakan ACEI* dan
ARBs** dengan rata-rata usia 64
tahun, 53,5% berjenis kelamin laki-
laki, yang dirawat di 9 rumah sakit di
Provinsi Hubei, Cina dari 31
Desember 2019 hingga 20 Februari
2020. Hal ini disesuaikan dengan
usia, jenis kelamin, komorbiditas, dan
obat-obatan di rumah sakit, hasil
secara konsisten menunjukkan risiko
kematian COVID-19*** yang lebih
rendah pada pasien yang menerima
ACEI* dan ARBs** dibandingkan
mereka yang melakukannya tidak
menerima ACEI dan ARBs.31
Desain Pasien yang Studi kontrol pada pasien dengan (Mancia et
Case terinfeksi COVID-19*** yang dikonfirmasi di al., 2020)
control COVID-19*** wilayah Lombardy Italia,. Dalam
analisis ini, 6272 orang dengan
infeksi COVID-19*** yang telah
didiagnosis antara 21 Februari dan 11
Maret 2020, dibandingkan dengan
30.759 yang disesuaikan berdasarkan
usia, jenis kelamin, dan kota tempat
tinggal. Dari analisis ini tidak
menunjukan bahwa obat ACEI*

JURNAL IMPLEMENTA HUSADA


Jurnal.umsu.ac.id/index.php/JIH 146
Vol 1 No 2 Agustus 2020
E-ISSN :2722-0877

maupun ARBs* tidak mempengaruhi


infeksi COVID-19*** ataupun
memperparah COVID-19***.32

keterangan: dapat memperparah pasien COVID-


* : Angiotensin converting
19. Saran untuk peneliti selanjutnya
enzyme inhibitor
**
: Angiotensin reseptor perlu dilakukan penelitian-penelitian
blockers kohort/eksperimental lain untuk
***
: Coronavirus disease 2019
membuktikan terkait hubungan dan
pengaruh hipertensi dengan berbagai
KESIMPULAN
latar belakang terapi terhadap
Dari hasil telaah ini dapat severitas COVID-19 yang merupakan
disimpulkan bahwa COVID-19 masalah baru bagi dunia kesehatan.
adalah penyakit yang berbahaya
DAFTAR PUSTAKA
dengan proses penyebaran yang
1. Burhan E, Isbaniah F, Susanto
sangat cepat. COVID-19 memiliki
AD, Et Al. Pneumonia
faktor risiko diantaranya adalah daya
Covid_19 Diagnosis &
tahan tubuh yang rendah, usia,
Penatalaksanaan Di
merokok, dan penyakit komorbid
Indonesia. Vol 55.; 2020.
seperti hipertensi. Hipertensi adalah
doi:10.1331/JAPhA.2015.140
penyakit yang umum ditemukan pada
93
pasien COVID-19 bahkan hipertensi
2. Wang Y, Wang Y, Chen Y,
dapat memperparah pasien yang
Qin Q. Unique
terinfeksi COVID-19. Penggunaan
epidemiological and clinical
obat anti hipetensi seperti golongan
features of the emerging 2019
obat ACE inhibitor dan ABR sering
novel coronavirus pneumonia
dikaitkan dapat memperparah
(COVID-19) implicate
COVID-19, namun sampai saat ini
special control measures. J
obat ACE inhibitor dan ARB tetap
Med Virol. 2020;92(6):568-
direkomendasikan untuk pasien
576. doi:10.1002/jmv.25748
hipertensi sebab belum ditemukannya
3. Wu P, Hao X, Lau EHY, et al.
bukti yang jelas bahwa obat-obat ini
Real-time tentative
JURNAL IMPLEMENTA HUSADA
Jurnal.umsu.ac.id/index.php/JIH 147
Vol 1 No 2 Agustus 2020
E-ISSN :2722-0877

assessment of the the renin-angiotensin system,


epidemiological and` the risk of lower
characteristics of novel respiratory tract infections
coronavirus infections in and lung injury: implications
Wuhan, China, as at 22 for COVID-19. Cardiovasc
January 2020. Res. 2020:1-
Eurosurveillance. 12.doi:10.1093/cvr/cvaa097
2020;25(3):1-6. 8. Guan W, Ni Z, Hu Y, et al.
doi:10.2807/1560- Clinical characteristics of
7917.ES.2020.25.3.2000044 coronavirus disease 2019 in
4. Wang W, Tang J, Wei F. China. N Engl J Med.
Updated understanding of the 2020;382(18):1708-1720.
outbreak of 2019 novel doi:10.1056/NEJMoa200203
coronavirus (2019-nCoV) in 2
Wuhan, China. J Med Virol. 9. Chang T, Wu J, Chang L.
2020;92(4):441-447. Since January 2020 Elsevier
doi:10.1002/jmv.25689 has created a COVID-19
5. Kemenkes RI simposium resource centre with free
papdi. Kesiapan Kemenkes information in English and
Dalam Menghadapi Outbreak Mandarin on the novel
Novel Coronavirus ( 2019- coronavirus COVID- research
ncov ). 2020. that is available on the
https://www.papdi.or.id/pdfs/ COVID-19 resource centre -
817/dr Siti Nadia - Kemenkes including this ScienceDirect
RI.pd. Clinical characteris. J Formos
6. Sylvestris A. Hipertensi Dan Med Assoc. 2020;(January).
Retinopati Hipertensi. 10. Antonia Anna Lukito, Eka
Saintika Med. 2017;10(1):1. Harmeiwaty NMH. hipertensi
doi:10.22219/sm.v10i1.4142 event_Update_konsensus_20
7. Kreutz R, Algharably EAEH, 19123191. 2019:118.
Azizi M, et al. Hypertension, http://www.inash.or.id/upload

JURNAL IMPLEMENTA HUSADA


Jurnal.umsu.ac.id/index.php/JIH 148
Vol 1 No 2 Agustus 2020
E-ISSN :2722-0877

/event/event_Update_konsens Management of Hypertension


us_2019123191.pdf. in the Community A
11. Untario E. Hubungan Statement by the American
Merokok Dengan Kejadian Society of Hypertension and
Hipertensi pada Wanita the International Society of
Lansia. Keperawatan. Hypertension. 2014;16(1).
2017;11(11):40-47. doi:10.1111/jch.12237
12. Kementerian Kesehatan, 16. Li G, Hu R, Gu X. A close-up
Indonesia R. Hipertensi on COVID-19 and
Penyakit Paling Banyak cardiovascular diseases. Nutr
Diidap Masyarakat. Metab Cardiovasc Dis. 2020.
Kementeri Kesehat RI Sekr r doi:10.1016/j.numecd.2020.0
Jenderal Rencana Strateg 4.001
Kementeri Kesehat Tahun 17. Kemenkes RI. Pedoman
Rencana Strateg Kementeri Pencegahan dan Pengendalian
Kesehat Tahun. 2019:248. Coronavirus Disease
doi:351.077 Ind r (COVID-19). Germas.
13. Dafriani P. Pendekatan Herbal 2020:0-115.
Dalam Mengatasi Hipertensi. 18. Ke H. According to Hubei
CVBerkah Prima: Padang. Science and Technology
2019:1-33. Press. 2019.
14. Rampengan SH. Hipertensi http://fpmpam.org/files/Hand
Resisten Resistant book_2019nCoV.pdf.
Hypertension. J Kedokt Yars. 19. Fehr AR, Perlman S. Chapter
2015;23(2):114-127. 1 Coronaviruses : An
https://media.neliti.com/medi Overview of Their
a/publications/104793-ID- Replication and Pathogenesis.
hipertensi-resisten.pdf. 2015;1282(1).
15. Weber MA, Schiffrin EL, doi:10.1007/978-1-4939-
White WB, et al. Clinical 2438-7
Practice Guidelines for the 20. Susilo A, Rumende CM,

JURNAL IMPLEMENTA HUSADA


Jurnal.umsu.ac.id/index.php/JIH 149
Vol 1 No 2 Agustus 2020
E-ISSN :2722-0877

Pitoyo CW, et al. Coronavirus 2020;92(6):548-551.


Disease 2019 : Tinjauan doi:10.1002/jmv.25722
Literatur Terkini Coronavirus 24. Firdaus I, Sukmawan R,
Disease 2019 : Review of Santoso A, Juzar DA.
Current Literatures. J PANDUAN Diagnosis Dan
Penyakit Dalam Indones. Tatalaksana Penyakit
2020;7(1):45-67. Kardiovaskular Pada Pandemi
21. Tim Kerja Kementerian Covid-19. 2020;3(2):54-67.
Dalam Negeri. Pedoman http://repositorio.unan.edu.ni/
Umum Menghadapi Pandemi 2986/1/5624.pdf.
Covid-19 Bagi Pemerintah 25. Tignanelli CJ, Ingraham NE,
Daerah : Pencegahan, Sparks MA, et al.
Pengendalian, Diagnosis dan Antihypertensive drugs and
Manajemen. J Chem Inf risk of COVID-19? Lancet
Model. 2013;53(9):1689- Respir Med. 2020;8(5):e30-
1699. e31. doi:10.1016/S2213-
doi:10.1017/CBO978110741 2600(20)30153-3
5324.004 26. Lippi G, Wong J, Henry BM.
22. Letko M, Marzi A, Munster Hypertension in patients with
V. Functional assessment of coronavirus disease 2019
cell entry and receptor usage (COVID-19): A pooled
for SARS-CoV-2 and other analysis. Polish Arch Intern
lineage B betacoronaviruses. Med. 2020;130(4):304-309.
Nat Microbiol. doi:10.20452/pamw.15272
2020;5(4):562-569. 27. Wu C, Chen X, Cai Y, et al.
doi:10.1038/s41564-020- Risk Factors Associated with
0688-y Acute Respiratory Distress
23. Sun P, Lu X, Xu C, Sun W, Syndrome and Death in
Pan B. Understanding of Patients with Coronavirus
COVID-19 based on current Disease 2019 Pneumonia in
evidence. J Med Virol. Wuhan, China. JAMA Intern

JURNAL IMPLEMENTA HUSADA


Jurnal.umsu.ac.id/index.php/JIH 150
Vol 1 No 2 Agustus 2020
E-ISSN :2722-0877

Med. 2020;180(7):934-943. System Inhibitors and Risk of


doi:10.1001/jamainternmed.2 Covid-19. N Engl J Med.
020.0994 2020:1-8.
28. Liu W, Tao ZW, Wang L, et doi:10.1056/nejmoa2008975
al. Analysis of factors 31. Zhang P, Zhu L, Cai J, et al.
associated with disease Association of Inpatient Use
outcomes in hospitalized of Angiotensin-Converting
patients with 2019 novel Enzyme Inhibitors and
coronavirus disease. Chin Angiotensin II Receptor
Med J (Engl). Blockers with Mortality
2020;133(9):1032-1038. among Patients with
doi:10.1097/CM9.000000000 Hypertension Hospitalized
0000775 with COVID-19. Circ Res.
29. Mehra MR, Desai SS, Kuy S, 2020:1671-1681.
Henry TD, Patel AN. doi:10.1161/CIRCRESAHA.
Cardiovascular Disease, Drug 120.317134
Therapy, and Mortality in 32. Mancia G, Rea F, Ludergnani
Covid-19. N Engl J Med. M, Apolone G, Corrao G.
2020:1-8. Renin–Angiotensin–
doi:10.1056/nejmoa2007621 Aldosterone System Blockers
30. Reynolds HR, Adhikari S, and the Risk of Covid-19. N
Pulgarin C, et al. Renin– Engl J Med. 2020:1-10.
Angiotensin–Aldosterone doi:10.1056/nejmoa2006923

JURNAL IMPLEMENTA HUSADA


Jurnal.umsu.ac.id/index.php/JIH 151

Anda mungkin juga menyukai